Anda di halaman 1dari 19

KONSEP KERJA TIM, KOLABORASI,

NEGOSIASI DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN

Hermani Triredjeki.S.Kep.Ns.M.Kes
Definisi konsep kerja tim.
• Definisi konsep kerja tim.
• 1. Definisi
Tim ialah kelompok dengan keterampilan
yang saling melengkapi dan berkomitmen
untuk mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efisien (Hunsaker,2001).
Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan
efisien.
• Manfaat Kerja Tim
a. Kerja tim dapat memberikan manfaat,
antara lain:Pekerjaan menjadi lebih
ringan karena dilakukan bersama
b.Dapat menimbulkan semangat
kebersamaan.
c. Lebih efektif dan efisien dibandingkan
dikerjakan sendiri
d. Kinerja organisasi lebih meningkat.
Tahapan Pembentukan Tim
a) Forming: kesadaran akan komitmen bersama untuk
membentuk tim dan penerimaan menjadi anggota tim.
b) Stoming : Muncul badai berupa konflik tentang klarifikasi
dan kepemilikan.
c) Norming : Ada usaha untuk bekerja sama berupa
keterlibatan dan dukungan membuat dan mematuhi
norma-norma baru.
d) Performing: Meningkatkan produktivitas kerja berupa
target pencapaian kinerja dan rasa bangga.
e) Andjouring: Berpisah memberikan pengakuan dan
kepuasan(Hunsaker, 2001)
Karakteristik Kerja Tim Efektif
a. Misi tim jelas
b. Suasana informal
c. Banyak berdiskusi
d. Banyak mendengar (Pendengar yang aktif)
e. Kepercayaan dan keterbukaan
f. Menerima perbedaan pendapat (saling menghargai)
g. Kritis terhadap isu-isu tim , dan tidak bersifat pribadi
h. Konsensus
i. Kepemimpinan efektif
j. Jelas dalam penilaian
k. Mengabungkan nilai dan norma
l. Komitmen (Manning & Curtis, 2003).
Cara kerja secara tim :
1. FOKUS
2. DEFINISIKAN PERAN
3. TETAPKAN TUJUAN
4. BAGIKAN INFORMASI
5. KEPERCAYAAN
6. DENGARKAN
7. BERSABAR
8. DUKUNGAN
9. TUNJUKKAN ANTUSIASME
10. HAVE FUN
11. DELEGASI
12. BERIKAN PENGHARGAAN
• Kolaborasi adalah suatu inisiasi atau
kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat
hubungan antar pekerja yang memiliki
profesi berbeda yang saling bekerja sama
dalam kemitraan yang ditandai dengan
adanya tujuan yang hendak dicapai
bersama; pengakuan dan penghormatan
terhadap kekuatan dan perbedaan masing-
masing; adil dan efektif dalam pengambilan
keputusan; terjalinnya komunikasi yang
jelas dan teratur. Berdasarkan kamus
Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah
bekerja bersama khususnya dalam usaha
penggabungan pemikiran.
• Kolaborasi tim kesehatan adalah hubungan kerja
yang memiliki tanggung jawab bersama dengan
penyedia layanan kesehatan lain dalam pemberian
(penyediaan) asuhan pasien (ANA, 1992 dalam
Kozier, Fundamental Keperawatan). Kolaborasi
kesehatan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk
memperkuat hubungan diantara profesi kesehatan
yang berbeda. Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari
berbagai profesi kesehatan seperti dokter, perawat,
psikiater, ahli gizi, farmasi, pendidik di bidang
kesehatan, dan pekerja sosial.
• Tujuan utama dari kolaborasi tim kesehatan adalah
memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim
kesehatan yang tepat, di waktu yang tepat, serta di
tempat yang tepat.
• Model-model/ Jenis Kolaborasi Tim Kesehatan
• Berikut merupakan bentuk/jenis kolaborasi tim kesehatan,
diantaranya:
1. Fully Integrated Major
Bentuk kolaborasi yang setiap bagian dari tim memiliki tanggung jawab
dan kontribusi yang sama untuk tujuan yang sama.
2. Partially Integrated Major
Bentuk kolaborasi yang setiap anggota dari tim memiliki tanggung jawab
yang berbeda tetapi tetap memiliki tujuan bersama
3. Joint Program Office
Bentuk kolaborasi yang tidak memiliki tujuan bersama tetapi memiliki
hubungan pekerjaan yang menguntungkan bila dikerjakan bersama.
4. Joint Partnership with Affiliated Programming
Kerja sama untuk memberikan jasa dan umumnya tidak mencari
keuntungan antara satu dan lainnya.
5. Joint Partnership for Issue Advocacy
Bentuk kolaborasi yang memiliki misi jangka panjang tapi dengan tujuan
jangka pendek, namun tidak harus membentuk tim yang baru.
Prinsip-prinsip Kolaborasi Tim Kesehatan
1. Patient-centered Care
Prinsip ini lebih mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan pasien. Pasien dan keluarga merupakan
pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya.
2. Recognition of patient-physician relationship
Kepercayaan dan berperilaku sesuai dengan kode etik
dan menghargai satu sama lain.
3. Physician as the clinical leader
Pemimpin yang baik dalam pengambilan keputusan
terutama dalam kasus yang bersifat darurat.
4. Mutual respect and trust
Saling percaya dengan memahami pembagian tugas
dan kompetensinya masing-masing.
Kolaborasi penting bagi terlaksananya
patient safety, seperti:
1. Pelayanan Kesehatan Tidak Mungkin
Dilakukan oleh 1 Tenaga Medis
2. Meningkatnya Kesadaran Pasien akan
Kesehatan
3. Dapat Mengevaluasi Kesalahan yang
Pernah Dilakukan agar Tidak Terulang
4. Dapat Meminimalisir Kesalahan
5. Pasien akan Dapat Berdiskusi dan
Berkomunikasi dengan Baik untuk Dapat
Menyampaikan Keinginannya
Manfaat dari kolaborasi tim kesehatan, yaitu
1. Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang berbeda dapat
terintegrasikan sehingga terbentuk tim yang fungsional
2. Kualitas pelayanan kesehatan & jumlah penawaran pely meningkat
sehingga masyarakat mudah menjangkau pely kesehatan
3. Bagi tim medis dapat saling berbagi pengetahuan dari profesi
kesehatan lainnya dan menciptakan kerjasama tim yang kompak
4. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
manggabungkan keahlian unik profesional
5. Memaksimalkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi sumber daya
6. Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas& kepuasan kerja
7. Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan
8. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan
9. Memberikan kejelasan peran dlmm berinteraksi antar tenaga
kesehatan profesional shg dapat saling menghormati & bekerja sama
10. tim kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
Cara Membangun dan Mempertahankan
Kolaborasi Tim Kesehatan yang Efektif
1. Pastikan semua anggota tim dapat bertemu secara
berkala untuk mendiskusikan agenda kedepan.
2. Pastikan semua tim kesehatan terlibat dalam
setiap rencana.
3.Saling mengenal antar anggota tim agar dapat
berkontribusi dengan baik.
4.Komunikasi harus terjalin dengan baik dan rutin
dilakukan.
5. Saling percaya, mendukung, dan menghormati.
6. Melakukan evaluasi secara berkala untuk
memperbaiki keadaan dimasa yang akan datang.
7. Menghargai setiap pendapat dan kontribusi semua
anggota tim.
• Pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara berbagai tersedianya alternatif.
• Proses mempengaruhi dan pengambilan
keputusan adalah proses-proses managerial
karena secara nyata dilaksanakan oleh para
manajer. Proses-proses ini juga merupakan
proses-proses organisasional karena lebih
penting dari pada manajer individual dalam
pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan
organisasi.
• Ketiga proses organisasi dan manejemen ini
merupakan bagian vital sistem organisasi formal
dan mempunyai implikasi-implikasi sangat
penting terhadap perilaku organisasional
Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan
keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah
utama, yaitu:
Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai kondisi lingkungan
yang diperlukan bagi keputusan.

Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut pembuatan pengembangan
dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang
mungkin dilakukan.

Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari
alternative yang tersedia.
• Konsep konsep pengambilan keputusan
menurut ELBING:
· Identifikasi dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan analisis data yang
relevan
• Pengembangan & evaluasi alternantif
• Pemilihan alternatif terbaik
• Implementasi keputusan & evaluasi
terhadap hasil –hasil
• menurut Scott dan Mitchell, Proses
pengambilan keputusan meliputi:
Proses pencarian/penemuan tujuan
Formulasi tujuan
Pemilihan Alternatif
Mengevaluasi hasil-hasil
• Tipe –Tipe Keputusan Manajemen :
•Keputusan-keputusan perseorangan dan
strategi
•Kepusan-keputusan pribadi & strategi
•Keputusan-keputusan dasar & rutin
Model-model Pengambilan Keputusan :
•Relationalitas Keputusan
•Model-model perilaku pengambilan
keputusan
• Dalam proses pengambilan keputusan
ada beberapa metode yang sering di
gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
(Authority Rule Without Discussion)
2. Pendapat Ahli (expert opinion)
3. Kewenangan Setelah Diskusi
(authority rule after discussion)
4. Kesepakatan (consensus)

Anda mungkin juga menyukai