Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

- Hotma Rosari Mariana Hasugian (042021008)

- Afris Tamala Ambarita (042021001)

- Enri Rilesty Sitanggang (042021003)

- Rosdiyanti Sinaga (042021012)

STIKes SANTA ELISABETH


MEDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan segmen manusia

dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.

Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktik

keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang

kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objek klien/pasien.

Keunikan hubungan antara perawat dan pasien harus dipelihara.

Dalam dunia keperawatan masyarakat secara umum masih memandang

profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau pekerja social yang

sifatnya membantu orang sakit atas intruksi-intruksi dokter bahkan dikalangan

praktisi perawat pun terkadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh

terhadap profesi nya sendiri.

Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu

masyarakat secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan

menyelesaikan dalam berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan

seperti aspek pendidikan dan pelayanan perawatan, praktik keshatan dan

organisasi profesi.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan falsafah keperawatan?

2. Apa yang dimaksud dengan paradigma keperawatan?

3. Bagaimana perkembangan paradigma keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui peran falsafah keperawatan

2. Untuk mengetahui pengertian falsafah keperawatan

3. Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan

4. Untuk mengetahui perkembangan paradigma keperawatan

1.4 Manfaat

Untuk pengetahuan dan wawasan tentang falsafah dan paradigma

keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Falsafah Keperawatan

Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dan keperawatan

sebagai kerangka dasar pelaksanaan perawat yang baik kepada orang sehat dan

sakit. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan

esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Falsafah ini memiliki empat komponen dasar manusia yaitu manusia,

lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan

mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Keperawatan menganut

pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-

spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam

arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada

klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan

bersifat universal dalam arti tidak membedakan ras, jenis kelamin, usia, warna

kulit, etik, agama, aliran politik dan status sosial ekonomi. Keperawatan falsafah

adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari

realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan

pada alasan logis daripada metoda empiris.

Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy


memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan

empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan

“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai

pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa :

1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang

digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi

2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar

memenuhi hukum aksireaksi

3. Memiliki holim intrinsic

4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami

kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity

Berarti kebenaran yang bermaksud mengungkap keyakinan Roy

bahwa ada hal benar absolut. Iamendefinisikan veritivity sebagai “prinsip

alamiah manusia yang mempertegastujuan umum keberadaan manusia”.

Empat falsafah berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut :

a. Tujuan eksistensi manusia

b. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia

c. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum

d. Nilai dan arti kehidupan

Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap

klien sebagai partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien

dalam pemberian asuhan keperawatan.


2.2 Paradigma Keperawatan

Masterman (1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan

fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.

Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang

memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat

memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikir, memberi

makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau

fenomena kehidupan manusia. Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997,

adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan,

memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena

yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan

berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan

yang bersifat professional.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai

saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang

diantaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan

lingkungan.

Sebagai disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk

mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi

kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang. Komponen

Paradigma Keperawatan :

1. Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu

fokus dari pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien

dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok

dan masyarakat dalam suatu sistem tersebut dapat meliputi :

a. Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi

oleh lingkungan baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual

sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi

khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.

b. Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang

ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku

adaptif dan maladaftif.

c. Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memeiliki

persepsi, pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.

2. Konsep Keperawatan

Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat

profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat

ditunjukkan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang

sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memamng bahwa bentuk

pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk

pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak

mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.

3. Konsep Sehat Sakit


Rentang sehat Rentang sakit

▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪

Sejahtera … sehat …sehat … setengah … sakit … sakit

… mati Sekali normal

sakit kronis

Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperawatan

dalam konsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelaynan

keperawatan yang akan diberikan selama rentan sehat dan sakit, akan

melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut,

apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit akut atau sakit kronis,

sehingga akan diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan

diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status

kesehatannya. Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status

kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu.

Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan

praktek keperawatan dengan jelas.

4. Konsep Lingkungan

Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah

memandang bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan

spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama


pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau

pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan

dapat tercapai.

2.3 Rentang Sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan

sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga

meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual. Adapun faktor pengaruh stasus

kesehatan, antara lain:

1. Perkembangan

Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang

mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan

oleh faktor usia.

2. Sosial dan Kultural

Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status

kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau

keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku

kesehatan.

3. Pengalaman Masa Lalu

Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat

diketahiu jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau

pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam

status kesehatan selanjutya


4. Harapan seseorang tentang dirinya

Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam

meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal.

5. Keturunan

Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan

seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki

melalui faktor genetik.

6. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik

7. Pelayanan

Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan

yang dapat mempengaruhi status kesehatan.

2.4 Rentang Sakit

Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis

dan kematian. Tahapan proses sakit yaitu sebagai berikut :

1. Tahap gejala

Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan

ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena

timbulnya suatu gejala.

2. Tahap asumsi terhadap sakit


Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap

sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan

atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.

3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan

Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan

kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.

4. Tahap penyembuhan

Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya

kemampuan untuk beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses

belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan

seperti sebelum sakit.

2.5 Komponen dan Perkembangan Paradigma Keperawatan

Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap

berpedoman pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara

pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas

teori-teori yang ada. Dalam perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat

dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Di bawah ini adalah

pandangan dari berbagai ahli tentang perkembangan paradigma keperawatan

diantaranya :

1. Jhonson, memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri

dari dua sistem mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan
fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya adalah

membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku

ketika ia sakit, sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti

adanya respon adaptasi baik fisisk, mental, emosi maupun sosial

terhadap stimulasi internal dan eksternal untuk mempertahankan

keseimbangan dan kenyamanan

2. King, memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial,

rasional, perasa, pengontrol, bertujuan, beraksi dan berorientasi pada

waktu.

3. Leininger, memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan

dalam mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan

orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup.

4. Levine, memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan

lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.

5. Newman, memandang manusia sebagai total person seperti sistem

klien yang terdiri dari biopsikososial, kultur dan selalu berkembang.

6. Orem, memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik,

psikologis, interpesonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan

perawatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.

7. Roger, memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus

terjadi pertukaran energi dengan lingkungannya.

8. Roy, memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang

merupakan dasar bagi kehidupan yang baik.


9. Watson, manusia membutuhkan proses kepedulian dalam

mempertahankan kesehatan atau meninggal dengan damai dan

merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual untuk

kesembuhan diri sendiri.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang peling mendasar mengenai

keperawatan sebagai suatu proses, cara, perbuatan merawat membela orang sakit yang

sesuai dengan sifat sains dan akan dikembangkan dengan dasar hasil dari perawatan itu

sendiri. Pelayanan perawatan yang profesional harus dilandasi oleh sains keperawatan

yang mengacu pada empat komponen dasar yaitu menusia, perawat, kesehatan dan

lingkungan.

3.2 Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan

tentang falsafah dan paradigma keperawatan dan makalah kami ini, dapat dijadikan

referensi bagi penulis selanjutnya. Diharapkan para pembaca bisa memberikan kami

kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan makalah-

makalah kami selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai