Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PELAYANAN DAN KOLABORASI DALAM INTERDISIPLIN

KESEHATAN & KEPERAWATAN JIWA

DI SUSUN OLEH :

SITI MAGHFIRAH JUNIAR DJAFAR (C01419112)

KELAS A KEPERAWATAN 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

T.A 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa yang berjudul ”PELAYANAN DAN KOLABORASI DALAM INTERDISILIN
KESEHATAN & KEPERAWATAN JIWA”

Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan waktu dan latar belakang keilmuwan yang kami
miliki, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam penyempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga kita semua dapat
menambah wawasan dan keilmuan atas makalah ini.

Penulis

Ttd,

SITI MAGHFIRAH JUNIAR DJAFAR


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 4

A. Latar belakang .......................................................................................... 4

B. Rumusan masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan penulisan ...................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

BAB III PEMBAHASAN................................................................................... 8

A. Pengertian pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa ......... 8

B. Manfaat kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa ......................... 9

C. Hambatan dalam melakukan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa


................................................................................................................. 9

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10

B. Saran ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kesehatan jiwa masyarakat (community mental health) telah menjadi
bagian masalah kesehatan masyarakat (public health) yang dihadapi semua
negara. Salah satu pemicu berbagai masaagkesehatan jiwa adalah dampak
modernisasi dimana semua orang tidak siap untuk menghadapi cepatnya
perubahan dan kemajuan teknologi baru. Gangguan jiwa tidak menyebabkan
kematian secara langsung namun akan menyebabkan penderitaanya menjadi tidak
produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga sertalingkungan masyarakat
lainya. Dalan Undang-Undang Nomer 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal (4)
disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
derajat kesehatan yang optimal.
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan oleh pihak tertentu.
Dari sekian banyak pengertian yang dikemukaan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan dan kolaborasi interdisiplin
keperawatan jiwa?
2. Apa Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam Keperawatan Jiwa?
3. Apa yang dimaksud dengan hambatan dalam melakukan kolaborasi
interdisiplin dalam keperawatan jiwa?
A. Tujuan penulisan
1. Pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan pelayanan dan
kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa?
2. Pembaca dapat mengtahui apa Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam
Keperawatan Jiwa?
3. Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan hambatan dalam
melakukan kolaborasi interdisiplin dalam keperawatan jiwa?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan mental mencakup beberapa hal seperti kenyamanan emosional,


psikologi dan hubungan sosial. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi cara
seseorang berpikir, merasakan dan bertindak. Selain itu juga mempengaruhi cara
mengatasi stress, menjalani hubungan dengan orang lain dan membuat keputusan.
Kesehatan mental merupakan hal yang penting mulai dari anak-anak, remaja hingga
dewasa.
Merupakan hal yang sulit untuk membedakan kesehatan mental normal dengan
penyakit mental karena tidak ada tes yang mudah untuk menunjukkan ada yang salah.
Gangguan kesehatan mental tidak seperti gangguan pada fisik yang dapat langsung
diobati berdasarkan tanda dan gejala, tetapi berdasarkan seberapa besar kondisi
mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa hal yang dapat terpengaruh:

 Tingkah laku. Perubahan tingkah laku dapat terjadi seperti konsumsi telalu
banyak alcohol.

 Perasaan. Terkadang kondisi kesehatan mental yang terganggu ditandai


dengan timbulnya kesedihan yang mendalam atau berkelanjutan.

 Cara pikir

Dalam uraian tentang pengertian gangguan jiwa ada beberapa pendapat ahli
psikologi, di antaranya salah satu definisi gangguan jiwa dikemukakan oleh Frederick
H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein. Menurut kedua ahli tersebut, gangguan jiwa
adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubungannya dengan
orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap diri
sendiri (Ancok, 2001:9). Sementara itu menurut Suliswati, gangguan jiwa adalah
perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan yang masuk akal, berlebihan,
berlangsung lama, dan menyebabkan kendala terhadap individu atau orang lain
(Suliswati, 2005:3).
BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN


KEPERAWATAN JIWA

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing


pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang
lama antara tenaga profesional kesehatan. (Lindeke dan Sieckert, 2005).

Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan


pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan
profesional (perawat, dokter, tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan
tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik
jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan
kesehatan terbaik kepada pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan meliputi :
pasien, perawat, dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan
apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya memiliki
komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar
sesama anggota tim.
B. MANFAAT KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM KEPERAWATAN
JIWA

Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi


profesional, kolegalitas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien.
Kolegalitas menekankan pada saling menghargai, dan pendekatan profesional
untuk masalah-masalah dalam tim dari pada menyalahkan seseorang atau atau
menghindari tangung jawab.

Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa


antara lain :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa.
2. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya.
3. Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas.
4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional.
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional.
6. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.

C. HAMBATAN DALAM MELAKUKAN KOLABORASI INTERDISIPLIN


DALAM KEPERAWATAN JIWA
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada
banyak hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :
1. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim.
2. Struktur organisasi yang konvensional.
3. Konflik peran dan tujuan.
4. Kompetisi interpersonal.
5. Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai pelayanan perawatan pasien sakit jiwa yang efektif
maka keluarga, perawat, dokter dan tim kesehatan lainnya harus
berkolaborasi satu dengan yang lainnya. Tidak ada kelompok yang dapat
menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-masing profesi
memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika
digabungkan dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Kolaborasi yang efektif antara anggota tim kesehatan
memfasilitasi terselenggaranya pelayanan keperawatan jiwa yang
berkualitas.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam
hubungan yang lama antara tenaga profesional kesehatan.

B. Saran
Demikian isi makalah ini, kami sangat menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan baik dari segi
bentuk maupun materi yang kami uraikan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, Ratna, DR, S.Kp, M.App.Sc. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional
di Rumah Sakit : Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat. EGC. Jakarta

https://stikesypib.ac.id/blog/pelayanan-dan-kolaborasi-interdisiplin-dalam-kesehatan-
dan-keperawatan-jiwa/

https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental

https://vivahealth.co.id/article/detail/13399/langkah-sederhana-untuk-kesehatan-
mental

http://repository.unimus.ac.id/906/3/BAB%20II.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/d5881372839663b2f41588b7753504a4.
pdf

Anda mungkin juga menyukai