POST OPERASI ORIF EKSTREMITAS BAWAH DENGAN FOKUS STUDI NYERI Latar Belakang Mayoritas fraktur dialami oleh pria, hal ini terjadi karena pria lebih aktif dan lebih produktif di luar rumah seperti bekerja, olahraga, dan perilaku mengemudi kendaraan di jalan raya lebih cepat dibanding perempuan, perilaku berkendara yang cepat ini mengakibatkan pria mengalami kecelakaan lalu lintas, fraktur sering terjadi pada ektremitas bawah bagian tengah, selain akibat jatuh dari ketinggian Berdasarkan RISKESDAS penyebab cedera akibat kecelakaan lalu lintas menggunakan sepeda motor setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu 32,1 % dalam jangka waktu 5 tahun terakhir, proporsi tempat terjadinya cedera paling banyak terjadi di jalan raya sebanyak 31,4 %, berdasarkan karakteristik jenis kelamin proporsi cedera lebih banyak diderita oleh laki- laki sebanyak 11%, bagian tubuh yang banyak terkena cedera yaitu anggota gerak bawah sebesar 67,9%. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan bahwa proporsi kecelakaan lalu lintas di Jawa Tengah sebesar 73% mengalami fraktur Berdasarkan data rekam medis dari RST Prof. Dr Soedjono Magelang jumlah kasus fraktur sebanyak 117 kejadian dari bulan Januari sampai Oktober tahun 2019. Tindakan operasi ORIF pada klien yang mengalami fraktur menyebabkan rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan klien pastinya akan mengganggu, nyeri menyebabkan klien mengalami gangguan fisiologis, rasa ketidaknyamanan, gangguan psikologis, dan gangguan dalam mobilisasi. Gangguan- gangguan tadi dapat mengakibatkan lambatnya penyembuhan, mestinya klien yang mengalami nyeri dilakukan tindakan dengan tepat secara dini untuk mengatasi masalah, ditambah lagi dengan jumlah klien yang mengalami fraktur setiap tahun mengalami peningkatan. Penanganan yang kurang baik dapat menyebabkan klien mengalami perlambatan penyembuhan dan berbagai komplikasi yang akan terjadi diantaranya penurunan fungsi system, kerusakan arteri, compartment syndrome, fat embolism syndrome, infeksi, avaskuler nekrosis, dan gangguan kecemasan. DEFINISI ANATOMI FISIOLOGI Noor (2016) mendefinisikan fraktur sebagai patah tulang yang disebabkan oleh adanya trauma dimana terjadi hilangnya kontinuitas tulang yang bersifat total dan sebagian. Lukman & Ningsih (2013) juga menggambarkan bahwa fraktur adalah Ekstremitas Bawah terdiri dari 31 tulang: putusnya kontinuitas tulang 1 tulang koksa – tulang pangkal paha 1 femur – tulang paha yang masih utuh atau retak, 1 tibia – tulang kering disebabkan karena trauma/ 1 fibula – tulang betis rudapaksa atau tenaga fisik 1 patella – temputumg lutut 1 tulang tarsal – tulang pangkal kaki yang ditentukan oleh luasnya 5 tulang metatarsal – tulang telapak kaki trauma dan jenis. 14 falang – ruas jari kaki KLASIFIKASI FRAKTUR Berdasarkan penyebabnya menurut Rosdahi & PATOFISIOLOGI Kowlaski (2012): 1. Fraktur traumatic 02 Proses 2. Fraktur Patologis fraktur terjadi MANIFESTASI Berdasarkan sifat fraktur Rendy & karena kegagalan KLINIS Margareth (2012) tulang menahan mengklasifikasikan: tekanan terutama 1.Nyeri akut 01 1. Fraktur tertutup tekanan 2.Kehilangan 2. Fraktur terbuka membengkok, Berdasarkan bentuk Fungsi memutar, dan 03 garis patah dan 3.Deformitas hubungannya tarikan. Trauma 4.Pemendekan dengan mekanisme muskuloskeletal Ekstremitas trauma menurut yang bisa menjadi Padila (2012) adalah: 5.Krepitus 1. Fraktur fraktur dapat dibagi 6.Edema Jaringan transversal menjadi trauma Lunak 2. Fraktur oblik langsung dan 3. Fraktur Spiral trauma tidak 4. Fraktur kompresi 5. Fraktur avulsi langsung (Wahid, 2013) PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI Komplikasi awal: Pengelolaan Fraktur ada 1.Kerusakan arteri 4R yaitu: 2.Compartment syndrome 3.Fat embolism sydnrom 1. Rekognisi 4.Infeksi dan avaskuler 2. Reduksi necrosis 3. Retensi Komplikasi lama: 4. Rehabilitasi 1. delayed union ORIF 2. non union pemasangan alat fiksasi 3. mal union interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat paku atau batanan logam untuk mempertahankan posisi fragmen tulang sampai benar- benar sembuh NYERI Tindakan ORIF pada pasien Nyeri adalah sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang mengalami fraktur akibat rusaknya jaringan menyebabkan nyeri, hal ini akut maupun potensial di terjadi karena adanya dalam tubuh (Bahrudin, stimulus yang 2017; Kurniyawan, 2016; menyebabkan nyeri yaitu Sari & Halim 2017) kerusakan jaringan karena tindakan pembedahan. Kemudian stimulus yang Faktor yang diterima reseptor Mempengaruhi Nyeri: ditransmisikan berupa 1. Usia impuls- impuls nyeri ke 2. Kebudayaan sumsum tulang belakang 3. Perhatian oleh dua jenis serabut yang 4. Ansietas Klasifikasi Nyeri: berielin rapat (serabut A 5. Pengalaman 1. Nyeri Akut (delta) dan serabut lamban sebelumnya 2. Nyeri Kronis (serabut C)). Impuls- impuls 6. Gaya koping yang ditransmisikan oleh 7. Dukungan keluarga serabut delta A ke serabut C dan sosial memiliki sifat inhibitor Pengkajian PEMERIKSAAN Pengkajian Nyeri PQRST PENUNJANG 1.P: Provoking incident 1.Pemeriksaan 2.Q: Quality of pain Radiologi 3.R: Region radiation 2.Pemeriksaan 4.S:Severity (scale) of pain 5.T: Time, kapan nyeri Laboratorium dirasakan 3.Pemeriksaan lain- lain - Kondisi bagaimana nyeri timbul? - Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan nyeri - Riwayat pengobatan - Apakah nyeri yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari- hari - Apa yang menyebabkan nyeri bertambah baik - Apa yang menyebabkan nyeri bertambah buruk - Efek samping karena obat INTERVENSI Pemberian terapi • Monitor tanda- tanda vital Distraksi merupakan farmakologis merupakan • Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi teknik untuk terapi yang diberikan lokasi, karakteristik, onset/ durasi, menghilangkan nyeri kepada klien apabila nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau yang dirasakan sudah tidak beratnya nyeri dan faktor dengan cara pencetus mengalihkan perhatian tertahankan lagi dan perlu • Ajarkan penggunaan teknik non adanya pemberian obat farmakologi klien pada hal- hal lain analgesik untuk mengatasi • Gali pengetahuan dan sehingga klien lupa nyeri yang dirasakan. Terapi kepercayaan pasien mengenai nyeri akan rasa nyeri yang farmakologis merupakan • Berikan informasi mengenai nyeri, sedang dirasakannya tindakan kolaboratif yang seperti penyebab nyeri, berapa Teknik relaksasi mana dalam pemberiannya lama nyeri akan dirasakan, dan harus sesuai indikasi. antisipasi dari ketidaknyamanan merupakan teknik yang Dengan prinsip 5 Benar akibat prosedur • Lakukan perubahan posisi, dapat digunakan untuk massase punggung, dan relaksasi mengurangi • Aktifitas kolaboratif, pemberian analgesik sesuai indikasi ketegangan otot dan kecemasan METODE PENELITIAN LOKASI DEFINISI RANCAN SUBJEK FOKU OPERASIO DAN AKTU GAN PENELITIA PENELITIA PENELITI N S NAL N AN STUDI 1. convenien ce RST Prof. sampling Pemeberian Metod method asuhan dr. nyeri pada e 2. Klien post klien post keperawatan Soedjono ORiF di operasi pada klien penelit RST Magelang ORIF post operasi ian 3. Berusia 20- ekstremita ORIf dengan pada 5o tahun s bawah deskri 4. Dapat nyeri bulan ptif berkomunik Januari asi dengan baik INSTRUM METODE Cara ETIKA EN PENGUM pengelola PENELITI PENELITI PULAN an data AN AN DATA
Inform Mendeskripsi Etika studi
Consent kan proses kasus bertujuan 1. Wawancara Format asuhan untuk menjaga 2. Observasi Pengkajian keperawatan kerahasiaan parsipatif Nyeri dimulai dari identitas klien 3. Pemeriksaa SPO Distraksi pengkajian, akan n fisik Relaksasi 4. Studi diagnosa, kemungkinan SPO Pemberian dokumenta intervensi, terjadinya si implementasi ancaman Obat Lefaflet Nyeri dan evaluasi. terhadap klien THANK YOU