di
Disusun Oleh:
Friska Suryani Simarmata, S.Farm
NIM : 210213025
Laporan ini disusun unruk melengkapi salah satu syarat untuk mempeoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
Disusun Oleh:
Friska Suryani Simarmata, S.Farm
NIM : 210213025
Pembimbing,
Taruli Rohana Sinaga, SP., MKM apt. Dra. Modesta Harmoni Tarigan, M.Si
NIDN. 0116107103 NIDN. 0119036801
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Profesi Apoteker di Puskesmas Bestari.
Praktik Kerja Profesi Apoteker ini merupakan salah satu syarat dalam
mengikuti Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia untuk memperoleh gelar Apoteker.
Terlaksananya Praktik Kerja Profesi Apoteker ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Taruli Rohana Sinaga, SP., MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
2. Ibu apt. Dra Modesta Harmoni Tarigan, M.Si, sebagai Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia serta pembimbing yang telah berkenan
memberikan arahan, bimbingan dan berbagi pengalamannya kepada penulis
selama melaksanakan praktik kerja profesi apoteker hingga selesainya
penulisan laporan ini.
3. Bapak apt. Drs. Martin Suhendri, M.Farm, selaku Kepala Balai Besar
POM di medan yang telah memberikan izin bagi mahasiwa untuk
melaksanakan pkpa berupa kunjungan di Balai Besar POM Medan.
4. Ibu apt. Dra. Gita Baringin Nasution, M. Si, selaku Koordinator Substansi
Pengujian yang telah memberikan arahan, bimbingan, pengetahuan dan
pengalamannya kepada penulis selama menjalani PKPA sampai selesainya
penyusunan laporan ini.
5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan kepada penulis.
6. Seluruh pegawai di Balai Besar POM di Medan atas kerja sama dan bantuan
yang telah diberikan selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Profesi
Apoteker di Balai Besar POM Medan.
iii
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
iv
RINGKASAN
telah dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2022. Praktik Kerja Profesi Apoteker
tugas dan fungsi serta kewenangan BPOM RI. Memperoleh pengetahuan dan
Kegiatan PKPA di Balai Besar POM di Medan yang dilakukan yaitu berupa
v
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
RINGKASAN ................................................................................................. v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat Badan POM adalah
makanan di Indonesia. Fungsi dan tugas badan ini menyerupai fungsi dan tugas
Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat. Badan Pengawas Obat
kesehatan.
undangan. Obat dan Makanan terdiri atas obat, bahan obat, narkotika,
bidang tugas dan fungsi badan pengawas obat dan makanan (BPOM) di Indonesia,
makanan di tiap provinsi, dimiliki oleh satuan kerja pelaksana badan pengawas
1
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang merupakan kewenangan
Kementrian Kesehatan, Kepala dan pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), dan Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya
kerja dipimpin oleh seorang kepala satuan kerja, yaitu kuasa pengguna anggaran
Untuk menjamin terpenuhnya tugas dan fungsi badan pengawas obat dan
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang- undang No. 35 tahun
penegakan hukum bidang obat dan makanan sebagai upaya melawan kejahatan
kemanusiaan.
2
1.2. Tujuan
bertujuan:
Berbahaya.
1.3. Manfaat
makanan yang dilakukan oleh Badan POM RI melalui tugas pokok dan
fungsinya.
2. Peserta dapat mengetahui, memahami, dan terjun langsung terhadap tugas dan
produk pangan.
3
4. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru terkait makanan yakni
pada tanggal 28 Oktober 2022, pukul 08.00 WIB s/d 15.00 WIB. Adapun uraian
kegiatan yang dilakukan, yaitu berupa kegiatan kunjungan pada setiap Bagian dan
4
BAB II
van De Valk Gezondheid) pada masa kolonial Belanda yang dalam organisasi
tersebut ditangani oleh Inspektorat Farmasi hingga tahun 1964. Dilanjutkan oleh
Inspektorat Urusan Farmasi sampai tahun 1967 dan oleh Direktorat Jenderal
(Ditjen) Farmasi hingga tahun 1975, dengan tugas pokok mencukupi kebutuhan
Pengawasan Obat dan Makanan, yang memiliki tugas pokok dalam bidang
dan bahan berbahaya. Pemerintah juga membentuk unit pelaksana teknis, yaitu
Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan di Pusat dan Balai Pengawas Obat dan
5
Makanan di seluruh provinsi. Terbitnya undang-undang otonomi daerah
desentralisasi. Namun hal ini tidak dapat diterapkan pada fungsi pengawasan obat
serta sebagai pusat koordinasi antar daerah. Oleh karena itu, berdasarkan
Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 yang kemudian diganti dengan
Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Presiden No. 3 tahun 2013 tentang perubahan ketujuh atas Keputusan Presiden
nomor 103 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan
organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (BPOM RI,
2007).
LOGO FILOSOFI
6
Unsur Kedua, bentuk “Checklist” yang
7
Unsur Kelima, warna biru pekat (dark blue)
Visi dari Badan POM adalah Obat dan Makanan Aman Meningkatkan
langkah atau tindakan yang dituangkan dalam misi Badan POM, yaitu:
pemangku kepentingan,
8
makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
makanan.
dan makanan.
9
b) Perumusan kebijakan di bidang pengawasan obat dan makanan untuk
makanan.
farmasi.
(BPOM RI,
2007)
tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi
menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya.
a. Profesional
b. Integritas
10
c. Kredibilitas
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.
d. Kerjasama Tim
e. Inovatif
bukti ilmiah.
proses.
11
7) Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk.
berdimensi luas dan kompleks. Oleh karena itu diperlukan sistem pengawasan
cara-cara produksi yang baik atau good manufacturing practice agar setiap
bentuk penyimpangan dari standar mutu dapat dideteksi sejak awal. Secara
dan tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap mutu dan kegunaan suatu
12
penggunaan produk-produk yang tidak memenuhi syarat dan tidak
dibutuhkan, sedang pada sisi yang lain akan mendorong produsen untuk
Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin dicapai
BPOM, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan sumber daya serta
infrastruktur yang dimiliki BPOM. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-
2019) ke depan diharapkan BPOM akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai
berikut:
13
2) Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan
pemangku kepentingan;
14
dengan pendekatan analisis risiko yaitu dengan memprioritaskan
15
kunci yang harus dipastikan oleh BPOM dalam pelaksanaan tugas dan
masyarakat juga dituntut untuk ikut andil dan terlibat aktif dalam
dikonsumsi.
yang tertata dan efektif, budaya kerja yang sesuai dengan nilai
internal secara efektif dan efisien, dengan fokus pada 8 (delapan) area
16
penganggaran, serta implementasi keuangan berbasis akrual perlu
Eksternal:
dan Makanan;
Internal:
berbasis risiko;
kinerja individu/pegawai;
pegawai;
17
a. Indikator Kinerja Utama (IKU)
2019) adalah:
Organisasi dan tata kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan diatur
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan POM Nomor:
02001/SK/KBPOM tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
berlaku.
18
2) Menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas
Badan POM.
tanggung jawabnya.
sebagai berikut:
tangga.
POM.
19
6) Pelaksana tugas lain yang ditetapkan oleh kepala, sesuai dengan bidang
tugasnya.
pelaporan.
hubungan masyarakat.
4) Biro Umum
kerumahtanggaan.
pelaksanaan tugas sehari-hari dari Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional,
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan, Pusat Riset Obat dan Makanan, serta Pusat
20
c. Kedeputian I Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan
Psikotropika dan Zat Adiktif yang dikepalai oleh seorang Deputi mempunyai
penilaian dan evaluasi khasiat, keamanan dan mutu obat, produk biologi dan alat
kesehatan sebelum beredar di Indonesia dan juga produk uji klinik. Selanjutnya
zat adiktif lainnya. Disamping itu melakukan sertifikasi produk terapetik, inspeksi
penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik dan inspeksi penerapan Cara
Pembuatan Obat yang Baik, inspeksi sarana produksi dan distribusi, sampling,
penarikan produk, public warning sampai pro justicia. Didukung oleh antara lain
Komite Nasional Penilai Obat Jadi, Komite Nasional Penilai Alat Kesehatan dan
Tim Penilai Periklanan Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Tradisional dan
Suplemen Makanan.
menyelenggarkan fungsi:
21
3) Perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteria dan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif. Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan
22
Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika dan
Rumah Tangga
Tangga
Rumah Tangga
23
dan evaluasi di bidang pengawasan produksi produk terapetik dan perbekalan
sarana produksi dan distribusi serta sertifikasi obat tradisional, kosmetik dan
Cara Produksi yang Baik, sampling, penarikan produk, public warning sampai pro
justicia. Didukung oleh antara lain Tim Penilai Obat Tradisional dan Tim Penilai
Kosmetik.
24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kedeputian ini
menyelenggarakan fungsi:
komplemen.
makanan.
produk komplemen.
25
8) Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan
10) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala, sesuai dengan bidang
tugasnya.
kosmetik.
Komplemen
evaluasi di bidang inspeksi sarana produksi dan distribusi serta sertifikasi obat
26
tradisional, kosmetik dan produk komplemen, fasilitas produksi dan proses
Berbahaya
bahan berbahaya.
Indonesia dan selama peredaran seperti pengawasan terhadap sarana produksi dan
produk pangan.
terutama penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB), Hazard Analysis
27
Critical Control Points (HACCP), Cara Distribusi Makanan yang Baik (CDMB)
menyelenggarakan fungsi:
28
8) Pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya.
bahan berbahaya.
11) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala, sesuai dengan bidang
tugasnya.
29
Bertugas menyiapkan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, standar,
bertanggung jawab kepada Kepala Badan POM RI. Dalam pelaksanaan tugas
30
b) Sub-bagian Tata Usaha.
psikotropika dan zat adiktif lain, alat kesehatan, obat tradisional, kosmetik, produk
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional terdiri dari beberapa bidang,
yaitu:
c) Bidang Pangan;
e) Bidang Mikrobiologi;
mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, alat
bahan berbahaya
31
c) Pembinaan mutu laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan
Nasional
pengujian
Kepala. Tugas Pusat Penyidikan Obat dan Makanan yaitu melaksanakan kegiatan
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan terdiri dari beberapa bidang, yaitu:
dan makanan.
32
b) Pelaksanaan investigasi dan penyidikan obat dan makanan.
Pusat Riset Obat dan Makanan (PROM) merupakan salah satu unit
penunjang Badan POM RI yang dipimpin oleh seorang Kepala Pusat (Eselon 2)
dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan POM. Pusat Riset Obat dan
Pusat Riset Obat dan Makanan terdiri dari beberapa bidang, yaitu:
c) Bidang Toksikologi;
33
Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) adalah unsur pelaksana tugas
Badan POM RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan POM RI. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari secara teknis dibina oleh
Deputi dan secara administrasi dibina oleh Sekretariat Utama. Pusat Informasi
Obat dan Makanan dipimpin oleh seorang Kepala. Pusat Informasi Obat dan
Pusat Informasi Obat dan Makanan terdiri dari beberapa bidang, yaitu:
dan makanan.
34
makanan, yang meliputi pengawasan atas produk terapetik, narkotika,
pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya. Unit Pelaksana Teknis
di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan terdiri atas dua klasifikasi,
yaitu:
35
j) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat
BAB III
14 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober 2014, Balai Besar POM di Medan mempunyai
3.1.1. Tugas
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk
3.1.2. Fungsi
produk terpetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,
36
3) Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk
secara mikrobiologi.
9) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat
Visi:
Besar POM di Medan sebagai institusi dengan visi yang telah ditetapkan
Misi:
37
2. Mendorong kapasitas dan komitmen pelaku usaha dalam memberikan
pemangku kepentingan.
puluh tiga) Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) yang merupakan Satuan Kerja
Mandiri setingkat Balai Besar (eselon II) dan Balai POM (eselon III). Penetapan
Pengawasan Obat dan Maknanan Nomor 05018/SK/K Badan POM Tahun 2001
tentang organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 14 Tahun
2014.
UPT di lingkungan Badan POM ini dipimpin oleh seorang Kepala Balai
Besar POM yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
POM. Dalam pelaksanaan Tugasnya, secara teknis Balai Besar/Balai POM dibina
oleh para Deputi dan secara administrasi dibina oleh Sekretaris Utama. Balai
Besar POM di Medan termasuk pada Tipe Balai Besar POM Tipe A dengan
RI, 2015)
38
1. Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan
3. Bagian Pemeriksaan
Inspeksi.
Produk Komplimen).
5. Bagian Penindakan
39
BAB IV
4.1. Kesimpulan
utama, empat pusat, tiga deputi, sertai Balai/Balai Besar POM sebagai unit
pelaksanaan teknis didaerah. Sekretariat utama terdiri dari empat biro yaitu
biro perencanaan dan keungan, Biro umum, empat pusat yang ada di
Badan POM yaitu puat pengujian Obat dan Makanan (PPOM), Pusat Riset
Obat dan Makanan (PROM), dan Pusat Informasi Obat dan Makanan
40
(PIOM). Tiga deputi tersebut meliputi Deputi Bidang Pengawasan Produk
Tahun 2001.
4.2. Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. (2007). Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK 00.05.55.6497
tentang Bahan Kemasan Pangan. Jakarta: Badan POM RI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 tentang Logo
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: 2015.
Badan POM RI. 2001. Keputusan Kepala Badan POM RI No. 02001/SK/KBPOM
Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Jakarta: Badan POM RI.
Badan POM RI. (2015). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan
Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019. Jakarta: Badan POM RI
Badan POM RI. (2015). Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Produk dan
Bahan Berbahaya 2015-2019. Jakarta: Badan POM RI.
42
Badan POM RI.(2014). Perubahan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan No 05018/SK/K Badan POM Tahun 2001 : Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di Lingkungan Badab Pengawas
Obat dan Makanan. Jakarta : Badan POM RI
Badan POM RI.(2015). Materi Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Kenaikan
Pangkat (UPKP) Aparatur Sipil Negara (ASN) Badan POM. Jakarta :
Badan POM RI
43
44
Lampiran 2. Struktur Balai Besar POM di Medan
43
43