0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
71 tayangan10 halaman
Fase anal menurut Freud adalah periode perkembangan anak antara usia 18 bulan hingga 3 tahun dimana libido anak difokuskan pada kontrol buang air besar. Konflik utama adalah pelatihan toilet dan reaksi orang tua dapat mempengaruhi kepribadian anak menjadi terlalu teratur atau tidak teratur.
Fase anal menurut Freud adalah periode perkembangan anak antara usia 18 bulan hingga 3 tahun dimana libido anak difokuskan pada kontrol buang air besar. Konflik utama adalah pelatihan toilet dan reaksi orang tua dapat mempengaruhi kepribadian anak menjadi terlalu teratur atau tidak teratur.
Fase anal menurut Freud adalah periode perkembangan anak antara usia 18 bulan hingga 3 tahun dimana libido anak difokuskan pada kontrol buang air besar. Konflik utama adalah pelatihan toilet dan reaksi orang tua dapat mempengaruhi kepribadian anak menjadi terlalu teratur atau tidak teratur.
Sigmund Freud Pengertian Fase Anal menurut Sigmund Freud
Tahap anal adalah tahap kedua dalam teori perkembangan
psikoseksual Sigmund Freud , yang berlangsung dari usia 18 bulan hingga tiga tahun. Menurut Freud, anus adalah zona erogenous primer dan kesenangan diperoleh dari pengontrolan kandung kemih dan buang air besar. Masalah konflik utama selama tahap ini adalah pelatihan toilet. Fiksasi pada tahap ini dapat menghasilkan kepribadian yang terlalu kaku atau yang tidak teratur Menurut teori Freud, kepribadian berkembang melalui serangkaian tahapan sepanjang masa kanak-kanak. Tahap- tahap ini difokuskan pada area erotis. Freud percaya pada libido, yang ia sebut sebagai energi psikoseksual. Bagi Freud, libido adalah kekuatan pendorong di balik semua perilaku manusia. Ini adalah tahap kedua dari tahap psikoseksual Freud. Tahap ini merupakan konflik dengan id, ego, dan superego. Anak didekati dengan konflik ini dengan tuntutan orangtua. Keberhasilan penyelesaian tahap ini tergantung pada bagaimana orang tua berinteraksi dengan anak saat pelatihan toilet. Jika orangtua memuji anak dan memberikan hadiah karena menggunakan toilet dengan benar dan pada waktu yang tepat maka anak akan berhasil melewati panggung. Namun, jika orang tua menertawakan dan menghukum anak ketika mereka berada pada tahap ini, anak dapat merespons dengan cara negatif. Secara umum
Tahap anal, dalam psikologi Freudian, adalah periode perkembangan
manusia yang terjadi pada usia sekitar satu hingga tiga tahun. Sekitar usia ini, anak mulai ke toilet, yang membawa daya tarik anak di zona sensitif seksual anus . Zona sensitif seksual difokuskan pada kontrol usus dan kandung kemih. Oleh karena itu, Freud percaya bahwa libido terutama difokuskan pada pengontrolan kandung kemih dan buang air besar. Tahap anal bertepatan dengan dimulainya kemampuan anak untuk mengendalikan sfingter anal mereka, dan karena itu kemampuan mereka untuk lulus atau menahan kotoran sesuka hati. Jika anak-anak selama tahap ini dapat mengatasi konflik itu akan menghasilkan rasa prestasi dan kemandirian. peran orang tua
Reaksi negatif dari orang tua mereka, seperti pelatihan toilet
awal atau yang keras, dapat menyebabkan anak menjadi kepribadian yang suka anal . Jika orang tua mencoba memaksa anak untuk belajar mengendalikan buang air besar mereka, anak tersebut dapat bereaksi dengan sengaja menahan diri dalam pemberontakan. Mereka akan terbentuk menjadi orang dewasa yang membenci kekacauan, obsesif rapi, tepat waktu, dan menghormati otoritas. Orang dewasa ini terkadang keras kepala dan sangat berhati-hati dengan uang mereka. Kepribadian Anal-ekspulsif
seorang anak yang telah berhasil menyelesaikan tahap ini akan
ditandai sebagai telah menggunakan teknik pelatihan toilet yang tepat selama bertahun-tahun pelatihan toilet dan akan berhasil beralih ke tahap berikutnya dari tahap perkembangan psikoseksual Freud. Meskipun tahap anal tampaknya tentang pelatihan toilet yang tepat, ini juga tentang mengendalikan perilaku dan dorongan. Seorang anak perlu belajar batas-batas tertentu ketika dia masih muda sehingga di masa depan tidak akan ada perdebatan tentang apa yang melampaui batas. Terkait dengan psikologi kognitif
Menurut bidang psikologi kognitif , tahap anal Freud termasuk
dalam kategori kondisi mental internal. Keadaan mental internal ini mengacu pada kepercayaan, ide, motivasi dan pengetahuan. Psikologi kognitif juga berfokus pada dan mempelajari bagaimana orang memahami, mengingat , dan mempelajari lingkungan, lingkungan, dan pengalaman mereka. Ini adalah tiga alasan utama mengapa seorang anak akan menjadi anal-retensive atau anal-expulsive setelah masa kanak- kanak. Hambatan pada fase anal
Jika terjadi hambatan pada fase anal, anak dapat
mengembangkan sifat-sifattidak konsisten, kerapian, keras kepala, kesengajaan, kekikiran yang merupakan karakter anal yang berasal dari sisa-sisa fungsi anal.Jika pertahanan terhadap sifat-sifat anal kurang efektif, karakter anal menjadi ambivalensi (ragu-ragu) berlebihan, kurang rapi, suka menentang, kasar dan cenderung sadomsokistik (dorongan untuk menyakiti dan disakiti). Karakter anal yang khas terlihatpada penderita obsesif kompulsif Keberhasilan fase anal
penyelesaian fase anal yang berhasil, menyiapkan dasar untuk
perkembangankemandirian, kebebasan, kemampuan untuk menentukan perilaku sendiri tanpa rasa malu danragu-ragu, kemampuan untuk menginginkan kerjasama yang baik tanpa perasaan rendah diri.