Oleh :
MIFTAH 2048201113
WINDA SALSA AL FARRAH 2048201137
WULAN CAHYA 2048201044
Komplek Perum Metro, Ruko Metro Niaga Blok A No. 01B-01Bm Panggung
Rawi, Kec. Jombang, Kota Cilegon
Oleh :
MIFTAH 2048201113
WINDA SALSA AL FARRAH 2048201137
WULAN CAHYA 2048201044
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kerja lapangan S1
Farmasi SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SALSABILA SERANG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Duta Medika Metro dengan
lancar.
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
2. Dr. apt. Sofi Nurmay Stiani, M.Sc selaku Ketua Program Studi S1 STIkes
Salsabila Serang.
4. apt. David, S.Farm., selaku pembimbing dari Apotek Duta Medika Metro
5. Karyawan Apotek Duta Medika Metro atas bantuan dan kerja sama selama
ii
6. Kedua orang tua kami masing-masing atas segala doa, sarana, dan
Lapangan ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna karena
keterbatasan waktu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis dengan tulus
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1 SKABIES ................................................................................. 48
4.1.2 Etiologi ................................................................................... 48
4.1.3 Patogenesis ............................................................................. 49
4.1.4. Gejala Klinis.......................................................................... 50
4.1.5 Klasifikasi Skabies ................................................................. 50
4.1.6 Pemeriksaan Penunjang ......................................................... 52
4.1.7 Pengobatan Skabies................................................................ 53
4.1.8 Pencegahan Skabies ............................................................... 54
4.2 Resep ........................................................................................ 56
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 75
5.2 Saran .................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN ......................................................................................................... 79
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
Maka dari itu, semua upaya kesehatan sangatlah penting untuk memelihara
pemerintah. Hal ini tidak terlepas pula dari tanggung jawab setiap orang untuk
1948 yaitu, suatu keadaan fisik, mental dan social kesejahteraan dan bukan
benar dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh apoteker maupun asisten
Selain itu, apotek juga harus mudah diakses oleh masyarakat untuk
1
memiliki ruang tunggu yang nyaman bagi pasien, tempat untuk
menyampaikan informasi terkait obat bagi pasien, ruangan atau tempat khusus
untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta
lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien, ruang peracikan obat serta
atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
1.2 Tujuan
sesungguhnya.
2
4. Meluaskan wawasan dan pandangan mahasiswa terhadap jenis-jenis
1.3 Manfaat
1. Bagi mahasiswa :
dunia kerja.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
kefarmasian oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13). Apotek
farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).
Pasal 1 ayat (a) : “Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
Pasal 1 ayat (i) : “Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli
Pasal 1 ayat (i) : “Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli
indonesia (obat tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional),
4
Pasal 1 ayat (i) : “Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli
indonesia (obat tradisional), bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional),
farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
obat tradisional.
5
2. Memberikan perlindungan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di Apotek
Apoteker (SIA). Surat Izin Apoteker (SIA) adalah surat yang diberikan.
1. Lokasi Jarak minimum antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, tetapi tetap
2. Bangunan
2017):
6
a. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan,
a. Ruang tunggu
a. penerimaan Resep;
7
c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
d. Konseling;
b. Instalasi listrik;
dan tenaga teknis kefarmasian. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
8
Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga menengah Farmasi atau
secara terus- menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan
apoteker.
apoteker.
9
c. Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan
2016)
b. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
dan
10
d. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika kefarmasian.
harus melampirkan :
b. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
etika kefarmasian;
RI, 2011)
tujuan tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien. Tujuannya adalah
11
agar tersedianya seluruh pembekalan farmasi di apotek dengan mutu yang
baik, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pelayanan kefarmasian bagi
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
1. Perencanaan
farmasi yang ada di apotek menjadi lebih efektif dan efisien sesuai
perencanaan adalah:
12
a. Pemilihan Pemasok, kegiatan pemasok (PBF), service
perencanaan.
akan datang.
2. Pengadaan
mengatur berbagai cara, teknik dan kebijakan yang ada untuk membuat
13
suatu keputusan tentang obat-obatan yang akan diadakan, baik jumlah
maupun sumbernya.
resmi.
a. Persiapan
habis dapat dilihat di gudang atau pada kartu stok. Jika barang
14
dari buku defektan termasuk obat-obat yang ditawarkan
supplier.
b. Pemesanan
c. Penerimaan
15
Penerimaan merupakan kegiatan verifikasi
lain :
SP;
brosur;
produk;
3. Penyimpanan
diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian dan gangguan
16
penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan
dan alfabetis dengan menerapkan prinsip First ln First Out (FIFO) dan
kesehatan.
4. Pendistribusian
b. Mempertahankan mutu.
17
e. Menggunakan metode distribusi yang efisien, dengan
5. Pemusnahan
sediaan farmasi harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan sesuai
18
Kabupaten/Kota. Pemusnahan obat selain narkotika dan
pemusnahan.
kesehatan kabupaten/kota.
6. Pengendalian
19
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan, kerusakan, kedaluwarsa, dan
20
pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan
kepuasan konsumen. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Kondiv, dkk
21
(2015) adalah bahwa pelayanan yang berkualitas meliputi, kebersihan apotek,
kecepatan pelayanan.
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien.
pemantauan terapi obat, dan monitoring efek samping obat, pelayanan farmasi
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud
terdapat tiga indikator yang digunakan dalam proses evaluasi mutu pelayanan
tersebut yaitu tingkat kepuasan konsumen, dimensi waktu pelayanan obat, dan
No. 35 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No.
22
1. Pengkajian Resep
b. Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomor telepon
b. Stabilitas; dan
f. Interaksi.
23
2. Dispensing
berikut:
obat.
atau emulsi.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
24
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
keluarganya;
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan di paraf oleh
25
tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam
segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau
a. Topik Pertanyaan;
26
c. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis,);
laboratorium);
e. Uraian pertanyaan;
f. Jawaban pertanyaan;
4. Konseling
questions.
verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat yang
konsuling yaitu:
27
b. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya:
konseling:
Obat Anda?
penggunaan Obat
28
d. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk
pasien
dengan pengobatan
29
terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek
yang merugikan.
Kegiatan:
lainnya.
interaksi Obat.
30
d. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi
dikehendaki.
tujuan terapi.
Obat.
yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
fisiologis.
Kegiatan:
31
b. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
dalam:
Tenaga Kesehatan
Tentang Apotek.
Kefarmasian.
32
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
33
BAB III
3.1.1 Sejarah
tahun 2023, apotek ini mulai beroperasi tepatnya pada tanggal 16 juni 2023 hal
ini dikarenakan adanya permintaan atau antusias yang tinggi dari masyarakat
Cilegon.
Apotek Duta Medika Metro merupakan group dari Apotek Duta Medika.
Pada mulanya tanggal 8 Agustus 2008 berdirilah Apotek Duta Farma di Jl.
farmasi dan alat kesehatan secara langsung kepada masyarakat. Apotek Duta
34
3.1.2 Visi Misi
semua pihak
1. Meja racik obat dilengkapi rak dan peralatan racik seperti gelas ukur,
2. Kulkas untuk menyimpan obat yang harus disimpan pada suhu 2-8° C
3. Wastafel
4. Rak obat ethical digunakan untuk menyusun obat ethical yang disusun
berdasarkan abjad.
35
14. Ruang Konseling Apoteker
16. Toilet
36
3.4 Tata Ruang Apotek Duta Medika Metro
cilegon yang letaknya sangat strategis. Apotek ini terletak di kawasan yang
terdapat penduduk yang cukup padat dan beroperasi selama 7 hari dalam
Apotek ini ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik serta terdapat
37
Denah Ruangan Apotek Duta Medika Metro
38
3.5 Kegiatan di Apotek Duta Medika Metro
WIB setiap hari Senin sampai dengan Minggu. Jam kerja dibagi menjadi 2
shift yaitu shift pagi mulai pukul 08.00-15.00 WIB dan Shift Siang mulai
permintaan konsumen.
39
b. Pengadaan
besar dilakukan dengan sistem jatuh tempo (kredit) dan sistem Cash on
habis yang memuat tentang barang yang sudah habis dan barang yang
c. Penerimaan Barang
40
yang menerima menandatangani faktur dan memberi cap apotek
untuk arsip apotek, faktur ini dibuat sebagai bukti yang sah dari pihak
pembukuan, yaitu dicatat dalam buku besar Apotek yang telah dibuat
nomor faktur, harga satuan, total harga, jumlah yang harus dibayar dan
d. Penerimaan
41
1. Bentuk sediaan, contoh: obat dengan bentuk sediaan sirup, padat
e. Pendistribusian
meliputi:
diperiksa stok obat. Bila barang tersedia, maka akan dihitung dan
bagian peracikan dan diberikan etiket serta aturan pakai yang jelas.
42
dengan informasi yang dibutuhkan serta Salinan resep atau kuitansi
apabila diperlakuan.
lain yang dimiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan
laindi apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang
atau menyalurkan obat kadaluarsa dan resep yang sudah lama tersebut.
43
3.7 Administrasi di Apotek
kemudian dibukukan setip hari pemeriksaan gula, antigen, asam urat dan
1. Pengkajian Resep
44
telah ditetapkan. Pelayanan obat atas resep dokter merupakan salah
2. Stabilitas
45
4. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping
5. Kontra indikasi
obat.
pengawasan apoteker.
46
penggunaan obat serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
PIO karena output yang diharapkan adalah pasien paham, patuh, dan
47
BAB IV
dan subtropis, merupakan penyakit kulit menular. Skabies dalam bahasa Indonesia
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
Penyakit kulit Skabies adalah kondisi dimana kulit mengalami rasa gatal
yang dikarenakan hewan kecil (tungau yang disebut Sarcoptes scabiei). Tungau
ini menggali lubang pada kulit dan menyebabkan rasa gatal pada area tersebut.
4.1.2 Etiologi
gepeng, berwaarna putih kotor, punggungnya cembung, bagian dadanya rata, dan
tidak memiliki mata, tungau betina berukuran lebih besar dari pada jantan, ukuran
betinanya antara 0,3 - 0,45mm sedangkan tungau jantan memiliki ukuran 0,2 –
0,25 mm.
48
Penyakit scabies disebabkan faktor kebersihan yang kurang dipelihara
secara baik seperti pakaian , alat tidur berupa kasur, sprei, bantal, tempat tidur
yang jarang diganti, kondisi kamar yang pengap, dan perilaku personal hygiene
4.1.3 Patogenesis
telur, larva, nimfa, dan tungau dewasa. Tungau betina dewasa bisa berjalan di
Kemudian tungau betina meletakkan 2 sampai 3 telurnya setiap harinya. Telur ini
akan menetas setelah 3-5 hari dan menjadi larva, yang akan membentuk kantong
dewasa dalam waktu 2 minggu. Di dalam kantong tersebut kutu ini kawin, dimana
kutu jantan mati tetapi kutu betina yang dibuahi menggali terowongan baru untuk
meneruskan hidupnya. Setelah invasi pertama dari kutu ini, diperlukan 4 sampai 6
minggu timbulnya reaksi hipersensitivikasi dan rasa gatal yang ditimbulkan oleh
pergelangan tangan, selain itu bisa didapatkan juga di lipatan aksila, sekitar
49
4.1.4. Gejala Klinis
1. Rasa gatal pada malam hari (Pruritus nokturna) yang disebabkan karena
genetalia, pantat, dan area lipatan kulit. Pada anak-anak terutama bayi lesi
menyerupai penyakit kulit lainnya sehingga disebut the great imitator. Berikut
tingkat kebersihan yang baik. Rasa gatal biasanya tidak terlalu berat,
b. Skabies bulosa terdapat pada bayi dan biasanya bayi akan mengalami
gatal pada waktu malam hari dan terdapat lesi di sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan.
50
c. Skabies yang ditularkan oleh hewan biasanya terjadi pada manusia
dengan hewan.
orang yang menderita penyakit kronik atau orang berusia lanjut yang
berbaring diatas tempat tidur dalam waktu yang lama biasanya timbul
lesi yang luas dan pengobatan dengan steroid topical dalam waktu
yang sering terkena adalah genetalia pada pria, lipatan paha, dan
51
h. Skabies krustosa ditandai dengan lesi berupa krusta yang luas, skuama
scabies ini biasanya ringan bahkan tidak ada sama sekali sehingga
produknya yaitu:
a. Kerokan Kulit
utuk diteteskan dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan
gelas objek dan tutupi dengan kaca penutup lalu diperiksa di bawah
mikroskop.
scabies yang lesinya tidak khas dan banyak terdapat infeksi sekunder.
52
c. Burrow ink test
selama 20-30 menit kemudian dihapus dengan alcohol. Burrow ink test
membentuk gambar khas berupa garis zig zag. Tetapi pemeriksaan ini
dengan perilaku hidup bersih dan sehat baik pada penderita maupun
lingkungannya Obat ini tidak berbau, tidak menimbulkan iritasi kulit, serta tidak
pada umumnya selama 8-12 jam namun ada yang digunakan hingga 15 lima hari
dengan siklus hidup tungau, karena obat skabisida hanya bersifat membunuh
mandi terlebih dahulu menggunakan sabun. Sabun yang dipakai adalah sabun
hanya area yang terkena scabies, kemudian dibilas dengan air bersih dan
53
keseluruh permukaan kulit, dari leher hingga keujung jari kaki. Apabila obat
terhapus sebelum waktunya misalnya karena berwudhu atau mencuci tangan maka
obat harus dioleskan lagi. Setelah mencapai batas waktu penggunaan obat, obat
dibersihkan dengan cara mandi menggunakan air bersih dan sabun yang
handuk bersih, lalu handuk di jemur dibawah terik sinar matahari (Saleha, 2016).
terdiagnosis skabies. Untuk yang telah terdiagnosis skabies dan yang telah kontak
lama dengan penderita harus diberikan pengobatan. Kontak yang dimaksud antara
lain petugas kesehatan, pengunjung, teman kamar, orang di sekitar rumah atau
penyakit skabies. Tungau skabies dapat bertahan hidup di luar tubuh hostnya
hanya 2-5 hari. Oleh sebab itu, desinfeksi lingkungan sekitar pada kasus skabies
yaitu:
54
a. Pencegahan primer
secara bergantian. Semua pakaian, sprei, dan handuk harus dicuci dengan
sprei minimal 2 kali seminggu karna sprei adalah tempat yang sering
b. Pencegahan sekunder
berpelukan dan tidur bersama di atas kasur. Seluruh anggota keluarga yang
55
tinggal bersama penderita skabies perlu di periksa guna mengetahui
4.2 Resep
1. Resep 1
Gambar 4. 1 Resep 1
b. Deskripsi Obat
1. Scabimite
56
Efek samping: Rasa terbakar ringan bersifat sementara, perih,
Komposisi : Permethrine 5%
2. Cinolon N
Sulfate 0.5%
3. Celestamine
57
Indikasi: Obat ini mengandung Betamethasone dan
4. Amoksan
saluran kemih, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak serta demam
infeksi saluran kemih, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak serta
58
Kontraindikasi: Hipersensitivitas atau riwayat reaksi alergi berat
atau dikonfirmasi).
c. Pengkajian Resep
Kajian Administrasi
59
16 Petunjuk penggunaan lain √
Kajian Klinis
Kajian Farmasetik
60
c. Resep 2
Gambar 4. 2 Resep 2
a. Deskripsi Obat
1. Lerzin Drops
meredakan gejala alergi seperti mata dan hidung berair, gatal pada
61
pruritus, urtikaria idiopatik kronis. Obat ini dapat dikonsumsi oleh
2. Cinolon N
0.5%
62
Aturan pakai : 2-3 x sehari oles tipis-tipis
3. Scabimite
Komposisi : Permethrine 5%
b. Pengkajian Resep
Kajian Administrasi
63
6 Nama pasien √
7 Alamat pasien √
8 Umur pasien √
9 Berat badan √
10 Nama obat √
11 Potensi obat √
12 Dosis √
13 Jumlah yang diminta √
14 Jenis kelamin √
15 Frekuensi kegunaan √
16 Petunjuk penggunaan lain √
Kajian Klinis
Kajian Farmasetik
64
3. Lama penggunaan √
d. Resep 3
Gambar 4. 3 Resep 3
a. Deskripsi Obat
1. Scabimite
salep atau cream yang digunakan untuk mengobati penyakit kudis atau
65
Komposisi : Permethrine 5%
2. Pibaksin
3. Baquinor Forte
66
Efek Samping : Mual, diare, muntah, gangguan pencernaan,
4. Sanmol Tablet
(analgesik).
b. Pengkajian Resep
Kajian Administrasi
67
10 Nama obat √
11 Potensi obat √
12 Dosis √
13 Jumlah yang di minta √
14 Jenis kelamin √
15 Frekuensi kegunaan √
16 Petunjuk penggunaan lain √
Kajian Klinis
Kajian Farmasetik
68
e. Resep 4
Gambar 4. 4 Resep 4
a. Deskripsi Obat
1. Cortidex
69
Efek samping : gangguan sistem saraf: Sakit kepala, atrofi otot.
2. Baquinor Forte
3. Datan Forte
sedang pada sakit gigi dan setelah cabut gigi, sakit kepala, sakit
70
telinga, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri pasca operasi,
Kontraindikasi : Hipersensitif
siklooksigenase (COX)
4. Pibaksin
Komposisi : Mupirocin 2%
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
71
5. Scabimed
Komposisi : Permethrine 5%
pyrethrin sintetik
6. Cinolon N
72
Kontraindikasi: Hipersensitifitas terhadap Fluocinolone Acetonide
0.5%
b. Pengkajian Resep
Kajian Administrasi
73
Kajian Klinis
Kajian Farmasetik
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
terjadi dengan kontak langsung, tetapi dapat juga secara tidak langsung. Di
beberapa daerah skabies disebut juga penyakit kudis, the itch, sky-bees,
harus dicuci menggunakan air panas diatas 50 C, kasur, bantal dan guling
75
harus dijemur paling sedikit 2 kali seminggu dan memperhatikan ventilasi
sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien dan tentunya sudah
5.2 Saran
diberi tanda khusus seperti label atau sticker sehingga dapat meminimalisir
76
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, S. C., Semiarty, R., & Gayatri. 2013. Hubungan Personal Hygiene
Palarik Air Pacah , Kecamatan Koto Tangah Padang Tahun 2013. Jurnal
Anwar AI, Sakka Z, Harfiah. Penyakit Skabies. Makassar: Dua Satu Press;2014
Indriatmi W (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta:
Penyakit Skabies. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 16, No. 1, hlm 32-38.
Tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin Praktek dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian. Menkes, 4.
Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian, Jakarta, Kemenkes RI.
PMK ; Jakarta.
77
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 73, (2016) Tentang Standar
Indonesia. (2016).
78
LAMPIRAN
1. Surat Pesanan
79
Surat Pesanan narkotik dan Psikotropika
80
2. SOP surat pesanan Narkotika dan Psikotropika
81
3. Copy Resep
4. Resep
82
5. Etiket
6. Faktur
83
7. SIPA Apoteker SIPTTK (Tenaga tekhnis kefarmasian)
8. Penyimpanan Obat
84
Penyimpanan Obat Ethical Penyimpanan Obat Generic
85
9. Sarana, Prasarana dan Peralatan Apotek Duta Medika Metro
86