FAKULTAS KESEHATAN
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah
memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang
membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik. Serta segala Syukur
Sejarah Islam, semua ini dirangkum dalam makalah ini, agar pemahaman terhadap
permasalahan lebih mudah dipahami dan lebih singkat dan akurat . Sistematika makalah
ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan
dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, membaca akan masuk pada inti pembahasaan
dan diakhiri dengan kesimpulan, saran dan makalah ini. Diharapkan pembaca dapat
penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua. Terimakasih.
Penyusun
2
Santi Anggiyani
SEJARAH ISLAM"
Nama lengkapnya adalah Rufaidah binti Saad al Aslamiyah. Wanita itu berasal
dari Bani Aslam, salah satu marga dari suku Khazraj di Madinah. Dalam salah satu
(Madinah) dan tumbuh disana sebelum hijrah. Dia termasuk kelompok muslim pertama
dari Bani Aslam. Pada saat Rasulullah saw diizinkan oleh Allah swt untuk berhijrah,
Rufaidah termasuk diantara para muslimah kaum anshar yang menyambut Rasul dengan
perang (Tenda Palang Merah) yang berpindah pindah. Rumah sakit tersebut dikelola
oleh paramedis wanita yang terlatih. Ini adalah yang pertama dalam sejarah manusia.
Rasulullah saw pernah bersabda pada salah seorang sahabat yang terluka : Pindahkan
ia ke tenda Rufaidah sampai ia disembuhkan oleh wanita itu dan aku akan selalu
menjenguknya. Tenda Rufaidah terkenal dengan sebutan Tenda Pertolongan atau pada
Dahulu pada saat Islam belum menyentuh Yastrib, Rufaidah dan keluarganya
masih hidup dalam zaman mukhadram (zaman jahiliyah). Mereka menyembah patung
patung sebagai Tuhan mereka. Saat itu Rufaidah dan keluarganya ialah golongan tabib
yang merangkap sebagai dukun di Yastrib. Keluarganya ialah golongan yang taat
3
terhadap patung patung yang diyakini mereka terdapat Dewa di dalamnya.
Keluarganya ialah dukun sekaligus tabib yang sangat terkenal di kota tersebut.
Rufaidah juga mewarisi bakat dan ilmu keparawatan dari ayahnya, Saad. Pada
saat itu keluarga merekalah satu satunya tempat dimintai pertolongan apabila ada
penyakit secara fisik maupun jenis penyakit lainnya. Cara pengobatanya pun
bercampur dengan sistem jahiliyah yaitu dengan mengobati lalu meminta pertolongan
dengan para patung tersebut dengan tak lupa meminta ramalan baik dari segi kesehatan
ataupun lainya.
Hingga suatu hari calon suami Rufaidah datang dan membawa kabar mengenai
Rasulullah dan berbincang mengenai ke-Esaan dan kasih sayang Allah. Mereka
menyadari bahwa patung-patung yang mereka sembah selama ini tak memberi apa-apa,
bahkan mereka memberi patung-patung itu makan seolah mereka hidup. Lantas dengan
hidayah yang merasuk mereka meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang memberi
mereka hidup selama ini, mereka takjub dan langsung beralih menjadi mualaf.
pekerjaan paling mulia dan ajaran yang paling agung, serta merupakan manfaat yang
paling besar untuk manusia. Dan sesungguhnya kedatangan Islam adalah untuk
menyelamatkan pekerjaan mulia ini dari khurafat dan kebatilan. Meresapi perkataan
sesuai dengan ajaran Islam. Dahulu ketika ia merawat seseorang yang terluka ia tak
pernah mencuci tangannya dan langsung merawat pasien yang berikutnya. Sekarang
4
semenjak ia mengenal Islam ia mengetahui tentang kebersihan yang merupakan bagian
dari iman dan sarang penyakit ialah dari kondisi yang tidak bersih. Maka sekarang tak
lupa ia selalu berwudhu sebelum merawat pasien dan mensucikan tempat prakteknya
Rufaidah tidak hanya melakukan perwatan dan pengobatan, ia juga aktif dalam
bidang sosial lain yakni memberikan bantuan pada setiap fakir misikin, anak yatim dan
orang orang yang tidak mampu bekerja. Rufaidah juga menyelenggarakan pendidikan
untuk para anak yatim; memberikan pelajaran agama, ilmu keperawatan, serta
mengasuh mereka.
Perjuangan Rufaidah tidak berhenti sampai disitu saja. Ketika agama Islam telah
dari para leluhurnya namun ia tidak menggunakan cara-cara para leluhur seperti berdoa
pada patung saat mengobati, ia hanya mengambil ilmu medisnya dan berdoa kepada
Allah yang Maha Esa. Saat itu ia ia hanya melakukan perawatan dan penyembuhan
terhadap masyarakat yang menderita sakit. Lalu ia beranjak bangkit ingin membantu
Rasulullah dan para sahabat berjihad dengan cara mengobati dan merawat korban
perang. Saat pasukan yang dikomando oleh Rasulullah saw berada dalam kesulitan,
genderang peperangan telah ditabu untuk melawan kaum musyrik, Rufaidah bersama
5
rombongan turut bergabung di dalamnya sebagai pelayan korban perang. Hal itu ia
lakukan di Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang Khaibar, dan beberapa
perang lainya.
untuk memindahkan seseorang sahabatnya yang mulia bernama Saad ibn Muaz ke
kemah Rufaidah agar diberi pertolongan, karena waktu itu Saad terkena panah pada
lengannya. Saat itu Rufaidah memberikan pengobatan dan mencabut anak panah serta
saw lewat dan menemui sahabat yang sedang terluka itu dikemah Rufaidah beberapa
kali dalam sehari dan bertanya: Bagaimana Keadaanmu Pada Pagi Hari? Dan
bagaimana keadaanmu pada sore hari?. Sahabat yang ditanya lalu menjawab dengan
Quraizah.
Pada saat terjadi Perang Uhud, inilah perang terbesar yang diikuti kaum wanita.
Pada saat itu Rufaidah mengorganisasi setiap perempuan yang ikut dalam perempuan
untuk menjaga setiap baris tenda. Pada saat perang berlangsung banyak yang terluka
oleh kaum musyrikin. Satu per satu barisan wanita meninggalkan tenda dan melanggar
perintah. Beberapa kaum wanita ikut berperang hingga akhirnya ada pula yang tumbang
Sebuah kejadian tragis yaitu salah seorang yang lenganya hampir putus masuk
ke dalam tenda Rufaidah. Ia adalah Rasyid ibn Hafs seorang musyrik yang keji namun
6
sekarang beralih memeluk Islam dan membela Rasulullah di medan perang. Dahulu
sesaat Rasyid ibn Hafs masih tergolong kaum musyrikin ia sempat membunuh suami
Rufaidah. Sekarang ini kondisi tanganya hampir putus. Dengan segenap hati Rufaidah
mengobati Rasyid tanpa membebani pikiranya dengan status rasyid yang membunuh
suaminya. Namun, dengan kerelaan hati Rasyid bangkit dengan segera memutuskan
Rufaidah bersama pasukan wanita lainya terus merawat dan mengobati korban
luka perang, sebelum akhirnya para pejuang tersebut bertempur lagi. Sungguh berat
tugas dan peranan Rufaidah dan wanita wanita lainya. Hingga pada akhirnya mereka
memenangkan perang tersebut atas izin Allah. Jikalau saja tidak ada tenda pengobatan
dan perawatan yang dibuat oleh Rufaidah dan pasukan wanita lainya, tentu akan lebih
pada Rufaidah sebuah kalung pada Rufaidah dan berkenan melilitkan kalung tersebut di
leher Rufaidah. Ia berwasiat bahwa anugerah dari Rasulullah tersebut harus dikubur
bersama jasadnya nanti ketika ia telah meninggal. Sungguh beruntung seorang Rufaidah
memperoleh kehormatan dari Rasulullah saw. Rufaidah seorang wanita mulia yang
7
B. KETELADANAN YANG DAPAT DIAMALKAN DARI TOKOH RUFAIDAH
2) Ia dengan penuh kesetiaan menolong dan mengobati setiap orang yang terluka di
4) Rufaidah sebagai perawat teladan, baik, dan bersifat empati. Rufaidah adalah
lain.
5) Rufaidah adalah perawat kesehatan umum dan pekerja sosial yang menjadi
penyakit.
7) Tekun dalam mempelajari dan menerapkan setiap ilmunya dalam dunia medis
keperawatan.
8
nyawanya demi menolong pasukan tentara Muslim yang terluka dalam
peperangan.
10) Dengan penuh rasa kasih sayang dan perhatian, ia memberi perhatian kepada
setiap Muslim, orang miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Rufaidah
tak hanya merawat anak yatim, namun juga memberi mereka bekal pendidikan.
11) Ia selalu memberi pelayanan yang prima bagi pasiennya tanpa memandang
status sosial. Sejarah Islam juga mengklaim bahwa Rufaidah adalah pemimpin
9
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fanjari Ahmad Syauqi. Oktober 2010. Kisah Perawat Wanita Pertama Sejarah
Islam: Navila
10