Anda di halaman 1dari 17

1.

Hari Pertama 3/1/21


a. Serah terima mahasiswa PKPA dengan Kimia Farma 97 Tegal.
Hasil :
1) Perkenalan dari APA Apotek Kimia Farma 97 yaitu :
2) Penjelasan Tata tertib peserta PKPA.
3) Penjelasan jadwal dan waktu kerja.
4) Perkenalan kepada setiap staff yang ada di Apotek kimia Farma 97.
2. Hari Kedua 4/1/21
a. Pembekalan.
b. Tentang sejarah dan standar pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia farma
Hasil :
Didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1817, dengan nama : NV
Chemicalien Handle Rathkamp dan Co. Tahun 1958 pemerintah RI melakukan
peleburan perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka
Kimia Farma. 16 Agustus 1971 PNF di ubah menjadi perseroan terbatas (PT.Kimia
Farma). 4 Juli 2001 diubah menjadi perusahaan publik (PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk).
PT. Kimia Farma Apotek
PT. Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk. PT. Kimia Farma didirikan pada tanggal 4 Januari 2003, dengan tujuan untuk
mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan
kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk.
c. Penjelasan visi dan misi.
Hasil :
Visi dan Misi PT. Kimia Farma Apotek
Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemukadan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui jaringan layanan kesehatan
terintegrasi (apotek, klinik, laboratorium klinik, dan layanan kesehatan lainnya);
saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal; pengembangan
bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya
d. Penjelasan struktur organisasi.
Struktur Organisasi
Organisasi PT. Kimia Farma Apotek terdiri dari Business Manager (BM) dan Apotek
Pelayanan. Business Manager membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada
dalam suatu wilayah. Business Manager bertugas menangani pembelian,
penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan yang berada di bawahnya.
Dengan adanya konsep BM diharapkan pengelolaan asset dan keuangan dari
apotek
dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga kemudahan dalam
pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian
masalah
PT.Kimia Farma Apotek membawahi Apotek Kimia Farma (KF) wilayah usahanya
terbagi
menjadi 50 wilayah Unit Bisnis yang menaungi sejumlah 600 Apotek di seluruh
Indonesia. Bisnis Manager secara struktur organisasi langsung membawahi para
manager apotek pelayanan dan membawahi supervisor akuntasi dan keuangan serta
supervisor inventory. Masing-masing dari bagian tersebut terdiri dari fungsi - fungsi
yang menjalankan perannya masing-masing.
3. Hari Ketiga 5/1/21
a. Pengantar materi mengenai PMK No. 73 tahun 2016 tentang Standar pelayanan
kefarmasian di Apotek.
b. Penjelasan mengenai tujuan pelaksanaan PMK.
Hasil :
 Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
 Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
 Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
 Penjelasan standart pelayanan kefarmasian di Apotek.
 Penjelasan mengenai SDM, sarana prasarana. Dan evaluasi mutu pelayanan
kefarmasian.
c. Penjelasan mengenai standar pelayanan kefarmasian di Apotek.
Hasil :
 Standar Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
 Standar Pelayanan Farmasi Klinik.
4. Hari keEmpat 6/1/21
a. Penyampaian materi tentang standar pengelolaan sediaan farmasi, alat Kesehatan
dan bahan medis habis pakai.
Hasil :
 Perencanaan
 pengadaan;
 penerimaan;
 penyimpanan;
 pemusnahan;
 pengendalian; dan
 pencatatan dan pelaporan.
b. Penjelasan mengenai Sumber daya kefarmasian.
Hasil :
 Sumber daya manusia.
APJ = 1
Aping =
TTK = 8
 Sarana dan prasarana.
1) ruang tunggu.
2) Tempat untuk mendisplay brosur.
3) Ruang Konseling.
4) Ruang racik.
5) Wastafel.
6) Keranjang sampah.
7) Area Parkir.
c. Penjelasan mengenai evaluasi mutu pelayanan kefarmasian.
Hasil :
 Apoteker dan staff di Apotek rutin melakukan evaluasi mingguan atau bulanan
untuk menjamin pelayanan farmasi yang bermutu dan sesuai peraturan.
 Dalam hal pelayanan obat narkotik dan psikotropik apoteker berdiskusi secara
khusus terkait beberapa resep yang terindikasi dipalsukan, dan beberapa pasien
yang diindikasi melakukan penyalahgunaan
5. Hari keLima 7/1/21
a. Pemaparan materi mengenai perencanaan materi di Apotek Kimia farma 97.
Hasil :
1) Perencanaan obat adalah hal penting dalm kegiatan operasional apotek. Dengan
perencanaan bisa memilih jenis obat apa saja yang diperjualkan. Perencanaan yang
dipakai di Apotek Kimia Farma 97 adalah Metode Epidemiologi, Metode Konsumsi,
dan Metode Kombinasi.
 Metode Epidemiologi didasarkan pada data jumlah kasus atau yang didasarkan
pada pola penyebaran suatu penyakit dan pengobatannya di masyarakat.
Jumlah kebutuhan obat = jumlah episode penyakit X standar pengobatan +
jumlah kebutuhan obat selama masa tenggang – sisa stok.
 Metode Konsumsi didasarkan pada data pemakaian obat dimasa lampau atau
berdasarkan pengeluaran barang atau obat dalam sebuah periode. Kemudian
peredarannya dibedakan menjadi fast moving maupun slow moving.
Jumlah kebutuhan obat = konsumsi obat sesungguhnya dalam 1 tahun + jumlah
kebutuhan obat selama masa tenggang – sisa stok.
 Metode Kombinasi merupakan gabungan dari epidemiologi maupun metode
konsumsi.
2) Pengelompokan barang menggunakan analisis pareto (klasifikasi ABC)
 Kelas A = barang dengan alokasi dana 80% dari total omset.
 Kelas B = barang dengan alokasi dana 15% dari total omset.
 Kelas C = baranag dengan alokasi dana 5% dari total omset.
 Kelas Pasiaf = barang yang tidak laku, artinya barang pasif di apotek KF 97 bisa
jadi barang kelas ABC dicabang lain.
b. Tugas mengenai perhitungan Pareto ABC.
6. Hari Ke Enam 8/1/21
a. Pembahasan tugas perhitungan Pareto ABC

7. Hari ke Tujuh 9/1/21


a. Pemaparan materi tentang pengadaan barang di Apotek kimia Farma 97.
Hasil :
 Pengadaan barang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 97 melalui Unit Bisnis
Manajer dengan sistem Min Max berbasis computer secara online. Dengan sistem
ini kita dapat mengetahui kebutuhan apotek, sehingga pengiriman barang
berdasarkan kebutuhan apotek. Pengadaan barang juga memperhatikan tingkat
keterjualan (pareto penjualan) barang agar tidak terjadi kekosongan persediaan
atau penumpukan barang di apotek. Kebutuhan barang yang telah mendapat
persetujuan dari manajer apotek ditulis pada Bon Permintaan Barang Apotek
(BPBA).
 Selain melakukan pengadaan barang melalui Unit Bisnis Manager dengan sistem
online, dapat juga dilakukan pengadaan mendesak antara Apotek Kimia Farma yang
berada dalam satu jaringan Bisnis Manager. Pengadaan mendesak dilakukan untuk
mencegah terjadinya penolakan obat/resep. Pengadaan mendesak ini dilakukan
apabila obat yang dibutuhkan segera oleh pasien tidak tersedia di Apotek Kimia
Farma 97. Pengadaan barang dilakukan dengan cara mengecek persediaan produk
melalui sistem terintegrasi kimia farma. Selanjutnya dilakukan konfirmasi via
telepon untuk memastikan dan meminta pengantaran/ pengambilan barang
permintaan pada hari yang sama. Untuk memastikan dropping, maka harus
dilakukan permintaan pada sistem oleh apotek yang meminta dan disetujui oleh
apotek yang menyediakan. Penjualan obat yang diterima melalui proses dropping
akan masuk menjadi omset apotek yang melakukan permintaan. Khusus untuk
pengadaan narkotika, pengadaan dilakukan oleh masing-masing Apotek Kimia
Farma melalui surat pemesanan khusus narkotika dan diantar langsung ke apotek.
60 Pembelian obat, narkotika, maupun sediaan farmasi lainnya tidak selalu berasal
dari PBF Kimia Farma, melainkan dapat melalui PBF atau distributor resmi yang
memiliki izin.
 Apotek Kimia Farma 97 juga melakukan pengadaan konsinyasi. Pengadaan
konsinyasi merupakan penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang
bertindak sebagai agen penjualan dengan pemberian komisi. Konsinyasi merupakan
bentuk kerjasama antara apotek dengan pihak ketiga. Umumnya produk yang dijual
pada apotek pelayanan berupa alat kesehatan, suplemen, obat-obat herbal atau
perbekalan kesehatan yang baru beredar di pasaran. Tujuannya adalah sebagai
bentuk pengenalan produk kepada masyarakat melalui apotek pelayanan yang
secara langsung berinteraksi dengan pelanggan.
8. Hari ke Delapan 11/1/21
a. Penyampaian materi tentang penerimaan barang di apotek Kimia farma 97.
Hasil :
 Barang yang datang ke Apotek Kimia Farma 97 akan dilakukan pengecekan
kesesuaian terlebih dahulu melalui surat pemesanan dan faktur. Pengecekan
dilakukan terhadap kondisi fisik, nama barang, jumlah, kemasan dan expired date.
Apabila barang yang diterima sudah sesuai dengan pemesanan, faktur
ditandatangani dan diberi stempel apotek. Apabila terdapat barang yang tidak
sesuai dengan pemesanan, bagian pembelian akan melakukan retur dan
mengembalikan barang tersebut ke PBF yang bersangkutan.
9. Hari ke Sembilan 12/1/21
a. Tugas
Buatlah sebuah video berdurasi pendek, dimana anda sebagai seorang apoteker akan
mengkonfirmasi kepada PBF melalui telfon terkait dengan penerimaan barang yang
tidak sesuai dengan yang ada di faktur!
10. Hari ke Sepuluh 13/1/21
a. Penyampaian materi tentang penyimpanan barang di Apotek Kimia Farma 97.
Hasil :
 Barang yang diterima selanjutnya akan disimpan dalam bentuk sediaannya, kemudian
dibagi lagi berdasarkan kegunaan farmakologisnya dan disusun secara alfabetis. Sistem
penyimpana obat/barang di Apotek Kimia Farma 97 berdasarkan pada FEFO (First Expired
First Out) dan FIFO (First In First Out).Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 97 dibagi
menjadi beberapa tempat, diantaranya:
a) Lemari penyimpanan obat ethical yang terdiri dari obat hipertensi, kolesterol, nyeri,
analgesik, antiinflamasi, syaraf, antidiabetes, multivitamin, saluran cerna, saluran
pernafasan, alergi dan lain-lain.
b) Lemari penyimpanan narkotika.
c) Lemari penyimpanan psikotropika.
d) Lemari penyimpanan sediaan sirup atau suspensi, yaitu berisi sirup antibiotik dan eliksir.
e) Lemari penyimpanan obat tetes/drops, obat salep/krim kulit dan tetes mata.
f) Lemari penyimpanan ampul, syringe dan infus.
g) Lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti suppositoria, ovula
dan lain-lain.
 Selain tempat penyimpanan diatas, terdapat pula tempat penyimpanan obat bebas di rak
penjualan swalayan farmasi yang berada dekat dengan ruang tunggu pasien. Penyimpanan
obat pada rak swalayan farmasi berdasarkan kegunaan masing-masing obat yang
selanjutnya diatur berdasarkan alfabetis.
b. Tugas!
Sebutkan contoh obat LASA dan bagaimana cara penyimpanannya ?
11. Hari ke Sebelas 14/1/21
a. Pembahasan Tugas tentang penyimpanan obat LASA
12. Hari ke Duabelas 15/1/21
Pemaparan materi mengenai pengendalian obat di Apotek Kimia farma 97.
Hasil :
 Pengendalian sediaan farmasi berfungsi untuk menghindari terjadinya kelebihan,
kekurangan, kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 97 melakui tiga cara,
diantaranya sebagai berikut:
a) Pencatatan Stok Barang Pengendalian melalui pencatatan stok barang dilakukan
dengan mencatat nama obat, kemasan, tanggal pemasukan/pengeluaran, jumlah
pemasukan/pengeluaran, sisa persediaan, tanggal kadaluarsa, dan nomor batch.
Selain pencatatan melalui kartu stok, dilakukan juga pengendalian stok melalui
sistem online.
b) Uji Petik Uji petik dilakukan oleh Asisten Apoteker (AA) setiap harinya dengan
memperhatikan nama obat, dosis, jumlah fisik dan jumlah sistem, tanggal
kedaluwarsa, dan kondisi fisik sediaan farmasi. Fungsi uji petik adalah sebagai upaya
pengendalian untuk memastikan sediaan farmasi yang disalurkan oleh apotek selalu
terjaga mutu dan kualitasnya.
c) Stok Opname Stock opname merupakan kegiatan pengendalian sediaan farmasi
yang dilakukan secara berkala pada periode tertentu. Stock opname dilakukan setiap
3 bulan, apabila terjadi ketidaksesuaian antara fisik dengan sistem, maka akan
dilakukan pengecekan ulang. Apabila terjadi kehilangan maka akan dilakukan
penelusuran untuk item yang hilang. Tujuan dilakukan stock opname untuk
mendeteksi secara dini kehilangan obat-obatan, melakukan kontrol terhadap
pengadaan barang agar diketahui efektivitasnya, dan mendeteksi secara dini adanya
barang slow moving dan fast moving serta kadaluarsa.
13. Hari ke Tigabelas 16/1/21
a. Penyampaian materi tentang pemusnahan obat di Apotek Kimia farma 97.
Pemusnahan sediaan farmasi yang rusak atau kedaluwarsa dilakukan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan yang ada. Selanjutnya, dibuatkan berita acara untuk dilaporkan
kepada BM sebagai bentuk pertanggung jawaban. Sedangkan untuk pemusnahan obat
narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT harus dilakukan oleh masing-masing apotek
dengan disaksikan oleh APA, asisten apoteker, suku dinas kesehatan kabupaten/kota
dan/atau BPOM setempat. Apoteker penanggung jawab membuat surat permohonan
untuk pemusnahan ke BPOM pusat yang akan memeriksa dan memberi persetujuan.
BPOM akan membentuk tim pemusnahan narkotika dan psikotropika yang terdiri atas
apoteker penanggung jawab, asisten apoteker dan petugas BPOM pusat. Berita Acara
Pemusnahan (BAP) yang berisi:
 Tempat dan waktu (hari, tanggal, bulan dan tahun) pemusnahan.
 Nama pemegang izin khusus, APA atau dokter pemilik narkotika.
 Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari perusahaan apotek
atau badan tersebut.
 Nama, jenis, dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
 Cara memusnahkan.
 Tanda tangan dan identitas lengkap APA dan saksi-saksi pemusnahan.

Pemusnahan resep dilakukan terhadap arsip yang telah berumur minimal 5 tahun.
Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar dengan disaksikan oleh APA, AA, dan
Dinas Kesehatan setempat. Kemudian dibuat berita acara pemusnahan resep yang
dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat dan ditembuskan ke BPOM dengan dibuat 3
rangkap laporan. Pemusnahan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 97 terdiri dari
pemusnahan obat rusak, kadaluarsa dan resep.

b. Tugas!
Jelaskan bagaimana cara pemusnahan sediaan sirup dan tablet secara rinci, dan buatlah
berita acara untuk pemusnahan obat tersebut.
Hasil :
14.Hari ke empat 18/1/2021
a. Penyampaian materi tentang pelayanan dan penjualan.
Pelayanan dan penjualan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 97 dilakukan secara tunai
maupun kredit. Obat yang dijual dapat berupa obat berdasarkan resep dokter, obat wajib
apotek, dan obat bebas.
Hasil :
a) Penjualan obat tunai dengan resep dokter Penjualan ini dilakukan terhadap pasien atau
pelanggan yang menebus obat berdasarkan resep dokter secara tunai. Prosedur
pelayanan resep tunai adalah sebagai berikut:
 Pasien atau pelanggan datang untuk menebus obat dengan resep dokter.
 Pasien memberikan resep pada tempat penerimaan resep
 Apoteker/Asisten Apoteker memeriksa obat yang dibutuhkan apakah masih tersedia
atau tidak.
 Apabila obat tersedia di apotek, Apoteker/Asisten Apoteker akan memberikan harga
dan memberitahukan kepada pasien.
 Apabila pasien menyetujui, segera dilakukan pembayaran atas obat dan dibuatkan
struk pembayaran obat tersebut dan disatukan dengan resep aslinya. Informasi pasien
yang terdiri dari nama, alamat serta nomor telepon dicatat di medical record pasien pada
komputer. Bila obat hanya diambil sebagian maka dibuat salinan resep untuk
pengambilan sisanya.
 Pemeriksaan kembali dilakukan sebelum obat diserahkan ke pasien meliputi nomor
resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya juga dilakukan pemeriksaan
salinan resep sesuai resep.
b) Penjualan Obat Kredit dengan Resep Dokter Resep kredit adalah resep yang ditulis dokter
yang bertugas pada suatu instansi atau perusahaan untuk pasien dari instansi yang telah
mengadakan kerja sama dengan apotek yang sering disebut Ikatan Kerja Sama
(IKS).Prosedur pelayanan resep kredit adalah sebagai berikut:
 Pasien atau pelanggan menyerahkan resep kepada apoteker/AA pada bagian
penerimaan resep.
 Apoteker/AA akan memeriksa ketersediaan obat
 Pada saat penyerahan obat, pasien diminta untuk tanda tangan atau paraf pada resep.
c) Penjualan Obat Wajib Apotek (OWA) Obat Wajib Apotek (OWA) merupakan obat keras
yang dapat ditebus tanpa menggunakan resep dokter sesuai dengan peraturan dan
kebijakan pemerintah. Prosedur pelayanan OWA adalah sebagai berikut:
 Pasien menyebutkan obat yang diinginkan.
 Mendengarkan keluhan penyakit pasien.
 Menggali informasi dari pasien meliputi siapa yang meggunakan obat, apa gejala yang
dialami, berapa lama gejala berlangsung, apa yang sudah dilakukan terhadap gejala
tersebut, obat lain yang sedang digunakan.
 Memilih obat sesuai dengan kerasionalan dan ekonomis bagi pasien. Informasikan
harga kepada pelanggan.
 Jika pasien setuju, obat segera disiapkan. d) Penjualan Obat Bebas Penjualan bebas
yaitu penjualan obat bebaa, bebas terbatas, dan swalayan farmasi yang meliputi obat
herbal, kosmetik, perlengkapan bayi, alat kesehatan, supelmen, susu, perawatan kulit,
alat kontrsepsi, dan perbekalan farmasi lainnya yang dapat dibeli tanpa menggunakan
resep dokter.
b. Tugas perhitungan resep.
15.Hari ke lima belas 19/1/21
Pembahasan tugas mengenai perhitungan.
Hasil :

16.Hari ke Enam belas 20/1/21


Pemaparan materi mengenai copy resep

17.Hari ke tujuh belas 21/1/21


Penyampaian materi tentang pelaporan.
Hasil :
a) Laporan Keuangan Merupakan laporan keuangan yang selalu dilaporkan ke BM sebagai
informasi mengenai keuangan dari awal sampai akhir kegiatan apotek karena adanya transaksi
jual beli.
b) Laporan Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika
 Pemesanan Pemesanan narkotika dilakukan secara tertulis dan di tandatangani oleh Apoteker
Penanggung Jawab Apotek yang kemudian dikirim langsung ke PBF Kimia Farma sebagai
distributor dengan membuat surat pesanan khusus narkotika yang dibuat rangkap empat, yang
masing-masing diserahkan kepada PBF yang bersangkutan (SP asli dan 2 65 lembar copy SP), dan
satu lembar sebagai arsip di apotek. Untuk pemesanan psikotropika dilakukan dengan
menggunakan Surat Pesanan Psikotropika yang berisi lebih dari satu jenis psikotropika. Surat
pemesanan dibuat rangkap 3, yang masing- masing diserahkan ke PBF yang bersangkutan (asli
dan salinan) dan 1 lembar sebagai arsip di apotek.
 Penerimaan Penerimaan narkotika dan psikotropika harus diterima oleh Apoteker Pengelola
Apotek. Pada saat penerimaan, harus dilakukan kesesuaian antara barang yang diterima dengan
faktur.
 Penyimpanan Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika di Apotek Kimia Farma 97
disimpan dalam lemari khusus yang terpisah denga obat lain. Lemari tersebut dilegkapi dengan
dua pintu dan kunci yang berbeda.
 Pelayanan Pelayanan narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan dengan menggunakan
resep dokter. Pelayanan dapat dilakukan hanya dengan resep asli atau salinan resep yang dibuat
oleh Apotek Kimia Farma No. 97 sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru diambil
sebagian.
 Pelaporan Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika melalui SIPNAP dengan
menginput pemakaian narkotika dan psikotropika secara rutin tiap periode perbulannya dengan
mengisi kolom nama produk narkotik maupun psikotropik, stok awal, pemasukan dari PBF,
pemasukan dari sarana, pengeluaran untuk resep, pengeluaran dari sarana, pemusnahan, dan
stok akhir, lalu dikirimkan melalui aplikasi.
18.Hari ke tujuh belas 21/1/21
a. Penyampaian materi tentang aplikasi SIPNAP
Hasil :
Aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) dikembangkan dan dikelola
oleh Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Binfar dan Alkes.Software
SIPNAP ini diberikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai user akan melakukan input data unit
pelayanan, seperti Apotek, puskesmas, dan rumah sakit, ke dalam software SIPNAP. Software
akan memberikan output berupa lembar kerja dalam format Microsoft Excel yang kemudian
dibagikan kepada unit pelayanan yang ada di kabupaten/kota tersebut. Lembar kerja
tersebut diisi oleh unit pelayanan melalui komputer dan selanjutnya diserahkan kembali
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk softcopy setiap bulannya.Hasil isian
lembar kerja dari unit pelayanan tersebut lalu dimasukkan ke dalam software SIPNAP oleh
pihak pengelola SIPNAP di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Setelah semua hasil laporan dari
unit pelayanan direkapitulasi, selanjutnya data tersebut dikirimkan melalui internet ke server
yang ada di Kementerian Kesehatan. Program SIPNAP ini juga dilengkapi dengan aplikasi
berupa daftar dalam form Excel berisi nama-nama narkotika dan psikotropika yang dapat
dilaporkan (Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, 2008). Implementasi
penggunaan SIPNAP ini dilakukan melalui bimbingan teknis oleh petugas dari Kementerian
Kesehatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan satu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
berada di ibukota provinsi. Pihak Kementerian Kesehatan akan memberikan user ID dan
password kepada pengelola SIPNAP di Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Laporan terdiri dari laporan pemakaian narkotika dan psikotropika untuk
bulan bersangkutan meliputi periode, status pelaporan, jenis entry, produk, status transaksi,
stok awal, pemasukan dari PBF (jika ada transaksi), pemasukan dari sarana (jika ada
transaksi), pengeluaran untuk Resep (jika ada transaksi), pengeluaran untuk sarana (jika ada
transaksi), status pemusnahan, nomor Berita Acara Pemusnahan (BAP), tanggal BAP, jumlah
yang dimusnahkan, dan stok akhir. Setelah dilakukan input dan pengiriman laporan dalam
SIPNAP, maka rekapitulasi pelaporan dapat diunduh dan disimpan kemudian ditampilkan
dalam format file excel untuk diprint dan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA). Password dan username untuk login ke dalam SIPNAP didapatkan setelah melakukan
registrasi pada Dinkes setempat. Melalui server tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dapat melihat hasil laporan yang telah dikirimkan ke server Kementerian Kesehatan.Dinas
Kesehatan Provinsi bertugas untuk mengecek pengiriman laporan yang telah dilakukan oleh
pihak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui server SIPNAP tersebut.Selain itu, Dinas
Kesehatan Provinsi juga melakukan pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melalui sosialisasi dan pelatihan software SIPNAP serta memberi teguran kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang belum mengirimkan laporannya (Direktorat Bina Produksi
dan Distribusi Kefarmasian, 2011). Pelaporan disampaikan paling lambat setiap tanggal 10
setiap bulan melalui aplikasi SIPNAP (Sistem Informasi Pelaporan Narkotika dan Psikotropika)
yang dapat diakses di website http:// www. sipnap.kemkes.go.id
b.

19.Hari ke delapan belas 22/1/21


a. Mahasiswa PKPA berkunjung ke Apotek Kimia Farma 97.
Hasil :
Mahasiswa mempelajari jenis-jenis obat obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, owa,
obat psikotropik dan narkotik.
1. Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter
yang memiliki tanda khusus lingkaran hijau contohnya sanaflu, konidin, paracetamol, dan
aspirin.
2. Obat bebas Terbatas adalah obat yang dijual bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter
tapi disertai dengan tanda peringatan, tanda khusus lingkaran biru contohnya nya Paramex,
CTM. 3. Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, tanda khusus lingkaran
merah dengan huruf k di tengah contohnya Asam mefenamat, antibiotik amoxicillin
ibuprofen ketoprofen.
4. Daftar obat wajib apotek beberapa obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
namun harus diserahkan oleh apoteker. contohnya antasida, ranitidin, allopurinol.
5. Obat psikotropik merupakan obat keras alamiah atau sintetis yang bukan narkotik namun
memiliki khasiat mempengaruhi sistem saraf pusat. contohnya diazepam, phenobarbital dan
alprazolam.
6. Obat narkotik merupakan obat yang menyebabkan penurunan kesadaran Hilang Rasa
menimbulkan ketergantungan contohnya codein dan mst.
19. Hari ke Sembilan belas 23/1/21
a. Mahasiswa PKPA melakukan pelayanan obat resep dan resep BPJS menyiapkan obat sesuai
resep yang diminta.
kemudian mempelajari rencana, pengadaan obat, seleksi obat, yang akan dipesan. Perencanaan
diperhatikan berdasarkan pola penyakit pola konsumsi budaya dan kemampuan masyarakat.
Pengadaan merupakan pengadaan barang yang dilakukan dengan mengumpulkan barang-barang
yang akan dipesan dari buku defecta pemesanan menggunakan SP surat pesanan yang terdiri dari
2 rangkap arsip dan pemasok untuk seleksi obat yang akan dipesan berdasarkan:
- penggunaan obat generik dan paten
- mutu terjamin
- praktis dalam penyimpanan
- praktis dalam penggunaan dan penyimpanan
- memiliki rasio manfaat biaya
b. Pemesanan obat di manajemen Apotek Kimia Farma terdapat 3 jenis pengadaan antara lain :
- Pesanan langsung ke pbf.
- Pemesanan rutin setiap 2 minggu sekali melalui Link yang dikirim bagian Business Manager
(BM) pusat Pekalongan.
- Untuk obat BPJS pengadaan melalui pemesanan e-katalog untuk proses penerimaan obat dari
pbf yang dilakukan antara lain.
- Mengecek jumlah obat datang dengan faktur.
- Mengecek kadaluarsa.
- Mengecek nomor batch.
- Jika sesuai semua tanda tangan dan stempel pada faktur penerimaan barang spreading atau
permintaan mendesak dari outlet lain dilakukan pengecekan kesesuaian jumlah dengan bukti
data dan dilakukan pengecekan ed jika terdapat kekurangan barang di lakukan dropping balik
pada outlet yang bersangkutan.
20. Hari ke dua puluh 25/1/21
a. penyampaian materi tentang swamedikasi.
Hasil :
Kriteria swamedikasi yang dilakukan untuk penyakit ringan yaitu
- Penyakit yang jangka waktunya tidak lama
- Percaya tidak mengancam jiwa pasien seperti sakit kepala sakit gigi demam dan batuk.
Jenis obat pada swamedikasi sesuai dengan peraturan Permenkes nomor 919/
Menkes/per/x/1995 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep antara lain :
- Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil dan anak dibawah 2 tahun dan lanjut usia diatas 65
tahun
- Obat yang digunakan memiliki resiko efek samping minimal dan dapat dipertanggungjawabkan
khasiatnya untuk pengobatan sendiri
21. Hari ke duapuluh satu 26/1/21
a. Mahasiswa berkunjung Kembali ke Apotek Kimia Farma 97.
Mahasiswa PKPA melakukan pelayanan resep.
Hasil :
Mahasiswa melakukan
- skrinning resep
- Dispensing
- Penyerahan obat
- PIO ke pasien.
22. Hari ke dua puluh dua 27/1/21
a.

Anda mungkin juga menyukai