Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan PKPA ............................................................................................ 1
1.3 Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker ............................................ 2
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
2.1 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ......................................... 3
2.1.1 Sejarah BPOM ................................................................................... 3
2.1.2 Visi dan Misi BPOM ......................................................................... 4
2.1.3 Kedudukan BPOM ............................................................................ 4
2.1.4 Tugas BPOM ..................................................................................... 4
2.1.5 Fungsi BPOM .................................................................................... 5
2.1.6 Kewenangan BPOM .......................................................................... 5
2.1.7 Budaya Organisasi BPOM................................................................. 5
2.1.4 Struktur Organisasi BPOM ................................................................ 5
2.1.5 Kerangka Konsep SiSPOM ............................................................... 6
2.1.6 Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM ................................................ 7
2.2 Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Bandung ................................ 8
2.2.1 Kedudukan Balai Besar POM Bandung ............................................ 9
2.2.2 Visi dan Misi Balai Besar POM Bandung ......................................... 9
2.2.3 Wilayah Kerja Balai Besar POM Bandung ....................................... 9
2.2.4 Tugas dan Fungsi Balai Besar POM Bandung ................................ 10
2.2.5 Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar POM Bandung ............................................................. 11
2.3 Tinjauan Umum Bidang Pengujian Balai Besar
POM Bandung ........................................................................................ 11
2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pengujian
Obat dan Makanan .......................................................................... 12
2.3.2 Sarana dan Peralatan Pengujian ....................................................... 14
2.3.3 Alur Sampel dan Alur Pelaporan ........................................................... 14
vii
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
3. Kredibilitas
Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas,
nasional dan international.
4. Kerjasama Tim
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang
baik.
5. Inovatif
Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan
teknologi terkini.
6. Responsif/Cepat Tanggap
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
2.1.2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar POM Bandung
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar POM di
Bandung disusun berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 29 Tahun
2019 tentang Perubahan atas Peraturan BPOM Nomor 12 Tahun 2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, yaitu sebagai
berikut:
1. Kepala
2. Bagian Tata Usaha, yang bertugas melaksanakan koordinasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan
keuangan dan barang milik negara, teknologi informasi
komunikasi, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian,
penjaminan mutu, tata laksana, kearsipan, tata persuratan serta
kerumahtanggaan.
3. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Kelompok Substansi Pengujian bertugas melaksanakan
penyusunan rencana dan program, evaluasi dan penyusunan
laporan pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian
dan penilaian mutu di bidang produk terapetik, narkotika,
16
pemeriksaan
15
24
b) Keamanan Kosmetika
c) Asam Retinoat
g) Instrumen KCKT
Instrumen KCKT tersusun atas 6 bagian dasar, yakni wadah fase
gerak (reservoir), pompa (pump), tempat injeksi sampel (injector),
kolom (coloumn), detector (detector), dan perekam (recorder)
(McMaster, 2007).
Wadah fase gerak harus bersih dan inert. Wadah pelarut kosong
28
- Pompa
- Kolom
- Detektor
- Pengolahan Data
3.1.3 Pelaksanaan
● Identifikasi Asam Retinoat
i. Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk identifikasi Asam Retinoat dalam
produk kosmetik
ii. Pustaka
Anonim. 2015. Identifikasi Asam Retinoat dalam produk kosmetik
secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). MA PPOMN
iii.Prinsip
Asam Retinoat diidentifikasi secara Kromatogafi Cair Kinerja
Tinggi – Photo Diode Array berdasarkan perbedaan kelarutan dan
polaritas
iv.Bahan dan baku pembanding
a. Bahan
- Sampel sunscreen
- Sampel whitening cream
- Sampel night cream
- Sampel day cream
30
b. Baku Pembanding
- Asam Retinoat BPFI
v. Pereaksi
Pereaksi : Asam Formiat 0,1 %, Metanol Derajat KCKT, air bebas
mineral
Pelarut : Metanol
vi.Peralatan
- Seperangkat alat KCKT dengan detector PDA, kolom fenil, penyaring
membran, dan penyaring vakum.
- Sonikator
- Sentrifuge
- vortex
vii. Prosedur
1. Pembuatan larutan uji
a. Disiapkan masing – masing sampel
b. Disiapkan tabung sentrifugasi 50 ml untuk menimbang sampel
c. Ditimbang sampel masing – masing sebanyak 1 gram
d. Catat hasil penimbangan
e. Dilarutkan sampel dalam tabung sentrifugasi menggunakan
methanol sebanyak masing – masing 20 mL
f. Disonikasi selama 30 menit hingga larut
g. Divortex selama kurang lebih 1 menit hingga homogen
h. Disentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit
i. Diambil supernatant lalu saring menggunakan penyaring
membrane
j. Hasil dari penyaringan dimasukan ke dalam vial 1,5 mL untuk
selanjutnya sampel siap diuji menggunakan KCKT
2. Pembuatan Larutan Baku Asam Retinoat
a. Ditimbang baku standar asam retinoate sebanyak 5 mg
b. Dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL
c. Dilarutkan menggunakan pelarut methanol hingga tanda kalibrasi.
31
(larutan b1)
d. Dilakukan pengenceran dengan cara dipipet sebanyak 0,5 ml
larutan b1 lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
e. Ditambahkan methanol hingga tanda kallibrasi lalu disaring
menggunakan penyaring membrane berukuran 0,45 mm
viii. Persyaratan
Hasil uji dinyatakan positif apabila waktu retensi, Panjang
gelombang maksimum, dan profil spektrum puncak kromatogram
dari larutan uji sama dengan larutan baku dan larutan spiked sampel.
3.1.5 Kesimpulan
Berdasarkan uji identifikasi asam retinoat yang telah dilakukan pada 3 jenis
sampel kosmetik yang berbeda dengan metode (kromatografi cair kinerja tinggi)
KCKT dapat disimpulkan bahwa sampel memperoleh hasil negatif, yaitu tidak
mengandung asam retinoat.
38
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (2019). PerKaBPOM Nomor 29 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor
12 Tahun 2018 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di
Lingkungan Badan Pengawas Obat Dan Makanan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (2019). PerKaBPOM Nomor 30 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Pusat
Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (2020). PerKaBPOM Nomor 9 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2020-
2024.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2020). PerKaBPOM Nomor 21 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, (2020). PerKaBPOM Nomor 22 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Di LingkunganBadan
Pengawas Obat dan Makanan.
Widayat., Winarni., Suzery M., Al-Baarri A.N., Putri S.R., Kurdianto (2019):
Real Time-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sebagai Alat Deteksi DNA
Babi dalam Beberapa Produk Non-Pangan. Indonesian Journal of Halal, 2(1),
26-33.
39
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Gambar III.5 Struktur Organisasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan
Bandung
41
LAMPIRAN 3
KEPALA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
LAMPIRAN 4
Gambar III.7 Denah Gedung Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Bandung
43
LAMPIRAN 5
Gambar III.8 Peta Sebaran Unit Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat dan
Makanan
Keterangan: