DI APOTEK
Disusun oleh :
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Borneo Lestari
Disetujui oleh :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker
STIKES Borneo Lestari
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
Farma 750 (Gambut) yang berlangsung pada tanggal 4 april – 14 Mei 2021 dapat
merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari untuk memperoleh gelar Apoteker
informasi serta dukungan moril. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Apt. Farah Eka Putri Wisuda, S.Farm Selaku Preseptor Apotek Kimia
2. Ibu Apt. Sari Wahyunita, M. Farm sebagai pembimbing PKPA di Apotek yang
iii
4. Rekan-rekan Mahasiswa Program Study Profesi Apoteker Angkatan IV
Banjarbaru
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
pelaksanaan PKPA.
laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
laporan lebih lanjut. Akhir kata, semoga ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh
selama Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma 750
(Gambut) dapat berguna bagi calon Apoteker untuk terjun ke masyarakat dalam
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN ......................................................................................................... x
1.2 Tujuan................................................................................................... 3
1.3 Manfaat................................................................................................. 3
v
2.5. Pelayanan Apotek ............................................................................... 25
3.1.2. Visi dan Misi Apotek Kimia farma 750 (Gambut) ................... 42
vi
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 62
4.1. Kesimpulan......................................................................................... 62
LAMPIRAN .......................................................................................................... 66
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Skrining Resep 1 ............................................................................... 67
Lampiran 2. Skrining Resep 2 ............................................................................... 71
Lampiran 3. Skrining Resep 3 ............................................................................... 74
Lampiran 4. Skrining Resep 4 ............................................................................... 79
Lampiran 5. Skrining Resep 5 ............................................................................... 83
Lampiran 6. Gambar Tampak Depan Apotek Kimia farma 750 (Gambut) .......... 89
Lampiran 7. Denah Apotek ................................................................................... 97
Lampiran 8. Penyimpanan Obat Pareto ................................................................ 98
Lampiran 9. Penyimpanan Obat BPJS .................................................................. 99
Lampiran 10. Penyimpanan Sediaan Sirup ......................................................... 100
Lampiran 11. Penyimpanan Obat pada suhu 2-8°C ............................................ 101
Lampiran 12. Penyimpanan Obat Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor ......... 102
Lampiran 13. Lembar Copy Resep, Swamedikasi, dan Etiket ............................ 103
Lampiran 14. Etiket Pemakaian Oral dan Etiket Pemakaian Topikal................. 104
Lampiran 15. Lembar Kwitansi dan Bon Penyerahan Obat ............................... 104
Lampiran 16. Contoh Surat Pesanan ................................................................... 105
Lampiran 17. Contoh Faktur ............................................................................... 106
Lampiran 18. Penyerahan Obat dan Konseling................................................... 107
Lampiran 19. Pemberian Informasi Obat ............................................................ 109
ix
RINGKASAN
Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) merupakan Badan Usaha Milik Negara
kimia farma melayani pasien dengan membawa resep dan non resep, menyediakan
x
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara produktif secara sosial dan
ekonomis (UU No.36 Tahun 2009), merupakan suatu kebutuhan sekaligus hak
bagi setiap warga negara Indonesia yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945.
apotek harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai (BMHP) yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau
serta mengacu pada Permenkes nomor 73 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di apotek.
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Standar
(Permenkes, 2016).
1
2
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari pelayanan
obat (Drug Oriented) menjadi pelayanan pada pasien (Patient Oriented) yang
obat yang rasional serta memastikan bahwa terapi yang diberikan adalah yang
penting dalam menjalankan fungsi apotek berdasarkan nilai bisnis maupun fungsi
(PSPA) Stikes Borneo Lestari bekerja sama dengan PT. Kimia Farma Apotek
kurang lebih 1 (satu) bulan yaitu pada tanggal 03 Mei – 29 Mei 2021. Kegiatan
3
1.2 Tujuan
apotek.
pengembangan apotek.
1.3 Manfaat
yang profesional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Apotek rumah sakit adalah apotek yang hanya melayani resep-resep dari
rumah sakit harus jelas mencantumkan nama rumah sakit serta bagian
pelayanan fungsional seperti poli penyakit dalam, poli syaraf, poli anak,
b. Apotek Umum
Apotek umum atau swasta merupakan apotek yang dapat melayani resep
pribadi dan semua resep dokter, juga dapat melayani resep rumah sakit
apabila apotek rumah sakit tidak tersedia obat yang diresepkan. Apotek
umum juga dapat melakukan penjualan obat bebas dan obat bebas terbatas.
5
6
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
dari pemilik modal baik perorangan maupun perusahaan dalam hal ini pekerjaan
Kabupaten/Kota berupa Surat izin Apotek (SIA) yang berlaku selama 5 (lima)
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima permohonan
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
menggunakan BAP sebagai pengganti SIA. Masa berlaku SIA mengikuti masa
mengeluarkan surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja
dapat dilengkapi paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat penundaan
diterima.
pelayanan kefarmasian.
b. Bangunan
Bangunan apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi sebagai:
- Penerimaan resep
9
- Konseling
- Arsip
- Instalasi listrik
- Rak obat
- Lemari pendingin
- Meja
- Kursi
- Komputer
kebutuhan
10
Sarana, prasarana dan peralatan harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi
dengan baik.
d. Ketenagaan
dapat dibantu oleh apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dan/atau
tenaga administrasi. Apoteker dan TTK wajib memiliki surat izin sesuai
kriteria :
1. Persyaratan Administrasi
berkesinambungan.
atau mandiri.
11
b. Memudahkan perencanaan
d. Memudahkan pengawasan
e. Memudahkan pengendalian
Tingkat keberhasilan dari pendirian suatu apotek ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain :
a. Manajemen
b. Kualitas pelayanan
d. Kualitas karyawan
2. Faktor eksternal
12
a. Pertumbuhan pasar
b. Pesaing
c. Pemasok
d. Peraturan pemerintah
1. Bagi pengusaha
2. Bagi kreditor
Sebagai pedoman bahan kajian layak tidaknya kredit yang akan diberikan
3. Bagi investor
Proses pembuatan studi kelayakan terdiri dari 5 (lima) tahap dalam pembuatannya
yaitu :
1. Penemuan gagasan
Lima kriteria sebuah gagasan : untung, sesuai dengan visi, sumber daya
2. Penelitian lapangan
13
menyimpulkan data).
3. Evaluasi
Lima poin penting dalam usulan proyek : preface, analisis teknis, analisis
4. Rencana
b. Mengurus perizinan
c. Membangun/mmerehabilitasi gedung
d. Merekrut karyawan
f. Memulai operasional
5. Realisasi
Ada beberapa aspek yang menjadi penilaian dalam studi kelayakan yaitu :
memperoleh keuntungan atau kerugian, dan mengetahui besar profit yang diterima
14
perusahaan. Laporan laba rugi ini diperoleh dari hasil pengurangan pendapatan
dengan biaya operasional, depresiasi, bunga pinjaman, dan pajak. Besarnya pajak
ditentukan oleh ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang nomor 2008, tarif
Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Badan yaitu sebesar 10% mulai tahun 2015
dari EBT (Earning Before Tax). Keuntungan setelah pajak (Earning After Tax)
merupakan laba yang sebenarnya dari implementasi produk selama 1 (satu) tahun
2. Cash Inflow
Nilai estimasi net inflow didapatkan dari selisih antara cash inflow dengan
cash outflow. Apabila nilainnya positif maka disebut net inflow, sedangkan
NVP adalah selisih antara arus kas masuk dengan arus kas keluar dengan
(MARR). NVP ini juga merupakan salah satu dari metode pengukuran kriteria
kelayakan. Suatu investasi dikatakan layak apabila NVP > 0 (bernilai positif)
suatu proyek/bisnis. Apabila angka IRR yang didapatkan lebih besar dari pada
Minimum Atractive Rate of Return (MARR), maka usaha layak untuk dijalankan
diperlukan arus kas masuk sama dengan arus kas keluar, serta menyajikan
Indikatornya :
diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai laba
Indikatornya :
- Bila ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka usaha layak
dijalankan
16
- Bila ROI yang diperoleh < dari bunga pinjaman, maka usaha tidak layak
untuk dijalankan
- Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka usaha boleh dijalankan
di apotek, bahwa sumber daya manusia di apotek adalah Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK) yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin
kriteria :
1. Persyaratan Administrasi
berkesinambungan.
1. Pemberi Layanan
berkesinambungan.
2. Pengambil Keputusan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Komunikator
kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus
4. Pemimpin
keputusan.
5. Pengelola
18
informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang
Development/CPD).
7. Peneliti
apotek dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai serta kelancaran praktik pelayanan kefarmasian. Sarana dan prasarana
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh
pasien.
2. Ruang Pelayanan Resep dan Peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
a. peralatan peracikan
b. timbangan obat
d. sendok obat
f. lemari pendingin
g. termometer ruangan
ruang pelayanan dan peracikan di atur sedemikian rupa agar mendapatkan cahaya
dan sirkulasi udara yang cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin ruangan (air
conditioner).
4. Ruang Konseling
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling,
19
5. Ruang Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
a. Kondisi sanitasi
b. Temperatur
c. Kelembaban
d. Ventilasi
a. Rak/lemari obat
b. Pallet
c. Pendingin ruangan
d. Lemari pendingin
6. Ruang Arsip
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
20
meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan,
1. Perencanaan
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
2. Pengadaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
4. Penyimpanan
a. Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
b. Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
21
c. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
e. Pengeluaran obat memakai sistem First Expired First Out (FEFO) dan
a. Obat kedaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita
22
c. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
e. Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan terhadap
6. Pengendalian
pesanan atau pengadaan, penyimpanan, dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik.
kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengadaan (surat pesanan,
23
faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan
lainnya.
Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih lanjut oleh
Direktur Jendral.
a. Administrasi Umum
Undang Nomor 5 tahun 1997 yakni pabrik obat, Pedagang Besar Farmasi (PBF),
dan psikotropika. Laporan narkotika dan psikotropika dilaporkan setiap bulan dan
24
pencatatan narkotika dan psikotropika menggunakan buku register narkotika dan
b. Administrasi Pelayanan
selama 5 (lima) tahun, resep yang mengandung narkotik harus dipisahkan dari
resep lainnya dan dicatat pada buku register narkotika dan psikotropika. Resep
yang telah disimpan 5 (lima) tahun ke atas dapat dimusnahkan oleh apoteker
atau cara pemusnahan yang lain dengan berita acara pemusnahan resep yang
Obat OTC terdiri atas obat-obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter,
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual secara bebas baik di warung, toko obat,
maupun apotek. Pemakaian obat bebas ditujukan untuk mengatasi penyakit ringan
sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan, hal ini dikarenakan jenis zat
aktif pada obat bebas relatif aman. Efek samping yang ditimbulkan juga minimum
dan tidak berbahaya. Karena semua informasi penting untuk swamedikasi dengan
25
26
obat bebas tertera pada leaflet kemasan, maka disarankan pembelian obat dengan
kemasan produk sehingga pembeli dapat mengetahui tentang obat yang diminum.
Logo khas obat bebas adalah tanda berupa lingkaran hijau dengan garis tepi warna
adalah tanggal kedaluarsa obat, baca keterangan obat yang terdapat pada leaflet,
kontraindikasi dan efek samping yang mungkin terjadi. Contoh obat golongan
yang artinya waspada. Diberi nama obat bebas terbatas karena ada batasan jumlah
dan kadar zat aktifnya. Seperti obat bebas, golongan obat bebas terbatas mudah
didapatkan karena dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Meskipun
begitu idealnya obat ini hanya dijual di apotek atau toko obat berizin yang
dikelola oleh minimal asisten apoteker dan harus dijual dengan bungkus dan
kemasan aslinya. Hal tersebut disebabkan karena obat ini termasuk dalam obat
27
keras, artinya obat bebas terbatas aman hanya jika digunakan sesuai dengan
petunjuk. Oleh karena itu, obat bebas terbatas dijual dengan di cantumkan
beberapa tanda peringatan dan informasi memadai bagi masyarakat luas. Obat ini
ditandai dengan lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam (Depkes, 2006).
Obat bebas terbatas terdapat tanda peringatan “P” pada kemasan atau
labelnya. Disebut obat bebas bebas terbatas karena ada batasan penggunaan dan
batasan kadar zat aktifnya. Macam-macam tanda peringatan obat bebas terbatas
adalah golongan obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien
tanpa resep dokter dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Obat yang dapat
dengan usia dibawah 2 (dua) tahun dan lanjut usia diatas 65 (enam puluh
lima) tahun.
kelanjutan penyakit.
c. Penggunaan tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus
Indonesia.
sampai saat ini sudah ada 3 (tiga) daftar yang diperbolehkan penyerahannya tanpa
Obat keras adalah obat yang hanya boleh dibeli atau didapatkan dengan
menggunakan resep dokter, dimana pada kemasan primernya terdapat tanda bulat
29
berwarna merah dengan huruf “K’ didalam lingkaran yang menyentuh garis tepi.
Obat yang masuk golongan obat ini adalah obat yang digunakan secara parenteral,
baik dengan cara disuntikkan maupun dengan cara pemakaian lain dengan
merobek jaringan, obat baru yang belum tercantum dalam farmakope terbaru yang
berlaku di Indonesia serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
1. Narkotika Golongan I
30
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
2. Narkotika Golongan II
sebagai pilihan terakhir selain itu dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
d. Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dari resep lain.
e. Jika pasien hanya menebus 1/2 (setengah) dari jumlah yang diresepkan,
tersebut, tetapi salinan resep tersebut hanya dapat ditebus di apotek yang
f. Jika pasien berada di luar kota, maka salinan resep tidak dapat ditebus,
pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
1. Psikotropika Golongan I
2. Psikotropika Golongan II
ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah golongan I (BNN, 2019).
4. Psikotropika Golongan IV
kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang lain, namun tetap saja apabila
d. Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dari resep lain.
Jika pasien hanya menebus 1/2 (setengah) dari jumlah yang diresepkan, maka
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
33
obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai
alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek
samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat
dan lain-lain.
masyarakat (penyuluhan)
obat :
1. Topik pertanyaan
34
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti
laboratorium)
5. Uraian pertanyaan
6. Jawaban pertanyaan
7. Referensi
2.5.7. Konseling
dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/ atau
fenitoin, teofilin).
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan
questions, yaitu
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian obat anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah
35
3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
penggunaan obat
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan mamaksimalkan efikasi dan
3. Adanya multidiagnosis
36
Kegiatan dalam melakukan PTO :
terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi;
kesehatan lain
obat yang tidak tepat, overdose, under dose, terjadinya ROTD atau
6. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
37
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, dan terapi atau modifikasi
fungsi fisiologis.
(Permenkes, 2016).
Pajak adalah konstribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
tidak mendapatkan imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan negara serta
kemakmuran rakyat.
PPN adalah pajak yang harus dibayar apotek pada setiap pengadaan atau
pembelian sediaan farmasi dan BMHP dari distributor (PBF). Besaran PPN adalah
10%.
38
39
ukuran, jumlah iklan, dan wilayah pemasangan reklame. Apabila iklan apotek <
25% dari reklame pabrik, apotek tidak dibebani membayar pajak reklame. Jenis
PBB adalah pajak atas tanah dan bangunan apotek, besarnya pajak
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri. Besarnya PPh 21 dihitung
diperoleh wajib pajak badan dalam negeri dalam bentuk usaha. Pembayaran pajak
39
40
- Penghasilan diatas 250 juta – 500 juta rupian dikenakan pajak 25%
PT. Kimia Farma Apotek adalah anak perusahaan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk sejak tanggal 4 januari 2003 yang didirikan berdasarkan akta
pendirian No. 6 tahun 2003 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Imas Fatimah S.H.
di Jakarta dan telah diubah dengan akta No.42 tanggal 22 April 2003 yang dibuat
dihadapan Notaris Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H. Akta ini telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Mei 2003.
Indonesia, memiliki 48 Business Manager Apotek, 1.264 Apotek, 565 Klinik, dan
PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
41
42
Apotek Bisnis (Unit Bisnis). Direktur SDM & Umum membawahi Manager
Apotek ini didirikan pada tahun 2016 berdasarkan atas adanya kontrak dan berada
Desain Apotek dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan PT.
Kimia Farma dengan warna biru tua dengan logo jingga dengan tulisan Kimia
Farma. Hal ini dibuat dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah untuk
b. Misi
professional.
oleh 1 (satu) orang Apoteker Pendamping dan 2 (dua) orang Tenaga Teknis
APOTEKER PENDAMPING
apt. Misfala Kiay Demak,
S.Farm
pada tanggal 03 April – 14 Mei 2021. Pelayanan di Apotek Kimia Farma dimulai
pada pukul 08.00 – 22.00 Wita yang terbagi menjadi 2 (dua) shift yang masing
masing shift terdiri atas 7 (tujuh) jam pelayanan. Dalam memberikan pelayanan
kepada pasien Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) selalu diawali dengan salam
pembuka (Greeting) dengan ucapan “selamat datang di kimia farma, ada yang bisa
kami bantu?” serta di akhiri dengan “Terima kasih semoga sehat selalu”.
yakni yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
3.3. Pembahasan
a. Perencanaan
sistem ini jumlah minimum dan maksimum untuk setiap item obat telah
yang digunakan yaitu berdasarkan arus keluar sediaan pada bulan sebelumnya.
sistem pareto ABC yaitu suatu teknik pengelolaan sediaan yang ditentukan
berdasarkan persentase penjualan obat pada setiap periode tertentu. Sistem ini
memiliki klasifikasi dimana pareto A memiliki nilai omzet sebesar 70%-80% dari
20%. Sedangkan pareto B memiliki nilai omset sebesar 10% - 15% dengan
b. Pengadaan
metode minmax 2 (dua) kali dalam sebulan. Pengadaan dibagi menjadi 2 (dua)
macam, yakni pengadaan berdasarkan analisa sistem Kimia Farma yang dilakukan
Adapun pengadaan yang dilakukan di apotek kimia farma 750 gambut yaitu :
item obat yang tidak cukup jumlahnya atau terjadi kekosongan stok di
Review DPB
Apotek menginput ke POS, mencetak hasil entry, arsip, faktur (maksimal H+1
setelah barang diterima
Mengarsipkan faktur dan hasil input kemudian dilanjutkan sesuai alur proses
hutang dagang
c. Penerimaan
1. Barang yang datang sesuai dengan pesanan apotek, periksa barang masih
baik (asli, packing tidak rusak, segel masih utuh, tidak berubah bentuk,
3. Tertulis nama pegawai yang menerima barang, catat tanggal/ jam/ kondisi
barang.
apoteker.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan Surat Pesanan (SP) atau
terdapat kerusakan fisik sediaan maka akan dilakukan return untuk ditukar dengan
narkotika, psikotropika, dan prekusor di catat pada masing-masing kartu stok dan
Apotek Kimia Farma 750 (GAMBUT) baik barang dari distributor maupun
d. Penyimpanan
Standar Penyimpanan Obat/ Produk yang ada di Apotek Kimia Farma 750
ditentukan.
Conditioner (AC).
berdasarkan :
1. Pengolongan obat berdasakan obat bebas, obat bebas terbatas , obat keras,
3. Farmakologi obat, meliputi obat anti hipertensi, obat anti diabetik oral,
5. Farmakologi obat, meliputi obat anti hipertensi, obat anti diabetik oral,
6. Penataan menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired
First Out (FEFO) dengan maksud agar barang yang mendekati Expired
Setiap item obat dilengkapi dengan kartu stok yang berguna untuk
e. Pengendalian
Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
melakukan dropping sediaan farmasi yang stok nya masih banyak (slow moving)
untuk diterima oleh outlet Kimia Farma yang lain ataupun mendapatkan sediaan
farmasi yangstoknya sedikit (fast moving) dari outlet Kimia Farma yang lain juga.
internal apotek Kimia Farma sendiri. Mahasiswa PKPA tidak ikut melaksanakan
stok opname di Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) karena saat priode tersebut
komputerisasi atau yang Point of Sales (POS). Dengan menerapkan sistem ini
yaitu Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) dan laporan bulanan yang
1. Obat yang telah lewat tanggal daluarsa/ rusak sudah terpisah dan dicatat
dengan benar (hitung jumlah & rupiahnya, catat tanggal daluarsa sediaan
2. Terdapat tulisan yang jelas dan terbaca “Obat/ Produk Daluarsa atau
manajemen.
54
BM masing-masing.
farmasi dan BMHP yang mendekati masa kedaluarsa atau yang telah mencapai
masa kedaluarsa.
kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain
yang dibuktikan dengan dokumen berita acara pemusnahan resep dan selanjutnya
Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) melakukan penjualan obat dan barang
di apotek terbagi menjadi 2 (dua) yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.
Penjualan tunai berasal dari penjualan obat melalui resep maupun penjualan bebas
seperti penjualan obat-obat OTC, OWA, alat kesehatan, barang konsinyasi dan
lain-lain. Selain menerima pembayaran secara tunai, Apotek Kimia Farma 750
(Gambut) juga dapat melayani pembayaran non tunai (kartu kredit/debit dan e-
wallet). Hasil penjualan pada setiap pergantian shift harus dicetak, tertera nama
petugas pemegang kasir serta jumlah penjualan pada shift tersebut. Uang dicatat
dalam buku penjualan harian apotek serta dilakukan penyerahan kepada bagian
Bank Mandiri. Untuk penjualan kredit, Apotek Kimia Farma 750 (Gambut)
Sosial (BPJS) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina dan lain-lain.
Petugas apotek akan mencatat data pasien lengkap beserta nama instansi kedalam
kepada instansi tersebut. Pembayaran kepada Apotek Kimia Farma 750 (Gambut)
Kajian administrasi meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan,
nama dokter penulis resep, Surat Izin Praktek (SIP), alamat dokter, nomor telepon
dokter, tanggal penulisan resep, dan paraf atau tandatangan dokter. Kajian
dosis, aturan pakai, cara dan lama penggunaan obat, duplikasi obat dan atau
polifarmasi, Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) (reaksi alergi, efek
samping obat, maupun manifestasi klinis lain), kontraindikasi, dan interaksi obat.
Apabila ketiga aspek tersebut tidak terdapat masalah maka akan dilakukan
namun apabila terdapat masalah pada ketiga aspek di atas maka apoteker atau
tertera dalam resep terdapat dalam persedian apotek atau tidak. Apabila obat
tersedia maka dilakukan perhitungan harga obat dan memberitahukan total harga
yang harus dibayarkan oleh pasien. Jika pasien menyetujui maka dilakukan
pasien tidak sanggup membayar maka apoteker atau TTK dapat memberi
rekomendasi untuk menebus dengan jumlah obat sebagian atau setengah dari yang
tertulis di resep dengan membuatkan salinan resep untuk sisa obat yang belum
murah dari harga obat yang tertera diresep dengan persetujuan pasien. Namum
apabila obat tidak tersedia di apotek, maka dapat dilakukan negosiasi dengan
pasien atau dokter untuk pergantian dengan menggunakan obat yang memiliki
kandungan zat aktif yang sama dengan dosis yang setara, atau dengan cara
melakukan pengadaan mendesak (cito) kepada outlet Kimia Farma lain yang
resep selama praktek di Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) baik resep BPJS
sediaan. Untuk sediaan berupa obat jadi dilakukan pengambilan pada rak
sediaan, serta tanggal kedaluarsa obat, kemudian diberi etiket sesuai dengan
perintah dan aturan pakai yang tertera pada resep. Apabala obat berupa sediaan
dengan aturan pakai yang tertera pada resep, apotek putih untuk obat yang
digunakan secara oral dan etiket biru untuk obat pemakaian secara topical. Resep
racikan yang dilayani di Apotek Kimia Farma 750 (Gambut) selama mahasiswa
memastikan nama obat dan dosis sediaan, jumlah obat, etiket (aturan pakai),
kesalahan pemberian obat. Setelah dipastikan obat sesuai dengan permintaan yang
tertulis diresep maka obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil nama
pasien dan pastikan apakah yang menerima obat pasien sendiri atau keluarganya
serta meminta identitas dan informasi lain (nama penerima resep dan nomor
2. Cara penggunaan
baik pasien dengan resep umum maupun BPJS sesuai dengan Standar Prosedur
harus menggunakan resep dokter seperti obat bebas, obat bebas terbatas, obat
59
wajib apotek, atau alat kesehatan yang diperoleh melalui komunikasi farmasi non-
resep dengan menggunakan metode WWHAM (Who, What, How, Action so far,
dan Medicine taken). Konsep ini meliputi gejala yang dirasakan, sudah berapa
lama, dan obat apa saja yang sudah digunakan sehingga Apoteker dapat
Puskesmas dan Rumah Sakit (RS), sehingga peran Apoteker ataupun Tenaga
Obat yang digunakan dalam Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS) tidak untuk
ibu hamil, lanjut usia (lansia), bayi, atau penggunaan dalam waktu yang lama.
1. Pasien datang dengan membawa contoh obat yang akan dibeli atau dapat
dan memberi saran ke dokter apabila gejala yang dialami pasien tidak ada
perubahan.
60
psikotropika tidak dapat dilayani. Meskipun tidak melayani resep narkotika dan
sistem pelaporan.
(tujuh) jam dalam sehari sehingga pasien dapat menggali informasi mengenai
maksimal dan hasil terapi sesuai dengan yang diharapkan. Mahasiswa PKPA ikut
serta dalam kegiatan Pemberian Informasi Obat (PIO) yang dilakukan kepada
Gambar 3. 3 Alur Rujuk Balik Dan Program Rujuk Balik (BPJS) (BPJS
Kesehatan)
3.3.7. Konseling
yang memenuhi kriteria untuk diberikan konseling seperti pasien dengan penyakit
pasien dapat mengikuti saran dari apoteker untuk memaksimalkan pengobatan dan
mendapatkan outcome terapi yang diinginkan. Mahasiswa PKPA ikut serta dalan
dan hyperlipidemia.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kimia Farma 750 (Gambut) yang dilaksanakan mulai tanggal 04 April – 14 Mei
A. Selama proses PKPA di apotek kimia farma gambut calon apoteker dapat
62
63
4.2. Saran
kepada pasien, agar privasi pasien lebih terjaga dan pasien merasa nyaman
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2014. Menuju Swamedikasi yang Aman. InfoPOM , XV , 3- 5. (D.
M. Hadiyani, I. S. Widiyaningrum, & A. S. Wibiayu, Eds.), Jakarta.
Depkes RI. 2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan. Jakarta
Suhaidah, Ika. 2015. Studi Kelayakan Pendirian Apotek Baru. Thesis. Bandung :
Universitas Padjajaran.
66
67
1. Skrining Administrasi
Uraian Ada Tidak Ada
INSCRIPTIO
Nama Dokter √
Alamat Dokter √
No. Telp Dokter √
SIP Dokter √
Tanggal Resep √
INVOCATIO
Tanda R/ √
PRESCRIPTIO
Nama Obat √
Kekuatan Obat √
Jumlah Obat √
SIGNATURA
Nama Pasien √
Umur Pasien √
BB pasien √
Jenis Kelamin √
Alamat Pasien √
Aturan Pakai Obat √
Iter/ Tanda Lain
SUBCRIPTIO
TTD/Paraf Dokter √
2. Skrining Farmasetis
Nama Obat Levemir
Bentuk Sediaan Insulin
Kekuatan Sediaan 100 IU
Stabilitas Simpan pada suhu dingin
Kompatibilitas -
3. Skrining Klinik
Nama Obat Amlodipin
Indikasi Hipertensi
Dosis Literatur Dewasa : dosis awal 10 mg/hari (Basic
Pharmacology & Drug Notes, 2019)
Dosis Resep 1 x 1(10 mg)
Aturan Pakai Diminum malam hari sebelum tidur
Efek Samping Hipotensi, aritmia, tremor, edema, gangguan
tidur, sakit kepala (Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019)
Kontraindikasi Hipersensitif, angina pectoris, syok
kardiogenik (Basic Pharmacology & Drug
Notes, 2019)
Interaksi Obat -
Alergi Obat -
a. Kalkulasi Dosis
No Nama Obat Jumlah yang diambil
1. Amlodipin 10 mg 1 x 1 = 30 tablet
2. Levemir 2 pen
3. Aspilet 1 x 1 = 30 tablet
3. Metformin 2 x 1 = 60 tablet
b. Konseling
1. Memberikan pemahaman kepada pasien bahwa obat yang di konsumsi
pasien amlodipine, levemir, meformin dan aspilet bukan untuk
menyembuhkan tetapi untuk mengontrol tekananan darah pasien,
mengontrol gula darah pasien karena pasien terkadang berasumsi
meminum obat untuk menyembukan penyakit.
71
2. Anjurkan pasien menjaga pola makan, diet garam, olahraga ringan, dan
rutin memeriksa tekanan darah, gula darah serta minum obat secara teratur
dan sebelum obat habis kembali ke dokter.
1. Skrining Administrasi
72
2. Skrining Farmasetis
Nama Obat Amlodipine
Bentuk Sediaan Tablet
Kekuatan Sediaan Amlodipine 10 mg
Stabilitas Simpan pada suhu ruang (20-25℃)
Kompatibilitas -
3. Skrining Klinik
Nama Obat Amlodipin
73
Indikasi Hipertensi
Dosis Literatur Dewasa : dosis awal 10 mg/hari (Basic
Pharmacology & Drug Notes, 2019)
Dosis Resep 1 x 1 (5 mg)
Aturan Pakai Diminum malam hari sebelum tidur
Efek Samping Hipotensi, aritmia, tremor, edema, gangguan
tidur, sakit kepala (Basic Pharmacology &
Drug Notes, 2019)
Kontraindikasi Hipersensitif, angina pectoris, syok
kardiogenik (Basic Pharmacology & Drug
Notes, 2019)
Interaksi Obat -
Alergi Obat -
b. Kalkulasi Dosis
No Nama Obat Jumlah yang diambil
1. Amlodipine 5 mg 30 tablet
2. Candesartan 8 mg 30 tablet
c. konseling
terapi non farmakologi
- edukasi terkait penyakit dan pengobatan
- pengukuran teratur pada tekanan darah
- mengkontrol makan yang tinggi kadar natrium /(garam)
- berolahraga seperti berenang
- pola hidup sehat
74
1. Skrining Administrasi
Uraian Ada Tidak Ada
INSCRIPTIO
Nama Dokter √
Alamat Dokter √
No. Telp Dokter √
SIP Dokter √
Tanggal Resep √
INVOCATIO
75
Tanda R/ √
PRESCRIPTIO
Nama Obat √
Kekuatan Obat √
Jumlah Obat √
SIGNATURA
Nama Pasien √
Umur Pasien √
BB pasien √
Jenis Kelamin √
Alamat Pasien √
Aturan Pakai Obat √
Iter/ Tanda Lain √
SUBCRIPTIO
TTD/Paraf Dokter √
2. Skrining Farmasetis
Nama Obat Candesartan
Bentuk Sediaan Tablet
Kekuatan Sediaan Candesartan 8 mg
Stabilitas Simpan di bawah suhu 30 ℃
Kompatibilitas -
3. Skrining Klinik
Nama Obat Candesartan
Indikasi Hipertensi
Dosis Literatur 8 mg – 32 mg 1-2 perhari
Dosis Resep 1 x sehari
Aturan Pakai Dikonsumsi sebelum atau sesudah makan
Efek Samping Sakit kepala, pusing, mual, muntah,
kelelahan, nyeri otot
Kontraindikasi -
Interaksi Obat NSID atau obat ACE inhibitor
Alergi Obat -
b. Kalkulasi Dosis
No Nama Obat Jumlah yang diambil
1. Candesartan 8 mg 1 x 1 = 30 tablet
2. Metformin 500 mg 1 x 1 = 60 tablet
3. Glimepiride 2 mg 1 x 1 = 30 tablet
4. Acarbose 2 x 1 = 60 tablet
c. Konseling
78
1. Obat harus di minum rutin walaupun tidak ada gejala, karena obat yang
diberikan bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk mengontrol tekanan
darah dan kadar gula dalam darah.
2. Sebelum obat habis kontrol kembali ke dokter
3. Rutin melakukan pengukuran baik tekanan darah maupun kadar gula
Terapi non farmakologi
1. Kurangi asupan garam dan gula dalam kehidupan sehari hari
2. Rutin melakukan olahraga ringan
3. Kelola stress
4. Istirahat yang cukup
79
Pengkajian Resep
1. Skrining Administrasi
Uraian Ada Tidak Ada
INSCRIPTIO
Nama Dokter √
Alamat Dokter √
No. Telp Dokter √
SIP Dokter √
Tanggal Resep √
80
INVOCATIO
Tanda R/ √
PRESCRIPTIO
Nama Obat √
Kekuatan Obat √
Jumlah Obat √
SIGNATURA
Nama Pasien √
Umur Pasien √
BB pasien √
Jenis Kelamin √
Alamat Pasien √
Aturan Pakai Obat √
Iter/ Tanda Lain √
SUBCRIPTIO
TTD/Paraf Dokter √
2. Skrining Farmasetis
Nama Obat Ramipril
Bentuk Sediaan Tablet
Kekuatan Sediaan 5 mg
Stabilitas Simpan pada suhu ruang dan terlindungi dari
cahaya matahari langsung
Kompatibilitas -
Kompatibilitas -
3. Skrining Klinik
Nama Obat Ramipril
Indikasi Antihipertensi (AHFS, 2011)
Dosis Literatur Dewasa awal 1 x 2,5 mg/hari ; dosis
pemeliharaan : 2,5-5 mg/hari. Maksimal 10
mg/hari (Basic Pharmacology & Drug Notes,
2019)
Dosis Resep 1 x 1 (5 mg)
Aturan Pakai Diminum sebelum makan (Basic
Pharmacology & Drug Notes, 2019)
Efek Samping Hipotensi, gangguan fungsi ginjal, batuk
kering, gangguan saluran cerna (Basic
Pharmacology & Drug Notes, 2019)
Kontraindikasi Hipersensitifitas, hiperkalemia, kehamilan
dan menyusui (Basic Pharmacology & Drug
Notes, 2019)
Interaksi Obat -
Alergi Obat -
a. Kalkulasi Dosis
No Nama Obat Jumlah yang diambil
1. Ramipril 1 × 30 (hari) = 30 tablet
2. Betaone 1 × 30 (hari) = 30 tablet
3. CPG 1 × 30 (hari) = 30 tablet
4. ISDN 1 × 30 (hari) = 30 tablet
b. Konseling
1. Obat harus di minum rutin walaupun tidak ada gejala, karena obat yang
diberikan bukan untuk menyembuhkan tetapi untuk mengontrol tekanan
darah.
2. Sebelum obat habis kontrol kembali ke dokter
3. Rutin melakukan pengukuran tekanan darah
a) Terapi non farmakologi
1. Kurangi asupan garam dan gula dalam kehidupan sehari hari
2. Rutin melakukan olahraga ringan
3. Kelola stress
4. Istirahat yang cukup
83
Pengkajian Resep
a. Skrining Administrasi
Uraian Ada Tidak Ada
INSCRIPTIO
Nama Dokter √
84
Alamat Dokter √
No. Telp Dokter √
SIP Dokter √
Tanggal Resep √
INVOCATIO
Tanda R/ √
PRESCRIPTIO
Nama Obat √
Kekuatan Obat √
Jumlah Obat √
SIGNATURA
Nama Pasien √
Umur Pasien √
BB pasien √
Jenis Kelamin √
Alamat Pasien √
Aturan Pakai Obat √
Iter/ Tanda Lain √
SUBCRIPTIO
TTD/Paraf Dokter √
2. Skrining Farmasetis
Nama Obat Levemir
Bentuk Sediaan Insulin
Kekuatan Sediaan 100 IU
Stabilitas Simpan pada suhu dingin
Kompatibilitas -
3. Skrining Klinis
Nama Obat Levemir
Indikasi Pengobatan Diabetes Melitus pada orang
dewasa
Dosis Resep 8 - 0 – 12 unit
Aturan Pakai Disuntikan sesudah makan atau sebelum
makan
Efek Samping Efek Samping vitamin B Complex sangat
minimal karena bersifat larut dalam air
sehingga mudah diabsorpsi oleh usus.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap zat aktif atau eksipien
dalam obat
Interaksi Obat -
Alergi Obat -
Alergi Obat -
b. Kalkulasi Dosis
No Nama Obat Jumlah yang diambil
1. Levemir 1 × 1 20 IU = 2 Insulin
2. Novoramid 3 × 1 20 IU = 30 tablet
3. Amlodipine 1 × 30 (hari) = 30 tablet
4. Metformin 1 × 30 (hari) = 30 tablet
e. Konseling
1. Menyanyakan kepada pasien apakah tekanan darah dan kadar gula darah
turun dr sebelumnya
2. Menyampaikan kepada pasien bahwa obat harus di minum rutin walaupun
tidak ada gejala, karena obat yang diberikan bukan untuk menyembuhkan
tetapi untuk mengontrol kadar gula dalam darah.
3. Sebelum obat habis kontrol kembali ke dokter
87
Konseling
DOKUMENTASI KONSELING
Pasien Apoteker
.................... .................
DOKUMENTASI PELAYANAN
INFORMASI OBAT
89
90
91
92
93
Konseling
94
95