Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
(___________________) (___________________)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
tidak lepas dari dukungan, bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh
1. Drs. Zulkifli, Apt., selaku Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Palembang.
2. Dra. Arofah Nurfahmi, Apt., M.M., selaku Bagian Tata Usaha Balai Besar
3. M. Asrul, S.Si, Apt, M.Kes., selaku Ka. Sub. Umum Balai Besar Pengawas
4. Seluruh staf dan karyawan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
Universitas Sriwijaya.
6. Dr. Shaum Shiyan, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Profesi Apoteker
iii
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas FMIPA Universitas Sriwijaya atas
apoteker.
8. Orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan semangat untuk
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulisan laporan PKPA yang tidak
manfaat bagi semua pihak. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini
memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharap kritik, saran
dan masukan dari semua pihak agar dapat menjadi perbaikan di masa yang
akan datang.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
3.6 Substansi Pemeriksaan ............................................................................ 21
3.6.1 Fungsi Sertifikasi ............................................................................ 21
3.6.2 Fungsi Inspeksi ............................................................................... 32
3.7 Substansi Penindakan .............................................................................. 36
3.8 Substansi Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) ................................. 41
3.8.1 Program Substansi Infokom ............................................................ 41
3.8.1.1 PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) ................................. 41
3.8.1.2 GKPD (Gerakan Keamanan Pangan Desa) .......................... 42
3.8.1.3 PPABK (Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas) ............. 42
3.9 Substansi Bagian Tata Usaha ................................................................... 42
BAB 4. TUGAS PKPA .......................................................................................... 47
4.1 Substansi Pemeriksaan ............................................................................ 47
4.2 Substansi Penindakan .............................................................................. 66
4.3 Substansi Pengujian ................................................................................. 67
4.4 Substansi Informasi dan Komunikasi ....................................................... 68
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 72
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 72
5.2 Saran ....................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 73
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
produk-produk baru dalam skala besa yang inovatif seperti obat, obat
POM yaitu satuan kerja bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis
jawab kepada Kepala Badan, dipimpin oleh seorang Kepala yang secara
teknis yang dibina oleh Deputi dan secara administratif dibina oleh Sekretaris
makanan, BBPOM memerlukan sumber daya manusia yang tepat dan sesuai
dengan fungsinya yang juga selaras dengan misi BBPOM itu sendiri. Terkait
obat, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami tentang ilmu
kefarmasian, yaitu Apoteker. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial
1
2
kepada tugas, fungsi, serta ruang lingkup kegiatan dari institusi pemerintah di
1.2 Tujuan
Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Balai Besar
kerja serta kegiatan dalam bidang pengawasan obat dan makanan yang
1.3 Manfaat
Dengan adanya PKPA di BBPOM Palembang diharapkan calon
menjalankan peran serta fungsinya di setiap bidang fungsi terkait. Dalam hal
ini tentunya selaras dengan misi BBPOM Palembang yaitu membentuk SDM
gotong royong
2.2.2 Misi
1. Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan
4
5
2.3.1 Tugas:
dan Makanan
2.3.2 Fungsi:
dan penyidikan;
tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi
berkarya.
Profesional
Integritas
7
Kredibilitas
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional
Kerjasama Tim
Inovatif
Responsif/Cepat Tanggap
2.5 Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Balai
Pengawas Obat dan Makanan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh wilayah indonesia yakni
Balai Besar POM (BBPOM), Balai POM dan Loka POM. Untuk daerah Sumatera
9
Selatan sendiri terdapat 2 UPT BPOM yakni Balai Besar POM (BBPOM) di
Palembang dan Loka POM di Lubuk linggau. Lingkup daerah yang di awasi oleh
Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Komeliring
ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Kota Prabumulih dan Kota Pagar
Alam. Sedangkan untuk Loka Pom di Lubuk Linggau mengawasi 5 wilayah kerja
yakni, Kabupaten Lahat, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Daerah Empat Lawang
dan Kota Lubuk Linggau. Terkhusus untuk tahun 2024 Kota Pagar Alam sudah
masuk lingkup daerah yang diawasi oleh Loka Pom diLubuk Lingggau Struktur
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah Untuk
1. Substansi Pengujian
2. Substansi Pemeriksaan
3. Substansi Penindakan
10
11
mungkin resiko yang bisa terjadi. Pengawasan Obat dan Makanan dilakukan
produksi yang baik atau good manufacturing practices agar setiap bentuk
terhadap standar yang telah ditetapkan maka produsen dikenakan sanksi, baik
mutu dan kegunaan suatu produk, di satu sisi dapat membentengi dirinya
tidak dibutuhkan, sedangkan pada sisi lain akan mendorong produsen untuk
baik dalam hal penilaian keamanan, khasiat dan mutu produk sebelum
dan edukasi.
bukti-bukti ilmiah.
kerja internasional.
laboratorium.
Aspek kegiatan yang dibahas dalam SNI ISO 17025 adalah aspek manejemen
dan aspek teknis dimana aspek manajemen lebih ditonjolkan pada SNI ISO
17025 dan aspek manajemen ini saling terkait dengan aspek teknis.
1. Organisasi
2. Sistem manajemen
3. Pengendalian Dokumen
8. Pengaduan
10. Peningkatan
1. Umum
2. Personel
5. Peralatan
6. Ketertelusuran pengukuran
7. Pengambilan contoh
9. Jaminan Mutu
Selain berpedoman pada ISO 17025 tahun 2005 Balai Besar POM di
Palembang juga mempunyai panduan mutu internal yang tetap mengacu pada
ISO 17025, yang disebut dengan Dokumen Mutu BBPOM di Palembang, jenis
lainnya yang diperlukan. Dokumen ini disahkan oleh Manajer Teknis atau
Terdiri dari :
manajemen mutu.
sintesis. Sampel yang diuji adalah semua jenis obat yang beredar dipasaran
baik produk steril maupun non steril, antibiotik dan non antibiotik. Pengujian
sampel obat dilakukan berdasarkan pengujian yang ada pada FI IV, United
Meliputi nama obat, nomor registrasi, nomor batch, waktu kadaluarsa dan
komposisi obat serta syarat-syarat lain yang ada dalam kemasan obat.
2. Organoleptis
Organoleptis meliputi bentuk, warna, bau, rasa, serta identifikasi lain seperti
3. Uji kualitatif
Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui senyawa zat aktif yang terkandung
4 Uji kuantitatif
lainnya.
17
Metode Analisis (MA) dari PPOMN yang mengacu pada keputusan Menkes
kesehatan konsumen.
logam berat (As, Hg, Pb, Cd). Sedangkan untuk pengawet (Nipagin, Nipasol,
Etil Paraben, Butil Paraben, Phenoxi etanol) boleh ditambahkan namun dalam
batas yang diizinkan. Jenis-jenis sediaan yang diuji biasanya sediaan untuk
bayi, sabun mandi, penyegar, lipstik, sediaan rias wajah seperti eye liner,
bedak tabor/ padat, foundation, tabir surya, sampo, pemutih, pasta gigi dan
deodorant.
kosmetik yaitu:
kemasan, netto, nomor batch atau kode produksi, nomor registrasi, indikasi
18
atau kegunaan, cara penggunaan, nama dan alamat pabrik (untuk sediaan yang
2. Pemerian
5 Uji PH
Salah satu logam berat yang dilarang dalam sediaan kosmetik adalah timbal
dan raksa karena keduanya dapat diakumulasi tubuh dan bersifat toksik.
7 Identifikasi pewarna
Identifikasi ini tidak dilakukan dalam sediaan yang berwarna selain putih atau
pengujian terhadap sampel obat tradisional (jamu) dan sampel sampel produk
bobot dan kandungan Bahan Kimia Obat (BKO) dan pengujian ini bersifat
tradisional yang menetapkan bahwa tidak boleh ada BKO dalam obat
produk komplemen meliputi identifikasi zat aktif, penetapan kadar zat aktif
dan penetapan kadar zat tambahan (pemanis, pewarna, dan pengawet). Tujuan
dagang, bentuk sediaan, jenis kemasan, khasiat, netto, nomor batch, nomor
registrasi, komposisi, tanggal kadarluarsa, nama dan alamat pabrik (untuk obat
2. Uji keseragaman bobot dilakukan untuk obat tradisional berupa padat, baik
4. Produk Komplemen
yang tertera pada kemasan dengan bahan yang terkandung dalam produk.
netto, nomor batch atau kode produksi, nomor registrasi, indikasi atau
kegunaan, cara penggunaan, nama dan alamat pabrik (untuk sediaan lisensi
tanggal kadaluarsa.
pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan dan bahan berbahaya serta
menyelenggarakan fungsi:
bahan berbahaya
21
mikrobiologi.
kepada Balai besar maupun Loka POM, serta memberikan pembinaan teknis
mulai dari awal sampai mendapatkan izin edar untuk komoditi obat dan
22
makanan. Pelaku usaha dalam hal ini berfokus pada Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) pangan olahan yang ingin mengubah izin edar produk
dari Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) menjadi izin edar BPOM MD.
Pangan olahan yang diproduksi tidak ditempat tinggal atau dengan kata
keamanan mutu dan gizinya, serta produk memiliki nilai tambah dalam
Produk pangan olahan yang wajib memiliki izin edar BPOM yakni
pangan olahan beku masa simpan 7 (tujuh) hari atau lebih dan diproduksi
secara massal. Selain itu produk wajib SNI (Standar Nasional Indonesia) juga
wajib memiliki izin edar BPOM (AMDK, Minyak goreng sawit, Tepung
terigu, Garam, Gula Rafinasi, Coklat bubuk, Kopi Instant, Tuna/Sarden dalam
kaleng, dan Biskuit), pangan beresiko tinggi, pangan keperluan gizi khusus,
pangan rekayasa genetik, dan pangan iradiasi. Bagian sertifikasi juga bertugas
sertifikat Izin Penerapan dalam proses perizinan sarana produksi dan distribusi
23
1. Sertifikasi CDOB
1. Permohonan sertifikasi
berusaha;
2. Denah lokasi dan layout bangunan sesuai izin PBF / pengakuan PBF
5. Struktur organisasi
6. Daftar personalia
dibawah ini :
2. Sertifikat CPOTB
A. Dokumen administratif
1. Surat permohonan
B. Dokumen Teknis
CPOTB
CPOTB bertahap.
memenuhi persyaratan
Alur CPOTB
3. Sertifikat CPPOB
Pangan
sebagai berikut
1. Surat permohonan
pelaksanaan audit.
B. Dokumen teknis
4. Sertifikasi CPKB
Kosmestik
bukti bahwa industri kosmetik secara bertahap atau tidak bertahap telah
menerapkan CPKB
golongan A
golongan B
b. dokumen penerapan sistem mutu CPKB meliputi aspek sanitasi daan higene
mengenai CPKB.
pemberian NIE kepada produk yang beredar. Inspeksi memiliki tugas utama
terhadap iklan yang beredar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik.
1. Sampling
- Data dan jumlah sampel yang akan diperiksa telah ditentukan oleh
lebih kecil bisa terdiri dari 2-3 orang untuk melakukan pengambilan
sampel.
komoditi.
- Data via SIPT akan melalui tahap verifikasi oleh ketua tim kemudian
Metode Sampling:
pusat
2. Pengawasan Iklan
- Data dan jumlah iklan yang akan diperiksa telah ditentukan oleh Badan
POM pusat.
pom.go.id
setiap komoditi.
3. Sarana Produksi
telah ditetapkan oleh pusat di setiap Unit balai POM tiap tahun, dan di
bulanan.
4. Sarana Distribusi
sarana distribusi pangan olahan. Sarana distribusi sediaan farmasi antara lain
seperti Pedagang Besar Farmasi (PBF), Apotek, Toko Obat, Toko Obat
36
antara lain seperti minimarket, pasar swalayan, toko frozen food dll. Hal-hal
bulanan.
Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas
dari 4 orang Apoteker. Penindakan itu sendiri memiliki 4 fungsi utama yaitu
14. Instruksi kerja permintaan bantuan penghadapan tersangka dan atau saksi.
22. Instruksi kerja penyerahan tersangka dan barang bukti ke JPU (tahap II).
bisa berasal dari Penyidik Kepolisian ataupun berasal dari Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS), dalam hal ini yang dimaksud penyidik adalah PPNS.
3. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum
dan pengawasan penyidik POLRI untuk meminta bantuan taktis dan tenik.
Pada tingkat nasional dibawah koordinasi dan pengawasan Biro Korwas PPNS
3. Melakukan penggeledahan
4. Melakukan penyitaan
5. Persetujuan atau izin geledah dan sita dari Pengadilan Negeri setempat
16. Melakukan koordinasi fungsional ke Polri dan JPU sesuai P-18 (berkas
memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku keamanan yang baik sehingga dapat
aman.
ketiga
peralatan gelas)
Computer Supplies
B. Bagian Kepegawaian
Perbendaharaan.
D. Bagian Arsip
aplikasi yaitu SERIKANDI. Selain dari pengelolaan surat masuk, bagian arsip
juga bertugas mengelola surat dari pihak eksternal yang meminta dilakukan
berikut:
Melakukan skrining sampel yang akan diuji (dilihat dari jumlah sampel dan
identitas sampel)
Surat pengantar serta bukti setoran didisposisi ke kepala bagian tata usaha
yang meminta dilakukan pengujian , hasil uji dapat diambil langsung oleh
E. IT
solusi teknologi informasi yang ada. Bagian IT memiliki peran penting yaitu
(SIPT)
obat tradisonal, pangan, dan kosmetik) yang terdiri dari 4 langkah sebagai
berikut:
47
48
˗ Sampel pengujian
˗ Importer ˗ Evaluasi penadaan
˗ Nomor registrasi ˗ Tanggal Ed
˗ Kemasan sampel ˗ Netto
˗ Segel sampel ˗ Kondisi
˗ Nomor batch penyimpanan
˗ Kompoisi ˗ Label sampel
˗ Jumlah sampel ˗ Harga beli
3. Data kategori Kategori sampel
sampel
4. Unggah Lampiran Lampiran Gambar/File
-Pemanfaatan IT
-Parameter penyimpanan
narkotik
-Penyimpanan psikotropik
-penyerahan/penyaluran ke
sarana lain
-Sarana memproduksi /
menyerahkan obat tanpa izin edar
-Pengarsipan dokumen
penyerahan resep
E. Pengembalian
-Retur (Pengembalian Obat)
-Pemusnahan Narkotik,
Psikotropik dan prekursor
-Parameter Pemusnahan
Narkotik, Psikotropik dan
prekursor
-Penerima antibiotik
-Pengadaan
-penerimaan
-Penyimpanan
-Penyerahan
-Pengembalian
-Pemusnahan
-Pemanfaatan IT
-Pengarsipan dokumen
pengadaan
-Penyimpanan psikotropik
-penyerahan/penyaluran ke
sarana lain
-Sarana memproduksi /
menyerahkan obat tanpa izin edar
-Pengarsipan dokumen
penyerahan resep
-Pemusnahan Obat
G.Pemusnahan
-Parameter pemusnahan obat
-Pemusnahan Narkotik,
Psikotropik dan prekursor
-Parameter Pemusnahan
Narkotik, Psikotropik dan
prekursor
-Penerima antibiotik
-Pengadaan
-penerimaan
-Penyimpanan
-Penyerahan
-Pengembalian
-Pemusnahan
dilaporkan
-Pemanfatan IT
3. Catatan
Petugas
-Kelas
-Pendistribusian
56
-Pemanfaatan IT
-Pengarsipan dokumen
pengadaan
-Penerima obat
B. Penerimaan
-Parameter pengecekan obat saat
diterima
- Parameter penyimpanan
psikotropika
rusak, kadaluarsa
- Jarak penyimpanan
-Apoteker/petugas farmasi
berjaga 24 jam
E. Penyerahan
-Penyerahan obat atas resep
dokter
-penyerahan/penyaluran ke
58
sarana lain
-Sarana memproduksi /
menyerahkan obat tanpa izin edar
- Pendistribusian CCP
-Pengarsipan dokumen
penyerahan resep
F. Pengembalian,
-Retur (Pengembalian Obat)
Pencatatan dan Pelaporan
-Mutasi persediaan obat tercatat
di kartu stok
-Pemusnahan Narkotik,
Psikotropik dan prekursor
59
-Parameter Pemusnahan
Narkotik, Psikotropik dan
prekursor
-Penerima antibiotik
-Pengadaan
-penerimaan
-Penyimpanan
-Penyerahan
-Pengembalian
-Pemusnahan
dilaporkan
-Sistem Pengadaan
-Penanggung jawab
-Pemanfaatan IT
-Pengarsipan dokumen
pengadaan
diterima
C. Penyimpanan
-Parameter penyimpanan obat
- Parameter penyimpanan
psikotropika
- Jarak penyimpanan
D. Penyerahan
-Penyerahan obat atas resep
dokter
-penyerahan/penyaluran ke sarana
lain
62
-Sarana memproduksi /
menyerahkan obat tanpa izin edar
- Penyerahan obat
kadaluwarsa/rusak
-Pengarsipan dokumen
penyerahan resep
F.Pemusnahan
-Pemusnahan Obat
-Pemusnahan Narkotik,
Psikotropik dan prekursor
-Parameter Pemusnahan
Narkotik, Psikotropik dan
63
prekursor
G. Pengelolaan Antibiotik
-Pencatatan mutasi obat antibiotik
di kartu stok
-Penerima antibiotik
-Pengadaan
-penerimaan
-Penyimpanan
-Penyerahan
-Pengembalian
-Pemusnahan
-Nama sarana
-NPWP
-Lokasi
-Alamat Kantor
-Email Kantor
-Skala usaha
-Jumlah karyawan
4. Penilaian Penerapan
CPPOB
-Area Pengelolaan
-Penerangan
-Program sanitasi
-Nama sarana
-NPWP
-Lokasi
-Alamat Kantor
-Email Kantor
66
-Telpon
-Nomor Izin
-Jumlah Karyawan
-Umur bangunan
-Nomor PIRT
4. Status Berlaku
Patroli Siber
(online) dari media sosial untuk memantau peredaran produk tanpa izin edar
dan penetapan kadar kafein dalam suplemen kesehatan sediaan padat dan cair
secara KCKT.
dan larutan baku diuji menggunakan HPLC dan didapatkan waktu retensi dan
luas area dari baku seri dan sampel kemudian proses selanjutnya yaitu
68
kadar dan didaptkan hasil sampel pertama dan kedua memnuhi persyaratan
Laboratorium Pangan
adalah mengenai Penetapan kadar Aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 dalam
bumbu secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Prinsip kerja yang
detektor fluoresen pada panjang gelombang eksitasi 360 nm dan emisi 440 nm.
Dari hasil uji menggunakan alat KCKT menunjukkan hasil kromatogram yang
tidak diinginkan yang di sebabkan alat mengalami kendala. Oleh sebab itu
berisikan informasi kosmetik aman, ciri-ciri kosmetik aman, dan efek samping
bahan berbahaya seperti merkuri, hidrokinon, timbal, tretinoid, dll. Rapid Test
Kit yang dilakukan adalah identifikasi secara cepat bahan pangan yang
Yellow, dan KIE di Desa Muara Baru Kab. Ogan Ilir yang berjudul sosialisasi
makanan.
di larutkan ke air minum, dapat di lihat pada gambar 3, lalu air sampel di
reaksi perubahan warna terlihat pada gambar 4. Dari hasil keseluruhan uji
yang telah dilakukan terhadap bahan pangan adalah Negatif. Jika hasil
Gambar 16. Rapid Tes Kit Gambar 17. Sampel Uji Acak
Gambar 18. Sampel Dilarutkan Gambar 19. Larutan Sampel Yang Diuji
71
KIE
berdasarkan cek KLIK (cek kemasan, cek label, cek izin edar, cek
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang
telah dilakukan di Balai Besar POM Palembang, saran yang dapat diberikan
tentang program maupun sistem yang dilaksanakan oleh Balai Besar POM
72
73
PKPA selanjutnya diberikan waktu yang lebih lama dan bisa menjadikan
Balai Besar POM Palembang sebagai tempat PKPA yang wajib diikuti,
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. 2023. Laporan Tahunan Balai Besar
POM di Palembang. Palembang.
BPOM RI. 2020. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 9 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat Dan Makanan
Tahun 2020- 2024. BPOM RI, Jakarta.
BPOM RI. 2023, Visi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Tersedia secara
online di:https://www.pom.go.id/new/view/direct/vision [Diakses 25
Oktober 2023].
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 12
Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta.
74