PUSKESMAS BANJARMASIN
PERIODE : 6 MEI – 1 JUNI 2019
Disusun oleh :
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat melaksanakan tugas dan menyelesaikan
Tugas Khusus Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Tidak lupa pula
saya haturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarga beliau.
Penulisan Tugas Khusus ini merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban
terhadap pelaksanaan PKPA yang telah ditempuh selama 4 minggu mulai tanggal
6 Mei 2019 sampai dengan 1 Juni 2019 di Puskesmas yang bertujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa profesi Apoteker untuk terjun ke dunia kerja dalam
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat nantinya.
Penyelesaian Tugas Khusus Laporan PKPA ini tidak lepas dari bantuan dan
doa dari keluarga dan rekan-rekan yang telah mendukung dan meluangkan waktu
untuk ikut berpartisipasi. Pada kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Difa Intannia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt. selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Lambung Mangkurat dan dosen pembimbing
internal PKPA yang telah membantu mengarahkan dan membimbing dalam
penyusunan laporan ini.
2. Ibu Hj. Shanti Agustiati, S.Si., Apt. selaku Preceptor di Puskesmas Beruntung
Raya Banjarmasin.
3. Seluruh Tenaga Teknis Kefarmasian dan Tenaga Kesehatan lain serta karyawan
dan karyawati Puskesmas Beruntung Raya Banjarmasin yang sudah memberikan
bimbingan dan arahan selama menjalankan PKPA.
4. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Profesi Apoteker Universitas Lambung
Mangkurat.
5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan PKPA dan dalam menyelesaikan penyusunan
laporan ini.
iii
Penyusun berharap PKPA ini dapat membuahkan hasil yang baik dan
bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan dan
lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di masa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Khusus Laporan PKPA ini
masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu,
penyusun berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga Tugas Khusus Laporan PKPA ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Akhir kata, penyusun mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyusunan
laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga Tugas Khusus ini dapat
berguna bagi para pembaca.
Penyusun
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS KHUSUS LAPORAN PRAKTEK KERJA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama : Norhayati
NIM : 1831015320003
Program Studi : Apoteker
Fakultas : MIPA
Jenis Karya : Karya Akhir
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Lambung Mangkurat berhak menyimpan, mengalih
media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencamtumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Banjarmasin
Pada tanggal : Mei 2019
Yang Menyatakan :
(Norhayati)
v
DAFTAR ISI
vi
3.7.1 Instrumen Penelitian ........................................................................ 10
3.7.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 10
3.8 Teknik Pengolah dan Analisis Data ......................................................... 10
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 12
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 21
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 21
5.2 Saran ........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
RINGKASAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian Tugas Khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker ini
adalah sebagai berikut.
1. Menentukan jumlah persentase kesesuaian peresepan obat dengan
formularium puskesmas periode Januari – Desember 2018.
2. Menentukan jumlah persentaase ketidaksesuaian peresepan obat dengan
formularium puskesmas periode Januari – Desember 2018.
3. Mengetahui jumlah item obat yang tidak sesuai dengan formularium
puskesmas.
2
3
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian Tugas Khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
universitas Lambung Mangkurat yang sedang menjalani praktek kerja
profesi apoteker di Puskesmas.
2. Mampu memberikan gambaran mengenai kesesuaian dan
ketidaksesuaian peresepan obat terhadap formularium puskesmas.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan
kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota bersangkutan, yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima
Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Selanjutnya dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang dilaksanakan secara
terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama
meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 pasal 3 meliputi standar:
4
5
5
6
2.3 Formularium
Formularium Nasional adalah daftar obat yang disusun berdasarkan bukti
ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusunan Fornas. Obat yang masuk dalam
daftar obat Fornas adalah obat yang paling berkhasiat, aman, dan dengan harga
terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan untuk penulisan resep
dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (Keputusan Menteri Kesehatan
RI No 328/MENKES/SK/VIII/2013).
Formularium yang terdapat di Puskesmas merupakan salah satu alat untuk
mengevaluasi pemilihan dan penggunaan obat yang tepat/rasional yang ada di
Puskesmas. Formularium obat Puskesmas bertujuan untuk mengefektivitaskan
pengadaan obat. Formularium Puskesmas juga berguna untuk meningkatkan
penggunaan obat yang rasional sehingga penggunaan obat essensial pada unit
kesehatan selain disesuaikan dengan pedoman pengobatan yang telah ditetapkan,
selain itu juga sangat berkaitan dengan pengelolaan obat. Penggunaan obat dapat
dipengaruhi oleh ketersediaan obat, baik itu pengadaan obat esensial yang kurang
atau pengadaan obat non esensial yang berlebihan (Kardela et al., 2014).
6
7
7
BAB III
METODE PENGKAJIAN
8
9
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diambil
N = Jumlah Resep JKN dan BPJS dalam setahun
e = Margin Error (0,05)
1) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah resep yang diambil sebagai
sampel.
2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persentase kesesuaian dan
ketidaksesuaian peresepan obat dengan formularium puskesmas.
9
10
10
11
P = F/N X 100%
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
13
13
14
96.97 100 94.37 96.3 95.35 96.43 97.59 98.25 97.56 97.14 95.89
93.33
3.03 0 5.63 3.7 4.65 3.57 6.67 2.41 1.75 2.44 2.86 4.11
14
15
samping yang timbul dari penggunaan suatu obat dan meminta obat dengan indikasi
yang sama, namun dengan efek samping minimal (Medisa et al., 2015; Pratiwi et
al., 2017). Pasien juga dapat meminta dokter untuk meresepkan obat tertentu yang
sering digunakan. Sebagai contoh pasien datang ke puskesmas dengan nilai
kolestrol total yang tinggi dokter memberikan obat simvastatin tapi pasien sering
menggunakan obat antihiperlipidemia yaitu atorvastatin sedangkan atorvastatin
tidak termasuk di dalam formularium Puskesmas Beruntung Raya yang dituliskan
diresep adalah atorvastatin sesuai dengan permintaan pasien.
Ketidaksesuaian resep terhadap formularium dapat menimbulkan beberapa
dampak dari segi pengelolaan obat maupun mutu pelayanan pasien (Budiantoro,
2018). Ketidaksesuaian resep dengan formularium dapat meningkatkan
kemungkinan menumpuknya obat di gudang. Persentase kesesuaian resep yang
rendah menunjukkan bahwa dokter banyak meresepkan obat di luar formularium.
Hal ini menyebabkan obat dengan indikasi sama yang tertera di dalam formularium
tidak diberikan kepada pasien sehingga terjadi penumpukan obat. Penumpukan obat
dapat menyebabkan obat tersebut kedaluwarsa sebelum diberikan pada pasien.
Selain itu, obat yang tidak tercantum dalam formularium kemungkinan besar tidak
tersedia (kosong) di apotek puskesmas sehingga ada beberapa resep yang tidak
terlayani. Pasien harus mengeluarkan biaya lebih untuk menebus obat di luar
puskesmas. Hal ini merupakan salah satu bentuk kerugian bagi pasien, khususnya
pasien JKN yang telah mengeluarkan dana rutin untuk iuran anggota. Mutu
pelayanan juga kemungkinan menjadi lebih rendah. Resep di luar formularium yang
tidak tersedia di apotek memicu tenaga kefarmasian untuk mencari obat alternatif
lain yang tersedia. Tentunya waktu pelayanan resep menjadi lebih lama daripada
seharusnya karena diperlukan konfirmasi ke dokter penulis resep apabila ingin
mengganti obat yang diresepkan dengan obat lain. Secara tidak langsung citra
pelayanan di apotek menjadi kurang optimal bagi pasien. Oleh karena itu,
kepatuhan peresepan terhadap formularium menjadi hal yang penting untuk
dievaluasi secara berkala.
Rincian obat di luar formularium yang diresepkan oleh dokter di puskesmas
Beruntung Raya Banjarmasin dapat dilihat pada Tabel 4.2.
15
16
1 Atorvastatin 20 mg 4
2 Betahistine 1
3 Catarlent tetes mata 1
4 Curcuma 1
5 Cendo lyteers 1
6 Gentian Violet 2
7 Intehistine 4
8 Kloramfenikol tetes telinga 1
9 Noza 1
10 neo diaform 1
11 Retaphyl 1
12 Stimuno 5
13 Tera f 6
14 Vitamin A 1
Total 30
16
17
17
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persentase kesesuaian peresepan obat dengan formularium puskesmas periode
Januari – Desember 2018 pada Puskesmas Beruntung Raya adalah 96.97%;
100%; 94.37%; 96.30%; 95.35%; 96.43%; 93.33%;97.59%; 98.25%; 97.56%;
97.14% dan 95,89% hal ini menunjukan
2. Persentaase ketidaksesuaian peresepan obat dengan formularium puskesmas
periode Januari – Desember 2018 pada Puskesmas Beruntung Raya berturut-
turut adalah 3.03%; 0%; 5.63%; 3.70%; 4.65%; 3.57%; 6,67%,
2,41%;1,75%;2,44%;2.86% dan 4.11%
3. Jumlah item obat yang tidak sesuai dengan formularium Puskesmas berjumlah
14 item obat.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan , saran yang dapat diberikan adalah
Peningkatan persentase kesesuaian resep dengan formularium puskesmas
memerlukan kerja sama antara staf medis dan tenaga kefarmasian dan melakukan
revisi formularium berkala untuk meningkatkan kepatuhan terhadap formularium.
18
22
DAFTAR PUSTAKA
Cabana, M.D., Rand, C.S., Powe, N.R., Wu, A.W., Wilson, M.H., Abboud, P.C., &
Rubin, H.R. (1999). Why don’t physicians follow clinical practice guidelines
A framework for improvement. JAMA, October (15), 1458-1465.
22
23
Krisnadewi, Kusuma, A., Subagio, P.B., & Wiratmo. (2014). Evaluasi standar
pelayanan minimal instalasi farmasi RSUD Waluyo Jati Kraksaan sebelum
dan sesudah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. e-
Jurnal Pustaka Kesehatan, 2 (2),192- 19.
Medisa, D., Danu, S.S., & Rustamaji. (2015). Kesesuaian resep dengan standar
pelayanan medis dan formularium Jamkesmas pada pasien rawat jalan
Jamkesmas. Jurnal Ilmiah Farmasi, 11 (1), 20-28
Pratiwi, W.R., A.P. Kautsar., & D. Gozali. 2017. Hubungan Kesesuaian Penulisan
Resep dengan Formularium Nasional terhadap Mutu Pelayanan pada Pasien
Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Umum di Bandung.
PharmSciRes. 4: 2407-2354.
WHO. 1993. How to Investigate Drug Use in Health Facillities, Selected Drug Use
Indicator Action Program on Essential Drug. World Health Organization,
Geneva.
23
24
WHO. 2002. Promoting rational use of medicines: Core Components. WHO Policy
Perspectives on Medicines. Hal 1-6.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Obat yang sesuai Formularium
Bulan Persentase
No Nama O bat Jumlah
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII Peresepan
1 Allopurinol 100 mg 1 1 3 2 1 1 1 10 1,18
2 Alprazolam 1 1 0,12
3 Ambroxol syr 1 1 2 1 5 0,59
4 Ambroxol 30 mg 2 2 1 2 3 10 1,18
5 Aminofilin 200 mg 1 1 0,12
6 Amitriptilin 1 1 0,12
7 Amlodipine 10 mg 1 1 1 6 1 2 12 1,41
8 Amlodipine 5 mg 2 2 3 2 5 9 1 1 2 27 3,18
9 Amoxicillin trihidrat 250 mg 1 1 1 1 4 0,47
10 Amoxicillin trihidrat 500 mg 2 1 3 3 1 2 4 3 1 20 2,36
11 Amoxicillin trihidrat suspensi 1 1 1 3 6 0,71
12 Antasida DOEN suspensi 3 1 4 2 10 1,18
13 Antasida DOEN tablet kunyah 2 2 3 13 3 5 4 32 3,77
14 Antifungi DOEN 0 0,00
15 Antihemoroid suppositoria 1 1 2 0,24
16 Arkavit 3 1 1 5 0,59
17 Asam folat 1 1 3 1 3 1 10 1,18
18 Asam mefenamat 500 mg 3 1 1 2 2 3 2 1 15 1,77
19 Baby cought 1 1 0,12
20 Bacitracin krim 1 1 0,12
21 Bedak salisilat 1 1 1 3 0,35
22 Betametasone krim 0,1% 2 1 1 4 0,47
23 Captopril 12,5 mg 1 1 0,12
24 Captopril 25 mg 2 1 1 6 2 12 1,41
25 Carbamazipine 1 1 1 3 0,35
26 Cendo xitrol 1 1 2 0,24
27 Cefadroxil tablet 1 1 2 2 7 3 2 18 2,12
28 Cefadroxil Syr 125 mg/ 5ml 1 1 0,12
29 Cetirizine 5mg/ 5ml 3 1 1 5 0,59
30 Cetirizine 1 1 1 1 1 1 2 8 0,94
31 Ciprofloxacin 500 mg 1 2 3 0,35
32 Codein 1 1 0,12
33 CT M 4 mg 1 2 2 1 4 2 5 3 4 6 30 3,53
34 Dexamethasone 0,5 mg 2 1 1 1 5 0,59
35 Digoksin 0,25 mg 1 1 0,12
36 Domperidone syr 1 1 0,12
37 Domperidone 10 mg 1 2 1 4 0,47
38 Fenobarbital 1 1 2 0,24
40 Furosemide 40 mg 1 1 0,12
41 Gentamisin krim 0,1% 1 1 2 1 1 6 0,71
42 Gentamisin Salep mata 0,3 % 2 2 0,24
43 Gentamisin tetes mata 0,3% 1 2 1 4 0,47
44 Glibenklamida 5 mg 1 4 5 0,59
45 Glimepiride 1 mg 1 1 1 1 1 5 0,59
46 Glimepiride 2 mg 1 2 3 0,35
47 Gliseril guaiakolat 100 mg 5 1 2 3 3 4 1 4 2 25 2,94
48 Hexadol 1 1 0,12
49 Hiosina butilbromida 1 iii1 1 3 0,35
50 Hidrokortison krim 1% 1 1 0,12
51 Hidrokortison krim 2,5% 2 1 3 0,35
52 Ibuprofen 200 mg 1 1 1 3 0,35
53 Ibuprofen 400 mg 3 1 4 0,47
Lampiran 2. Obat di luar formularium
Bulan Persentase
No. Nama Obat Jumlah
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII Peresepan
1 Atorvastatin 20 mg 1 1 1 1 4 13,33
2 Betahistine 1 1 3,33
3 Catarlent tetes mata 1 1 3,33
4 Curcuma 1 1 3,33
5 Cendo lyteers 1 1 3,33
6 Gentian Violet 1 1 2 6,67
7 Intehistine 2 1 1 4 13,33
8 Kloramfenikol tetes telinga 1 1 3,33
9 Noza 1 1 3,33
10 neo diaform 1 1 3,33
11 Retaphyl 1 1 3,33
12 Stimuno 1 1 3 5 16,67
13 Tera f 3 2 1 6 20,00
14 Vitamin A 1 1 3,33
Total 2 0 4 2 4 3 5 2 1 2 2 3 30 100,00
iv
Lampiran 3. . Rekapitulasi Kesesuaian Resep dengan Formularium
Bulan Rekapitulasi Resep Persentase
v
vi