di
Disusun Oleh:
Laporan ini disusun unruk melengkapi salah satu syarat untuk mempeoleh
gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Disusun Oleh:
Bella Shafira, S.Farm.
212133057
Pembimbing,
Taruli Rohana Sinaga, SP., M.KM., Ph.D. apt. Dra. Modesta Harmoni Tarigan, M.Si.
NIDN. 0116107103 NIDN. 0119036801
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Pendidikan Profesi Apoteker di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
(BBPOM) Medan.
Praktik Kerja Pendidikan Profesi Apoteker ini merupakan salah satu syarat
dalam mengikuti Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia untuk memperoleh gelar
Apoteker. Terlaksananya Praktik Kerja Pendidikan Profesi Apoteker ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M., selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara
Indonesia Medan.
2. Ibu Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes., selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan.
3. Ibu Taruli Rohana Sinaga, SP., M.KM., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ibu apt. Dra. Modesta Harmoni Tarigan, M.Si., sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. apt. Raissa Fitri, S.Farm., M.Farm., sebagai pembimbing yang telah berkenan
memberikan arahan, bimbingan dan berbagi pengalamannya kepada Penulis
selama melaksanakan Praktik Kerja Pendidikan Profesi Apoteker hingga
selesainya penulisan laporan ini.
6. Bapak apt. Drs. Martin Suhendri, M.Farm., selaku Kepala Balai Besar
POM di Medan yang telah memberikan izin bagi mahasiwa untuk
melaksanakan Praktik Kerja Pendidikan Profesi Apoteker di Balai Besar
POM Medan.
7. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada Penulis.
iii
8. Seluruh pegawai di Balai Besar POM di Medan atas kerja sama dan bantuan
yang telah diberikan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Profesi
Apoteker di Balai Besar POM Medan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
iv
v
RINGKASAN
di Medan, telah dilaksanakan pada tanggal 8 Mei sampai dengan 24 Mei 2023.
upaya untuk memahami kedudukan, struktur organisasi, tugas dan fungsi serta
mengetahui tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian yang terdapat di Balai
POM di Medan yang dilakukan yaitu berupa kegiatan kunjungan dan diskusi pada
vi
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
RINGKASAN ............................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk itu telah dibentuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
yang memiliki jaringan nasional dan internasional serta kewenangan penegakan
hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi. Badan POM adalah
sebuah lembaga di Indonesia yang bertanggung jawab kepada Presiden melalui
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Fungsi
dan tugas badan ini menyerupai fungsi dan tugas Food and Drug Administration
(FDA) di Amerika Serikat.
1
Untuk menjamin terpenuhnya tugas dan fungsi badan pengawas obat dan
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang- undang No. 35 tahun
penegakan hukum bidang obat dan makanan sebagai upaya melawan kejahatan
kemanusiaan.
1.2. Tujuan
POM RI bertujuan:
Bahan Berbahaya.
2
1.3. Manfaat
adalah:
makanan yang dilakukan oleh Badan POM RI melalui tugas pokok dan
fungsinya.
2. Peserta dapat mengetahui, memahami, dan terjun langsung terhadap tugas dan
produk pangan.
Besar POM di Medan yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2023 - 24 Mei 2023,
pukul 08.00 WIB s/d 16.300 WIB. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan, yaitu
berupa kegiatan kunjungan pada setiap Bagian dan Sub-Bagian serta fasilitas
3
BAB II
van De Valk Gezondheid) pada masa kolonial Belanda yang dalam organisasi
tersebut ditangani oleh Inspektorat Farmasi hingga tahun 1964. Dilanjutkan oleh
Inspektorat Urusan Farmasi sampai tahun 1967 dan oleh Direktorat Jenderal
(Ditjen) Farmasi hingga tahun 1975, dengan tugas pokok mencukupi kebutuhan
Pengawas Obat dan Makanan, yang memiliki tugas pokok dalam bidang
dan bahan berbahaya. Pemerintah juga membentuk unit pelaksana teknis, yaitu
Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan di Pusat dan Balai Pengawas Obat dan
4
desentralisasi. Namun hal ini tidak dapat diterapkan pada fungsi pengawasan obat
serta sebagai pusat koordinasi antar daerah. Oleh karena itu, berdasarkan
Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 yang kemudian diganti dengan
Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Presiden No. 3 tahun 2013 tentang perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden
nomor 103 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan
organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (BPOM RI,
2007).
LOGO FILOSOFI
5
Unsur Kedua, bentuk “Checklist” yang
6
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat,
langkah atau tindakan yang dituangkan dalam misi Badan POM, yaitu:
7
struktur ekonomi yang produktif dan berdaya saing untuk kemandirian
bangsa.
perundang-undangan.
2. Obat dan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas obat,
8
bidang pengawasan obat dan makanan pada wilayah kerja masing-masing
menyelenggarakan fungsi :
Makanan;
Makanan;
Beredar;
Beredar;
dan Makanan;
9
9. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BPOM;
ayat (1) adalah pengawasan obat dan makanan sebelum beredar sebagai
ayat (1) adalah pengawasan obat dan makanan selama beredar untuk
1. Menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan standar dan
10
2. Melakukan intelijen dan penyidikan di bidang pengawasan obat dan
perundang-undangan.
tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi
menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya.
a. Profesional
b. Integritas
c. Kredibilitas
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.
d. Kerjasama Tim
e. Inovatif
11
2.7. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) Badan POM RI
bukti ilmiah.
proses.
berdimensi luas dan kompleks. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengawasan
cara produksi yang baik atau Good Manufacturing Practice agar setiap
12
bentuk penyimpangan dari standar mutu dapat dideteksi sejak awal. Secara
dan tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap mutu dan kegunaan suatu
dibutuhkan, sedang pada sisi yang lain akan mendorong produsen untuk
13
keamanan produk maka pemerintah juga melaksanakan kegiatan
Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai
BPOM, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber daya serta
infrastruktur yang dimiliki BPOM. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan
pemangku kepentingan;
14
5) Peningkatan kapasitas dan inovasi pelaku usaha dalam rangka
15
pengawas merupakan tanggung jawab produsen. Namun BPOM perlu
kunci yang harus dipastikan oleh BPOM dalam pelaksanaan tugas dan
masyarakat juga dituntut untuk ikut andil dan terlibat aktif dalam
yang tertata dan efektif, budaya kerja yang sesuai dengan nilai
16
Kebijakan ini mengarahkan pada pengelolaan sumber daya
internal secara efektif dan efisien, dengan fokus pada 8 (delapan) area
d. Strategi Badan
POM Eksternal:
Internal:
17
Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel
pegawai;
Makanan.
Organisasi dan tata kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan diatur dalam
18
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Struktur
yang berlaku.
19
2) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi penyusunan peraturan
tangga.
Badan POM.
6) Pelaksana tugas lain yang ditetapkan oleh kepala, sesuai dengan bidang
tugasnya.
hubungan masyarakat.
20
4) Biro Umum
Nasional, Pusat Penyidikan Obat dan Makanan, Pusat Riset Obat dan
Psikotropika dan Zat Adiktif yang dikepalai oleh seorang Deputi mempunyai
penilaian dan evaluasi khasiat, keamanan dan mutu obat, produk biologi dan
alat kesehatan sebelum beredar di Indonesia dan juga produk uji klinik.
produk terapetik, inspeksi penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik dan
inspeksi penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, inspeksi sarana produksi
dan distribusi, sampling, penarikan produk, public warning sampai pro justicia.
Didukung oleh antara lain Komite Nasional Penilai Obat Jadi, Komite
Nasional
21
Penilai Alat Kesehatan dan Tim Penilai Periklanan Obat Bebas, Obat Bebas
menyelenggarkan fungsi:
22
7) Perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteria dan
psikotropika dan zat adiktif. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh
Rumah Tangga
23
3) Direktorat Standarisasi Produk Terapetik dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga
teknis dan evaluasi di bidang pengaturan dan standarisasi produk terapetik dan
Rumah Tangga
adiktif.
Produk Komplemen
24
pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang inspeksi
sarana produksi dan distribusi serta sertifikasi obat tradisional, kosmetik dan
inspeksi Cara Produksi yang Baik, sampling, penarikan produk, public warning
sampai pro justicia. Didukung oleh antara lain Tim Penilai Obat Tradisional
menyelenggarakan fungsi:
komplemen.
suplemen makanan.
25
4) Perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteria dan
10) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala, sesuai dengan bidang
tugasnya.
26
Bertugas menyiapkan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman,
Komplemen
Komplemen
teknis dan evaluasi di bidang inspeksi sarana produksi dan distribusi serta
komplemen.
27
e. Kedeputian III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya
produk pangan.
menyelenggarakan fungsi:
28
3) Perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteria dan
pangan.
bahan berbahaya.
11) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala, sesuai dengan bidang
tugasnya.
29
Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
30
f. Inspektorat Badan POM RI
bertanggung jawab kepada Kepala Badan POM RI. Dalam pelaksanaan tugas
psikotropika dan zat adiktif lain, alat kesehatan, obat tradisional, kosmetik,
31
perundang-undangan yang berlaku, serta melaksanakan pembinaan mutu
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional terdiri dari beberapa bidang,
yaitu:
c) Bidang Pangan;
e) Bidang Mikrobiologi;
mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, alat
bahan berbahaya
32
h. Pusat Penyidikan Obat dan Makanan
lainnya.
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan terdiri dari beberapa bidang, yaitu:
dan makanan.
Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) merupakan salah satu unit
penunjang Badan POM RI yang dipimpin oleh seorang Kepala Pusat (Eselon
2) dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan POM. Pusat Riset Obat dan
33
Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang riset toksikologi,
Pusat Riset Obat dan Makanan terdiri dari beberapa bidang, yaitu:
c) Bidang Toksikologi;
Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) adalah unsur pelaksana tugas
Badan POM RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan POM RI. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari secara teknis dibina oleh
Deputi dan secara administrasi dibina oleh Sekretariat Utama. Pusat Informasi
Obat dan Makanan dipimpin oleh seorang Kepala. Pusat Informasi Obat dan
teknologi informasi.
Pusat Informasi Obat dan Makanan terdiri dari beberapa bidang, yaitu:
34
b) Bidang Informasi Keracunan;
dan makanan.
Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan terdiri atas dua
klasifikasi, yaitu:
35
Dalam melaksanakan tugas, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan
j) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat
36
BAB III
14 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014, Balai Besar POM di Medan mempunyai
3.1.1. Tugas
3.1.2. Fungsi
mutu produk terapeutik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat
37
9) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan
a. Visi
Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan
gotong royong.
b. Misi
kejahatan obat dan makanan melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah
38
3.3. Struktur Organisasi
puluh tiga) Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yang merupakan Satuan Kerja
Mandiri setingkat Balai Besar dan Balai POM. Penetapan Balai Besar/Balai POM
Nomor 05018/SK/K Badan POM Tahun 2001 tentang organisasi dan Tata Kerja
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan
UPT di lingkungan Badan POM ini dipimpin oleh seorang Kepala Balai
Besar POM yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
POM. Dalam pelaksanaan Tugasnya, secara teknis Balai Besar/Balai POM dibina
oleh para Deputi dan secara administrasi dibina oleh Sekretaris Utama. Balai
Besar POM di Medan termasuk pada Tipe Balai Besar POM Tipe A dengan
RI, 2015)
39
Struktur Balai Besar POM Tipe A (Balai Besar POM di Medan)
3. Bagian Pemeriksaan
Produk Komplimen).
5. Bagian Penindakan
40
BAB IV
4.1. Kesimpulan
utama, empat pusat, tiga deputi, sertai Balai/Balai Besar POM sebagai unit
pelaksanaan teknis didaerah. Sekretariat utama terdiri dari empat biro yaitu
Biro Perencanaan dan Keuangan, Biro Umum, empat pusat yang ada di
Badan POM yaitu Pusat Pengujian Obat Dan Makanan (PPOM), Pusat
Riset Obat dan Makanan (PROM), dan Pusat Informasi Obat dan Makanan
Tahun 2001.
41
Pemeriksaan, Bagian Pengujian, Bagian Penindakan, Bagian Informasi
4.2. Saran
Sari Mutiara Indonesia di BBPOM selanjutnya agar dapat dilaksanakan lebih lama
dengan harapan mahasiswa calon apoteker dapat jauh lebih memahami tugas
apoteker dan dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan di
BBPOM Medan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. (2007). Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK 00.05.55.6497
tentang Bahan Kemasan Pangan. Jakarta: Badan POM RI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 tentang Logo
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: 2015.
Badan POM RI. 2001. Keputusan Kepala Badan POM RI No. 02001/SK/KBPOM
Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Jakarta: Badan POM RI.
Badan POM RI. (2015). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan
Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019. Jakarta: Badan POM RI
Badan POM RI. (2015). Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Produk dan
Bahan Berbahaya 2015-2019. Jakarta: Badan POM RI.
Badan POM RI.(2014). Perubahan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan No 05018/SK/K Badan POM Tahun 2001 : Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Badab Pengawas
Obat dan Makanan. Jakarta : Badan POM RI
Badan POM RI.(2015). Materi Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Kenaikan
Pangkat (UPKP) Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan POM. Jakarta :
Badan POM RI
43
Lampiran 1. Struktur Badan POM RI
44
Lampiran 2. Struktur Balai Besar POM di Medan
45
LAPORAN PRAKTIK KERJA PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA
di
TUGAS KHUSUS
Disusun Oleh:
Bella Shafira, S.Farm.
212133057
(PKPPA) di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan. PKPA
BBPOM Medan. PKPA dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2023 sampai dengan 24
Mei 2023. Kegiatan PKPPA di BBPOM Medan yaitu kunjungan dan diskusi pada
setiap substansi yang ada di BBPOM Medan. Pada tanggal 16 Mei 2023
i
DAFTAR ISI
RINGKASAN..........................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................3
1.3 Manfaat.......................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)..............................................................4
2.2 Tahapan Kegiatan PJAS....................................................................................4
2.2.1 Advokasi Lintas Sektor PJAS..................................................................4
2.2.2 Sosialisasi Keamanan Pagan kepada Komunitas Sekolah.......................4
2.2.3 Bimbingan Teknis Keamanan Pagan untuk Kader Keamanan Pangan di
Sekolah....................................................................................................5
2.2.4 Monitoring Pemberdayaan Kader Keamanan Pangan Sekolah...............5
2.2.5 Pemberian Paket Edukasi / Produk Informal Keamanan Pangan............6
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................8
4.1 Kecukupan Gizi Anak Sekolah.........................................................................8
4.2 Konsep dan Definisi Gizi Seimbang.................................................................9
4.3 Empat Pilar Gizi Seimbang.............................................................................10
4.4 Gizi Seimbang untuk Anak Sekolah...............................................................10
4.5 Memilih Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Sesuai.....................................11
4.6 Jenis-jenis PJAS..............................................................................................11
4.7 PJAS yang Sesuai............................................................................................12
ii
BAB V PENUTUP...............................................................................................13
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
5.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
makanan. Dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsinya, maka Balai Besar
mampu melindungi dari obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan dan
juga meningkatkan kemandirian pelaku usaha untuk mampu berdaya saing. Untuk
tercapainya misi Badan POM tersebut Balai Besar POM di Medan melaksanakan
masyarakat, masyarakat umum, ibu rumah tangga, pedagang, murid sekolah, guru
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan; perbaikan
perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan; serta peningkatan akses dan
mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1
dinyatakan bahwa penyelenggaraan pangan bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pangan yang aman, bermutu, dan
bergizi bagi konsumsi masyarakat. Kondisi saat ini di Indonesia, khususnya pada
Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dibutuhkan bagi anak yang tidak atau kurang
sarapan dan tidak membawa bekal. Kontribusi asupan zat gizi pada sarapan yang
suatu yang diharapkan. Tinggi proporsi anak sekolah yang tidak sarapan dapat
gizi PJAS anak sekolah tergolong dalam kategori tinggi namun dalam prakteknya
hal ini tidak mendasari pemilihan PJAS yang sesuai oleh anak sekolah. Salah satu
Untuk mendukung rencana aksi tersebut, pemerintah dalam hal ini BPOM,
telah melakukan Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Aman,
Bermutu dan Bergizi. Adapun kegiatan ataupun program yang dilaksanakan oleh
Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang dilaksanakan pada tanggal
Utara.
2
1.2. Tujuan
informasi dan edukasi tentang pangan jajanan anak sekolah yang bergizi dalam
1.3. Manfaat
adalah:
2. Peserta dapat memahami dan terjun langsung dalam membina kantin yang
3. Peserta mengetahui dan memahami jajanan yang aman, bermutu, dan bergizi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sekolah dalam kondisi aman, bermutu dan bergizi. Pangan yang dikonsumsi
sekolah maupun pangan jajanan yang berada di luar lingkungan sekolah. Pangan
yang beredar saat ini, termasuk pagan yang dijajakan di kantin sekolah dan atau di
termasuk industri rumah tangga pangan (IRTP) dan pangan yang dihasilkan oleh
jasa boga yang disebut pangan siap saji. Keamanan dan mutu produk pangan yang
pengetahuan dan kepedulian pengelola kantin sekolah dan penjaja pangan yang
Aman dan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Melalui pertemuan ini
4
pengetahuan dan pemahaman komunitas sekolah terhadap keamanan pangan,
Pangan di Sekolah
penyediaan PJAS yang aman di kantin sekolah dan pedagang PJAS di sekitar
5
2.2.5. Pemberian Paket Edukasi / Produk Informal Keamanan Pangan
melindungi diri dari peredaran PJAS yang tidak aman dan bermutu, maka
yang diberikan berupa 5 (lima) buah poster yang berkaitan dengan Keamanan
Pangan dan Cek KLIK. Pemberian Paket Edukasi ini dilakukan pada saat
COVID 19. Aktifitas tatap muka dibatasi dengan penutupan sekolah, terutama
pada Zona Kuning, Zona Merah dan Zona Hitam sesuai Keputusan Bersama
terhadap pangan yang aman, bermutu dan bergizi bagi komunitas sekolah.
6
Tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk mendorong pihak
dengan PJAS Aman. Output dari self assessment dapat digunakan oleh Balai
dengan PJAS Aman oleh sekolah dan verifikasi ole BBPOM di Medan serta
2.2.7. Pengawalan
7
BAB III
METODE
dengan melakukan sosialisasi pemaparan materi, pre-test, post-test, dan sesi tanya
jawab.
dilakukan pada hari Selasa, 16 Mei 2023 di SMA Negeri 1 Kabanjahe, Kabupaten
sekolah yang ada di Kabupaten Karo. Peserta merupakan perwakilan siswa dan
8
BAB IV
PEMBAHASAN
oleh zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Awal usia 7 (tujuh) tahun anak mulai
masuk sekolah, mulai berkenalan dengan suasana, lingkungan dan kebiasaan baru
yang tinggi mulai dari sekolah, kursus, mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan
menurun kalau tidak ditunjang dengan asupan pangan dan gizi yang cukup dan
seimbang. Agar stamina anak sekolah tetap bugar selama mengikuti kegiatan di
sekolah, maka diharuskan sarapan pagi yang memenuhi kecukupan gizi. Energi
dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan berkisar 1/3 (satu per tiga) dari
kadar gula darah tetap terkontrol baik, sehingga anak tetap konsentrasi terhadap
pelajaran dan dapat melaksanakan aktivitas lainnya. Kecukupan zat gizi seseorang
diantaranya dipengaruhi oleh umur. Golongan umur 10-12 tahun kecukupan zat
gizinya relatif lebih besar daripada golongan umur 7-9 tahun, karena pertumbuhan
relatif cepat, terutama penambahan berat dan tinggi badan. Selain umur, jenis
9
4.2 Konsep dan Definisi Gizi Seimbang
zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Untuk itu perlu diperkenalkan
slogan “Gizi Seimbang Bangsa Sehat Berprestasi”. Makna slogan ini merupakan
syarat mutlak untuk mewujudkan generasi atau bangsa yang sehat, cerdas,
energi dari karbohidrat 50-65%, protein 10-20%, dan lemak 20-30%. Konsumsi
gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4
sendok makan setiap hari. Selain gizi seimbang, pada anak-anak, pola asuh yang
baik akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap status gizinya. Pola asuh
yang baik akan memperhatikan kecukupan asupan zat gizi dan pencegahan
kesehatan yang memadai akan dicari sehingga penyakit segera tertangani sebelum
mengganggu status gizinya lebih jauh. Selanjutnya pola asuh, asupan gizi dan
kejadian penyakit infeksi sangat dipengaruhi oleh akar masalah, yang meliputi
10
4.3 Empat Pilar Gizi Seimbang
Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur. Empat pilar
normal.
pangan dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat, aktif dan produktif. Dengan
memperhatikan masih ditemukannya anak sekolah dengan status gizi kurang dan
pendek, bahkan mulai meningkatnya prevalensi status gizi lebih pada anak
guna menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan
berdaya saing.
Dalam pemenuhan gizi seimbang, setiap sumber zat gizi mempunyai peran
dan porsi yang berbeda. Sebagai contoh makanan pokok dengan potongan yang
banyak dibandingkan sayuran dan buah atau makanan sumber protein baik protein
11
4.5 Memilih Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Sesuai
Pada anak sekolah, sarapan tetap menjadi prioritas dalam asupan gizi anak
sekolah. Jika kebutuhan gizi anak sekolah belum tercukupi dari sarapan maka
PJAS menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
Sarapan merupakan bagian dari perilaku untuk mewujudkan gizi seimbang yang
penting bagi hidup sehat, aktif, dan cerdas. Berbagai kajian membuktikan bahwa
gizi yang cukup dari sarapan membekali tubuh untuk berpikir, beraktivitas fisik
secara optimal setelah bangun pagi. Bagi anak sekolah, sarapan terbukti dapat
meningkatkan kemampuan belajar dan stamina anak. Sarapan atau makan pagi
yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari
makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. Energi dari sarapan untuk
anak-anak dianjurkan berkisar 20-25% yaitu 200-300 kalori (BPOM RI, 2021).
menjaga kadar gula darah agar anak sekolah tetap berkonsentrasi, untuk
bekal dari rumah atau berupa Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Jenis pangan
jajanan anak sekolah dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu (BPOM RI, 2021):
a. Makanan utama
b. Camilan/snack
c. Minuman
d. Jajanan Buah
12
4.7 PJAS yang Sesuai
PJAS yang sesuai adalah PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi serta
disukai oleh anak. Berikut beberapa tips memilih PJAS yang sesuai (BPOM RI,
2021) :
Jaga kebersihan.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka
Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya
keluar dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur.
Pada anak sekolah, sarapan tetap menjadi prioritas dalam asupan gizi anak
sekolah. Jika kebutuhan gizi anak sekolah belum tercukupi dari sarapan maka
PJAS menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
Makanan selingan dapat berfungsi sebagai asupan gizi anak sekolah, menjaga
PJAS yang sesuai adalah PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi serta disukai
oleh anak.
14
5.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2021. Pedoman Pangan Jajanan Anak
Sekolah Untuk Pencapaian Gizi Seimbang. BPOM RI. Jakarta.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan RI. 2021. Laporan Tahunan 2021.
BBPOM RI. Medan.
16