TAHAPAN PERKEMBAN PERKEMBAN GAN GAN PSIKOSEKSU PSIKOSEKSU Dalam Perspektif PSIKOANA SIGMUND FR Disusun oleh :
Lia Nur Azizah (1911020069)
Anisa Tri Wulandari (1911020070) Bimo Ambar Kusumo (1911020071) Siti Syarifatunisa (1911020073) Afga Rikad S. (1911020074) Dhesyiva Rosa Nabila (1911020075) Teori Psikoseksual Sigmund Freud
Teori psikoanalisa dipelopori oleh
Sigmund Freud. Freud lahir di Freiberg, Moravia pada tahun 1856 dan meninggal pada tahun 1939 di London pada usia 83 tahun. Freud membagi struktur kepribadian kedalam tiga komponen yaitu id, ego dan super ego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id berorientasi pada prisip kenikmatan, ego berorientasi pada prinsip realitas sedangkan super ego bersifat moralitas. Freud juga mengembangkan teori perkembangan psikoseksual. Freud berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia sebagian besar ditentukan oleh perkembangan psikoseksualnya. Freud membagi perkembangan psikoseksual kedalam lima tahap, yaitu tahap oral, anal, phalik, laten, dan genital. Tahapan perkembangan psikoseksual akan memberikan dampak yang beragam terhadap perkembangan anak pada masa dewasa. Freud percaya kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana mencari kesenangan-energi diri menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. Fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Tahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud
1. Fase Oral ( kelahiran – 1½ tahun )
2. Fase Anal (1½ – 3 tahun ) 3. Fase Phalic ( 3 – 6 tahun ) 4. Fase Laten ( 6 tahun – pubertas ) 5. Fase Genital ( pubertas – kematian ) ANAL ANAL STAGE STAG Fase Anal (1½ – 3 tahun )
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama
dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet, anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya. Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian. Lanjutan...
Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung
pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet. Freud percaya bahwa orang tua harus mempromosikan penggunaan toilet dengan pujian dan penghargaan. Penggunaan penguatan positif setelah menggunakan toilet pada waktu yang tepat mendorong hasil positif. Ini akan membantu memperkuat perasaan bahwa anak mampu mengendalikan kandung kemih mereka. Orang tua membantu menjadikan hasil tahap ini sebagai pengalaman positif akan mengarah pada orang dewasa yang kompeten, produktif, dan kreatif. Lanjutan...
Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan
dorongan bahwa anak-anak perlukan selama tahap ini. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar maka individu memiliki sifat boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-anal berkembang di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif. Fiksasi Fase Anal Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat mengembangkan sifat-sifat tidak konsisten, kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran yang merupakan karakter anal yang berasal dari sisa-sisa fungsi anal. Jika pertahanan terhadap sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang rapi, suka menentang, kasar dan cenderung sadomsokistik (dorongan untuk menyakiti dan disakiti. Lanjutan... Penyelesaian fase anal yang berhasil, menyiapkan dasar untuk perkembangan kemandirian, kebebasan, kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri tanpa rasa malu dan ragu-ragu, kemampuan untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa perasaan rendah diri. Psikologi Kognitif Di bidang psikologi kognitif, tahap anal Freud termasuk dalam kategori kondisi mental internal. Keadaan mental internal ini mengacu pada kepercayaan, ide, motivasi dan pengetahuan. Hasil dari apakah seorang anak menyelesaikan tahap ini dengan sukses atau menjadi terpaku banyak hubungannya dengan pengetahuan anak tentang masa lalu mereka dengan pengalaman pelatihan toilet mereka, motivasi yang mereka terima dari orang tua dan keyakinan anak itu sendiri tentang bagaimana mereka harus bereaksi terhadap situasi. . Psikologi kognitif juga berfokus pada dan mempelajari bagaimana orang memahami, mengingat, dan mempelajari lingkungan, lingkungan, dan pengalaman mereka. Thank you . . .