PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan manfaat obat pada pasien.
2. Mengenal dan memahami distribusi obat pada apotek.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakannya prakerin antara lain :
1. Mengetahui tentang struktur organisasi dan diskripsi tugas yang terdapat di
Apotek Bojongbata.
2. Mengetahui tentang sistem pelayanan yang terdapat di Apotek Bojongbata.
3. Mampu menjalin kerja sama dan komunikasi dengan petugas kesehatan lain
secara professional.
4. Mengetahui dunia kerja yang nyata.
5. Melatih diri untuk menjadi lebih jujur, tanggung jawab dan disiplin.
6. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentag dunia kefarmasian.
2
BAB II
TINJAUAN UMUM
3
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain : obat, bahan baku obat, obat tradisional dan kosmetik.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,
pengelolahan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (PP No. 51 Tahun
2009).
(https://id.scrbid.com/doc/92804025/definisi -apotek-2009)
4
Program- program yang baru dapat digunakan.
Usaha memperbaiki pola penggunaan obat dapat didukung oleh
standar pengobatan.
Kekurangan Metode Epidemiologi:
Memerlukan waktu yang banyak dan tenaga yang terampil.
Data penyakit sulit diperoleh secara pasti dan kemungkinan terdapat
penyakit yang tidak termasuk dalam daftar/tidak melapor.
Memerlukan sistem pencatatan dan pelaporan.
Polaa penyakit dan pola preskripsi tidak selalu sama.
Dapat terjadi kekurangan obat karena ada wabah atau kebutuhan
insidentil tidak terpenuhi.
Variasi obat terlalu lama.
3. Metode Kombinasi (Konsumsi dan Epidemiologi)
Metode Kombinasi merupakan metode Konsumsi dan metode
Epidemiologi. Metode ini berupa kebutuhan obat dan alat-alat kesehatan
yang mana telah mempunyai data konsumsi yang jelas, namun kasus
penyakit cenderung berubah (naik/turun).
4. Metode Just In Time
Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengendalikan persediaan
perbekalan farmasi karena dibutuhkan pada saat yang tepat dan dalam
jumlah yang cermat.
(www.mipa.farmasi.com)
B. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses perbekalan Farmasi di Apotek dilakukan
oleh bagian unit pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras tertentu, narkotika dan psikotropika, dan alat kesehatan.
Pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber,
yaitu;
1. Pengadaan rutin
Merupakan cara pengadaan perbekalan farmasi yang paling utama
pembelian rutin yaitu pembelian barang kepada para distributor
perbekalan farmasi untuk obat-obat yang kosong berdasarkan buku
defecta.
Pemesanan dilakukan dengan cara membuat surat pesanan (Sp) dan
dikirimkan ke masing-masing distributor/PBF yang sesuai dengan jenis
5
barang yang dipesan. PBF akan mengirim barang-barang yang dipesan
keapotek beserta faktumnya sebagi bukti pembelian barang.
2. Pengadaan mendesak
Pengadaan mendesak dilakukan,apabila barang yang diminta tidak
ada dalam persediaan serta untuk menghindari penolakan obat/resep.
Pembelian barang dapat dilakukan diapotek lain yang terdekat sesuai
dengan jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak dilebihkan untuk
stok diapotek.
3. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama antara apotek dengan
suatu atau distributor yang menitipkan produknya untuk dijual diapotek,
misalnya alat kesehatan,obat-obat baru,suplemen kesehatan,atau sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan yang baru beredar dipasaran. Setiap dua
bulan sekali perusahaan yang menitipkan produknya akan memeriksa
produk yang dititipkan diapotek, hal ini bertujuan untuk mengetahui
beberapa jumlah produk yang terjual pada setiap apotek sesuai jumlah
barang yang laku. Maka dapat diretur/kedistributor/perusahaan yang
menitipkan.
Apotek melakukan kegiatan pembelian hanya kedistributor atau PBF
resmi. Pemilihan pemasok didasarkan kepada beberapa kriteria, antar lain
legalitas PBF kecepatan dalalm pengiriman barang pesanan. Jangka waktu
pembayaran, harga yang komperatif dan untuk obat-obat golongan
narkotika hanya dapat dipesan ke PBF yang ditunjuk oleh pemerintah
yaitu PBF kimia farma.
(www.mipa.farmasi.com)
C. Penerimaan
Penerimaan barang setelah dilakukan pemesanan maka perbekalan
farmasi akan dikirim oleh PBF disertai dengan faktur. Barang yang datang
akan diterima dan diperiksa oleh petugas bagian penerimaan barang. Tujuan
penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai
kontrak baik spesifikasi farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi
mutu jumlah maupun waktu kedatangan.
Barang yang datang akan diterima dan diperiksa oleh petugas bagian
penerimaan barang, antara lain :
6
a. Pada surat pesanan faktur. Apabila terdapat ketidaksukaan, petugas
penerimaan akan mengembalikan atau menolak barang yang dikirim
(retur) disertai nota pengambilan barang dari apotek.
b. Kualitas barang serta tanggal kadaluarsa, kadaluarsa tidak kurang dari
satu tahun untuk obat biasa dan 3 bulan untuk vaksin.
c. Jika barang-barang tersebut dinyatakan diterima, maka petugas akan
memberikan nomor urut pada faktur pengiriman. Barang membutuhkan
cap apotek dan menandatangani faktur asli sebagai bukti bahwa barang
telah diterima.
d. Faktur asli selanjutnya dikembalikan, sebagai bukti pembelian dan satu
lembar lainnya disimpan sebagai resip apotek. Barang tersebut
kemudian disimpan pada wadahnya masing-masing.
e. Salinan faktur dikumpulkan setiap hari lalu dicatat sebagai data arsip
faktur dan barang yang diterima dicatat sebagai data stok barang dalam
komputer.
f. Pemeriksaan barang kelengkapanya
g. Alamat pengirim yang dituju
h. Nama, kemasan dan jumlah barang yang dikirim harus sesuai dengan
yang tertera yang diterima tidak sesuai pesanan atau terdapat kerusakan
fisik maka bagian pembelian atau membuat nota pengembalian barangn
(retur) dan mengembalikan barang tersebut kedistributor yang
bersangkutan untuk kemudian ditukar dengan barang yang sesuai.
Barang-barang yang tidak sesuai dengan faktur harus dikembalikan, hal
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya praktek penyalahgunaan obat
yang dilakukan oleh pihak tertentu.
(www.mipa.farmasi.com)
D. Penyimpanan
Adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai
aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuan penyimpanan adalah memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan dan
memudahkan pencarian dan pengawasan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penyimpanan adalah
lokasi penyimpanan (gudang), desin penyimpanan, jenis dan pengelompokan,
prosedur dan ADM dan pemakaian alat/binatang pembantu. Mekanisme
7
pengeluaran barang menggunakan prinsip FIFO (First In First Out), yang
berarti barang yang datang lebih dulu akan dikeluarkan lebih dulu. Selain itu,
barang juga dilihat dari masa kadarluwasanya. Walaupun datang lebih
dulu/terakhir, barang dengan expired date terdekat dikeluarkan terlebih
dahulu. Mekanisme ini disebut FEFO (First Expire Fist Out). Setelah
diperoleh semua barang yang dikehendaki, seluruh barang yang akan
disimpan harus dikelompokan dengan memperhatikan kelompok pelayanan
kondisi yang diperlukan untuk menjaga kualitas, ukuran volume, fast atau
slow moving, abjad dan fifo.
Faktor-faktor yang diperlukan dalam merancang bangunan gudang
adalah sebagai berikut :
Kemudahan bangunan
Sirkulasi udara yang baik
Rak dan pailet
Kondisi penyimpanan khusus
Pencegahan kebakaran
Perlindungan terhadap ham (tikus)
Pengaturan suhu dan temperature
Perlindungan terhadap sinar matahari dan panas
Penyimpanan produk-produk tertentu yang sensitive dalam refrigerator
dan freezer. Berikut pembagian suhu untuk penyimpanan sediaan farmasi :
Suhu Beku : - 20°C (Penyimpanan jangka panjang, untuk produk
jenis vaksin dan produk tertentu)
Suhu Dingin : 2° - 8°C (beberapa jenis produk yang sensitive
terhadap panas tapi tidak boleh dibekukan)
Suhu Sejuk : 8° - 15°C
Suhu Kamar : 15° - 30°C
Suhu Hangat : 30° - 40°C
8
Bentuk sediaan
Sediaan farmasi adalah istilah yang mencangkup segala bentuk produk
farmasi mulai dari obat, bahan obat, obat tradisional hingga kosmetika.
Sediaan obat adalah sediaan farmasi yang memiliki variasi bentuk serta
kegunaannya masing-masing. (https://wira.co.id)
Farmakologi
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk
diagnose, pencegahan dan penyembuhan penyakit.
(https://www.hotcourses.co.id)
Lemari Narkotika dan Psikotropika
Adalah lemari yang dibuat khusus untuk menyimpan obat atau bahan obat
berbahaya/obat keras yang hanya dapat digunakan dengan resep
dokter/sesuai peraturan yang berlaku. Disimpan pada lemari khusus yang
terbuat dari kayu (atau bahan lain yang kokoh dan kuat), yang ditempel
pada dinding yang memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu,
satu untuk pemakaian sehari-hari seperti kodein, dan satu lagi berisi
pethidin, morfin dan garam-garamnya, dengan ukuran lemari 40 x 80 x
120.
Lemari tersebut terletak ditempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi
dapat diawasi langsung oleh asisten apoteker yang bertugas dan
penanggung jawab narkotika.
(https://alkesmandiri.com)
E. Pendistribusian
Penjualan di Apotek meliputi penjualan tunai atau kredit. Penjualan
tunai meliputi pelayanan berdasarkan resep dokter baik resep dari dokter yang
melakukan praktek di Apotek maupun dokter Praktek Luar Apotek, serta
pelayanan non-resep yang terdiri dari pelayanan obat bebas, UPDS (Upaya
Pengobatan Diri Sendiri), serta Alat Kesehatan.
(Dikutipdari : http://novirismayanti6.blogspot.com/2013/10/pengelolaan-sediaan-
farmasi-di-apotek html7m.1)
9
Buku ini digunakan untuk mencatat nama obat atau barang yang habis
dan obat atau barang yang harus dipesan untuk memenuhi kebutuhan
di Apotek.
b. Faktur
Adalah seseorang yang memiliki tugas untuk mencatat orderan,
membuat invoice, membuat laporan penjualan, menerima retur barang,
mengurus pengiriman barang, menanggapi komplain, memonitor dan
memproses data pelunasan piutang dan masih banyak lagi tugas
lainnya.
(http;//panelhar.xy2)
c. Surat Pesanan (SP)
Adalah surat tertulis dari apoteker kepada PBF, dalam rangka
pengadaan dan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai. Dalam pemesanan perbekalan farmasi, surat pesanan harus
dibuatkan rangkap sesuai peraturan yang berlaku dan harus
menyimpan arsip di apotek, arsip pesanan harus disimpan selama 5
tahun.
Macam-macam SP yang ada di apotek diantaranya yaitu pemesanan
narkotika dan psikotropika yaitu :
1. SP Narkotika dibuat rangkap 4
Warna putih, merah dan kuning untuk PBF
Warna biru untuk arsip apotek atau rumah sakit
Surat Pesanan narkotika diisi satu obat
2. SP Psikotropika dibuat 3-4 rangkap
Warna putih untuk PBF
Warna merah atau kuning untuk arsip apotek atau rumah sakit
3. SP Prekusor
Memiliki SP yang sama dengan SP psikotropika, dimana dalam
satu golongan saja yaitu prekusor, tetai prekusor harus terdapat
nama obat beserta isi zat aktifnya.
d. Buku Penjualan
Adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua barang yang telah
dilayani/dijual. Buku penjualan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Buku Penjualan umum/bebas
Yaitu berisi barang pembekalan farmasi yang dilayani tanpa resep
dokter. Contohnya ; obat bebas, bebas terbatas, OWA, dll.
2. Buku Penjualan resep
10
Yaitu berisi barang pembekalan farmasi yang dilayani dengan
resep dokter. Contohnya ; obat dengan resep psikotropika, resep
antibiotic, dll.
e. Laporan Laba Rugi
Laporan ini dibuat setiap bulan dan dilakukan pelaporan satu tahun
sekali. Laporan laba rugi dibuat langsung oleh APA, yang meliputi
total penjualan dikurangi HPP dan menghasilkan laba kotor, agar
mendapatkan laba bersih maka dilakukan pengurangan antara laba
kotor dengan biaya operasional dan biaya penyusutan. Netto diperoleh
dengan cara laba bersih sebelum pajak dikurangi dengan pajak 10%
dari omset.
f. Kartu Stok
Adalah sebuah kartu yang digunakan untuk mencatat pemasukan
pengeluaran perbekalan farmasi di Apotek. Kartu stok sangat
membantu dalam melakukan stok of name barang di apotek, seperti
narkotika dan psikotropika yang harus di stok of name tiap bulannya.
Kartu stok hanya boleh berisi satu perbekalan farmasi saji, sehingga
setiap pembekalan farmasi memiliki kartu stok tersendiri. Isi kartu
stok umumnya terdiri atas nama barang, keterangan, tanda tangan dll.
Kartu stok dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Kartu stok gudang, yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat
semua barang masuk dan keluar yang berada digudang.
2. Kartu stok stelling yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat
semua barang masuk dan keluar yang berada pada etalase
penjualan.
2) Pelaporan
Adalah kumpulan pencatatan dan pendapatan kegiatan administrasi
yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
a. Pelaporan Narkotika dan Pelaporan Psikotropika
Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan melalui online SIPNAP
(Sistem Pelaporan Narkotika dan Psiktropika). Apoteker setiap
bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika
melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut diimport
paling sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya. Laporan meliputi
laporan pemakaian narkotika untuk bulan bersangkutan meliputi
nomor urut, nama bahan/kesediaan, satuan, persediaan awal bulan.
11
Kemudian, password dan username didapatkan setelah melakukan
registrasi pada dinkes setempat.
b. Obat Kadaluwarsa
Menurut Basba Et Al, 2015, tanggal kadaluwarsa obat merupakan hari
terakhir suatu perusahaan produksi obat menjamin keamanan obat
secara penuh. Ketika produk obat berada pada masa kadaluwarsa,
dalam obat tersebut mengandung 90% senyawa aktif yang dapat
membahayakan tubuh manusia. Adapun penggunaan obat yang sudah
kadaluwarsa dapat menimbulkan efek samping, yaitu hilangnya
khasiat obat dan kandungan kimia yang terdapat didalamnya. (Gul.
A.Et, 2016)
12
Larutan merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang dapat larut, biasanya di larutkan dalam air, yang karena bahan-
bahan nya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukan dalam
golongan produk lainnya.
8. Suspensi (Suspensionel)
Suspensi merupakan sediaan cair mengandung partikel padat tidak larut
terdispersi dalam fase cair.
9. Emulsi (Elmulsionel)
Emulsi merupakaan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem
terdispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata pada
fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi
10. Galenik
Galenik merupakan sediaan yang di buat dari bahan baku yang berasal
dari hewan atau tumbuhan yang di sari.
13
Obat Tetes merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi,
apabila tidak dinyatakan lain di maksudkan untuk obat dalam.
17. Injeksi (Injection)
Injeksi merupakan sediaan steril yang disuntikan dengan cara merobek
jaringan kulit kedalam atau melalui kulit selaput lendir. Memberikan efek
sistematik (langsung melalui peredaran darah).
(https://dinkes.bantulkab.go.id/berita/463-macam-macam-obat-dan-tujuan-
penggunaanya)
B. Penggolongan obat
Pengelolaan obat tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang telah diperbaharui dengan permenkes
RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000. Obat digolongkan menjadi 5 golongan
yaitu : obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psiktropika dan obat
narkotika. Untuk meningkatkan penggunaan obat serta pengamanan
distribusinya. Obat yang beredar di Indonesia digolongkan menjadi 7 yaitu :
1. Obat bebas
Obat Bebas merupakan obat OTC (Over The Counter) atau obat yang
dijual secara bebas di pasaran. Obat yang tergolong dengan kategori bebas
adalah obat yang memiliki efek samping rendah serta kandungan bahan-
bahan yang relatif aman. Obat bebas biasanya memiliki gambar lingkaran
berwarna hijau dan bergaris tepi hitam dan kebanyakan obat bebas adalah
obat-obat untuk mengobati penyakit ringan seperti batuk, flu, atau demam.
Obat bebas juga bisa berupa vitamin atau suplemen nutrisi.
Obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas biasanya digunakan untuk
mengatasi penyakit yang memiliki gejala ringan contohnya adalah
paracetamol, vitamin, multivitamin dan antasida.
14
serta membaca informasi pada kemasan tentang petunjuk penggunaan obat
yang tidak diperbolehkan, efek samping, dosis obat, cara penyimpanan
dan lainnya.
3. Obat Keras
Obat keras disebut dengan golongan obat “G” adalah singkatan
dari “Gevarlijik” yang artinya berbahaya. Berbahaya yang
dimaksud jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter karena
akan dikhawatirkan dapat memperoleh penyakit. Hal tersebut
15
menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang
menetapkan/memasukkan obat-obatan ke dalam daftar obat keras.
Obat keras tidak dapat dibeli dengan bebas di apotek melainkan
harus menggunakan resep dokter, contoh : Asam Mefenamat.
Sehingga dalam hal memberikan pengertian obat keras adalah obat-
obat yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh pembuat disebutkan
bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.
b. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata untuk
dipergunakan secara parental baik dengan cara parental, baik dengan
cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan merobek
rangkaian asli dari jaringan.
c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah
dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan
kesehatan manusia.
d. Semua obat yang tercantum dalam daftar keras obat itu sendiri dalam
substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu terkecuali
apabila dibelakang nama obat disebutkan ketentuan lain atau ada
pengecualian daftar obat bebas terbatas. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor : 02396/A/SK/VII/1996 tentang tanda
khusus obat keras daftar G adalah lingkaran bulatan warna merah
dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh
garis tepi. Contoh obat ini adalah : Amoxycillin, Asam Mefenat.
Pada umumnya, banyak obat-obat tertentu yang termasuk dalam golongan
ini, seperti:
Obat Generik
Obat Wajib Apotek (OWA)
Psikotropika
Obat yang mengandung hormon, seperti penenang atau obat
diabetes.
Antibiotik, seperti tetrasiklin, penisilin, ampisillin, sefalosporin
4. Obat Psikotropika
Merupakan zat atau obat yang dapat menurunkan aktifitas otak atau
merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku,
disertai dengan timbulnya halusinasi (menghayal), ilusi, gangguan cara
berpikir. Perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan
16
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya.
Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan :
Golongan I : Adalah obat yang tidak boleh digunakan untuk terapi .
golongan hanya boleh dipakai untuk keperluan ilmu pengetahuan,
karena memiliki potensi yang kuat untk menyebabkan ketergantungan
pada penggunaannya.
Golongan II : Bisa digunakan untuk pengobatan maupun untu
kepentingan ilmu pengetahuan. Namun, psikotropika golongan II tetap
memiliki potensi kuat untuk menyebabkan ketergantungan.
Golongan III : Lebih banyak digunakan untuk pengobatan, meski obat
jenis ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan ilmu pengetahuan.
Risiko ketergantngan pada psikotropika golongan ini cenerung rendah.
Golongan IV : Sama seperti golongan III, risiko ketergantungan
psikotropika golongan IV juga rendah. Psikotropika golongan IV
banyak digunakan untuk pengobatan maupun keperluan ilmu
pengetahuan.
5. Obat Narkotika
Adalah obat-obatan yang bisa berasal dari tanaman maupun tidak.
Narkotika juga bisa berupa sintesis atau semi sintesis. Sama seperti
psikotropika, narkotika menimbulkan efek ketergantungan, khususnya
jenis yang bisa mengurangi rasa sakit, nyeri, dan tingkat kesadaran. Obat
narkotika hanya boleh dijual di apotek, namun harus dibawah resep
dokter. Obat narkotika memiliki simbol lambang palang merah yang
tertera dikemasannya.
Golongan Narkotika antara lain :
Golongan I : Hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan, namun, tidak
bisa digunakan untuk pengobatan. Pasalnya, golongan I memiliki
risiko ketergantungan yang tinggi.
Golongan II : Bisa digunakan untuk pengobatan dan kepentingan ilmu
pengetahuan. Namun, biasanya dokter hanya memberi resep narkotika
golongan II sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan. Pasalnya,
golongan II juga bisa menyebabkan ketergantungan yang kuat. Contoh
Opium, ganja, dan heroin.
Golongan III : Bisa digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan pengobatan karena memiliki risiko yang ringan untuk
17
menyebabkan ketergantungan. Contoh Kodeina, nikokodina, dan
nikodikodina.
(Dikutip dari :https://www.guesehat.com/sistem-penggolongan-obat-
diindonesia-yang-perlu-kamu-ketahui)
18
samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan
bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.
Tujuan dari OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk
masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat
yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien, antara
lain : Salep (Hodrocortison), inflasi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin),
anti alergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
7. Obat Fitofarmaka
Adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik (pada hewan percobaan) dan
uji klinik (pada manusia), bahan baku dan produk jadinya sudah
distandarisasi. Contoh : Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin,
VipAlbumin plus, Rheumaneer. Obat tersebut berguna untuk memperkuat
daya tahan tubuh pada manusia pada umumnya.
19
Linu, Gemuk Sehat, Tolak Angin, Tuntas, Rapet Wangi, Kuldon,
Antangin Jahe Merah, dll.
Jamu harus memenuhi kriteria :
1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
2) Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.
3) Memenuhi Persyaratan mutu yang berlaku.
4) Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata “Secara
tradisional digunakan untuk pasien”
Pada Jamu tidak boleh ada klaim khasiat menggunakan istilah
Farmakologi/medis seperti jamu untuk Hipertensi, Jamu untuk Diabetes,
Jamu untuk Hiperlipidemia, Jamu untuk TBC, Jamu untuk Asma, Jamu
untuk infeksi jamur candida, jamu untuk impotensi dan lain sebagainya.
(Dikutip dari :https://m.kumparan.com/berita-heboh/7-simbol-dalam-obat-
obatan-yang-harus-kamu-ketahui-1539174002324404187)
20
Setelah kita ketahui pengertian dan fungsinya untuk lebih mengenal
alat-alat kesehatan khususnya yang ada di Rumah Sakit dan Klinik. Kita akan
sebutkan nama alat kesehatan lengkap yang umumnya digunakan ditempat-
tempat pelayanan medis baik di Rumah Sakit ataupun Klinik lainnya.
21
8 Steril Pouch Untuk wadah atau bungkus alat-
(Sterilization pack) alat medis yang telah dilakukan
sterililkan terutama dalam
sterilisasi uap panas dengan
22
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
23
A. Denah Lokasi
24
B. Denah Ruangan
Keterangan :
I. Ruang Depan / Ruang Pelayanan
II. Ruang Gudang
III. Ruang Belakang
1. Pintu masuk dan Ruang konseling.
2. Etalase bedak bayi, salep kulit, salep dan tetes mata dan tetes
telinga.
3. Etalase obat herbal, suspensi obat lambung.
4. Etalase alkes
5. Etalase Vitamin dewasa dan anak
6. Etalase Sirup (batuk, pilek, demam)
7. Etalase pempers bayi
8. Etalase pempers bayi
9. Etalase susu bayi
10. Etalase susu hamil dan bubur bayi
11. Etalase pempers dewasa
25
12. Etalase pakaian bayi
13. Etalase kebutuhan bayi (botol bayi, sabun bayi, dsb)
14. Etalase minyak wangi dewasa, sabun dewasa, dsb
15. Etalase make up
16. Kasir
17. Etalase obat warung
18. Etalase minyak kayu putih, dsb
19. Rak madu
20. Etalase obat paten dan syrup golongan obat keras
21. Meja racik
22. Etalase obat generic
23. Rak obat paten
24. Rak obat generic dan syrup
25. Susu dan salep, TTM, TT
26. Lemari pendingin, lemari narkotika dan lemari psikotropika
27. Rak pempres bayi
28. Kamar mandi
29. Washtafel
30. Tempat es cream
31. Kulkas minuman
C. Struktur Organisasi
26
D. Shift
27
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Pengadaan
Pada Pegadaan di Apotek Bagong Sae ini merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui.
Pengadaan obat-obatan di apotek biasanya dilakukan melalui pembelian /
pemesanan yang dilakukan melalui jalur resmi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan medis.
Pengadaan di Apotek Bagong Sae sudah sesuai dengan teori yang ada.
Untuk pembayaran faktur pemesanan pengadaan pada Apotek
Bagong Sae, melalui alur pembayaran kepada PBF :
- Pembayaran dilakukan oleh APA ke PBF.
- Pelunasan pesanan dilakukan sesuai dengan tanggal yang disepakati
kedua belah pihak, setelah dilakukan pelunasan maka PBF
menyerahkan nota lunas kepada APA dan faktur dikembalikan APA
ke PBF.
28
C. Penerimaan
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penerimaan barang Apotek
Bagong Sae merupakan kegiatan untuk memastikan kesesuaian kedatangan
barang dengan surat pesanan dengan tanda bukti pada suatu faktur,
diantaranya kesesuaian jenis obat maupun jumlah yang dipesan.
Pada penerimaan barang ditentukan dengan faktur yang sesuai
pemesanan, yaitu lembar bukti transaksi kepada pelanggan atas pembelian
suatu barang/jasa.
Penerimaan / barang datang di Apotek Bagong Sae sudah sesuai
dengan teori.
D. Penyimpanan
Dalam penyimpanan berdasarkan golongan obat tersebut :
1. FEFO (First expired first out) barang yang memiliki tanggal
kadaluwarsa lebih cepat akan dikeluarkan lebih dahulu.
2. FIFO (First in first out) barang yang datang lebih dulu, akan
dikeluarkan lebih dulu.
3. Disimpan dalam wadah tertutup rapat, untuk obat yang mudah
menguap seperti aether, anaestheticus.
4. Disimpan terlindung dari cahaya untuk obat seperti tablet, kaplet dan
syrup.
5. Disimpan bersama zat pengering, penyerap lembah (kapur tohor)
seperti kapsul.
6. Disimpan pada suhu kamar (pada suhu 15-30o C) untuk obat seperti
tablet, kaplet dan syrup.
7. Disimpan pada tempat sejuk (pada suhu 5-15o C) untuk obat seperti
salep mata, cream, ovula dan suppositoria.
8. Disimpan ditempat dingin (pada suhu 0-5o C) seperti vaksin.
9. Penyimpanan obat narkotika dilakukan dalam lemari khusus yang
sesuai persyaratan peraturan MenKes No.35 Tahun 2009 khusus untuk
lemari tempat penyimpanan obat narkotika syarat yang tercantum.
10. Penyimpanan narkotik didalam lemari dibagi dua masing-masing
dengan kunci yang berlainan, lemari khusus harus ditaruh pada tempat
yang aman dan tidak boleh terlihat oleh umum.
29
11. Penyimpanan berdasarkan alphabet, farmakologi, komposisi kegunaan
masing-masing obat.
E. Pendistribusian
Pendistribusian di Apotek Bagong Sae dilakukan setiap hari untuk
pelayanannya berdasarkan resep dokter dari dokter yang melaksanakan
praktek diapotek atau dokter praktek luar apotek. Apotek Bagong Sae
melayani pelayanan non-resep seperti obat bebas dan obat bebas terbatas,
akan tetapi penjualan obat di Apotek tersebut hampir 50% adalah resep
dari dokter. Dan pendistribusian non resep setiap hari di Apotek Bagong
Sae melakukan pengecekan stok obat, obat yang hampir habis dicatat
dibuku defecta kemudian pemesanan ditulis disurat pemesanan (SP) dan
dikirim ke PBF/pusat, jadi pendistribusian di Apotek Bagong Sae telah
sesuai dengan teori karena sesuai dengan alurnya.
30
Tablet merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau
cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan. Contoh sediaan yang ada di Apotek Bagong Sae :
Kalmethason, Voltadex, Danasone, Renadinac, Trisela, dll.
Bentuk sediaan Tablet di Apotek Bagong Sae sesuai dengan teori yang
ada.
2. Pulvis
Pulvis (serbuk tak terbagi) adalah campuran serbuk kering obat atau zat
kimia yang dibuat dengan proses penghalusan. Sedian Pulvis umumnya
adalah obat pemakaian luar.
Sediaan pulvis di Apotek Bagong Sae contohnya : Enbatik serbuk tabur
( lukaa bakar, luka karena operasi), Nebacetin Powder (infeksi kulit akibat
kosmetik), MBK, Herocyn, Sulfanilamide, dll.
Bentuk sediaan Pulvis di Apotek Bagong Sae sesuai dengan teori.
3. Pulveres
Pulveres (serbuk bagi) adalah bentuk sediaan obat serbuk yang bobotnya
dibagi sesuai dengan dosis dan dibungkus dengan pengemas sekali
minum.
Bentuk sediaan Pulveres di Apotek Bagong Sae sudah sesuai dengan teori.
4. Pil
Pil merupakan bentuk sediaan padat dan bundar kecil mengandung bahan
obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Contoh sediaan yang ada di
Apotek Bagong Sae : Pil KB Andalan, Pil Mikrodial 30, Pil KB Planotab,
Pil Diare-35, dll.
Bentuk sediaan Pil di Apotek Bagong Sae sudah lengkap, hal ini sesuai
dengan teori yang ada.
5. Kaplet
Kaplet merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak
bentuknya oval seperti capsule. Contoh sediaan yang ada di Apotek
Bagong Sae : Yusimox, Cargesik, Alofar, Alleron, Spasminal, Grantusif,
Intalgin, Zultrop, dll
Bentuk sediaan Kaplet di Apotek Bagong Sae sudah lengkap, hal ini
sesuai dengan teori yang ada.
6. Kapsul
31
Kapsul merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
kertas atau lunak seperti kapsul. Contoh sediaan yang ada di Apotek
Bagong Sae : Clinium, Interflox, Rhinos sr, Vectrine, Recustein, dll
Bentuk sediaan Kapsul di Apotek Bagong Sae sudah lengkap, hal ini
sesuai dengan teori yang ada.
7. Larutan
Larutan merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
yang dapat larut biasanya Cara peracikan dilarutkan ke dalam air.
32
Salep merupakan sediaan setengah padat, ditujukan untuk pemakaian
topical pada kulit. Contoh sediaan yang ada di Apotek Bagong Sae :
Genion, Kalpanax salep, Ichthyol salep, dll
33
oleh suatu cairan. Contoh sediaan yang ada di Apotek Bojongbata :
Trombogel, Bioplaceton dll
19. Linimentum
Linimentum merupakan sediaan cair atau kental yang mengandung
analgesik dan zat yang memiliki sifat rubefacient untuk menghangatkan
dan digunakan sebagai aplikasi topical. Contoh sediaan yang ada di
Apotek Bojongbata : Minyak GPU, Minyak Gosok tawon, Parcok,
Gandapura.
B. Penggolongan Obat
1. Obat Bebas
Obat Bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep
dokter. Contoh di Apotek Bojongbata : Plantacid, Mylanta, Neurobion,
Panadol, Promag, Oskadon, Microlax, dll.
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang dijual secara bebas dipasaran umum,
obat bebas terbatas termasuk obat yang lebih keras ketimbang obat-obat
bebas. Contoh di Apotek Bojongbata : Intunal, Paratusin, Hufagrip, Neo
rheomacyl, Nelco special, Paramex, Bodrex, Decolgen, dll.
3. Obat Keras
Obat Keras merupakan obat yang hanya didapatkan dengan resep dokter.
Contoh di Apotek Bojongbata : Interflox, Candesartan, Keren,
Ciprofloxacin, Lapimuc, Lapibal, Vectrin, Ketricin, Rhinos sr, Rupafin,
Cefadroxil, Dexaflox, Largan, Laprosin, dll.
4. Obat Psikotropika
Obat Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan Narkotika. Contoh di Apotek Bojongbata : Valisanbe.
5. Obat Narkotika
Obat Narkotika merupakan golongan obat yang paling berbahaya. Contoh
di Apotek Bojongbata : Code in.
34
Interflos, Dexyclow, Cexaflox, Maxifion, Moxibat, Wiaflox, Rhinos sr,
Vectrine, Imudator, Recaston, Intidrol, dll .
N Nama Alat
Fungsi Alat Kesehatan
O Kesehatan
1 Masker Untuk menutupi hidung dan mulut dari
polutan atau partikel berbahaya di udara
2 Urine Bag Untuk menampung urin pasien
3 Pispot Untuk membantu seseorang yang hendak
buang air besar dan buang air kecil
35
kepada PBF, admin Apoteker dan asisten Apoteker selalu rutin melakukan
pengecekan terlebih dahulu, agar unit mengecek obat dan stok selama satu
minggu. Untuk obat-obatan yang sering keluar diresep, sedangkan untuk
bebas distok selama obat tersebut habis dan obat bebas tinggal sedikit, obat
bebas biasanya ada yang disorder ada juga yang dibeli.
H. Pengadaan
Apoteker Penanggung Jawab (APJ) dilakukan pengadaan
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Pengadaan perbekalan farmasi
meliputi pemesanan dan pembayaran. Cara pemesanan obat biasanya
melalui Surat Pesanan (SP) baik melalui elektronik SP untuk Prekursor dan
OTT menggunakan SP khusus rangkap 2, untuk Psikotropika dan
Narkotika rangkap 4.
I. Penerimaan
Hal ini yang perlu diperhatikan dalam penerimaan barang Apotek
Bojongbata :
1. Pengecekan
Saat barang datang hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek
sebuah faktur.
2. Kontan
Pembelian dilakukan secara kontan atau biasanya untuk transaksi obat
golongan narkotika dan barang-barang COD (Cash And Delivery) atau
dibayar langsung ketika saat barang datang.
3. Titipan
Dimana apotek menerima titipan barang yang akan dijual dalam waktu
maksimal 3 bulan.
J. Penyimpanan
Dalam penyimpanan berdasarkan golongan obat tersebut :
12. FEFO (First expired first out) barang yang memiliki tanggal
kadaluwarsa lebih cepat akan dikeluarkan lebih dahulu.
13. FIFO (First in first out) barang yang datang lebih dulu, akan
dikeluarkan lebih dulu.
14. Disimpan dalam wadah tertutup rapat, untuk obat yang mudah
menguap seperti aether, anaestheticus.
36
15. Disimpan terlindung dari cahaya untuk obat seperti tablet, kaplet dan
syrup.
16. Disimpan bersama zat pengering, penyerap lembah (kapur tohor)
seperti kapsul.
17. Disimpan pada suhu kamar (pada suhu 15-30o C) untuk obat seperti
tablet, kaplet dan syrup.
18. Disimpan pada tempat sejuk (pada suhu 5-15o C) untuk obat seperti
salep mata, cream, ovula dan suppositoria.
19. Disimpan ditempat dingin (pada suhu 0-5o C) seperti vaksin.
20. Penyimpanan obat narkotika dilakukan dalam lemari khusus yang
sesuai persyaratan peraturan MenKes No.35 Tahun 2009 khusus untuk
lemari tempat penyimpanan obat narkotika syarat yang tercantum.
21. Penyimpanan narkotik didalam lemari dibagi dua masing-masing
dengan kunci yang berlainan, lemari khusus harus ditaruh pada tempat
yang aman dan tidak boleh terlihat oleh umum.
22. Penyimpanan berdasarkan alphabet, farmakologi, komposisi kegunaan
masing-masing obat.
K. Pendistribusian
Pendistribusian di Apotek Bojongbata Pemalang dilakukan setiap
hari untuk pelayanannya berdasarkan resep dokter dari dokter yang
melaksanakan praktek diapotek atau dokter praktek luar apotek. Apotek
Bojongbata melayani pelayanan non-resep seperti obat bebas dan obat
bebas terbatas, akan tetapi penjualan obat di Apotek tersebut hampir 90%
adalah resep dari dokter. Dan pendistribusian non resep setiap hari di
Apotek Bojongbata melakukan pengecekan stok obat, obat yang hampir
habis dicatat dibuku defecta kemudian pemesanan ditulis disurat
pemesanan (SP) dan dikirim ke PBF/pusat, jadi pendistribusian di Apotek
Bojongbata telah sesuai dengan teori karena sesuai dengan alurnya.
L. Pemusnahan
1. Obat kadaluarsa ataupun rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang
mengandung Narkotik dan Psikotropik dilakukan oleh Apoteker dan
37
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat
selain narkotik dan Psiktropik dilakukan oleh Apotek dan disaksikan
oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.
2. Resep yang terjadi melebihi jangka waktu 5 tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker dengan cara dibakar atau
cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
resep selanjutnya dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandary) atau
berdasarkan inialisasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan standar BPOM.
5. Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh menteri.
38
Pencatatan tersebut bertujuan untuk memonitor transaksi pembekalan
farmasi yang keluar dan masuk
2. Pelaporan
Laporan obat generik berlogo
Laporan stok opname
Pelaporan adalah kemampuan catatan dan pendapatan kegiatan
administrasi pembekalan farmasi dan perlengkapan kesehatan yang
diwajibkan kepada hak yang berkepentingan.
Jadi pencatatan dan pelaporan di Apotek Bojongbata telah sesuai dengan
teori karena barang masuk atau keluar dibuku yang sesuai.
BAB V
PENUTUP
39
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan uraian yang telah dijalankan dalam
Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di Apotek Bojongbata, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
40
https://dechacare.com/macam-macam_obatdantujuanpenggunaannya.html
https://www.klikdokter.com
https://id.scribd.com.Perbekalan Farmasi dan Jenis Sediaan Obat
https://www.glorymedica.com
https://journal.wima.ac.id.Metode Pengadaan Just In Time
https://www.abundancethebook.com.Alat-alat Kesehatan
https://farmasi.ugm.ac.id.Penggolongan Obat, Fitofarmaka, OHT, Jamu
https://wira.co.id.Penggolongan Obat Bebas, bebas terbatas narkotika dan
psikotropika
https://haiyulfadhli.blogspot.com
DAFTAR GAMBAR
41
Gambar 1. Tampak depan Apotek Bojongbata
Gambar 2. Etalase rak obat bebas Apotek Bojongbata
42
Gambar 3. Etalase rak obat bebas bagian depan Apotek Bojongbata
43
Gambar 5. Etiket dan Copy Resep Apotek Bojongbata
44
Gambar 7. Surat Pesanan OOT dan Prekursor di Ap. Bojongbata
Gambar 8. Lemari obat khusus Psikitropika dan Narkotika dan contoh faktur Apotek
Bojongbata
45
Gambar 9. Ruangan tunggu Apotek Bojongbata
LAMPIRAN
RESEP
46
a. Jurnal Resep
Racikan
Dr. Budiman
SIP: 017/BPPT/17/02/2005
Rumah : Praktek :
Jl. Jendral sudirman timur Rs. St. maria
Telp. 08232204174232 Jl. kawi
R/ Amoxicillin 200mg
Luminal 10mg
CTM 2mg
M.f.pulv.dtd.no x
S.tdd.pulv.ac
1. Kelengkapan resep
Resep sudah lengkap
2. Keterangan DM
DM CTM -/40 mg kandungan 4 mg/tab
3. Perhitungan bahan
Amoxicillin = 500 mg/tab = 200 mg x 10 = 2000 mg : 500 mg = 4 tab
Luminal = 100 mg/tab
= 10 mg x 10 = 100 mg : 100 mg = 1 tab
CTM = 4 mg/tab = 2 mg x 10 = 20 mg : 4 mg = 5 tab
4. Perhitungan dosis
DM CTM (-40 mg) dan kandungan 4 mg/tab
DT 1 x p = 2 mg
47
1 x h = 2 mg x 3 = 6 mg
DM 1 x p = -
DM 1 x h = n/20 x dd
= 10/20 x 40 mg
= 20 mg
%1xp
% 1 x h = DT/DM x 100%
= 6 mg/20 mg x 100%
= 30% ( TOD : Tidak overdosis)
5. Tabel penimbangan bahan
Anti
Luminal Luminal 1 tab Obat konvulsan
- keras
b. Resep Ambilan
48
Dr. Budiman
SIP: 017/BPPT/17/02/2005
Rumah : Praktek :
Jl. Jendral sudirman timur Rs. St. maria
Telp. 08232204174232 Jl. kawi
Pemalang, 19 Feb 2022
R/ Omeprazole No.V
S 1 dd 1
Acran No. VI
S1-0-1
Braxidin No. X
S3 dd 1
Penyelesaian :
1. Keterangan resep
Resep sudah lengkap
2. Keterangan DM
Tidak ada
3. Perhitungan bahan
Omeprazole : 5 tab
Acran : 6 tab
Braxidin :10 tab
4. Perhitungan dosisi
Tidak ada
49
Nama Penimbanga Jumlah ED Gol Khasiat
bahan obat n bahan obat obat
50
DAFTAR GAMBAR
51
Gambar 3. Etalase rak obat bebas bagian depan Apotek Bojongbata
52
Gambar 5. Etiket dan Copy Resep Apotek Bojongbata
53
Gambar 7. Surat Pesanan OOT dan Prekursor di Ap. Bojongbata
Gambar 8. Lemari obat khusus Psikitropika dan Narkotika dan contoh faktur Apotek
Bojongbata
54
Gambar 9. Ruangan tunggu Apotek Bojongbata
55
56