Oleh :
Pembimbing :
Dr. dr. Theresia M.D. Kaunang, Sp.KJ(K)
Oleh:
Pembimbing
DAFTAR ISI…………………………………………………………….........i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Konseling…..……………………….…………………………………….3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
keluarga. Seorang bayi belajar bagaimana hidup dan menerima kehidupan itu
memperlihatkan intensitas ikatan emosi dan kepercayaan dasar terhadap diri dan
seorang anak.2
luar mapun dari dalam keluarga itu sendiri. Salah satu dari adanya masalah
keluarga adalah anak. Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi
masalah di dalam sebuah keluarga. Kesalahan pendidikan dari orang tua meupun
para individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu
berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai keluarga yang bahagia. Paper
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konseling
dalam kehidupan” yang tidak dapat mereka pecahkan sendiri dan hal tersebut
ruang dan waktunya yang ditandai sejumlah keadaan yang berbeda dalam
pengalaman mereka yang dipendam, dalam jangka waktu dan cara yang
sejauh mungkin dari isu yang dibawa oleh klien, dan juga keinginan mereka
pada saat itu, memfokuskan diri semaksimal mungkin untuk menolong klien
mereka pelajari dari klien kepada orang lain yang ada dalam dunia si klien.1
1. Pemahaman
shall ego be. (dimana ada id, maka disitu ada ego)
bermakna dan memuaskan dengan orang lain misalnya dalam keluarga atau di
tempat kerja.
3. Kesadaran diri
Menjadi lebih peka terhadap pemikiran dan perasaan yang selama ini ditahan
4. Penerimaan diri
untuk menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan
penolakan.
6. Pencerahan
7. Pemecahan masalah
Menemukan pemecahan problem tertentu yang tak bisa di pecahkan oleh klien
8. Pendidikan psikologi
Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk memahami dan
pengendalian kemarahan.
Modifikasi atau mengganti kepercayaan yang tak rasional atau pemikiran yang
diri.
Modifikasi atau pengganti pola tingkah laku yang maladaptif atau merusak
13. Penguatan
14. Restitusi
untuk melingkupi semua tujuan tersebut. Secara garis besar, konselor secara
Penderita skizofrenia sering mendapat stigma dan diskriminasi yang lebih besar
medis lainnya. Persepsi yang salah dari masyarakat akan mempengaruhi sikap
sering kali mengalami tekanan mental karena gejala yang ditampilkan oleh
Kondisi inilah yang akan memunculkan sikap dan emosi yang keliru dan
dan bahkan bermusuhan jauh dari sikap hangat yang dibutuhkan oleh penderita.
waham.5,7
pengalaman masa lalu, konsep diri, dan motivasi. Faktor-faktor yang ikut
hubungan yang kuat antara dukungan sosial oleh keluarga dengan keberfungsian
sosial pasien skizofrenia pasca perawatan rumah sakit dengan sumbangan efektif
69,9%.3,4,8
Hal ini terjadi karena ketidakpahaman atau pengertian yang salah dari
positif, afektif, persepsi, dan respons perilaku yang digunakan oleh keluarga
oleh perkawinan, hubungan darah atau adopsi yang tinggal bersama dalam satu
keluarga. Setiap individu pasti mempunyai keluarga baik secara legal melalui
perkawinan antara suami dan istri, hubungan darah yaitu hubungan anak dan
orangtua serta saudara, atau melalui adopsi yang disahkan secara hukum menjadi
berkembang menjadi dua atau lebih individu yang bersama-sama diikat olah
kedekatan emosi dan kepedulian sesama dan tidak terbatas pada anggota keluarga
yang ada hubungan perkawinan, hubungan darah atau adopsi.
Keluarga merupakan sistem yang paling dekat dengan individu dan merupakan
:5,7,9,10,11
gambaran diri yang positif, yang semua didapatkan melalui interaksi didalam
psikososial dan gangguan jiwa sering dijumpai pada keluarga yang fungsi
kekambuhan adalah ekspresi emosi yang tinggi seperti kritik negatif, usil,
permusuhan, atau terlalu mengatur . Penelitian yang dilakukan di rumah sakit jiwa
dimulai sejak lahir dan berakhir setelah meninggal. Anggota keluarga belajar
terutama jika norma dan perilaku yang dipelajari berbeda dengan yang ada di
Keluarga menentukan apa yang harus dilakukan jika sakit, kapan meminta
dirumah sakit jiwa Lawang dan Menur menunjukkan bahwa 119 orang (68 %)
pasien pernah berobat ke dukun, orang pintar, kiai, atau peramal sebelum dirawat
di rumah sakit. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang
cara merawat pasien. Keluarga umumnya membawa pasien kerumah sakit jiwa
karena perilaku kekerasan. Oleh karena itu selama dirawat di rumah sakit,
setelah pulang dari rumah sakit. Tomczyk mengatakan ada dua terapi yang perlu
dilakukan pada keluarga yaitu psikoedukasi dan terapi sistemik keluarga agar
keturunan. Belum ada penelitian tentang faktor perilaku kekerasan yang terkait
Asumsi krisis ekonomi meningkatkan perilaku kekerasan secara kasat mata dapat
akan berkurang dengan adanya anggota keluarga yang sakit (tidak produktif)
ditambah anggota keluarga yang harus menemani atau merawat pasien (tidak
perawatan pasien di rumah sakit dan setelah pulang ke rumah. Perlu dikaji siapa
yang utama akan memberikan perawatan kepada pasien setelah pasien pulang dari
rumah sakit. Pada penelitian di rumah sakit jiwa Lawang dan Menur ditemukan
bahwa anggota keluarga yang paling banyak merawat pasien adalah saudara
keluarga terdapat kolaborasi dari klinisi dengan anggota keluarga pasien yang
Tujuan ini akan dicapai melalui serangkaian kegiatan edukasi tentang penyakit,
kambuh atau rawat ulang dari 9 bulan menjadi 18 bulan. Sedangkan Dyck, et al
lebih efektif merawat gejala negatif daripada kelompok standar. Selain itu
program psikoedukasi berhasil mengurangi reaksi negatif dan kejenuhan keluarga
yang merawat.11,12,13
berikut:6,8,10,12
manajemen stress
Peningkatan kontak dengan jejaring sumber daya dan sistem pendukung yang ada
Hal – hal yang dilakukan pada saat melakukan konseling keluarga antara
lain:2,4,8,10
• Mengidentifikasi tanda dan gejala prodormal gangguan jiwa yang terjadi pada
pasien.
keluarga.
jelas seperti kehilang-an minat, kehangatan energi, dan humor ti-dak berespon
pertama untuk mengobati pasien tetapi sekarang ini semakin disadari bahwa
perawatan yang komprehensif membutuhkan integrasi antara obat-obatan,
merencanakan masa depan) dengan pengobatan dengan dosis rendah dan sedang
dengan keluarga yang HEE atau dinyatakan sebagai resiko tinggi untuk terjadinya
individual dengan konseling keluarga yang cepat dan hasilnya Secara bermakna
• Leff dkk. melakukan penelitian pada 24 pasien skizofrenia yang tinggal dengan
terapi keluarga di rumah dengan kontrol teratur ke rumah sakit dengan kontak
yang sedikit pada keluarga dan hasilnya secara bermakna menurunkan relaps pada
grup terapi keluarga selama 9 bulantidak bermakna pada terapi 2 tahun.
• Glick dkk. Haas dkk. melakukan penelitian pada 80 pasien dengan skizofrenia
pendidikan, identifikasi stresor kini dan akan datang dengan Perawatan intensif
pasien rawat yang standar dan hasilnya terapi memiliki efek positif yang
bermakna pada gejala yang terdapat pada pasien perempuan dan kelurga pasien
• Hogarty dkk. melakukan penelitian pada 103 pasien skizofrenia yang tinggal
latihan pemecahan masalah selama 2 tahun dengan Perawatan harian saja , latihan
ketrampilan sosial dan hasilnya Secara bermakna menurunkan relaps pada grup
kontak keluarga 10 jam per minggu dan menghadiri 3 sesi program pendidikan /
Psikoedukasi pada grup keluarga sendiri sendiri dan hasilnya Secara bermakna
dapat secara efektif dan efisien mengurangi kejadian relaps pada pasien
PENUTUP
Didalam keluarga tentunya banyak permasalahan yang akan dialami, baik
itu antar pribadi ,aupun antar kelompok di dalam keluarga. Bila dikaitkan dengan
merupakan harapan dan anugrah yang sangat dinanti sebuah keluarga, tetapi tidak
sedikit orang tua dan anggota keluarga lain yang menolak atau justru merasa
anak maupun pada keseimbangan kehidupan keluarga tersebut. Dari kasus ini,
tersebut. Begitupun peran konselor dan pendekatan serta proses konseling. Dari
uraian materi yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa keluarga
ekonomi, sosial, dan budaya. Hal ini merupakan salah satu faktor bagaimana
berkebutuhan khusus tidak akan terjadi, disini mereka malah berusaha untuk
meberikan yang terbaik bagi anak berkebutuhan khusus tersebut. Dalam konseling
DAFTAR PUSTAKA
1. A.T., Andi Mappiare. 2004. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:
Rajawali Pers.
3. Carkhuff, Robert R. 2008. The Art of Helping. Ninth Edition. Amherst, MA:
Waveland Press.
7. Hull D, Johnston DI. Dasar-dasar Pediatri. Ed. 3th. Jakarta: EGC. 2008. Pg.
31.
http://eprints.undip.ac.id/10956/
10. Amelia, D. (2013). Relaps pada pasien skizofrenia. Universitas
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/viewFile/1357/1452
11. Bhurga D. Schizophrenia. The Nice Guide- line on core interventions in the
secondary care. Updated edition. National Clinical Gu- ideline Number 82.
National collaborat- ing centre for mental health and clinical excellence.
London: The British Psycho- logical Society and the Royal College of
Psychiatrists, 2010.
12. Caton CLM, Hasin DS, Shrout PE, Drake RE, Dominguez B, First MB et al.
2007;190:105-11
14. Lloyd C, Tse S, Deane FP. Community participation and social inclusion: