Anda di halaman 1dari 155

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI
PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
PT. TIRTA HUSADA FARMA – PATI
20 SEPTEMBER – 16 OKTOBER 2021

HALAMAN JUDUL

DI SUSUN OLEH:
Devita Yuliani 20102100009

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
DI
PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
PT. TIRTA HUSADA FARMA – PATI
Tanggal 20 September – 16 Oktober 2021

HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik Preceptor

(apt. Arifin Santoso.,M.Sc) (apt. Sri Purwaningsih, S.Farm)

ii
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam tak lupa selalu tercurah
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang selalu kita semua harapkan
syafaatnya hingga di hari kiamat. Alhamdulillahirobbilalamin, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga penulis dapat
melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF PT. Tirta Husada
Farma - Pati yang dilaksanakan pada 20 September – 16 Oktober 2021 dengan
lancar dan baik. PKPA bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta
pengalaman nyata praktek/profesi apoteker di PBF. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan membimbing :
1. Dr. dr. Setyo Trisnadi, S.H., Sp.KF selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
2. Prof. Dr. apt. Suwaldi, Martodihardjo, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
3. apt. Arifin Santoso., M.Sc selaku Pembimbing Akademik selama pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati.
4. apt. Sri Purwaningsih, S.Farm selaku Apoteker Penanggung Jawab PT. Tirta
Husada Farma - Pati sekaligus Preceptor selama pelaksanaan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
5. Menejemen PT. Tirta Husada Farma - Pati dan seluruh staf yang telah
menerima dengan baik dan membantu selama pelaksanaan kegiatan Praktek
Kerja Profesi Apoteker.
6. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, dan cinta serta
teman-teman semua atas kebersamaan dan kerjasama selama pelaksanaan
praktek kerja.
7. Segenap mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker angkatan IV tahun
2021/2022 dan Almamater tercinta “Universitas Islam Sultan Agung
Semarang”.
8. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis berharap semoga pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh
selama menjalani PKPA dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Penulis
menyadari bahwa laporan ini memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis
berharap kritik, saran dan masukan yang membangun sebagai perbaikan di masa
yang akan datang.

Semarang, 16 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan PKPA .................................................................................................. 2
C. Manfaat PKPA ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA ........................................................................ 4
A. Pengertian Pedagang Besar Farmasi (PBF) ................................................... 4
B. Perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF) ..................................................... 4
C. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) .................................................... 11
D. Tugas dan Fungsi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF) ................. 20
BAB III TINJAUAN UMUM INDUSTRI PBF PT. TIRTA HUSADA
FARMA - PATI ................................................................................................... 22
A. Profil PT. Tirta Husada Farma ................................................................... 22
B. Proses Bisnis ............................................................................................... 23
C. Kebijakan Mutu PBF PT. Tirta Husada Farma – Pati ................................ 23
D. Struktur Organisasi PT. Tirta Husada Farma – Pati ................................... 24
E. Manajemen PT. Tirta Husada Farma - Pati................................................. 25
BAB IV KEGIATAN PKPA INDUSTRI PBF DAN PEMBAHASAN PT.
TIRTA HUSADA FARMA - PATI ................................................................... 28
A. Aspek CDOB .............................................................................................. 28
B. Tugas........................................................................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 41
A. Kesimpulan ................................................................................................. 41
B. Saran ........................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42
LAMPIRAN ......................................................................................................... 43

iv
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi PBF PT. Tirta Husada Farma – Pati…………...43
Lampiran 2 Profil Apoteker Penanggungjawab …………………………………44
Lampiran 3 Legalitas Transportasi……………………………………………….45
Lampiran 4 Denah………………………………………………………………..46
Lampiran 5 Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler………48
Lampiran 6 Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT……….…68
Lampiran 7 Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor…….88
Lampiran 8 Pembuatan CAPA……………………………………………….…109
Lampiran 9 Tugas Studi Kasus…………………………………………………112
Lampiran 10 Tugas Individu …………………………………………………...115

v
DAFTAR SINGKATAN

AA : Asisten Apoteker
APING : Apoteker Pendamping
APJ : Apoteker Penanggung Jawab
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
CAPA : Corrective Action and Preventive Action
CCP : Cold Chain Product
CDOB : Cara Distribusi Obat yang Baik
CoA : Certificate of Analysis
CPOB : Cara Pembuatan Obat yang Baik
ED : Expired Date
FEFO : First Expired First Out
FIFO : First In First Out
KBLI : Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
KTP : Kartu Tanda Penduduk
NIE : Nomor Izin Edar
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
OOT : Obat-Obat Tertentu
PAD : Pendapatan Asli Daerah
PBF : Pedagang Besar Farmasi
PKPA : Praktek Kompetensi Profesi Apoteker
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
POB : Prosedur Operasional Baku
PP : Peraturan Pemerintah
PT : Perseroan Terbatas
SIA : Surat Izin Apotek
SIPA : Surat Izin Praktek Apoteker
SIPTTK : Surat Izin Praktek Tenaga Teknis Kefarmasian
SOP : Standard Operational Procedures
SP : Surat Pesanan

vi
SPPL : Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
STRA : Surat Tanda Registrasi Apoteker
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
UU : Undang-Undang

vii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUANAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang–Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa
Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan
nasional tersebut diselenggarakan upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian dalam pembangunan
kesehatan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk
dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta
fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU No.36, 2009).
Pekerjaan Kefarmasian merupakan pembuatan termasuk pengendalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat
dan obat tradisional. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi
adalah sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan
Sediaan Farmasi, yaitu Pedagang Besar Farmasi dan Instalasi Sediaan Farmasi
(PP No.51, 2009).
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat
dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. PBF dalam menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan
penyaluran obat atau bahan obat wajib menerapkan Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) (Permenkes No.30, 2017).
Pelayanan kesehatan yang berkualitas akan terwujud bila masing-masing
elemennya ditangani dan dikelola secara profesional oleh seorang yang
kompeten dan memiliki otoritas untuk itu. Pelayanan obat/kefarmasian sebagai

1
elemen yang tidak terpisahkan dalam sistem pelayanan kesehatan merupakan
tanggung jawab Tenaga Kefarmasian sebagaimana diatur dalam PP No.51
Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian (PP No.51, 2009).
PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati merupakan salah satu PBF dari PT.
Tirta Husada Farma Group Pusat yang ada di Semarang. PBF cabang adalah
cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Fokus utama dari PBF Tirta Husada
Farma - Pati adalah menjadi penyedia sediaan obat jadi yang dibutuhkan oleh
sarana pelayanan kefarmasian serta dapat memberikan dan menerapkan Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
Berdasarkan hal tersebut, maka Universitas Islam Sultan Agung
menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang bekerja sama
dengan PT. Tirta Husada Farma-Pati yang bergerak dalam bidang distribusi
farmasi pada 20 September – 16 Oktober 2021. Melalui kegiatan ini
diharapkan mahasiswa calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara
langsung pengelolaan PBF serta melihat tugas dan fungsi Apoteker
Penanggung Jawab (APJ) dalam melaksanakan distribusi farmasi secara
profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

B. Tujuan PKPA
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan
tanggung jawab apoteker dalam distribusi sediaan farmasi.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian dalam distribusi sediaan farmasi.
3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat, mempelajari
strategi dari kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi farmasi.
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang profesional di Pedagang Besar Farmasi (PBF).

2
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian
dibidang PBF.

C. Manfaat PKPA
1. Memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi.
2. Mendapatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman
praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau
penyaluran sediaan farmasi.
3. Mendapat kesempatan melihat dan mempelajari strategi dan kegiatan-
kegiatan yang dapat dilakukan dala m rangka pengembangan pekerjaan
kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi.
4. Memiliki rasa percaya diri saat memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang profesional di Pedagang Besar Farmasi (PBF).
5. Mendapatkan gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian
dibidang PBF.KPAPKPA

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II T INJAUAN PUSTAKAA

A. Pengertian Pedagang Besar Farmasi (PBF)


Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat
dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki
pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat
dan/atau bahan obat dalam jumlah besar esuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Pedoman Teknis CDOB, 2020).

B. Perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF)


Menurut Permenkes Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan, penggolongan usaha berdasarkan klasifikasi usaha meliputi
PBF Pusat dan PBF Cabang dengan penjelasan sebagai berikut :
a. PBF Pusat
Persyaratan Umum Usaha :
1. Nomenklatur Izin : Izin Pedagang Besar Farmasi
2. Instansi Penerbit : Kementerian Kesehatan
3. Persyaratan:
a) Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi
b) Data apoteker penanggung jawab yang meliputi: STRA, ijazah,
surat pernyataan bekerja penuh waktu, perjanjian kerja sama yang
disahkan oleh notaris, dan KTP
c) Data lokasi usaha yang meliputi: lokasi kantor dan gudang PBF;
dan
d) Bukti Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
4. Persyaratan Perpanjangan Izin :
Permohonan perpanjangan izin disampaikan paling cepat 6 (enam)
bulan sebelum masa berlaku izin PBF berakhir.

4
5. Persyaratan Perubahan Izin
a) Perubahan izin PBF disampaikan dalam hal terdapat :
1) Perubahan nama perusahaan
2) Perubahan alamat perusahaan dan/atau lokasi usaha
3) Pergantian direktur dan/atau penanggung jawab, dan/atau
4) Perubahan lingkup penyaluran PBF.
b) Pelaku usaha menyampaikan permohonan perubahan izin dan
memperbaharui persyaratan yang disampaikan pada permohonan
izin.
c) Pada permohonan pergantian apoteker wajib disertakan juga berita
acara serah terima apoteker yang ditandatangani oleh apoteker
lama, apoteker baru, dan direktur.
6. Durasi pemenuhan persyaratan umum untuk PBF Pusat paling lama 6
bulan sejak mengajukan permohonan diajukan.
b. PBF Cabang
Persyaratan Umum Usaha :
1. Nomenklatur izin : Izin Pedagang Besar Farmasi Cabang
2. Instansi Penerbit : Pemerintah Daerah Provinsi
3. Persyaratan
a) Dokumen Izin PBF Pusat.
b) Data pimpinan PBF cabang yang meliputi : KTP Pimpinan Cabang
dan surat penunjukan sebagai Pimpinan PBF Cabang dari pimpinan
PBF Pusat.
c) Data apoteker penanggung jawab yang meliputi: STRA, ijazah,
surat pernyataan bekerja penuh waktu, perjanjian kerja sama yang
disahkan oleh notaris, dan KTP.
d) Data lokasi usaha yang meliputi: lokasi kantor dan gudang PBF.
e) Bukti Pembayaran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
4. Persyaratan Perpanjangan Izin
Permohonan perpanjangan izin disampaikan paling cepat 6 (enam)
bulan sebelum masa berlaku izin PBF Cabang berakhir.

5
5. Persyaratan Perubahan Izin
a) Perubahan izin PBF Cabang disampaikan dalam hal terdapat :
1) Pembaharuan izin PBF Pusat
2) Perubahan alamat lokasi usaha
3) Pergantian pimpinan cabang dan/atau penanggung jawab,
dan/atau
4) perubahan lingkup penyaluran PBF.
b) Pelaku Usaha menyampaikan permohonan perubahan izin dan
memperbaharui persyaratan yang disampaikan pada permohonan
izin PBF Cabang.
c) Pada permohonan pergantian apoteker wajib disertakan juga berita
acara serah terima apoteker yang ditandatangani oleh apoteker
lama, apoteker baru, dan pimpinan cabang.
6. Durasi pemenuhan persyaratan umum untuk PBF Cabang paling lama
6 (enam) bulan sejak mengajukan permohonan diajukan.
c. Persyaratan Khusus Usaha
1. Memiliki bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat
melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran Obat dan/atau
Bahan Obat.
2. Memiliki prosedur pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan
penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat.
3. Memiliki prosedur keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Memiliki prosedur pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL).
5. Menerapkan standar CDOB dalam kegiatan pengadaan, penyimpanan
dan penyaluran Obat dan/atau Bahan Obat.
6. Apoteker penanggung jawab telah memiliki SIPA sebagai persetujuan
kewenangan praktik pada sarana PBF tersebut.
7. Memiliki Izin Khusus Penyaluran Narkotika bagi PBF yang melakukan
penyaluran Narkotika sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

6
8. Memiliki Izin Khusus Importir/Eksportir Narkotika bagi PBF yang
melakukan impor/ekspor narkotika sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
9. Dalam hal PBF Pusat dan/atau PBF Cabang menyalurkan produk Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan/atau Kosmetika, PBF Pusat
dan/atau PBF Cabang harus menerapkan standar usaha Pedagang Besar
Obat Tradisional (sesuai KBLI 46442) dan/atau Pedagang Besar
Kosmetika (sesuai KBLI 46443).
d. Sertifikasi CDOB
Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang merupakan bukti
bahwa PBF atau PBF Cabang telah memenuhi persyaratan CDOB dalam
mendistribusikan obat dan/atau bahan obat. PBF atau PBF Cabang dalam
menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat
dan/atau bahan obat wajib menerapkan pedoman teknis CDOB sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PBF dan PBF Cabang
yang telah menerapkan pedoman teknis CDOB dibuktikan dengan
sertifikat CDOB (Perka BPOM No.25 Tahun 2017).
Menurut Perka BPOM No.25 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Sertifikasi Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOB) bahwa permohonan
sertifikat CDOB hanya dapat diajukan oleh PBF atau PBF Cabang yang
memenuhi persyaratan : memiliki izin PBF untuk PBF; atau memiliki
pengakuan sebagai PBF Cabang untuk PBF Cabang. Permohonan
sertifikat CDOB diajukan paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak
diterbitkan izin PBF atau pengakuan sebagai PBF Cabang. Berikut adalah
tata cara sertifikasi CDOB :
1. Tata cara permohonan
Pemohon harus melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nama
pengguna (username) dan kata sandi (password).
a) Pendaftaran pemohon dilakukan melalui website Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) dengan alamat http://www.pom.go.id
atau melalui subsite http://www.sertifikasicdob.pom.go.id.

7
b) Pemohon melakukan entry data secara daring (online) dan
mengunggah dokumen pendukung ke dalam subsite
http://www.sertifikasicdob.pom.go.id.
c) Dokumen pendukung terdiri atas hasil pemindaian izin PBF atau
pengakuan sebagai PBF Cabang.
d) Terhadap pendaftaran pemohon dilakukan verifikasi secara daring
(online).
e) Verifikasi dilakukan dalam jangka waktu 5 (lima) Hari.
f) Dalam hal hasil verifikasi dinyatakan lengkap dan benar, pemohon
mendapatkan nama pengguna (username) dan kata sandi
(password).
g) Pendaftaran pemohon hanya dilakukan 1 (satu) kali sepanjang
tidak terjadi perubahan data Pemohon.
h) Jika terjadi perubahan data, Pemohon harus menyampaikan
pemberitahuan perubahan data atau mengajukan pendaftaran
kembali secara daring (online).
2. Permohonan sertifikat CDOB
Permohonan sertifikat CDOB dilakukan secara daring (online)
melalui alamat http://www.pom.go.id atau melalui subsite
http://www.sertifikasicdob.pom.go.id.
a) Pemohon melakukan entry data secara daring (online) dan
mengunggah dokumen pendukung ke dalam subsite
http://www.sertifikasicdob.pom.go.id.
Dokumen pendukung berupa :
1) Izin PBF atau pengakuan sebagai PBF Cabang
2) Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) Penanggung Jawab
3) Denah lokasi dan tata letak (layout)
4) Daftar produk yang didistribusikan
5) Struktur organisasi
6) Daftar personalia dan uraian kerja (jobdesk)
7) Daftar peralatan atau perlengkapan

8
8) Quality management system; dan
9) Dokumen self assessment
10) Terhadap permohonan Sertifikat CDOB dilakukan evaluasi.
11) Evaluasi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima
belas) hari sejak diterimanya permohonan Sertifikat CDOB.
12) Hasil evaluasi berupa :
- Permohonan dinyatakan belum lengkap dan/atau tidak
memenuhi syarat; atau
- Permohonan dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat.
13) Dalam hal hasil evaluasi permohonan dinyatakan belum
lengkap dan/atau tidak memenuhi syarat, direktur menerbitkan
surat permintaan kelengkapan dokumen.
14) Paling lama 20 (dua puluh) hari terhitung sejak diterbitkannya
surat permintaan kelengkapan dokumen, pemohon harus
menyerahkan kelengkapan dokumen.
15) Dalam jangka waktu permintaan kelengkapan dokumen maka
perhitungan waktu evaluasi dihentikan (clock off).
16) Perhitungan waktu evaluasi dilanjutkan (clock on) setelah
pemohon menyerahkan kelengkapan dokumen.
17) Jika Pemohon tidak menyerahkan kelengkapan dokumen maka
permohonan Sertifikat CDOB dinyatakan ditolak.
18) Dalam hal hasil evaluasi permohonan dinyatakan lengkap dan
memenuhi syarat, direktur melakukan pemeriksaan paling
lambat dalam waktu 20 (dua puluh) hari sejak permohonan
dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat.
19) Direktur dapat meminta bantuan Kepala Balai untuk melakukan
pemeriksaan.
20) Hasil pemeriksaan berupa :
- Pemenuhan persyaratan CDOB; atau
- Permintaan CAPA.

9
21) Direktur dapat melakukan verifikasi terhadap hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh Kepala Balai.
22) Dalam hal hasil pemeriksaan berupa permintaan CAPA maka
pemohon harus menyampaikan CAPA kepada direktur.
23) Dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Kepala Balai pemohon
menyampaikan CAPA kepada Kepala Balai.
24) Penyampaian CAPA harus dilakukan paling lama 1 (satu)
bulan sejak diterbitkannya permintaan CAPA.
25) Terhadap CAPA dilakukan evaluasi CAPA.
26) Evaluasi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak diterimanya CAPA.
27) Direktur dapat melakukan verifikasi terhadap evaluasi CAPA
yang dilakukan oleh Kepala Balai.
28) Dalam hal pemohon tidak menyampaikan CAPA dalam waktu
1 (satu) bulan, permohonan sertifikasi CDOB ditolak.
29) Dalam hal pelaporan kembali CAPA masih belum memenuhi
persyaratan CDOB, pemohon dapat menyampaikan kembali
CAPA dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung
sejak hasil evaluasi CAPA pertama diterima.
30) Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi ketentuan,
permohonan sertifikat CDOB ditolak. Permohonan Sertifikat
CDOB yang ditolak hanya dapat diajukan kembali sebagai
permohonan sertifikat CDOB baru dengan memperhatikan
alasan penolakan.
31) Dalam hal permohonan sertifikat CDOB ditolak, PBF dan PBF
Cabang dilarang melakukan kegiatan pengadaan dan
penyaluran.
3. Penerbitan Sertifikat CDOB
1) Kepala Badan menerbitkan Sertifikat CDOB dalam jangka waktu
paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak hasil pemeriksaan

10
atau hasil evaluasi CAPA dinyatakan memenuhi persyaratan
CDOB.
2) Kepala Badan mendelegasikan wewenang penerbitan sertifikat
CDOB kepada Deputi.
3) Sertifikat CDOB berlaku untuk 5 (lima) tahun.

C. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)


Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara distribusi/penyaluran
obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang
jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya.
Prinsip-prinsip CDOB berlaku untuk aspek pengadaan, penyimpanan,
penyaluran termasuk pengembalian obat dan/atau bahan obat dalam rantai
distribusi (Pedoman CDOB, 2020).
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) merupakan standar yang sangat
penting dalam upaya mempertahankan mutu dan integritas distribusi obat di
setiap rantai distribusi mulai dari industri farmasi hingga fasilitas pelayanan
kefarmasian meliputi apotek, rumah sakit, klinik, pusat kesehatan masyarakat
dan toko obat. Dengan demikian, pengawasan pasca pemasaran dalam
kerangka penerapan CDOB dimaksudkan untuk memastikan bahwa mutu,
khasiat, dan keamanan obat di sepanjang jalur distribusi tetap dipertahankan
sesuai dengan karakteristik pada saat obat dimaksud disetujui untuk beredar
(Pedoman CDOB, 2020).
Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan/atau bahan obat
bertanggungjawab untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat dan
mempertahankan integritas rantai distribusi selama proses distribusi. Semua
pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus menerapkan prinsip kehati-
hatian (due diligence) dengan mematuhi prinsip CDOB, misalnya dalam
prosedur yang terkait dengan kemampuan telusur dan identifikasi risiko.
Harus ada kerja sama antara semua pihak termasuk pemerintah, bea dan
cukai, lembaga penegak hukum, pihak yang berwenang, industri farmasi,
fasilitas distribusi, dan pihak yang bertanggung jawab untuk penyediaan obat,

11
memastikan mutu dan keamanan obat serta mencegah paparan obat palsu
terhadap pasien (Pedoman CDOB, 2020).
Aspek CDOB meliputi :
a) Manajemen Mutu
Fasilitas distribusi harus mempertahankan sistem mutu yang
mencakup tanggung jawab, proses, dan langkah manajemen risiko terkait
dengan kegiatan yang dilaksanakan. Fasilitas distribusi harus memastikan
bahwa mutu obat dan/atau bahan obat dan integritas rantai distribusi
dipertahankan selama proses distribusi. Seluruh kegiatan distribusi harus
ditetapkan dengan jelas, dikaji secara sistematis, dan semua tahapan kritis
proses distribusi dan perubahan yang bermakna harus divalidasi dan
didokumentasikan.
Sistem pengelolaan mutu mencakup struktur organisasi, prosedur,
proses, dan sumber daya, serta kegiatan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat yang dikirim tidak tercemar
selama penyimpanan dan/atau transportasi. Obat dan/atau bahan obat
tersebut harus disimpan di tempat yang aman/terkunci, terpisah, dengan
label yang jelas untuk mencegah penyaluran lebih lanjut.
b) Organisasi Manajemen dan Personalia
Pelaksanaan dan pengelolaan sistem manajemen mutu yang baik
serta distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung
pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan
kompeten untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi tanggung jawab
fasilitas distribusi. Tanggung jawab masing-masing personil harus
dipahami dengan jelas dan dicatat. Semua personil harus memahami
prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun pelatihan
lanjutan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
c) Bangunan dan Peralatan
Bangunan dan peralatan harus mampu menjamin keamanan dan mutu
obat dan bahan obat. Fasilitas distribusi harus :

12
1. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat
melaksanakan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat serta
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi PBF; dan
2. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan
yang dapat menjamin mutu serta keamanan obat yang disimpan.
3. Bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa
kondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai
keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup untuk
memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang baik, dan
area penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai
untuk memungkinkan semua kegiatan dilaksanakan secara akurat dan
aman.
4. Area penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman harus terpisah,
terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta
dilengkapi dengan peralatan yang memadai.
5. Akses masuk dan keluar untuk masing-masing area penerimaan dan
pengiriman dapat bergabung namun harus ada sistem pencegahan atau
penjaminan tidak terjadinya campur baur antara proses penerimaan
dan pengiriman.
6. Akses masuk ke area penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman
hanya diberikan kepada Personel yang berwenang. Langkah
pencegahan dapat berupa sistem alarm dan kontrol akses yang
memadai.
d) Operasional
Semua tindakan yang dilakukan oleh fasilitas distribusi harus dapat
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan
distribusinya ditangani sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada
kemasan. Fasilitas distribusi harus menggunakan semua perangkat dan
cara yang tersedia untuk memastikan bahwa sumber obat dan/atau bahan
obat yang diterima berasal dari industri farmasi dan/atau fasilitas distribusi
lain yang mempunyai izin sesuai peraturan perundang-undangan untuk

13
meminimalkan risiko obat dan/atau bahan obat palsu memasuki rantai
distribusi resmi.
e) Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan
dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan sebagai tindak lanjut
perbaikan yang diperlukan. Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang
independen dan rinci oleh personil yang kompeten dan ditunjuk oleh
perusahaan. Audit eksternal yang dilakukan oleh ahli independen dapat
membantu, namun tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya cara untuk
memastikan kepatuhan terhadap penerapan CDOB.
Semua pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat. Laporan harus berisi
semua pengamatan yang dilakukan selama inspeksi. Salinan laporan
tersebut harus disampaikan kepada manajemen dan pihak terkait lainnya.
Jika dalam pengamatan ditemukan adanya penyimpangan dan/atau
kekurangan, maka penyebabnya harus diidentifikasi dan dibuat CAPA.
CAPA harus didokumentasikan dan ditindaklanjuti.
f) Keluhan, obat dan/atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu, dan
Penarikan Kembali
1. Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji, dan diselidiki sesuai
dengan prosedur tertulis.
2. Obat dan/atau bahan obat yang akan dijual kembali harus melalui
persetujuan dari personil yang bertanggung jawab sesuai dengan
kewenangannya.
3. Diperlukan koordinasi dari setiap instansi, industri farmasi dan
fasilitas distribusi dalam menangani obat dan/atau bahan obat yang
diduga palsu.
4. Jika diperlukan, dibutuhkan suatu sistem yang komprehensif untuk
menangani semua kasus, termasuk cara penarikan kembali.

14
5. Harus tersedia dokumentasi untuk setiap proses penanganan keluhan
termasuk pengembalian dan penarikan kembali serta dilaporkan
kepada pihak yang berwenang.
g) Transportasi
Selama proses transportasi, harus diterapkan metode transportasi yang
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dengan kondisi
penyimpanan sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi
yang tepat harus digunakan mencakup transportasi melalui darat, laut,
udara atau kombinasi di atas. Apapun moda transportasi yang dipilih,
harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau bahan obat tidak mengalami
perubahan kondisi selama transportasi yang dapat mengurangi mutu.
Pendekatan berbasis risiko harus digunakan ketika merencanakan rute
transportasi terlampir pada lampiran 3.
h) Fasilitas Distribusi Berdasar Kontrak
1. Semua kegiatan kontrak harus tertulis antara pemberi kontrak dan
penerima kontrak serta setiap kegiatan harus sesuai dengan
persyaratan CDOB.
2. Cakupan kegiatan kontrak terutama yang terkait dengan keamanan,
khasiat, dan mutu obat dan/atau bahan obat, antara lain :
- Kontrak pemanfaatan fasilitas penyimpanan berupa gudang/ruang
di fasilitas distribusi;
- Kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa
antara lain transportasi, pengendalian hama, pergudangan,
kebersihan, dan sebagainya.
3. Kontrak terkait dengan pemanfaatan fasilitas penyimpanan harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Pemberi kontrak harus memperoleh surat persetujuan perubahan
fasilitas dari Badan POM terkait Lokasi gudang/ruang yang disewa;
- Penerima kontrak harus melaporkan kepada Badan POM
perubahan denah bangunan atas fasilitas penyimpanan yang
dikontrakkan; dan

15
- Pengelolaan di gudang/ruang penerima kontrak harus memenuhi
persyaratan CDOB.
4. Untuk fasilitas distribusi yang menerima kontrak fasilitas
penyimpanan dari industri farmasi harus memenuhi persyaratan dalam
peraturan ini dan persyaratan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).
i) Dokumentasi
1. Dokumentasi yang baik merupakan bagian penting dari sistem
manajemen mutu. Dokumentasi tertulis baik secara manual maupun
elektronik harus jelas untuk mencegah kesalahan dari komunikasi
lisan dan memenuhi prinsip ketertelusuran, keamanan, aksesibilitas,
integritas dan validitas.
2. Dokumentasi meliputi dokumen tertulis terkait dengan distribusi
(pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pelaporan), dokumen
prosedur tertulis, dokumen intruksi tertulis, dokumen kontrak, catatan,
data, dan dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu, dalam
bentuk kertas maupun elektronik.
3. Dokumentasi yang jelas dan rinci merupakan dasar untuk memastikan
bahwa setiap Personel melaksanakan kegiatan, sesuai uraian tugas
sehingga memperkecil risiko kesalahan.
4. Dokumentasi harus komprehensif, mencakup ruang lingkup kegiatan
fasilitas distribusi, dan ditulis dalam bahasa yang jelas, dimengerti
oleh Personel dan tidak berarti ganda.
j) Ketentuan Khusus Bahan Obat
a. Pengemasan Ulang Dan Pelabelan Ulang
Perhatian khusus harus diberikan kepada hal-hal sebagai berikut :
1. Pencegahan terhadap kontaminasi, kontaminasi silang dan campur
baur;
2. Pengamanan stok label, pemeriksaan jalur pengemasan,
pemeriksaan dalam proses, pemusnahan kelebihan label yang sudah
tercetak nomor betsnya;
3. Cara sanitasi dan higiene yang baik;

16
4. Menjaga integritas bets (pencampuran bets yang berbeda dari
bahan obat yang sama tidak boleh dilakukan);
5. Semua label yang dilepas dari wadah aslinya dan contoh label baru
yang dipasang selama kegiatan harus disimpan sebagai bagian
catatan pengemasan bets;
6. Jika dalam prosesnya digunakan lebih dari satu bets label, maka
contoh masing-masing bets label harus disimpan sebagai bagian
catatan pengemasan bets; dan
7. Mempertahankan identitas dan integritas produk.
b. Penanganan Bahan Obat Yang Tidak Sesuai
Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani sesuai dengan
prosedur yang dapat mencegah masuknya bahan obat tersebut ke
pasar. Bahan obat yang tidak sesuai tidak boleh dicampur dengan
bahan obat yang memenuhi spesifikasi. Jika ditetapkan bahwa bahan
obat dapat digunakan untuk maksud lain dengan tingkat kualitas yang
lebih rendah, maka harus didokumentasikan.
k) Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product / CCP)
1. Produk rantai dingin harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan
suhu terjaga, cold room/chiller (+2oC s/d +8oC), freezer room/freezer
(-25oC s/d -15oC), dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Ruangan dengan suhu terjaga, cold room dan freezer room :
- Mampu menjaga suhu yang dipersyaratkan.
- Dilengkapi dengan sistem auto-defrost yang tidak
mempengaruhi suhu selama siklus defrost.
- Dilengkapi dengan sistem pemantauan suhu secara terus-
menerus dengan menggunakan sensor yang ditempatkan pada
lokasi yang mewakili perbedaan suhu ekstrim.
- Dilengkapi dengan alarm untuk menunjukkan terjadinya
penyimpangan suhu.
- Dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci.

17
- Jika perlu, untuk memasuki area tertentu dilengkapi dengan
sistem kontrol akses.
- Dilengkapi dengan generator otomatis atau generator manual
yang dijaga oleh personil khusus selama 24 jam.
- Dilengkapi dengan indikator sebagai tanda personil sedang di
dalam cold room/freezer room atau cara lain yang dapat
menjamin keselamatan personil.
b. Chiller dan Freezer :
- Dirancang untuk tujuan penyimpanan produk rantai dingin
(tidak boleh menggunakan kulkas/freezer rumah tangga);
- Mampu menjaga suhu yang dipersyaratkan;
- Perlu menggunakan termometer terkalibrasi minimal satu buah
tiap chiller/freezer (dengan mempertimbangkan ukuran/ jumlah
pintu), dan secara rutin dikalibrasi minimal satu kali dalam
setahun;
- Hendaknya mampu merekam secara terus-menerus dan dengan
sensor yang terletak pada satu titik atau beberapa titik yang
paling akurat mewakili profil suhu selama operasi normal;
- Dilengkapi dengan alarm yang menunjukkan terjadinya
penyimpangan suhu;
- Dilengkapi pintu/penutup yang dapat dikunci;
- Setiap chiller atau freezer harus mempunyai stop kontak
tersendiri;
- Dilengkapi dengan generator otomatis atau generator manual
yang dijaga oleh personil khusus selama 24 jam.
l) Ketentuan Khusus Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
1. Cara distribusi narkotika psikotropika, dan prekursor farmasi harus
dilakukan dalam rangka pemenuhan CDOB termasuk untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dan/atau kehilangan narkotika, psikotropika,
dan prekursor farmasi dari jalur distribusi resmi.

18
2. Penanggung jawab fasilitas distribusi merupakan seorang apoteker
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tempat
penyimpanan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi harus
aman dan terkunci sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Kunci tempat penyimpanan narkotika, psikotropika, atau
prekursor farmasi dikuasai oleh penanggung jawab fasilitas distribusi
dan personil lain (TTK/Kepala Gudang) yang dikuasakan sesuai
dengan uraian pekerjaan.
3. Pemasok yang menyalurkan narkotika wajib memiliki ijin khusus
sebagai fasilitas distribusi atau industri farmasi yang memproduksi
narkotika. Izin khusus menyalurkan atau memproduksi narkotika
diterbitkan oleh Menteri Kesehatan.
4. Fasilitas distribusi harus memastikan penyaluran narkotika ke fasilitas
distribusi lain yang memiliki ijin khusus penyalur narkotika, instalasi
farmasi pemerintah, apotek, klinik dan rumah sakit yang memiliki
kewenangan menyalurkan atau menyerahkan narkotika sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Pengadaan narkotika, psikotropika, atau prekursor farmasi harus
berdasarkan surat pesanan dengan format khusus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Pada saat penerimaan harus dilakukan pemeriksaan terhadap :
a. Kebenaran nama, jenis, nomor bets, tanggal kedaluwarsa, jumlah
dan kemasan harus sesuai dengan surat pengantar/pengiriman
barang dan/atau faktur penjualan, serta Certificate of Analysis
(CoA) untuk bahan obat;
b. Kondisi kontainer pengiriman dan/atau kemasan termasuk segel,
label, dan/atau penandaan dalam kondisi baik;
c. Kebenaran nama, jenis, jumlah dan kemasan dalam surat
pengantar/pengiriman barang dan/atau faktur penjualan harus
sesuai dengan arsip surat pesanan.

19
7. Penyimpanan narkotika, psikotropika atau prekursor farmasi wajib
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Pemusnahan dilakukan oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan
disaksikan oleh petugas Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Balai
Besar/Balai POM setempat, serta dibuat berita acara pemusnahan
yang ditandatangani oleh penanggung jawab fasilitas distribusi dan
saksi.
9. Dalam penyaluran harus memperhatikan tahap-tahap penerimaan
pesanan, pengemasan, dan pengiriman.
10. Setiap kegiatan impor narkotika, psikotropika, atau prekursor farmasi
harus dilengkapi dengan surat pesanan dan estimasi kebutuhan
tahunan dari industri farmasi pengguna.
11. Narkotika, Psikotropika atau Prekursor Farmasi yang diimpor untuk
keperluan Industri farmasi pengguna akhir harus segera disalurkan
kepada Industri Farmasi tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja setelah produk impor diterima.
12. Ketentuan tentang narkotika, psikotropika, atau prekursor farmasi
kembalian yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
kembalian harus disimpan sesuai persyaratan penyimpanan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dan diberikan penandaan yang
jelas untuk mencegah pendistribusian kembali sebelum ditetapkan
status produk.
13. Pencatatan mutasi narkotika, psikotropika, atau prekursor farmasi
wajib dilakukan dengan tertib dan akurat. Pencatatan mutasi dapat
dilakukan dalam bentuk kartu stok manual maupun elektronik.

D. Tugas dan Fungsi Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF)


Menurut Pedoman Teknis CDOB tahun 2020, tugas dan kewajiban
apoteker di PBF sebagai berikut :
a. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem
manajemen mutu;

20
b. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta
menjaga akurasi dan mutu dokumentasi;
c. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan
lanjutan mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam
kegiatan distribusi;
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan
penarikan obat;
e. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif;
f. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan;
g. Meluluskan obat kembalian untuk dikembalikan ke dalam stok obat yang
memenuhi syarat jual;
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan
penerima kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab
masingmasing pihak yang berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi
obat;
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan
tersedia tindakan perbaikan yang diperlukan;
j. Mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker/tenaga teknis kefarmasian
yang telah mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang ketika sedang
tidak berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan
dokumen yang terkait dengan setiap pendelegasian yang dilakukan;
k. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat.

21
BAB III
TINJAUAN UMUM PBF
PT. TIRTA HUSADA FARMA – PATI
BAB III TINJAUAN UMUM INDUSTRI PBF PT. TIRTA HUSADA FARMA - PATI
A. Profil PT. Tirta Husada Farma
PT. Tirta Husada Farma perusahaan farmasi bergerak dibidang distribusi
farmasi yang menyediakan pharmaceutical, health-care dan consumer
products. PT. Tirta Husada Farma sesuai akte pendirian perusahaan berdiri
bulan Agustus 1994 yang beralamat di Jalan Setiabudi 129 Semarang.
Adapun lokasi usaha menempati tanah seluas 1.186 m2 dan luas bangunan
1000 m2.
Perusahaan ini didirikan oleh beberapa orang sebagai pemegang saham
dan pemilik perusahaan. Sebagai komisaris dijabat oleh Bapak Budi Kristanto
sedangkan Direktur dijabat oleh Bapak Richard Janto Gunardi. Sejak
November 2020 terdapat perubahan managemen perusahaan dengan
Komisaris Andre Gunardi dan Rudy Gunardi.
PT. Tirta Husada Farma sesuai perkembangan bisnis sebagai Pedagang
Besar Farmasi (PBF) serta mengikuti tatanan regulasi. Dalam rangka
melancarkan roda bisnis sampai dengan saat ini PBF PT. Tirta Husada Farma
telah memiliki 3 (tiga) PBF cabang di berbagai wilayah Jawa Tengah –
Daerah Istimewa Yogyakarta. PBF PT. Tirta Husada Farma ini meliputi
sebagai berikut :
1. Kantor Pusat : PT. Tirta Husada Farma - Semarang
2. Kantor Cabang :
c. PT. Tirta Husada Farma – Yogyakarta
d. PT. Tirta Husada Farma – Pati
e. PT. Tirta Husada Farma - Purwokerto
Untuk mensukseskan kegiatan tersebut di atas PBF PT. Tirta Husada
Farma berkomitmen daIam mendistribusikan obat yang berkualitas dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan/relasi dalam bentuk
jaminan mutu sesuai standar mutu seperti yang tercantum dalam CDOB serta
pedoman pelaksanaan CDOB sesuai Visi dan Misi PT. Tirta Husada Farma.
22
B. Proses Bisnis
1. PBF Pusat PT. Tirta Husada Farma
a. Melakukan kegiatan terhadap logistik (pengadaan/pemesanan) obat
kepada pemasok/ supplier dan memonitor perencanaan kebutuhan
obat dalam rangka melayani kebutuhan cabang serta memenuhi
kepuasan pelanggan seseuai dengan pedoman CDOB serta pedoman
pelaksanaan CDOB sesuai Visi dan Misi PT. Tirta Husada Farma.
b. Melakukan kegiatan administrasi dokumen serta memonitor alur
pendistribusiannya.
c. Melakukan kegiatan pendistribusian ke PBF Cabang PT. Tirta Husada
Farma.
2. PBF Cabang PT. Tirta Husada Farma
PBF Cabang PT. Tirta Husada Farma melakukan pelayanan
terhadap customer/pelanggan untuk menyalurkan obat dan sejenisnya yang
berlokasi sesuai wilayah cabangnya.

C. Kebijakan Mutu PBF PT. Tirta Husada Farma – Pati


Telah memiliki visi dan misi organisasi sebagai komitmen pimpinan
puncak mengenai mutu yang menjelaskan intensitas dan arah kebijakan
distribusi yang tertuang pada dokumen kebijakan kualitas.
1. Visi
Membantu menyalurkan kebutuhan obat dan alat kesehatan sesuai
prosedur agar masyarakat mudah dan cepat mendapatkan obat dalam
mencapai kehidupan yang sehat.
2. Misi
SMART :
a. Semangat melayani masyarakat untuk kesehatan
b. Memenuhi kebutuhan konsumen
c. Agar hidup tetap sehat dan sejahtera
d. Rasa ingin berbagi kasih pada semua orang
e. Tepat waktu dalam pelayanan
3. Kebijakan Mutu
23
Managemen menetapkan kebijakan mutu sebagai berikut :
a. Menjamin kesinambungan ketersediaan produk yang berkualitas
sesuai dengan regulasi dan persyaratan berlaku
b. Menindaklanjuti feedback dari pelanggan dengan melakukan
perbaikan untuk memenuhi kepuasan pelanggan
c. Menjamin kepuasan pelanggan
d. Menjamin pendistribusian tepat waktu dan aman
e. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia berkelanjutan
4. Filosofi
a. Sekecil apapun konstribusi kami untuk perusahaan akan di hargai.
b. Konstribusi kami yang besar adalah konstribusi yang membangun
perusahaan
c. Konstribusi kami yang besar dan memberi aura positif akan membuat
exis dan langgeng.
d. Membangun, mempertahankan dan mengembangkan perusahaan
adalah impian kami.

D. Struktur Organisasi PT. Tirta Husada Farma – Pati


Struktur organisasi ini menjelaskan tentang tanggung jawab, wewenang,
dan hubungan antar bagian. Terkait rincian tanggung jawab serta wewenang
personil yang terlibat dalam penerapan, pengendalian dan verifikasi proses-
proses yang ada dijelaskan pada masing-masing prosedur uraian dan
merupakan bagian yang tidak dipisahkan. Gambar struktur organisasi PT.
Tirta Husada Farma – Pati terlampir pada bagan lampiran 1 Struktur
Organisasi di PBF Tirta Husada Farma – Pati.

24
E. Manajemen PT. Tirta Husada Farma - Pati
1. Ruang Lingkup
PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati menerapkan managemen mutu
secara internal maupun eksternal yang perlu diatur sesuai ketentuan dan
pedoman yang berlaku serta harus terdokumentasikan dengan baik serta
tertelusur.
2. Manajemen
a. Manajemen puncak PBF PT. Tirta Husada Farma adalah Direktur PT.
Tirta Husada Farma
b. Manajemen PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati berupaya dan
komitmen dalam rangka mempertahankan sistem mutu dari mata
rantai proses distribusi, dengan memperhitungkan faktor-faktor resiko
yang mungkin terjadi, harus diatasi dalam rangka menjamin dan
menjaga mutu obat yang disalurkan agar sampai ke tangan konsumen
dalam keadaan baik, aman dan tepat waktu.
3. Sumber Daya
Jajaran managemen menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
merealisasikan sistem managemen yang ditetapkan agar dapat berjalan
dengan baik dan efektif.
4. Kompetensi
PT. Tirta Husada Farma - Pati telah menetapkan kompetensi yang
dibutuhkan pada setiap pegawai yang menunjang efektivitas dari Quality
Management System antara lain :
a. Memastikan pegawai kompeten sesuai dengan latar belakang
pendidikan mereka.
b. Job deskripsi sesuai data kompetensi spesifik
c. Memfasilitasi program training yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan
d. Mengukur performa kerja tiap pegawai
e. Melakukan pendampingan kepada pegawai yang belum mencapai
target kerja yang diinginkan.

25
5. Sasaran Mutu
Managemen secara bersama-sama menerapkan sasaran mutu, rencana
kerja dan proses sebagai indikator pelaksanaan dan kebijakan dari
manajemen yang tertuang dalam Quality Management System Planning
yang diantaranya mempertimbangkan beberapa aspek meliputi :
a. Aspek kualitas
b. Aspek produktivitas
c. Aspek efisiensi
6. Rencana Mutu
Rencana mutu PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati berdasarkan
penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran (pengiriman) sebagai subjek
pengawasan yang dikontrol langsung oleh Apoteker Penanggung Jawab
(APJ). Rencana mutu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Penyaluran obat harus memenuhi kaidah dan prinsip CDOB
b. Fasilitas distribusi terkelola dengan baik
c. Produk obat bersumber dari pemasok resmi dan legal (pemasok untuk
PT. Tirta Husada Farma - Pati berasal dari PT. Tirta Husada Farma -
Semarang).
7. Dokumentasi
Sebagai pedoman dalam mengimplementasikan sistem manajemen
yang telah ditetapkan maka memandang perlunya ditetapkan suatu
dokumen, yang mempunyai hierarki sebagai berikut :
a. Level I : Merupakan level dokumen tertinggi dimana dokumen ini
merupakan sumber acuan dalam menetapkan prosedur-prosedur
pelaksanaan proses. Dokumen yang masuk di dalam level ini adalah
Pedoman Mutu.
b. Level II : Merupakan dokumen rujukan antar devisi di dalam
melakukan suatu proses bisnis yang ada. Dokumen ini lebih
ditekankan pada proses koordinasi antar devisi, yang masuk di dalam

26
level ini adalah Standard Operational Procedures (SOP) atau
Prosedur Operasional Baku (POB).
c. Level III : Merupakan dokumen rujukan detail di dalam melakukan
suatu proses bisnis yang ada. Dokumen ini lebih menekankan
bagaimana suatu proses dijalankan, yang masuk dalam level ini adalah
Instruksi Kerja, Spesifikasi, Formulir.
Untuk memastikan semua dokumen dari internal maupun eksternal
terkendali dengan baik, maka ditetapkan suatu prosedur yang
mengendalikan dokumen sebagaimana mestinya, seperti tercantum dalam
POB Pengendalian Dokumen.
8. Pelaksanaan Sistem Manajemen
Pelaksanaan sistem manajemen akan ditetapkan, maka perlu
menetapkan proses-proses yang diperlukan sebagai berikut :
a. Proses berhubungan dengan pelanggan
b. Proses pembelian
c. Proses realisasi produk

27
BAB IV
KEGIATAN PKPA PBF DAN PEMBAHASAN
PT. TIRTA HUSADA FARMA – PATI
BAB IV KEGIATAN PKPA INDUSTRI PBF DAN PEMBAHASAN PT. TIRTA HUSADA FARMA - PATI

A. Aspek CDOB
CDOB adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan bahan obat
yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran
sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Menurut Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 tahun 2019 tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik yaitu :
1. Manajemen Mutu
Manajemen mutu di PT. Tirta Husada Farma - Pati merupakan seluruh
aktivitas dari fungsi-fungsi manajemen yang menentukan kebijakan mutu,
sasaran mutu, dan tanggung jawab manajemen. Keseluruhannya
diimplementasikan menggunakan alat - alat seperti : rencana mutu, kendali
mutu, pemastian mutu dan perbaikan mutu dalam kerangka sistem mutu.
Fungsi manajemen mutu yaitu PDCA (Plan, Do, Check, Act).
PT. Tirta Husada Farma - Pati menyatakan bahwa sistem mutu
merupakan SOP yang termasuk dalam bagian dari dokumentasi prosedur,
dengan prinsip yaitu “Tulis apa yang dikerjakan, kerjakan apa yang
ditulis”.
2. Organisasi Manajemen dan Personalia
Tanggung jawab, wewenang dan hubungan antar semua personil
harus ditetapkan dengan jelas. Seorang penanggung jawab harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan penanggung jawab yang tertuang dalam
uraian tugas dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan dan pengelolaan sistem
manajemen mutu yang baik serta distribusi obat dan bahan obat yang
benar sangat bergantung pada personil yang menjalankannya. Tanggung
jawab masing-masing personil harus dipahami dengan jelas dan dicatat.
Organisasi manajemen dan personalia di PT. Tirta Husada Farma -
Pati meliputi :

28
a. Penanggung Jawab
Manajemen puncak menujuk apoteker penanggung jawab.
Penanggung jawab harus apoteker, apoteker memiliki SIPA aktif.
Sudah mengikuti pelatihan CDOB. Apoteker penanggung jawab
memastikan penerapan CDOB dan memenuhi pelayanan kepada
publik. Profil Apoteker Penanggungjawab terlampir pada lampiran 2.
b. Tanggung jawab apoteker sebagai penanggung jawab
- Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem
manajemen mutu.
- Mengelola program pelatihan personil yang terkait dalam kegiatan
distribusi.
- Fokus pada pengelolaan kegiatan distribusi.
- Mengkoordinir kegiatan penarikan obat.
- Melakukan kualifikasi pemasok dan pelanggan.
- Berperan dalam perjanjian kontrak.
- Mengawasi penanganan keluhan pelanggan.
- Meluluskan obat/bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke stok
- Kualifikasi dan persetujuan pemasok dan pelanggan.
- Penanganan obat atau bahan obat kembalian, serta berkontribusi
dalam perjanjian kontrak antara pemberi dan penerima kontrak.
- Turut serta dalam pengambilan keputusan untuk karantina atau
pemusnahan obat/bahan obat.
- Pemastian kegiatan inspeksi diri yang dilakukan secara berkala.
- Memastikan pemenuhan persyaratan obat.
c. Hygiene
Prosedur hygiene personil termasuk kesehatan, hygiene, pakaian
kerja, pakaian yang aman untuk personil sesuai persyaratan K3,
dilarang menyimpan makanan, minuman, rokok, atau obat untuk
penggunaan di area pribadi penyimpanan dan peraturan perusahaan
tentang hak dan suatu kewajiban personil termasuk sanksi terhadap
pelanggan.

29
d. Pelatihan
- Pelatihan CDOB rutin dan terjadwal.
- Semua personil memenuhi kualifikasi sebelum memulai tugas
berdasarkan suatu prosedur tertulis.
- Pelatihan : identifikasi dan menghindari obat dan/atau bahan obat
palsu memasuki rantai distribusi.
- Pelatihan khusus untuk personil yang menangani obat/bahan obat
berbahaya, narkotika, psikotropika, rentan disalahgunakan, sensitif
terhadap suhu.
- Dokumentasi pelatihan disimpan.
- Evaluasi efektifitas pelatihan secara berkala.
3. Bangunan dan Peralatan
Bangunan dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa
kondisi penyimpanan yang baik sesuai dan area penyimpanan dilengkapi
dengan pencahayaan yang memadai untuk memungkinkan semua kegiatan
dilaksanakan dengan akurat. Bangunan dan peralatan harus mencakup
lokasi dan layout sesuai dengan perijinan, kapasitas memadai, gudang
sesuai jenis komoditi dan label jelas, pencahayaan memadai serta bersih
dan bebas serangga.
Gudang penyimpanan obat PT. Tirta Husada Farma - Pati
menggunakan pallet untuk penyimpanan obat. Penggunaan pallet
bertujuan sebagai alas yang melindungi wadah obat agar kardus tidak
bersentuhan langsung dengan lantai sebagai antisipasi agar tidak dirusak
oleh rayap. Gudang tempat penyimpanan obat pada PT. Tirta Husada
Farma - Pati dilengkapi dengan AC untuk mengukur suhu ruangan pada
tempat penyimpanan. Tujuan menggunakan AC agar produk obat terjaga
kualitas dan mutunya. Serta terdapat alat APAR seperti helm, sepatu
khusus untuk pegawai dan alat pemadam kebakaran.

30
4. Operasional
Menerapkan prinsip CDOB harus mempunyai kualifikasi pemasok serta
ijin, fasilitas distribusi harus melakukan pengkajian guna memastikan
calon pemasokan tersebut sesuai kompeten dan dapat dipercaya. Kualitas
pelangagn di PT. Tirta Husada Farma - Pati harus mencantumkan data
kustomer meliputi :
- Nama APJ
- SIPA yang masih berlaku
- No.SIA yang masih berlaku
- NPWP
- AA
- APING
- SIPTTK yang masih berlaku
- Tanda tangan APJ
- Stempel dari Outlet
Operasional distribusi meliputi :
1) Pengadaan
Proses pengadaan yang pertama melihat sumber atau pemasok yang
legal, sehingga dapat dipastikan obat yang akan dipesan tidak palsu
dan terjamin mutu dan kemanannya. Kualifiksi pemasok antara lain
legalitas pemasok, pemasok menerapkan prinsip CDOB dan produk
yang disalurkan memiliki NIE (Nomor Izin Edar). Pengadaan di PBF
Tirta Husada Farma Pusat sesuai dengan persediaan kebutuhan cabang.
Pengadaan untuk kebutuhan yaitu tiap satu minggu dan pengiriman
juga satu minggu sekali. Sudah ada sistem komputer yang berkaitan
dengan kebutuhan pengadaan barang.
2) Penerimaan
Penerimaan obat dan atau bahan obat dilakukan untuk memastikan
bahwa kiriman obat/bahan obat yang diterima benar. Pada saat produk
obat datang dilakukan pengecekan saat penerimaan barang dengan

31
melihat nomor batch dan ED saat barang datang dan selalu melakukan
stock opname setiap 2 kali dalam seminggu pada hari Jumat dan Sabtu.
3) Penyimpanan
Penyimpanan produk obat/bahan obat di PT. Tirta Husada Farma -
Pati berdasarkan FEFO/FIFO, suhu, logo obat warna biru dan merah
dipisah, terhindar dari cahaya matahari dan diletakkan diatas pallet
untuk menghindari bersentuhan dengan lantai dan setiap jenis barang
disertai dengan pencatatan pada kartu stok manual diantaranya dicatat
tanggal masuk, nomor batch, ED, jumlah barang masuk dan serta
nomor faktur.
4) Pemisahan Obat
Pemisahan obat di PT. Tirta Husada Farma - Pati antara lain
pemisahan obat yang diduga palsu, kadaluarsa, recall, retur. Jika rusak
pada saat penerimaan, setelah di cek langsung dikembalikan ke PBF
Pusat Tirta Husada Farma - Semarang dengan merevisi faktur. Jika
ditemukan barang rusak setelah proses penerimaan barang, dibuat
pengajuan ke PBF pusat Tirta Husada Farma - Semarang untuk
diteruskan ke supplier atau pemasok.
5) Penerimaan Pesanan
Pada proses penerimaan di PT. Tirta Husada Farma meliputi
pelanggan sudah terverifikasi terkait nama APJ, SP asli, No.SP, alamat
outlet pelanggan, bentuk dan jenis produk yang dipesan, Nomor SIPA,
Nomor SIA, tanda tangan APJ outlet dan stempel dari outlet. Proses
penerimaan pesanan meliputi skrinning administrasi dan faktur.
6) Pengambilan
Pada pengambilan di PT. Tirta Husada Farma - Pati melakukan
sistem FEFO. Di PT. Tirta Husada Farma - Pati kartu stok berupa
sistem di komputer dan pengambilan produk sesuai dengan packing list
yang dicetak.

32
7) Pengemasan
Pengemasan barang di PBF Tirta Husada Farma - Pati dengan
memperhatikan jaminan mutu produk seperti untuk sediaan cair (botol)
diletakkan tegak agar tidak tumpah saat diperjalanan, pengemasan juga
memperhatikan jarak pengiriman yang harus ditempuh.
8) Pengiriman
Pengiriman obat/bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan
yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan
dan harus mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut :
- Nama lengkap, alamat dan nomor telepon. Misalkan : Apotek,
Rumah Sakit, Toko Obat atau Klinik.
- Nama obat, bentuk sediaan.
- Nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
- Kuantitas obat yaitu yaitu jumlah kontainer dan kuantitas per
kontainer.
- Transportasi digunakan mencakup nama dan alamat perusahaan
ekspedisi serta tanda tangan dan nama jelas personil ekspedisi yang
menerima.
9) Pelaporan
PBF Tirta Husada Farma - Pati melakukan beberapa pelaporan,
diantaranya :
- Laporan E-Report, dilakukan di bulan pertama setiap triwulan.
- Laporan data salesman, wilayah kerja dan kendaraan, dlakukan
setiap 6 bulan sekali.
- Laporan barang recall.
- Laporan barang kehilangan.
- Laporan menggunakan aplikasi BPOM misalkan Laporan
Narkotika, Psikotropika, Prekursor Farmasi, dan Obat-Obat
Tertentu.

33
5. Inspeksi Diri
Inspeksi diri dilakukan untuk mengukur kinerja dan mengetahui
apakah sistem yang direncanakan dan dijalankan sudah memenuhi standar,
harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan
terhadap pemenuhan CDOB. Semua pelaksanaan inspeksi diri harus
dicatat. Laporan harus berisi semua pengamatan yang dilakukan selama
inspeksi. Jika dalam pengamatan ditemukan adanya penyimpangan dan
kekurangan, maka penyebabnya harus diidentifikasi dan dibuat CAPA.
PT. Tirta Husada Farma - Pati telah memenuhi ketentuan CDOB, sistem
manajemen mutu, dan persyaratan lainnya serta merekomendasikan
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang perlu dilakukan.
Inspeksi diri dilakukan oleh auditor kepada audite. Inspeksi diri PT. Tirta
Husada Farma - Pati dilakukan dengan cara dibentuk tim, inspeksi pada
semua CDOB, dilakukan secara independen, ada jangka waktu yang
ditentukan, temuan diindentifikasi dan dilakukan CAPA, pelaksanaan
terdokumentasi.
6. Keluhan, Obat dan/atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu, dan
Penarikan Kembali
Keluhan produk di PBF bisa berasal dari customer. Jenis keluhan bisa
keluhan karena kualitas produk ataupun karena pengiriman produk.
Biasanya keluhan produk dapat berupa box rusak, label rusak, tube bocor,
botol kosong dan pecah, larutan keruh terdapat partikel atau benda asing,
keterlambatan pengiriman.
a. Penanganan keluhan
1. Harus dilakukan pencatatan pada setiap keluhan menggunakan
format standar yang sudah ditentukan serta ditentukan batas waktu
tindak lanjut.
2. Keluhan produk /kualitas segera dilaporkan kepada industri
farmasi.
3. Harus ada personal yang ditunjuk menangani keluhan dan
memonitor tahapan yang dilaksanakan.

34
4. Setiap keluhan agar dikelompokkan, investigasi penyebab dan
dilakukan trend analysis atas keluhan yang diterima dan digunakan
sebagai acuan perbaikan.
POB Obat kembalian mengatur terkait penerimaan produk
kembalian yang diterima harus sesuai dokumen pengiriman, disimpan
terpisah dan diberikan penandaan yang jelas serta dilakukan
pencatatan/dokumentasi.
b. Pengembalian Barang di PBF Tirta Husada Farma - Pati :
1. Retur dari pelanggan
a) Produk dikarantina sebelum ditetapkan tindak lanjutnya oleh
penanggung jawab didasarkan atas alasan retur.
b) Pencatatan produk retur yang mencantumkan alasan produk
diretur disertai nama, tanda tangan dan stempel pelanggan.
c) Dokumentasi retur terdiri :
- Asli lembar catatan retur dan copy dokumen pengiriman
(copy faktur dan/atau surat jalan).
- Rekapitulasi catatan retur PBF.
2. Retur kepada supplier
Retur kepada supplier terdiri dari :
a) Copy lembar catatan produk retur serta alasan di retur.
b) Copy lembar dokumen transportasi retur kepada supplier
dilengkapi dengan tanda terima supplier.
c. Penanganan obat yang diduga palsu
1. Jika laporan keluhan dari pelanggan atau ditemukan diduga palsu
segera tempatkan di ruang karantina sampai ada keputusan dari
BPOM.
2. Produk yang diduga palsu yang ada di gudang agar dihentikan
penyalurannya.
3. Produk disimpan ditempat terpisah dan terkunci.
4. Dilakukan pencatatan atas semua tahapan yang dilakukan dan
dokumentasikan sesuai ketentuan.

35
5. Jika sudah ada keputusan agar ditindak lanjuti sesuai instruksi.
d. Recall obat
Pada saat akan recall, PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati melakukan
beberapa tahapan yaitu :
1) Surat perintah recall kepada pelanggan.
2) Terdapat tim khusus, yang menangani penarikan obat dari
peredaran.
3) Catatan penarikan dari setiap pelanggan disertai keterangan jumlah
produk yang di recall dan disahkan dengan tanda tangan dan
stempel pelanggan.
4) Rekapitulasi produk yang di recall.
5) Pengiriman laporan dan informasi secara berkala, dokumentasikan
setiap kegiatan pelaksanaan penarikan obat.
7. Transportasi
Obat harus diangkut dengan kondisi penyimpanan sesuai dengan
informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus digunakan
mencakup transportasi melalui darat, laut, udara. Apapun transportasi yang
dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat tidak mengalami perubahan
kondisi selama transportasi yang dapat mengurangi mutu. PT. Tirta
Husada Farma - Pati menggunakan transportasi internal dan eksternal
misalkan untuk internal yaitu pengantaran obat di daerah dalam kota
meliputi Kudus dan Pati, sedangkan untuk pengiriman eksternal
menggunakan expedisi Joyo dengan rute luar kota misalkan Jepara,
Rembang, Blora, Purwodadi dan Demak. Legalitas Transportasi PT. Tirta
Husada Farma – Pati terlampir pada lampiran 3.
8. Fasilitas Distribusi Berdasar Kontrak
Pada PT. Tirta Husada Farma - Pati seluruh kegiatan kontrak tertulis
antara pemberi kontrak dan penerima kontrak. Sistem kontrak yang
dilakukan pada PBF Tirta Husada Farma - Pati yaitu kontrak dengan jasa
ekspedisi dan sewa menyewa, fasilitas tersebut sudah memenuhi aspek
sesuai pedoman CDOB tahun 2020.

36
9. Dokumentasi
Dokumentasi di PT. Tirta Husada Farma - Pati terdiri dari prosedur
tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan data, dalam bentuk kertas maupun
elektronik. Dicatat dengan jelas dan rinci merupakan dasar untuk
memastikan bahwa setiap personil melaksanakan kegiatan, sesuai uraian
tugas sehingga memperkecil risiko kesalahan. Dokumentasi distribusi
harus mencakup informasi berikut :
a. Tanggal
b. Nama obat dan bahan obat
c. Nomor bets Tanggal kadaluwarsa
d. Jumlah yang diterima atau disalurkan
e. Nama dan alamat pemasok atau pelanggan
Semua dokumentasi harus mudah didapat kembali, disimpan dan
dipelihara pada tempat yang aman untuk mencegah dari kerusakan atau
kehilangan dokumen. Dokumen yang dibuat harus disimpan dalam waktu
sekurang kurangnya 3 tahun dari tanggal pembuatan dokumen.
10. Ketentuan Khusus Bahan Obat
Belum tersedia bahan obat sehingga untuk saat ini PT. Tirta Husada
Farma - Pati tidak menyalurkan kegiatan tersebut.
11. Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product / CCP)
Pada produk rantai dingin terdapat persyaratan khusus sesuai CDOB
antara lain meliputi aturan yang berkaitan dengan masalah suhu pada
saat penerimaan, penyimpanan dan pengiriman. Untuk PT. Tirta Husada
Farma - Pati tidak melakukan kegiatan tersebut.
12. Ketentuan Khusus Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi
Cara distribusi narkotika, psikotropika, dan prekusor farmasi harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan kehilangan
narkotika, psikotropika, dan prekusor dari jalur distribusi resmi. PT. Tirta
Husada Farma - Pati tidak melakukan pengadaan obat narkotika dan
psikotropika. Tetapi untuk pengadaan perkusor farmasi dan OOT, pihak
PT. Tirta Husada Farma - Pati melakukan kegiatan tersebut.

37
B. Tugas
1. Denah
Bangunan merupakan hal penting yang harus dibuat saat akan
membangun sebuah perusahaan salah satunya PBF. Lokasi bangunan PBF
sesuai pedoman CDOB harus bebas banjir, atau kondisi cuaca yang ektrim
dan bahaya, untuk bangunan penyimpanan harus dibangun dengan
menggunakan bahan yang kuat dan mudah dibersihkan, memiliki saluran
pembuangan air, lantai yang mudah dibersihkan dan rata, dan bangunan
yang bebas dari kebocoran. Untuk denah bangunan PBF sesuai dengan
CDOB terlampir pada lampiran 4.

2. Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler, OOT,


dan Prekursor
Kasus yang diberikan di PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati yaitu
skrining kelengkapan administrasi pada surat pesanan reguIer farmasi,
surat pesanan prekursor farmasi, dan surat pesanan OOT. Surat pesanan
merupakan daftar kebutuhan perbekalan farmasi yang telah disetujui untuk
dilakukan pemesanan ke PBF.
Skrining administrasi merupakan pengecekan awal terhadap pesanan
apotek ke PBF PT. Tirta Husada Farma – Pati yang meliputi :
- Tanggal dan nomor SP
- No. SIA
- Nama apoteker
- No. SIPA
- TTD apoteker (bukan paraf)
- Stampel apotek
- Kewajaran frekuensi
- SP asli.
Dari beberapa surat pesanan masih terdapat surat pesanan yang belum
lengkap, seperti tanggal SP, nomor SP, ataupun nomor SIPA yang tidak
dicantumkan, stempel apotek tidak dibubuhkan.

38
Masalah yang banyak terjadi pada penulisan surat pesanan bisa
mengakibatkan kesalahan dalam penginputan obat. Adapun apoteker yang
masih menulis surat pesanan tidak jelas, penulisan surat pesanan yang
tidak jelas bisa menyebabkan kesalahan pengambilan obat atau kesalahan
penginputan obat. Di dalam pedoman CDOB sudah dijelaskan terkait
kualifikasi pelanggan bahwa fasilitas distribusi harus memastikan bahwa
obat dan/atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang berhak atau
berwenang untuk menyerahkan obat ke masyarakat.
Penyelesaian yang dapat dilakukan oleh seorang apoteker penanggung
jawab PBF jika ditemukan masalah dengan surat pesanan yang tidak
mencantumkan No.SP maka APJ harus konfirmasi ke apotek/outlet
pemesan terkain nomor SP bisa dilakukan via telepon ataupun datang
langsung, serta APJ wajib mengingatkan kepada apoteker pengelola
apotek untuk pemesanan selanjutnya harus dilengkapi nomer SP nya.
Untuk surat pesanan yang tidak menuliskan No.SIA bisa mengkonfirmasi
kepada apoteker bisa melalui telepon untuk menanyakan nomer SIA
apotek, tetapi APJ PBF wajib memberitahu bahwa untuk pemesanan
selanjutnya harus memenuhi semua persyatan surat pesanan. Untuk surat
pesanan prekusor farmasi yang tidak mencantumkan zat aktif serta bentuk
dan kekuatan sediaan bisa menghubungi apoteker untuk mengingatkan
bahwa surat pesanan prekusor harus lengkap mencantumkan zat aktif serta
bentuk dan kekuatan sediaannya.
Dalam mencegah masalah terkait skrining administrasi terjadi maka
kita sebagai apoteker penanggung jawab sebuah PBF harus tegas kepada
sarana apotek yang bekerja sama dengan PBF untuk pemesanan agar
melengkapi surat pesanan, jika surat pesanan tidak lengkap maka barang
tidak akan dikirim, sehingga sarana apotek mau tidak mau harus
melengkapi agar dapat mendapatkan barang. Contoh kasus skrining
administratif SP reguler farmasi, prekursor farmasi, dan OOT terlampir
pada lampiran 5, lampiran 6, dan lampiran 7.

39
3. Pembuatan Corrective and Prevention Active (CAPA)
CAPA merupakan bagian penting dalam suatu implementasi Sistem
Management Mutu (QMS) dan CDOB. CAPA merupakan tools untuk
improvement di suatu PBF. Evaluasi CAPA sangat penting dilakukan
untuk memastikan efektifitas pelaksanaan tindakan perbaikan dan
pencegahan yang dilakukan. Dibutuhkan kemampuan analisa yang
memadai untuk memverifikasi akar masalah dan CAPA yang relevan.
Verifikasi CAPA sangat penting untuk menentukan penilaian terhadap
pemenuhan CDOB oleh PBF. Contoh pembuatan CAPA di PBF PT. Tirta
Husada Farma - Pati terlampir pada lampiran 8.

4. Tugas Studi Kasus


Pembahasan mengenai studi kasus pada PBF PT. Tirta Husada Farma
– Pati terlampir pada lampiran 9.

40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) yang dilaksanakan di PBF PT. Tirta Husada Farma-Pati maka dapat
disimpulkan bahwa CDOB di PT. Tirta Husada Farma-Pati sudah sesuai
dengan pedoman tekhnis CDOB tahun 2020 terkait aspek operasional,
penerimaan, penyimpanan, pemisahan dan pengiriman dengan didukung
dengan sertifikat distribusi cabang yang terdapat SIPA Apoteker Penanggung
Jawab yang berlaku.

B. Saran
Terus mempertahankan kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan
Program Profesi Apoteker dalam rangka pengenalan peran apoteker dalam
mendistribusikan obat agar sesuai dengan CDOB.

41
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2020. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun
2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.
Presiden RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun
2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang Pedagang Besar
Farmasi. Jakarta.
BPOM RI. 2020. Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik Tahun 2020.
Jakarta.
Menteri Kesehatan RI. 2021. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk
Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan. Jakarta.
BPOM RI. 2017. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 Tentang Tata Cara
Sertifikasi Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.
Presiden RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jakarta.

42
LAMPIRAN

Lampiran 1.
Struktur Organisasi PBF PT. Tirta Husada Farma - Pati

43
Lampiran 2.
Profil Apoteker Penanggung Jawab

44
Lampiran 3.
Legalitas Sarana Transportasi

45
Lampiran 4.
Denah

46
Keterangan :
A = Rak Sediaan Sirup, Eliksir, Suspensi, Emulsi
B = Rak Sediaan Salep, Cream, dan Ointment
C = Rak Sediaan Tetes Mata dan Tetes Telinga
D = Rak Sediaan Obat Reguler
E = Rak Obat Ethical
F = Rak Obat OOT
G = Rak Obat Prekursor
H = Rak Alat Kesehatan
I = Rak Karantina Obat ED
J = Rak Sediaan Obat OTC
K = Rak BMHP

47
Lampiran 5.
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Sehati


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 25 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √ -
2. No. SP √ -
3. No. SIA - √
4. Nama Apoteker √ -
5. No. SIPA √ -
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √ -
7. Stampel Apotek - √
8. Kewajaran, Frekuensi √ -
9. SP Asli √ -
10. Lain-lain √ -

2. Faktur Penjualan
Tgl : 25 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √ -
2. Stampel Outlet - √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √ -
4. Nama Terang Penerima √ -
5. No. SIPA/SIKTTK - √
6. Lain-lain √ -

48
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Mardi Waras


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 12 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √ -
2. No. SP √ -
3. No. SIA √ -
4. Nama Apoteker √ -
5. No. SIPA √ -
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √ -
7. Stampel Apotek √ -
8. Kewajaran, Frekuensi √ -
9. SP Asli √ -
10. Lain-lain √ -

3. Faktur Penjualan
Tgl : 25 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √ -
2. Stampel Outlet - √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √ -
4. Nama Terang Penerima - √
5. No. SIPA/SIKTTK - √
6. Lain-lain √ -

49
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Mardi Waras


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 7 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 25 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

50
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Husada


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 20 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 20 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

51
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Husada


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 15 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 15 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

52
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Asa


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 13 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 13 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

53
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Sumber Waras


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 12 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 12 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

54
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Sumber Waras


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

55
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Saras


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

56
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Jago


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

57
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Sumber Waras


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 20 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

58
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Klinik Utama Keluarga Sehat Pati


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

59
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Murni Husada


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 2 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

60
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Rahmat


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 13 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

61
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Rahmat


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 27 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

62
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Randu Kuning


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 26 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 26 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

63
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Rahmat


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 27 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

64
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Husada


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 13 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 13 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf)
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

65
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Mardi Waras


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 7 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 7 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

66
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Reguler

Outlet : Apotek Budhi Sehat


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 8 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

67
Lampiran 6
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Bunda


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 4 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 4 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

68
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Enggal Waras


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 7 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 7 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

69
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Jakenan Farma


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 10 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 11 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

70
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Cespleng


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 11 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 11 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

71
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Wartindo Farma


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 13 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 13 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

72
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Dadi Husada


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 12 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 April 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

73
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Klinik Utama Keluarga Sehat


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 15 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 15 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

74
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Rame


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 15 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 15 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

75
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Wahyu


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 5 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 5 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

76
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Permata


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 18 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 18 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

77
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Telaga Medika


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 18 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 18 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

78
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Armina


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 19 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 19 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

79
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Laris


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 19 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 19 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

80
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Enggal Waras


Sales : 53

1. Surat Pesanan
Tgl : 22 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
8. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
9. Stampel Apotek √
10. Kewajaran, Frekuensi √
7. SP Asli √
8. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

81
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Barokah Farma


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 23 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 23 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

82
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Anugrah


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 23 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 23 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

83
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Jekulo


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 25 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 25 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

84
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Multi Center Farma


Sales : 66

1. Surat Pesanan
Tgl : 25 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 25 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

85
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Apotek Mardi Waras


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 26 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 26 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

86
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur OOT

Outlet : Klinik Utama Keluarga Sehat


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 27 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 27 Januari 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

87
Lampiran 7.
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Batur Waras


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

88
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Sumber Mulia


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

89
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Sehat Bersama


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 26 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

90
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dewi Sehat Farma


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 4 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 4 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

91
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dewi Sehat Farma


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

92
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dewi Sehat Frma


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 28 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 28 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

93
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Toko Obat Aisyah


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 24 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 24 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

94
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dewi Sehat Farma


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 25 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 25 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

95
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dewi Sehat Farma


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 7 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 7 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

96
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Karima


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 28 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 29 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

97
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Karima


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 3 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 3 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

98
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Bhakti Farma


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 3 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 3 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

99
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Toko Obat Aisyah


Sales : 69

1. Surat Pesanan
Tgl : 17 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 17 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

100
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dadi Husada


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 22 Juni 2021
Data Y T Ket
1. 1Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

101
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Sederhana Farma


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 14 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 14 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

102
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Sekar Husada


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 22 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 22 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

103
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Wartindo Farma


Sales : 68

1. Surat Pesanan
Tgl : 15 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 15 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

104
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Karima


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 7 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 7 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

105
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Bhakti Farma


Sales : 60

1. Surat Pesanan
Tgl : 7 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 7 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

106
Skirining Kelengkapan Administrasi SP dan Faktur Prekursor

Outlet : Apotek Dewi Sehat Farma


Sales : 69

2. Surat Pesanan
Tgl : 24 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, Frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √

2. Faktur Penjualan
Tgl : 24 Juni 2021
Data Y T Ket
1. Tgl pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/SIKTTK √
6. Lain-lain √

107
Kesimpulan :
1. Surat Pesanan Reguler
Berdasarkan hasil skrining, untuk SP banyak ditemukan tidak
adanya No. SIA dan stempel apotek, sedangkan untuk faktur tidak adanya
nama terang penerima.
2. Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu
Berdasarkan skrining SP Obat-Obat tertentu di temukan tidak
adanya No. SIA, No. SIPA, nama apoteker dan tanda tangan apoteker,
sedangkan untuk faktur ditemukan tidak adanya tanda tangan penerima
dan nama terang penerima.
3. Surat Pesanan Prekursor
Berdasarkan hasil skrining SP Prekursor ditemukan tidak adanya
No. SIA, sedangkan untuk faktur ditemukan nama terang penerima.

108
Lampiran 8.
Pembuatan CAPA
Sarana Distribusi : PT. Tirta Husada Farma Cabang Pati

Alamat : Jl. Tondonegoro No. 17 Pati

TINGKAT NILAI
ASPEK Temuan dan CAPA ( Corrective And Preventive Action) PIC (Person
NO KEKRITISAN PADA Penyebab Time Line Bukti Perbaikan STATUS
In Charge)
DETAIL Observasi
(M/m/C) MAPPING

Corrective Action Preventive Action

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Belum melakukan Sedang dalam proses Membuat struktur Menyusun struktur Gambar struktur
update struktur update kepala cabang organisasi yang baru organisasi baru yang organisasi baru
organisasi seperti lama. yang memuat nama memuat posisi Apoteker, yang telah memuat
1 1.2 m masih kepala cabang yang masinf-masing April 2021 Kepala nama kepal cabang Close
mencantumkan baru. karyawan. Cabang baru.
kepala cabang
lama.

Uraian tugas Plt Sedang dalam proses Melengkapi uraian Membuat daftar Daftar uraian tugas
kepala cabang update uraian tugas tugas Plt kepala uraian tugas dan dan kualifikasi
belum tersedia. kepala cabang baru. cabang yang telah di kualifikasi masing- Apoteker, masing-masing
2 1.3 M tanda tangani kepala masing personil yang April 2021 Kepala personil Close
cabang. telah ditanda tangani Cabang
oleh yang
bersangkutan.

Belum ada program Sudah dilakukan pelatihan Mengadakan program Membuat arsip Dokumentasi
pelatihan 2021, tetapi belum dilakukan pelatihan baru dokumentasi untuk pelaksanaan
bukti penilaian dokumentasi secara baik setiap program pelatihan berupa
3. 1.5 M berupa pretest dan pelatihan April 2021 Apoteker materi pelatihan, Close
postest tidak dapat foto pelaksanaan
ditunjukkan pelatihan, dan
daftar hadir.

109
Kapasitas ruangan Belum ada ruangan Memisahkan obat- Membuat sekat Denah baru yang
kurang memadai khusus untuk obat yang obat yang akan sementara khusus memuat ruangan
4. 2.3 M April 2021 Apoteker Close
akan dikirim dikirim pada ruangan untuk obat-obatan khusus untuk
dekat pintu keluar yang akan dikirim pengiriman barang

Sebagian besar Aplikasi SIG belum Apoteker penanggung Melakukan update Aplikasi SIG yang
pengadaan obat memfasilitasi approval jawab segera pada aplikasi SIG sudah terfasilitasi
dilakukan oleh dari apoteker penanggung melakukan approve agar apoteker approval dari
Apoteker,
kepala gudang jawab untuk setiap untuk setiap penanggung jawab apoteker
5 4.1 M April 2021 Kepala Close
melalui aplikasi pemesanan obat yang pemesanan obat dapat melakukan penanggung jawab
Gudang
SIG dilakukan oleh kepala approve tanpa
gudang melalui kepala
gudang

Belum adanya SOP Mengadakan meeting Menyusun MoU dan Apoteker, Adanya SOP dan
dan MoU antara dengan pihak expedisi SOP yang telah Kepala MoU antara pihak
expedisi Joyo untuk membuat MoU ditanda tangani cabang, expedisi dan pihak
6 4.3 M April 2021 Close
Express dan pihak dan SOP. masing-masing pihak pihak Tirta Husada yg
PT. Tirta Husada Expedisi telah ditanda
Farma Joyo tangani.

Terdapat perbedaan Human error karyawan Mensosialisasikan Memastikan semua Adanya SOP
nonnor bets dan SOP terhadap mutu karyawan memahami teerkait mutu dan
Apoteker,
tanggal kadaluarsa dan keamanan obat SOP keamanan obat yg
7 5.1.2 M April 2021 Kepala Close
obat dan faktur yg yang disalurkan disalurkan
gudang
tercetak. kepada semua
karyawan

Belum ada Sedang proses pembuatan Pihak ekspedisi Membuat Adanya MoU baru
perjanjian perjanjian kerja sama mengontrol kesepakatan bersama Apoteker, yang memuat
Kerjasama antara pihak ekspedisi dan pengiriman barang dengan pihak Kepala perjanjian
mengenai PBF Tirta Husada Farma dengan baik ekspedisi selama cabnag, kerjasama
8 6.7 m April 2021 Close
kehilangan barang menunggu keluarnya pihak mengenai
selama pengiriman perjanjian Kerjasama Ekspedisi kehilangan barang
yang telah di tanda Joyo selama pengiriman
tangani barang

110
Ditemukannya Pada saat pengiriman Melakukan Melakukan evaluasi Dokumentasi hasil
tanda tangan pada APA sedang tidak berada konfirmasi kepada dengan menggunakan dari specimen tanda
SP berbeda dengan ditempat sehingga outlet terkait tanda kuesioner yang tangan
9 7.3 M tanda tangan yang diwakilkan oleh TTK tangan yang berbeda dibagikan kepada April 2021 Apoteker Close
menerima obat yang sedang bertugas outlet terkait
specimen tanda
tangan

Arsip SP prekursor Melakukan pemesanan APJ PBF APJ PBF SP precursor dan
dan OOT manual via WhatsApp menghubungi APA mensosialisasikan OOT yang telah
belum ditanda untuk segera mengenai kelngkapan ditandatangani oleh
10 12.1.4 M April 2021 Apoteker Close
tangani oleh APA melengkapi tanda SP APA
tangan pada SP
tersebut

Suhu gudang Termometer di gudang Memindahkan Melakukan Dokumentasi


penyimpanan penyimpanan precursor thermometer pada pengecekan suhu Apoteker, pemantauan suhu di
11 12.2.2 M precursor dan OOT dan OOT tidak titik maping suhu setiap 1 jam/hari April 2021 Kepala termometer Close
terpantau suhu ditempatkan di titik hasil selama satu minggu Gudang
27oC maping suhu

Ruang penyimpanan Memindahkan obat Menjaga kestabilan Terdapat


kurang mencukupi precursor dan OOT di suhu ruangan tetap thermometer suhu
Ruang ruang dengan suhu berada diantara suhu di ruangan
penyimpanan 15-25oC 15-25oC Apoteker, precursor dan OOT
12 12.2.4 M Prekursor dan OOT April 2021 Kepala Close
merupakan ruangan Gudang
dengan spesifikasi
suhu penyimpanan
dibawah 15-25oC

Belum melakukan Belum dilakukan stock Melakukan stock Melakukan Terdapat pelaporan
pelaporan prekursor opname obat prekursor opname segera pengawasan stock Apoteker, precursor di system
13 12.4.3 M melalui aplikasi mungkin opname obat April 2021 Kepala SIODIE/Laporan e- Close
SIODIE/Laporan e- precursor secara rutin Gudang Napza
Napza

111
Lampiran 9.
Tugas Studi Kasus
Tugas Studi Kasus 1
1. Seorang APJ PBF menerima keluhan dari Apotek B terkait kemasan obat X
yang rusak/penyok sehingga blister obat terkoyak. Keluhan ini baru
disampaikan oleh Apotek B setelah kurir PBF meninggalkan Apotek.
Bagaimana langkah yang akan dilakukan oleh APJ untuk menangani keluhan
ini ?
a. Akar masalah
APJ mencari penyebab masalah kenapa obat X itu rusak/penyok,
kemudian melakukan investigasi apakah obat tersebut rusak saat dari PBF
atau pada saat pengiriman. Apabila kerusakan terjadi pada saat
transportasi/kurir maka APJ melakukan komunikasi terhadap kurir agar
melakukan ganti rugi. Apabila kerusakan/penyok dari PBF maka akan di
retur.
b. Solusi jangka pendek
Melakukan retur barang/di subtitusi dengan produk obat yang lain.
c. Solusi jangka Panjang
Memberikan label tanda ‘awas, barang mudah penyok/pecah’ atau juga
perlakuan barang yang tidak bisa diretur.

112
Tugas Studi Kasus 2
2. Seorang APJ PBF menerima keluhan dari Apotek A terkait obat yang
diterima ada ketidaksesuaian nomor batch antara yang tertera di faktur
dengan obat yang diterima. Obat yang dikirim adalah termasuk kelompok
Obat Khusus (Psikotropika, Prekursor, dan OOT). Kurir PBF tidak bersedia
membawa kembali. Bagaimana langkah yang akan dilakukan oleh APJ untuk
menangani keluhan ini ?
Jawab :
Solusinya outlet menghubungi langsung pihak PBF untuk dilakukan retur
barang ke PBF, jika disetujui APJ maka barang akan dititipkan kepada sales
untuk meretur barang.

Tugas Studi Kasus 3


3. Pada tanggal 2 September 2021, Apoteker Sutrisno di Apotek Sehat memesan
obat X yang berupa sediaan blister kepada PBF SS, sebanyak 2 dus (1 dus =
12 box). Ketika barang datang pada tanggal 5 September 2021, TTK
mengecek kesesuaian faktur, surat pesanan, kondisi fisik obat, dll. Ternyata
ditemukan kondisi kardus pengemas dalam keadaan basah dan blister obat
tersebut rusak (blister penyok). AA mengkonfirmasi ke APJ yang berada di
tempat, dan kemudian Apoteker meminta retur. Bagaimana langkah yang
akan dilakukan oleh APJ untuk menangani keluhan ini ?
a. Akar masalah
APJ mencari penyebab kenapa terjadi, apakah karna pada saat penataan di
bagian expedisi atau bagian transportasi apakah menaruh produk sudah
benar atau belum, terbalik atau tidak dalam proses penataan pada saat
dimasukan dimobil di tumpuk- tumpuk.
b. Solusi masalah jangka pendek : Barang diretur.
c. Solusi masalah jangka panjang
Dilakukan/ditulis dikotak dus barang diberi tanda jangan di tumpuk, atau
ditulis barang mudah pecah.

113
Tugas Studi Kasus 4
4. Apotek D pada tanggal 10 Agustus 2021 melakukan pemesanan obat
Trihexyphenidyl dalam jumlah 10 box. Dalam catatan PBF apotek D belum
ada riwayat pemesanan obat tersebut. Bagaimana langkah yang akan
dilakukan oleh APJ untuk menangani situasi ini ?
Jawab :
Solusi nya pihak apotek harus memberikan surat pesanan OOT asli yang
dilengkapi dengan tandatangan apoteker dan stempel apotek.

Tugas Studi Kasus 5


5. Pada tanggal 2 Januari 2020 petugas PT.Megah Vaksin Jakarta mengirim
pesanan vaksin Hepatitis B ke salah satu rumah sakit di Surabaya melalui
jalan darat. Proses pengiriman membutuhkan waktu 22 jam. Setelah sampai
di rumah sakit di Surabaya, petugas membuka kontainer dan melihat suhu
pada termometer yang menunjukkan -5oC, sedangkan menurut prosedur suhu
penyimpanan vaksin antara 2o - 8oC. Petugas segera mengkonfirmasi ke
apoteker PT. Megah Vaksin dan memberitahukan apa yang terjadi, padahal
jika suhu tidak sesuai dengan ketentuan seharusnya alarm berbunyi.
Bagaimana langkah yang akan dilakukan oleh APJ untuk menangani keluhan
ini ?
a. Akar masalah : terjadi masalah di mesin pendingin.
b. Solusi masalah jangka pendek
Jika vaksin masih bisa di pakai harus segera disimpan di lemari pendingin
yang tidak bermasalah.
c. Solusi masalah jangka panjang
Mengganti alat pendingin pada kendaraan pengiriman agar tidak terjadi
pengulangan terhadap masalah yang sama.

114
Lampiran 10.
Tugas Individu

Nama : Devita Yuliani


NIM : 20102100009

1. Produk rantai dingin disimpan dalam chiller dengan suhu…


a. 2oC - 8oC
b. 2oC - 6oC
c. -2oC - 8oC
d. 3oC - 6oC
e. 3oC -8oC
Sumber : Buku panduan BPOM 2020 (Produk rantai dingin harus dipastikan
disimpan di ruangan dengan suhu terjaga cold room/chiller (+2o s/d +8oC)

2. Surat pesanan yang mengandung narkotika dapat digunakan maksimal berapa


jenis narkotika…
a. satu jenis narkotika
b. dua jenis narkotika
c. tiga jenis narkotika
d. empat jenis narkotika
e. lima jenis narkotika
Sumber : Buku panduan BPOM 2020 (Surat Pesanan narkotika hanya dapat
digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika)

3. Dibawah ini yang tidak termasuk keabsahan dari surat pesanan adalah…
a. Tanda tangan apoteker
b. Nomor SIPA
c. Nama apoteker
d. Nomor telepon apoteker
e. Stempel apotek

115
Sumber : Buku panduan BPOM 2020 (Keabsahan surat pesanan, meliputi
tanda tangan dan nama jelas penanggung jawab, nomor Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA) penanggung jawab, dan stempel fasilitas distribusi atau
sarana pelayanan kefarmasian).

4. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan


kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB merupakan tujuan dari…
a. Surat pesanan
b. Dokumentasi
c. Inspeksi diri
d. CAPA
e. Manajemen mutu
Sumber : Buku panduan BPOM 2020 (Inspeksi diri harus dilakukan dalam
rangka memantau pelaksanaan dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB
dan untuk bahan tindak lanjut langkah-langkah perbaikan yang diperlukan).

5. Dibawah ini yang merupakab pengertian dari stock opname adalah…


a. Penghitungan fisik persediaan obat dan/atau bahan obat untuk dicocokkan
dengan catatan dokumen yang ada di fasilitas distribusi
b. Pengambilan fisik persediaan obat dan/atau bahan obat untuk dicocokkan
dengan catatan dokumen yang ada di fasilitas distribusi
c. Pengembalian fisik persediaan obat dan/atau bahan obat untuk dicocokkan
dengan catatan dokumen yang ada di fasilitas distribusi
d. Pembelian fisik persediaan obat dan/atau bahan obat untuk dicocokkan
dengan catatan dokumen yang ada di fasilitas distribusi
e. Pemesanan fisik persediaan obat dan/atau bahan obat untuk dicocokkan
dengan catatan dokumen yang ada di fasilitas distribusi
Sumber : Juklak CDOB 2015 (Stock opname adalah penghitungan fisik
persediaan obat dan/atau bahan obat untuk dicocokkan dengan catatan
dokumen yang ada di fasilitas distribusi)

116
6. Peraturan pemerintah yang membahas tentang Pedagang Besar Farmasi
yaitu…
a. Permenkes RI No 1148/MENKES/PER/VI/2010
b. Permenkes RI No 1148/MENKES/PER/VI/2011
c. Permenkes RI No 1148/MENKES/PER/VI/2012
d. Permenkes RI No 1148/MENKES/PER/VI/2013
e. Permenkes RI No 1148/MENKES/PER/VI/2014
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi

7. Dibawah ini yang merupakan pengertian dari Pedagang Besar Farmasi (PBF)
yaitu…
a. Perusahaan berbentuk badan hukum yang tidak memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam
jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Perusahaan berbentuk badan hukum yang tidak memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam
jumlah sedikit sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Perusahaan tidak berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam
jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
d. Perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Perusahaan tidak berbentuk badan hukum dan tidak memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam
jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 (PBF adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat

117
dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan)

8. Dibawah ini yang merupakan pengertian dari Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Cabang yaitu…
a. Cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Cabang PBF yang tidak memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Cabang PBF yang tidak memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah kecil
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
d. Cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah kecil
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar
dan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 (PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah
memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran
obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan)

9. Dibawah ini yang merupakan pengertian dari Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB) yaitu…
a. Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
tidak memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya

118
b. Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur pembuatan sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaannya
c. Cara pembuatan obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan
dan tujuan penggunaannya
d. Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran tidak sesuai
dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya
e. Cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan
dan tujuan penggunaannya
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 (Cara Distribusi Obat yang Baik, yang
selanjutnya disingkat CDOB adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau
bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur
distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya)

10. Perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF) berlangsung selama…


a. 4 tahun
b. 5 tahun
c. 6 tahun
d. 7 tahun
e. 8 tahun
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 (Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan)

119
11. PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat berupa obat
keras berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani oleh…
a. Apoteker Pengelola Apotek
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
c. Pemilik Sarana Apotek
d. Dokter
e. Mahasiswa PKPA
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 (PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan
penyaluran obat berupa obat keras berdasarkan surat pesanan yang
ditandatangani apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung jawab)

12. Permohonan penambahan gudang PBF diajukan secara tertulis kepada


Direktur Jenderal dengan mencantumkan, kecuali…
a. Alamat kantor PBF pusat
b. Alamat gudang pusat dan gudang tambahan
c. Nama direktur
d. Nama apoteker penanggung jawab pusat
e. Nama apoteker penanggung jawab gudang tambahan
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 (Permohonan penambahan gudang PBF
diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dengan mencantumkan : a.
alamat kantor PBF pusat; b. alamat gudang pusat dan gudang tambahan; c.
nama apoteker penanggung jawab pusat; dan d. nama apoteker penanggung
jawab gudang tambahan)

13. Untuk membuktikan penerapan pedoman teknis CDOB, PBF, dan PBF
Cabang wajib memiliki…
a. Sertifikat CPOB
b. Sertifikat legalitas
c. Sertifikat CDOB

120
d. Sertifikat tanah dan bangunan
e. Sertifikat pelatihan
Sumber : Pedoman Teknis CDOB BPOM 2020 (Untuk membuktikan
penerapan pedoman teknis CDOB, PBF, dan PBF Cabang wajib memiliki
Sertifikat CDOB)

14. Yang perlu diperhatikan agar obat aman selama proses pengiriman, kecuali…
a. Cara pengemasan
b. Pemisahan berdasarkan bentuk sediaan
c. Material kemasan
d. Segel kemasan
e. Harga obat
Sumber : Pedoman Teknis CDOB BPOM 2020 (Penanganan meliputi: a. cara
pengemasan; b. pemisahan berdasarkan bentuk sediaan; c. material kemasan;
dan d. segel kemasan)

15. Dalam kegiatan dokumentasi meliputi dokumen apa saja, kecuali…


a. Dokumen pembelian
b. Dokumen pengadaan
c. Dokumen penyimpanan
d. Dokumen penyaluran
e. Dokumen transaksi keuangan
Sumber : Pedoman Teknis CDOB BPOM 2020 (Dokumentasi meliputi
dokumen pengadaan, dokumen penyimpanan, dokumen penyaluran dan
dokumen transaksi keuangan)

16. Informasi dalam kartu stock sekurang-kurangnya memuat apa saja, kecuali…
a. Nama obat, bentuk sediaan, dan kekuatan obat
b. Jumlah persediaan
c. Harga obat
d. Tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyerahan/penggunaan

121
e. Jumlah yang diterima
Sumber : Pedoman Teknis CDOB BPOM 2020 (Informasi dalam kartu stok
sekurang-kurangnya memuat: a. nama Obat/Bahan Obat, bentuk sediaan, dan
kekuatan Obat; b. jumlah persediaan; c. tanggal, nomor dokumen, dan sumber
penerimaan; d. jumlah yang diterima; e. tanggal, nomor dokumen, dan tujuan
penyerahan/ penggunaan; f. jumlah yang diserahkan/ digunakan; g. nomor
bets dan kedaluwarsa setiap penerimaan atau penyerahan/ penggunaan; dan h.
paraf (untuk manual) atau identitas petugas (elektronik) yang ditunjuk)

17. Suatu proses sistematis untuk menilai, mengendalikan, mengkomunikasikan,


dan mengkaji risiko terhadap mutu obat dan/atau bahan obat, merupakan
pengertian dari…
a. Manajemen risiko mutu
b. Manajemen mutu
c. Sistem mutu
d. Inspeksi diri
e. CDOB
Sumber : Pedoman Teknis CDOB BPOM 2020 (Manajemen risiko mutu
adalah suatu proses sistematis untuk menilai, mengendalikan,
mengkomunikasikan, dan mengkaji risiko terhadap mutu obat dan/atau bahan
obat)

18. Lingkup pelatihan CDOB terkait pengiriman meliputi apa saja, kecuali…
a. POB pengiriman
b. Penanganan obat dan/atau bahan obat selama pengiriman
c. Area pengiriman
d. Transportasi
e. Penanganan kondisi yang tidak diharapkan

122
Sumber : Juklak CDOB 2015 (Lingkup pelatihan CDOB terkait pengiriman
meliputi: 1. POB pengiriman; 2. Penanganan obat dan/atau bahan obat selama
pengiriman; 3. Area pengiriman; 4. Penanganan kondisi yang tidak
diharapkan; 5. Dokumentasi pengiriman)

19. Untuk memperoleh izin PBF, pemohon harus memenuhi persyaratan


diantaranya, kecuali…
a. Tidak berbadan hukum dan berupa perseroan terbatas atau koperasi
b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai
penanggung jawab
d. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan
yang dapat menjamin mutu serta keamanan obat yang disimpan
e. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB
Sumber : Juklak CDOB 2015 (Untuk memperoleh izin PBF, pemohon harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. berbadan hukum berupa perseroan
terbatas atau koperasi; b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); c.
memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai penanggung
jawab; d. komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus tidak pernah
terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang farmasi; e. menguasai bangunan dan sarana
yang memadai untuk dapat melaksanakan pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran obat serta dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi PBF; f. menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan
perlengkapan yang dapat menjamin mutu serta keamanan obat yang
disimpan; dan g. memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari
ruangan lain sesuai CDOB)

123
20. Sanksi administrasi dalam pengawasan dan pembinaan PBF berupa apa saja,
kecuali…
a. Peringatan
b. Penghentian sementara kegiatan
c. Pencabutan pengakuan
d. Pencabutan izin
e. Izin operasional
Sumber : Juklak CDOB 2015 (Sanksi administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa: a. peringatan; b. penghentian sementara kegiatan;
c. pencabutan pengakuan; atau d. pencabutan izin)

124
Nama : Dian Indria Muliani
NIM : 20102100010

1. Pedoman teknis Cara Distribusi Obat yang Baik diatur dalam …


a. PerBPOM Nomor 4 Tahun 2018
b. PerBPOM Nomor 28 Tahun 2018
c. PerBPOM Nomor 6 Tahun 2020
d. PerBPOM Nomor 34 Tahun 2018
e. Perka BPOM Nomor 25 Tahun 2017
Pembahasan :
a. PENGAWASAN PENGELOLAAN OBAT, BAHAN OBAT,
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI DI
FASILITAS PELAYANAN KEFARMASIAN
b. PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT TERTENTU YANG
SERING DISALAHGUNAKAN
c. PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN NOMOR 9 TAHUN 2019 TENTANG PEDOMAN
TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK
d. PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
e. TATA CARA SERTIFIKASI CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK

2. Due diligence merupakan salah satu prinsip umum dalam CDOB yang
merupakan definisi dari…
a. Kesungguhan, misalnya dalam produksi suatu produk dilakukan dengan
memenuhi standar yang ditentukan BPOM
b. Kehati-hatian, misalnya dalam prosedur yang terkait dengan kemampuan
telusur dan identifikasi resiko suatu produk
c. Keikhlasan, misalnya dalam prosedur identifikasi pembuatan bahan baku
produk harus memenuhi syariah islamiah
d. Ketekunan, misalnya penelusuran identifikasi suatu produk dilakukan
secara bertahap dan terus-menerus

125
e. Kedisiplinan, misalnya memastikan mutu dan keamanan obat serta
mencegah paparan obat palsu terhadap pasien
Pembahasan :
Semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus menerapkan prinsip
kehati-hatian (due diligence) dengan mematuhi prinsip CDOB, misalnya
dalam prosedur yang terkait dengan kemampuan telusur dan identifikasi
risiko.

3. Cara Distribusi Obat yang Baik terdiri atas beberapa aspek salah satunya
adalah Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product/CCP).
Produk rantai dingin harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan suhu
terjaga. Berapakah suhu yang ditentukan sesuai CDOB …
a. acold room/chiller (-30o s/d -15oC), freezer room/freezer (+2o s/d +10oC)
b. cold room/chiller (+2o s/d +8oC), freezer room/freezer (-25o s/d -15oC)
c. cold room/chiller (-25o s/d -15oC), freezer room/freezer (+2o s/d +8oC)
d. cold room/chiller (-15o s/d -5oC), freezer room/freezer (+12o s/d +25oC)
e. cold room/chiller (+25o s/d +15oC), freezer room/freezer (-2o s/d -8oC)
Pembahasan :
Produk rantai dingin harus dipastikan disimpan dalam ruangan dengan suhu
terjaga, cold room/chiller (+2o s/d +8oC), freezer room/freezer (-25o s/d -
15oC)

4. Sistem mutu harus mencakup ketentuan untuk memastikan bahwa pemegang


izin edar dan Badan POM segera diberitahu dalam kasus obat dan/atau bahan
obat palsu atau dicurigai palsu. Bagaimana penanganan yang tepat terhadap
obat dan/atau bahan obat tersebut …
a. Obat dan/atau bahan obat tersebut harus disimpan di tempat yang
aman/terkunci, terpisah, dengan label yang jelas untuk mencegah
penyaluran lebih lanjut

126
b. Obat dan/atau bahan obat tersebut harus disimpan di tempat yang sama
dengan obat lainnya, dengan label yang jelas untuk mencegah penyaluran
lebih lanjut
c. Obat dan/atau bahan obat tersebut harus disimpan di lemari pendingin
dengan suhu 2-8oC, dengan label yang jelas untuk mencegah penyaluran
lebih lanjut
d. Obat dan/atau bahan obat tersebut harus disimpan di tempat yang aman
terlindung dari sinar matahari tetapi tidak terkunci, dengan label yang jelas
untuk mencegah penyaluran lebih lanjut
e. Obat dan/atau bahan obat tersebut harus disimpan di tempat dengan suhu
sejuk yaitu 15-25oC, dengan label yang jelas untuk mencegah penyaluran
lebih lanjut
Pembahasan :
Sistem mutu harus mencakup ketentuan untuk memastikan bahwa pemegang
izin edar dan Badan POM segera diberitahu dalam kasus obat dan/atau bahan
obat palsu atau dicurigai palsu. Obat dan/atau bahan obat tersebut harus
disimpan di tempat yang aman/terkunci, terpisah, dengan label yang jelas
untuk mencegah penyaluran lebih lanjut.

5. Suatu fasilitas distribusi harus menetapkan dan mempertahankan prosedur


antara lain kecuali…
a. Identifikasi, pengumpulan
b. Penomoran, pencarian
c. Penyimpanan, pemeliharaan
d. Pembelian, penjualan
e. Pemusnahan, dan akses ke semua dokumen yang berlaku
Pembahasan :
Opsi a,b,c dan e benar. Fasilitas distribusi harus menetapkan dan
mempertahankan prosedur untuk identifikasi, pengumpulan, penomoran,
pencarian, penyimpanan, pemeliharaan, pemusnahan, dan akses ke semua
dokumen yang berlaku.

127
6. Suatu sistem mutu dalam CDOB harus memastikan hal-hal sebagai berikut
kecuali …
a. Obat dan/atau bahan obat diperoleh, disimpan, disediakan, dikirimkan,
atau diekspor dengan cara yang sesuai dengan persyaratan CDOB
b. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan
c. Penyimpangan terhadap prosedur yang sudah ditetapkan
didokumentasikan dan diselidiki
d. Tindakan perbaikan dan pencegahan (CAPA) yang tepat diambil untuk
memperbaiki dan mencegah terjadinya penyimpangan sesuai dengan
prinsip manajemen risiko mutu
e. Tanggung jawab manajemen tidak perlu ditetapkan secara jelas, selama
berjanji dapat menjamin mutu suatu produk maka sudah dapat dipercaya

7. Buku pedoman yang membahas mengenai aspek CDOB secara lengkap


diterbitkan oleh …
a. BPOM RI
b. Kemenkes RI
c. Presiden RI
d. Dokter
e. DPR RI

8. Peraturan mengenai tata cara sertifikasi CDOB untuk PBF dan PBF cabang
dijelaskan dalam …
a. Perka BPOM Nomor 22 Tahun 2017
b. Perka BPOM Nomor 23 Tahun 2017
c. Perka BPOM Nomor 24 Tahun 2017
d. Perka BPOM Nomor 25 Tahun 2017
e. Perka BPOM Nomor 26 Tahun 2017

128
9. Salah satu tanggung jawab utama seorang APJ di suatu PBF yang benari
dibawah ini yaitu …
a. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke
dalam stok obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat jual
b. Memastikan inspeksi diri cukup dilakukan sesuai keinginan saja dan
tindakan perbaikan yang diperlukan tidak perlu disiapkan
c. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat
dan/atau bahan obat tertentu sesuai kehendak APJ saja
d. Memastikan bahwa keluhan pelanggan cukup ditangani seadanya tak perlu
terlalu serius
e. Mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker/tenaga teknis kefarmasian
yang telah mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang ketika sedang
tidak berada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan
dokumen yang terkait dengan setiap pendelegasian yang dilakukan

10. Pada aspek bangunan dan peralatan dalam CDOB harus tersedia program
perawatan untuk peralatan vital. Yang termasuk dalam peralatan vital antara
lain …
a. Palu, kulkas, rak sediaan
b. Termometer, genset, dan chiller
c. Rak sediaan, meja, chiller
d. Genset, kulkas, rak sediaan
e. Termometer, kulkas, genset
Pembahasan :
Semua peralatan untuk penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan
obat harus didesain, diletakkan, dan dipelihara sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Harus tersedia program perawatan untuk peralatan vital, seperti
termometer, genset, dan chiller.

11. Sebelum memulai kerjasama dengan pemasok baru, suatu fasilitas distribusi
harus melakukan pengkajian guna memastikan calon pemasok tersebut sesuai,

129
kompeten dan dapat dipercaya untuk memasok obat dan/atau bahan obat.
Dalam hal ini, pendekatan berbasis risiko harus dilakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut kecuali :
a. Harga yang tidak wajar
b. Belum mempunyai izin resmi
c. Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya
hanya tersedia dalam jumlah terbatas
d. Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan
e. Reputasi atau tingkat keandalan serta keabsahan operasionalnya
Pembahasan :
Sebelum memulai kerjasama dengan pemasok baru, fasilitas distribusi harus
melakukan pengkajian guna memastikan calon pemasok tersebut sesuai,
kompeten dan dapat dipercaya untuk memasok obat dan/atau bahan obat.
Dalam hal ini, pendekatan berbasis risiko harus dilakukan dengan
mempertimbangkan :
a. reputasi atau tingkat keandalan serta keabsahan operasionalnya;
b. obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap pemalsuan;
c. penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya
hanya tersedia dalam jumlah terbatas;
d. harga yang tidak wajar

12. Persyaratan bangunan sesuai dengan CDOB yang benar adalah …


a. Jika bangunan (termasuk sarana penunjang) bukan milik sendiri, maka
tidak perlu adanya kontrak tertulis dan pengelolaan bangunan tersebut
harus menjadi tanggung jawab dari fasilitas distribusi
b. Area penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman dapat digunakan bersama
selama bisa terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik
serta dilengkapi dengan peralatan yang memadai
c. Bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa
kondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai
keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup untuk memungkinkan

130
penyimpanan dan penanganan obat yang baik, dan area penyimpanan
dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai untuk memungkinkan
semua kegiatan dilaksanakan secara akurat dan aman
d. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah
dan debu tetapi tidak harus tersedia prosedur tertulis, program
pembersihan dan dokumentasi pelaksanaan pembersihan. Peralatan
pembersih yang dipakai harus sesuai agar tidak menjadi sumber
kontaminasi terhadap obat dan/atau bahan obat
e. Ruang istirahat, toilet, dan kantin untuk personel tidak boleh terpisah dari
area penyimpanan

13. Obat dan bahan obat yang akan dimusnahkan dilakukan pre-destroy dengan
merusak bentuk sediaan dan menghilangkan identitas produk. Tujuan
dilakukannya pre-destroy yaitu …
a. Mencegah pembelian produk baru
b. Mencegah penggunaan kembali produk obat
c. Mencegah kesalahan penyimpanan produk obat
d. Mencegah pemanfaatan kembali atau terjadinya kebocoran obat dan bahan
obat
e. Mencegah penyimpanan kembali sediaan yang rusak
Pembahasan :
Pelaksanaan pre-destroy harus mempertimbangkan aspek keamanan
lingkungan dan personel. Pre-destroy dilakukan untuk mencegah
pemanfaatan kembali atau terjadinya kebocoran obat dan bahan obat. Hasil
pre-destroy dikemas sedemikian rupa sehingga rincian obat dan bahan tidak
dapat diketahui oleh pihak yang melakukan pemusnahan.

14. Salah satu aspek CDOB memuat ketentuan penerimaan pesanan. Kebenaran
dan keabsahan surat pesanan meliputi hal-hal sebagai berikut kecuali :
a. Nama dan alamat penanggung jawab sarana pemesan

131
b. Nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka dan
huruf) dan isi kemasan dari Obat/Bahan Obat yang dipesan
c. Nomor telepon dan alamat lengkap pasien
d. Nomor surat pesanan, nama, alamat, dan izin sarana pemesan
e. Nama, Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA)/Surat Izin Praktik Tenaga
Teknis Kefarmasian (SIPTTK) Penanggung Jawab sarana pemesan
Pembahasan :
Kebenaran dan keabsahan surat pesanan, meliputi :
1) Nama dan alamat penanggung jawab sarana pemesan;
2) Nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka dan
huruf) dan isi kemasan dari Obat/Bahan Obat yang dipesan;
3) Nomor surat pesanan;
4) Nama, alamat, dan izin sarana pemesan; nama, Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA)/ Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK)
Penanggung Jawab sarana pemesan

15. Obat dan/atau bahan obat yang diambil harus memiliki masa simpan yang
cukup sebelum kedaluwarsa. Metode pengambilan yang digunakan sesuai
aspek operasional CDOB yaitu …
a. FIFO
b. LIFO
c. OVO
d. SEFO
e. FEFO
Pembahasan :
Proses pengambilan obat dan/atau bahan obat harus dilakukan dengan tepat
sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan obat dan/atau bahan
obat yang diambil benar. Obat dan/atau bahan obat yang diambil harus
memiliki masa simpan yang cukup sebelum kedaluwarsa dan berdasarkan
FEFO. Nomor bets obat dan/atau bahan obat harus dicatat. Pengecualian

132
dapat diizinkan jika ada kontrol yang memadai untuk mencegah
pendistribusian obat dan/atau bahan obat kedaluwarsa.

16. Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan dan
harus mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut kecuali :
a. Tanggal pengembalian
b. Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon, dan status dari
penerima (misalnya Apotek, rumah sakit, atau klinik)
c. Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan
kekuatan (jika perlu), nomor bets dan tanggal kedaluwarsa
d. Kuantitas obat dan/atau bahan obat, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas
per kontainer (jika perlu)
e. Nomor dokumen untuk identifikasi order pengiriman
Pembahasan :
Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan dan
harus mencakup sekurang kurangnya informasi berikut :
1) Tanggal pengiriman;
2) Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon, dan status dari
penerima (misalnya Apotek, rumah sakit, atau klinik);
3) Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan
kekuatan (jika perlu);
4) Nomor bets dan tanggal kedaluwarsa;
5) Kuantitas obat dan/atau bahan obat, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas
per kontainer (jika perlu);
6) Nomor dokumen untuk identifikasi order pengiriman; dan
7) Transportasi yang digunakan mencakup nama dan alamat perusahaan
ekspedisi serta tanda tangan dan nama jelas personel ekspedisi yang
menerima (jika menggunakan jasa ekspedisi) dan kondisi penyimpanan;

17. Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual kembali sesuai
dengan CDOB yang benar adalah …

133
a. Obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi
syarat serta memenuhi ketentuan
b. Obat dan/atau bahan obat kembalian selama pengiriman karena kemasan
rusak
c. Obat dan/atau bahan obat kembalian yang telah diperiksa dan dinilai oleh
penanggung jawab atau personil yang belum dinyatakan kompeten
d. Fasilitas distribusi yang mempunyai bukti dokumentasi tentang kebenaran
asal-usul obat dan/atau bahan obat bahwa obat tersebut diduga palsu
e. Obat dan/atau bahan obat kembalian yang sudah mencapai kadaluwarsa
tetapi kemasan masih bagus dan utuh
Pembahasan :
Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual kembali, antara lain
jika :
1) Obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi
syarat serta memenuhi ketentuan;
2) Obat dan/atau bahan obat kembalian selama pengiriman dan penyimpanan
ditangani sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan;
3) Obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh
penanggung jawab atau personil yang terlatih, kompeten, dan berwenang;
4) Fasilitas distribusi mempunyai bukti dokumentasi tentang kebenaran asal-
usul obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau bahan obat
untuk memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat kembalian tersebut
bukan obat dan/atau bahan obat palsu.

18. Jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan selama transportasi, harus segera
dilaporkan kepada fasilitas distribusi dan penerima obat dan/atau bahan obat,
tidak lebih dari 24 jam setelah terjadi kondisi yang tidak diharapkan. Kondisi
yang tidak diharapkan selama transportasi sesuai CDOB dapat berupa,
kecuali :
a. Mengalami kecelakaan
b. Mengalami pencurian atau kehilangan

134
c. Keadaan force majeure (bencana alam, kerusuhan, dll)
d. Mengalami kerusakan pada kendaraan
e. Perjalanan lancar tanpa berisiko pada mutu obat yang dikirimkan

19. Pelatihan CDOB terkait pengiriman mencakup hal-hal dibawah ini kecuali :
a. Prosedur pengiriman
b. Penanganan obat dan/atau bahan obat selama pengiriman
c. Penanganan jika terjadi kondisi yang tidak diharapkan
d. Pemahaman terhadap persyaratan dokumen pengiriman
e. Prosedur penerimaan

20. Penyimpanan dokumen dalam suatu fasilitas distribusi harus disimpan selama

a. Minimal 1 tahun
b. Minimal 2 tahun
c. Minimal 3 tahun
d. Minimal 4 tahun
e. Minimal 5 tahun
Pembahasan : Dokumen harus disimpan selama minimal 3 (tiga) tahun.

135
Nama : Ibnu Faisal
NIM : 20102100017

1. Jika di dalam sebuah perusahaan farmasi memiliki seorang kepala cabang


yang memiliki susunan organisasi perusahaan, menurut anda manakah yang
paling tepat pernyataan kalimat dibawah ini ?
a. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) berada di bawah langsung garis
struktural kepala cabang atau pimpinan
b. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) berada di bawah langsung garis
struktural kepala Kepala Logistik
c. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) berada di bawah langsung garis
struktural kepala Kepala Fakturis ( bagian penjualan)
d. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) berada di bawah langsung garis
struktural kepala Kepala Akunting
e. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) berada di bawah langsung garis
struktural kepala Kepala Inkaso

2. Fungsi struktur organisasi adalah


a. Kejelasan mengenai jalur hubungan
b. Kejelasan Tanggung Jawab
c. Kejelasan Kedudukan dan Kejelasan Uraian Tugas
d. B dan C Benar
e. Semua benar

3. Berikut ini yang paling tepat manfaat adanya struktur organisasi di dalam
sebuah perusahaan atau organisasi adalah
a. Untuk mempermudah mendapatkan promosi jenjang karier dalam
perusahaan
b. Memudahkan koordinasi antar unit, fungsi atau bagian serta pembagian
wewenang dan juga tanggung jawab yang jelas agar mudah di pahami
dan dijalankan untuk mencapai visi dan tujuan perusahaan

136
c. Membatasi kesempatan diskusi antar bagian
d. Untuk membatasi ruang gerak seseorang
e. Sebagai formalitas agar diakui sebagai perusahaan yang handal

4. Dalam perusahaan atau organisasi tentunya memiliki tujuan dan visi yang
akan dicapai dengan melibatkan masing-masing divisi atau bagian. Dalam
hal ini dapat memperjelas secara struktural baik tugas dan tanggung jawab
di masing-masing divisi atau bagian., maka dari itu sebuah perusahaan atau
organisasi perlu membuat metode yang dinamakan
a. Job Desk Personil
b. Surat Tugas Personil
c. Struktur Organisasi
d. Sistem Prosedur
e. Surat Delegasi

5. Penanggung Jawab Apoteker pada sebuah distribusi farmasi tentunya


mempunyai tugas dan tanggung jawab. Manakah yang merupakan salah satu
tugas dan tanggung jawab seorang apoteker yang bekerja di sebuah PBF ?
a. Menyusun target omset setiap bulannya
b. Menyusun laporan keuangan secara periodic
c. Mengamankan seluruh asset perusahaan
d. Terlibat dalam program diskon produk yang didistribusikan
e. Melakukan pengawasan dan memastikan terlaksananya proses
pengelolaan, pengaadaan, penyimpanan, penyaluran sesuai dengan
Pedoman Teknis CDOB

6. Salah satu aspek CDOB ( Cara Distribusi Obat yang Baik ) adalah
transportasi dalam pengiriman produk yang dapat menjamin bahwa obat
dan/atau bahan obat tidak mengalami perubahan kondisi selama transportasi
yang dapat mengurangi mutu. Sebagai Apoteker Penanggung Jawab maka
langkah apa yang anda ambil untuk memastikan mutu obat tetap terjaga ?

137
a. Melakukan deal atau penawaran tertentu yang bersifat finasial terkait
dengan pengiriman produk
b. Melakukan kualifikasi di awal sebelum terjadi perjanjia kerjasama
c. Secara periodik melakukan inspeksi terhadap transporter dan evaluasi
mengenai pengiriman
d. Melakukan update perjanjian kerjasama terhadap transporter
e. Mendelegasikan tugas kepada bagian lain dalam hal pengawasan kepada
transporter

7. Salah satu bentuk kualifikasi terhadap pihak ketiga transporter adalah


dibawah ini kecuali ?
a. SIM para pengirim barang masih berlaku
b. Mengetahui laporan keuangan pihak transporter
c. Legalitas perijinan transporter
d. Memiliki reputasi yang baik
e. Sudah mendapatkan training penanganan produk selama pengiriman

8. Salah satu rantai distribusi di PBF adalah penyaluran produk ke sarana


kefarmasian, sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan bahwa pengiriman obat diupayakan selalu dapat terkirim tepat
waktu dan kebenaran pesanan. Sebagai transporter produktifitas tersebut
merupakan aspek ?
a. Kemampuan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
b. Kemampuan dalam memenuhi lead time pengiriman
c. Kemampuan dalam melakukan negosiasi dengan pihak PBF
d. Kemampuan dalam hal finansial
e. Kemamuan dalam system pengamanan pengemudi

9. Berikut ini pernyataan yang benar terkait dengan transporter adalah


kecuali ?

138
a. Seluruh transporter yang digunakan dalam pengiriman barang harus
dilakukan pemeriksaan kendaraan
b. Setiap transporter tidak perlu dilakukan Kualifikasi
c. Setiap Transporter harus dilakukan inspeksi setiap 3 tahun sekali atau
jika dibutuhakan
d. Dalam menggunakan jasa transporter pihak ketiga wajib adanya
perjanjian kerjasama
e. Evaluasi transpoerter dengan pihak ketiga perlu dilakukan secara
continue

10. Pedagang farmasi adalah ?


a. Badan hukum yang tidak memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah eceran sesuai ketentuan UU
yang berlaku
b. Badan hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah eceran sesuai ketentuan UU
yang berlaku
c. Badan hukum yang tidak memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan UU
yang berlaku
d. Badan hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan yang
berlaku
e. Suatu tempat dilakukannya pengerjaan farmasi dan menyalurkan sediaan
farmasi serta perbekalan farmasi lain kepada masyarakat

11. Larangan distribusi untuk PBF adalah ?


a. Menjual perbekalan farmasi secara eceran baik ditempat kerjanya atau di
tempat lain
b. Melayani resep dokter
c. Melakukan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran narkotik tanpa ijin

139
d. Tidak melayani resep dokter
e. a, b dan c benar

12. PBF hanya dapat melaksanakan peyaluran obat keras kepada ?


a. PBF lain
b. Apotek
c. Puskesmas
d. Instansi yang di ijinkan oleh menkes
e. Semua benar

13. Pemeriksaan segel kemasan pada produk psikotropika , Prekursor dan OOT
dilakukan saat ?
a. Penerimaan Barang
b. Pengiriman Barang
c. Setiap waktu
d. Penerimaan dan pengiriman barang
e. Semua salah

14. Manakah di bawah ini aspek-aspek yang termasukdalam CDOB ?


a. Manajemen Mutu, Organisasi, Manajemen dan Personalia, Bangunan &
Peralatan
b. Inspeksi Diri, Operasional, Transportasi, Dokumentasi
c. Finansial dan Keuangan
d. A, B dan C Benar
e. A dan B benar

15. Setiap kegiatan harus mendokumentasikan dan diarsip, berapa lama waktu
penyimpanan dokumen sesuai CDOB ?
a. 3 tahun
b. 1 tahun
c. 5 tahun

140
d. 2 tahun
e. 10 tahun

16. Dokumen sah yang merupakan bukti bahwa PBF dan PBF Cabang telah
memenuhi persyaratan Cara Distribusi Obat yang Baik dalam
mendistribusikan Obat dan/atau bahan obat yang diterbitkan oleh Badan
POM, merupakan pengertian dari ?
a. Sertifikat CPOB
b. Sertifikat CDOB
c. Sertifikat CPKB
d. Sertifikat CPOTB
e. Sertifikat Distribusi Obat

17. Menurut Permenkes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011 pengertian Pedagang


Besar Farmasi adalah ?
a. Badan hukum yang tidak memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah eceran sesuai ketentuan
UU yang berlaku
b. Badan hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah eceran sesuai ketentuan
UU yang berlaku
c. Badan Hukum yang tidak memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan UU
yang berlaku
d. Badan Hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan
yang berlaku
e. Suatu tempat dilakukan pekerjaan farmasi dan menyalurkan sediaan
farmasi serta perbekalan farmasi lain kepada masyarakat

141
18. Ijin yang harus dimiliki oleh seorang apoteker untuk melaksanakan
pekerjaan kefarmasian pada fasilitas kefarmasian adalah ?
A. SIPA
B. STRA
C. STRTTK
D. SIKTTK
E. SIA

19. Dibawah ini adalah aspek- aspek pedoman teknis Cara Distribusi Obat yang
Baik, kecuali ?
a. Keluhan Obat dan penarikan produk
b. Bangunan dan peralatan
c. Pengelolaan piutang yang overdue di sarana
d. Ketentuan khusus produk rantai dingin (Cold Chain Product)
e. Managemen Mutu

20. Dibawah ini merupakan tujuan dari Cara Distribusi Obat yang Baik ?
a. Menjamin mutu obat selama proses penyaluran
b. Menjamin wadah tidak ada yang rusak
c. Menjamin tidak ada obat yang hilang
d. Menjamin tidak ada obat yang dikembalikan
e. Menjamin tidak ada recall

142
Nama : Mei Nissar Yulas Tari
NIM : 20102100018

1. Jaminan kualitas oleh distributor untuk penyebaran obat merata dan teratur,
pengamanan lalu lintas dan keabsahan serta mutu obat dan penyimpanan pbat
aman sesuai kondisi yang dipersyaratkan disebut ?
a. CPOB
b. CPKP
c. CPTB
d. CDOB
e. CPKB

2. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1799/Menker/PER/XII/2010,Badan usaha yang memiliki ijin dari menteri
kesehatan untuk melakukan kegiatan membuatobat atau bahan obat adalah ...
a. Industri farmasi
b. PBF
c. Apotek
d. Toko obat
e. Supermarket

3. PBF hanya dapat melaksanakan peyaluran obat keras kepada ?


a. PBF lain
b. Apotek
c. Puskesmas
d. Instansi yang diijinkan oleh menkes
e. Semua benar

143
4. Larangan distribusi yntuk PBF adalah ?
a. Menjual perbekalan farmasi secara eceran baik ditempat kerja atau
ditempat lain
b. Melayani resep dokter
c. Melakukan pengdaan, penyimpanan dan penyaluran narkotika tanpa izin
d. Tidak melayani reesp dokter
e. A, b dan c benar

5. Siapa badan pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengawasi


peredaran obat?
a. Dinas Kesehatan
b. Kementrian Kesehatan
c. LPPOM Majelis Ulama Indonesia
d. Badan Pengawas Obat dan Makanan.
e. DIKTI

6. Tugas checker dalam proses picking adalah …


a. menandatangani Faktur
b. Cek barang & copy faktur
c. Mengirim pesanan ke outlet
d. Cek surat pesanan
e. Membuat SP

7. Menurut CDOB, ada kegiatan yang harus dilakukan ketika melakukan


penerimaan, kecuali ?
a. Memastikan barang berasal dari pemasok yang disetujui
b. Memeriksa produk dalam kemasan yang indah
c. Memastikan produk yang di terima benar
d. Memastikan produk tidak dalam keadaan rusak
e. Memastikan exp dan no batch

144
8. Pengelolaan pedagang besar farmasi meliputi sebagai berikut ?
a. Pembuatan, pengelolaan racikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan
penyerahan bahankimia
b. Tidak melayani resep dokter
c. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya
d. Tidak melayani informasi mengenai perbekalan farmasie.
e. Semua benar

9. Kegunaan CDOB adalah ?


a. Memastikan bahwa kualitas produk yang dicapai
b. Melalui CPOB dipertahankan sepanjang jalur distribusi
c. Menjadi Standar Akreditasi
d. Agar Mudah Diingat
e. Dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi distribusi

10. Dalam menjalankan kerjanya, PBF berpegang pada pedoman...


a. CPOB
b. CPOTB
c. CDOB
d. CPKB
e. CAPA

11. Penggolongan penyimpanan yang sesuai dengan CDOB yang lebih tepat ?
a. Menyimpan produk food services dan pharma dalam satu ruangan
dengan suhu yang sesuai MSDS
b. Menyimpan Produk suhu dingin di ruang Non AC
c. Menyimpan sesuai perundangan untuk NPP, Sesuai kriteria suhu, dan
sifat Bahan
d. Menyimpan semua produk pharma di dalam lemari pendingin
e. Menyimpan sesuai bentuk sediaan

145
12. Dasar Hukum CDOB adalah.?
a. Perka BPOM tentang CDOB 2012
b. PMK 1148 / 2011
c. PMK 34 / 2014
d. PANCASILA
e. UU No. 51

13. Hal yang dilarang didalam gudang penyimpanan ?


a. Makan dan minum di luar area gudang
b. Merokok di dalam area gudang
c. Menggunakan APD
d. Menyusun barang sesuai Instruksi
e. Menata barang

14. Hal penting dalam management mutu, kecuali ?


a. Tersedia protab dalm menjalankan kegiatan
b. Control jasa pengiriman
c. Komitment dari semua pihak
d. Terdapat struktur organisasi
e. Karyawan yang banyak

15. Persyaratan Bangunan dan Peralatan yang di atur dalam CDOB, kecuali ?
a. Thermohygro terkalibrasi
b. Memiliki area karantina
c. Lokasi Charge forklift tersendiri
d. Lantai Bergelombang
e. Bangunan sesuai denah yang di rancang

16. Syarat melakukan repacking, kecuali ?


a. Menggunakan APD
b. Suhu ruangan termonitoring
146
c. Terdokumentasi
d. Dilakukan Diarea Gudang
e. Dilakukan sesuai intruksi dan aturan

17. Hal Penting dalam pengiriman Barang Farmasi kecuali ?


a. Terdapat Surat Jalan yang terverifikasi APJ dan sesuai dengan alamat
dalam surat jalan
b. Surat Jalan telah di tandatangani APJ dan Kepala Warehouse serta telah
di inspeksi dari team QA dan Checker
c. Dikirim sesuai dengan Suhu yang telah direkomendasikan MSDS melalui
QA divisi
d. Jumlah tidak sesuai dan surat jalan sudah di tandatangani APJ dan
Kepala gudang
e. Dikirim dengan tempat yang seadanya

18. Izin usaha PBF berlaku selama berapa tahun ?


a. 1 tahun
b. 2 tahun
c. 3 tahun
d. 4 tahun
e. 5 tahun

19. Berikut merupakan ruang lingkup perizinan PBF, kecuali....


a. Jenis usaha
b. Masa berlaku izin
c. Pencabutan izin
d. Pelaporan
e. Perizinan

147
20. Siapa yang berhak memberikan sertifikat CDOB kepada PBF maupun PBF
cabang?
a. Dinkes Kota/Kabupaten
b. Dinkes Provinsi
c. Kepala Badan POM
d. Jawaban A dan B
e. Kelapa PBF

148

Anda mungkin juga menyukai