Disusun Oleh :
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyanyang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma Tegal pada tanggal 03 – 31 Agustus
2020 dapat diselesaikan dengan baik. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini
dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada
Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Institut Sains Teknologi
Nasional.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan dan
bimbingan yang diberikan, kepada:
1. Dr. Refdanita, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut Sains
Teknologi Nasional.
2. Amelia Febriani, M.Farm., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Institut Sains Teknologi Nasional.
3. Teodhora Christy, M.Farm., Apt. selaku pembimbing dari Fakultas Farmasi
Institut Sains Teknologi Nasional yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker.
4. Harya Pradhana, S.Farm., Apt. selaku Pharmacy Manager di Apotek Kimia
Farma yang telah membantu dan membimbing selama Praktek Kerja Profesi
Apoteker.
5. Desi Rahmawati, S.Farm., Apt. selaku Apoteker Penanggung Jawab dan
pembimbing di Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal yang telah membantu
dan membimbing selama Praktek Kerja Profesi Apoteker.
6. Seluruh karyawan Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal yang telah membantu
dan membimbing selama Praktek Kerja Profesi Apoteker.
7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Institut Sains dan Teknologi Nasional
yang telah membantu selama proses Praktek Kerja Profesi Apoteker.
8. Seluruh pihak yang juga banyak membantu selama proses kegiatan PKPA
dan proses penyusunan laporan ini.
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku laporan ini banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangunn agar menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang farmasi.
(Penulis)
iv
DAFTAR ISI
v
2.10 Pedagang Besar Farmasi .............................................................38
2.10.1 Kewajiban Pedagang Besar Farmasi ..............................39
2.10.2 Tugas Dan Fungsi Pedagang Besar Farmasi
Menurut Permenkes No. 34 Tahun 2014 ........................39
2.11 Aturan Papan Nama Praktek Apoteker .......................................41
BAB III TINJAUAN KHUSUS .....................................................................43
3.1 PT. Kimia Farma (Persero) Tbk .................................................43
3.1.1 Sejarah PT. Kimia Farma Tbk ........................................43
3.1.2 Tujuan Perusahaan PT. Kimia Farma Tbk .....................44
3.1.3 Visi dan Misi PT. Kimia Farma Tbk ..............................44
3.1.4 Logo PT Kimia Farma Tbk .............................................45
3.1.5 Budaya Perusahaan .........................................................46
3.1.6 Ruh Budaya Perusahaan .................................................47
3.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................47
3.1.8 Kegiatan Usaha PT Kimia Farma Tbk ............................48
3.2 Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal ............................................53
3.2.1 Lokasi dan Tata Letak Apotek ........................................53
3.2.2 Struktur Organisasi .........................................................56
3.2.3 Kegiatan Apotek .............................................................57
BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................86
5.1 Kesimpulan .................................................................................86
5.2 Saran ...........................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................88
LAMPIRAN .......................................................................................................90
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Untuk menjalankan kedua fungsi apotek tersebut, Apoteker sebagai
penagnggung jawab apotek dituntut memiliki peranan yang dapat
menjalankan keduanya secara seimbang.
Perubahan paradigma di apotek dari product oriented menjadi
patient oriented menyebabkan kebutuhan akan tenaga apoteker yang
kompeten dalam melakukan konsultasi, edukasi, dan informasi semakin
banyak. Oleh karena itu untuk mempersiapkan para Apoteker yang
profesional, maka perlu dilakukan praktek kerja profesi apoteker di apotek
sebagai pelatihan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan dimasa
kuliah serta dapat mempelajari segala kegiatan dan permasalahan yang ada
di suatu apotek. Atas dasar hal tersebut maka dilakukanlah Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus hingga 31 Agustus 2020.
Praktek tersebut diharapkan dapat bermanfaat besar dan pengalaman bagi
calon Apoteker untuk siap terjun di lingkungan masyarakat nantinya.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Kimia Farma ini adalah :
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang bagaimana peran,
fungsi, posisi, dan tanggung jawab apoteker dalam praktik kefarmasian
di apotek.
2. Mengetahui tentang berbagai aspek pengelolaan Apotek meliputi
kegiatan administrasi, pengadaan, penyimpanan, pelayanan, dan
manajemen di Apotek Kimia Farma.
3. Mempelajari secara langsung pelayanan kefarmasian berupa pemberian
informasi obat, edukasi dan konseling secara professional kepada
pasien.
1.3 Manfaat
Manfaat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Kimia farma ini adalah :
1. Mahasiswa mampu membuat keputusan profesi pada pekerjaan
kefarmasian di apotek berdasarkan ilmu pengetahuan, standar praktik
kefarmasian, perundangundangan yang berlaku dan etika profesi
farmasi.
2. Mampu menyusun rencana pengelolaan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia.
3. Mampu menyusun rencana pengembangan praktik kefarmasian yang
berorientasi pada pelayanan farmasi klinik.
4. Memiliki kemampuan dan pengalaman praktis untuk mengelola serta
melaksanakan pelayanan kefarmasian (pharmaceuticalcare) di Apotek.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaaan Praktik Kerja Profesi
Apoteker (PKPA)
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Fakultas Farmasi Institut
Sains Teknologi Nasional telah dilaksanakan mulai tanggal 03-30 Agustus
2020 dan bertempat di Apotek Kimia Farma Tegal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
4. Jenis pekerjaan.
5. Kebutuhan tenaga kerja.
6. Program kerja.
b. Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik dan
peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
apotek. Aspek teknis, meliputi:
1. Peta lokasi dan lingkungan (posisi apotek terhadap sarana pelayanan
kesehatan lain).
2. Tata letak bangunan.
3. Interior dan peralatan teknis.
c. Aspek Pasar
Dalam pendirian apotek, aspek pemasaran mendapat prioritas
utama agar laju perkembangan apotek sesuai dengan yang
diharapkanAspek ini diantaranya menyangkut jumlah praktek dokter
yang ada di sekitar apotek dan jumlah apotek pesaing di lokasi tersebut.
Aspek pasar meliputi:
1. Jenis produk yang akan dijual.
2. Cara (dari mana, bagaimana) mendapatkan produk yang akan dijual.
3. Bentuk pasar (persaingan sempurna, monopoli, oligopoli,
monopsoni).
4. Potensi pasar (Q = N.P).
Potensi pasar bisa dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk
mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang
dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan,
dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan
diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga
pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet,
7
a. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Apabila perusahaan
mempunyai kelemahan utama pasti perusahaan akan berusaha
menjadikan kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Jika
perusahaan menghadapi ancaman utama, perusahaan akan
berusaha menghindari ancaman jika berkonsentrasi pada
peluang yang ada.
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal
yang ada. Salah satu alternatif strategi WO adalah dengan
perusahaan melakukan perekrutan dan pelatihan staf dengan
kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan.
c. Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan
perusahaan untuk menghindari ancaman jika keadaan
memungkinkan atau meminimumkan ancaman eksternal yang
dihadapi. Ancaman eksternal ini tidak selalu harus dihadapi
sendiri oleh perusahaan tersebut, bergantung pada masalah
ancaman yang dihadapi.
d. Strategi WT (Weakness-Threat)
Posisi ini sangat menyulitkan perusahaan, akan tetapi
tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk mengatasi
posisi yang menyulitkan ini. Perusahaan harus memperkecil
9
4. Ruang racikan.
5. Tempat pencucian alat.
6. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.
h. Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rak
penyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi,
terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan serta
diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah
ditetapkan (Depkes RI, 2004).
2.4 Tugas dan Fungsi Apotek
Menurut Permenkes No. 73 tahun 2016 pasal 3 tentang Apotek
mengenai penyelenggaraan fungsi apotek diantaranya:
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi standar:
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,dan Bahan Medis Habis
Pakai
2. Pelayanan farmasi klinik.
2.4.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan perlu diperhatikan
pola penyakit, pola konsumsi, budaya, dan kemampuan
masyarakat. Pendekatan perencanaan kebutuhan dapat
dilakukan melalui metoda konsumsi yang didasarkan atas
analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya dan metoda
morbiditas yang didasarkan pola penyakit, perkiraan
kenaikan kunjungan dan waktu tunggu (lead time) merupakan
jangka waktu antara pesanan pelanggan dan pengiriman
produk akhir.
a) Metode konsumsi
Untuk menghitung jumlah obat yang dibutuhkan
berdasarkan metode konsumsi perlu diperhatikan hal – hal
seperti pengumpulan dan pengolahan data, analisa data
15
4. Persediaan minimum
Merupakan jumlah persediaan terendah yang masih
tersedia. Apabila penjualan telah mencapai nilai
persediaan minimum ini, maka langsung dilakukan
pemesanan agar kontinuitas usaha dapat berlanjut.
5. Persediaan maksimum
Merupakan jumlah persediaan terbesar yang telah
tersedia. Jika telah mencapai nilai persediaan
maksimum ini maka tidak perlu lagi melakukan
pemesanan untuk menghindari terjadinya stok mati
yang dapat menyebabkan kerugian.
6. Titik pemesanan/Reorder Point (ROP)
Merupakan suatu titik dimana dilakukan pemesanan
lagi hingga penerimaan barang yang dipesan tepat
pada waktunya. Dengan demikian, waktu datangnya
barang yang telah dipesan tidak melewati waktu
pesan, sehingga tidak akan melanggar buffer stock
yang telah ditentukan.
g. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan), dan pencatatan
lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Pelaporan terdiri dari
pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan
lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang
dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya.
23
d. Manager (Manajer)
Apoteker harus dapat mengelola sumber daya (SDM, fisik dan
keuangan), dan informasi secara efektif. Mereka juga harus senang
dipimpin oleh orang lainnya, apakah pegawai atau pimpinan tim
kesehatan. Lebih-lebih lagi teknologi informasi akan merupakan
tantangan ketika apoteker melaksanakan tanggung jawab yang lebih
besar untuk bertukar informasi tentang obat dan produk yang
berhubungan dengan obat serta kualitasnya.
e. Life-long learner (Pembelajar seumur hidup)
Tidak mungkin memperoleh semua ilmu pengetahuan di sekolah
farmasi dan masih dibutuhkan pengalaman seorang apoteker dalam
karir yang lama. Konsep-konsep, prinsip-prinsip, komitmen untuk
pembelajaran jangka panjang harus dimulai disamping yang diperoleh
di sekolah dan selama bekerja. Apoteker harus belajar bagaimana
menjaga ilmu pengetahuan dan ketrampilan mereka tetap up to date.
f. Teacher (Guru)
Apoteker mempunyai tanggung jawab untuk membantu
pendidikan dan pelatihan generasi berikutnya dan masyarakat.
Sumbangan sebagai guru tidak hanya membagi ilmu pengetahuan pada
yang lainnya, tapi juga memberi peluang pada praktisi lainnya untuk
memperoleh pengetahuan dan menyesuaikan ketrampilan yang telah
dimilikinya.
g. Leader (Pemimpin)
Dalam situasi pelayanan multi disiplin atau dalam wilayah
dimana pemberi pelayanan kesehatan lainnya ada dalam jumlah yang
sedikit, apoteker diberi tanggung jawab untuk menjadi pemimpin dalan
semua hal yang menyangkut kesejahteraan pasien dan masyarakat.
Kepemimpinan apoteker melibatkan rasa empati dan kemampuan
membuat keputusan, berkomunikasi dan memimpin secara efektif.
Seseorang apoteker yang memegang peranan sebagai pemimpin harus
mempunyai visi dan kemampuan memimpin.
29
h. Researcher (Peneliti)
Apoteker harus dapat menggunakan sesuatu yang berdasarkan
bukti (ilmiah, praktek farmasi, sistem kesehatan) yang efektif dalam
memberikan nasehat pada pengguna obat secara rasional dalam tim
pelayanan kesehatan. Dengan berbagi pengalaman apoteker dapat juga
berkontribusi pada bukti dasar dengan tujuan mengoptimalkan dampak
dan perawatan pasien. Sebagai peneliti, apoteker dapat meningkatkan
akses dan informasi yang berhubungan dengan obat pada masyarakat
dan tenaga profesi kesehatan lainnya (Hartono, 1998).
Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai wewenang dan
tanggung jawab APA diantaranya:
a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan.
b. Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan.
c. Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerja.
d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh.
e. Beberapa peran Apoteker di apotek antara lain:
1) Apoteker sebagai Profesional
Apoteker harus memiliki rasa kepedulian yang tinggi
terhadap masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh pasien
(caring), kompeten di bidang kefarmasian (competent) dan
memiliki komitmen (commitment). Selain itu, Apoteker
berkewajiban untuk menyediakan, menyimpan dan menyerahkan
perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin
kepada masyarakat (Hartono, 1998).
2) Apoteker sebagai Manager
Sebagai manager harus mampu mengelola apotek dengan
baik sehingga semua kegiatan di apotek berlangsung secara efektif
dan efisien, efektif dan efisien yang dimaksud ialah agar obat yang
diperlukan oleh dokter dan pasien selalu tersediasetiap saat
dibutuhkan dalam jumlah cukup dan mutu terjamin untuk
mendukung pelayanan yang bermutu. Apoteker harus mempunyai
30
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di Apotek dengan
resep dokter. Obat keras atau daftar obat “G” merupakan singkatan dari
“Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat dalam golongan ini
berbahaya jika pemakainnya tidak berdasarkan resep dokter. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh: Asam Mefenamat, Loratadine, Ibuprofen, Ketoprofen,
Phenytoin.
4. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu :
a. Narkotika golongan I
Golongan ini dilarang digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan.Narkotika golongan I dalam jumlah terbatas
hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk reagensia diagnostik dan reagensia
laboratorium setelah mendapatkan persetujuan. Contoh opium,
kokain, heroin, amfetamin, psilosibin, dan tanaman Papaver
somniferum.
b. Narkotika golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk
34
Persentase DM sekali
Persentase DM sehari
Keterangan:
HJA : Harga Jual Apotek
HNA : Harga Netto Apotek
E : Embalase
(harga barang yang tidak termasuk obat, misalnya plastik,
kertas puyer, kapsul kosong).
T : Tuslah
2.10 Pedagang Besar Farmasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi
(PBF), PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki
izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran sediaan farmasi dalam
jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan salah satu unit terpenting
dalam kegiatan penyaluran sediaan farmasi ke fasilitas pelayanan
kesehatan seperti apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas,
klinik dan toko obat agar dapat sampai ke tangan masyarakat. Apoteker
sebagai penanggung jawab di PBF harus mampu melakukan kegiatan
pengelolaan sediaan farmasi di PBF dimulai dari pengadaan,
penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi ke sarana
pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
39
.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
43
44
Kimia Farma Tbk membentuk dua anak perusahaan yaitu PT. Kimia
Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading and Distribution. PT.
Kimia Farma Apotek berperan dalam mengelola apotek- apotek
milik perusahaan yang ada.
PT. Kimia Farma Trading and Distribution merupakan anak
perusahaan yang berperan penting dalam upaya peningkatan
penjualan produk- produk Perseroan. PT. Kimia Farma Trading and
Distribution memiliki jaringan cabang sebanyak 46 dan tenaga
sebanyak 611 orang untuk melayani 45.173 outlet terdaftar di
seluruh wilayah Indonesia. Selain mendistribusikan produk-produk
kimia farma, juga sebagai distributor untuk poduk-produk princip
dari dalam dan luar negeri.
3.1.2 Tujuan Perusahaan PT. Kimia Farma Tbk
Tujuan perusahaan PT Kimia Farma adalah menyediakan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat
khususnya di bidang industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan,
industri makanan sertaminuman, dan mengejar keuntungannya untuk
meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.
3.1.3 Visi dan Misi PT. Kimia Farma Tbk
1. Visi
Menjadikan perusahaan Healthcare pilihan utama
yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang
berkesinambungan.
2. Misi
a) Melakukan aktivitas usaha di bidang industri kimia dan
farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, retail farmasi
dan layanan kesehatan serta optimalisasi asset.
b) Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance
dan Operational Excellence didukung oleh SDM
professional.
45
b. Jenis Huruf
Jenis huruf yang dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia
Farma, disesuaikan dengan nilai dan image yang telah menjadi
energi bagi Kimia Farma, karena prinsip untuk sebuah identitas
harus berbeda dengan identitas yang telah ada.
c. Sifat Huruf
a) Kokoh, memperlihatkan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
sebgai perusahaan terbesar dalam bidang farmasi yang
memiliki bisnis dari hulu hingga hilir dan merupakan
perusahaan farmasi pertama yang dimiliki oleh Indonesia.
b) Dinamis, dengan jenis huruf talic memeperlihatkan
kedinamisan dan optimisme.
c) Bersahabat, dengan jenis huruf kecil dan lengkung,
memeperlihatkan keramahan Kimia farma dalam melayani
konsumen.
3.1.5 Budaya Perusahaan
Perseroan menetapkan budaya perusahaan yang merupakan
nilai- nilai inti Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang
menjadi pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya,
untuk berkarya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. Berikut merupakan makna dari budaya perusahaan PT
Kimia Farma.
1. Innovative (I)
Budaya berpikir think without the box, smart, kreatif untuk
47
Responsibility (CSR).
Fasilitas Produksi Semarang
Merupakan pabrik yang memproduksi obat dan obat
tradisional Indonesia. Fasilitas produksi yang telah
dilengkapi dengan Sertifikat CPOB dan Sertifikat
CPOTB dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia. Menerapkan sistem manajemen
mutu ISO-9001:2008, serta mendapatkan Proper
Peringkat Biru dalam pengelolaan lingkungan hidup
dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Fasilitas Produksi Watudakon
Merupakan satu-satunya pabrik pengolah tambang
iodium di Indonesia, pabrik ini memproduksi sediaan
kapsul lunak, salep/krim, tablet serta telah menerapkan
sistem manajemen mutu ISO- 9001:2008 dan ISO-
14001, serta mendapatkan sertifikat CPOB semua jenis
sediaan yang diproduksi dan sertifikat CPBBAOB
untuk memperoduksi garam farmasi natrium klorida
dan memdapatkan sertifikat CPBBAOB untuk pabrik
pengolahan garam farmasi pertama di Indonesia dengan
kapasitas 2000 ton per tahun. Pabrik ini mendapatkan
Proper Peringkat Biru dalam pengelolaan lingkungan
hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Fasilitas Produksi Medan
Merupakan pabrik yang memproduksi obat dalam
sediaan tablet, krim, dan kapsul. Dan telah
mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) untuk seluruh jenis sediaan yang
diproduksi serta menerapkan sistem manajemen mutu
ISO- 9001:2008.
b) Pemasaran
50
obat-obat bebas dan obat bebas terbatas. Selain itu juga dijual
kosmetik, susu bayi, pampers, botol susu bayi, alat kesehatan,
obat-obat herbal dan tradisional.
g) Tempat Konsultasi Apoteker
Tempat konsultasi ini terletak disamping tempat administrasi.
Tempat ini digunakan untuk konsultasi terkait obat antara pasien
dengan apoteker.
h) Ruang Dokter
Ruangan praktek dokter terletak di belakang Apotek. Praktek
dokter yang terdapat di apotek yaitu Praktek dokter umum, dokter
mata dan dokter kejiwaan.
i) Ruang penunjang lain terdiri dari toilet, dan pantry.
j) Gudang Obat
Digunakan sebagai gudang obat apotek dan tempat penyimpanan
arsip.
3.2.2 Struktur Organisasi
Apotek Kimia Farma No. 97 dipimpin oleh seorang Apoteker
Pengelola Apotek (APA) yang membawahi Supervisor Layanan
Farmasi. Supervisor layanan farmasi membawahi Asisten Apoteker
(AA), juru resep dan kasir. Struktur organisasi yang baik diperlukan
agar pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas
sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pekerjaan serta memudahkan
pengawasan dan pertanggung jawaban.
Apotek Kimia Farma No. 97 dipimpin oleh seorang Apoteker
Pengelola Apotek dan 8 (delapan) orang tenaga teknis kefarmasian
dan 1 orang karyawan tambahan non asisten apoteker.Sebagai
pimpinan, seorang Apoteker Pengelola Apotek bertanggung jawab
terhadap semua kegiatan yang berlangsung di dalam apotek, baik
kegiatan teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.
Apoteker dan tenaga kefarmasian Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal
telah memiliki Surat Tanda registrasi Apoteker (STRA) atau Surat
57
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan harus dapat memenuhi
kebutuhan apotek dan mampu memprediksi penggunaan dana
terbaik yang dapat memaksimalkan keutungan apotek. Metode
perencanaan sediaan farmasi terdiri dari metode pola
penyakit/metode epidemiologi, metode konsumsi, dan campuran
metode epidemiologi-konsumsi.
Dalam perencanaan sediaan farmasi juga perlu dilakukan
analisis pareto. Analisis pareto didasarkan pada penggunaan
barang tiga bulan terakhir untuk menentukan barang yang akan
dipesan selanjutnya. Dengan adanya analisis pareto, perbekalan
farmasi yang bersifat fast moving dan slow moving dapat
diidentifikasi. Selain itu, analisis pareto berfungsi
mengefisiensikan modal, perputaran barang, mengurangi
penumpukan barang serta mencegah terjadinya kekosongan
barang.
Pengelompokkan barang menggunakan analisis Pareto
juga dikenal dengan “Klasifikasi ABC”, dengan pembagian
sebagai berikut:
a) Klasifikasi A : Jenis barang yang bernilai 80% dari total
anggaran pembelanjaan apotek atau omset dan dengan jumlah
barang sebesar 15- 20% dari total jenis barang yang disediakan
apotek. Barang klasifikasi A ini wajib dipesan, tidak boleh
datang terlambat, dan harus selalu dipantau agar tidak terjadi
kekosongan barang.
b) Klasifikasi B : jenis barang yang bernilai 15% omzet penjualan
dengan jumlah barang 20-25% dari total barang yang
disediakan apotek.
c) Klasifikasi C : jenis barang yang terjual bernilai 5% dari omset
penjualan akan tetapi jumlahnya mencapai 50-60% dari total
produk yang disediakan apotek. Pada klasifikasi ini, sejumlah
59
b) Uji Petik
Uji petik dilakukan oleh Asisten Apoteker (AA) setiap harinya
dengan memperhatikan nama obat, dosis, jumlah fisik dan
jumlah sistem, tanggal kedaluwarsa, dan kondisi fisik sediaan
farmasi. Fungsi uji petik adalah sebagai upaya pengendalian
untuk memastikan sediaan farmasi yang disalurkan oleh apotek
selalu terjaga mutu dan kualitasnya.
c) Stok Opname
Stock opname merupakan kegiatan pengendalian sediaan
farmasi yang dilakukan secara berkala pada periode tertentu.
Stock opname dilakukan setiap 3 bulan, apabila terjadi
ketidaksesuaian antara fisik dengan sistem, maka akan
dilakukan pengecekan ulang. Apabila terjadi kehilangan maka
akan dilakukan penelusuran untuk item yang hilang. Tujuan
dilakukan stock opname untuk mendeteksi secara dini
kehilangan obat-obatan, melakukan kontrol terhadap
pengadaan barang agar diketahui efektivitasnya, dan
mendeteksi secara dini adanya barang slow moving dan fast
moving serta kadaluarsa.
6. Pelayan dan Penjualan
Pelayanan dan penjualan yang dilakukan oleh Apotek
Kimia Farma 97 dilakukan secara tunai maupun kredit. Obat yang
dijual dapat berupa obat berdasarkan resep dokter, obat wajib
apotek, dan obat bebas.
a) Penjualan obat tunai dengan resep dokter
Penjualan ini dilakukan terhadap pasien atau pelanggan yang
menebus obat berdasarkan resep dokter secara tunai. Prosedur
pelayanan resep tunai adalah sebagai berikut:
Pasien atau pelanggan datang untuk menebus obat dengan
resep dokter.
Pasien memberikan resep pada tempat penerimaan resep
63
aplikasi.
8. Pemusnahan
Pemusnahan sediaan farmasi yang rusak atau kedaluwarsa
dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan yang ada.
Selanjutnya, dibuatkan berita acara untuk dilaporkan kepada BM
sebagai bentuk pertanggung jawaban. Sedangkan untuk
pemusnahan obat narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT
harus dilakukan oleh masing-masing apotek dengan disaksikan
oleh APA, asisten apoteker, suku dinas kesehatan kabupaten/kota
dan/atau BPOM setempat. Apoteker penanggung jawab membuat
surat permohonan untuk pemusnahan ke BPOM pusat yang akan
memeriksa dan memberi persetujuan. BPOM akan membentuk
tim pemusnahan narkotika dan psikotropika yang terdiri atas
apoteker penanggung jawab, asisten apoteker dan petugas BPOM
pusat. Berita Acara Pemusnahan (BAP) yang berisi:
a) Tempat dan waktu (hari, tanggal, bulan dan tahun)
pemusnahan.
b) Nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik
narkotika.
c) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain
dari perusahaan apotek atau badan tersebut.
d) Nama, jenis, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan
e) Cara memusnahkan.
f) Tanda tangan dan identitas lengkap APA dan saksi-saksi
pemusnahan.
Pemusnahan resep dilakukan terhadap arsip yang telah
berumur minimal 5 tahun. Pemusnahan resep dilakukan dengan
cara dibakar dengan disaksikan oleh APA, AA, dan Dinas
Kesehatan setempat. Kemudian dibuat berita acara pemusnahan
resep yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat dan
ditembuskan ke BPOM dengan dibuat 3 rangkap laporan.
67
68
69
satu lantai yang dilengkapi dengan tempat parkir. Lay out apotek terdiri atas
satu lantai yang dilengkapi dengan tempat parkir yang dapat memuat kurang
lebih 8 mobil dan 10 motor. Lay out apotek terdiri dari pelayanan depan dan
belakang. Pelayanan depan terdapat swalayan farmasi dan non farmasi dan
ruang tunggu. Pelayanan belakang merupakan tempat praktek dokter bersama
serta sarana lainnya seperti mushola dan toilet. Pelayaan di bilik racik apotek
terdapat ruangan persediaan obat, ruang peracikan, dan ruang penyerahan
obat. Bagian pelayanan depan dengan mudah dilihat oleh konsumen yang
datang, swalayan farmasi dan non farmasi dengan mudah dilihat. Tata letak
yang berbentuk mirip huruf L ini disusun sedemikian rupa berdasarkan
kategori tertentu. Pada bagian dalam kasir, terdapat lemari penyimpanan obat.
Penyimpanan obat diapotek Kimia Farma No. 97 Tegal mengacu kepada
peraturan yaitu disusun berdasarkan kelas terapinya, jenis sediaan,
farmakologi, alfabetis, ini akan memudahkan asisten apoteker dan tenaga
kefarmasian lainnya untuk mengetahui obat-obat yang termasuk kedalam efek
farmakologis. Selain itu, hal tersebut juga memudahkan tenaga kefarmasian
untuk menginformasikan kepada pasien tentang obat tersebut. Hal yang harus
diperhatikan dalam penyusunan posisi dari lemari obat adalah penyusunan
tersebut harus ergonomis untuk memudahkan pengambilan obat yang
dilakukan oleh personil yang bekerja. Untuk memudahkan pengawasan obat,
setiap kotak memiliki satu kartu stok yang dilakukan pencatatan secara
langsung ketika barang disimpan atau dikeluarkan. Untuk pengawasan obat
mendekati kadaluarsa dilakukan stock opname selama 3 bulan sekali. Hal ini
juga berfungi sebagai pencocokan barang fisik dengan stok komputer serta
mengetahui obat-obatan yang slow moving atau fast moving agar dapat diatasi
untuk kekurangan barang ataupun stok barang yang berlebihan.
Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dari obat
obat lain di dalam lemari khusus. Lemari khusus tersebut dilengkapi dengan
kunci dan dipegang oleh asisten apoteker penanggung jawab narkotika dan
psikotropika. Lemari khusus ini sudah memenuhi syarat dari perundang-
undangan pemerintah dimana terdapat dua daun pintu dengan kunci ganda.
71
Hanya saja, kedua daun pintu dibuka saat pengambilan obat yang seharusnya
hanya boleh satu daun pintu yang terbuka. Hal ini membuat pengawasan obat
menjadi lebih renggang. Lemari narkotika juga belum sepenuhnya dikunci
setiap selesai digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh salah satu faktor yaitu
adanya kesulitan petugas untuk mengunci dan menutup lemari saat harus
menyiapkan obat (resep) ketika pasien ramai dan karena letak lemari berada
jauh dari jangkauan petugas sehingga butuh waktu untuk mengambil obat
tersebut dikeluarkan dengan metode FEFO (First Expire First Out) dan FIFO
(First In First Out) serta didukung dengan catatan penyimpanan yang untuk
mengontrol sediaan farmasi baik secara manual maupun komputerisasi.
Prinsip FIFO dilakukan secara baik di Apotek ini dikarenakan perputaran
obat di Apotek sangat cepat. Namum pada saat dilakukan stock opname, jika
ditemukan barang yang mendekati kadaluarsa, barang tersebut akan
dipisahkan dengan memasukkannya ke kantong plastik dan memberi label
kadaluarsanya agar barang tersebut menjadi paling cepat dikeluarkan. Setiap
petugas apotek yang diberi tanggung jawab untuk mengontrol stok obat yang
ada di lemari penyimpanan, hal ini agar lebih mengoptimalisasi kerjanya agar
dapat mencegah ketidaksesuaian stok dan kadaluarsa obat. Untuk
memudahkan pengontrolan terhadap barang yang akan kadaluarsa, maka
disetiap kotak obat diberi label berwarna yang menggambarkan tahun
kadaluarsa dari obat tersebut.
Pada hari ke 4-9 mempelajari tentang dokumen-dokumen di Apotek
Kimia Farma No. 97 Tegal, yaitu :
1. STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker)
Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh konsil tenaga kefarmasian kepada
apoteker yang telah diregistrasi. STRA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun selama masih memenuhi
persyaratan.
2. SIPA ( Surat Ijin Praktek Apoteker)
SIPA dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat
72
dan konseling serta mempelajari jenis-jenis obat obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras, owa, obat psikotropik dan narkotik.
1. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter yang memiliki tanda khusus lingkaran hijau contohnya
sanaflu, konidin, paracetamol, dan aspirin.
2. Obat bebas Terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa
resep dokter tapi disertai dengan tanda peringatan, tanda khusus lingkaran
biru contohnya nya Paramex, CTM.
3. Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, tanda
khusus lingkaran merah dengan huruf k di tengah contohnya Asam
mefenamat, antibiotik amoxicillin ibuprofen ketoprofen.
4. Daftar obat wajib apotek beberapa obat keras yang dapat diserahkan tanpa
resep dokter namun harus diserahkan oleh apoteker. contohnya antasida,
ranitidin, allopurinol.
5. Obat psikotropik merupakan obat keras alamiah atau sintetis yang bukan
narkotik namun memiliki khasiat mempengaruhi sistem saraf
pusat. contohnya diazepam, phenobarbital dan alprazolam.
6. Obat narkotik merupakan obat yang menyebabkan penurunan kesadaran
Hilang Rasa menimbulkan ketergantungan contohnya codein dan mst.
Pada hari ke 12 sampai ke hari 15 Mahasiswa PKPA melakukan
pelayanan obat resep dan resep BPJS menyiapkan obat sesuai resep yang
diminta kemudian mempelajari rencana, pengadaan obat, seleksi obat, yang
akan dipesan. Perencanaan diperhatikan berdasarkan pola penyakit pola
konsumsi budaya dan kemampuan masyarakat. Pengadaan merupakan
pengadaan barang yang dilakukan dengan mengumpulkan barang-barang
yang akan dipesan dari buku defecta pemesanan menggunakan SP surat
pesanan yang terdiri dari 2 rangkap arsip dan pemasok untuk seleksi obat
yang akan dipesan berdasarkan:
- penggunaan obat generik dan paten
- mutu terjamin
- praktis dalam penyimpanan
76
Farma selaku distributor tunggal tetapi tidak untuk psikotropik dimana dapat
dipesan melalui BM. Perbekalan farmasi yang telah diterima bersama
dropping, dilakukan pemeriksaan kesesuaian antara barang yang diterima
dengan dropping lalu disesuaikan antara dropping dengan BPBA yang dibuat.
Ketika melakukan pemeriksaan, barang-barang yang diterima juga diperiksa
jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, tanggal kadaluarsa, dan harga yang tertera.
Apabila ditemukan ketidaksesuaian, maka petugas apotek dapat langsung
mengkonfirmasikan kepada petugas Distribution Center (DC).
Pendistribusian barang dari gudang Distribution Center (DC) ke apotek
dilakukan 10 hari sekali setelah dilakukan defekta terlebih dahulu. Untuk
rencana pengadaan obat yang menggunakan analisis pareto ABC merupakan
penggolongan obat berdasarkan peringkat dari tertinggi hingga terendah.
Obat / alkes
yang menjalin kerjasama dengan Apotek Kimia Farma Tegal No. 97 dan
untuk proses pembayarannya berdasarkan perjanjian yang disepakati oleh
kedua belah pihak dan untuk pelayanan obat tanpa resep serta
melakukan swamedikasi.
1. Pelayanan resep
- Penerimaan resep.
- Cek stok dan cek harga.
- Konfirmasi persetujuan harga dengan pasien jika pasien setuju lakukan
skrining resep.
- Menyiapkan obat dan etiket.
- Melakukan double check dengan apoteker.
2. Swamediakasi
Kriteria swamedikasi yang dilakukan untuk penyakit ringan yaitu
- Penyakit yang jangka waktunya tidak lama
- Percaya tidak mengancam jiwa pasien seperti sakit kepala sakit gigi
demam dan batuk.
Jenis obat pada swamedikasi sesuai dengan peraturan Permenkes
nomor 919/ Menkes/per/x/1995 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan
tanpa resep antara lain :
- Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil dan anak dibawah 2 tahun
dan lanjut usia diatas 65 tahun
- Obat yang digunakan memiliki resiko efek samping minimal dan dapat
dipertanggungjawabkan khasiatnya untuk pengobatan sendiri
Contoh swamedikasi di apotek kimia farma tegal yaitu pasien datang
menanyakan obat diare untuk anak 2 tahun mengeluh diare sudah 2 hari
dan berlendir kemudian apoteker memberikan obat Zinc. Zinc sendiri
merupakan suplemen untuk memenuhi kebutuhan zinc pada tubuh untuk
dosis anak umur 2 tahun diberikan 2 sendok teh 10 ml 1 kali sehari selama 10
hari apabila diare sudah berhenti obat tersebut wajib dihabiskan selama 10
hari.
80
psikotropika), tanggal, bulan, dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan
ditempat yang telah ditentukan. Penyimpanan resep secara berurutan dan
teratur dimaksudkan untuk memudahkan petugas jika sewaktu-waktu
diperlukan dalam penelusuran resep. Resep narkotika dan psikotropika
disimpan terpisah untuk memudahkan penyusunan laporan ke Dinas
Kesehatan wilayah setempat. Penyimpanan disatukan bersama dengan arsip
laporan bulanan narkotika dan psikotropika. Semua resep disimpan selama 3
tahun sebelum dimusnahkan. Pelaporan penggunaan narkotika dan
psikotropika dilakukan sebulan sekali dengan menyerahkan Laporan
Penggunaan Sediaan jadi Narkotika dan Laporan Penggunaan Sediaan Jadi
Psikotropika ke SIPNAP (Sistem Informasi Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika) dan arsip untuk apotek. Penyusunan laporan dilakukan oleh
asisten apoteker yang diberikan tanggung jawab oleh APA. Untuk
pengelolaan kegiatan administrasi dan keuangan di Kimia Farma, digunakan
program Kimia Farma Point of Sales Software (POS) untuk seluruh Apotek
Kimia Farma yang ada di Indonesia. Dengan adanya Kimia Farma Point of
Sales Software (POS) maka kegiatan yang berhubungan dengan administrasi
apotek dapat dilakukan dengan cepat dan terkontrol. Petugas kasir kecil (kasir
di apotek) dapat menyetorkan uang hasil penjualan setiap shift dengan
menyertakan bukti setoran kasir. Bukti setoran kasir akan dicocokkan terlebih
dahulu jumlahnya dengan Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) oleh
supervisor sebelum diserahkan kepada kasir besar di Business Manager
(BM). Jumlah fisik uang dengan jumlah penjualan yang ada di LIPH harus
sama, jika terjadi ketidakcocokan maka harus dicari penyebabnya apakah ada
transaksi yang belum dimasukkan atau ada penyebab lainnya. Untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan uang, kasir kecil tidak
bisa membuka LIPH. LIPH hanya dapat dibuka oleh petugas-petugas tertentu
seperti supervisor dan petugas administrasi kas bank sehingga mekanisme
pengontrolan uang dapat dilakukan dengan baik untuk mencegah kehilangan
uang. Secara umum, fungsi keuangan di apotek ini telah berjalan dengan baik
sesuai dengan standar prosedur operasional yang ditetapkan. Penilaian
83
terhadap pelayanan apotek dapat dilihat dari dua indikator, yaitu omset
penjualan dan tingkat keluhan pasien. Jika omset tahun ini lebih besar dari
pada tahun sebelumnya dan tingkat keluhan pasien 0%, maka fungsi
pelayanan berfungsi dengan baik. Secara keseluruhan pelayanan di Apotek
Kimia Farma No. 97 Tegal sudah berjalan dengan baik, dimana setiap
pengunjung disapa dan dibantu keperluannya. Kecepatan pelayanan sudah
cukup baik tetapi untuk resep racikan masih menjadi kendala. Hal ini dapat
diatasi dengan pemberitahuan kepada pasien bahwa resep racikan akan
memakan waktu yang lama. Pemasukan omset Apotek Kimia Farma No. 97
Tegal juga cukup memuaskan setiap harinya. Pemasukan omset juga dapat
ditingkatkan dengan cara meningkatkan pelayanan jemput resep ke rumah
pasien atau menerima pemesanan obat melalui telephone atau whatsapp ke
nomer Apotik Kimia Farma No. 97 Tegal yang sudah disediakan. Dapat juga
diterapkan sistem homecare dimana pelayanan ditingkatkan untuk
mengundang konsumen dalam berkunjung, akan tetapi semenjak terjadinya
wabah covid-19 sementara homecare ditiadakan untuk meminimalisir
penularan covid-19 terhadap personil Apotik Kimia Farma No. 97 Tegal.
Syarat penanganan resep narkotika sendiri yang dapat diterima oleh apotek
yaitu :
1. Resep harus diskrining terlebih dahulu dimana :
a. Harus resep asli (bukan copy resep).
b. Ada nama pasien dan alamat lengkap pasien.
c. Tidak ada tulisan “ITER” yang artinya dapat diulang.
d. Aturan pakai yang jelas dan tidak boleh ada tulisan “UC” (Usus
Cognitus) yang artinya cara pakai diketahui.
2. Obat narkotika didalam resep diberi garis bawah tinta berwarna merah.
3. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang, tetapi harus di
buat resep baru.
4. Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dari resep
lain.
84
5. Jika pasien meminta setengah dari jumlah item obat narkotika yang
diresepkan, maka diperbolehkan untuk dibuatkan copy resep bagi pasien
tersebut, tetapi copy resep tersebut hanya dapat ditebus kembali di apotik
tersebut yang menyimpan resep aslinya, tidak bisa diapotek lainya.
6. Jika ada pasien yang sedang berada di luar kota, maka copy resep tidak
bisa di tebus, melainkan harus di buat resep baru agar bisa di tebus.
Praktek pelayanan informasi obat yang dilakukan di Apotek Kimia
Farma No. 97 Tegal, yaitu berupa pemberian informasi terkait indikasi atau
kegunaan obat (farmakologi), dosis obat, bentuk sediaan, aturan pakai, cara
penggunaan obat (rute/metode pemberian), durasi penggunaan obat, cara dan
lama penyimpanan obat (beyond use date), efek samping obat yang paling
sering timbul, interaksi obat dan keamanan penggunaan obat pada anak-anak,
ibu hamil dan menyusui serta terapi non-farmakologi seperti perbaikan
lifestyle. Informasi terkait obat tersebut selalu diberikan oleh Apoteker atau
Asisten Apoteker (dibawah supervisi/pengawasan Apoteker) pada saat
penyerahan obat kepada pasien. Keuntungan dalam pelaksanaan pelayanan
informasi obat adalah Apoteker dapat membangun kepercayaan pasien
terhadap tenaga farmasi komunitas dan peningkatan pemasukan, baik moral
maupun material. Pasien pun mendapatkan keuntungan berupa penggunaan
obat yang rasional, biaya yang terjangkau, dan edukasi tentang kesehatan.
Konseling merupakan suatu proses interaksi dimana antara apoteker
dengan pasien untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepatuhan
pasien sehingga terjadinya perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Kegiatan konseling di
Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal sudah berjalan dengan baik. Pemberian
konseling akan sangat berguna bagi pasien untuk mencapai tujuan. Selain itu
tujuan diberikannya konseling adalah meminimalkan resiko efek samping
obat, mencegah atau meminimalkan ketidakpatuhan dan membimbing pasien
dalam menggunakan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan
meningkatkan mutu pengobatan pasien. Ada beberapa hal terkait konseling
yang sering dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 97 Tegal, seperti
85
konseling cara pemakaian obat pada pasien yang menggunakan obat instruksi
khusus seperti insulin dan inhaler, serta upaya peningkatan kepatuhan seperti
mengingatkan untuk sering melakukan kontrol mengenai penyakitnya ke
dokter.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKPA yang telah dilaksanakan di Apotek Kimia Farma
No. 97 Tegal yang berlangsung bulan Agustus 2020 maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Peran Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Kimia Farma 97
Tegal memiliki peranan penting, Apoteker harus memiliki rasa
kepedulian yang tinggi terhadap masalah kesehatan yang sedang
dihadapi oleh pasien, Apoteker harus mempunyai kemampuan
manajerial yang baik dan Apoteker harus mempunyai kemampuan
dalam menyusun suatu rencana mengenai pemasaran obat. Tugas,
fungsi dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA) di
Apotek Kimia Farma 97 Tegal dalam pengelolaan Apotek dan praktek
pelayanan kefarmasian sudah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan dan etika yang berlaku. Apoteker mempunyai tugas, fungsi
dan tanggung jawab dalam memimpin dan bertanggung jawab dalam
keberlangsungan apotek, termasuk pencapaian target penjualan,
memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, membuat
laporan dan memberikan data kegiatan apotek untuk jangka waktu
tertentu, meningkatkan pelaksanaan dan kegiatan usaha dalam upaya
meningkatkan omset penjualan apotek.
2. Kegiatan yang ada di apotek Kimia Farma 97 Tegal yang berupa
kegiatan Kefarmasian yang diantaranya melakukan perencanaan
dengan menggunakan analisis pareto, melakukan kegiatan pengadaan
barang dengan menggunakan sistem Min Max yang berdasarkan
sistem online pada komputer berdasarkan pareto, pengadaan dengan
sistem dropping antar apotek dan konsinyasi, penyimpanan barang,
pengendalian barang, penjualan dan pelayanan, pelaporan, dan
pemusnahan obat maupun resep. Manajemen yang ahli dan
86
87
87
DAFTAR PUSTAKA
88
89
90
91
Lampiran 1. Lay Out Tata Letak Apotek Kimia Farma No.97 Tegal
1 7 4
24
8
5 6
25 2
23 9
11 12 10
3
22
13
26 21 20 19 14 15
Keterangan :
17
18
16
27
Keterangan :
Tugas :
Perencanaan, pengorganisasian
pengarahan, pengendalian,
pendistribusian, pelayanan resep,
promosi dan edukasi, pelayanan
home care, yang diperkuat
dengan seven stars pharmacist.
1. Skrining Resep
a. Kesesuaian Aspek Administratif
No Uraian Pada Resep
RESEP 1
Ada Tidak
1. Nama dokter
2. SIP dokter
3. Alamat praktek
4. Nomor telepon
5. Tempat dan tanggal resep
6. Tanda resep
7. Nama obat
8. Kekuatan obat
9. Jumlah obat
10. Nama pasien
11. Jenis Kelamin
12. Umur
13. Berat badan
14. Alamat pasien
15. Aturan pakai obat
16. Iter/ tanda lain
17. Tanda tangan/ paraf dokter
dengan kebutuhan.
d. Pembahasan
Skrining resep tersebut kurang lengkap tidak ada SIP, berat badan
pasien, umur pasien dan alamat pasien, apabila resep tidak lengkap dapat
menimbulkan keraguan oleh pihak pembaca resep (apoteker) terhadap resep
109
2. Skrining Resep
a. Kesesuaian Aspek Administratif
No Uraian Pada Resep
RESEP 2
Ada Tidak
1. Nama dokter
2. SIP dokter
3. Alamat praktek
4. Nomor telepon
5. Tempat dan tanggal resep
6. Tanda resep
7. Nama obat
8. Kekuatan obat
9. Jumlah obat
10. Nama pasien
11. Jenis Kelamin
12. Umur
13. Berat badan
14. Alamat pasien
15. Aturan pakai obat
16. Iter/ tanda lain
17. Tanda tangan/ paraf dokter
c. Aspek Klinis
No Kriteria KETERANGAN
d. Pembahasan
Kelengkapan resep kurang lengkap tidak ada alamat pasien dan berat
badan pasien apabila resep tidak lengkap dapat menimbulkan keraguan oleh
pihak pembaca resep terhadap resep yang diterima, didapat presentasi dari
skrining administratif yaitu : 23,52%. Dokter memberikan obat antara lain
miniaspi obat yang digunakan sebagai penurun demam dan pereda nyeri
seperti sakit kepala, sakit gigi dan nyeri ringan lainnya. Miniaspi juga bisa
digunakan untuk membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan sebagai
antiplatelet (menghambat pembekuan darah). Miniaspi mengandung
acetylsalicylic acid (acetosal), obat yang termasuk golongan NSAID,
sedangkan untuk concor adalah obat untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi) dengan kandungan utama bisoprolol. Obat ini bekerja dengan
cara melemaskan kerja pembuluh darah sekaligus memperlambat detak
jantung, sehingga berangsur-angsur membantu menurunkan tekanan darah
serta meringankan gejala-gejala hipertensi. Selain hipertensi juga bisa
digunakan sebagai pengobatan gagal jantung kronis, kehamilan dan
menyusui. Terdapat interaksi antara miniaspi dan cocor Interaksi, yaitu:
Bisoprolol dan Aspirin sama-sama menaikkan serum pottasium
(mineral penting di tubuh)
Aspirin dan Bisoprolol dapat menurunkan efek bisoprolol oleh
antagonisme farmakodinamik. Gunakan perhatian jangka panjang (>
1 minggu) penggunaan NSAID. NSAID menurunkn sintesis
prostaglandin.
114
3. Skrining Resep
c. Aspek Klinis
No Kriteria KETERANGAN
- Litensan : Membantu menjaga kesehatan mata
- Cararlent : Membantu mencegah kekeruhan dan pendarahan
1 Indikasi dalam gel yang mengisi ruang antara lensa mata dan retina
(vitreousbody). Membantu mengatasi kekeruhan pada lensa
sebagai awal dari gejala katarak senilis
- Catarlent :
d. Pembahasan
Kelengkapan resep kurang lengkap tidak ada alamat pasien dan berat
badan pasien, apabila resep tidak lengkap dapat menimbulkan keraguan oleh
pihak pembaca resep (apoteker) terhadap resep yang diterima, didapat
presentasi dari skrining administratif yaitu : 23,52%. Dokter memberikan
obat antara lain catarlent (tetes mata) cendo catarlent eye drops 15 mL
merupakan tetes mata yang digunakan untuk membantu mengatasi katarak,
pendarahan pada vitreous humour (zat seperti gel yang terdapat diantara
lensa mata dan retina didalam bola mata), serta kekeruhan pada vitreous
humour dan di simpan pada suhu kering dan sejuk pada suhu 15- C,
sedangkan litensan kapsul digunakan untuk membantu menjaga kesehatan
mata. Suplemen ini merupakan produk konsumen yang dapat dibeli secara
116
4. Skrining Resep
c. Aspek Klinis
No Kriteria KETERANGAN
- HCT : obat golongan diuretik yang digunakan untuk mengatasi
1 Indikasi tekanan darah tinggi (hipertensi), edema
Kontraindika - Hydrochlortia
2
si
- HCT: sakit kepala, pusing, lemas, tidak nafsu makan, gangguan sel
Efek darah, nyeri bagian atas perut, hiperkalsemia, hipokalemia,
3 hiponatremia
samping
- Edema: dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi
4 Dosis hari; dosis pemeliharaan 5-10 mg 1-3 kali seminggu.
- Hipertensi: 12,5 – 25 mg perhari dosis tunggal pada pagi hari
HCT :
d. Pembahasan
5. Skrining Resep
c. Aspek Klinis
No
Kriteria KETERANGAN
- Nyeri muskuloskeletal akut, disminorea, sakit gigi, nyeri paska
1 Indikasi operasi
d. Pembahasan
6. Skrining Resep
c. Aspek Klinis
No
Kriteria KETERANGAN
- Obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghentikan
1 Indikasi perdarahan
d. Pembahasan
Kelengkapan resep administrasi kurang lengkap karena tidak
mencantumkan berat badan pasien, jenis kelamin dan iter/tanda lain, apabila
resep tidak lengkap dapat menimbulkan keraguan oleh pihak pembaca resep
(apoteker) terhadap resep yang diterima, didapat presentasi administratif
yaitu: 17,64%. Pasien mengalami pendarahan dan dokter meresepkan obat
Asam Traneksamat. Tranexamic acid atau asam traneksamat merupakan
obat yang termasuk ke dalam golongan obat antifibrinolitik. Obat ini
berfungsi untuk membantu pembekuan darah, dengan kata lain untuk
mengatasi pendarahan. Asam traneksamat digunakan untuk mengurangi
perdarahan pada wanita dengan menorrhagia dan mencegah perdarahan saat
tindakan cabut gigi pada pasien hemofilia. Namun terkadang asam
traneksamat juga digunakan untuk mimisan, gusi berdarah, hifema atau
perdarahan pada mata, perdarahan pasca operasi, dan hereditary
124
7. Skrining Resep
c. Aspek Klinis
No Kriteria KETERANGAN
- Peradangan (inflamasi) pada semua kondisi operasi dan infeksi.
1 Indikasi
Kontraindik - Tidak ada
2
asi
Efek - Tidak ada
3
samping
4 Dosis - 1 kapsul sebanyak 3 kali/hari.
Interaksi
5 - Tidak ada
obat
6 Duplikasi/ - Tidak ada
Polifarmasi
d. Pembahasan
8. Skrining Resep
c. Aspek Klinis
No
Kriteria KETERANGAN
- Mengobati infeksi vagina yang disebabkan oleh Trichomonas
1 Indikasi vaginalis dan Candida albicans
d. Pembahasan
2. Nystatin adalah obat anti jamur yang bekerja dengan merusak sel
jamur dan menghentikan pertumbuhan jamur Candida pada rongga
mulut, tenggorokan, usus, dan alat kelamin wanita.
Cara menggunakan Flagystatin:
Cuci tangan dengan air dan sabun. Jika ovula melunak, simpan
ovula dalam air dingin atau dimasukkan ke dalam lemari pendingin
selama 30 menit agar mengeras sebelum dibuka bungkusnya.
Buka bungkus ovula.
Jika menggunakan ovula aplikator, letakkan ovula pada lubang
aplikarot, pastikan sisi ovula yang ditaruh adalah sisi tumpul dari
ovula.
Duduk dengan satu tangan menopang berat tubuh dan tangan
lainnya memegang aplikator yang sudah dipasangi ovula. Kedua
kaki ditekuk dengan posisi terbuka untuk mempermudah
penggunaan ovula.
Masukkan unjung lancip ovula dengan bantuan aplikator ke lubang
vagina. Setelah aplikator berada di dalam vagina, tekan tombol
pada aplikator untuk melepaskan ovula.
Jika tidak menggunakan aplikator, masukkan ujung lancip vagina
kurang lebih sedalam telunjuk.
Rapatkan kedua kaki anda untuk beberapa detik. Tetaplah duduk
sekitar 5 menit untuk mencegah ovula keluar kembali.
Bersihkan aplikator dengan air hangat dan sabun, keringkan dan
jagalah agar tetap bersih.
Cucilah tangan dengan sabun untuk membersihkan obat yang
mungkin menempel.
130
9. Skrining Resep
- Per oral
Cara pemberian
131
c. Aspek Klinis
No Kriteria KETERANGAN
- Mekobalamin : Neuropati perifer, tinitus, vertigo, anemia
megalobastik karena defisiensi vitamin B12
1 Indikasi - Urdahex : Mengobati batu empedu yang tidak tampak pada saat
di rontgen biasa (radiolusen) dengan diameter 20 mm ke bawah.
- Urdahex :
Batu pigmen empedu yang tidak dapat ditembus oleh radiasi
elektromagnetik (radiopak) atau radiolusen, Radang kandung
2 Kontraindikasi empedu (kolestitis akut), Peradangan pada sauran empedu
(kolangitis), Penyumbatan (obstruksi) saluran empedu, Alergi
terhadap asam empedu Gangguan fungsi ginjal.
d. Pembahasan
133
c. Aspek Klinis
No
Kriteria KETERANGAN
- Digunakan untuk meredakan rasa sakit dan inflamasi
1 Indikasi
- Mual, muntah
- Pencernaan yang terganggu
- Sakit perut, diare, lambung, tukak peptik, perdarahan saluran
pencernaan
- Mulut kering, perut kembung
3 Efek samping
- Sakit kepala, pusing, susah tidur, insomnia
- Hipertensi, hipotensi
- Bradypnoea (pernapasan lambat)
- Bronchosposm (otot-otot yang melapisi bronkus mengencang)
6 Duplikasi/ - Duplikasi
Polifarmasi
e. Pembahasan
Resep ke-1
136
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Glimepiride Nama Obat Glimepiride Bentuk sediaan dalam
Kekuatan 2 mg resep ini adalah tablet,
Bentuk Sediaan Tablet yang telah sesuai diberikan
Jumlah 30 untuk pasien Tn. Sakrun
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
2. Ketepatan Dosis
- Amlodipin
Hipersensitif terhadap dihidropiridin.
6. Interaksi
- Glimepiride
Sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan metformin
bersama dengan obat-obatan lainnya adalah: antikoagulan (pengencer
darah) seperti warfarin, aspirin dan nonsteroidal anti-inflammatory
medications (NSAIDs) lain seperti ibuprofen dan naproxen, beta
blockers seperti atenolol (Tenormin), labetalol (Normodyne),
metoprolol (Lopressor, Toprol XL), nadolol (Corgard), dan
propranolol, chloramphenicol, clarithromycin, disopyramide,
fluconazole, fluoxetine, terapi pengganti hormon dan kontrasepsi
hormonal (pil pengontrol kehamilan, patches, rings, implan, dan
suntikan), isoniazid, dan tranylcypromine, obat asma dan flu, obat
untuk kelainan mental dan mual, miconazole, niacin, steroid oral
seperti dexamethasone, methylprednisolone, dan prednisone,
phenytoin.
- Metformin
Sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan metformin
bersama dengan obat-obatan lainnya adalah:
Meningkatkan resiko asidosis jika digunakan bersama obat
antiinflamasi nonsteroid.
Meningkatkan kadar gula darah dan menurunkan efektivitas
metformin jika digunakan bersama pil KB, diuretik dan
kortikosteroid.
Meningkatkan resiko kadar gula darah atau hipoglikemia jika
digunakan bersama insulin.
- Amlodipin
Mengkonsumsi amlodipin dengan beberapa obat lain dapat
menimbulkan interaksi antarobat sehingga dapat menimbulkan efek
samping atau menurunkan efektivitas salah satu obat. Obat-obatan
yang dapat berinteraksi dengan amlodipine antara lain : simvastatin,
142
Resep ke-2
144
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Azomax Nama Obat Azithromycin Bentuk sediaan dalam
Kekuatan 500 mg resep ini adalah tablet,
Bentuk Sediaan Tablet yang telah sesuai
Jumlah 6 diberikan untuk pasien
Aturan pakai Setelah makan Tn. Mario yang sudah
Stabilitas Stabil secara fisik dianggap dewasa. Obat
Inkompabilitas Tidak terjadi stabil secara fisik dan
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
Nama Kekuatan Tepat/
Rute Indikasi
Obat Sediaan Tidak
Azomax 500 mg Per oral Azomax merupakan antibiotika Tepat
yang mengandung Azithromisin
yang digunakan untuk mengobati
infeksi pada saluran pernapasan
bagian atas dan bawah, infeksi kulit
dan jaringan lunak serta genital.
Azithromisin adalah antibiotika
alternatif pada pasien yang alergi
terhadap penisilin. Termasuk ke
dalam golongan makrolida yang
memiliki efek bakterisidal dan
bakteriostatik terhadap beberapa
bakteri Gram positif dan Gram
negatif.
Sumagesic 600 mg Per oral Paracetamol (Acetaminophen) Tepat
merupakan obat untuk pereda nyeri
dan penurun demam. Paracetamol
bekerja dengan cara mengurangi
produksi zat penyebab peradangan
yaitu prostaglandin. Dengan penu-
runan kadar prostaglandin di dalam
tubuh, tanda peradangan seperti
demam dan nyeri akan berkurang.
(drugs.com)
147
2. Ketepatan Dosis
Resep ke-3
150
A. Kajian Administratif
Secara administratif resep ke 3 ini juga belum lengkap karena tidak ada
nomer telepon, berat badan pasien dan paraf dokter ini dikarenakan dokter
bekerja di tempat praktek dokter mandiri.
151
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Alprazolam Nama Obat Alprazolam Bentuk sediaan dalam resep
Kekuatan 0,5 mg ini adalah tablet, yang telah
Bentuk sesuai diberikan untuk pasien
Tablet
Sediaan Ny. Nurhayati berumur 65
Jumlah 15 tahun yang sudah dianggap
Aturan pakai Sesudah makan dewasa. Obat stabil secara
(malam) fisik dan tidak terjadi inkom-
Stabilitas Stabil secara pabilitas secara farmasetik
fisik ataupun perubahan fisik dari
Inkompabilitas Tidak terjadi obat-obatan yang terdapat
dalam resep.
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
Nama Kekuatan Tepat/
Rute Indikasi
Obat Sediaan Tidak
Alprazolam 0, 5mg Per oral Alprazolam adalah untuk mengatasi Tepat
gejala gangguan kecemasan panik
karena sifatnya yang sedatif
(menenangkan) dan efeknya cepat.
2. Ketepatan Dosis
Nama Kekuatan Dosis Tepat/
Dosis Literatur
Obat Sediaan Resep Tidak
Alprazolam 0,5 mg 1x1 Dewasa (18-64 tahun) 0,25-0,5 mg Tepat
sebanyak 3 kali sehari. Dosis
ditingkatkan setiap 3-4 hari sekali.
Dosis maksimum 4 mg per hari bila
dibutuhkan. Lansia 0,25 mg
sebanyak 2-3 kali per hari. Dosis
dapat ditingkatkan jika dibutuhkan.
152
Resep ke-4
155
A. Kajian Administratif
Secara administratif resep ke 4 ini juga belum lengkap karena tidak ada
Surat izin praktek (SIP), nomer telepon, tempat dan alamat penulisan resep,
berat badan pasien dan paraf dokter ini dikarenakan dokter bekerja di tempat
praktek dokter asrama polisi.
156
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Baquinor Nama Obat Ciprofloxacin Bentuk sediaan dalam resep
Forte Kekuatan 500 mg ini adalah tablet, yang telah
Bentuk Sediaan Tablet sesuai diberikan untuk
Jumlah 6 pasien Tn. Joko Wicaksono
Aturan pakai Setelah makan 42 tahun yang sudah
Stabilitas Stabil secara fisik dianggap dewasa. Obat
Inkompabilitas Tidak terjadi stabil secara fisik dan tidak
terjadi inkompabilitas secara
farmasetik ataupun
perubahan fisik dari obat-
obatan yang terdapat dalam
resep.
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
Kekuatan Tepat/
Nama Obat Rute Indikasi
Sediaan Tidak
Baquinor Forte 500 mg Per oral Baquior forte dignakan untuk Tepat
Infeksi saluran kemih, Infeksi
saluran nafas, kulit dan jaringan
lunak, tulang dan sendi, infeksi
saluran cerna, osteomielitis
akut, infeksi saluran nafas
bawah, kulit dan jaringan lunak,
tulang dan sendi, infeksi intra-
abdomen dengan komplikasi.
157
2. Ketepatan Dosis
5. Kontraindikasi
- Baquinor Forte
Wanita hamil dan menyusui, anak-anak di bawah usia 12 tahun,
hipersensitivitas.
6. Interaksi
Sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan metformin
bersama dengan obat-obatan lainnya adalah: Antasida (alumunium,
magnesium hidroksida), teafilin, siklosporin, antikoagulan darah,
metoklopramid.
7. Pembahasan
Secara administratif resep ke 4 ini juga belum lengkap karena
tidak ada Surat izin praktek (SIP), nomer telepon, tempat dan alamat
penulisan resep, berat badan pasien dan paraf dokter ini dikarenakan
dokter bekerja di tempat praktek dokter asrama polisi, dalam resep
terdapat obat baquinor forte dengan kandungan zat aktif ciprofloxacin
500 mg untuk Infeksi saluran kemih, Infeksi saluran nafas, kulit dan
jaringan lunak, tulang dan sendi, infeksi saluran cerna, osteomielitis akut,
infeksi saluran nafas bawah, kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi,
infeksi intra-abdomen dengan komplikasi. Pada lembar resep tersebut, kita
dapat mengetahui adanya interaksi tiap obat dengan menggunakan
aplikasi medscape. Berdasarkan pengecekan pada aplikasi medscape
tersebut, tidak ada interaksi obat yang terjadi dalam resep.
159
Resep ke-5
160
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Amlodipin Nama Obat Amlodipin Bentuk sediaan dalam resep
Kekuatan 5 mg ini adalah tablet, yang telah
Bentuk Sediaan Tablet sesuai diberikan untuk
Jumlah 30 pasien Ny. Saropah yang
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
2. Ketepatan Dosis
6. Interaksi
- Amlodipin
Mengkonsumsi amlodipin dengan beberapa obat lain dapat
menimbulkan interaksi antarobat sehingga dapat menimbulkan efek
samping atau menurunkan efektivitas salah satu obat. Obat-obatan
yang dapat berinteraksi dengan amlodipine antara lain : simvastatin,
amiodarone, clarithromycin, clopidogrel, ciclosporin, dantrolene,
digoxin, domperidone, piperaquine, tacrolimus, tegafur.
7. Pembahasan
Secara administratif resep ke 5 belum lengkap karena tidak ada
nama dokter, nomor Surat Ijin Praktek (SIP) Dokter dan nomor telfon,
alamat dokter, umur, berat badan pasien, ini dikarenakan dokter bekerja
di lembaga pemerintahaan yaitu Puskesmas, dan dokter di puskesmas
tersebut tidak hanya satu saja sehingga resep menggunakan kepala surat
UPTD Puskesmas Talang, dalam resep tersebut terdapat obat amlodipin 5
mg bekerja dengan menurunkan tekanan darah sehingga dapat mencegah
terjadinya angina. Pada lembar resep tersebut, kita dapat mengetahui
adanya interaksi tiap obat dengan menggunakan aplikasi medscape.
Berdasarkan pengecekan pada aplikasi medscape tersebut, tidak ada
interaksi obat yang terjadi dalam resep yang diberikan.
164
Resep ke-6
165
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Nuzip Nama Obat Clozapin Bentuk sediaan dalam resep ini
Kekuatan 25 mg adalah tablet, yang telah sesuai
Bentuk Sediaan Tablet diberikan untuk pasien Ny. Rina
Jumlah 30 Dean N berumur 30 tahun yang
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
2. Ketepatan Dosis
Nama Kekuatan Dosis Tepat/
Dosis Literatur
Obat Sediaan Resep Tidak
Nuzip 25 mg 1x1 Skizofrenia Dewasa: Pada pasien yang Tepat
tidak responsif terhadap, atau tidak
toleran terhadap antipsikotik lain: 12.5
mg 1-2 kali pada hari 1, diikuti oleh 25
mg 1-2 kali pada hari 2. Setelah itu,
dapat meningkatkan dosis dengan
peningkatan 25-50 mg setiap hari
dalam 14 -21 hari hingga 300 mg setiap
hari dalam dosis terbagi. Peningkatan
berikutnya 50-100 mg 1-2 kali
seminggu jika diperlukan.Dosis umum:
200-450 mg setiap hari. Maksimal: 900
mg setiap hari. Secara bertahap kurangi
menjadi dosis perawatan yang sesuai
setelah respons terapeutik yang
diinginkan tercapai. Lansia: 12.5 mg
pada hari 1, kemudian meningkat
hingga 25 mg setiap hari.
5. Kontraindikasi
- Nuzip 25 mg
Hindari penggunaan nuzip pada pasien yang memiliki indikasi:
Riwayat agranulositosis / granulositopenia toksik atau gangguan ginjal
dan hati berat (termasuk penyakit hati aktif atau progresif, gagal hati),
penggunaan bersamaan dengan antipsikotik depot kerja lama, dan
alkohol.
6. Interaksi
- Nuzip 25 mg
Mengkonsumsi nuzip dengan beberapa obat lain dapat menimbulkan
interaksi antar obat sehingga dapat menimbulkan efek samping atau
menurunkan efektivitas salah satu obat. Obat-obatan yang dapat
berinteraksi dengan nuzipne antara lain meningkatkan efek Sistem
Syaraf Pusat dari narkotika, antihistamin dan benzodiazepin,
peningkatan risiko sindrom maligna neuroleptik dengan litium,
menurunkan level plasma dengan induser CYP1A2, risiko kejang
dengan asam valproat, dapat mengurangi efek terapi norepinefrin.
Peningkatan kadar plasma dengan inhibitor CYP1A2 (Ciprofloxacin,
fluvoxamine).
7. Pembahasan
Secara administratif resep ke 6 belum lengkap karena tidak ada
nomor telfon dan berat badan pasien, ini dikarenakan dokter bekerja di
lembaga Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal, dan dokter di
Rumah Sakit tersebut tidak hanya satu saja sehingga resep menggunakan
kepala surat Rumah Sakit Umum Islam Harapan Anda Tegal, dalam
resep tersebut terdapat obat nuzip 25 mg dengan kandungan zat aktif
clozapin 25 mg untuk terapi Skizofrenia (penyakit mental kronis yang
menyebabkan gangguan proses berpikir), Psikosis pada penyakit
Parkinson, Perilaku bunuh diri dalam skizofrenia. Pada lembar resep
tersebut, kita dapat mengetahui adanya interaksi tiap obat dengan
menggunakan aplikasi medscape. Berdasarkan pengecekan pada aplikasi
169
medscape tersebut, tidak ada interaksi obat yang terjadi dalam resep yang
diberikan.
Skrining Resep ke- 7
170
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan indikasi
Kekuatan Tepat/
Nama Obat Rute Indikasi
Sediaan Tidak
Paracetamol 500 mg Per oral Paracetamo (Acetaminophen) Tepat
merupakan obat untuk pereda
nyeri dan penurun demam.
Paracetamol bekerja dengan
cara mengurangi produksi zat
penyebab peradangan yaitu
prostaglandin. Dengan penu-
runan kadar prostaglandin di
dalam tubuh, tanda peradang-
an seperti demam dan nyeri
akan berkurang. (drugs.com)
Ambroxol 30 mg Per oral Ambroxol merupakan obat Tepat
batuk berdahak yang berfungsi
sebagai mukolitik. Obat ini
bekerja dengan cara mengen-
cerkan dahak sehingga mudah
dikeluarkan saat batuk. Obat
ini digunakan untuk penyakit-
penyakit pada saluran perna-
fasan dimana terjadi banyak
lendir atau dahak, seperti :
emfisema, radang paru kronis,
bronkiektasis, eksaserbasi
bronkitis kronis dan akut,
bronkitis asmatik, asma bron-
kial yang disertai kesuka-ran
pengeluaran dahak, serta
penyakit radang rinofaringeal
(drugs.com).
173
2. Ketepatan Dosis
6. Interaksi
- Paracetamol
Paracetamol dapat berinteraksi jika digunakan dengan obat lainnya,
seperti :
Meningkatkan resiko pendarahan, jika digunakan bersamaan dengan
walfarin.
Menurunkan efek paracetamol jika digunakan dengan
carbamazepine, phenitoin, phenobarbital, cholestyramine dan
imatinib.
Meningkatkan kemungkinan munculnya efek samping paracetamol,
jika digunakan dengan metoclopramide, domperidone dan
probenecid.
- Ambroxol
Penggunaan ambroxol bersamaan dengan antibiotik, seperti
cefuroxime, doxycyclin, dan erytromycin dapat meningkatkan
konsntrasi ambroxol didalam darah sehingga meningkatkan resiko
efek samping. Penggunaan ambroxol bersamaan dengan obat batuk
kering atau antitusif dapat menyebabkan dahak tersumbat.
- Dexamethason
Penggunaan dexamethason dengan obat lain dapat berisiko
menimbulkan interaksi seperti:
Penggunaan bersama phenytoin, rifampicin, babrbiturat,
carbamazepinne dan ephedrine menurunkan efektivitas
dexamethasone.
Penggunaan bersama erythromycin, ketoconazole, dan ritonavir
meningkatkan terjadinya efek samping obat.
Menimbulkan hipokalemia jka digunakan bersamaan dengan obat
diuretik.
Menimbulkan pendarahan jika digunakan bersama walfarin.
- Vitamin C
Menurunkan efek obat kemoterapi, obat golongan statin, niacin
(vitamin B3) serta walfarin.
177
Resep ke-8
179
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
FG Troches Nama Obat Fradiomycin Bentuk sediaan dalam resep
2.5 mg ini adalah tablet, yang telah
Gramicidin sesuai diberikan untuk pasien
1 mg. Ny. Fatonah berumur 61
Kekuatan Fradiomycin tahun yang sudah dianggap
2.5 mg dewasa. Obat stabil secara
Gramicidin fisik dan tidak terjadi inkom-
1 mg. pabilitas secara farmasetik
Bentuk Sediaan Tablet ataupun perubahan fisik dari
Jumlah 20 obat-obatan yang terdapat
Aturan pakai Setelah makan dalam resep.
Stabilitas Stabil secara
fisik
Inkompabilitas Tidak terjadi
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
2. Ketepatan Dosis
radang gusi, radang amandel, radang lain pada rongga mulut dan faring.
Pada lembar resep tersebut, kita dapat mengetahui adanya interaksi tiap
obat dengan menggunakan aplikasi medscape. Berdasarkan pengecekan
pada aplikasi medscape tersebut, tidak ada interaksi obat yang terjadi
dalam resep yang diberikan.
Resep ke-9
183
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Nonflamin Nama Obat Nonflamin Bentuk sediaan dalam resep ini
Kekuatan 50 mg adalah tablet, yang telah sesuai
Bentuk Sediaan Kapsul diberikan untuk pasien Nn. Dwi
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
2. Ketepatan Dosis
Resep ke-10
187
A. Kajian Administratif
B. Kajian Farmasetik
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Tofedex Nama Obat Dexketoprofen Bentuk sediaan dalam resep
Kekuatan 25 mg ini adalah tablet, yang telah
Bentuk Sediaan Kapsul sesuai diberikan untuk pasien
Jumlah 20 Nn. Dwi ayu yang sudah
Aturan pakai Setelah makan dianggap dewasa. Obat stabil
Stabilitas Stabil secara fisik secara fisik dan tidak terjadi
Inkompabilitas Tidak terjadi inkompabilitas secara farma-
setik ataupun perubahan fisik
dari obat-obatan yang terdapat
dalam resep.
C. Pertimbangan Klinis
1. Ketepatan Indikasi
Nama Kekuatan Tepat/
Rute Indikasi
Obat Sediaan Tidak
Tofedex 25 mg Per oral Tofedex merupakan obat yang di Tepat
gunakan untuk meredakan nyeri, dari
intensitas ringan hingga sedang.
Tofedex mengandung dexketoprofen
yang merupakan golongan obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Obat ini bekerja dengan cara
menghambat produksi prostaglandin,
yaitu senyawa penyebab rasa sakit
dan peradangan, yang dilepas oleh
tubuh.
189
2. Ketepatan Dosis
6. Interaksi
- Tofedex
Paracetamol dapat berinteraksi jika digunakan dengan obat lainnya,
sepert: Penggunaan bersama obat penghambat pembekuan darah
(antikoagulan) seperti warfarin dapat meningkatkan risiko terjadinya
perdarahan, dan obat golongan sulfonilurea.
7. Pembahasan
Secara administratif resep ke 10 sudah lengkap dikarenakan
dokter bekerja di lembaga Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah Tegal,
dan dokter di Rumah Sakit tersebut tidak hanya satu saja sehingga resep
menggunakan kepala surat Rumah Sakit Umum Daerah Kardinah
Tegal, dalam resep tersebut terdapat obat tofedex dengan kandungan zat
aktif dexketoprofen 25 mg yang digunakan untuk meredakan nyeri, dari
intensitas ringan hingga sedang. Tofedex mengandung dexketoprofen
yang merupakan golongan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat
ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu
senyawa penyebab rasa sakit dan peradangan, yang dilepas oleh tubuh.
Pada lembar resep tersebut, kita dapat mengetahui adanya interaksi tiap
obat dengan menggunakan aplikasi medscape. Berdasarkan pengecekan
pada aplikasi medscape tersebut, tidak ada interaksi obat yang terjadi
dalam resep yang diberikan.
191
Resep ke-1
192
a) Kajian Administrasi
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Obat Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Dosis Polifarmasi Obat
1 Promavit Promavit Dosis 1- Tidak Suplemen Tidak ada efek
merupakan 2 mg per terjadi promavit samping
suplemen hari. duplikasi tidak
yang atau memiliki
digunakan Bersama polifarmasi interaksi
untuk an dalam resep secara
menunjang dengan yang khusus.
perkembang makan diberikan Akan tetapi,
an janin agar oleh dokter. bisa saja
dapat terjadi
tumbuh apabila
secara seorang ibu
optimal. hamil atau
Multi- ibu
vitamin & menyusui
mineral tersebut
untuk ibu memiliki
Hamil dan alergi atau
Menyusui hipersensiti
vitas
terhadap
komponen
dan
kandungan
yang ada di
dalam obat
promavit.
d) Pembahasan
Skrining resep tersebut kurang lengkap tidak ada SIP dokter,
alamat pasien umur pasien dan berat badan pasien apabila resep tidak
194
Resep ke-2
196
a) Kajian Administrasi
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Bentuk Tablet
Sediaan
Jumlah 12
Stabilitas Stabil
Bentuk Tablet
Sediaan
Jumlah 10
Stabilitas Stabil
Bentuk Kaplet
Sediaan
Jumlah 10
Stabilitas stabil
198
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Obat Indikasi Kesesuain Dosis Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Polifarmasi Obat
1 Cefat Infeksi Dewasa: 1 Tidak Kemungkina Gangguan
saluran gram / hari terjadi n adanya saluran
nafas, dalam 2 dosis duplikasi peningkatan pencernaan dan
reaksi
kulit dan terbagi tiap 12 atau resiko
hipersensitivita
jaringan jam polifarmasi nefrotoksisita s
lunak, Anak : 30 dalam resep s bila
infeksi mg/kgBB/hari yang cephalospori
saluran diberikan diberikan n diberikan
kemih dan dalam 2 dosis oleh dokter.bersama
kelamin terbagi aminoglikosi
da
2 Kalium Terapi 100 – 150mg Tidak perdarahan di gangguan
Diklofenak jangka /hari terbagi terjadi saluran pencernaan,
pendek dalam 2 – 3 duplikasi pencernaan, kembung, sakit
perut, mual,
nyeri dosis atau bila
muntah
inflamasi, polifarmasi digunakan
nyeri dalam resep bersama obat
setelah yang antiinflamasi
trauma, diberikan nonsteroid
nyeri oleh dokter (OAINS)
setelah lain, obat
operasi pengencer
darah, atau
kortikosteroi
d
3 Analsik meringank 3 x sehari 1 Tidak Alkohol Perasaan
an rasa kaplet terjadi dapat mengantuk,
sakit dan duplikasi meningkatka pusing, dan
lelah yang
demam. atau n efek
berlebihan.
polifarmasi depresan, depresi,
dalam resep atau obat diplopia. Hipot
yang penekan ensi, perubahan
diberikan saluran saraf libido,
oleh dokter pusat. tremor, retensi
urin, konstipasi
199
4. Becom zet defisiensi 1 x sehari 1 Tidak Tidak ada Tidak ada efek
vitamin B kaplet terjadi interaksi obat samping obat
kompleks, duplikasi
Vitamin atau
C, polifarmasi
Vitamin E, dalam resep
Zinc yang
diberikan
oleh dokter
d) Pembahasan
Persentase Kelengkapan administrasi yang didapat yaitu
22,3% karena pada resep kurang lengkap tidak ada alamat dan
berat badan pasien. Dokter memberikan obat antara lain Cefat 500
mg merupakan obat antibiotik yang mengandung Cefadroxil 500
mg per kapsul. Cefadroxil merupakan obat antibiotik golongan
cephalosporin generasi pertama, semisintetik yang memiliki
spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif mapun gram
positif. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi saluran
pernafasan, Infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi saluran
kemih (isk) dan kelamin. Cefadroxil bekerja dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri sehingga bakteri
tidak dapat bertahan hidup; Ka. Diklofenak 500 mg merupakan
obat anti nyeri golongan OAINS (obat anti inflamasi non steroid)
untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang. Obat ini hanya di
gunakan jangka pendek untuk meringankan nyeri akibat radang
sendi, pengapuran tulang, sakit gigi, kram menstruasi; Analsik
merupakan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) yang terdiri
dari kombinasi dua macam zat aktif yaitu Metampiron dan
Diazepam. Obat ini digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri dan
kram organ dalam (spasme organ viseral) pada saat yang
bersamaan. Dan Becom-Zet merupakan obat yang mengandung
mengandung Multivitamin, Mineral dan Zinc. Becom-Zet
digunakan untuk memenuhi kebutuhan Vitamin dan Mineral yang
200
Resep ke-3
a) Kajian Administrasi
III Prescriptio/Ordinatio
1. Nama obat
2. Kekuatan Obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
Utrogestan Nama Obat Progesterone Bentuk sediaan dalam
termikronisasi resep ini adalah kapsul
Kekuatan 100 mg dan tablet , yang telah
Bentuk Sediaan Kapsul sesuai diberikan untuk
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Obat Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Dosis Polifarmasi Obat
1 Utrogestan Terapi Tidak lebih Tidak Tidak ada Gangguan
untuk dari 200 mg terjadi interaksi gastroinstetinal
membantu per asupan. duplikasi obat
siklus Insufisiensi atau
konsepsi progesteron : polifarmasi
pada fase200-300 mg dalam resep
luteal atau per hari yang
ferstilisasi dalam 1 atau diberikan
2 dosis oleh dokter.
terbagi.
Dapat
ditingkatkan
hingga 600
mg per hari
dalam 3 dosis
terbagi, pada
kasus untuk
membantu
terjadinya
kehamilan
2 Folavit Anemia Dosis awal: Tidak Tidak ada Mual muntah,
megaloblast 250 -1000 terjadi interaksi Kadar serum
ik dan mcg per hari. duplikasi obat vitamin B12
makrositik dalam tubuh
Dosis atau
akibat menurun
defisensi lanjutan : 250 polifarmasi
asam folat; mcg per hari, dalam resep
Pada atau 800 mcg yang
keadaan untuk ibu diberikan
yang hamil atau oleh dokter.
membutuhk menyusui
an
suplemen
asam folat
serta
keadaan
dimana
kebutuhan
asam folat
meningkat.
203
d) Pembahasan
Kelengkapan resep tidak menyantumkan berat badan,
persentase kelengkapan administrasi yang di dapat adalah 16,6%,
dokter memberikan obat untuk penguat kandungan antaralain,
Utrogestan merupakan obat yang mengandung progesterone
termikronisasi. Progesteron berfungsi untuk merangsang pelepasan
sel telur yang matang, menebalkan dinding rahim, serta
memelihara sel telur yang dibuahi. Obat ini digunakan sebagai
obat penguat kandungan, mengatasi masalah menstruasi,
pendarahan, dan terapi gejala menopouse. Dan obat Folavit
merupakan suplemen yang mengandung asam folat. Suplemen ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan asam folat dalam tubuh
yang bermanfaat dalam pemeliharaan sistem saraf yang sehat dan
dalam pembentukan sel darah merah yang membawa oksigen ke
seluruh tubuh dan untuk menjaga pertumbuhan saraf dan otak
janin agar berlangsung normal, sehingga mencegah bayi terlahir
cacat.
204
Resep ke- 4
a) Kajian Administrasi
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek
Obat Dosis Polifarmasi Obat Samping
1 Buscopan Nyeri 1-2 tab 3 x Tidak terjadi Antikoagulan Urtikaria,
plus paroxismal pada sehari, duplikasi atau misalnya ruam,
lambung atau maksimum polifarmasi warfarin dan eritema,
usus halus, nyeri pruritus,
6 tablet dalam resep kumarin:
spastik pada takikardia,
saluran empedu, yang paracetamol pusing,
saluran kemih diberikan meningkatkan mengantuk,
dan organ oleh dokter. efek mulut
genital wanita koagulansi kering,
obat ini diare, mual,
sehingga muntah,
sakit perut,
meningkatkan
dishidrosis,
206
d) Pembahasan
Skrining resep tersebut didapatkan persentase kelengkapan
administrasi yaitu 22,2%, karena kurang lengkap tidak ada alamat
pasien dan berat badan pasien apabila resep tidak lengkap dapat
menimbulkan keraguan oleh pihak pembaca resep (apoteker)
terhadap resep yang diterima. Dokter meresepkan Buscopan Plus,
Buscopan Plus sendiri merupakan obat yang digunakan untuk
meredakan nyeri pada perut akibat keram pada otot lambung, otot
usus hingga rahim. Buscopan Plus mengandung kombinasi zat
aktif Parasetamol dan Hyoscine Butylbromide dengan mekanisme
kerja sebagai berikut:
1. Paracetamol (Acetaminophen) adalah zat aktif yang memiliki
aktivitas sebagai penurun demam/antipiretik dan pereda
nyeri/analgesik yang bekerja dengan cara menghambat
pembentukan prostaglandin yaitu zat yang memicu nyeri dan
demam di hipotalamus untuk meningkatkan pelepasan panas
supaya suhu tubuh normal.
2. Hyoscine Butylbromide yaitu obat yang bereaksi sebagai
spasmolitik pada otot polos saluran pencernaan untuk
mengurangi kontraksi pada otot polos. Kerja utama Hyoscine
Butylbromide yaitu kombinasi sifat antimuskarinik
(mengurangi motilitas usus) dan penghambat calcium-channel.
207
Resep ke-5
208
a) Kajian Administrasi
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Indikasi Kesesuain Dosis Duplikasi / Interaksi Efek
Obat Polifarmasi Obat Samping
1 Sincronik Terapi Untuk Tidak terjadi Tidak boleh Mual
jangka menghilangkan duplikasi atau diberikan Pusing
pendek nyeri : 1-2 tablet polifarmasi bersamaan dengan Mengantuk
pada nyeri diberikan setiap 4-6 sedasi, rasa
dalam resep yang MAOI, SSRI,
akut. jam. Dosis lelah, sakit
maksimal 8 diberikan oleh cimetidine. kepala,
tablet/hari. pasien dokter. Peningkatan berkeringat,
dengan kliren metabolisme pruritis, kulit
creatinin < 30 tramadol jika kemerahan
ml/menit : diberikan
maksimal 2 tablet bersamaan dengan
setiap 12 jam.
carbamazepine.
d) Pembahasan
Kelengkapan administrasi di dapat persentase kelengkapan
resep tersebut yaitu 22,2% karena resep tersebut kurang lengkap
tidak ada umur pasien dan berat badan pasien apabila resep tidak
lengkap dapat menimbulkan keraguan oleh pihak pembaca resep
(apoteker) terhadap resep yang diterima. Dokter meresepkan obat
sincronik. Sincronik merupakan obat yang diproduksi oleh Kalbe
Farma. Sincronik mengandung kombinasi tramadol dengan
paracetamol yang digunakan sebagai terapi jangka pendek untuk
meredakan nyeri sedang sampai berat. Tramadol yang terkandung
dalam Sincronik merupakan golongan obat analgetik opioid
(pereda nyeri yang termasuk golongan narkotika). Sedangkan
paracetamol mempunyai aktivitas sebagai analgetik (meredakan
nyeri) sekaligus antipiretik (menurunkan demam).
210
Resep ke-6
a) Kajian Administrasi
1. Nama obat
2. Kekuatan Obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Obat Dosis Polifarmasi Obat
1 Rhinos Meringankan Dewasa dan Tidak terjadi jangan gangguan
SR gejala-gejala anak diatas duplikasi atau mengonsumsi saluran cerna,
yang berkaitan 12 tahun: 1 polifarmasi Rhinos SR mual,
dengan rinitis kapsul, 2 muntah,
dalam resep dengan obat
alergika kali perhari kehilangan
seperti: bersin- atau setiap yang golongan nafsu makan,
bersin, hidung 12 jam. diberikan oleh penghambat sakit perut,
tersumbat, Aturan Pakai dokter. MAO, karena dan mulut
rinorea dan rasa dapat terasa kering.
gatal di hidung. meningkatkan
risiko terjadinya
efek samping
yang fatal.
d) Pembahasan
Kelengkapan resep didapat persentase administrasi yaitu
27,7% karena resep tersebut kurang lengkap karena tidak ada sip
dokter dan tidak mencantumkan berat badan pasien. Pasien
mengalami gejala rhinitis alergi dan Dokter meresepkan obat
Rhinos SR. Rhinos SR sendiri merupakan obat yang
diformulasikan dalam bentuk kapsul lepas lambat yang digunakan
untuk mengobati gejala rhinitis alergi seperti bersin, hidung
tersumbat, pilek, dan hidung terasa gatal.
Setiap 1 kapsul Rhinos SR mengandung:
1. Loratadin adalah obat golongan antihistamin turunan
Azaphenotahuniazin yang bekerja dengan mengikat reseptor
histamin supaya terjadi penghambatan efek histamin pada
tubuh dan tidak terjadi alergi. Selain itu, obat ini juga dapat
menimbulkan efek sedasi atau menimbulkan kantuk.
2. Pseudoephedrine HCl adalah zat aktif yang berfungsi sebagai
stimulan dan nasal dekongestan dengan menyusutkan
pembuluh darah di hidung untuk mengatasi pilek dan hidung
tersumbat akibat reaksi alergi dan peradangan.
213
Resep ke-7
a) Kajian Administrasi
III Prescriptio/Ordinatio
1. Nama obat
2. Kekuatan Obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Obat Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Dosis Polifarmasi Obat
1 Vipalbumin Membantu 2-4 kapsul Tidak terjadi Tidak ada demam, ruam,
memelihara sebanyak 3 duplikasi atau interaksi pembengkakan
kesehatan kali/hari polifarmasi obat yang seringkali
terjadi akibat
dalam resep
reaksi alergi
yang diberikan (angioedema),
oleh dokter. dan biduran
(urtikaria).
d) Pembahasan
Kelengkapan administrasi di dapat persentase kelengkapan
resep tersebut yaitu 27,7% karena resep tersebut kurang lengkap
tidak ada tidak ada sip dokter ,alamat pasien dan berat badan
pasien apabila resep tidak lengkap dapat menimbulkan keraguan
oleh pihak pembaca resep (apoteker) terhadap resep yang diterima.
Dokter meresepkan Vipalbumin. Vipalbumin sendiri merupakan
suplemen makanan yang terbentuk dari Ekstrak Ophiocephalus
striatus (ikan gabus). Kegunaannya yaitu untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, meningkatkan kadar albumin dan hemoglobin
(Hb), sebagai nutrisi tambahan untuk lansia, ibu hamil, dan anak.
216
Resep ke-8
a) Kajian Administrasi
2. Kekuatan Obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Indikasi Kesesuain Dosis Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Obat Polifarmasi Obat
1 Meiact Pneumonia Pneumonia yang Tidak terjadi Pemakaian Reaksi
yang didapat didapat dari duplikasi atau bersamaan hipersensitivias
dari lingkungan : 400 polifarmasi dengan obat , gangguan Gl,
lingkungan, Aluminum kelainan
mg 2 kali sehari dalam resep
eksaserbasi Carbonate, hematologik,
akut dari selama 14 hari. yang diberikan Aluminum peningkatan
bronkitis Eksaserbasi akut oleh dokter. Hydroxide, kadar enzim
kronik, dari bronkitis Famotidine, hati.
faringotosilitis, kronik : 400 mg 2 Probenecid, Peningkatan
sinusitis akut, kali sehari selama Calcium nitrogen urea
infeksi kulit 10 hari. Carbonate, darah, kreatinin
dan struktur Dihydroxyalum serum dan
Faringotonsilitis :
kulit tak inum Sodium proteinuria
terkomplikasi 200 mg 2 kali Carbonate
sehari selama 10 dapat
hari. Sinusitis akut meningkatkan
: 200 mg 2 kali atau
menimbulkan
efek pada obat
tersebut
d) Pembahasan
Kelengkapan administrasi di dapat persentase kelengkapan
resep tersebut yaitu 27,7% resep tersebut kurang lengkap tidak ada
alamat pasien dan berat badan pasien apabila resep tidak lengkap
dapat menimbulkan keraguan oleh pihak pembaca resep (apoteker)
terhadap resep yang diterima. Dokter meresepkan obat Meicat 200
mg. Meicat sendiri merupakan antibiotik yang digunakan untuk
mengatasi infeksi pada saluran pernafasan atas, infeksi saluran
kemih dan kelamin, kulit dan jaringan lunak. Meiact mengandung
Cefditoren Pivoxil yaitu antibiotik spektrum luas golongan
Sefalosporin generasi ketiga yang aktif terhadap bakteri Gram
negatif maupun Gram positif. Cefditoren bersifat bakteriosidal
yang bekerja dengan cara mengikat satu atau lebih PBP
(Penicillin-Binding Protein) pada sintesis dinding sel bakteri
219
Resep ke-9
a) Kajian Administrasi
II Invocatio
1. Tanda R/ diawal penulisan resep
III Prescriptio/Ordinatio
1. Nama obat
2. Kekuatan Obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek Samping
Obat Dosis Polifarmasi Obat
1 Otopain Otitis eksterna 2-4 x sehari Tidak terjadi Jangan Kepekaan pada
Ear Drop akut, otitis 4-5 tetes duplikasi atau digunakan kulit, gangguan
media kronis polifarmasi bersamaan fungsi
pendengaran
dalam resep dengan obat
(ototoksisitas),
yang diberikan Golongan dan keracunan
oleh dokter. penisilin dan ginjal
derivat- (nefrotoksisitas)
derivatnya , rasa terbakar,
gatal, iritasi,
kering,
d) Pembahasan
Kelengkapan administrasi di dapat persentase kelengkapan
resep tersebut yaitu 33,3% resep tersebut kurang lengkap tidak ada
tidak ada sip dokter, alamat pasien umur pasien dan berat badan
pasien apabila resep tidak lengkap dapat menimbulkan keraguan
oleh pihak pembaca resep (apoteker) terhadap resep yang diterima.
Dokter memberikan Otopain Ear Drop. Otopain Ear Drop
mengandung Polimiksin B sulfate, Neomicyn Sulfate,
Fludrokortison Acetate dan LIdocain HCl. Obat ini digunakan
untuk mengatasi penyakit infeksi pada telinga dengan beberapa
gejalanya berupa rasa nyeri, bengkak, gatal dan telinga berair. Ini
merupakan obat kombinasi yang terdiri dari antibiotika, analgetik
dan antiradang. Antibiotik yang terdapat pada Otopain Ear Drop
yaitu Polymiksin B sulfate dan Neomycin sulfate merupakan
antibiotika spektrum luas. Anti radang yang terkandung yaitu
Fludrokortison Acetate yang memiliki efek anti inflamasi, anti
alergi sekaligus anti gatal. Sedangkan untuk analgetik berupa
222
a) Kajian Administrasi
II Invocatio
1. Tanda R/ diawal penulisan resep
III Prescriptio/Ordinatio
1. Nama obat
2. Kekuatan Obat
3. Jumlah obat
IV Signatura
1. Nama pasien
2. Jenis kelamin
3. Umur pasien
4. Berat badan
5. Alamat pasien
6. Aturan pakai obat
7. Iter/ tanda lain
V Subscriptio
1. Tanda tangan/paraf dokter
b) Kajian Farmasetika
Nama
Aspek Kajian Keterangan Kajian
Obat
c) Pertimbangan Klinis
No Nama Indikasi Kesesuain Duplikasi / Interaksi Efek
Obat Dosis Polifarmasi Obat Samping
1 valisanbe Mengatasi Dosis Anak: Tidak terjadi Obat-obat mengantuk,
gangguan Usia sampai 6 duplikasi seperti kesulitan
neurotik dan tahun : 3 x atau barbiturat, koordinasi,
psikosomatik, sehari 1-2 mg. fenotiazin, kelelahan,
polifarmasi
rematik, Usia 6-14 opioid, kelemahan
gangguan otot tahun : 3 x dalam resep dan antidepres otot, ataksia,
akibat trauma, sehari 2-4 mg. yang andapat menin dan kepala
gejala putus diberikan gkatkan efek terasa
alkohol, kejang Dewasa: oleh dokter. Valisanbe ringan.
epilepsy Dosis lazim 3
x sehari 2-5
mg. Bila
perlu dosis
dapat
ditingkatkan
menjadi 3 x
sehari 10 mg
d) Pembahasan
Kelengkapan administrasi di dapat persentase kelengkapan
resep tersebut yaitu 22,2% resep tersebut kurang lengkap tidak ada
alamat pasien umur pasien dan berat badan pasien apabila resep
tidak lengkap dapat menimbulkan keraguan oleh pihak pembaca
resep (apoteker) terhadap resep yang diterima. Dokter meresepkan
obat Valisanbe. Valisanbe mengandung zat aktif Diazepam yang
diindikasikan sebagai terapi kecemasan, gelisah, atau ketegangan.
Diazepam merupakan golongan obat Benzodiazepine long-acting
yang memiliki mekanisme aksi sebagai antikonvulsan
(mengembalikan kestabilan rangsangan sel saraf sehingga dapat
mencegah atau mengatasi kejang), ansiolitik (obat antikecemasan),
sedatif (obat penenang), pelemas otot dan sifat amnestik (sebuah
kondisi yang menyebabkan penderitanya kehilangan memori atau
ingatan). Valisanbe tersedia dalam Sediaan Injeksi dan Tablet,
perbedaan Sediaan diformulasikan untuk memudahkan pasien
yang sulit menelan dan menutupi rasa yang tidak enak pada obat.
225