Disusun Oleh :
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkat limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan
resume perawat wanita dalam sejarah islam yang merupakan salah satu tugas yang
wanita dalam sejarah islam. Terlepas dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
RESUME
Rufaidah binti Sa’ad al Aslamiyah berasal dari Bani Aslam, salah satu
marga dari suku Khazraj di Madinah. Dalam salah satu sumber disebutkan bahwa
disana sebelum hijrah. Dia termasuk kelompok muslim pertama dari Bani Aslam.
Pada saat Rasulullah saw diizinkan oleh Allah swt untuk berhijrah, Rufaidah
termasuk diantara para muslimah kaum anshar yang menyambut Rasul dengan
medan perang (Tenda Palang Merah) yang berpindah – pindah. Rumah sakit
tersebut dikelola oleh paramedis wanita yang terlatih. Ini adalah yang pertama
dalam sejarah manusia. Rasulullah saw pernah bersabda pada salah seorang
oleh wanita itu dan aku akan selalu menjenguknya.” Tenda Rufaidah terkenal
dengan sebutan Tenda Pertolongan atau pada masa Rasulullah saw dengan nama
menyembah patung – patung sebagai Tuhan mereka. Saat itu Rufaidah dan
Keluarganya ialah dukun sekaligus tabib yang sangat terkenal di kota tersebut.
Rufaidah juga mewarisi bakat dan ilmu keparawatan dari ayahnya, Sa’ad.
Pada saat itu keluarga merekalah satu – satunya tempat dimintai pertolongan
apabila ada penyakit secara fisik maupun jenis ‘penyakit’ lainnya. Cara
lalu meminta pertolongan dengan para patung tersebut dengan tak lupa meminta
adalah pekerjaan paling mulia dan ajaran yang paling agung, serta merupakan
manfaat yang paling besar untuk manusia. Dan sesungguhnya kedatangan Islam
adalah untuk menyelamatkan pekerjaan mulia ini dari khurafat dan kebatilan.”
ilmu – ilmu keperawatan sesuai dengan ajaran Islam. Dahulu ketika ia merawat
seseorang yang terluka ia tak pernah mencuci tangannya dan langsung merawat
tentang kebersihan yang merupakan bagian dari iman dan sarang penyakit ialah
dari kondisi yang tidak bersih. Maka sekarang tak lupa ia selalu berwudhu
sebelum merawat pasien dan mensucikan tempat prakteknya dari kotoran dan
najis.
dalam bidang sosial lain yakni memberikan bantuan pada setiap fakir misikin,
anak yatim dan orang – orang yang tidak mampu bekerja. Rufaidah juga
pada pekerjaan paramedis yang diwarisi dari para leluhurnya namun ia tidak
menggunakan cara-cara para leluhur seperti berdoa pada patung saat mengobati, ia
hanya mengambil ilmu medisnya dan berdoa kepada Allah yang Maha Esa. Saat
menderita sakit. Lalu ia beranjak bangkit ingin membantu Rasulullah dan para
sahabat berjihad dengan cara mengobati dan merawat korban perang. Saat
pasukan yang dikomando oleh Rasulullah saw berada dalam kesulitan, datanglah
Hal itu ia lakukan di Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq, Perang
Pada saat terjadi Perang Uhud, inilah perang terbesar yang diikuti kaum
wanita. Pada saat itu Rufaidah mengorganisasi setiap perempuan yang ikut dalam
perempuan untuk menjaga setiap baris tenda. Pada saat perang berlangsung
banyak yang terluka oleh kaum musyrikin. Satu per satu barisan wanita
berperang hingga akhirnya ada pula yang tumbang dalam nuansa jihadnya
Rasulullah saw. Rufaidah seorang wanita mulia yang memperoleh kemuliaan dari
Hal yang dapat kita teladani yaitu mau berjuang untuk kebaikan dimanapun
orang lain. Selain itu, ia memiliki pengalaman klinis yang dapat diajarkan
Hal yang dapat kita teladani yaitu sebagai seorang perawat harus memiliki
sifat empati kepada semua orang tanpa pandang bulu (tanpa membeda-
- Kita juga harus saling membantu satu sama lain. Seperti halnya Rufaidah juga
memberikan bantuan pada setiap fakir misikin, anak yatim dan orang – orang
untuk para anak yatim, memberikan pelajaran agama, ilmu keperawatan, serta
mengasuh mereka.