Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

APOTEK KIMIA FARMA


KOTA BARU (525)

Gelombang 2 : Periode 19 Agustus–15 September

Disusun oleh :

Boni : (219764)
Dian Fatimatus Salwa : (219776)
Effendi Nursalim : (219779)
Nur Amaliah : (219845)
Salsa Ayu Permatasari : (219871)
Sella Silfia : (219877)
Zulfa Rizky Pratama : (219911)

Dosen Pembimbing Lapangan :


Apt. Tita Puspita, S. Farm

PRODI D III FARMASI


AKADEMI FARMASIYARSI
PONTIANAK
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN(PKL)


APOTEK KIMIA FARMA
KOTA BARU

Tanggal 19 Agustus S.D 15 September 2023

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
ProgramDiplomaIII (D3) Farmasi di Akademi Farmasi Yarsi Pontianak.

Disetujui Oleh :

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Apt. Tita Puspita, S. Farm Ika Ristia, M.Farm, Apt


NIP. 19961109 NIDN. 41988072011042027

DIREKTUR AKADEMI FARMASI YARSIPONTIANAK

Adhisty Kharisma Justicia, M.Sc.,Apt


NIDN. 1120088302
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr.b
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang dilaksanakan di Apotek Kimia Farma Kota Baru pada Tanggal 19
Agustus – 15 Agustus 2023. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program akhir Diploma III Farmasi pada Akademi Farmasi
(AKFAR) Yarsi Pontianak.
Dengan selesainya penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Kimia
Farma Kota Baru, kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Orang tua tercinta atas seluruh dukungan baik moral maupun material

2. Ibu Adhisty Kharisma Justicia, M.Sc., Apt selaku Direktur Akademi


Farmasi Yarsi Pontianak.

3. Ika Ristia, M.Farm, Apt selaku pembimbing dari Akademi Farmasi Yarsi
Pontianak.

4. Bapak dan Ibu Dosen Akademi Farmasi Yarsi Pontianak.

5. Apt. Tita Puspita, S. Farm selaku penanggung jawab Apotek Kimia Farma
Kota Baru, yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan
ilmu, bimbingan, saran, pentunjuk serta pengarahan selama melakukan
praktek kerja lapangan (PKL)di Apotek Kimia Farma Kota Baru.

6. Seluruh Staf Akademi Farmasi Yarsi Pontianak

Penyusun berharap PKL ini dapat membuahkan hasil yang baik dan
bermanfaat sehingga dapat menjadi panduan dalam menghadapi persaingan dan
lingkungan kerja yang semakin penuh tantangan di masa yang akan datang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKI. ini masih banyak

i
Terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penyusun berharap
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga
laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Akhir kata, penyusun mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini
terdapat kekurangan dan kesalahan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi para
pembaca.

Wassalamualaikum, wr. wb

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan(PKL) ................................2
1.3 Tujuan Penulis Laporan Pelaksanaan PKL .........................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3
2.1 Apotek .................................................................................................3
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek ...................................................................4
2.3 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.........................................5
2.4 Obat .....................................................................................................6
2.5 Obat .....................................................................................................7
2.6 Penggolongan Obat .............................................................................9
2.7 Efek Samping Obat ...........................................................................11
2.8 Penggunaan Obat ..............................................................................12
2.9 Penyimpanan Obat ............................................................................12
2.10 Tujuan Penyimpanan Obat................................................................13
2.11 Kegiatan Penyimpanan Obat.............................................................14
BAB III GAMBARAN UMUM APOTEK KIMIA FARMA ...........................18
3.1 Sejarah ..............................................................................................18
3.2 Visi dan Misi .....................................................................................19
3.3 Struktur dan Personalia .....................................................................20
3.4 Pengelolaan Obat ..............................................................................24
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANGAN ....................................................................................26
4.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ........................26
4.2 Perbekalan Praktek Kerja Lapangan .................................................26
4.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ...............................................26
4.4 Kendala yang Dihadapi Dalam Kegiatan PKL .................................31

iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................32
5.1 Kesimpulan .......................................................................................32
5.2 Saran .................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................33
LAMPIRAN ..........................................................................................................35

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Praktik Kerja Lapang (PKL) adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan
melaksanakan Praktik kerja langsung bagi mahasiswa di dunia kerja dan merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh seluruh mahasiswa Akademi Farmasi
Yarsi Pontianak. untuk mendapatkan kelulusan. Kegiatan Praktik Kerja Lapang
(PKL) dilaksanakan pada Apotek Kimia Farma ini memilikitujuan agar mahasiswa
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman sebelum mereka
memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Dengan adanya PKL mahasiswa dapat
mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan cara
mempraktikkan secara langsung pada pekerjaan yang adadi Apotek. Kegiatan PKL
ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang
berarti bagi perkembangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya
sebelum memasuki dunia kerja. Lokasi PKL yang dipilih sebagai tempat untuk
menerapkan ilmu pada mahasiswa Program Studi Farmasi adalah salah satu Apotek
yaitu PT Kimia Farma. Untuk dapat menyelenggarakan pembangunan kesehatan
masyarakat sebaiknya perlu penjelasan mengenai arah tujuan dan dasar–dasar
pembangunan kesehatan yang tercantum dalam sistem kesatuan nasional. Upaya
yang dapat dilakukan diantaranya dalam pelayanan kesehatan dibidang obat
misalnya di apotek, rumah sakit, dan puskesmas.
Akademi Farmasi sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memiliki
misi untuk menghasilkan tenaga ahli madya farmasi yang nantinya memiliki
peranan penting didalam instalasi kesehatan. Dengan mengikuti kegiatan PKL ini
diharapkan mahasiswa dapat melihat, mengetahui dan mempelajari serta menyerap
teknologi kesehatan yang ada dimasyarakat sehingga mahasiswa dapat
menyesuaikan diri pada lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan
dibidangnya.
Praktek Kerja Lapangan juga berguna sebagai sarana pengenalan lapangan
kerja dan informasi dibidang pendidikan kesehatan. Selain itu diharapkan peserta
didik dapat melatih diri dalam bekerja, bertanggung jawab atas dasar sikap yang
objektif serta agar

1
lebih mengetahui cara–cara pendistribusian, penyerahan dan pelayanan obat
kepada konsumen akhir khususnya dilingkungan apotek.

1.2 Tujuan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan(PKL)


1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab
tenaga teknis kefarmasian dalam praktik kefarmasian di apotek.
2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis
untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman
kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kefarmasian diapotek dan penyuluhan obat kepada masyarakat.
4. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan permasalahan tentang pekerjaan
kefarmasian di apotek.
5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasyarakatkan diri pada
suasana lingkungan kerja yang sebenarnya.
6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi
baru dari lapangan kerja ke institusi pendidikan atau sebaliknya.
7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan AKFAR Yarsi Pontianak.
8. Memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.

1.3 Tujuan Penulis Laporan Pelaksanaan PKL


1. Mahasiswa mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan materi
pelajaran yang diperoleh diintitusi pendidikan dan diterapkan pada lapangan
kerja.
2. Mahasiwa mampu mencari alternatif pemecahan masalah kefarmasian.
3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan dan dirinya.
4. Menambah perbendaharaan perpustakaan institusi untuk menunjang
peningkatan pengetahuan mahasiswa lainnya.
5. Sebagai dokumentasi pelaksanaan PKL.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Apotek
2.1.1 Definisi Apotek
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2017 Tentang Apotek menyebutkan bahwa Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker (Kemenkes RI,
2017).
Pelayanan Kefarmasian di apotek, apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian. Apotek merupakan salah satu
tempat praktek pelayanan kesehatan oleh profesi apoteker dan sebagai pengabdian
dengan tujuan mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang maksimal bagi
masyarakat. Apotek dituntut menyelenggarakan pelayanan farmasi yang
berkualitas demi menunjang keberlangsungan apotek (YustinaSri Hartini,
Sulasmono, 2006).
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980, apotek memiliki fungsi
sebagai tempat pengabdian bagi apoteker yang sudah mengucapkan sumpah jabatan
dan sebagai sarana farmasi yang meracik, mencampur, mengubah bentuk, serta
penyerahan obat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.9
Tahun 2017 tentang tujuan didirikannya apotek adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian diapotek
2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian diapotek
3. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan
pelayanan kefarmasian di apotek (Menkes, 2017).
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian diApotek, pengelolaan apotek meliputi:
1. Perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan dan
penarikan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi ,alat
kesehatan, dan bahan medis habispakai.
2. Pengkajian dan pelayanan resep kegiatan, dispensing, Pelayanan Informasi

3
Obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (Home PharmacyCare)
Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Pelayanan kefarmasian selain menjadi tuntutan profesionalisme juga
menjadifaktor yang mempengaruhi minat pasien terhadap perolehan obat di sarana
farmasi.
Menurut Imas dan Sri.(2016). Indikator pada pelayanan kefarmasian meliputi:
1. Sarana dan prasarana apotek
2. Keramahan farmasi
3. Kecepatan pelayanan obat
4. Pelayanan informasi obat
5. Ketersediaan obat
6. Pelaksanaan pelayanan informasi obat.
Pekerjaan Kefarmasian menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.51 tahun 2009 yaitu pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengadaan obat, pengamanan obat, penyimpanan obat, dan pendistribusian obat
atau pengelolaan obat, penyaluran obat, Pelayanan obat atas resep dari
dokter,pengembangan obat serta pelayanan informasi obat, bahan obat dan obat
tradisional. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat,obat
tradisional, dan kosmetika. Pada dasarnya apotek harus dikelola oleh Apoteker,
yang telah mengucapkan sumpah jabatan dan telah memperoleh Surat Izin Apotek
(SIA) dari Dinas Kesehatan setempat.

2.2 Tugas dan Fungsi Apotek


Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian dijelaskan bahwa tugas dan fungsi apotek adalah :
1. Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Apotek memiliki fungsi sebagai sarana pelayanan yang dapat dilakukan
pekerjaan kefarmasian berupa peracikan, pengubahan bentuk, pencampurandan
penyerahan obat.
3. Apotek berfungsi sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus
menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

4
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Apotek berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi meliputi:
1. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan
baik kepada dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada
masyarakat.
2. Pelayanan informasi mengenai khasiat obat, keamanan obat, bahaya dan mutu
obat serta perbekalan farmasi lainnya.
2.3 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian diApotek, pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien (Kemenkes RI,2016).
Pengaturan standar kefarmasian diapotek bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, dan
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
Berdasarkan KepMenkes No.1027/Menkes/sk/IX/2004, standar pelayanan
kefarmasian diapotek meliputi:
A. Pelayanan resep.
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
1. Persyaratan administratif
- Nama, SIP dan alamat dokter.
- Tanggal penulisan resep.
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah minta.

5
- Cara pemakaian yang jelas.
- Informasi lainnya.
2. Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas obat,
inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
3. Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, kesesuaian
(dosis,durasi,jumlah obat dan lain-lain).
B. Penyiapan Obat
1. Peracikan adalah kegiatan yang dilakukan seperti menyiapkan, menimbang,
mencampur, mengemas dan memberi etiket pada wadah. Dalam melakukan
peracikan obat harus membuat prosedur tetap dengan memperhatikan dosis,
jenis dan jumlah obat dan penulisan etiket dengan benar.
2. Kemasan obat yang diserahkan hendaknya dikemas dengan rapi dalam
kemasan yang sesuai dengan sediannnya sehingga terjaga kualitas obatnya.
3. Penyerahan obat kepada pasien terlebih dahulu melewati pemeriksaan
kesesuaian obat dengan resep dan penyerahan obat dilakukan oleh apoteker
langsung.
4. Informasi obat yaitu memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dipahami. Terkait informasi cara pemakaian obat, penyimpanan obat jangka
waktu pengobatan, aktifitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari
selama terapi.
5. Konseling kepada pasien untuk memberikan edukasi terkait terapi yang
sedang dijalani, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien dan terhindar
dari bahaya penyalahgunaan sediaan farmasi serta edukasi kesehatan
6. Monitoring penggunaan obat dilakukan untuk memantau penggunaan obat,
terutama untuk pasien yang memerlukan perhatian khusus seperti diabetes,
TBC, cardiovaskuler, dan penyakit kronis lainnya.
2.4 Pengelolaan Sarana dan Prasarana Apotek
Sarana dan prasarana apotek yang ditetapkan dalam KepMenKes
No.1027/Menkes/SK/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian diapotek
menyebutkan bahwa sebuah apotek harus memiliki :

6
a. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.
b. Tempat untuk penataan informasi bagi pasien, termasuk penempatan brosur.
c. Ruang tertutup untuk konseling bagi pasien, yang dilengkapi dengan meja dan
kursi dan jugalemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.
d. Ruang racikan.
e. Keranjang sampah.

2.5 Obat
2.5.1 Definisi Obat
Obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta
mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Chaerunnisa, 2009).
Obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. (Permenkes, 2016)
Obat komponen penting dalam pelayanan kesehatan yang berkontribusi dalam
peningkatan kesehatan masyarakat. Menurut Permenkes 87 Tahun 2013, obat
adalah zat atau kombinasi bahan yang digunakan untuk mempengaruhi sistem
fisiologis atau keadaan patologis dalam rangka penetapan dignosis, preventif dan
kuratif pemulihan promosi kesehatan dan kontrasepsi, termasuk produk biologis.
Maka dari itu, dokter harus memastikan bahwa pasien mendapatkan resep obat
sesuai dengan keperluan kinis, dalam dosis yang sesuai, dengan cara yang benar,
dan dengan harga yang wajar dan terjangkau ( FDA, 2016).
Peran obat dalam upaya kesehatan besar dan merupakan suatu unsur penting
(Simanjutak dalam Kasibu.2017). Begitu juga dengan bagaimana penggunaanobat
melalui mulut, tenggorokan masuk keperut, disebut secara oral, cara penggunaan
lainnya pemakaian luar (Anief, 2006).
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat di atas, maka peran obat
secara umum adalah sebagai berikut :

7
1. Penetapan diagnosa
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Penigkatan kesehatan
7. Mengurangangi rasa sakit
Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat Obat digolongkan menjadi lima jenis :
1. Obat yang bekerja terhadap penyebab penyakit, misalnya penyakit karena
bakteri atau mikroba, contoh: antibiotik.
2. Obat yang bekerja mencegah keadan patologis dari penyakit, contoh: serum,
vaksin.
3. Obat yang menghilangkan gejala penyakit/simptomatik, misal gejala penyakit
nyeri, contoh: analgetik, antipiretik.
4. Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi zat yang
kurang, contoh: vitamin, hormon.
5. Pemberian placebo, adalah pemberian sediaan obat yang tanpa zat berkhasiat
untuk orang-orang yang sakit secara psikis, contoh: aqua proinjection. Selain itu,
obat dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya misalkan
antihipertensi, cardiaca, diuretic, hipnotik, sedative dan lain-lain (Chaerunnisa,
2009)
Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaiannya Obat dibagi dua golongan :
1. Obat Dalam, misalnya obat-obat peroral. Contoh: antibiotik,acetaminophen.
2. Obat Topikal, untuk pemakaian luar badan. Contoh sulfur, antibiotik. (Alim,
2013)
Berdasarkan Cara Pemberian Obat digolongkan menjadi enam jenis :
1. Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut, Contoh: serbuk,
kapsul, tablet sirup.
2. Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rectal. Contoh:
suppositoria, laksatif.

8
3. Sublingual, obat yang diletakkan di bawah lidah dan melalui selaput lendir
masuk ke pembuluh darah agar mendapaktkan efek obat yang lebih cepat.
Contoh: tablet hisap, hormone.
4. Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang diberikan secara
intravena, subkutan, intramuscular, intrakutan.
5. Langsung ke organ, contoh intrakardial. f. Melalui selaput perut, intraperitoneal
(Alim, 2013).
2.6 Penggolongan Obat
Penggolongan obat menurut Permenkes No. 917/1993 antara lain (Depkes, 2007) :
1. Obat Bebas
Obat golongan ini termasuk obat relatif aman, dapat diperoleh tanparesep
dokter, selain di apotek juga didapat di warung- warung. Obat bebas dalam
kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau contohnya adalah
Paracetamol,Vitamin C, Asetosal (aspirin), Antasida daftar obat Esensial, dan
obat batuk hitam (OBH).

2. Obat Bebas Terbatas


Obat golongan ini juga relatif aman selama penggunaanya mengikuti
aturan pakai yang ada. Penandaan obat ini adaalah adannya lingkaran berwarna
biru dan 6 peringatan khusus bagaimana obat bebas. Obat ini juga dapat
diperoleh tanpa resep dokter diapotek, toko obat atau di warung-warung.
Contohnya obatflu kombinasi (tablet) dan chlorpeniramine maleat (CTM)

9
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter.Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merahdengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
sarafpusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital.

4. Obat Narkotika
Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kimia yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Obat ini
hanya dapat diperoleh dengan resep dari dokter. Contoh: Morfin, Petidin

10
2.7 Efek Samping Obat
Efek samping obat adalah (ESO) adalah setiap efek berbahaya yang tidak
diinginkan dan terjadi secara tidak sengaja dari suatu obat yang timbul pada
pemberian obat dengan dosis normal pada manusia untuk tujuan pencegahan,
diagnosis atau terapi, serta modifikasi fungsi fisiologis (WHO, 2014). efek samping
obat (ESO) dapat dicegah, dengan cara menambah pengetahuan, yang diperoleh
dari kegiatan pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran atau yang
sekarang lebih dikenal dengan istilah Farmakovigilans (BPOM, 2012).
Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian,
pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan
penggunaan obat (WHO, 2014). Monitoring efek samping obat (MESO)merupakan
salah satu bentuk program farmakovigilans. Tujuan dilakukannya adalah untuk
mengetahui efektifitas dan keamanan penggunaan obat pada kondisi kehidupan
nyata atau praktik yang sebenarnya.
Baca kemasan, brosur obat, efek samping yang timbul. berikut dapat menjadi
panduan sebelum menggunakan obat:
1. Baca dosis dan aturan pakainya.
2. Setiap obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan cermat ketika
akan mengkonsumsinya.
3. Lihat tanda peringatan.
4. Ketahui efek samping obat.
5. Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat. Banyak obat bebas yang
memiliki nama atau merek berbeda-beda namun kandungannya sama. Pastikan
tidak mengkonsumsi obat yang sama dalam kemasan merek yang berbedauntuk
menghindari overdosis.
6. Beritahu dokter bila Anda :
• Sedang hamil atau menyusul Alergi terhadap obat tertentu. Memiliki
diabetes, penyakit ginjal atau liver. Sedang meminum obat lain atau
suplemen/herbal.
• Sedang menjalani diet khusus. Obat-obatan tertentu tidak cocok untuk orang
dengan kondisi tertentu. Obat juga dapat berinteraksi dan bereaksi dengan,
makanan dan obat lain dan suplemen tertentu. Dokter perlu mengetahui
kondisi Anda agar dapat meresepkan obat yang aman.

11
2.8 Penggunaan Obat
Berdasarkan Kemenkes RI (2011), kriteria penggunaan obat yang rasional
terutamaterkait peresepan obat meliputi :
a. Tepat indikasi
Keputusan pemilihan obat yang diresepkan didasari indikasi penyakit
sertapemilihan terapi obat yang efektif dan aman.
b. Tepat obat
Pemilihan obat didasari efficacy, safety, suitability, dan cost considerations.
c. Tepat pasien
Tidak diberikan terhadap pasien yang kontraindikasi, kemungkinan
adversereactions minimal dan obat dapat diterima pasien.
d. Tepat informasi
Pasien diupayakan menerima informasi yang relevan, akurat,penting dan
jelasmengenai kondisinya dan pengobatan yang diresepkan.
e. Tepat evaluasi
Antisipasi kemungkinan efek samping dari pengobatan ditafsirkan dan
dimonitoring dengan tepat.
2.9 Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat yaitu suatu kegiatan pengaturan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang telah ditetapkan dan disertai dengan sistem informasi
yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan
(Febriawati,2013).
Barang yang sudah ada didalam persediaan juga harus dijaga agar tetap
baik mutunya maupun kecukupan jumlahnya serta keamanan penyimpanannya.
Maka diperlukan suatu perencanaan dan pengaturan yang baik untuk memberikan
tempat yang sesuai bagi setiap barang atau bahan yang disimpan, baik dari segi
penyimpananpengamanan maupun dari segi pemeliharaannya (Aditama, 2015).
Berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan (2007), tata cara penyimpanan obat,
antara lain (Depkes, 2007):

12
1. Simpan dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
2. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau
seperti yang tertera pada kemasan.
3. Simpan ditempat yang tidak terkena panas atau tidak lembab karena dapat
menimbulkan kerusakan.
4. Jangan menyimpan obat dalam bentuk cair dalam lemari pendinginagar tidak
beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
5. Jangan menyimpan obatyang sudah kadaluarsa
6. Jaukan dari jangkauan anak-anak
7. Stabilitas, narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

2.10 Tujuan Penyimpanan Obat


Penyimpanan obat bertujuan untuk menjaga mutu dan kestabilan suatu
sediaanfarmasi, menjaga keamanan, ketersediaan, dan menghindari penggunaan
obat yangtidak bertanggung jawab. Menurut PERMENKES RI No 72 Tahun
2016, untukmencapai tujuan penyimpanan obat tersebut ada beberapa komponen
yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka,
tanggal kadaluarsa dan peringatan khusus.
2. Elektrolit, konsentrasi tinggi disimpan di unit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting.
3. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpanpda area
yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang
hati-hati.
4. Sediaan farmasi alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dibawa oleh
pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi
5. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

13
2.11 Kegiatan Penyimpanan Obat
Kegiatan penyimpanan obat menurut (Henni dalam Retno, 2014) terdiri dari :
➢ Kegiatan Penerimaan Obat
Kegiatan penerimaan obat dari supplier dilakukan oleh petugas farmasi,
adapun hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan penerimaan obat dimulai dari
periksa lembar permintaan yang datang dengan kiriman, periksa jumlahnya
sesuai atau tidak yang datang dengan yang dipesan. Kemudian melakukan
pemeriksaan kemasan obat, setelah obat diperiksa maka dibuat catatan
penerimaan. Setelah itu petugas farmasi harus memeriksa jenis, bentuk, kondisi
dan tanggal kadaluwarsa obat.
➢ Dan terakhir petugas kemudian membuat laporan penerimaan obat.
➢ Kegiatan Penyusunan Obat
Penyusunan obat dilakukan setelah kegiatan penerimaan obat dilakukan.
Penyusunan obat dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh
Depkes dan Pedoman Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai
berikut:
1. Obat disusun berdasarkan abjad (alfabetis) atau nomor
2. Obat disusun berdasarkan frekuensi penggunaan:
• FIFO (First In First Out), yaitu obat yang datang lebih awal harus
dikeluarkanlebih dahulu. Obat lama diletakan dan disusun paling depan,
obat baru diletakkan paling belakang.Tujuannya agar obat yang
pertamaditerima harus pertama juga digunakan, sebab umumnya obatyang
datang pertama biasanyaakan kadaluarsa lebih awal juga.
• FEFO (First Expired First Out) yaitu obat yang lebih awal kadaluarsa
harus dikeluarkan lebih dahulu.
3. Obat disusun berdasarkan volume
• Barang yang jumlahnya banyak ditempatkan dengan sedemikian rupa agar
tidak terpisah, sehingga mudah pengawasan dan penanganannya.
• Barang yang jumlah sedikit harus diberi perhatian/tanda khusus agar
mudah ditemukan kembali. Sangat berguna untuk ruang penyimpanan
yang kecil dan apabila penjaga ruang penyimpanan memiliki pengetahuan
dalam pharmacology.

14
➢ System level
Item yang digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berbeda
disimpanbersamaan.
➢ Frequency of Use
Produk obat yang sering digunakan dansering berpindah tempat dengan
cepat atausering diambil dari penyimpanan disimpan diruangan bagian depan
atau lebih dekat dengan area penggunaan
➢ Randombin
Dengan cara memberi kode pada tempat penyimpanan yang menunjukkan posisi
dan tempat obat tersebut disimpan. Pada sistem ini membutuhkan komputerisasi.
➢ Commodity Coding
Setiap item memiliki artikel sendiri dan kode lokasi. Staff penyimpanan
tidak memerlukan pengetahuan teknis untuk mengetahui bagaimana cara
menggunakan atau menyimpan dari karakteristik item obat tersebut.
➢ Kegiatan Pengeluaran Obat
Pengeluaran obat darigudang tempat penyimpanan dilakukan saat terjadi
permintaan dari unit atau bagian yang membutuhkan. Kegiatan yang dilakukan
saat pengeluaran obat dimulai dari pemeriksaan surat permintaan obat dari unit
atau bagian yang membutuhkan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap stok obat dan tanggal
kadaluwarsa obat yang dibutuhkan sebelum diserahkan ke unit/bagian yang
membutuhkan. Selanjutnya petugas membuat laporan penyerahan obat dan
mencatat sejumlah obat yang dikeluarkan pada kartu stok. Dan terakhir
menyiapkan obat yang dibutuhkan dan menyerahkan kepada unit yang
membutuhkan.
➢ Kegiatan Stock Opname
Stock Opname yaitu merupakan suatu kegiatan pengecekkan terhadap obat
atau perbekalan farmasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah dan
jenisobat yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan pemesanan.
Selain itu untuk mencocokkan antara jumlah obat yang ada dikomputer
dengan yang ada pada catatan kartu stok dan juga stok fisik obat.

15
➢ Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat yang merupakan suatu rangkaian
kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib baik obat yang sudah
diterima, disimpan, dan didistribusikan. Tujuannya yaitu tersedianya data
mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/penggunaan
dan data mengenaiwaktudari seluruh rangkaian mutasi obat. Kegiatan
pencatatan danpelaporan meliputi :
1) Pencatatan penerimaan obat
▪ Formulir rencana penerimaan Merupakan dokumen pencatatan yang
mengenai akan datangnya obat berdasarkan pemberitahuan dari panitia
pembelian.
▪ Buku harian penerimaan barang Dokumen yang memuat catatan
mengenaidata obat yang biasanya harian.
2) Pencatatan penyimpanan
• Kartu persediaan obat barang
3) Pencatatan Kartu Stok Induk
• Kartu stok pertanggal yang diletakkan dekat stok fisik
4) Pencatatan pengeluaran
▪ Buku harian pengeluaran barang dokumen yang memuat semua catatan
pengeluaran baik tentang data obat maupun dokumen catatan obat.
▪ Buku laporan mutasi Buku pengeluaran barang dari gudang ke unit atau
user.
5) Pelaporan
▪ Laporan mutasi barang Laporan berkala mengenai mutasi barang
dilakukantriwulan, persemester atau pun pertahun.
▪ Monitoring dinamika inventor
➢ Pemusnahan Obat
Menurut PerMenkes RI nomor 36 tahun 2014, pemusnahan obat dapan
dilakukan sebagai berikut :
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas

16
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin
praktik atau surat izin kerja.

17
BAB III
GAMBARAN UMUM APOTEK KIMIA FARMA

3.1 Sejarah

Gambar 3.1
KF 525 Kota Baru

PT Kimia Farma adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
merupakan perusahaan industry farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah
NV Hemicalien Handle Rathkam & Co. pada tahun 1958, berdasarkan
kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusaaan Belanda, Pemerintah Republik
Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi Perusahaan
Negara Farmasi (PNF) Bhineka Kimia Farma. Kemudian pada 16 Agustus 1971,
bentuk badan hokum PNF berubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan menjadi PT. Kimia Farma (Persero) ( www.kimiafarma.co.id ).
PT Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan Perseroaan yang
didirikan akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011, KFA
menyediakan layanan kesehatan terintegrasi meliputi layanan farmasi (apotek),
klinik kesehatan, laboratorium klinik dan optic, dengan konsep One Stop Health
Care Solution (OSHcS) sehingga semakin memudahkan masyarakat mendapatkan
layanan kesehatan yang berkualitas.

18
Komposisi pemegang saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk yaitu 99,99% da
Yayasan Kesejahteraan Keluarga Kimia Farma (YKKF) 0,01%
(www.kimiafarma.co.id).
Apotek Kimia Farma di Wilayah Kalimantan Barat terdiri dari 10 Apotek
pelayanan (PP) atau outlet yang dipimpin oleh Business Manager (BM). Adapun
kesepuluh outlet tersebut yaitu Apotek Kimia Farma No. 0032 Tanjung
Pura,Apotek Kimia Farma No. 333 A. Yani 2, Apotek Kimia Farma No. 0371 A.
Yani 1, Apotek Kimia Farma No.477 Sungai Raya Dalam, Apotek Kimia Farma
No. 525 M. Yamin, Apotek Kimia Farma No. 565 Jendral Urip, Apotek Kimia
Farma No. 1022 Jeruju, Apotek Kimia Farma Seruni, Apotek Kimia Farma
Purnama, dan Apotek Kimia Farma Singkawang. Setiap Apotek tidak hanya
melayani penjualan obat saja, namun juga tersedia praktek umum/spesialis. Klinik
Kimia Farma serta pasien BPJS. Business Manager (BM) diwilayah Kalimantan
Barat adalah Apotek Kimia Farma No. 32 Tanjung Pura (www.kimiafarma.co.id).
3.2 Visi dan Misi
Adapun visi dari Apotek Kimia Farma adalah “Menjadi Perusahaan Healthcare
Pilihan Utama yang Terintegritasi dan Menghasilkan nilai yang
Berkesinambungan” Misi dari Apotek Kimia Farma dalah sebagai berikut :
1. Melakukan Aktivitas Usaha dibidang- bidang Industri Kimia dan Farmasi,
Perdagangan dan jaringan Distribusi, Ritel Farmasi dan Layanan Kesehatan
Serta Optimalisasi Aset.
2. Mengelola Perusahaan secara Good Corporate Governance dan Operational
Excellence didukung oleh SDM Profesional.
3. Memberikan Nilai Tambah dan Manfaat Bagi Stakeholder

19
3.3 Struktur dan Personalia
3.3.1 Struktur Organisasi Apotek
Struktur organisasi di apotek kimia farma kota baru terdiri dari 4 orang,yaitu
1 apoteker penanggung jawab, 1 pendamping apoteker dan 2 tenaga teknis
kefarmasian.

Apt. Tita Puspita, S.Farm (Apoteker


Penanggung Jawab)

Muhammad Taufiq, S. Farm (Apoteker


Pendamping)

Sasni Ramayana, A.Md. Farm (Tenaga


Teknis Kefarmasian)

Risa, A.Md. Farm (Tenaga


Teknis Kefarmasian)
Gambar 3. 3 Struktur Organisasi Apotek
3.3.2 Personalia
Apotek Kimia Farma Kota Baru dipimpin oleh seorang apoteker sebagai
Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Dalam melaksanakan tugasnya Apoteker
Penanggung Jawab dibantu oleh 1 orang Apoteker Pendamping (APING) dan 2
orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK). Pelayanan Apotek Kimia Farmasi M.
Yamin dilakukan setiap hari selama 14 jam tidak terkecuali dihari besar maupun
hari libur, yang terbagi dalam dua shift (pagi dan sore). Shift pagi dimulai pada
pukul 08.00-15.00 WIB, sedangkan shift sore dimulai pada pukul 15.00-22.00 WIB.
3.3.3 Lokasi
Apotek kimia farma (KF525) berlokasi dijalan Prof. M. Yamin no.A7,
Pontianak. Apotek kimia farma (KF525) Memiliki lokasi yang cukup strategis
karena berada di didekat area perbelanjaan seperti denah yang terlampir di lampiran
1.
3.3.4 Cakupan Layanan
Di Apotek Kimia Farma secara umum dibagi menjadi dua yaitu resepumum
tunai dan resep kredit. Resep kredit diberikan kepada instansi atau badan usaha
yang telah menjalin kerjasama dengan Apotek Kimia Farma seperti BPJS

20
Kesehatan. Adapun kegiatan yang telah kami lakukan sebagai berikut
1. Menerima resep umum dan BPJS
2. Melakukan pengerjaan resep dokter
3. Menyiapkan obat jadi seperti, tablet, kapsul, sirup, injeksi, dan alkes
4. Belajar membaca resep, menulis etiket, membuat copy resep
5. Melakukan Stock Opname (SO) pada akhir bulan
6. Melakukan penyimpanan dan penyusunan obat pada swalayan danGudang di
apotek
3.3.5 Sarana dan Prasarana
1. Ruang penerimaan resep
2. Ruang pelayanan resep
3. Ruang racik
4. Ruang penyerahan obat
5. Ruang penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habispakai
6. Toilet
7. Komputer
8. Cctv
3.3.6 Alur Pelayanan Resep
1. Alur Pelayanan Resep
Ketika resep datang ke apotek, maka apoteker akan melakukan skrining
terhadapresep. Hal ini bertujuan untuk memastikan resepnya legal, sesuai, dan
mengandung komponen resep yang jelas dan lengkap. Lalu resep diberi harga
jika pasien setuju maka dilakukan pembayaran dan apoteker menyiapkan obat
dan memeriksa kembali obat tersebut lalu melakukan PIO dan konseling pada
pasien lalu melakukan pemantauan penggunaan obat. Jika pasien tidak setuju
maka diajukan obat alternatif yang lebih murah. Alur pelayanan resep di Kimia
Farma dapat dilihat pada gambar 3.3.1

21
Resep datang

Skrining resep

Resep diberi harga

Pasien tidak setuju Pasien setuju

Pasien datang dengan permintaan obat Pembayaran


tertentu atau dengan keluhan tertentu
laluberkonsultasi dengan Apoteker/AA
untukmenentukan obat yang sesuai

Penyiapan peracikan obat

Pasien setuju

Pemeriksaan tahap akhir

Pemberian PIO,
konseling, edukasi

Monitoring penggunaan obat

Gambar 3.3.1 Alur Pelayanan Resep

22
2. Alur Pelayanan Non-Resep
Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien yang ingin
melakukan pengobatan sendiri, dikenal dengan swamedikasi. Ketika pasien
datang dengan permintaan obat tertentu atau dengan keluhan tertentu lalu
berkonsultasi untuk menetukan obat yang sesuai lalu melakukan
pemeriksaan stok obat dan harga, jika pasien setuju dilakukan pembayaran
oleh pasien lalu apoteker menyiapkan dan mengemas obat lalu dicek lagi
obatnya dan serahkanobat kepada pasien dan melakukan PIO,konseling dan
edukasi. Jika pasien tidak setuju diajukan obat alternatif lain yang lebih
murah. Alur pelayanan non-resep di Kimia Farma dapat dilihat pada gambar
3.3.2

Pasian dating dengan permintaan obat


tertentu atau dengan keluhan tertentu
lalu berkonsultasi dengan Apoteker/AA
untuk menentukan obat yang sesuai

Pemeriksaan Stok obat


danharga

Pasien tidak setuju Pasien setuju

Diajukan obat alternative Dilakukan pembayaran


dengan jenis, jumlah
item, merk, dan harga
yang sesuaidengan Penyiapan obat
keinginan pasien

Pengemasan obat

Pemeriksaan Akhir

Penyerahan obat

Pemberian PIO, koseling,


edukasi
Gambar 3.3.2 Alur Pelayanan Non-Resep

23
3.4 Pengelolaan Obat
Pengelolaan perbekalan farmasi terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:
A. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola
konsumsi, budaya dankemampuan masyarakat.
B. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturanperundang-
undangan.
C. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
D. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harusdicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurangkurangnya memuat nama Obat, nomor
batch dantanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
4. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out)
E. Pemusnahan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yangmengandung
narkotika atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Pemusnahan Obat selain narkotika dan
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh

24
tenaga kefarmasianlain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
F. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuaikebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
sekurangkurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluarandan sisa persediaan.
G. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan
terdiri dari pelaporaninternal dan eksternal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan
eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputipelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.

25
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di Apotek Kimia Farma M.


Yamin berlangsung selama 1 bulan mulai dari tanggal 19 Agustus – 15 September
2023. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di Apotek KimiaFarma
M. Yamin dibagi menjadi 2 shift yaitu shift pertama pukul 08.00- 15.00 dan shift
kedua pukul 15.00- 22.00.
Pada Apotek Kimia Farma Kota Baru terdapat tempat pelayanan kefarmasian
(bukan hanya menjual obat) oleh apoteker. Diberikan secara langsung serta
tanggung jawab kepada pasien yang berhubungan dengan sediaan farmasi, hal ini
dimaksudkan bisa memperoleh pencapaian hasil yang pasti guna peningkatan
kualitas hidup pasien. Pada tempat pelayanan Apotek Kimia Farma Kota Baru
terdapat tempat pengelompokan obat sesuai dengan fungsinya masing- masing
seperti food dan snack, food suplement, dan milk dan nutrions. Seperti dilampiran
2.
4.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Adapun hal-hal yang termasuk dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
di Apotek Kimia Farma M. Yamin adalah sebagai berikut :
4.2 Perbekalan Praktek Kerja Lapangan
Pada tahap perbekalan ini mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapangan diberi
pengarahan berkenaan dengan gambaran umum Apotek Kimia Farma pada
umumnya. Selain itu juga berbagai hal tentang bidang kerja, fasilitas kerja dan iklim
kerja di Apotek Kimia Farma sehingga dapat dijadikan titik awal untuk
menyesuaikan diri terhadap dunia kerja. Perbekalan mahasiswa juga di isi dengan
berbagai hal berkenaan dengan tugas dan tanggung jawab serta hal sebagai
mahasiswa Praktek Kerja Lapangan. Komunikasi kerja yang efektif mendapat
penekanan khusus untuk kelancaran dan keberhasilan praktek kerja lapangan.
4.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Aktivitas mahasiswa yang menempuh Praktek Kerja Lapangan di Apotek
Kimia Farma M. Yamin dilaksanakan selama 1 bulan. Adapun aktivitas atau

26
kegiatan yang dilaksanakan oleh Peserta Praktek Kerja Lapangan di Apotek Kimia
Farma M. Yaminadalah sebagai berikut :
1. Mempelajari Struktur organisasi di Apotek beserta tugas pokok dan fungsi
masing masing Struktur Organisasi di Apotek Kimia Farma M. Yamin terdapat
1 orang Apoteker Penanggung Jawab, 1 orang Apoteker Pendamping dan 2 Tenaga
Teknis Kefarmasian.
2. Alur pembukuan di apotek berupa surat pesanan yang terdiri dari 2 rangkap
yaitu arsip apotek dan untuk PBF, faktur terdapat 2 rangkap yaitu untuk arsip
apotek dan untuk kantor BM (Bussiness Manager) untuk pembayaran, resep
penjaminan kredit dicopy 2 rangkap untuk arsip di apotek dan untuk kantor BM
(Business Manager) untuk penagihan.
3. Pencatatan kartu stok dan pengarsipan surat pesanan (narkotika, psikotropika,
OOT, perkursor dan obat bebas). Kartu stok adalah pencatatan transaksi keluar
masuk satu item obat. Adapun yang terdapat pada kartu stok adalah tanggal,
bulan, tahun, sisa stok obat, paraf, No. Batch dan Expired Date. Di Apotek
Kimia Farma M. Yamin terdapat beberapa jenis obat meliputi obat bebas, obat
bebas terbatas, obat keras, dan prekursor. Contoh obat bebas yaitu Paracetamol,
OBH, Vitamin C. Contoh obat bebas terbatas yaitu Antimo. Contoh obat keras
yaitu golongan Antibibotik. Contoh prekursor yaitu tremenza. Di apotek kimia
farma kota baru tidak ada obat psikotropika dan narkotika karena tidak ada
permintaan resep psikotropika dan nartotika. seperti dilampirkan dilampiran 3.
4. Pengamatan fakur obat atau barang Faktur penjualan obat adalah sebuah cek
tagihan yang menjadi sebuah bukti tertulis dari pelayan farmasi tentang daftar
obat yang dibeli. Daftar tersebut berisikan nama barang yang beli, jumlah
barang tersebut, hingga harga yang akan di bayar. faktur penjualan obat
selayaknya berisi alamat apotek (Nama apotek, surat izin apotek, nomor
telepon dan email atau website yang apotek miliki), selanjutnya juga harus
tertulis nama pelanggan, alamat dan nomor telepon aktif pembeli tersebut.

27
Juga tak lupa terdapat nama kasir yang melakukan transaksi, tanggal
pembelian, nomor faktur, dan metode pembayaran. faktur penjualan obat juga
berisi nama barang yang terjual, kuantiti obat tersebut, Batch dan ED, nominal
harga yang terbayar, apakah ada diskon atau tidak dan subtotal.Subtotal harga
juga berisikan pajak dan diskon. Lalu pada bagian bawah faktur penjualan obat
juga berisi catatan dan terakhir, tanda tangan penerima dan apotek yang
bersangkutan.
Terdapat beberapa fungsi utama yang terkandung dalam sebuah faktur
penjualan, yaitu:
- Sebagai Informasi atau bukti dari obat yang sudah terbeli oleh masyarakat
dan sebagai bukti pendataan untuk apotek sendiri bahwa suatu obat sudah
terbeli secara sah.
- Sebagai bukti tagihan yang apotek terapkan untuk suatu obat yang akan
pelanggan beli. Tentu saja ini akan menjadi bukti nyata jika ada sesuatu
barang yang tercantum tidak sesuai pesanan.
- Sebagai rujukan untuk pembukuan keuangan apotek bahwa suatu barang
sudah sah terjual. Bisa juga digunakan sebagai rujukan untuk pembukuan
informasi suatu obat bahwa jumlah obat tersebut berkurang dari stok.
Contoh Faktur Penjualan Obat akan dilampirkan di lampiran 5.
5. Membedakan indikasi obat dalam pemilihan obat dan menghindari duplikasi
obat
Diapotek Kimia Farma Kota Baru kami membedakan indikasi obat sesuai
dengan tempatnya. Seperti obat captopril di tempatkan di etalase obat
kardiovaskular dan obat ranitidine di tempatkan di etalase obat gastro. Hal ini
agar tidak terjadi duplikasi obat.
6. Cara pengarsipan resep
Pengarsipan resep adalah aktivitas pengurutan, pengelompokan,pencatatan dan
penyimpanan resep. Cara pengarsipan resep di apotek kimia farma kota baru
dengan cara resep disimpan berdasarkan nomor urut per hari. Kemudian resep
aslinya di fotokopi dan resep yang di fotokopi di staples bersama dengan struk
pembelian. Kemudian di buat bundelan perbulan.

28
7. Alur perencanaan obat, pengadaan obat, seleksi obat serta penerimaan dan
penyimpanan obat. Perencanaan pengadaan obat serta seleksi obat berdasarkan data
pareto atau penjualan pada 3 bulan sebelumnya dan daftar obat yang terdapat pada
buku defekta. Kegiatan pengadaan barang di Apotek dilakukan melalui Apotek BM
dengan sistem POS secara online menggunakan web pentar. id. Proses penerimaan
barang dilakukan oleh petugas apotek dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap
kesesuaian barang yang diterima terhadap faktur yang meliputi nama barang,
kemasan, jumlah barang, tanggal kadaluarsa (expired date), nomor batch dan kondisi
barang serta harga barang. Penyimpanan obat dapat dipisahkan berdasarkan suhu, efek
farmakologi, bentuk sediaan, FEFO dan FIFO. Di apotek juga dilakukan swamedikasi,
swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan untuk
mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata. Pasien datang ke Apotek kemudian
menyampaikan keluhan yang dirasakan kepada apoteker maupun TTK, kemudian
dipilihkan obat yang cocok untuk pasien tersebut.
8. Melayani resep dokter serta memberikan informasi obat Resep adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker atau farmasis untuk
membuat dan menyerahkan obat kepada pasien. Dalam resep tersebut terdapat
nomor urut resep, identitas dokter yang menulis resep, identitas pasien,
informasi obat dan legalitas.
9. Mampu menilai kondisi perbekalan farmasi yang diterima (baik/rusak)
Diapotek Kimia Farma Kota Baru kami melakukan pengecekan obat dengan
melihat kondisi dari obat. Apakah obat dapat diterima atau tidak.
10. Menuliskan Etiket
Penulisan etiket adalah cara menuliskan etiket sesuai dengan resep dan aturan
yang berlaku. Untuk menjamin ketepatan pemberian obat kepada pasien dan
untuk meningkatkan keselamatan pasien. Diapotek Kimia Farma Kota Baru
kami menuliskan etiket untuk pasien BPJS dan PRB. Etiket di apotek kimia
farma kota baru dapat dilihat pada lampiran 6.

29
11. Pemusnahan Resep
Pemusnahan resep adalah kegiatan untuk memusnahkan resep yang telah
tersimpan selama lima tahun. Hal ini agar tetap terjamin kerahasiannya.
Diapotek Kimia Farma Kota Baru kami tidak mendapatkan pemusnahan resep
karena keterbatasan waktu.
12. Menelaah Obat ED (Expired Date)
Diapotek Kimia Farma Kota Baru kami melakukan pengecekan obat ED
(Expired Date) dengan cara melihat ED pada kemasan obat. Jika terdapat obat
yang ED (Expired Date) nya sudah mendekati, maka obat dipisahkan agar obat
diberikan terlebih dahulu.
13. Pengelompokkan Obat Berdasarkan Bentuk Sediaan
Setiap Apotek tentunya menerapkan hal ini karena mengelompokkan obat
berdasarkan bentuk sediaan. karena sangat penting dan berpengaruh terhadap
sediaan obat tersebut. Di Kimia Farma Kota Baru kami melakukan
pengelompokkan obat berdasarkan bentuk sediaan.
14. Mengecek obat sesuai surat pesanan regular
Digunakan untuk memesan obat bebas, bebas terbatas, obat keras, alkes, dan
perbekalan farmasi lainnya. Terdiri dari dua rangkap, rangkap pertama untuk
PBF, rangkap kedua untuk arsip apotek atau digunakan untuk mencocokkan
saat barang datang. Digunakan untuk memesan sediaan yang tidak termasuk
prekursor farmasi dan OOT. Dimana dalam surat pesanan tersebut berisi nama
obat, jumlah yang akan di pesan, dan keterangan. Obat yang datang pastinya
harus di cek terlebih dahulu, sesuai atau tidak dengan surat pesanan. Pada surat
pesanan dilakukan pengecekan nama obat, posologi obat, jumlah obat, no. bets,
dan ED (Expired Date) obat. Contoh surat pesanan regular seperti dilampiran
7.
15. Mengecek obat sesuai surat pesanan prekursor
Digunakan untuk memesan obat yang mengandung prekursor yaitu
pseudoefedrine, phenylpropanolamin, ephedrine, dll. Surat pesanan tersebut
terdiri dari dua rangkap, satu rangkap untuk PBF, rangkap kedua untuk arsip
apotek. Dimana dalam surat pesanan tersebut berisi nama obat yang
mengandung prekursor farmasi, zat aktif prekursor, bentuk dan kekuatan
sediaan obat, satuan, jumlah, dan keterangan. Dimana dalam surat pesanan
tersebut berisi nama obat, jumlah yang akan di pesan, dan keterangan. Obat yang
30
datang pastinya harus di cek terlebih dahulu, sesuai atau tidak dengan surat pesanan.
Pada surat pesanan dilakukan pengecekan nama obat, posologi obat, jumlah obat, no.
bets, dan ED (Expired Date) obat. Contoh surat pesanan prekursor dapat dilihat
dilampiran 8.
16. Mengecek obat sesuai surat pesanan obat-obat tertentu
Digunakan untuk memesan obat-obatan yang mengandung obat-obatan
tertentu misalnya Amitriptillin, Tramadol, Dextromethorphan, Trihexypenidil,
Chlorpromazine dll. Surat pesanan tersebut terdiri dari dua rangkap, rangkap
pertama untuk PBF dan rangkap kedua untuk arsip apotek . Dimana dalam surat
pesanan tersebut berisi nama obat, jumlah yang akan di pesan, dan keterangan. Obat
yang datang pastinya harus di cek terlebih dahulu, sesuai atau tidak dengan surat
pesanan. Pada surat pesanan dilakukan pengecekan nama obat, posologi obat, jumlah
obat, no. bets, dan ED (Expired Date) obat. Contoh surat pesanan obat-obat tertentu
dapat dilihat dilampiran 9.
17. Mendeteksi penulisan jumlah perbekalan farmasi yang kurang sesuai
Diapotek Kimia Farma Kota Baru kami sering mengalami kesalahan dalam
pengambilan jumlah obat. Dari sini kami faham bahwasannya mendeteksi jumlah
perbekalan farmasi sangatlah penting. Karena jika terjadi kesalahan maka dapat
merugikan pasien.
18. Mendeteksi penulisan kekuatan bat yang kurang sesuai
Diapotek Kimia Farma Kota Baru kami sering mengalami kesalahan dalam
pengambilan melihat posologi obat, karena kesalahan kami kurang teliti. Dari
sini kami faham bahwasannya mendeteksi penulisan yang ada pada resep
sangatlah penting. Karena jika terjadi kesalahan maka dapat merugikan pasien.

31
19. Membantu apoteker dalam pemilihan perbekalan farmasi
Kami juga terlibat dalam pemilihan perbekalan farmasi diapotek. Apoteker
diapotek Kimia Farma Kota Baru melibatkan kami dalam hal ini agar kami bisa
belajar dan lebih mudah mengingat perbekalan farmasi.
20. Cara pembuatan copy resep
Diapotek kimia farma kota baru jarang sekali menggunakan copy resep. sistem
di apotek kimia farma kota baru jika obatnya tidak ada atau kurang, pasien akan
di data lalu di catat nomor HP dan dimasukkan digrup kimia farma kota baru,
jika obat sudah ada, pasien akan di telpon atau dichat pribadi dan pasien
mengambil obatnya. Contoh copy resep dilampirkan dilampiran 10.
21. Menghitung dosis dan cara meracik obat
Diapotek kimia farma kota baru tidak ada resep racikan dikarenakan dalam
masa perpindahan tempat tetapi kami mendapatkan tugas menghapalkan nama
generik obat berserta fungsi obat dan nama paten obat. Menghitung dosis obat,
cara kerja pembuatan obat puyer, membuat copy resep dan membuat etiket.
Tugas hapalan obat generik dan paten dapat dilihat pada lampiran 11.
22. Membuat brosur atau leaflet yang berkaitan dengan pelayanan kefarmasian
Untuk memenuhi syarat penilaian kami membuat brosur yang berkaitan
dengan pelayanan kefarmasian. Dengan ini membuat kami mampu
mengaplikasikan ilmu yang kami dapakan selama PKL. Pembuatan tugas
brosur mengenai pelayanan kefarmasian dapat dilihat pada lampiran 12

4.4 Kendala yang Dihadapi Dalam Kegiatan PKL


Dalam melaksanakan PKL ini kami tidak lepas dari berbagai masalah.
Adapun masalah-masalah yang kami hadapi di Apotek Kimia Farma M. Yamin
yaitu:
• Harus beradaptasi dengan lingkungan apotek
• Kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami selaku pelaksana pembaca resep
dokter.
• Tidak ada resep racikan dikarenakan apotek kimia farma kota baru dalam masa
perpindahan tempat jadi tidak menerima resep racikan.
• Kurang terlatih dalam pengambilan obat di rak obat, karena belum terbiasa
sehingga dalam penyiapan obat sedikit lama.

32
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan di Apotek Kimia
Farma M. Yamin yang dimulai pada tanggal 19 Agustus - 15 September 2023 maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa mampu meningkatkan, memperluas, dan memantapkanketerampilan
yang bisa membentuk kemampuan mahasiswa, sebagai bekaluntuk memasuki
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan program studi yang
ditetapkan.
2. Mahasiswa melakukan kegiatan penyelenggaraan program Kesehatan
masyarakat secara keseluruhan baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis,
maupun sosial budaya.
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara
terpadu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian diApotek.
4. Mahasiswa memahami peran dan tugas sebagai seorang Asisten Apoteker, dan
mengetahui pelayanan dan pengelolaan obat seta perbekalan farmasi di Apotek
mulai dari administrasi sampai pelayanan obat ke pasien.

5.2 Saran
Diharapkan agar kerjasama antara Akademi Farmasi Yarsi Pontianak dengan
PT. Kimia Farma lebih ditingkatkan dengan banyak memberi peluang dan waktu
yang lebih lama kepada mahasiswa untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aditama Tjandra Yoga, 2015, Manajemen Administrasi Rumah Sakit, edisikedua,


Jakarta: UI-Press

Alim, Nur. 2013. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik dan
Obat Paten di Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. STIKES Nani
Hasanuddin Makasar. Sulawesi Selatan. ISSN: 2302-1721.

Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta

Apotek Online Kimia Farma. 2010. Visi dan Misi. Tersedia dalam
http://www.kimiafarmaapotek.com/index.php/Profile-KFA/Visi-
Misi.html [diakses pada 29 Maret 2014]

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pedoman Monitoring Efek Samping
Obat (MESO) Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: BPOM. 2012.

Chaerunnisa, Anis Yohana. (2009). Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran:


Bandung

DepKes RI. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas . Jakarta
: Departemen Kesehatan RI.

FDA. 2016., Medication Guide for Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs


(NSAIDs). www.fda.gov. Diakses tanggal 8 Oktober 2016

Febriawati, H. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit.Cetakanpertama.


Yogjakarta: Gosyen Publishing.

Hartini, Y.S, dan Sulasmono, 2006, Apotek : Ulasan Beserta Naskah Peraturan
Perundang-undangan Terkait Apotek, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.

Hartini, Y. S., dan Sulasmono, 2007, Apotek : Ulasan Beserta

Naskah Peraturan Perundang-Undangan Terkait Apotek Term asuk Naskah dan


Ulasan Permenkes tentang Apotek Rakyat, Penerbit Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.

Imas N R. Sri S W. Faktor pelayanan dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di


Pelayanan Kesehatan. PoltekKes Bhakti Mulia. Sukoharjo.

Kasibu. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat dengan Tindakan


Pemakaian Obat Resep dn Tanpa Resep Dokter di Kelurahan Kota
Maksum II Kecamatan Medan Area. Fakultas Kedokteran Univrsitas
Sumatra Utara.

34
Kemenkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 51 Tahun2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9


Tahun 2017 tentang apotek. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

Palupiningtiyas, Retno. 2014. Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Gudang


Farmasi Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun2014. Skripsi. FKIKUIN.
Jakarta.

Permenkes, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor72


Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Rumah sakit.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

World Health Organization. WHO farmakovigilans indicators: a practical manual


for the assessment of farmakovigilans systems. 2015.

35
LAMPIRAN

Lampiran 1. Denah Lokasi Apotek Kimia M. Yamin (371)

36
Lampiran 2. Tempat Pelayanan

36
Lampiran 3. Contoh kartu stok

37
Lampiran 4. Copy Resep

38
Lampiran 5. Contoh Faktur

39
Lampiran 6. Etiket Putih dan Biru

40
lampiran 7. Contoh Surat Pesanan Reguler

41
Lampiran 8. Contoh Surat Pesanan Prekursor

42
Lampiran 9. Contoh surat pesanan obat-obat tertentu

43
Lampiran 10. Contoh Copy Resep

44
Lampiran 11. Tugas

45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Lampiran 12 Tugas brosur
Dian fatimatus salwa

Nur Amaliah

58
Boni

Sella silfia

59
Salsa

Effendi Nursalim

60
Zulfa

61

Anda mungkin juga menyukai