TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010) dengue fever adalah suatu penyakit ya
ng disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melal
ui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Dengue fever menurut Nelwan (2012) adalah
penyakit infeksi virus dengan vector Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti.
dengue fever merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
2. Etiologi
Menurut Nugroho dan Scorviani (2010) penyebab dengue fever adalah inf
eksi oleh virus dengue dari beberapa jenis virus yang masuk ke dalam darah m
elalui gigitan oleh nyamuk aedes yang menggigit pada siang hari. Sedangkan
menurut Pudjiadi (2010) penyebab penyakit dengue fever adalah virus dengue.
Di Indonesia virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe
virus dengue yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. DEN-3 merupakan
serotipe dominan dan banyak berhubungan kasus berat, diikuti serotipe DEN-2.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Suriadi dan Yuliani (2010) manifestasi klinis yang terjadi pada
dengue fever:
c. Sakit kepala, sakit di daerah sekitar mata, sakit pada tulang belakang, sakit
hematoma.
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).
4. Patofisiologi
gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang
pegal- pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit
(petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
endergonik dan memerlukan energi yang banyak dalam sel, sehingga difusi
NA+ dan K+). Kejang akan muncul karena difusi natrium dan kalium, dari
kejang tersebut risiko cidera pada anak akan muncul dan suplai darah ke otak
akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Apabila
5. Pathway
MK. Hipertermia
Anti Histamin dilepaskan Perdarahan
Asidosis Metabolik
Kejang
Gambar 2.1 Pathway Dengue Fever Dikembangkan dari Suriadi (2010), Nuarif (2015),
Sodikin(2012 )).
6. Komponen Darah
a. Sel Darah Merah (eritrosit) : yaitu sel darah yang berbentuk seperti cakram
kecil bikonkaf, cekung kedua sisinya, sehingga terlihat seperti dua bulan
sabit jika dilihat dari samping. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat
5.000.000 sel darah, sel darah merah ini terbentuk dari sumsum tulang dan
setiap sel darah merah yang matang mengandung 200-300 juta hemoglobin
merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15.5g/dl dan pada wanita
c. Sel Darah Putih (leukosit) : Pada keadaan normal jumlah sel darah putih
atau leukosit 5000-10.000 sel per mm3, sedangkan leukosit sendiri terdiri
yaitu dalam sel darah putih terdapat granula, granula ini mampu mengikat
terang, basofil berwarna biru dan netrofil berwarna ungu pucat. Sedangkan
pada agranulosit yaitu bagian sel darah putih dimana mempunyai inti sel
satu lobus dan sitoplasma tidak granula (Tarwoto dkk, 2009 dan Evelyn,
2011).
d. Trombosit : yaitu sel yang tak berinti, yang berbentuk seperti cakram dan
dengan diameter 2-5um, yang berasal dari pertunasan sel raksasa berinti
banyak mengakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Pada keadaan
masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau 8 hari. Peranan trombosit ini
sangat penting dalam proses penggumpalan darah (Tarwoto dkk, 2009 dan
Evelyn, 2011).
7. Pemeriksaan Penunjang
kurang).
inhibition test).
8. Penatalaksanaan
a. Minum banyak 1,5-2 liter/24jam dengan air teh, gula, atau susu.
ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
yang bisa diukur dengan berat (gram, kilogram), ukuran panjang dalam cm dan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat
berbagai segi dan saling keterkaitan, dan terjadi perubahan pada individu semasa
(Ridha, 2014):
1. Faktor herediter
dimodifikasi, ini merupakan modal dasar untuk mendapatkan hasil akhir dari
proses tumbang anak. Misalnya, anak keturunan eropa akan lenih tinggi dan
lebih besar jika dibandingkan dengan keturunan Asia termasuk Indonesia,
2. Faktor lingkungan
a. Lingkungan internal
Hal yang mempengaruhi diantaranya adalah hormon dan emosi, ada tiga
sekunder wanita dan produksi sel telur, kekurangan hormon ini akan
b. Lingkungan eksternal
Berikut ini tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menurut (Ridha, 2014 )
Tabel 2.1(Lanjutan)
Umur Fisik Motorik Sensoris Sosialisasi
Umur 4- Berat badan Jika didudukan Sudah bisa Senang jika
5 bulan menjadi dua kali kepala sudah bisa mengenal berinteraksi
dari berat badan seimbang dan orang-orang dengan orang
lahir ngeces punggung sudah yang sering lain walaupun
karena tidak mulai kuat, bila berada belum pernah
adanya ditengkurapkan didekatnya, dilihatnya.dike
koordinasi sudah bisa mulai akomodasi mata nalnya , sudah
menelan saliva miring dan kepala positif bisa
sudah bisa tegak mengeluarkan
lurus, reflek suara pertanda
primitif sudah tidak senang
mulai hilang, bila
berusaha meraih mainan/benda
benda sekitar miliknya
ditanganya diambil orang
lain.
Umur 6- Berat badan Bayi sudah bisa - Sudah dapat
7 bulan meningkat 90- membalikkan badan membedakan
150 gram/ sendiri, orang yang
minggu, tinggi memindahkan dikenalnya
badan anggota badan dari dengan yang
meningkat 1,25 tangan yang satu ke tidak
cm/bulan, tangan yang lainya, dikenalnya,
mengambil mainan jika bersama
dengan tanganya, dengan orang
senang yang belum
memasukkan kaki dikenalnya
ke mulut, sudah bayi akan
mulai bisa merasa cemas,
memasukkan sudah dapat
makanan ke mulut menyebut atau
sendiri mengeluarkan
suara
em..em..em
Tabel 2.1(Lanjutan)
Umur Fisik Motorik Sensoris Sosialisasi
Umur 8- Sudah bisa - Bayi tertarik Bayi
9 duduk dengan dengan benda mengalami
sendirinya, benda kecil stranger
Bulan koordinasi yang ada anxiety/meras
tangan ke mulut disekitarnya a cemas
sangat sering, terhadap hal-
bayi mulai hal yang
tengkurap belum
sendiri dan dikenalnya
mulai belajar atau orang
untuk asing
merangkak,
sudah bisa
mengambil
benda dengan
menggunakan
jari-jari
Umur Berat badan 3 Sudah mulai belajar Visual acuty 20- Emosi psotif,
10-12 kali berat badan berdiri tetapi tidak 50 positif sudah cemburu,
bulan waktu lahir, gigi bertahan lama, dapat marah, lebih
bagian atas dan belajar berjalan membedakan senang pad
bawah sudah dengan bantuan, bentuk alingkungan
tumbuh sudah bisa berdiri yang sudah
dan duduk sendiri, diketahuinya,
mulai belajar akan merasa takut
dengan pada situasi
menggunakan asing, mulai
tangan, sudah bisa mengerti akan
bermain cilukba perintah
mulai senang sederhana,
mencoret coret sudah
kertas mengertu
namanya
sendiri, sudah
bisa menyebut
mama, papa
(sumber: Ridha, 2014 dan Terry, 2012)
Tabel 2.2
Pertumbuhan danPerkembangan toddler (battita): umur 15-36 bulan
Umur Motorik kasar Motorik halus
Tabel 2.3
Pertumbuhan dan Perkembangan pra sekolah
Umur Motorik kasar Motorik halus Sosial Pertumbuh
emosional an fisik
Tabel 2.4
Pertumbuhan dan Perkembangan usia sekolah
Motorik Sosial emosional Pertumbuhann fisik
Tabel 2.5
Pertumbuhan dan Perkembangan remaja (Adolescent)
Pertumbuhan fisik Sosial emosional
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, umur (pada dengue fever paling sering menyerang anak-anak dengan
usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin (lebih banyak pada anak laki-laki
orang tua, dan pekerjaan orang tua (Ambarwati dan Nita, 2015).
b. Keluhan Utama
Alasan/ keluhan yang menonjol pada pasien dengue fever untuk datang ke R
umah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah (Ambarwati dan Nita,
2015).
nas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kada
persendian, nyeri ulu hati dan pergerakkan bola mata terasa pegal, serta ada
Riwayat penyakit yang pernah diderita pada dengue fever anak bisa mengala
e. Riwayat imunisasi
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak yang menderita dengue fever dapat bervariasi. Semua anak
dengan status gizi baik maupun buruk dapat berisiko, apabila terdapat faktor
an mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut d
an tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dap
g. Kondisi lingkungan
biasanya kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di
h. Pola kebiasaan
onstipasi.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) biasanya kencing akan sedikit karena
6) Perilaku dan tanggapan bila keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari uju
n spontan petekie, perdarahan gusi dan telingan, serta nadi lemah dan tida
k teratur.
3) Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah
4) Garde IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba, tensi ti
j.Sistem integument
1) Adanya peteki pada kulit, turgor kulit menurun, muncul keringat dingin d
an lembab.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata ane
mis, hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis), pada grade II, III,
IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarah
4) Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdap
at adanya aliran yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), r
ates, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
ites.
6) Ekstermitas akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang.
k. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien dengue fever menurut Ambarwati dan Nita
2) Trombositopenia (<100.000/ml).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertemia (0007)
kegagalan termoregulasi.
2) Batasan Karakteristik:
a) Postur Abnormal
b) Apnea
c) Koma
d) Kulit Kemerahan
e) Hipotensi
g) Gelisah
h) Letargi
i) Kejang
k) Stupor
l) Takikardia
m)Takipnea
n) Vasodilatasi
3) Faktor yang berhubungan:
a) Dehidrasi
c) Aktivitas berlebihan
4) Populasi Berisiko:
5) Kondisi Terkait
a) Penurunan perspiras
b) Penyakit
d) Agens farmaseutika
e) Sepsis
f) Trauma
3. Perencanaan
a. Hipertermia
0800: Termoregulasi
g) Tidak hipertermia
l) Tidak dehidrasi
Aktivitas-aktivitas:
Aktivitas-aktivitas
hipertermia.