Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga
penyusunan Laporan Praktik Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 12 jalan
Merdeka Bandung pada tanggal 5 April 2021 sampai dengan 30 April 2021 dapat
diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mengikuti Ujian Profesi Apoteker pada Pogram Studi Profesi Apoteker.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini disampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Muhardiman, S.Si Selaku Manager Bisnis Bandung yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Kimia Farma No. 12.
2. Bapak apt. Aris Yulita Aprianto, S.Farm selaku Pembimbing Praktek Kerja
Profesi Apoteker dan Apoteker Penanggungjawab Apotek di Apotek Kimia
Farma No. 12 yang telah memberikan semangat, ilmu dan pengalaman
selama berlangsungnya Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia
Farma No. 12.
3. Segenap staff dan karyawan Apotek Kimia Farma No. 12 jalan Merdeka
Bandung atas segala ilmu, bantuan dan kerjasama selama berlangsungnya
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 12.
Semoga segala bentuk kebaikan yang diberikan mendapat balasan yang terbaik
oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Akhir kata, semoga penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, dan berbagai pihak yang membutuhkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halama
n
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker.......................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker...............2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Definisi Apotek............................................................................................3
2.2 Profil Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung...............................................3
2.3 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma No.12 Bandung.........................4
2.4 Sistem Pengelolaan Perbekalan Farmasi Apotek Kimia Farma No.12
Bandung........................................................................................................4
2.5 Pelayanan Farmasi Klinik..........................................................................13
2.6 Pengelolaan Obat Narkotik, Psikotropik dan Prekursor.............................16
2.7 Laporan Keuangan.....................................................................................17
BAB III TUGAS KHUSUS.................................................................................19
3.1 Latar Belakang...........................................................................................19
3.2 Tinjauan Pustaka........................................................................................19
3.3 Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................22
3.4 Hasil dan Pembahasan................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................25
LAMPIRAN.........................................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1 Logo PT. Kimia Farma ............................................................................ 8
II.2 Denah Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung........................................... 31
II.3 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung...................... 32
II.4 Swalayan Farmasi dan Rak Putar Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung 33
II.5 Kartu Stok Kimia Farma No. 12 Bandung................................................ 34
II.6 Formulir UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri).................................... 35
II.7 Formulir Telefarma Dan Pemantauan Terapi Obat (PTO)........................ 36
II.8 (a) Surat Pesanan Narkotika (b) Surat Pesanan Psikotropika.................... 37
II.9 Surat Pesanan Prekursor Farmasi.............................................................. 38
II.10 Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu (OOT)............................................... 39
II.11 (a) Etiket Obat Dalam (b) Etiket Obat Luar.............................................. 40
II.12 Copy Resep Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung.................................. 41
II.13 Contoh Faktor Penjualan........................................................................... 42
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. DENAH APOTEK KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG......................... 31
2. STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA NO. 12
BANDUNG................................................................................................. 32
3. SWALAYAN FARMASI DAN RAK PUTAR APOTEK KIMIA FARMA
NO.12 BANDUNG..................................................................................... 33
4. KARTU STOK APOTEK KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG.............. 34
5. FORMULIR UPDS (UPAYA PENGOBATAN DIRI SENDIRI) APOTEK
KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG......................................................... 35
6. FORMULIR TELEFARMA DAN PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
APOTEK KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG........................................ 36
7. SURAT PESANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA APOTEK
KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG......................................................... 37
8. SURAT PESANAN PREKURSOR FARMASI APOTEK KIMIA FARMA
NO.12 BANDUNG..................................................................................... 38
9. SURAT PESANAN OBAT-OBAT TERTENTU (OOT) APOTEK KIMIA
FARMA NO.12 BANDUNG...................................................................... 39
10. ETIKET OBAT LUAR DAN ETIKET OBAT DALAM APOTEK KIMIA
FARMA NO.12 BANDUNG...................................................................... 40
11. COPY RESEP APOTEK KIMIA FARMA NO. 12 BANDUNG............... 41
12. CONTOH FAKTOR PENJUALAN APOTEK KIMIA FARMA NO.12
BANDUNG................................................................................................. 42
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
farmasi klinis. Dimasa pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia
khususnya Indonesia dan perkembangan ilmu teknologi maka pelayanan klinis
seperti Home Pharmacy Care, Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan konseling bisa
dilakukan via daring atau telpon yang disebut Telefarma.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Apotek Kimia Farma No.12 terletak di Jalan Merdeka No.68 Kota Bandung Jawa
Barat, terletak pada lokasi yang strategis dengan perumahan, apartemen, hotel,
pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan rumah sakit. Apotek Kimia Farma No.12
Bandung merupakan salah satu Apotek pelayanan PT. Kimia Farma Apotek yang
berada diwilayah Unit Bussines Manager (BM) Bandung. Apotek Kimia Farma
No.12 dapat dijangkau dengan baik menggunaka kendaraan umum maupun
pribadi. Bangunan Apotek terdiri dari satu lantai disertai dengan tempat parkir.
Tata ruang Apotek terdiri dari beberapa ruang diantaranya, ruang praktik dokter
umum dan spesialis, ruang tunggu yang dilengkapi dengan tempat duduk, tempat
penyerahan resep dan pengambilan obat, swalayan farmasi, ruang peracikan obat
yang dilengkapi fasilitas peracikan dan rak obat putar, gudang perbekalan
kesehatan, lemari khusus narkotik dan psikotropik, mushola dan toilet.
Apotek Kimia Farma No.12 memberikan pelayanan setiap hari dengan jam
operasional selama 24 jam. Untuk memberikan pelayanan yang optimal, maka
dibagi menjadi tiga shift pelayanan, yaitu shift pagi pukul 07.30-14.30 WIB, shift
siang pukul 14.30-21.30 WIB, dan shift malam pukul 21.30-07.30 WIB. Selain
itu,
Pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh Apotek Kimia Farma No.12 antara
lain adalah pelayanan resep, baik resep tunai maupun kredit. Resep tunai baik
3
dari praktek dokter setempat atau lainnya. Lalu, terdapat pelayanan Konsultasi
Informasi dan Edukasi obat (KIE), Pelayanan Upaya Pengobatan Diri Sendiri
(UPDS), pelayanan swalayan farmasi, pengiriman obat (delivery order),
pengiriman barang antar outlet Kimia Farma, dan Home Pharmacy Care.
Apotek Kimia Farma No.12 juga menyediakan pelayanan praktek dokter umum,
dokter spesialis rheumatology, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan, dokter spesialis kulit dan kelamin serta dokter
spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) yang menunjang keberhasilan
apotek. Gambar denah Apotek Kimia Farma No. 12 dapat dilihat pada Lampiran 1
Gambar II.2 Denah Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung.
2.4.1 Perencanaan
Proses perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan
masyarakat. Tujuan dari suatu perencanaan adalah untuk menentukan jenis,
jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan agar sesuai dengan kebutuhan
dan menghindari terjadinya kekosongan ataupun penumpukan obat. Perencanaan
perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma No. 12 menggunakan beberapa
metode perencanaan, antara lain sebagai berikut:
i) Pola Konsumsi
Metode Konsumsi merupakan analisa penggunaan obat dari data riwayat
konsumsi selama tiga bulan sebelumnya dengan penyesuaian yang dibutuhkan.
Evaluasi perencanaan di Apotek Kimia Farma No. 12 dilakukan dengan cara
Analisis Pareto. Pareto berisi daftar barang yang terjual yang memberikan
kontribusi terhadap jumlah pendapatan. Pareto nilai jual disusun dari barang yang
memiliki nilai penjualan paling tinggi hingga terendah yang terjadi setiap
4
bulannya, sedangkan pareto kuantitas jual disusun mulai dari barang yang
memiliki jumlah penjualan tertinggi hingga penjualan terendah.
5
mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang termasuk
jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin, obat jantung, dll.
b. Esensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk
menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien, Contoh obat
yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotik, obat gastrointestinal,
NSAID,dll.
c. Non-esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakan
untuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalan
farmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun
tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi lainnya.
Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin,
suplemen dll.
2.4.2 Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pengadaaan perbekalan farmasi merupakan suatu kegiatan
pemesanan dan pembelian yang dilakukan suatu perusahaan untuk menjamin
ketersediaan barang perbekalan farmasi dengan jumlah dan jenis yang sesuai
dengan yang dibutuhkan. Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika
dilakukan oleh masing-masing apotek pelayanan melalui Surat Pesanan (SP)
sesuai Undang-Undang Permenkes No 3 Tahun 2015.
Pengadaan perbekalan farmasi di Kimia Farma No. 12 terdiri dari :
i) Pengadaan rutin (forecasting)
Pengadaan rutin dilakukan dua kali dalam satu bulan, yaitu pada minggu
pertama dan minggu ketiga. Pengadaan dilakukan dengan menggunakan
metode forecasting yang terpusat di BM (Bussines Manager), alur proses
pengadaan rutin secara forecasting Apotek Kimia Farma No. 12 adalah
sebagai berikut :
a. Bagian pengadaan BM akan merekapitulasi kebutuhan apotek Kimia
Farma No. 12 berdasarkan data dari sistem yang terhubung langsung ke
BM.
b. Bagian pengadaan BM mengirim surat pemesanan ke apotek Kimia
Farma No.12 untuk dilakukan pengecekan apakah pesanan yang dibuat
oleh BM sesuai dengan kebutuhan apotek Kimia Farma No. 12.
6
c. BM membuat surat pesanan ke Pedagang Besar Farmasi (PBF) melalui
email.
d. PBF mengirimkan barang-barang yang dipesan ke apotek berdasarkan
surat pesanan.
e. Setelah barang sampai di apotek Kimia Farma No. 12, dilakukan
pengecekan kesesuaian barang dengan surat pesanan, selanjutnya pegawai
apotek Kimia Farma No. 12 memberikan surat pesanan asli yang telah
ditandatangani oleh Apotekr Penanggung Jawab kepada PBF.
7
Pemesanan dilakukan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma
Trading Distribution selaku pabrik dan distributor tunggal. Satu SP hanya
diperbolehkan untuk memesan satu jenis produk narkotika. SP dibuat dalam
empat rangkap, tiga rangkap diserahkan ke distributor (satu lembar SP asli dan
dua lembar salinan : berwarna putih, kuning dan merah muda) dan satu lembar
sebagai arsip apotek (berwarna biru).
b. Prekursor dan Obat-obat tertentu
Pemesanan prekursor dan obat-obat tertentu dilakukan dengan menggunakan
SP (Surat Pesanan) khusus yang dapat digunakan untuk satu atau lebih jenis
obat pada Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang sama. Surat Pesanan dibuat 2
rangkap, yang masing-masing diserahkan pada PBF yang bersangkutan dan
sebagai arsip apotek.
Surat pesanan Narkotika, Psikotropika atau Prekursor Farmasi harus terpisah dari
pesanan barang lain.
2.4.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima. Apotek Kimia Farma No.12 melakukan
penerimaan telah disesuaikan dengan penerimaan yang didefinisikan Permenkes
RI No. 73 tahun 2016. Semua produk yang datang ke Apotek Kimia Farma No.12
selalu dicek kesesuaiannya antara faktur, Surat Pesanan, dan produk yang datang.
Pengecekan kesesuaian dilakukan meliputi nama Apotek dan alamat pengiriman,
nama produk, bentuk sediaan, kemasan, jumlah barang, tanggal kadaluarsa, nomor
batch, dan kondisi fisik dari produk tersebut.
Setelah proses pemeriksaan dan barang sesuai, maka faktur di tanda tangani oleh
Tenaga Kefarmasian yang menerima dengan menuliskan nama jelas dan nomor
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Praktik Tenaga Teknis
Kefarmasian (SIPTTK) dan di stempel apotek. Faktur asli dikembalikan kepada
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan faktur salinan disimpan sebagai arsip Apotek.
Sedangkan jika hasil pemeriksaan ditemukan sediaan farmasi yang tidak sesuai
dengan pesanan seperti jenis barang, kekuatan sediaan, jumlah atau kondisi
kemasan dan fisik tidak baik, maka sediaan farmasi dikembalikan (retur). Barang
yang diterima kemudian dicatat pada kartu stok dan di entry pada komputer
meliputi nomor bets, nama barang, jumlah, dan tanggal kadaluwarsa.
2.4.4 Penyimpanan
Menurut Permenkes No 73 tahun 2016 obat atau bahan obat harus disimpan dalam
wadah asli dari pabrik, dalam hal pengecualiaan atau darurat dimana isi
dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan
harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Semua obat atau bahan
obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin keamanan dan
stabilitasnya. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi. Tujuan penyimpanan adalah
untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
8
bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan
pengawasan.
Secara garis besar apotek kimia farma No. 12 dibagi menjadi dua bagian, yaitu
area swalayan dan farmasi (ethical). Area swalayan terdiri dari alat kesehatan
serta produk kesehatan lainnya. Secara detail, pada area swalayan seluruh produk
disusun dan dikelompokkan berdasarkan kategori berdasarkan jenis barang,
ukuran barang dan biaya sewa. Kategori tersebut adalah skin care, soap and body
wash, hair care, oral care, personal care, traditional medicine, medicine, vitamin
and mineral, topical, first aid, baby diapers, baby and child care, milk and
nutrition, food supplement, adult diapers dan paper product. Kemudian pada
setiap kategori tersebut, produk disusun berdasarkan alfabetis.
Sedangkan pada area farmasi terdiri dari obat-obat ethical yang terdiri dari obat
bebas, obat bebas terbatas, obat golongan G, narkotika, psikotropika dan obat-obat
yang membutuhkan penanganan khusus seperti sediaan supositoria dan ovula.
Pada area farmasi ini obat-obat dikelompokan berdasarkan :
i) Kelompok pareto
Obat dengan kelompok pareto A yang frekuensi perputarannya tinggi
diletakkan pada rak yang dekat dengan kasir agar memudahkan pencarian
obat.
iv) Sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (Fisrt Expired First Out)
Sistem FIFO adalah penyimpanan barang dimana barang yang datang terlebih
dulu akan disimpan di bagian belakang sehingga barang lama akan keluar
terlebih dulu. Sistem FEFO adalah penyimpanan barang berdasarkan tanggal
kadaluwarsa, barang yang tanggal kadaluwarsanya lebih awal maka
diletakkan di bagian depan sehingga akan keluar terlebih dulu.
9
Penyimpanan obat-obatan pada rak putar dilengkapi dengan keterangan nama
obat, bentuk dan kekuatan sediaan serta label waktu kadaluarsa. Label waktu
kadaluarsa terbagi menjadi tiga, yaitu label hijau untuk obat yang kadaluarsa 5
tahun lagi, label kuning untuk obat yang kadaluarsa 3 tahun lagi, dan warna merah
untuk obat yang kadaluarsa kurang dari satu tahun. Tampilan swalayan dan rak
putar Apotek Kimia Farma No.12 dapat dilihat pada Lampiran 3 Gambar II.4
Swalayan dan Rak Putar Apotek Kimia Farma No. 12 Bandung.
Setiap petugas bertanggung jawab terhadap lemari penyimpanan obat yang telah
ditetapkan, meliputi kerapihan, kebersihan, dan kelengkapan atau stok obat yang
ada di lemarinya masing-masing. Setiap pemasukan dan penggunaan obat atau
barang harus selalu dimasukan ke dalam komputer dan dicatat pada kartu stok,
meliputi tanggal pengisian dan pengambilan, nomor dokumen, jumlah barang
yang diisi atau diambil, sisa barang, dan paraf petugas yang melakukan pengisian
atau pengambilan barang. Kartu stok harus selalu diisi dengan lengkap dan rapi
serta diletakkan di masing-masing kotak obat dan barang.
2.4.5 Pemusnahan
Pemusnahan merupakan kegiatan memusnahkan fisik dan atau kegunaan barang.
Kegiatan pemusnahan dilakukan pada obat yang sudah kadaluwarsa atau rusak
sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Obat kadaluwarsa atau rusak harus
dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat
kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung dan/atau Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandung serta petugas lain di apotek
yang memiliki surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan yang dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan tembusannya disampaikan
kepada Kementerian Kesehatan RI, Badan POM RI, Dinas Kesehatan Provinsi
dan pertinggal dengan menggunakan Formulir 10 pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 3 Tahun 2015. Pemusnahan juga dilakukan pada resep yang
telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun. Pemusnahan resep
dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di
Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain dibuktikan dengan Berita
Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2 pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 kemudian dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2.4.6 Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan
sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
peyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta
pengembalian pesanan. Pengendalian perbekalan farmasi di Apotek Kimia Farma
No. 12 dilakukan melalui beberapa cara yaitu:
10
i) Uji Petik
Uji petik dilakukan untuk memeriksa apakah kesesuaian jumlah fisik obat di
Apotek dengan sistem stok pada komputer. Tujuan dilakukannya uji petik adalah
untuk mengetahui ada atau tidaknya selisih dan untuk meminimalisir terjadinya
kehilangan obat. Uji petik dilakukan dengan mengambil sampling barang dari
Apotek sebanyak 20 item yang terdiri dari 10 obat ethical dan 10 obat swalayan
setiap harinya dan disesuaikan jumlah fisiknya terhadap data di sistem.
ii) Defekta
Defekta merupakan buku khusus untuk mengetahui obat yang stoknya sudah
mencapai jumlah minimal atau kosong, yang selanjutnya akan dilakukan untuk
pengadaan. Pencatatan defekta mengacu pada catatan dalam buku penolakan.
Pencatatan ini dilakukan dengan tujuan meminimalisir penolakan resep.
11
b. Pencatatan Stok Barang
Pencatatan dilakukan terhadap barang yang masuk dari pembelian, barang
yang keluar dari hasil penjualan, serta barang yang masih tersedia di
apotek. Pencatatan dilakukan untuk mempermudah pengawasan terhadap
persediaan obat dan kebutuhan masing-masing obat, serta mengawasi arus
barang agar penyalurannya mengikuti kaidah (First Exipired First Out)
FEFO dan (First In First Out) FIFO sehingga mengurangi obat-obat yang
kadaluwarsa.
c. Pengarsipan Resep
Pengarsipan resep dilakukan setiap bulannya, dimana resep dikumpulkan
dan dipisahkan berdasarkan tanggal dibuat atau dikeluarkannya resep.
Resep asli beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip. Untuk resep
yang mengandung obat golongan narkotika dan psikotropika direkap
secara terpisah dan diberi tanda yang selanjutnya akan digunakan untuk
keperluan pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika. Resep
disimpan selama sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan harus
dirahasiakan. Resep hanya boleh ditunjukkan kepada pasien, dokter yang
menulis resep, dokter yang merawat pasien atau petugas medis lain dan
pihak-pihak yang berwenang sesuai undang-undang.
d. Laporan Stok Opname
Stok opname merupakan pemeriksaan jumlah dan kondisi fisik barang
dengan menyesuaikan jumlah yang ada dalam database komputer. Stok
opname dilakukan pada akhir bulan.
e. Pencatatan faktur
Pencatatan faktur dilakukan setiap kali barang datang dari distributor.
Jumlah barang yang bertambah harus segera dimasukkan ke sistem di
komputer agar saldo yang ada di komputer dengan fisik yang ada di apotek
sesuai serta untuk menyesuaikan harga apabila terdapat perubahan harga
dari distributor.
f. Pencatatan dropping barang
Pencatatan dropping barang dilakukan setiap kali ada barang yang di
dropping dari Apotek Kimia Farma lain ke Apotek Kimia Farma No.12
dan sebaliknya.
g. Buku Pencatatan Peresepan Narkotika dan Psikotropika
Buku Pencatatan Peresepan Narkotika dan Psikotropika berisi tentang
informasi mengenai tanggal dan nomor resep, nama, alamat dan nomor
telepon dokter yang meresepkan, nama, alamat dan nomor telepon pasien
yang menerima resep, serta nama, kekuatan, dan jumlah sedian narkotika
atau psikotropika yang diresepkan.
h. Buku Penolakan
Buku Penolakan berisi perbekalan farmasi yang ditolak setiap harinya,
baik barang swalayan farmasi, UPDS (Upara Pengobatan Diri Sendiri)
maupun Resep. Dari masing-masing barang yang ditolak dilihat harganya
kemudian dijumlahkan per tanggalnya.
12
Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan melalui web Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) yang dilakukan setiap bulan sebelum
tanggal 10 di bulan selanjutnya. Program SIPNAP dapat diakses melalui
komputer dengan memasuki website http://sipnap.kemkes.go.id menggunakan
username dan password yang sudah terdaftar. Password dan username untuk
login ke dalam SIPNAP didapatkan setelah melakukan registrasi pada Dinas
Kesehatan setempat. Laporan terdiri dari laporan pemakaian narkotika dan
psikotropika untuk bulan bersangkutan meliputi periode, status pelaporan, jenis
entry, produk, status transaksi, stok awal, pemasukan dari PBF (jika ada
transaksi), pemasukan dari sarana (jika ada transaksi), pengeluaran untuk Resep
(jika ada transaksi), pengeluaran untuk sarana (jika ada transaksi), status
pemusnahan, nomor Berita Acara Pemusnahan (BAP), tanggal BAP, jumlah yang
dimusnahkan, dan stok akhir. Setelah dilakukan input dan pengiriman laporan
dalam SIPNAP, maka selanjutnya rekapitulasi.
13
1. Penyiapan obat yang diminta didasarkan pada obat yang dibeli oleh
pasien. Petugas menulis tanggal, nomor resep dan banyaknya
obatyang diambil pada kartu stok obat.
2. Jika resep tersebut adalah racikan, maka dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu oleh apoteker pendamping, baik dari segi dosis,
jumlah obat, penimbangan dan pencampuran yang sesuai dengan
resep. Jika telah disetujui, maka peracikan dapat dilakukan.
c. Penulisan etiket pada obat yang telah disediakan. Etiket putih untuk
obat dalam dan etiket biru untuk obat luar. Pada etiket atau kemasan
ditulis tanggal resep, nomor resep, nama pasien, cara penggunaan dan
nama obat serta label kondisi informasi tertentu.
d. Pemeriksaan akhir, yaitu:
1. Kesesuaian hasil penyajian atau peracikan dengan resep (nama
obat, bentuk, jenis, dosis, jumlah, aturan pakai, nama pasien, umur,
alamatdan nomor telepon).
2. Kesesuaian salinan resep dengan resep asli (jika diperlukan salinan
resep).
e. Kebenaran kwitansi (jika diperlukan kwitansi atas obat yang dibeli).
f. Penyerahan obat dan Pemberian Informasi Obat.
Prosedur layanan resep kredit pada dasarnya sama dengan layanan resep tunai,
perbedaannya hanya pada administrasi dan cara pembayaran. Pembayaran resep
kredit dilakukan oleh perusahaan pada periode yang telah ditetapkan dalam
perjanjian. Pencatatan terhadap pelayanan resep kredit dipisahkan dengan
pelayanan resep tunai. Struk penjualan resep kredit beserta Laporan Ikhtisar
Penjualan Harian (LIPH) kredit serta fotocopy resep yang bersangkutan
diserahkan ke BM untuk selanjutnya dilakukan penagihan kepada perusahaan
bersangkutan. Resep-resep kredit yang dapat dilayani harus disertai dengan
persetujuan perusahaan dan tanda tangan dokter perusahaan.
14
ii) Pelayanan Obat dengan Upaya Pengobatan Diri Sendiri (UPDS)
Pelayanan UPDS merupakan pelayanan obat tanpa resep dokter yang
dilakukan atas permintaan langsung dari pasien. Pelayanan ini dimulai ketika
pasien datang ke apotek dengan keluhan selanjutnya apoteker atau asisten
apoteker membantu pasien memilihkan obat yang sesuai. Peran apoteker
dalam UPDS yaitu dapat memberi rekomendasi dan informasi tentang obat
yang tepat sesuai keluhan dengan keluhan pasien. Obat-obatan yang dapat
diberikan kepada pasien adalah obat tanpa resep dokter yaitu obat bebas, obat
bebas terbatas, obat keras yang temasuk dalam daftar obat wajib apotek
(DOWA), obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan. Formulir UPDS
(Upaya Pengobatan Diri Sendiri) dapat dilihat pada Lampiran 5 Gambar II.6
UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri).
2.5.4 Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi obat.
Setelah dilakukan pengkajian resep kemudian menyiapkan obat sesuai dengan
resep permintaan, mengambil obat yang dibutuhkan, dilakukan peracikan jika
perlu, memberikan etiket, memasukan obat kedalam wadah sebelum diserahkan,
dilakukan pengecekan kembali dan menyerahkan obat disertai pemberian
informasi obat.
2.5.6 Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien atau
keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan
sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali konseling, Apoteker
menggunakan three prime questions. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa
pasien atau keluarga pasien sudah memahami obat yang digunakan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).
15
2.5.8 Monitoring Efek Samping Obat
Monitoring efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap obat yang merugikan atau yang tidak diharapkan yang terjadi pada dosis
normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan diagnosis atau terapi.
2.6.1 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui pembelian. Untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian maka pengadaan narkotika hanya dapat diperoleh dari PT
Kimia Farma Trading and Distribution, sedangkan pengadaan psikotropika dapat
melalui pemasok lain yang memiliki izin. Pengadaan narkotika dan psikotropika
dilakukan melalui Surat Pesanan (SP) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
3 Tahun 2015 yang dibuat dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga) rangkap. Surat
pesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) jenis Narkotika,
sedangkan surat pesanan Psikotropika dan prekursor golongan obat keras untuk
setiap surat pesanannya dapat digunakan untuk 1 (satu) atau beberapa jenis
psikotropika atau prekursor farmasi dibuat dengan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
rangkap. Surat pesanan narkotik, psikotropika, Prekursor dan Obat-Obat Tertentu
(OOT) dapat dilihat pada Lampiran 7-9 Gambar II 8 – II.10.
2.6.2 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima. Penerimaan dan pemeriksaan merupakan
salah satu kegiatan pengadaan agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah
dan mutunya berdasarkan Faktur Pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang
yang sah. Penerimaan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan oleh
Apoteker Penanggung jawab Apotek dan melakukan pemeriksaan barang yang
datang dengan surat pesanan, faktur dan/atau surat pengantar barang yang
memuat:
i) Nama Narkotika atau Psikotropika;
16
ii) Bentuk sediaan;
iii) Kekuatan;
iv) Kemasan;
v) Jumlah;
vi) Tanggal kadaluarsa; dan
vii) Nomor batch.
Apabila hasil pemeriksaan ditemukan sediaan farmasi yang diterima tidak sesuai
dengan pesanan seperti nama, kekuatan sediaan sediaan farmasi, jumlah atau
kondisi kemasan dan fisik tidak baik, maka sediaan farmasi dikembalikan (retur).
2.6.3 Penyimpanan
Tempat penyimpanan Narkotika dan Psikotropika harus mampu menjaga
keamanan, khasiat, dan mutu. Tempat penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
berupa lemari khusus dengan pintu dua lapis dan dua kunci yang disimpan pada
sudut ruangan dan tidak terlihat oleh umum, sehingga obat-obatan golongan ini
tersimpan aman dan dapat terhindar dari orang yang mungkin akan
menyalahgunakan. Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk
penyimpanan barang selain Narkotika dan tempat penyimpanan Psikotropika
dilarang digunakan untuk penyimpanan barang selain Psikotropika. Kunci lemari
khusus dipegang oleh Apoteker penanggung jawab, Apoteker yang ditunjuk atau
pegawai lain yang dikuasakan. Penyimpanan obat golongan ini juga dilakukan
pencatatan dengan kartu stok secara manual.
2.6.4 Pemusnahan
Pemusnahan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi hanya dilakukan
dalam hal bila obat diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang
berlaku dan atau tidak dapat diolah kembali, telah kadaluarsa, tidak memenuhi
syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan, termasuk sisa penggunaan,
dibatalkan izin edamya, berhubungan dengan tindak pidana. Apoteker
Penanggung Jawab Apotek yang melaksanakan pemusnahan narkotika,
psikotropika, dan prekursor farmasi harus membuat berita acara pemusnahan.
17
i) Nama, bentuk sediaan, jumlah dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi dalam persedian.
ii) Tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan
iii) Tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran atau penyerahan
iv) Jumlah yang disalurkan/diserahkan
v) Nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran atau
penyerahan
vi) Paraf atau identitas petugas yang ditunjuk.
Pelaporan Psikotropika di Apotek Kimia Farma No.12 dilakukan secara online
melalui SIPNAP (Sistem Informasi Penggunaan Narkotika dan Psikotropika).
2.7 Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang rutin dibuat oleh Apotek Kimia Farma No. 12 Merdeka
adalah laporan keuangan harian. Laporan harian merupakan laporan yang dibuat
apotek dan diserahkan setiap harinya ke petugas keuangan di kantor (Bussines
ManagerI) BM, meliputi :
18
BAB III
TUGAS KHUSUS
PEMBUATAN VIDEO PROMOSI PRODUK MOUTHWASH ENAKRIN
DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN Q-CARD BERTEMA COVID-19
19
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui
media cetak, elektronika (berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media
luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang kemudian
diharapkan menjadi perubahan pada perilaku ke arah positif di bidang kesehatan
(Notoatmodjo, 2005). Media promosi kesehatan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
i) Media Cetak
Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan, beberapa contohnya seperti booklet, leaflet, rubik dan poster.
Booklet adalah media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk
buku baik berupa tulisan maupun gambar. Leaflet adalah media penyampaian
informasi yang berbentuk selembar kertas yang dilipat. Rubik adalah media
yang berbentuk seperti majalah yang membahas tentang masalah kesehatan.
Kemudian poster adalah media cetak yang berisi pesan atau informasi
kesehatan yang umumnya ditempel di tembok, tempat umum atau kendaraan
umum.
Pada pelaksanaannya, promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media. Karena
melalui media tersebut pesan-pesan kesehatan yang disampaikan menjadi menarik
dan mudah dipahami, sehingga sasaran dapat dengan mudah menerima pesan
yang disampaikan (Notoatmodjo, 2005). Adapun tujuan dari penggunaan media
promosi kesehatan adalah sebagai berikut:
20
i) Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima pesan dan informasi
kesehatan dari sebuah media, maka semakin tinggi atau jelas dalam
memahami pesan yang diterima.
ii) Setiap jenis media yang digunakan sudah pasti memiliki kelemahan dan
kelebihan.
iii) Perlu digunakannya berbagai macam variasi media namun tidak perlu
berlebihan dalam penggunaannya.
iv) Pengguna media dapat memotivasi sasaran untuk berperan aktif dalam
penyampaian informasi atau pesan.
v) Rencanakan secara matang terlebih sebelum media digunakan atau
dikonsumsi oleh sasaran.
vi) Hindari penggunaan media sebagai selingan atau pengisi waktu kosong saja
Persiapan yang cukup dalam penggunaan media (Notoatmodjo, 2005).
3.2.3 Promosi
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan produk dan membujuk pelanggan
untuk membelinya. Definisi promosi menurut Kotler & Amstrong (2001) adalah
21
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan
manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen agar
membeli produk tersebut. Secara rinci tujuan promosi menurut Tjiptono (2008)
adalah sebagai berikut:
i) Menginformasikan
ii) Membujuk pelanggan sasaran
iii) Mengingatkan
Tema yang dipilih adalah COVID-19, hal ini dikarenakan edukasi dan promosi
kesehatan memegang peran utama dalam penanganan COVID-19 yang saat ini
merupakan penyakit yang ada diseluruh dunia dan menelan banyak korban jiwa.
Selama masa pandemi, pemerintah telah merekomendasikan seluruh warga untuk
menerapkan 3M yaitu menggunakan Masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak.
Lalu saat ini berkembang lagi menjadi 5M, yaitu Menggunakan masker, Mencuci
tangan, Menjaga jarak, Menjaga mobilitas dan interaksi serta menjauhi
kerumunan. Informasi tersebut bisa disampaikan melalui media promosi yang
lebih menarik pada masyarakat.
Media promosi kesehatan merupakan sebuah sarana yang berguna untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan ke komunikator.
Media promosi kesehatan bertujuan agar sasaran dapat mendapatkan pengetahuan
dan kemudian mampu merubah perilaku sasaran menjadi lebih positif. Promosi
kesehatan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu, dengan harapan
bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu
dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
22
meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Pemberian informasi dapat diberikan
melalui media sosial dan media cetak, seperti poster, pamflet, leaflet atau Q-card.
Leaflet atau Q-card merupakan salah satu alat peraga yang disusun berdasarkan
pinsip bahwa pengetahuan manusia diterima atau ditangkap melalui panca indra.
Leaflet yang baik adalah menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti
oleh pembacanya, judul yang digunakan menarik untuk dibaca serta
dikombinasikan antara tulisan dan gambar, serta materinya sesuai dengan target
yang dituju. Leaflet dapat tersebar luas dan merupakan salah satu cara yang
berguna untuk menyampaikan informasi kepada para individu dan keluarganya
atau mendukung informasi yang mereka terima (Yulianti D, yudha KE, 2011).
Kelebihan Leaflet menurut (Notoatmodjo, 2010) adalah tahan lama, mencakup
orang banyak, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemanamana,
dapat mengungkit rasa keindahan, mempermudah pemahaman dan, meningkatkan
gairah belajar. Kelemahannya adalah media ini tidak dapat menstimulir efek suara
dan efek gerak, mudah terlipat.
Selain itu, pada suatu media, pesan yang disampaikan haruslah efektif dan kreatif,
maka dari itu harus memenuhi hal-hal berikut :
i) Command attention, adalah mengembangkan satu ide/pesan pokok yang
dapat direfleksikan menjadi suatu pesan
ii) Clarify the massage, pesan yang digunakan haruslah mudah dimengerti,
sederhana dan jelas
23
iii) Create trust, pesan yang disampaikan harus dapat dipercaya, tidak bohong
dan terjangkau
iv) Communicate a benefit, pesan yang disampaikan dapat memberikan
keuntungan terutama bagi kedua belah pihak
v) Consistency, pesan yang disampaikan harus memiliki satu pesan utama di
media apapun
vi) Cater to the heart and head, pesan yng disampaikan dapat menyentuh akal
dan rasa (emosi) sasaran
vii) Call to action, pesan yang disampaikan dapat mendorong dan mempengaruhi
saran untuk bertindak ke hal positif (Jatmika et al., 2019).
Selain pembuatan promosi kesehatan COVID-19 dengan media cetak Q-card.
Apotek Kimia Farma No.12 menggunakan media elektronik berupa video sebagai
media penyampaian informasi untuk mempromosikan produk Enkasari
mouthwash. Produk tersebut merupakan produk mouthwash halal baru yang
pertama di Indonesia dan di produksi oleh PT. Kimia Farma. Digunakan untuk
mencegah dan mengobati sariawan, membantu menyegarkan mulut dan
mengurangi bau mulut. Enkasari merupakan produk mouthwash yang baru
dikeluarkan, sehingga diperlukan promosi produk sebagai strategi pemasaran
dengan tujuan sebagai brand image dan penjualan produk.
Video dipilih sebagai media promosi produk dikarenakan media audio visual atau
video tidak kalah menarik dengan media cetak. Media audio visual merupakan
jenis media yang mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang
dapat dilihat. Kemampuan media audio visual ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik, sebab mengandung kedua unsur, yaitu didengar dan dilihat. Melalui
media audio visual diharapkan promosi kesehatan dan produk akan semakin
efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat karena melalui media ini
masyarakat akan dipaparkan secara spesifik tentang materi dan maksud yang ingin
disampaikan (Notoatmodjo, 2010). Dengan adanya perkembangan zaman dan
bermunculan media sosial baru yang dapat digunakan untuk mengupload video
yang sudah dibuat.
Pada media sosial tersebut hampir tidak ada batasan yang berarti untuk melakukan
sebuah postingan, semua orang dapat membagikan foto, artikel, suara, video, link
(tautan), atau apapun yang dikehendaki. Efektifitas media sosial yang dapat
menjangkau ribuan bahkan jutaan sasaran dalam waktu singkat dapat menjadi
primadona baru bagi promotor kesehatan dan produk. Kelebihan dari sosial media
yaitu kecepatannya dapat menjangkau sasaran (Jatmika et al., 2019).
Media sosial dapat digunakan sebagain alat bantu yang efektif sebagai media
promosi kesehatan dan produk. Karena sosial media menggunakan berbagai fitur
yang memudahkan pengguna menerima berbagai komunikasi. Media sosial juga
tidak memiliki batasan dalam penggunaan sehingga dapat diakses dimanapun dan
kapanpun sesuai dengan yang dikehendaki (Jatmika et al., 2019). Oleh karena itu,
dengan adanya video promosi Enkasari mouthwash pada media sosial diharapkan
dapat membangun barand image Enkasari mouthwash di masyarakat umum dan
meningkatkan penjualan produknya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN 1
DENAH APOTEK KIMIA FARMA NO. 12 BANDUNG
26
LAMPIRAN 2
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA NO. 12 BANDUNG
APOTEKER
PENANGGUNGJAWAB
APOTEK (APA)
APOTEKER
SUPERVISOR
27
LAMPIRAN 3
SWALAYAN FARMASI DAN RAK PUTAR APOTEK KIMIA NO. 12
BANDUNG
Gambar II.4 Swalayan Farmasi dan Rak Putar Apotek Kimia Farma No.12 Bandung
28
LAMPIRAN 4
KARTU STOK APOTEK KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG
29
LAMPIRAN 5
FORMULIR UPDS (UPAYA PENGOBATAN DIRI SENDIRI) APOTEK
KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG
30
LAMPIRAN 6
FORMULIR TELEFARMA DAN PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
APOTEK KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG
31
LAMPIRAN 7
SURAT PESANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA APOTEK
KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG
(a)
(b)
Gambar II.8 (a) Surat Pesanan Narkotika (b) Surat Pesanan Psikotropika
32
LAMPIRAN 8
SURAT PESANAN PREKURSOR FARMASI APOTEK KIMIA FARMA
NO.12 BANDUNG
33
LAMPIRAN 9
SURAT PESANAN OBAT-OBAT TERTENTU (OOT) APOTEK KIMIA
FARMA NO.12 BANDUNG
34
LAMPIRAN 10
ETIKET OBAT DALAM DAN ETIKET OBAT LUAR APOTEK KIMIA
FARMA NO.12 BANDUNG
(a)
(b)
Gambar II.11 (a) Etiket Obat Dalam (b) Etiket Obat Luar
35
LAMPIRAN 11
COPY RESEP APOTEK KIMIA FARMA NO.12 BANDUNG
36
LAMPIRAN 12
CONTOH FAKTUR PENJUALAN APOTEK KIMIA FARMA NO.12
BANDUNG
37