HALAMAN PENGESAHAN
PT DOS NI ROHA
SAMARINDA
DI SETUJUI OLEH :
Pembimbing sekolah Pembimbing instansi
SMK Medika Samarinda PT DOS NI ROHA
Mengetahui :
Kepala Sekolah Kepala Cabang
SMK MEDIKA SAMARINDA PT DOS NI ROHA
i
ii
Kata Pengantar
Segala Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta semesta
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Industri (GANTI SEMUA JADI PRAKTEK SISTEM GANDA) pada tepat waktunya.
Pada kesempatan ini kami melakukan Praktek Kerja Industri di PBF Dos Ni Roha
yang dimulai dari tanggal 6 januari 2020 sampai dengan 3 Februari 2020. Dalam
penyusunan laporan ini dibuat sedemikian rupa, sehingga secara umum dan khusus dapat
mengetahui gambaran mengenai PBF Dos Ni Roha dari segi pendistribusian perbekalan
farmasi. Kami menyadari dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri banyak menghadapi
kesulitan ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan serta dukungan dari segala pihak,
maka Kami sebagai Anak magang dapat menyelesaikan Praktek Kerja Industri dengan
lancar.
Oleh sebab itu kami ingin mengucapkan kata terimakasih sebanyak banyaknya kepada
seluruh pihak yang membantu dan membimbing kami selama kegiatan Praktek Kerja
Industri berlangsung dan ucapan terimakasih itu kami tunjukkan kepada : (jangan pakai
Ibu Dessy Yuliani,S.Farm selaku pembimbing Praktek Kerja Industri di SMK Medika
Samarinda
Ibu Nur Aida Ayu Sinta Dewi, Amd.Farm, selaku pembimbing PSG di PBF PT (kok
Kak Ayu, Bu septi, Kak Marwansyah, Pak Johan, Kak Sandro, Pak Arif, Kak
Bambang dan seluruh pegawai PBF yang telah membimbing dan mengajarkan hal
ii
iii
yang tidak kami ketahui selama satu bulan ini dari awal kedatangan kami hingga
Kepada semua guru dan staff yang telah mendukung berjalannya Praktek Kerja
Kepada teman-teman yang telah memberikan ide dan referensi sebagai bahan
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan selama Praktek Kerja
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna sehingga
dibutuhkan saran dan kritik untuk membuat kami dapat lebih baik dan lebih bersemangat
lagi dalam mengerjakan laporan yang lebih sempurna. Harapan kami semoga laporan ini
dapat memberikan semangat bagi kami maupun pembaca yang membutuhkan. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa berkenan untuk selalu memberikan kami ilmu yang bermanfaat
iii
iv
Daftar Isi (daftar isi pake font ukuran 12 juga,, perbaiki daftar
SAMARINDA ....................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
BAB II .................................................................................................................. 4
iv
v
4. Operasional ............................................................................................... 8
7. Transportasi ............................................................................................ 13
8. Dokumentasi ............................................................................................ 13
v
vi
BAB IV ............................................................................................................... 28
PENUTUP .......................................................................................................... 28
LAMPIRAN ....................................................................................................... 30
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (semuax pakai font ukuran 12 ,,, jangan dibedakan)
Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah bentuk kegiatan pembelajaran akademik pada
pengetahuan dan pengalaman siswa dalam memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Maka
dari itu siswa dapat mempersiapkan dirinya dengan baik sebelum masuk ke dalam lapangan
pekerjaan.
terutama pada bidang Kefarmasian terkait materi yang dibahas sebelumnya. Semua siswa
diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam dunia kesehatan melalui kegiatan ini.
Selain itu kegiatan prakerin berfungsi sebagai penghubung antara dunia pendididikan
dengan dunia industri yang tidak lain tujuannya untuk memperoleh sumber daya manusia
Praktik Kerja Industri ini adalah wujud aplikasi antara keterampilan, sikap dan
kemampuan siswa yang diperoleh ketika dibangku Sekolah Menengah Kejuruan. Prakerin
tersebut dilaksanakan diberbagai instansi dan perusahaan yang dapat digunakan untuk
menambah pengalaman, ilmu pengetahuan dan keterampilan siswa. Siswa dapat lebih
1
2
bertanggung jawab dan disiplin dengan apa yang ditugaskan kepada mereka melalui
Maka dari itu berbagai materi dan teori yang dipelajari sebelumnya dapat dipraktekkan
langsung dalam Dunia Kefarmasian yang ada di negara ini. Seperti yang kita ketahui bahwa
materi dan teori yang diperoleh merupakan salah satu pendukung terjadinya pelaksanaan
kerja yang baik dan benar. Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya bahwa praktek
tersebut berasal dari teori yang dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu untuk menyelesaikan
program studinya, para siswa harus melaksanakan praktek kerja industri ini.
Oleh karena itu, Perlaksanaan Praktek Kerja Industri di Pedagang Besar Farmasi (PBF)
sangat perlu dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan aktif di PBF sesuai
dengan fungsi dan kompetensi tenaga teknis kefarmasian di Distributor agar bisa
3. Melatih siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara profesional didunia kerja
yang sebenarnya
5. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa dan
6. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat dikembangkan dan di
7. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri ataupun dunia usaha.
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan semangat kerja yang sesuai dengan
3. Meningkatkan Efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
4. Memberikan Pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan
5. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan zaman di era
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan UU.
Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah petunjuk cara distribusi obat dan/ atau bahan
obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
2.2 Perizinan Pendirian PBF (masukkan apa saja yang diperlukan biar dapat
pendirian PBF dan PBF cabang, dimana didalamnya terdapat 4 bagian dan 11 pasal dan
BAB III disisipkan 1 (satu) bagian baru, yakni Bagian kelima tentang pembahuran izin
Tercantum bahwa PBF hanya dapat mengadakan, menyimpan, dan menyalurkan obat
yang memiliki persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri. Untuk pengadaan obat di
PBF, PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi atau PBF.
Setiap PBF harus memiliki Apoteker penanggung jawab yang telah memiliki izin yang
penyaluran obat. Namun, dilarang merangkap jabatan sebagai pengurus PBF. Setiap
pergantian Apoteker penanggung jawab ataupun pengurus PBF wajib melaporkan kepada
Direktur Jendral atau Kepala Dinas Kesehatan Provinsi selambat lambatnya dalam jangka
waktu 6 (enam) hari kerja PBF dalam penyelengggaraan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran obat wajib menerapkan pedoman teknis CDOB. PBF yang telah menerapkan
Setiap PBF wajib menyampaikan Laporan setiap 3 (tiga) bulan sekali namun
dapat meminta setiap saat, meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat kepada
Direktur Jendral dengan tembusan kepada Kepala Badan Dinas Kesehatan Provinsi dan
kepala BPOM. Laporan tersebut dapat dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
informasi dan komunikasi selain itu, laporan dapat setiap saat harus diperiksa oleh
Menurut panduan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan ada beberapa aspek-aspek
untuk melaksanakan pendistribusian obat dalam panduan Cara Distribusi Obat dengan Baik
1. Manajemen Mutu
proses serta sumber daya yang digunakan dan tindakan sistematis yang diperlukan guna
menjamin proses distribusi berjalan sesuai GDP (Good Distribution Practice) sehingga
memenuhi persyaratan kualitas. Setiap aspek dalam proses distribusi sediaan farmasi
harus dapat bertanggung jawab terhadap kualitas dan keamanan dari produk. Dalam
pelaksanaannya, sistem yang memadai harus tersedia untuk memastikan produk dapat
ditelusuri. Prosedur pengadaan dan perilisan harus dikeluarkan secara resmi, guna
memastikan bahwa produk farmasi yang akan didistribusikan bersumber dari pemasok
yang legal.
Semua entitas dalam proses rantai pasok harus dapat terlacak berdasarkan jenis
produk farmasi tersebut dan harus dilengkapi prosedur dan catatan tertulis yang dapat
meliputi managemen mutu, manajemen resiko mutu, kajian dan pemantauan manajemen
tidak memiliki sertifikat tersebut, dapat digantikan dengan guidelines pelaksanaan prinsip
GMP terkait produk farmasi. SOP resmi untuk setiap kegiatan operasional harus tersedia.
7
ttg pbf,,, tp u ringkas juga ya,, jd dibaca baik2,, jgn sampai kalimatx
tdk nyambung)
B. Petugas
Pelatihan
C. Hazardous obat (toksisitas & produk infeksius/sensitif) → pakaian sesuai & proteksi
diri
Melindungi obat dari suhu & kelembaban, banjir, rembesan lewat tanah, &
binatang
Cukup luas, tetap kering & bersih, ruang terpisah untuk narkotika & psikotropika
Bersih, bebas dari tumpukan sampah & barang yang tidak diperlukan
Penerangan cukup
Wadah dalam keadaan bersih & kering, bebas dari kotoran, sanitasi jelas,
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi harus dapat memastikan
bahwa Identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan distribusinya ditangani sesuai
dengan spesifikasi yang tercantum pada kemasan. Fasilitas distribusi harus menggunakan
semua perangkat dan cara yang tersedia untuk memastikan bahwa sumber obat dan/atau
bahan obat yang diterima berasal dari industri farmasi dan/atau fasilitas distribusi lain
5. Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan
terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan tindak lanjut langkah-langkah perbaikan
yang diperlukan. Pada dasarnya mekanisme Inpeksi Diri dalam sebuah industri yaitu
untuk mendeteksi kekurangan atau kesalahan yang beroperasi dalam sistem apapun.
kesesuian dan kepatuhannya dengan tindakan koretif yang sesuai. Hal ini merupakan cara
pasti untuk mengevaluasi keselurahan sistem operasi dari setiap aspek serta untuk
Penarikan Kembali.
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat berpotensi
rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai dengan prosedur tertulis. Obat
dan/atau bahan obat yang akan dijual kembali harus melalui persetujuan dari personil
yang bertanggung jawab sesuai dengan kewenangannya. Diperlukani dari setiap instansi,
industri farmasi dan fasilitas distribusi dalam menangani obat dan/atau bahan obat yang
diduga palsu.
semua kasus, termasuk cara penarikan kembali. HarusHarus tersedia dokumentasi untuk
10
setiap proses penanganan keluhan termasuk pengembalian dan penarikan kembali serta
dibedakan antara keluhan tentang kualitas obat dan/atau bahan obat dan keluhan yang
berkaitan dengan distribusi. Keluhan tentang kualitas obat dan/atau bahan obat harus
Harus tersedia catatan terhadap penanganan keluhan termasuk waktu yang diperlukan
Setiap keluhan tentang obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat harus
dicatat dan diselidiki secara menyeluruh untuk mengidentifikasi asal atau alasan
Semua keluhan dan informasi lain mengenai produk yang rusak dan diduga palsu
harus diteliti (diidentifikasi) / ditinjau dan dicatat sesuai dengan prosedur yang
Setiap keluhan harus dikelompokkan sesuai dengan jenis keluhan dan dilakukan trend
Harus tersedia prosedur tertulis untuk penanganan dan penerimaan obat dan/atau
b) Jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian harus dicatat
Fasilitas distribusi harus menerima obat dan/atau bahan obat kembalian sesuai dengan
persyaratan dari industri farmasi/ fasilitas distribusi lain. Kedua belah pihak harus
memungkinkan masuknya obat dan/atau bahan obat palsu ke dalam rantai distribusi.
Harus dilakukan penilaian risiko terhadap obat dan/atau bahan obat yang
Obat dan/atau bahan obat kembalian harus disimpan terpisah dari obat dan/atau bahan
obat yang memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta diberi label yang jelas
Penilaian yang diperlukan dan keputusan mengenai status obat dan/atau bahan obat
Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual kembali, antara lain jika:
a) obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi syarat
c) obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh penanggung
obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau bahan obat untuk
memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat kembalian tersebut bukan obat
Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi suhu penyimpanan yang rendah
Semua penanganan obat dan/atau bahan obat kembalian termasuk yang layak jual
atau yang dapat dimusnahkan harus mendapat persetujuan penanggung jawab dan
terdokumentasi.
Transportasi yang digunakan untuk obat dan/atau bahan obat kembalian harus
relevan.
Obat dan/atau bahan obat kembalian yang layak jual harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga sistem pengeluaran barang dapat dijamin sesuai dengan FEFO.
Harus tersedia prosedur tertulis untuk penanganan dan penerimaan obat dan/atau
Fasilitas distribusi harus segera melaporkan obat dan/atau bahan obat diduga palsu
kepada instansi yang berwenang, industri farmasi dan/atau pemegang izin edar.
Setiap obat dan/atau bahan obat diduga palsu harus dikarantina diruang terpisah,
UntukUntuk obat dan/atau bahan obat diduga palsu, penyalurannya harus dihentikan,
segera dilaporkan ke instansi terkait dan menunggu tindak lanjut dari instansi yang
berwenang.
Setelah ada pemastian bahwa obat dan/atau bahan obat tersebut palsu, maka harus
7. Transportasi
Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan sesuai dengan
informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus digunakan mencakup
transportasi melalui darat, laut, udara atau kombinasi di atas. Apapun metode transportasi
yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau bahan obat tidak mengalami
perubahan kondisi selama transportasi yang dapat mengurangi mutu. Pendekatan berbasis
8. Dokumentasi
Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem manajemen mutu.
Dokumentasi tertulis harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi lisan dan
14
penyimpanan, penyaluran dan pelaporan), prosedur tertulis dan dokumen lain yang terkait
Dokumentasi terdiri dari semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan data,
Dokumentasi yang jelas dan rinci merupakan dasar untuk memastikan bahwa setiap
kesalahan.
distribusi dan ditulis dalam bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil dan tidak
berarti ganda.
Prosedur tertulis harus disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh personil yang
Setiap perubahan yang dibuat dalam dokumentasi harus ditandatangani, diberi tanggal
Semua dokumentasi harus mudah didapat kembali, disimpan dan dipelihara pada
tempat yang aman untuk mencegah dari perubahan yang tidak sah, kerusakan
Dokumen harus dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up to date. Jika
Dokumentasi permanen, tertulis atau elektronik, untuk setiap obat dan/atau bahan
direkomendasikan, tindakan pencegahan dan tanggal uji ulang khusus untuk bahan
obat (jika ada) harus diperhatikan. Persyaratan farmakope dan peraturan nasional
dan/atau bahan obat; nomor bets; tanggal kedaluwarsa; jumlah yang diterima /
Dokumentasi harus dibuat pada saat kegiatan berlangsung, sehingga mudah untuk
ditelusuri.
16
17
BAB III
PEMBAHASAN
Praktek Kerja Industri di PBF Dos Ni Roha Cabang Samarinda adalah selama 4 (empat)
minggu terhitung dari tanggal 8 januari 2020 – 3 Februari 2020 dimana setiap harinya dibagi
menjadi 1 (satu) shift. PBF DOS NI ROHA memiliki jam kerja dalam seminggu :
Konsumen, & Medical Equipment, dengan operasi dan jaringan distribusi di seluruh
Indonesia. PT. Dos Ni Roha didirikan pada 16 september 1963 dan selama lebih dari
empat dekade telah berhasil dalam memenuhi tuntutan khusus untuk distribusi di
kuat, kita memiliki pemahaman terbaik dari kondisi lokal untuk merebut peluang bisnis
dan menyediakan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan unik di Indonesia pasar. Misi
dan Visi PT Dos Ini Roha yaitu untuk memberikan layanan kelas dunia distribusi untuk
PBF Dos Ni Roha didukung oleh 30 Cabang dan 19 Depo. Sehingga perusahaan ini
3.3 Pengelolaan Sumber Daya Manusia di PBF (Ganti… ini masukkan semua
PBF Dos Ni Roha memiliki 1 (satu) orang apoteker yang merupakan Apoteker
penanggung jawab (APJ) seluruh penyelenggaraan CDOB di PBF dan Asisten Apoteker
(AA). Di Pbf Dos Ni Roha dalam melakukan penyelenggaraan CDOB, seorang Apoteker
dan pembagian tugas SDM (sumber daya manusia) di PT DOS NI ROHA Cabang
Samarinda.
saranax pbf dosni roha ,,, bukan materi,, ini yg fadika jelaskan Cuma teori,,
bab 3 itu isix smw yg ada di dosni roha ,, bukan seperti bab 2 lg)
Kantor dan gudang PBF atau PBF cabang boleh terpisah selama tidak mengurangi
efektivitas pengawasan internal oleh direksi /pengurus dan penanggung jawab, dan
gudang tersebut harus memiliki seorang apoteker penanggung jawab dan tenaga teknis
perubahan gudang dengan syarat mendapat persetujuan dari Dirjen Bidang Pembinaan
melaksanakan penyimpanan dan penyaluran sebagai bagian dari PBF pusat atau PBF
cabang. PBF cabang juga boleh melakukannya bila mendapat persetujuan dari Ka.Dinkes
Provinsi setempat.
19
PBF Dos Ni Roha mengadakan kebutuhan obat dari PBF pusat. Stok barang yang
diadakan di PBF, sekali pengadaan tergantung kebutuhan obat yang dibutuhkan, dan PBF
DNR tidak memesan dari PBF luar karena barang atau obat dipesan dari PBF pusat.
Untuk pengadaan psikotropika dan prekusor didatangkan dari pusat dengan surat pesanan
khusus yang kirim oleh apoteker penanggung jawab PBF cabang, kemudian akan
diproses dan siap dikirimkan sesuai dengan pesanan melalui ekspedisi. Pemesanan
tentunya terdapat batasan pemesanan tertentu yang harus ditaati, sehingga pemesanan
tidak boleh berlebihan hanya sesuai kepentingan. Untuk pelayanan pengadaan sediaan
psikotropika harus dari surat pesanan (SP) asli dilengkapi dengan tanda tangan
direktur perusahaan atau kepala cabang dan apoteker, stempel perusahaan yang
Obat-obatan di PBF Dos Ni Roha diterima dari pusat / Depo Central.Barang yang
diterima rutin dikirim melalui tim ekspedisi untuk tiap pesanan. Penerimaan barang
merupakan segala awal arus barang yang bergerak di Gudang. Penerimaan barang dari
pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal ini tidak memiliki
Bukti Pesanan Barang dari Gudang ( untuk memastikan pesanan barang dalam
spesifikasi tepat)
Setelah barang diterima dan dicek, selanjutnya adalah proses penyimpanan barang
atau obat di gudang. Penyimpanan obat harus disesuaikan dengan suhu tertentu sesuai
jenis obatnya.Tetapi tidak semua obat harus disimpan pada suhu tertentu, adapula obat
yang disimpan pada suhu normal.Pengaturan suhu dilakukan dengan tujuan agar obat
yang disimpan digudang, pada saat dilakukan pengepakan obat dalam keadaan baik atau
bagus.
Suhu yang tidak sesuai akan merusak obat. Misalnya saja pada tablet salut gula,
apabila tablet salut gula disimpan pada suhu yang panas, maka obat tersebut dapat
meleleh dan tidak dapat digunakan sehingga harus disimpan pada suhu yang sejuk.Selain
itu obat yang harus disimpan pada suhu yang dingin adalah vaksin, injeksi dan
supositoria.Vaksin harus disimpan pada kulkas, tetapi suhunya harus diatur sesuai
Penyimpanan injeksi selain vaksin, dapat disimpan seperti obat biasa lainnya, yakni pada
suhu normal.
Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai satu pintu dengan dua buah kunci
Dilengkapi dengan lemari besi yang beratnya tidak kurang dari 150 kg dan
Gudang dan lemari tidak boleh untuk menyimpan barang lain kecuali ditentukan lain
oleh Menteri.
Alur pendistribusian di PBF Dos Ni Roha yaitu, pelanggan mengorder barang atau
obat (viatelepon, fax, email, e-katalog, dan dari kunjungan salesman), setelah diterima
surat pesanan maka Sp (surat pesanan) sdiberikan kepada Op (Order Proscessing) untuk
diverifikasi (Nama Outlet, barang yang dipesan, alamat tempat, dll) setelah itu faktur
picking dicetak oleh admin logistik dan diberikan kepada tatalaksana gudang lalu
Selanjutnya barang dibawa ke checker disertai dengan kertas picking untuk di periksa
kesesuaiannya, sesudah barang telah diverifikasi oleh checker dan sudah sesuai, maka
faktur diberikan kembali kepada pihak admin logistik untuk dicetak faktur. Faktur PBF
22
Dos Ni Roha memiliki 4 rangkap atau lembar, faktur yang berwarna merah untuk
Apoteker Penanggung Jawab, kuning untuk K&A, faktur hijau untuk pegangan
pelanggan danPutih adalah faktur asli yang diberikan kepada pelanggan jika telah
Selanjutnya terjadi serah terima antara pihak admin logistik dengan pihak pengantar
barang, checker menyerahkan barang dan pihak pengantar mengemas barang dan barang
siap diantarkan sesuai dengan pelanggan. Pada saat barang telah tiba dipelanggan,
dilakukan pengecekan kembali. Mencocokkan faktur dengan barang serta batch dan ed
(expire date) obat. Dan apa bila telah sesuai, maka faktur putih, hijau,kuning dan merah
akan ditandatangani serta distempel. Jika pembayaran lunas, maka dapat diberikan faktur
asli yaitu berwarna putih Dan faktur hijau akan dipegang oleh pelanggan.
e) Penanganan terhadap keluhan (ganti … ini pbf bukan industry yang membuat obat ,,
penarikan kembali produk, dan produk kembalian merupakan hal penting yang
harus diperhatikan dalam pembuatan obat yang baik pada industri farmasi ??. Hal ini
disebabkan keluhan kosumen terhadap obat yang dikonsumsi dapat menjadi masalah
yang serius jika tidak ditangani dengan baik. Produk yang tidak memenuhi syarat mutu
obat maka harus dilakukan penarikan kembali produk yang telah beredar di pasaran.
Produk kembalian yang telah di tarik dari peredaran kemudian di olah lagi dan jika tidak
Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan terjadi
kerusakan obat hendaklah dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis. Untuk
23
menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem, bila perlu
mencakup penarikan kembali produk yang diketahui cacat dari peredaran secara cepat
dan efektif.
Keluhan mengenai mutu dan berupa kerusakan fisik, kimiawi atau biologis dari
Keluhan atau laporan karena reaksi yang merugikan seperti alergi, toksisitas, reaksi
Keluhan atau laporan mengenai efek terapetik produk seperti produk tidak berkhasiat
lanjut yang sesuai, termasuk pertimbangan untuk penarikan kembali produk, dalam
menanggapi keluhan terhadap obat yang diduga cacat. Tiap laporan dan keluhan
Inspeksi atau pengujian sampel obat yang dikeluhkan dan diterima serta, bila perlu
Pengkajian semua data dan dokumentasi termasuk catatan batch, catatan distribusi
dan laporan pengujian dari produk yang akan dikeluhkan atau dilaporkan.
24
Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali dari satu atau
beberapa batch atau seluruh batch produk tertentu dari peredaran. Penarikan kembali
produk dilakukan apabila ditemukan produk yang cacat mutu atau bila ada laporan
mengenai reaksi merugikan yang serius serta beresiko terhadap kesehatan. Penarikan
tersebut.Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian
alasan lain misalnya kondisi wadah atau kemasan yang dapat menimbulkan keraguan
dapat diproses ulang atau harus dimusnakan setelah dilakukan evaluasi. Produk
Produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan karena itu dapat
Produk kembalian yang tidak memenuhi spesifikasi dan tidak dapat diproses
ulang.
25
f) Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan (pbf dosni ada narkotika kah ??? tanya
apoteker disana) (tanyakan kapan saja pelaporannya dan golongan obat apa saja yg
dilaporkan) (laporannya di kirim kemana aja ?) (laporannya pakai cara lama atau
baru/website)
Farmasi
jumlah persediaan
penyerahan; dan
dan Prekusor Farmasi wajib disimpan secara terpisah paling singkat 3 (tiga)
tahun. Hal ini ditujukan agar, apabila ada pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan atau
mencakup surat pesanan, faktur pesanan, faktur pengiriman dan penyerahan, kartu
Prekusor Farmasi dalam bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala Dinas
• nama, dan bentuk sediaan obat bebas, bebas terbatas, obat keras dan obat
Prekusor Farmasi
• nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran dan persediaan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Industr i(Prakerin) di pedagang besar farmasi yaitu PT. Dos Ni Roha
obatan, Alkes dan sebagainya (kosmetik gak ada kah?). Selain itu yang perlu di ketahui
apotek, rumah sakit, balai pengobatan, PBF lain, toko obat berizin dan instalasi lain yang
2. Adapun tugas seorang asisten apoteker adalah menjadi penanggung jawab penuh dalam
segala kegiatan pendistribusian di dalam Pedagang Besar Farmasi yang berlaku sesuai
3. Pelaksanaan PKL di Pedagang Besar Farmasi PT. Dos Ni Roha sangat bermanfaat bagi
4.2 Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini maka kami ingin menyampaikan saran-saran yang di
harapkan dapat berguna untuk PBF dan sekolah. Adapun saran yang dapat kami berikan
antara lain
obat, alkes atau yang lainnya di seluruh instalasi kesehatan atau instalasi terkait lainnya.
lengkapi.
sehingga dapat menjadi distributor yang lebih besar dan di kenal banyak pihak.
4. Semoga kerja sama antara PT. Dos Ni Roha dengan pihak SMK Farmasi samarinda
lebih di perbanyak dan di perluas sehingga siswa dan siswi dapat lebih mantap lagi
LAMPIRAN 1
Faktur penjualan
(buat semua lampiranmu seperti yang ibu contohkan,, dan tambahkan lampiran
sesuai dengan buku penuntun)
Atur margin kertasmu top 4 cm, bottom 3 cm, left 4 cm, right 3 cm
Font tulisan pakai TIMES NEW ROMAN,,, ukuran 12 smw,,, pakai spasi 1,5 aja..
perhatikan spacing before n after nya harus 0
33
Foto Kegiatan
34