Anda di halaman 1dari 27

URGENSI KEBERADAAN MEDAI PADA PROSES

PEMBELAJARAN MAHASISWA PROGRAM APOTEKER DI PT


DAN APOTEKER BERPRAKTIK DI KOMUNITAS

DI SUSUN OLEH:

BALQIS NATASYA RUTH MEIVINA

DINDA LUNARY M. PUJA LESTARI LISNA NST

KHORI YASNITA ELYSIA ARIESTA

MAISAROH SIRAIT AKNI SAKINAH

MARDIANA NADIA SAVIRA

NELFI YULIJA M. NURAINI

NOVA MUSTIKA RIBKA MARTINA

RIZKA DAMELA S. DINA PRATIWI

SANGKOT MARDIYAH NST DESI SUSANTI

SAVITRINUGRAHAYATI PUTRI NIRMALA SARI H.

SRI ENDANG SIREGAR NONI KRISTIANI

YUYUN AYUSNI NELLY FRISTA SARAGIH

AYU FAHLENI RIKA SONITA SARAGIH

WILDA
URGENSI KEBERADAAN MEDAI PADA PROSES
PEMBELAJARAN MAHASISWA PROGRAM APOTEKER DI
PT DAN APOTEKER BERPRAKTIK DI KOMUNITAS

 Pada era globalisasi saat ini, masyarakat sangat membutuhkan


peningkatan kesehatannya. Oleh sebab itu, fungsi kerja tenaga
kesehatan sangat dibutuhkan. Salah satu kelebihan tenaga
kesehatan kita yang telah lama melalang buana diberbagai tempat
produksi, distribusi, maupun pelayanan kefarmasian adalah
banyak mengetahui kondisi riil di lapangan tentang dunia farmasi
saat ini.
 Ditempat kerja terdahulu tentunya memiliki kebijakan yang
berbeda dengan tempat kerja sekarang, dalam hal melakukan
praktik pekerjaan kefarmasian.
Pengertian dan Tugas MEDAI

 A. PENGERTIAN MEDAI

 Majelis Etik dan disiplin Apoteker Indonesia (MEDAI) adalah organisasi profesi Ikatan

Apoteker Indonesia yang bertugas membina, mengawasi, dan menilai pelaksanaan

Kode Etik Apoteker Indonesia oleh anggaran maupun oleh Pengurus, dan menjaga,

meningkatkan dan menegakkan disiplin Apoteker Indonesia


B. TUGAS MEDAI

Berdasarkan prinsip kerjanya, Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia


(MEDAI) membagi tugas utamanya sebagai berikut:

 Membina, mengawasi dan menilai pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia


oleh anggota serta menjaga, meningkatkan dan menegakkan Disiplin Apoteker

 Membuat putusan terkait permasalahan etik dan disiplin Apoteker oleh anggota
untuk ditindak lanjuti oleh Ketua Ikatan Sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Organisasi

 Memberikan pendapat dan/atau mediasi konflik pelaksanaan Kode Etik


Apoteker Indonesia.
MEDAI terbagi dua yaitu:

 Majelis etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat


 Majeis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Daerah
POSISI DAN KERJA APOTEKER DI
PT/INDUSTRI DAN DI KOMUNITAS
A. POSISI DAN KERJA APOTEKER DI PT/INDUSTRY

Dalam bidang industri kefarmasian, apoteker memegang peranan


penting dalam membuat, menjaga, dan meningkatkan kualitas
produksi obat guna tercapainya obat yang efekti, aman, dan
bermutu.

Apoteker, hanya mendengar saja kita dapat asumsikan bahwa


seorang apoteker itu merupakan profesi kesehatan yang bekerja di
apotek. Namun pada kenyataannya, seorang apoteker dapat bekerja
di tempat lain selain apotek yakni industri farmasi.
Lanjutan…..

Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin


dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan
pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat adalah
seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat, yang
meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas,
produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian
mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan.
 Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1799 tahun 2010, pasal 5 ayat 1 huruf d,
menyatakan bahwa “Persyaratan untuk memperoleh izin
industri farmasi salah satunya adalah memiliki secara
tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga
Negara Indonesia masing-masing sebagai penanggung
jawab pemastian mutu, produksi, dan pengawasan
mutu”. Dari ayat ini, dapat kita ketahui bahwa apoteker
memiliki posisi yang pasti di industri farmasi, meliputi
bagian pemastian mutu/ Quality Assurance (QA),
produksi, dan pengawasan mutu/Quality Control (QC).
POSISI DAN KERJA APOTEKER DI INDUSTRY FARMASI YAITU:
Sebagai penanggung jawab produksi
 Tanggung jawab seorang apoteker dalam produksi sebagai berikut:
 Bertanggungjawab dalam memastikan bahwa obat diproduksi dan
disimpan sesuai prosedur sehingga memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan.
 Bertanggung jawab atas terlaksananya pembuatan obat dari perolehan
bahan, pengolahan, pengemasan, sampai pengiriman obat ke gudang
jadi.
 Memberikan pengarahan teknis dan administratif untuk semua
pelaksanaan operasi di gudang, penimbangan, pengolahan, dan
pengemasan.
 Bersama-sama dengan manajer perencanaan dan pengadaan bahan
menyusun rencana produksi.
 kebersihan di daerah produksi.
 Bertanggung jawab untuk menjaga moral kerja yang tinggi, kemampuan
pengembangan, dan pelatihan serta melakukan evaluasi tahunan atas semua karyawan
yang dibawahinya.
 Membuat laporan bulanan.
 Membuat anggaran tahunan untuk bagian produksi.
 Mengusahakan perbaikan biaya produksi.
 jawab atas peralatan yang digunakan dalam proses produksi, peralatan yang digunakan
harus selalu dikualifikasi dan divalidasi dengan benar.
 Ikut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga pelaksanaan serta pematuhan
terhadap peraturan CPOB.
 Bertanggung jawab atas
 menjamin bahwa produksi dilaksanakan sesuai dengan prosedur pengolahan bets dan
prosedur pengemasan bets.
 Berdiskusi dengan manajer pengawasan mutu jika ada kegagalan
 Bertanggung
 pengolahan bets dan catatan pengemasan bets serta
 Bertanggung jawab memeriksa catatan
Sebagai penanggung jawab pengawasan mutu (quality control)
 Bagian pengawasan mutu dalam suatu pabrik obat bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa :
 Bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas, dan
keamanannya;
 Tahapan produksi obat telah dilaksanakan sesuai prosedur yang
ditetapkan dan telah divalidasi sebelumnya antara lain melalui
evaluasi, dokumentasi, produksi terlebih dahulu;
 Semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium
terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan;
 Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu
peredaran yang ditetapkan.
Sebagai penanggung jawab pemastian mutu (Quality Assurance)
 Penanggung jawab Pemastian Mutu memiliki kewenangan dan
tanggung jawab penuh dalam sistem mutu, termasuk:
 Memastikan penerapan (dan, bila diperlukan, membentuk) sistem mutu.
 Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu
perusahaan.
 Memprakarsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala.
 Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu.
 Memprakarsai dan mengawasi audit eksternal (audit terhadap
pemasok).
 Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi.
 Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Otoritas
Pengawasan Obat (OPO) yang berkaitan dengan
 mutu produk jadi.
Dalam proses registrasi obat dan desain kemasan
 Tugas dan tanggung jawab apoteker dalam regitrasi dan desain
kemasan:
 Bertanggung jawab dalam melakukan semua kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan pendaftaran semua produk / obat.
Baik pendaftaran produk baru, atau pendaftaran ulang suatu
produk.
 Bertanggung jawab dalam melengkapi dokumen registrasi dengan
data valid dan data yang sebenarnya (terutama dalam
mendaftarkan produk ke BPOM untuk memperoleh Nomor Izin
Edar (NIE)).
 Bertanggung jawab dalam melakukan desain kemasan yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Bertanggung jawab membuat spesifikasi dan prosedur
pemeriksaan bahan kemas dan membuat Master batch bekerja
sama dengan kepala unit formulasi
Dalam pelaksanaan peran apoteker sebagai tenaga
pemasaran / ritel
 perlu diakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Studi kelayakan
merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang
dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses
pengambilan keputusan investasi yang mengawali resiko yang
belum jelas. Melalui studi kelayakan berbagai hal yang
diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat diantisipasi
lebih awal.
 Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan
penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk
penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun
keluarga. Agar sukses di dunia ritel maka ritel harus dapat
menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, di
tempat yang tepat, dan waktu yang tepat.
 Fungsi Ritel adalah sebagai berikut :
 Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa
 Memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih
kecil, yang akhirnya menguntungkan produsen
dan konsumen.
 Penyimpanan Persediaan
 Penyedia Jasa
 Meningkatkan Nilai Produk dan Jasa
Dalam riset dan pengembangan produk
 Apoteker yang memiliki pengetahuan memadai
mengenai zat aktif dan berbagai zat pembantu yang akan
digunakan dalam pengembangan formula.
 Uraian tugas dan tanggung jawab penanggung jawab
riset dan pengembangan produk adalah:
 Bertanggung jawab dalam pengembangan produk baru
sesuai dengan permintaan marketing.
 Bertanggung jawab untuk melakukan efisiensi biaya
produksi dengan membuat formulasi bahan yang
memerlukan biaya rendah tetapi tetap menjaga kualitas.
 Bertanggung jawab untuk memperbaiki formula obat
jika ditemukan permasalahan dalam produksi.
POSISI DAN KERJA APOTEKER DI FARMASI KOMUNITAS MELIPUTI
SEBAGAI BERIKUT:

1. Pengelolaan perbekalah farmasi.


Mengelola perbekalan farmasi yang ada di rumah sakit, puskesmas, maupun PBF yang
dapat berupa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
2. Pelayanan farmasi klinis yang meliputi :
 Pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping (MESO), evaluasi penggunaan
obat ( EPO)
 Kesiapan untuk membantu setelah lepas jam kerja “ siap dipanggil”
 Konsultan keliling ( mengunjungi pasien)
 Berpartisipasi dalam
 komite farmasi
Pengertian Universitas dan Fungsinya
PENGERTIAN
 Universitas adalah bentuk lembaga pendidikan lanjutan yang dinamakan
perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut
mempunyai jurusan-jurusan atau program studi yang beragam.
 Universitas pada dasarnya adalah upaya memberikan kesiapan kepada
mahasiswa untuk melanjutkan proses pendidikan yang lebih tinggi dan
membantu kesiapan mahasiswa dalam berperan untuk menghadapi lingkungan
hidup yang selalu berubah dengan cepat. Perubahan lingkungan hidup yang
terjadi dengan cepat menuntut peningkatan hasil pendidikan dari segala aspek.
Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang
belajar atau menuntut ilmu diperguruan tinggi, dengan jurusan atau program
tertentu.
FUNGSI
 Pendidikan Tinggi berfungsi: (UU no 12 Tahun 2014
tentang Pendidikan Tinggi).
 Mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
 Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif,
responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan
kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;
 Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dengan memperhatikan dan menerapkan nilai
Humaniora.
TUJUAN
 Membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasila dan
bertanggung-jawab akan terwujudnya masyarakat
sosialis Indonesia yang adil dan makmur, materiil dan
spirituil.
 Menyiapkan tenaga yang cakap untuk memangku
jabatan yang memerlukan pendidikan tinggi dan yang
cakap berdiri sendiri dalam memelihara dan memajukan
ilmu pengetahuan.
 Melakukan penelitian dan usaha kemajuan dalam
lapangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan kehidupan
kemasyarakatan.
URGENSI MEDAI DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PROFESI APOTEKER

Urgensi MEDAI dalam bidang pendidikan profesi Apoteker


Sebagai salah satu tenaga profesi kesehatan, profesi apoteker
merupakan benteng terakhir dari penyaluran resep dokter. Apoteker
yang professional, disiplin dan beretika sangat diharapkan dapat
terbentuk sebaik mungkin agar dapat bersaing di dunia global.
Pembentukan karakter Apoteker yang baik inilah yang diharapkan
dapat terbentuk dari proses pembelajran di pendidikan sekolah
profesi Apoteker.
Salah satu kelebihan tenaga kesehatan kita yang telah lama melalang
buana diberbagai tempat produksi, distribusi, maupun pelayanan
kefarmasian adalah banyak mengetahui kondisi riil di lapangan
tentang dunia farmasi saat ini.
BEBERAPA URGENSI PENTINGNYA MEDAI DALAM
BIDANG PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER:
 Pada prakteknya, banyak apoteker fresh graduate yang baru
memegang SIPA yang masih buta terhadap etika-etika yang perlu
diterapkan dalam keprofesiannya terutama dalam penanganan
resep
 Contoh kasus : Seorang pasien mendapat resep obat paracetamol
generik, tetapi karena obat paracetamol merek dagang Y
jumlahnya digudang masih banyak dan kecenderungan medekati
tahun ED, maka obat paracetamol generik di dalam resep diganti
dengan obat Y yang kandungannya sama. Harga obat Y lebih
mahal dibandingkan obat generik, tetapi dengan informasi ke
pasien bahwa efek obat Y lebih cepat maka pasien menerimanya.
1. Identifikasi Masalah
 Apoteker RS mengganti resep dengan obat Y yang
harganya lebih mahal
 Apoteker RS melakukan kebohongan kapada pasien
 Apoteker RS ada kemungkinan melakukan kesalahan
pembelian obat Y sehingga stok berlebih bahkan
mendekati ED atau kemungkinan mempunyai kerja
sama dengan produsennya.
 Apoteker RS hanya mempertimbangkan keseimbangan
stok obat tanpa mempedulikan kondisi pasien.
DASAR HUKUM YANG DIGUNAKAN APOTEKER TERSEBUT
(PERATURAN PERUNDANGAN 51/2009)
 a. Pasal 24
 Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
pelayanan kefarmasian, Apoteker dapat mengganti obat
merek dagang dengan obat generik yang sama
komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas
persetujuan dokter dan/atau pasien
 Berdasarkan pasal tersebut maka apoteker tersebut tidak
salah, tetapi menjadi salah karena landasan dasar yang
digunakan dalam mengganti obat bukan karena stok
kosong tapi karena jumlah obat Y berlebih digudang dan
mendekati waktu ED serta ada kemungkinan kerja sama
antara apoteker dengan produsen obat tersebut.
Solusi dari Kasus

 Apoteker tidak seharusnya melakukan kebohongan kepada


pasien dengan mengganti obat dalam resep dengan alasan
efek obat lebih cepat, padahal hanya karena stok obat
pengganti berlebih dan mendekati ED.

 Masalah tersebut harusnya dilakukan investigasi terkait


penyebab jumlah obat yang masih banyak digudang dan
melaporkannya dalam rapat Komite Farmasi dan Terapi
(KFT).
KESIMPULAN
 MEDAI merupakan organisasi yang menjaga dan meningkatkan etika dan
disiplin Apoteker di Indonesia

 Posisi dan kerja utama Apoteker di PT/Industri dan Komunitas adalah


meningkatkan mutu kesehatan masyarakat Indonesia baik melalui efektifitas,
keamanan, dan mutu obat maupun melalui pelayanan dibidang kefarmasian.

 Pengertian dan fungi Universitas antara lain sebagai sarana menimba ilmu dan

 Urgensi MEDAI dalam bidang pendidikan profesi Apoteker adalah menjaga


dan membangun apoteker yang beretika, disiplin dan bermutu dalam
meningkatkan mutu kesehatan masyarakat Indonesia.
SEKIAN
DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai