PENDAHULUAN
Praktek sistem ganda (PSG) merupakan program khusus yang harus dilaksanakan
oleh sekolah menengah kejuruaan SMK sesuai dengan kurikulum program ini
dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk praktek kerja di dunia usaha atau industri
instansi dengan mempertimbangkan struktur program kurikulum dan kesediaan usaha
atau Instalasi Farmasi untuk dapat menerima Praktek sistem ganda (PSG) ini
Salah satu Instalasi bidang kesehatan masyarakat adalah RSJD ATMA HUSADA
MAHAKAM SAMARINDA memegang peran yang sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam kesehatan ,di dalam laporan yang ini saya menjelaskan
tentang RSJD ADMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA terdapat ruang lingkup
dan permasalahan yang sangat beragam sehingga diperlukan suatu manajemen yang baik
sehingga dapat berjalan dengan baik
Organisasi merupakan salah satu sarana yang dipergunakan oleh manajemen untuk
mencapai tujuan tujuan pokok usaha perusahaan dalam pencapaian tujuan pokok tersebut
akan dilalui tahapan-tahapan yang berkaitan satu sama lain bagi dari segi urutan kerja
maupun dari segi fungsi masing-masing
Praktek sistem ganda (PSG) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan kompetensi
yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi
sebenarnya di tempat kerja
1. Disamping itu melalui pendekatan pembelajaran ini peserta Praktek sistem ganda
(PSG) diharapkan
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Memiliki tingkat kompetensi standar sesuai yang di persyaratan oleh dunia kerja.
3. Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu ekonomi bisnis kewirausahaan dan
produktif.
4. Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budidaya kerja untuk kepentingan
membanggakan diri.
Penyelenggaraan psg memberikan keuntungan nyata bagi rumah sakit antara lain:
a) Rumah sakit dapat mengenal kualitas peserta Praktek sistem ganda (PSG)
yang belajar dan bekerja di Instalasi.
b) Umumnya peserta Praktek sistem ganda (PSG) telah ikut dalam proses
pelayanan secara aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta Praktek
sistem ganda (PSG) adalah tenaga kerja yang memberikan keuntungan
c) Rumah sakit dapat memberi tugas kepada peserta psg untuk kepentingan
pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki
d) Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan peserta Praktek sistem
ganda (PSG) lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap
peraturan rumah sakit oleh karena itu sikap peserta Praktek sistem ganda
(PSG) dapat dibentuk dengan sesuai ciri khas kerja di Rumah Sakit
e) Memberikan kepuasan bagi Rumah Sakit karena diakui ikut serta menentukan
masa depan anak bangsa melalui praktek sistem ganda Praktek sistem ganda
(PSG)
2. Manfaat bagi sekolah
Hasil belajar peserta pkl akan lebih bermakna karena setelah tamat akan betul
betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf
hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan diri secara berkelanjutan
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa
percaya diri tamatan yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan kalian profesional pada tingkat yang lebih tinggi peserta psg akan
dapat menambah wawasan yang diperoleh dari dunia kerja di rumah sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut WHO (world health organization) rumah sakit adalah bagian dari
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(Preventif) kepada masyarakat rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik
Secara singkat rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan rumah sakit dapat dipandang suatu struktur terororganisasi yang
menggabungkan berbagai profesi kesehatan dengan tugasnya masing-masing
Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi bangunan persyaratan sumber daya
manusia kefarmasian dan peralatan
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan pada semua
bidang dan jenis penyakit :
1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan
pelayanan medis spesialistik luas serta berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan
dengan kapasitas lebih dari 1000 unit tempat tidur
2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan sub
spesialistis terbatas rumah sakit umum kelas b dibagi menjadi kelas b pendidikan
dan non pendidikan dengan kapasitas 500 - 1000 unit tempat tidur
3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis spesial dasar yaitu spesialis penyakit dalam
spesialis penyakit anak spesialis kebidanan dan spesialis bedah dengan kapasitas
1000 sampai 500 unit tempat tidur
4. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis dasar seperti pelayanan medis kedokteran gigi dan
mampu menampung pelayanan medis yang berdasarkan dari puskesmas dengan
kapasitas tempat tidur kurang dari 1000 unit
Rumah sakit khusus memberikan layanan utama pada suatu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu golongan umur organ jenis penyakit atau
khususan lainnya.
h) Pendistribusian
4) Sistem kombinasi
a. Kajian resep
b. Dispensing
1. Topik pertanyaan
2. Tanggal dan waktu pelayanan informasi obat diberikan
3. Metode pelayanan informasi obat ( lisan tertulis lewat telepon)
4. Data pasien( umur jenis kelamin berat badan informasi lainnya
seperti riwayat alergi apakah pasien sedang hamil atau menyusui
data laboratorium)
5. Uraian pertanyaan ;
6. Jawaban pertanyaan ;
7. Referensi ;
8. Metode pemberian jawab (lisan tertulis per telpon dan data
apoteker yang memberikan pelayanan informasi obat)
d. Konseling
a. Pasien kondisi khusus (gangguan fungsi hati dan atau ginjal ibu
hamil dan menyusui)
b. Pasien dengan terapi jaga panjang penyakit kronis (misalnya
TB, DM, AIDS, EPILEPSI )
c. Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down /off)
d. Pasien yang menggunakan obat dengan indikasi terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin)
e. Pasien dengan poli farmasipasien menerima beberapa obat
untuk indikasi penyakit yang sama dalam kelompok ini juga
termasuk pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang
diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat.
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
e. Pelayanan ke permainan di rumah sakit (home pharmacy care)
- kriteria pasien
1. Anak-anak dan lanjut usia ibu hamil dan menyusui
2. Menerima obat lebih dari lima jenis
3. Adanya multiagonis
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati
5. Menerima obat dengan indikasi terapi sempit
6. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi
obat yang merugikan
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
- kegiatan:
1. Mengidentifikasikan obat dan pasien yang mempunyai resiko
tinggi mengalami efek
2. Samping obat
3. Mengisi formulir monitoring efek samping obat atau meso
4. Melaporkan ke pusat monitoring epic samping obat nasional
dengan menggunakan formulir 10 sebagai terlampir
1. Persyaratan administrasi
a. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi
dan memiliki surat.
b. tanda registrasi apoteker (STRA) dan memiliki sertifikat
kompetensi yang masih berlaku.
c. Memiliki surat izin praktik apoteker (SIPA) .
2. Menggunakan atribut praktek antara lain baju praktek tanda pengenal
3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan dan mampu memberikan
pelatihan yang berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan
pengembangan diri baik melalui pelatihan seminar workshop
pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan
perundang undangan sampai apoteker profesi standar pendidikan
standar pelayanan standar kompetensi dalam melakukan pelayanan
kefarmasian seorang apoteker harus menjalankan peran yaitu :
a. Pemberian layanan apoteker harus berinteraksi dengan pasien
harus meningkatkan pelayanan pada sistem pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan.
b. Pengambilan keputusan apoteker harus memiliki kemampuan
dalam pemberian keputusan dengan menggunakan seluruh
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Komunikator apoteker harus mampu berkomunikasi dengan
pasien maupun profesi kesehatan lainnya berhubungan dengan
terapi pasien oleh karena itu harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang baik.
d. Pemimpin apoteker daratan memiliki kemampuan untuk
menjadi pemimpin, kepemimpinan yang diharapkan meliputi
keberanian mengambil keputusan yang empati dan efisien
secara kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil
keputusan.
e. Pengelolaan apoteker harus mampu mengelola sumber daya
manusia fisik anggaran dan informasi secara efektif apoteker
harus mengikuti kemajuan teknologi informasi dan bersedia
berbagi informasi tentang obat dan hal-hal yang berhubungan
dengan obat.
Rumah sakit harus mudah diakses oleh masyarakat sarana dan prasarana
rumah sakit dapat menjamin mutu sediaan farmasi alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai serta kelancaran pelayanan kefarmasian sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk menunjukkan pelayanan kefarmasian
di rumah sakit meliputi sarana yang memiliki fungsi:
Februari 2020, bertempat pada RSDJ Atma Husada Mahakam Samarinda yang
terletak di Jl. Kakap, sungai dama Samarinda. Teknis Pelaksanaan Praktek Kerja
Rumah sakit jiwa Pusat (RSJP) samarinda didirikan pada tahun 1933 di atas tanah
seluas 20.157 m2 yang dibiayai oleh kesultanan Kutai dan merupakan Rumah
Keperawatan Sakit Jiwa Pada tahun 2005 Luas Rumah sakit bertambah dengan
Pada awalnya RSPJ didirikan bersama dengan Rumah Sakit Umum yang
ditetapkan ketua Bestwer College Samarinda. Tanggal 20 April 1949 No. 558/IH-9-
Fed, masalah pembiayaan Rumah Sakit Umum danRumah Sakit Jiwa Samarinda
diserahkan oleh kesultanan Kutai dan Kerajaan di Kalimantan Timur. Pada tanggal 1
Januari 1951, pembiayaan diambil alih oleh pemerintah pusat. Berdasarkan Surat
Keputusan bulan November 1951, kantor Rumah Sakit Jiwa dipisahkan dari Rumah
kelas B
Sejalan Dengan pelaksanaan otonomi Daerah UPTD, Rumah Sakit Jiwa Pusat
pengoperasian Rumah Sakit Jiwa Samarinda dalam tahun 2001 di bawah pemerintah
Rumah Sakit Jiwa Samarinda berubah nama menjadi Rumah Sakit Atma Husada
Mahakam dengan Surat Keputusan Gubernur no. 03 tahun 2005, tanggal 17 Januari
tahun 2005.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam bertujuan untuk memberi
kotamadya dan 10 kabupaten. Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam
kuratif dan rehabilitasi serta riset di bidang kesehatan jiwa. Rumah Sakit Jiwa Daerah
Atma Husada Mahakam melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa intra mural dan
ekstra mural serta melakukan pembinaan dan integrasi ke puskesmas dan Rumah
Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam merupakan Rumah Sakit Jiwa
1) Perencanaan Kebutuhan
yang melakukan perencanaan obat yang didasarkan pada jumlah rata rata
kebutuhan pasien.
2) Pengadaan
yaitu :
c. Dropping ( Sumbangan)
3) Penerimaan
d. Diambil copy faktur sebanyak 2 (dua) kali sebagai arsip IFRS dan
stock.
4) Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan Farmasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma
Husada Mahakam dilakukan dengan metode FEFO (First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out) untuk menghindari penumpukkan obat pada
(Expire Date) akan dikeluarkan terlebih dahulu, sedangkan Sistem FIFO Obat
masing masing obat. Kondisi penyimpanan yang dimaksud antara lain adalah
lemari knci, lemari kulkas atau ruangan sejuk. Tempat penyimpanan diisi oleh
b. Indikasi klinik
c. Kelompok alphabet
d. Tingkat penggunaan
e. Bentuk sediaan
f. Random Bin
g. Kode barang
Selain barang disimpan dalam temperatur/suhu yang sesuai, pastikan barang
5) Pendistribusian
Samarinda didistribusikan ke :
b. Resep Individual.
Mahakam adalah untuk obat yang sudah melewati batas ED (Expire Date)
berita yang meliputi ; nama dan alamat Rumah Sakit, nama kepala Instalansi
dihancurkan terlebih dahulu lalu dibakar, sedangkan jika sediaan dalam bentuk
cair maka bisa dilakukan dengan cara dibuang cairannya terlebih dahulu, lalu
Apotek yang disaksikkan oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Balai Obat
bentuk sediaan, bentuk kemasan, dan juga tanggal ED (Expire Date), apabila
ditemukan obat yang tidak ada kemasan ataupun tidak jelas tanggal ED
1. Skrining Resep
Rumah Sakit jiwa Daerah Atma Husada Mahakam mempunyai proses dalam
ke petugas.
e) Bila pasien atau keluarga pasien setuju maka data pasien akan diinput
dengan lengkap.
h) Obat distock terlebih dahulu di dalam kartu stock, diberi harga (jika belum
diberikan harga pada resep), menulis etiket dengan meliputi ; nama pasien,
dengan sediaan obat dan ditempelkan etiket pada obat, lalu diberikan pada
Rumah Sakit jiwa Daerah Atma Husada Mahakam mempunyai proses dalam
jika dibuat sediaan kapsul, alat untuk puyer dan kertas puyer jika dibuat
sediaan puyer.
hingga halus.
d) Jika sediaan obat yang dibuat adalah kapsul maka ditentukan terlebih
lalu diratakan dengan sudip, jika sudah maka cangkang kapsul ditutup
e) Jika sediaan obat yang dibuat adalah puyer maka obat yang telah
jumlah yang sesuai diresep, kemudian diratakan satu sama lain, jika
etiket, sama seperti kapsul, puyer akan dimasukkan plastik lalu dipres
bersamaan etiket, setelah itu diberikan ke meja stock agar dicek ulang.
3. Dispensing ( Penyerahan)
obat dengan memberikan penjelasan kepada pasie yang meliputi aturan pakai, dan
khasiat obat. Jika persediaan obat tidak ada maka diinformasikan kepada pasien,
pasien akan diusulkan pergantian obat dengan kandungan yang sama, jika pasien
Pelayanan resep Psikotropika dan Narkotika dibutuhkan resep asli. Jika pasien
hanya meminta setengahnya maka akan diperboleh untuk membuat copy resep,
tetapi salinan resep tersebut hanya bisa ditebus kembali di Rumah Sakit yang
menyimpan resep asli, tidak boleh di Rumah Sakit lain. Obat yang keluar akan
Pelayanan informasi obat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada yaitu
memberikan infomasi obat kepada pasien yang meliputi aturan pakai, indikasi
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma
Syammarhan,M.Si.Apt
Rahma,Amd.Far
Estrin Paramban,Amd.Far
Sarana dan Prasarana yang terdapat di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam meliputi
1. Ruang Tunggu
RSJD Atma Husada Mahakam memiliki ruang tunggu khusus untuk pasien yang
menunggu resep maupun pasien yang menunggu untuk diperiksa oleh dokter.
penyerahan obat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Industri (Prakerin) di RUMAH SAKIT JIWA ATMA HUSADA
Kesimpulan
1) Penyimpanan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Daerah ATMA HUSADA
MAHAKAM menggunakan sistem First Expired First Out (FEFO) dan First In First
Out (FIFO).
didistribusikan dari gudang obat ke Pelayanan Rawat Inap dan Pelayanan Rawat Jalan
3) Kegiatan dalam pengelolaan obat yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Jiwa Daerah ATMA HUSADA MAHAKAM sudah sesuai dengan prosedur yaitu
pelaporan.
4.2 Saran
1) Sebaiknya dibutkan ruangan khusus untuk tempat meracik obat agar lebih
Sistem Ganda (PSG) lebih di perbanyak dan di perluas sehingga siswa dan siswi dapat
Sebaiknya siswa/ siswi yang hendak melaksanakan Praktek Sistem Ganda (PSG)
nama obat baik generic maupun paten serta pengetahuan mengenai cara pemakaian
komputer.
Hendaknya siswa/siswi Praktek Sistem Ganda (PSG) dapat lebih disiplin, menjaga
sikap dan mengikuti segala atruran yang telah di tetapkan oleh instalasi yang menjadi