Anda di halaman 1dari 8

Tugas Farmasi Klinis

STUDI KASUS HIV/AIDS

Kelompok 8 :

Aprilia Ade Kartini 2043700239

Dede Suhendar 2043700238

Hernamirah 2043700233

IvonAimang 2043700100

RiniSundari 2043700096

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

2020
TUGAS FARMASI KLINIK

STUDI KASUS HIV/AIDS


 Seorang perempuan berusia 45 tahun dengan BB 55 kg dan TB 160 cm datang ke rumah sakit
dengan keluhan batuk sudah lebih dari 5 hari disertai demam dan merasakan dada yang terasa
sesak.
 Riwayat penyakit terdahulu : Sering mengalami demam dan flu
 Riwayat penyakit keluarga : Ibu meninggal karena stroke dan ayah meninggal karena PJK
 Pengobatan yang sedang dijalani : -
 Data Vital Sign
T : 39 C
TD : 130/90 mmHg
N : 105/i
P : 33/i
 Data Lab
CD4 : 200 cells/mm3
Leukosit : 15000/mm3
HB : 10 mg/dl
 Di bawah adalah gambar Rontgen Paru Pasien

Pertanyaan;

1. Dari nilai CD4 pasien diketahui pasien menderita,…?


2. Pada nilai CD4 berapa ART (anti retroviral) dimulai ?
3. Untuk pengobatan pertama diperlukan 3 ART, jelaskan apa saja ?
4. Apakah yg dimaksud dengan infeksi opportunistic?
5. Apa bedanya false positive dan false negative untuk pemeriksaan pasien dengan kasus
diatas?
6. Apakah efek samping utama obat ART?
7. Jelaskan penggolongan obat ART!
8. Apakah beda HIV dan AIDS?
9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?
10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasien diatas!
11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas!

Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Kondisi


Tanda Vital

- T 36,5°c – 37,5°c 39° C Tidak Normal

- TD 120/80 mmHg 130/90 mmHg Tidak Normal

- N 60 – 100x/menit 105/i Tidak Normal

- P 12 -20x/menit 33/i Tidak Normal

Data Lab

- CD4 500 -1400 cell /mm³ 200 cells/mm ³ Tidak Normal

- Leukosit 4500 – 10.000/mm³ 15000/mm³ Tidak Normal

- HB 12 – 14 mg/dl 10 mg/dl Tidak Normal

 Jawaban :
1. Dari nilai CD4 pasien diketahui pasien menderita?
Dari data pasien diatas nilai CD4 yaitu 200 cells/mm 3 (rentang normal 500 - 1.600
cells/mm3) maka pasien didiagnosa terserang virus HIV. CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang dihancurkan oleh HIV. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah CD4, semakin
besar pula kemungkinan seseorang terserang HIV.

2. Pada nilai CD4 berapa ART (anti retroviral) dimulai?


ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV untuk
menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Pengobatan dimulai
saat jumlah sel CD4 <350 sel/mm3.

Target Populasi Stadium Klinis Jumlah sel CD4 Rekomendasi


ODHA dewasa Stadium klinis 1 dari 2 >350 sel/mm³ Belummulai terapi Monitor
gejala klinis dan jumlah sel
CD4 setiap 6-12 bulan

< 350 sel/mm³ Mulai terapi

Stadium klinis 3 dari 4 Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi

Pasien dengan ko-Infeksi TB Apapun Stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi

Pasien dengan ko-infeksi Apapun Stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi
Hepatitis B Kronis aktif

Ibu Hamil Apapun Stadium klinis Berapapun jumlah sel CD4 Mulai terapi

3. Untuk pengobatan pertama diperlukan 3 ART, jelaskan apa saja?


Paduan ART lini pertama pilihan yang direkomendasikan menggunakan AZT
(Zidofudine) atau TDF (Tenofovir) + 3TC (Lamivudine) atau FTC (Etricitabine) + EFV
(Efavirens) atau NVP (Nevapirens).

4. Apakah yg dimaksud dengan infeksi opportunistic?


Infeksi oportunistik adalah infeksi akibat virus, bakteri, jamur, atau parasit yang terjadi
pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Dengan kata lain, infeksi ini
mengambil kesempatan dari lemahnya daya tahan tubuh, untuk bisa berkembang. Sebuah
infeksi pada pengidap HIV disebut sebagai infeksi oportunistik karena berbagai macam
mikroba penyebabnya (bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya) muncul mengambil
kesempatan selagi daya tahan tubuh sedang lemah-lemahnya.

5. Apa bedanya false positive dan false negative untuk pemeriksaan pasien dengan kasus
diatas?
 False negatif adalah adanya kegagalan dalam mendeteksi antibodi atau antigen pada
seseorang yang ternyata terinfeksi HIV (yaitu kekeliruan mengidentifikasi orang HIV
positif sebagai HIV negatif). Ini kemungkinan besar terjadi selama periode jendela,
ketika antibodi dan antigen belum bisa terdeteksi.
 Sebaliknya, tes yang secara keliru mengembalikan hasil positif pada orang yang
sebenarnya HIV negatif dikenal sebagai positif palsu. Ini mungkin terjadi jika antibodi
non-HIV salah diidentifikasi sebagai antibodi terhadap HIV.
6. Apakah efek samping utama obat ART?
No. ARV Efek Samping

1. TDF (Tenofovir)  Disfungsi tubulus renalis


 Menurunnya densitas tulang
 Asidosis laktat atau hepatomegali dengan steatosis
 Eksaserbasi hepatitis B (hepatic flares)
2. AZT (Zidofudine)  Anemia atau neutropenia berat, miopati, lipoatrofi atau lipodistrofi
 Intoleransi saluran cerna berat
 Asidosis laktat atau hepatomegali dengan steatosis
3. D4T (Stavudin)  Neuropati perifer, lipoatrofi atau lipodistrofi
 Asidosis laktat atau hepatomegali dengan steatosis, pankreatitis akut.
4. EFV (Efavirens)  Toksisitas susunan saraf pusat persisten (seperti mimpi buruk, depresi,
kebingungan, halusinasi dan psikosis)
 Hepatotoksisitas
 Kejang
5. NVP (Nevapirens)  Hepatotoksisitas

7. Jelaskan penggolongan obat ART!


 Nucleoside Analogue Reverse Trancritase Inhibitors (NRTI)
 Contoh : AZT (Zidofudine), 3TC (Lamivudine), d4T (Stavudine), ddl (Didanosine),
ABC (Abacavir)
 Non-Nucleoside Analogue Reverse Trancritase Inhibitors (NNRTI)
 Contoh : NVP (Nevirapine), EFV (Efavirenz)
 Penghambat Enzim Protease (PI)
 Contoh : NFV (Nelfinavir), RTV (Ritonavir)/LVP (Lovinapir), SQV (Saquinavir)

8. Apakah beda HIV dan AIDS?


 HIV merupakan kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus, merupakan virus
yang bisa menyebabkan sebuah kondisi yang disebut AIDS. HIV hanya menginfeksi
manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, membuatnya menjadi tidak bisa bekerja
efektif seperti seharusnya.
 Jika HIV adalah virus yang menyebabkan infeksi, AIDS adalah kondisi atau sindrom.
Terinfeksi HIV bisa membuat seseorang mengalami AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome). AIDS terjadi ketika HIV menyebabkan kerusakan serius pada
sistem imun. Kondisi ini sangat kompleks dan bervariasi pada setiap orang. Gejala AIDS
sangat terkait dengan infeksi yang seseorang alami sebagai akibat dari kerusakan sistem
imun. Orang yang sudah masuk pada kondisi AIDS tubuhnya tidak bisa melawan infeksi,
sesederhana virus influenza, seperti halnya pada orang yang normal. Mereka juga lebih
rentan terkena tuberkulosis, radang paru, jamur, dan infeksi lainnya.

9. Dari nilai lab diatas manakah yang tidak normal?


No. Data Lab Nilai Rentang Normal Keterangan

1. CD4 200 sel/mm3 500 - 1400 sel/mm3 Tidak normal

2. Leukosit 15.000 mm3 4.500 – 10.000 mm3 Tidak normal

3. Hemoglobin 10 mg/dl 12 – 14 g/dl Tidak normal

10. Jelaskan konseling yang harus diberikan pada pasien diatas!


 Mengenai pencegahan penularan HIV: tidak mendonorkan darah, tidak mencoba
mengkonsumsi narkoba, perilaku seks yang aman (hubungan seksual dengan kondom,
berciuman aman asal bagian mulut tidak ada luka).
 Mengenai kepatuhan pengobatan seumur hidup jika HIV positif.
 Nutrisi dan gizi yang diberikan harus tinggi protein dan suplemen vitamin.
11. Jelaskan S-O-A-P untuk pasien di atas!
Subject  Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk
sudah lebih dari 5 hari disertai demam dan merasakan dada yang terasa sesak.
 Riwayat penyakit terdahulu : Sering mengalami demam dan flu.
 Riwayat penyakit keluarga : Ibu meninggal karena stroke dan ayah meninggal karena
PJK.
Objective  Data Vital Sign
T : 39 C
TD : 130/90 mmHg
N : 105/i
P : 33/i
 Data Lab
CD4 : 200 cells/mm3
Leukosit : 15000/mm3
HB : 10 mg/dl

Assesment Pasien didiagnosa mengalami koinfeksi HIV dan Penumonia.


Plan  ARV untuk HIV menggunakan 2 NRTI dan 1 NNRTI:
1. Lamivudine (3TC) 150 mg 2x/hari
Lamivudine bekerja menghambat virus untuk berkembang biak di dalam tubuh dengan
cara mencegah enzim yang berperan dalam perkembangbiakan virus di dalam tubuh.
2. Zidofudine (AZT) 250 – 300 mg 2x/hari
AZT merupakan analog timidin. AZT bekerja dengan menghambat enzim transkriptase
balik dari HIV secara selektif, Enzim ini digunakan virus untuk membuat salinan DNA
dari RNAnya. Transkripsi balik diperlukan untuk produksi DNA untai ganda dari HIV,
yang kemudian terintegrasi ke dalam materi genetik dari sel yang terinfeksi (hal ini
disebut provirus).
3. Nevirapine (NVP) 200 mg 1x/hari
NVP menghambat reverse transcriptase yang berada pada HIV dengan cara berikatan
langsung. Ikatan ini akan menyebabkan gangguan situs katalitik enzim, sehingga
menghambat aktivitas polimerase DNA-dependent dan RNA-dependent. Nevirapine
dapat digunakan bersamaan dengan obat golongan nucleoside reverse transcriptase
inhibitor dan menunjukkan efek sinergi.
 Pengobatan Pneumonia
1. Azithromycin 500 mg/24 jam IV 1x/hari
Bekerja dengan cara berikatan pada ribosom subunit 50 S sehingga mengganggu sintesis
protein bakteri
 Analgetik/antipiretik untuk mengobati demam pasien
Paracetamol 500 mg 3x/hari
 Untuk meredakan batuk
Bromhexsin HCL 8 mg 3x/hari
Mengencerkan sekret saluran nafas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari seputum
 Mengobati hemoblobin rendah
Suplemen Fe 60 mg 1x/hari
Mengganti cadangan besi dan untuk membantu eritropoiesis (sebagai hemoglobin dan
myoglobin), serta mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh

Anda mungkin juga menyukai