Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA
MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGA

OLEH :
Ameliya Gufrani (1914401001)
Nadya Putri Galisa (1914401178)
Putri Angraini (1914401180)
Rafid Rahman Dhana (1914401182)
Salsabila (1914401191)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang saling
berhubungan untuk mewujudkan satu fungsi tertentu, yang tidak saja bersifat alami
tapi juga dibentuk oleh berbagai faktor atau kekuatan yang ada di sekitar keluarga,
yaitu adanya nilai-nilai dan norma serta faktor-faktor lain yang ada di masyarakat
(Guhardja, dkk 1992). Menurut Roopnarine dan Gielen (2005) keluarga adalah
kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan dan
terdiri dari seorang ayah atau suami, ibu atau istri, memiliki peran sebagai orang tua
bagi anak-anaknya.

Setiap keluarga memiliki sumberdaya masing-masing yang tidak sama antara


satu keluarga dengan keluarga lainnya. Menurut Deacon dan Maloch dalam Gross
Crandall dan Knoll (1973) sumberdaya merupakan alat atau bahan yang tersedia dan
diketahui potensinya untuk memenuhi keinginan. Sumberdaya keluarga terdiri dari
sumberdaya manusia, sumberdaya materi dan sumberdaya waktu. Ketiga jenis
sumberdaya ini merupakan satu kesatuan sumberdaya total yang dimiliki oleh suatu
keluarga dan merupakan suatu alat untuk mencapai tjuan keluarga yang diinginkan.

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang
diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit
dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga


dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam
pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya
keluarga sehingga dapat menerima.
B. Tujuan

Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui bagaimana pengelolaan


manajemen sumberdaya keluarga sehingga keluarga dapat tertata dengan rapi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga

Keluarga adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang saling
berhubungan untuk mewujudkan satu fungsi tertentu, yang tidak saja bersifat
alami tapi juga dibentuk oleh berbagai faktor atau kekuatan yang ada di sekitar
keluarga, yaitu adanya nilai-nilai dan norma serta faktor-faktor lain yang ada di
masyarakat (Guhardja, dkk 1992). Menurut Roopnarine dan Gielen (2005)
keluarga adalah kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk
berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang ayah atau suami, ibu atau istri,
memiliki peran sebagai orang tua bagi anak-anaknya.

Menurut Gunarsa & Gunarsa (1993) keluarga adalah ikatan yang diikat oleh
perkawinan atau darah dan biasanya meliputi ayah, ibu, dan anak atau anakanak.
Keluarga sebagai sistem sosial terkecil mempunyai fungsi dan tugas agar sistem
tersebut berjalan seimbang dan berkesinambungan. Peranan dan fungsi keluarga
sangat luas dan sangat bergantung dari sudut dan orientasi mana akan dilakukan,
yaitu diantaranya dari sudut biologi, sudut perkembangan, pendidikan, sosiologi,
agama dan ekonomi. Majelis Umum PBB mengemukakan bahwa keluarga sebagai
wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan
kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masarakat
dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan sosial yang sehat guna
tercapainya keluarga sejahtera (Sunarti 2004).

Dalam keluarga, setiap anggota keluarga tersebut tentunya memiliki peran


masing-masing, terutama peran penting ayah dan ibu sebagai orangtua. Menurut
Soekanto (1990), seorang ayah dianggap sebagai kepala keluarga yang diharapkan
mempunyai sifat-sifat kepemimpinan yang mantap. Sebagai seorang pemimpin
dalam rumah tangga, maka seorang ayah harus mengerti serta memahami
kepentingan-kepentingan dari keluarga yang dipimpinnya. Ayah sebagai salah
satu orang tua diharapkan untuk lebih terlibat dalam pengasuhan. Ayah tidak
dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas pengasuhan. Ia tidak hanya
memasuki masa parenthood dengan adanya anak melainkan juga mempunyai hak
dan kewajiban untuk menikmati dan mengurus anak.
B. Konsep Dasar Sumber Daya Keluarga

Menurut Deacon dan Maloch dalam Gross Crandall dan Knoll (1973)
sumberdaya merupakan alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya
untuk memenuhi keinginan. Sumberdaya keluarga terdiri dari sumberdaya
manusia, sumberdaya materi dan sumberdaya waktu. Ketiga jenis sumberdaya ini
merupakan satu kesatuan sumberdaya total yang dimiliki oleh suatu keluarga dan
merupakan suatu alat untuk mencapai tjuan keluarga yang diinginkan.

Terdapat 3 asumsi dasar dalam mempelajari sumber daya keluarga (SDK)


yaitu:

1. SDK tidak hanya terdapat di dalam keluarga sendiri tetapi juga terdapat di
berbagai lingkungan sekitar keluarga
2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat
mendorong atau menghambat pencapaian tujuan keluarga
3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya
lainnya dalam sistem keluarga.

C. Pengertian Manajemen Sumber Daya Keluarga

Manajemen adalah perencanaan dan pelaksanaan sumber daya untuk mencapai


keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen sumber daya keluarga adalah
penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai suatu tujuan
yang dianggap penting oleh keluarga (Juniarti, 2008)

Manajemen sumber daya keluarga merupakan suatu bidang ilmu / pengetahuan


yang mempermasalahkan dan memberi petunjuk tentang cara-cara mengendalikan dan
menyelesaikan segala macam pekerjaan rumah tangga sehari-hari (Setiawati)

Tujuan manajemen sumberdaya keluarga adalah untuk mencapai keluarga


sejahtera, dengan mengelola dan mengatur kehidupan keluarga agar terpenuhinya
kebutuhan anggota keluarga secara seimbang, baik kebutuhan fisik maupun
kebutuhan mental dan sosial psikologis atau kebutuhan materiil dan non materiil
(Setiawati)
D. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Keluarga

Juniati (2008) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi


manajemen sumber daya keluarga yaitu:

1. Kompleksitas kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang sangat kompleks


memerlukan gaya manajemen yang berbeda daripada keluarga yang memiliki masalah
tidak terlalu kompleks

2. Stabilitas/ketidakstabilan keluarga. Keluarga yang stabil cenderung dapat


melakukan manajemen sumber daya keluarga dengan lebih baik karena semua
anggota keluarga dapatdifokuskan untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan.

3. Peran dan Perubahan Keluarga. Manajemen sumber daya keluarga juga dipengaruhi
oleh peran masing-masing anggota keluarga di masyarakat dan juga oleh perubahan
dalam keluarga, misalnya adanya keluarga yang meninggal atau baru lahir.

4. Teknologi. Dengan teknologi yang sudah semakin canggih, keluarga dapat


melakukan manajemen sumber dayanya dengan lebih terarah.

E. Sistem Manajemen Sumber Daya Keluarga

Sistem manajemen sumber daya keluarga tergantung pada sistem keluarga itu
sendiri. Sistem keluarga terdiri dari 2 subsistem yaitu :

1. Sistem personal. Sistem ini berperan dalam menerima masukan dari


kekuatan eksternal dan mengklarifikasi nilai, menumbuhkan kapasitas
individual dari seluruh anggota keluarga.
2. Sistem manajerial yang terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan
balik.
F. Proses Manajemen Sumber Daya Keluarga

Proses manajemen sumberdaya keluarga terdiri dari masukan, proses, keluaran,


dan umpan balik.

1. Input (masukan)

Input dalam sumber daya keluarga meliputi benda, energi, dan atau informasi
yang memasuki sistem dalam berbagai bentuk untuk mempengaruhi proses dalam
mencapai hasil atau keluaran. Input atau masukan untuk keluarga adalah:

a. Tuntutan: tujuan atau kejadian yang memerlukan tindakan


b. Sumber-sumber: alat atau kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi
tuntutan yang terdapat pada keluarga karena adanya tujuan dan kejadian
2. Proses

Proses adalah transformasi benda, energi dan atau informasi oleh suatu sistem dari
masukan sampai keluaran.

3. Output

Output meliputi benda, energi dan atau informasi yang dihasilkan oleh suatu
sistem dalam respon terhadap input dari proses transformasi. Output dari sistem
manajerial adalah respon terhadap tuntutan dan perubahan sumber-sumber.

4. Umpan Balik

Umpan balik adalah bagian dari output yang memasuki suatu sistem sebagai input
untuk mempengaruhi output yang telah ada.

G. Sifat Manajemen SDK


1. Interdisplin
2. Unik
3. Aplikasi lintas budaya dan internasional
H. Klasifikasi SDK

Guharja (1993), menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya sumber daya keluarga


terdiri dari:

1. Sumber daya manusia.

Menurut Juniarti (2008), sumber daya ini memiliki dua ciri, yaitu Personal dan
Interpersonal. Ciri personal antara lain:

a. Kognitif; terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menganalisis,


mensintesis dan mengevaluasi. Kegunaan suber daya ini antara lain untuk:
1) Mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut sumber daya.
2) Menganalisis alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan
3) Mengevaluasi kemungkinan yang relistis untuk mencapai tujuan

b. Afektif; beberapa kegunaan dari sumber daya ini adalah untuk menumbuhkan
rasa percaya, meningkatkan kerjasama & gotong royong serta menciptakan
rasa berguna.
c. Psikomotor; status kesehatan, bakat, tingkat intelegensia, minat, sensitivitas.

Sedangkan ciri interpersonal mencakup HAM, kerjasama/gotong royong dan


keterbukaan antar personal dalam kaitannya dengan pengembangan.

2. Sumber daya Non Manusia / Materi

Sumber daya non manusia atau sumber daya materi merupakan benda-benda yang
mempunyai kegunaan pada individu dan keluarga dalam mencapai tujuan. Sumber
daya materi ini dapat berupa benda / barang serta aset keluarga (barang tahan lama ,
barang habis pakai) dan jasa.

3. Sumber daya waktu

Menurut Juniarti (2008), sumber daya waktu bersifat unik karena tidak dapat
ditambah atau dikurangi, diakumulasi atau disimpan, setiap manusia memiliki sumber
daya waktu yang sama yaitu 24 jam.

Ketiga jenis sumber daya ini merupakan satu kesatuan sumber daya total yang
dimiliki oleh suatu keluarga dan merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan
keluarga yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan tujuan keluarga, maka sumber
daya tidak berdiri sendiri. Masing-masing jenis sumber daya saling berkaitan erat
antara satu dengan yang lainnya, dimana secara keseluruhan digunakan dalam
perencanaan keluarga yang kemudian diterapkan dalam pelaksanaan dalam mencapai
suatu tujuan (Guharja. 1993, p. 37)

Juniarti (2008) juga menjelaskan beberapa jenis sumber daya keluarga


berdasarkan nilai ekonomi yaitu:

1. Sumber daya ekonomi (Home economics)

Sumber daya yang dapat dipertukarkan dan diukur bukan hanya untuk tujuan
konsumsi tetapi untuk proses produksi dan distribusi seperti lahan, tenaga kerja,
modal, keterampilan dan segala sesuatu yang ada di dalam dan diluar keluarga yang
bermanfaat.

2. Sumber daya non ekonomi : jumlahnya relatif terbatas, tidak dapat


dipertahankan sulit diukur.

I. Penggunaan Sumber Daya

Guhardja (1993) menjelaskan bahwa setiap sumber daya yang masuk dalam
sistem keluarga akan digunakan dalam beberapa alternatif tindakan oleh keluarga.
Berbagai bentuk penggunaan sumber daya tersebut meliputi:

1. Pertukaran

Dapat terjadi di dalam keluarga atau dengan orang lain, sebagai contoh antara
kakak dengan adik, antara keluarga dengan tetangga. Sumber daya yang dapat
dipertukarkan bermacam-macam. Hasil dari pertukaran ini dapat menyebabkan
berkurangnya suatu sumber daya yang lain. Dapat pula diperoleh sumber daya yang
lebih besar dari yang diberikan atau lebih kecil atau tetap nilainya. Jika nilai tukar ini
menjadi kecil maka diperlukan usaha untuk mengembangkan sumber daya yang
ditukarkan itu menjadi lebih berkualitas agar mempunyai nilai tukar yang lebih tinggi.
Adapun pertukaran antara waktu dan jasa sukar untuk diukur karena keduanya tidak
berwujud. Sebagai contoh, penggunaan waktu untuk bekerja, kemudian dari
penggunaan itu diperoleh imbalan. Imbalan itu bukan semata-mata merupakan nilai
dari waktu yang dipertahankan, tetapi sumber daya lain pun ikut berperan (Guhardja,
1993, p. 20)
2. Konsumsi

Konsumsi merupakan pemakaian sumber daya melalui fungsi utilitas. Konsumsi


akan mengurangi sumber daya bahkan menghabiskannya. Salah satu tujan kegiatan
konsumsi ini adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan keluarga (Guhardja, 1993,
p. 20)

3. Proteksi

Pengurangan sumber daya untuk mengurangi faktor risiko yang tidak diharapkan.
Proteksi ini dapat bersifat formal yaitu melalui suatu perusahaan jasa asuransi,
misalnya, untuk asuransi jiwa, kesehatan dan asuransi tenaga kerja. Selain itu,
proteksi juga dapat dilakukan secara tidak formal yaitu dilakukan sendiri tanpa
melalui perusahaan jasa asuransi, misalnya dengan cara: menukar uang rupiah dengan
dolar, memberi barang-barang setelah mendengar isu bahwa akan ada devaluasi.
Melalui proteksi ini pada suatu saat sumber daya yang terkena resikoakan dimiliki
kembali (Guhardja, 1993, p. 22)

4. Transfer

Transfer adalah kegiatan yang dapat mengurangi sumber daya keluarga. Transfer
satu arah yang terjadi dalam keluarga tidak akan mengurangi sumber daya keluarga
secara keseluruhan. Misalnya, seorang kakak memeberi sesuatu kepada adiknya,
maka dilihat dari segi keluarga sumber daya itu tidak akan berkurang. Transfer satu
arah yang terjadi antar keluarga dapat mengurangi sumber daya keluarga yang satu
namun akan menambah sumber daya keluarga yang lain (Guhardja, 1993, p. 22)

5. Produksi

Produksi adalah penggunaan sumber daya untuk menghasilkan suatu barang.


Sebagai contoh, usaha tani merupakan usaha produksi yang menghasilkan bahan
makanan dana bahan industri untuk kepentingan kehidupan manusia. Sedangkan
sumber daya yang digunakan dalam usaha tani disebut faktor produksi (Guhardja,
1993, p. 22)

6. Tabungan

Tabungan dalah sumber daya yang disimpan untuk dikonsumsi di masa yang akan
datang. Menabung berarti menangguhkan penggunaan sumber daya yang dikonsumsi
saat ini. Tabungan yang dilakukan oleh keluarga biasanya dalam bentuk uang, tanah,
perhiasan dan ternak (Guhardja, 1993, p. 23)

7. Investasi

Investasi merupakan penggunaan sumber daya untuk diproses lebih lanjut agar
memperoleh nilai tambah. Sebagai contoh, adalah penanam modal dalam suatu usaha.
Dalam menginvestasikan modalnya, keluarga akan memperoleh hasil setelah
melewati periode tertentu. Pada umumnya perusahaan membagikan hasil keuntungan
setahun sekali (Guhardja, 1993, p. 23)

Penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh keluarga harus efektif fan efesien.
Secara efektif dalam arti bahwa sumber daya yang digunakan benar-benar diarahkan
untuk mencapai sasaran atau tujuan. Sedangkan secara efesien dalam arti bahwa,
dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki diusahakan untuk mencapai kepuasan
yang setinggi-tingginya (Guhardja, 1993, p. 23)

J. Cara mengukur Sumber Daya

Juniarti (2008), menjelaskan bahwa sumber daya keluarga dapat diukur dengan
ukuran:

a. Uang : untuk mengukur Sumber daya materi & potensi manusia (gaji,
pekerjaan)
b. Waktu : untuk mengukur berapa banyak waktu yang tersedia dan
dimanfaatkan oleh keluarga

Guhardja (1993), juga menjelaskan bahwa untuk memudahkan dalam


perbandingan serta pengalokasian sumber daya, maka dibutuhkan suatu dasar umum
dalam pengukuran sumber daya. Beberapa cara mengukur tersebut yaitu:

a. Uang

Uang merupakan suatu sumber daya dan sekaligus dapat dijadikan sebagai alat
pengukur/ ukuran dari sumber daya. Hal ini dikarenakan uang dapat memudahkan
untuk membandingkan berbagai macam sumber daya non manusia/ materi melalui
nilai pasar atau harga. Semakin tinggi nilai pasar suatu barang, maka semakin tinggi
tingkat harga dan secara otomatis semakin besar jumlah uang yang harus dikeluarkan/
dikorbankan untuk mendapatkan sumber daya tersebut (Guhardja, 1993, p. 24)

Selain mengukur sumber daya non manusia/ materi, uang juga dapat digunakan
sebagaipengukur potensi manusia dengan cara menilai pengetahuan, keteramoilan dan
sifat kognitif yang lain yang kemudian didekati dengan nilai uang dan direalisasikan
dalam bentuk gaji atau upah kerja (Guhardja, 1993, p. 24)

b. Waktu

Waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat ditambah, diakumulasi atau
diganti. Sumber daya waktu yang dipunyai oleh setiap orang adalah sama yaitu
sebesar 24 jam sehari. Pada masyarakat yang telah maju dengan tingkat ekonomi yang
tinggi, sumber daya waktu relatif sangat terbatas dan lebih dianggap sebagai kendala
dibandingkan dengan masyarakat yang kurag maju. Hal ini dapat dimengerti karena
pada masyarakat maju, banyak kegiatan yang harus diselesaikan. Setiap individu
dituntut untuk produktif, sehingga menuntut adanya efesiensi penggunaan waktu
dalam penyelesaian pekerjaan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam keperawatan keluarga kita membahas manajemen kesehatan keluarga yang


merupakan aspek yang harus diperhatikan karna hal itu sangat penting untuk menjaga
dan mengetahui bagaimana pembagian sumberdaya keluarga, agar terciptanya
suasana yang rukun antar keluarga dan bagaimana kita bisa memenej keluarga itu
sendiri agar sumberdaya yang keluarga miliki bisa kita kelola secara optimal.

Manajemen kesehatan keluarga juga ditentukan oleh seluruh anggota keluarga


yang ada karna hal tersebut bertujuan untuk mencapai suatu tujuan dan keinginan
yang di impikan agar terciptanya suatu kerukunan. Sumberdaya ini terdiri dari
sumberdaya manusia,sumberdaya non manusia/materi dan sumberdaya waktu.

B. Saran

Manajemen kesehatan keluarga ini perlu di dukung oleh semua anggota keluarga
agar tujuan yang telah ditetapkan bias tercapai. Selain itu dalam menyusun
manajemen sumberdaya keluarga ini harus disesuaikan dengan jumlah anggota
keluarga dan keuangan yang dimiliki serta waktu untuk mencapai sumberdaya itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M., 1995. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Alih Bahasa :
Ina Debora dan Yoakim Asy. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai