Anda di halaman 1dari 27

KOMUNITAS TIK GARUT

Rencana Pendampingan Masyarakat 2016

Rinda Cahyana

KOMUNITAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GARUT


TAHUN 2015
K omuni tas TIK Garut |2
K omuni tas TIK G arut |i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................i


DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
1. SEJARAH PENDIRIAN .................................................................................................. 1
1.1. Relawan TIK Kampus ................................................................................................. 1
1.1.1. Tongkat Estafet ..................................................................................................... 1
1.1.2. Inisiatif .................................................................................................................... 4
1.1.3. Pembagian Tugas .................................................................................................. 6
1.2. Komunitas TIK Kampus .......................................................................................... 12
1.2.1. Kelompok Penggerak ......................................................................................... 12
1.2.2. Kelompok Pengembang Platform ...................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 21
K o m u n i t a s T I K G a r u t | ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Lokasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut ....................................................... 1


Gambar 1.2. Unit Teknologi Informasi pada masa relawan TIK angkatan ke-4 .......... 6
Gambar 1.3. Arsitektur Pengembangan SDM USI STTG ............................................... 8
Gambar 1.4. Kegunaan JAKI dalam Masyarakat Informasi ........................................... 12
Gambar 1.5. Forum tahunan yang pertama ....................................................................... 13
Gambar 1.6. Baligo Forum Tahunan USI 2011 ................................................................ 16
Gambar 1.6. KKM jaringan saat memasang jaringan tahun 2013 ................................. 17
Gambar 1.7. Penyerahan distro Linux oleh ketua STTG ................................................ 18
K o m u n i t a s T I K G a r u t | iii

KATA PENGANTAR
K omuni tas TIK Garut |1

1. SEJARAH PENDIRIAN

1.1. Relawan TIK Kampus

1.1.1. Tongkat Estafet


Masyarakat informasi merupakan bentuk budaya baru yang muncul di tengah
masyarakat seiring dengan perkebangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
dan pemanfaatannya. Masyarakat informasi menjadikan TIK sebagai alat untuk
mendapatkan keuntungan kompetitif dari konten atau informasi. Masyarakat
informasi terbentuk di daerah dengan akses TIK yang mudah, baik di perkotaan
ataupun perdesaan. Tidak terkecuali di kabupaten Garut, khususnya di lembaga
pendidikan seperti STTG (Sekolah Tinggi Teknologi Garut). TIK menjadi perhatian
kampus ini sejak diterapkannya sejumlah program aplikasi dalam kegiatan
perkuliahan dan pelayanan akademik jauh sebelum tahun 2000.

Gambar 1.1. Lokasi Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Relawan TIK adalah seseorang atau kelompok dermawan yang dengan


kehendaknya sendiri dan swadayanya sendiri berkomitmen memberikan waktu, energi,
atau kemampuannya untuk melaksanakan aktivitas relawan berupa layanan tanpa
bayaran di luar rumah tangganya (Lihat Estonian Ministry of the Interior, 2006;
CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007; United States Bureau of Labor Statistics, 2008).
Relawan juga mungkin diberikan insentif agar merasa lebih dihargai dan dapat
K omuni tas TIK Garut |2

melakukan lebih banyak lagi pekerjaan, sekalipun hal itu dapat menurunkan nilai
kerelawanan, mengganggu motivasi, dan mengurangi kepuasan mereka. Oleh
karenanya sebagian remaja yang menjadi relawan merasa cukup diberi insentif berupa
pengembangan keahlian dalam bentuk pelatihan gratis (Lihat Low, dkk; Ellis, 2004).
Relawan membantu terutama untuk kepentingan banyak dan masyarakat atas
nama amal melalui atau untuk organisasi nirlaba (Lihat Estonian Ministry of the
Interior, 2006; United States Bureau of Labor Statistics, 2008; Statistic Canada, 2006;
Ibsen, 1992). Relawan TIK adalah relawan yang memberi dukungan dan kemampuan
TIK kepada masyarakat. Misalnya dalam UEFA EURO 2012, relawan TIK bertugas
sebagai pendukung tim TIK dalam penyediaan dukungan TIK di berbagai lokasi,
menangani sejumlah pekerjaan yang meliputi pemasangan perangkat keras dan
perangkat lunak seperti ketersambungan internet, printer dan lain sebagainya (Lihat
UEFA, 2011).
Salah satu basis relawan adalah sekolah atau perguruan tinggi. Lembaga
pendidikan menerima budaya relawan dan bahkan turut serta membangunnya dan
menjadi tempat perekrutan relawan atau kaderisasi relawan usia 16-24 tahun, dan
merupakan jenis organisasi yang paling banyak dibantu oleh relawan (Lihat Attwood
dkk., 2003; Musick dan Wilson, 2008; serta Low dkk., 2007). Relawan TIK muncul
pertama kali di STTG saat perguruan tinggi ini mengangkat dua orang mahasiswa
jurusan Teknik Informatika untuk memberikan dukungan teknis di Labkom
(Laboratorium Komputer). Dari laporan pertanggungjawaban relawan TIK angkatan
ke-2 yang dikutip oleh Cahyana (2008) diketahui bahwa tugas mereka meliputi
penjadwalan kegiatan praktikum komputer, instalasi perangkat lunak komputer,
instalasi jaringan komputer, inventarisasi komputer, perakitan atau pemeliharaan
komputer, dan pemanfaatan teknologi komputer untuk Labkom.
Sebutan bagi relawan TIK ini juga mengalami perubahan seiring berubahnya
cakupan dukungan teknis dan penanggungjawabnya, seperti asisten atau koordinator
Labkom, asisten UTI (Unit Teknologi Informasi), asisten USI (Unit Sistem Informasi)
/ UPT Sistem Informasi, atau operator USI. Penggunaan kata "asisten" ini mirip
dengan penyebutan mahasiswa yang membantu dosennya di kampus ini, yakni asisten
dosen.
Mereka tidak diangkat sebagai tenaga kependidikan atau karyawan tetapi
sebatas relawan TIK dengan insentif tetap bulanan dari STTG yang dipertimbangkan
K omuni tas TIK Garut |3

berdasarkan kontribusi mereka dalam pengembangan TIK STTG. Besaran insentif


ini hanya seratus ribu per bulan, tidak bisa disamakan dengan imbalan layanan profit.
Mereka bekerja berdasarkan pernyataan kesediaan dan dengan motovasi menggali
pengalaman atau pengetahuan dalam bidang TIK dari pekerjaan yang ditugaskan
STTG kepada mereka. STTG menyengajakan diri membuat program yang dapat
membukakan pintu bagi mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan dalam bidang TIK. Di dalam berita acara pengangkatan relawan TIK
STTG tahun 2009 dan 2010, kepala USI meminta ketua STTG agar mahasiswa yang
dipilih untuk mengikuti program peningkatan keahlian di bidang TIK dan
pengabdian kepada almamater diberikan :
 Izin menggunakan fasilitas kerja selama 24 jam untuk keperluan terkait kedua
program tersebut,
 Mengikuti kegiatan TIK di lingkungan STTG, dan
 Uang saku bulanan dengan besaran dipertimbangkan dari kontribusi mereka
dalam pengembangan TIK STTG.
Disebutkan juga dalam berita acara pengangkatan tersebut, bahwa relawan
TIK STTG angkatan 2009 dan 2010 yang mengikuti kedua program tersebut adalah
mahasiswa Teknik Informatika dan Teknik Komputer STTG yang sedang kuliah
pada semester 3 dan akan bertugas selama dua semester. Namun secara keseluruhan
jika melihat masa kerja relawan TIK sebelum dan sesudah tahun 2000, dapat
disimpulkan mereka bertugas ada yang hingga menjelang lulus kuliah dan ada yang
tetap selama dua semester / satu tahun akademik.
Dalam laporan pertanggungjawaban yang dikutip Cahyana (2008) diketahui
bahwa relawan TIK STTG angkatan ke-2 menggantikan posisi kakak angkatannya
dengan tugas sebagai pengurus atau koordinator Labkom yang berada di bawah
koordinasi kepala Labkom. Peran relawan TIK ini dijalankan secara turun temurun
dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Mereka ditunjuk STTG baik dengan atau
tanpa dokumen yang ditandatangani ketua STTG dan kapala Labkom. Mahasiswa
yang pernah menjadi relawan TIK di STTG antara lain :
 Angkatan ke-1, Devi Hilsa dan Cucu Salahudin, keduanya dari jurusan Teknik
Informatika. Sebelum tahun 2000.
 Angkatan ke-2, Rinda Cahyana (Technical Support) dan Asep Saepudin
(Administration), keduanya dari jurusan Teknik Informatika. Tahun 2001.
K omuni tas TIK Garut |4

 Angkatan ke-3, Cepy Slamet dan Yusdi Barkah Syabana, keduanya dari
jurusan Teknik Informatika. Tahun 2003.
 Angkatan ke-4, Yudi Hermawan dan Dadang Nurjaman, keduanya dari
jurusan Teknik Informatika. Tahun 2007.
 Angkatan ke-5, Irfan Nurhuda dan Rizqi dari Jurusan Teknik Informatika,
serta Panji Apriadi Wiryadipura dan Cucu Suhendar dari Jurusan Teknik
Komputer. Tahun 2008.
 Angkatan ke-6, Afni Febrianti Ridaswara (Helpdesk), Ramdan Yusuf Effendi
(Information Engineering), dan Rickard Elsen (Network Operation Center) dari
Jurusan Teknik Informatika, serta Hari Sujarwadi / Samsu Munawar (Technical
Support) dari Jurusan Teknik Komputer, 3 April 2009
 Angkatan ke-7, Yosep Bustomi (Information Engineering) dan Sri Rahayu (Help
Desk) dari Jurusan Teknik Informatika, serta Deni Heriyanto (Technical Support)
dan Rijaludin Sadam Husein / Gungun Guntur (Network Operation Center) dari
Teknik Komputer. Tahun 2010.
 Angkatan ke-8, Hendri Prayugo (Aplikasi) dan Acep Nugraha (Informasi)
dari Jurusan Teknik Informatika, serta Hanhan (Jaringan) dan Ali Ibrahim
(Komputer) dari Teknik Komputer. Tahun 2011.
 Angkatan ke-9, Iqbal Muhammad Hikmat (Aplikasi) dan Yuda Eka
(Informasi) dari Teknik Informatika, serta Aditya (Jaringan) dan Yosep
(Komputer) dari Teknik Komputer. Tahun 2012.
 Angkatan ke-10, Robi Alisandi (Aplikasi) dan Ichan Silahudin (Informasi)
dari Teknik Komputer, dan Triana (Jaringan) dan Andri (Komputer) dari
Teknik Komputer. Tahun 2013.

1.1.2. Inisiatif
Pada masa angkatan ke-1, lingkup dukungan teknis yang diberikan relawan
TIK STTG hanya sebatas Labkom. Pada periode berikutnya, relawan TIK angkatan
ke-2 melakukan inisiatif sendiri untuk memperluas lingkup dukungan teknisnya
hingga meliputi kantor STTG. Pada periode ini dihasilkan sejumlah produk tindakan
relawan TIK, antara lain jaringan komputer Labkom dan Kantor yang saling
K omuni tas TIK Garut |5

terhubung melalui file Server untuk kepentingan akses ke simpanan program setup
aplikasi dan berbagi koneksi internet.
Secara umum Relawan TIK STTG memperoleh keahliannya secara otodidak.
STTG membantu mereka dengan menyediakan tempat kerja (termasuk Labkom)
yang dapat diakses selama 24 jam, buku tutorial, program setup aplikasi, hingga
perangkat keras. Mereka memberikan perhatian terhadap penerapan FOSS (Free and
Open Source Software) di STTG, mulai dari pengujian Linux Mandrake, SUSE dan
RedHat di kantor Labkom hingga mendorong pembentukan KPLI (Kelompok
Pengguna Linux Indonesia) di STTG pada tahun 2003 (Cahyana, 2012).
Relawan TIK STTG benar-benar mandiri dalam melaksanakan tugasnya.
Disebutkan dalam laporan pertanggungjawaban yang dikutip Cahyana (2008) bahwa
relawan TIK STTG angkatan ke-2 benar-benar bekerja keras melaksanakan tindakan
relawannya dan merasa kewalahan dengan tugas-tugas Labkom yang diembannya
tanpa mendapatkan arahan sedikitpun dari kepala Labkom. Bahkan karena tidak
adanya arahan tersebut, mereka mengusulkan agar diberi tanggung jawab penuh atas
pengelolaan Labkom mulai dari pengelolaan organisasi, pengelolaan dana, dan
penyelenggaraan kegiatan, yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran relawan
TIK STTG.
Rinda Cahyana saat bertugas sebagai Relawan TIK angkatan ke-2
menyumbangkan konsep optimalisasi peran Relawan TIK STTG dalam laporan
tahunannya kepada ketua STTG - Almarhum Ir. KH. Abdullah Margani Musaddad.
Konsep tersebut berisi ide PUSTEKOM (Pusat Teknologi Komputer) yang berisi
daftar sarana kegiatan relawan TIK yang meliputi :
 Ruang penelitian, tempat relawan TIK melakukan pemilihan teknologi yang
dapat diterapkan di kampus.
 Ruang perpustakaan, tempat relawan TIK secara mandiri memperluas
pengetahuannya dalam bidang TIK.
 Ruang diskusi, tempat pertemuan antar relawan TIK atau dengan selainnya
untuk diseminasi pengetahuan dan pengalaman.
 Ruang pusat operasi harian pengelolaan TIK, di mana relawan TIK
menjalankan dukungan teknisnya.
K omuni tas TIK Garut |6

1.1.3. Pembagian Tugas


Konsep PUSTEKOM tidak terwujud pada tahun 2002, sekalipun pernah
ditawarkan oleh ketua STTG kepada salah seorang dosen (Cahyana, 2008). Namun
setelah Rinda Cahyana diangkat menjadi kepala Labkom pada tahun 2003, konsep
tersebut mulai direalisasikan secara bertahap hingga terbentuklah UTI pada tahun
2007 dan USI pada tahun 2008. Jabatan kepala Labkom diembannya hingga tahun
2011, sementara tugas pengelolaan USI dibebankan STTG kepadanya hingga ada
penunjukan kepala USI pada tahun 2015.
Sebagaimana pada saat menjadi relawan TIK dulu layanan yang dilakukannya
tidak sebatas lingkungan Labkom, demikian pula pada saat menjabat sebagai kepala
Labkom ia diberikan tugas layanan oleh STTG mencakup seluruh area kampus. Pada
tahun 2007, ketua STTG menyerahkan tugas pengelolaan situs web kampus, SMS
Center, dan penerapan internet hotspot di STTG kepada Labkom. Karena tidak
memiliki staf, maka kepala Labkom mengoptimalkan peran relawan TIK STTG
untuk melaksanakan tugas sebagai :
1. Adminsitrator sistem untuk jaringan, server (berkas dan basis data), dan situs
web,
2. Peneliti dan pengelola aplikasi Sistem Informasi atau penunjangnya,
3. Pengelola Buletin Teknologi Informasi tempat publikasi hasil penelitian
tersebut, dan
4. Pengelola forum tahunan untuk diseminasi hasil penelitian

Gambar 1.2. Unit Teknologi Informasi tahun 2007


Sumber : Cahyana (2008)
K omuni tas TIK Garut |7

Karena tugas yang diembannya melampaui ruang lingkup Labkom, Rinda


Cahyana mengajukan pembentukan UTI kepada ketua STTG. Setelah disetujui,
selanjutnya kepala Labkom memobilisasi mahasiswa anggota forum TIK untuk
terlibat dalam pekerjaan asistennya / relawan TIK STTG. Dalam Cahyana (2008)
disebutkan bahwa empat orang relawan TIK STTG berkedudukan sebagai
koordinator kegiatan workgorup atau KKM (Kelompok Kerja Mahasiswa). Mahasiswa
yang tergabung dalam workgroup ini diseleksi mengikuti mekanisme perekrutan UTI
yang dibuat kepala Labkom pada tahun 2007.
Rinda Cahyana telah memikirkan penjenjangan anggota forum TIK sejak
tahun 2007 sebagai berikut (Cahyana, 2008):
 Tahap pertama, bergabung dan belajar dalam forum TIK pada tahun
pertama kuliah
 Tahap kedua, membantu aktivitas layanan USI yang dilaksanakan oleh
asisten USI pada tahun kedua kuliah, setelah memenuhi syarat kompetensi
yang diperoleh dengan atau tanpa melalui pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarakan oleh USI. Pada jenjang ini semua anggota workgroup harus
mengikuti kegiatan penelitian dan pengabdian yang dilaksanakan USI. Mereka
ini yang disebut asisten junior.
 Tahap ketiga, mengikuti seleksi dan menjadi asisten USI pada tahun
ketiga kuliah. Mereka disebut asisten senior. Tugas mereka sebagai
koordinator workgroup dan menerima tugas dari kepala USI. Kegiatan mereka
di USI dapat dianggap magang dan dapat laporannya dapat dibuat sebagai
Laporan Kerja Praktek.
Disebutkan dalam dokumen mekanisme perekrutan anggota workgroup tahun
2007, kegiatan asisten senior dikelompokan menjadi :
 Program kerja mingguan, antara lain membimbing kegiatan penerjemahan
literatur bahasa asing terkait TIK yang dilaksanakan asisten junior,
menyelenggarakan pelatihan TIK dasar untuk asisten junior, dan terlibat
dalam pengembangan sistem informasi kampus yang digarap oleh
Koordinator UTI.
 Program kerja bulanan, antara lain mengikuti pendidikan dan pelatihan
TIK yang diselenggarakan oleh Koordinator UTI, dan bersama asisten junior
melakukan backup data UTI.
K omuni tas TIK Garut |8

 Program kerja insidental, antara lain layanan pemeliharaan perangkat TIK


untuk sivitas akademika dan masyarakat umum.
 Program kerja semesteran / setengah tahun, antara lain laporan kegiatan
dan pemeliharaan perangkat Laboratorium Komputer.
Pada tanggal 3 Maret 2008, ketua STTG mengeluarkan surat keputusan
tentang organisasi STTG yang di dalamnya ada USI. Karena STTG tidak menunjuk
kepala USI, maka tugas USI dijalankan oleh kepala Labkom sampai keluar surat
keputusan penunjukan seorang tenaga kependidikan sebagai kepala USI tahun 2015.
Oleh karenanya sebelum tahun 2015, seringkali kepala Labkom menyebut dirinya
atau disebut oleh pejabat struktural di STTG sebagai kepala USI.
Pada saat dirinya menjadi relawan TIK STTG tahun 2002, Rinda Cahyana
sudah membagi tugasnya dengan relawan TIK lainnya, di mana ia menangani
Technical Support yang seperti instalasi komputer dan jaringan, sementara rekannya
menangani Administration meliputi pencatatan aset (buku dan perangkat TIK) dan
penjadualan penggunaan Labkom. Pemikiran tentang pembagian tugas ini dituangkan
dalam bentuk skema Arsitektur pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) USI.
Nampak dalam skema tersebut empat layanan USI yang meliputi Network Operation
Center, Technical Support, Information Center, dan Adminsitration. Ini menjelaskan
perkembangan layanan relawan TIK STTG seiring dengan perluasan wilayah
layanannya dari hanya sebatas Labkom menjadi meliputi seluruh kampus. Saat
layanannya sebatas Labkom, layanannya hanya Technical Support dan Administration.
Tapi saat layanannya meliputi seluruh area kampus, layanannya ditambah dengan
Network Operation Center dan Information Center.

Gambar 1.3. Lingkup layanan dan Arsitektur Pengembangan SDM USI STTG
Sumber : Cahyana (2009)
K omuni tas TIK Garut |9

"IT Publication" yang tertulis dalam skema Arsitektur Pengembangan SDM


USI STTG berkaitan dengan Buletin Teknologi Informasi yang didaftarkan oleh
STTG di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tanggal 29 Mei 2007 atas nama
UTI. Hal ini menjelaskan bahwa STTG menganggap UTI sebagai unit kerja. Buletin
ini diusulkan oleh Rinda Cahyana kepada ketua STTG untuk keperluan penerbitan
artikel terkait pengembangan budaya digital di STTG, seperti buku Digital Culture
Periode Pengembangan 2006 - 2007 : Catatan Pengembangan Budaya Digital di
Sekolah Tinggi Teknologi Garut (Cahyana, 2006). Sampai hari ini buletin tersebut
belum tergarap.
Adapun "Open Source Community" kemungkinan merujuk pada misi penerapan
FOSS (Free and Open Source Software) di STTG yang ditugaskan kepala USI kepada
Rickard Elsen - Relawan TIK STTG angkatan 2009. Komunitas yang dimaksud
bukanlah GOSC (Garut Open Source Community), sebuah komunitas yang muncul di
STTG tahun 2010 dalam perjalanan misi Rickard Elsen, karena perkumpulan ini
bukan bagian dari USI dan arsitektur menggambarkan Open Source Community sebagai
bagian dari USI. Kemungkinan lainnya adalah menggambarkan upaya kepala USI
untuk menghidupkan kembali semangat mendirikan komunitas semacam KPLI yang
pernah didorongnya untuk berdiri pada tahun 2003. Pada tahun 2011 komunitas
tersebut muncul dengan nama Kelompok Pengembang Ubuntu Edisi Garut yang
kemudian menjadi Kelompok Pengembang Platform TIK (Lihat Cahyana, 2012).
Sementara itu "Outsourching Project Management" sudah dikenal pada periode
relawan TIK STTG angkatan ke-4, di mana salah seorang relawan - Yudi Hermawan
terlibat dalam project pemasukan data EPSBED STTG. Yang bersangkutan muncul
dalam gambar 1.2, yang dalam Cahyana (2008) disebut berada saat era Unit
Teknologi Informasi sekitar tahun 2007. Pada saat itu setiap permintaan layanan
dituliskan dalam formulir kuning yang harus disetujui oleh wakil ketua STTG bidang
keuangan dan unit kerja yang dilayani sebagai bukti kerja dan syarat pencairan dana.
Kepala Labkom mengatur pembagian hasil untuk alokasi insentif dan kas. Labkom
bahkan mendirikan BLKM (Balai Latihan Kerja Mahasiswa) yang didukung program
studi Teknik Komputer dengan tujuan agar tersedia kas untuk operasional kegiatan
relawan TIK STTG dan BLKM itu sendiri. Dengan uang kas tersebut, Labkom tidak
perlu meminta dana pengadaan tinta dan kertas kepada STTG.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 10

Tahun 2012 kepala Labkom mengalokasikan dana hasil pengelolaan jurnal


untuk pengembangan kontribusi relawan TIK STTG ke luar kampus. Bahkan dengan
bantuan alumni dan pegiat TIK, dana yang terkumpul untuk kontribusi ke luar
mencapai puluhan juta dari berbagai sumber dalam dan luar negeri, yang digunakan
untuk IT (Information Technology) Volunteering di Garut. Dengan dana ini kepala
Labkom berhasil mewujudkan Komunitas TIK Garut.
Adapun "Learning Center", kemungkinan berkaitan dengan bentuk
pembelajaran yang dijalankan relawan TIK STTG yang meliputi :
1. Pelatihan TIK, dimulai pada periode relawan TIK angkatan ke-3 yang terjadi
di antara tahun 2003 sampai 2007,
2. Kelompok belajar TIK, dimulai pada periode relawan TIK angkatan ke-2
yang terjadi pada tahun 2005 atau 2006,
3. Seminar atau Forum TIK tahunan, dimulai pada periode relawan TIK
angkatan ke-4 sekitar tahun 2006.
4. Pembinaan calon relawan TIK, dimulai pada periode relawan TIK
angkatan ke-6 sekitar tahun 2010, atau
5. Forum TIK mingguan, dimulai pada periode relawan TIK angkatan
angkatan ke-7 pada tahun 2011.
Kembali ke pembagian tugas layanan USI, perluasan area layanan Labkom
mendorong kepala Labkom menentukan empat tugas relawan TIK STTG pada tahun
2009, yang meliputi Helpdesk, Information Engineering, Network Operation Center, Technical
Support. Yang hilang dari daftar layanannya adalah Administration, karena setiap
relawan TIK yang menangani satu layanan harus melaksanakan administrasi terkait
layanannya. Sementara Information Center yang tertulis dalam skema arsitektur
pengembangan SDM USI dipecah menjadi Helpdesk dan Information Engineering. Hal
ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sistem informasi
yang terjadi saat kepala Labkom STTG mengikuti studi strata dua di Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung. Di dalam salah satu karya
tulisnya disebutkan bahwa Helpdesk merupakan :
 Information Center, yang berfungsi menangani buku tamu online dan pertanyaan
seputar kampus atau organisasi kampus
 Support Center, yang menangani persoalan seputar perangkat TI
 Learning Center, yang melayani informasi seputar pelatihan dan sertifikasi TI.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 11

Pada saat itu kepala USI mengembangkan konsep ruang kantor yang terbagi
menjadi dua, di mana bagian pertama disebut front office yang digunakan Help Desks
untuk membantu para pengguna layanan USI, dan bagian kedua disebut back office
yang merupakan tempat kerja Technical Support, Information Engineering, Network
Operation Center, dan kepala USI.
Bidang layanan tersebut pada tahun 2013 disebut JAKI, kependekan dari
Jaringan, Aplikasi, Komputer, dan Informasi. Terdapat penyederhanaan nama bidang
layanan, seperti NOC menjadi Jaringan, Technical Support menjadi Komputer,
Information Center menjadi Informasi, dengan tambahan bidang baru yakni Aplikasi.
Sementara Administrasi dilekatkan pada bidang-bidang tersebut. Hal ini tergambar
dalam buku Aktivitas dan Kompetensi Relawan TIK yang dibuat tahun 2013.
Seorang relawan TIK memegang tanggung jawab atas satu kelompok layanan.
Relawan TIK STTG yang menangani Jaringan dan Komputer secara umum dipilih
dari mahasiswa jurusan Teknik Komputer, sementara untuk kelompok layanan
lainnya dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Berikut ini gambaran ringkas
layanan untuk setiap kelompoknya :
 Jaringan, meliputi pemasangan jaringan komputer berikut perangkatnya,
pengawasan ketersediaannya, dan pemeliharaannya.
 Aplikasi, meliputi pengembangan aplikasi komputer untuk penerapan di
kampus, seperti situs web kampus, anjungan mandiri untuk informasi
akademik, majalah dinding digital, dan lain sebagainya.
 Komputer, meliputi perakitan Personel Computer, help-desk, dan
pemeliharaannya.
 Informasi, meliputi kegiatan operator seperti pemasukan data dengan
aplikasi sistem informasi, penambahan atau pembaruan konten situs web,
pembuatan spanduk, baligo, dan produk grafis lainnya.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 12

Gambar 1.4. Kegunaan JAKI dalam Masyarakat Informasi


Sumber : Cahyana (2013)

1.2. Komunitas TIK Kampus


Bagian ini akan menjelaskan bagaimana kepala USI STTG mengoptimalkan
peran relawan TIK STTG tidak hanya di dalam kampus tetapi juga di luar kampus.
Apabila optimalisasi peran relawan TIK STTG di dalam kampus dilakukan dengan
konsep PUSTEKOM STTG, maka untuk di luar kampus kelak pada tahun 2012
diwujudkannya dengan konsep PUSKOMTIK (Pusat Komunitas TIK) Garut. Ia
memenuhi sendiri harapan yang pernah disampaikannya dalam laporan
pertanggungjawaban yang dibuatnya saat menjadi relawan TIK STTG angkatan ke-2,
yakni memperbaiki dan mengembangkan organisasi serta kegiatan laboratorium
komputer (Cahyana, 2008).

1.2.1. Kelompok Penggerak


Banyaknya pengetahuan dan keahlian yang diperoleh relawan TIK
mendorong kepala Laboratorium Komputer membuka pintu masuk bagi mahasiswa
untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian tersebut dengan menyediakan
kelompok belajar yang diikuti oleh Dadang Nurjaman, Siti Azhariah, dan
Nurkholisoh. Kegiatannya diselenggarakan di Laboratorium Perakitan Komputer
STTG. Dengan melihat riwayat akademik Dadang Nurjaman, kegiatan tersebut
kemunginan berlangsung pada tahun 2005 sebelum yang bersangkutan diangkat
menjadi relawan TIK STTG pada tahun 2006. Dalam laporan pertanggungjawaban
relawan TIK STTG angkatan ke-2 tanggal 4 Januari 2002 yang disampaikan Rinda
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 13

Cahyana disebutkan bahwa ruang Diskusi keberadaannya sangat penting bagi relawan
TIK STTG (Cahyana, 2008). Artinya Rinda Cahyana mewujudkan ide ruang Diskusi
tersebut dalam bentuk kelompok belajar tiga tahun kemudian.
Selain kelompok belajar, transfer pengetahuan atau konsep ruang Diskusi
juga diwujudkan dalam bentuk pelatihan dasar TIK seputar instalasi komputer mulai
dari perakitan sampai instalasi sistem operasi. Kegiatan yang diselenggarakan selama
satu minggu itu diikuti oleh peserta umum yang kebanyakan adalah mahasiswa
jurusan Teknik Informatika STTG. Registrasi hingga pembuatan sertifikat dikelola
oleh Yusdi Barkah Syabana, relawan TIK STTG angkatan ke-3. Setiap peserta ditarif
biaya registrasi sebesar seratus ribu rupiah untuk setifikat, insentif pemateri dan
panitia, serta buka puasa bersama (penutupan). Kegiatan dilaksanakan dalam masa
tugas relawan tersebut antara tahun 2003 sampai 2007.
Pada tahun 2006 diselenggarakan seminar yang dihadiri mahasiswa jurusan
Teknik Informatika STTG. Adminsitrasi kegiatan ditangani oleh Dadang Nurjaman,
relawan TIK angkatan ke-4. Salah satu materi seminar yang disampaikan di dalam
kegiatan tersebut adalah "Otomatisasi Penyalaan dan Pematian Komputer Server
Pusat Data" yang terdokumentasikan dalam buku oleh Cahyana (2007). Kegiatan ini
merupakan pelaksanaan forum tahunan.

Gambar 1.5. Forum tahunan yang pertama

Pada tahun 2010, kepala Laboratorium Komputer - yang selanjutnya disebut


kepala USI setelah menerima tugas rangkap jabatan tahun 2008, mewajibkan relawan
TIK STTG untuk membina mahasiswa yang akan menggantikan tugasnya. Oleh
karenanya pada saat itu ada sejumlah mahasiswa binaan di ruang USI, seperti Sri
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 14

Rahayu, Yusep Bustomi, dan Hendri Prayugo. Tetapi pembinaannya dilakuan tidak
terstruktur. Tidak ada waktu khusus untuk transfer pengetahuan dari relawan TIK
kepada calon penggantinya.
Saat itu KKM (Kelompok Kerja Mahasiswa) belum terbagi menjadi empat
sesuai jumlah bidang layanan USI. Pembentukan KKM yang memfungsikan RISTI
(Riset Teknologi Informasi) sebagai penyedia dukungan teknologi dan teknisnya bagi
STTG dan masyarakat baru diumumkan kepala USI tanggal 19 Mei 2011 (Cahyana,
2012). Selanjutnya kepala USI memberikan beberapa buku terkait remastering Ubuntu
kepada Yusep Bustomi dan Hendri Prayugo sebagai anggota KKM. Setelah belajar
sendiri dengan buku tersebut, tanggal 23 Agustus 2011 keduanya berhasil
menghasilkan distro Ubuntu (Cahyana, 2012) untuk penerapan di kampus dan di
tengah masyarakat, sesuai dengan fungsi RISTI yang disampaikan kepala USI tiga
bulan sebelumnya.
Selain RISTI, USI juga membangun BLKM (Balai Latihan Kerja Mahasiswa)
yang merupakan pengembangan Outsourcing Project Management, tetapi layanan
berbayarnya kini dapat dikelola oleh selain relawan TIK STTG. BLKM ini diadakan
agar relawan TIK STTG dan mahasiswa binaannya dapat menggunakan fasilitas
kantor USI untuk keperluan tindakan relawannya atau keperluan akademik dengan
biaya pemeliharaan perangkat dan material yang bersumber dari pemasukan layanan
berbayar BLKM. Ketua jurusan Teknik Komputer yang saat itu dijabat oleh Eri
Satria mendorong mahasiswanya untuk bergabung dalam BLKM dan memberikan
arahan tentang bentuk pelaporan hasil usahanya. BLKM ini bahkan diarahkan oleh
kepala USI menjadi unit bisnis, di mana layanan berbayarnya dijalankan oleh pegawai
khusus selain mahasiswa.
Pada tahun 2011 kepala USI mendorong relawan TIK untuk
menyelenggarakan forum TIK mingguan. Tujuannya sama dengan kelompok belajar
yakni sebagai medium penyampaian pengalaman relawan TIK STTG kepada peserta
forum. Hanya saja ada tujuan baru yang ditambahkan, yakni mempersiapkan peserta
sebagai kandidat relawan TIK, melanjutkan intruksi kepala USI tahun 2010.
Perekrutan anggota kelompok belajar menjadi relawan TIK STTG bukan merupakan
ide baru, karena dulu pernah terjadi di mana Dadang Nurjaman yang merupakan
anggota kelompok belajar Laboratorium Komputer STTG diangkat satu tahun
kemudian sebagai relawan TIK STTG angkatan ke-4.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 15

Kegiatan forum TIK berjalan baik, di mana para relawan TIK STTG
angkatan ke-7 secara bengantian setiap minggunya menyampaikan pengalaman
tindakan relawannya di STTG kepada peserta forum. Materi yang umumnya disajikan
adalah keahlian TIK dasar sesuai tugas yang diembannya. Dengan forum ini
diharapkan persoalan sama di masa depan bisa diselesaikan berdasarkan pengalaman
relawan TIK sebelumnya. Kekurangan dari kegiatan ini adalah tidak adanya
pengelolaan pengetahuan, di mana seharusnya apa yang disampaikan di dalam forum
tersebut didokumentasikan dalam bentuk berkas dan di simpan untuk dapat diakses
di kemudian hari oleh relawan TIK STTG atau anggota forum TIK.
Forum TIK dan BLKM diuji kemampuannya dalam menyelenggarakan
forum TIK tahunan yang bertemakan "Linux untuk Meringankan Biaya Pendidikan".
Kepala USI memberikan arahan kepada mahasiswa pengelola BLKM untuk
membuat CD paket program freeware yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.
Untuk pemasarannya, kepala USI membuatkan bazar dari tanggal 26 sampai dengan
28 Mei 2011. Turut menyemarakan bazar saat itu Malibu dan RadNet.
Tema kegiatan menggambarkan keseriusan kepala USI dalam menjalankan
misi penerapan FOSS di STTG dan di lingkungan masyarakat pendidikan, di mana
misi tersebut dipercayakannya kepada Rickard Elsen, salah satu asistennya di USI.
Kepala USI menjelaskan kepada unsur pimpinan lembaga pendidikan di lingkungan
yayasan al-Musaddadiyah tentang resiko menggunakan perangkat lunak bajakan dan
keuntungan menerapkan FOSS. Sementara itu GOSC dipercaya untuk
menyelenggarakan pelatihan Linux untuk tenaga kependidikan perwakilan lembaga
pendidikan di lingkungan yayasan al-Musaddadiyah pada tanggal 27 sampai 28 Mei
2011.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 16

Gambar 1.6. Baligo Forum Tahunan USI 2011

Kegiatan tersebut merupakan realisasi komitmen USI dalam memberikan


dukungan teknologi dan teknisnya kepada STTG dan masyarakat pendidikan. Bahkan
kegiatan tersebut dikelola sendiri oleh kepala USI dengan sedikit keterlibatan dari
relawan TIK, anggota forum TIK mingguan, atau pengelola BLKM, mulai dari
pengajuan dana ke STTG, pembuatan baligo, perencanaan kegiatan, hingga kontak
dengan mitra kegiatan. Walau demikian kepala USI mengatakan kepada mereka
bahwa kegiatan ini merupakan tanggung jawab mereka juga. Namun dalam
kenyataannya, saat kepala USI harus meninggalkan kegiatan karena suatu keperluan di
luar kota, mahasiswa binaannya tidak bisa mengambil alih tanggung jawab. Hal ini
sudah bisa diduga oleh kepala USI sehingga sebelum meninggalkan acara, ia
menitipkan kegiatan kepada pejabat STTG. Kegiatanpun berakhir dengan kawalan
langsung dari tim dari tenaga kependidikan STTG.
Beberapa bulan kemudian, kepala USI mewadahi empat KKM dalam satu
wadah bernama Komunitas Pecinta TIK atau disingkat KPTIK. Dengan demikian
forum TI dan anggotanya menjadi bagian dari komunitas ini. Komunitas Pecinta TIK
dibina oleh USI untuk mempersiapkan calon asisten USI, memberi kesempatan
kepada selain asisten USI untuk menjadi relawan TIK melalui empat KKM, dan
menjadi panitia penyelenggara forum tahunan USI.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 17

Pada tahun 2012, kepala USI memberi arahan agar di dalam forum TIK
mingguan anggota lama diberikan kewajiban mengajar kepada anggota baru, dan agar
setiap relawan TIK STTG mempunyai kelompok belajarnya sendiri yang bernama
KKM. Berbeda dengan forum TIK yang hanya menerima pengetahuan dari relawan
TIK STTG, KKM menerima pengetahuan dari praktik langsung di lapangan yang
dipimpin oleh relawan TIK STTG terkait.

Gambar 1.6. KKM jaringan saat memasang jaringan tahun 2013

Dalam skema arsitektur pengembangan SDM USI yang ditampilkan pada


bagian lalu, tampak tiga lapisan kegiatan relawan TIK di USI. Tahap pertama adalah
Education, dijalani anggota forum TIK di tahun pertama dan kedua kuliah. Tahap
kedua adalah Dedication atau sering disebut Pengabdian kepada Kampus, dijalani di
tahun ketiga kuliah. Tahap terakhir adalah Donation, dapat dijalani setelah masa tugas
sebagai relawan TIK berakhir pada tahun keempat kuliah. Pengaturan tersebut sesuai
dengan masa studi program sarjana jurusan Teknik Informatika STTG. Untuk
mahasiswa program diploma jurusan Teknik Komputer STTG, tahap pertama hanya
berlangsung satu tahun.
Deskripsi jenjang kegiatan forum TIK USI adalah sebagai berikut :
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 18

 Tahun pertama, anggota menerima pengetahuan dari relawan TIK / asisten


kepala Laboratorium Komputer STTG, yang selanjutnya diarahkan hanya
untuk mendapatkan keahlian TIK dasar.
 Tahun kedua, anggota memilih kelompok kajian yang merupakan keahlian
teknis lanjutan dalam bidang TIK spesifik jaringan, aplikasi, komputer, dan
informasi.
 Tahun ketiga, anggota yang tidak terpilih menjadi asisten kepala
Laboratorium Komputer STTG dapat menjadi relawan TIK dengan menjadi
anggota KKM yang terlibat dalam semua pekerjaan asisten.
 Tahun keempat, asisten kepala Laboratorium Komputer STTG setelah
menyelesaikan masa tugasnya dapat bergabung dalam BLKM (Balai Latihan
Kerja Mahasiswa) untuk menjalankan layanan berbayar yang dijalankan USI.
Layanan berbayar ini disetujui ketua STTG dan dijalankan oleh relawan TIK
STTG pada tahun 2007.
Pada tahun 2012, kemampuan komunitas ini diuji oleh kepala USI dalam
kegiatan Seminar dan Workshop tanggal 16 Januari. Dalam kegiatan tersebut, disro
Linux produk KKM dan aplikasi produk penelitian STTG akan dibagikan dan
dilatihkan kepada masyarakat. Materi pelatihan yang harus diberikan KPTIK saat itu
adalah pemanfaatan FOSS untuk membuat media pengajaran, di mana mereka harus
mempersiapkan sendiri modul dan instrukturnya. Kegiatan tersebut diikuti oleh
tenaga pendidik dari sekolah dan pesantren se Priangan Timur. Penyerahan distro
Linux produk KPTIK kepada masyarakat diwakili oleh ketua STTG.

Gambar 1.7. Penyerahan distro Linux oleh ketua STTG


K o m u n i t a s T I K G a r u t | 19

<Bersambung>

1.2.2. Kelompok Pengembang Platform


Terbentuknya komunitas open source di STTG seiring dengan perjalanan
Rickard Elsen - salah satu relawan TIK STTG angkatan ke-6, mengemban tugas dari
kepala USI untuk menerapkan FOSS (Free and Open Source Software) di STTG. GOSC
(Garut Open Source Community) yang dibentuk mahasiswa STTG bersama relawan TIK
STTG dalam perjalanannya memutuskan untuk tidak terhubung dengan USI atau
STTG dan menjadi perkumpulan mandiri. Di dalam buku Perkembangan Pusat
Komunitas Linux Garut 2001 - 2012 (Cahyana, 2012) ada kutipan pernyataan Rickard
Elsen dalam grup GOSC, bahwa GOSC menjadi komunitas independen agar lebih
bebas mendukung lembaga pendidikan se Garut, dan semua anggota perintis
menghendaki GOSC menjadi komunitas independen.
Keputusan tersebut tidak menjadi masalah bagi kepala USI. Di dalam
Cahyana (2012) disebutkan bahwa kepala USI mendukung apapun yang dilakukan
oleh mahasiswa sepanjang baik bagi dirinya dan masyarakat. Selanjutnya USI akan
membentuk KKM yang memfungsikan RISTI (Riset Teknologi Informasi) sebagai
penyedia FOSS untuk STTG dan masyarakat pendidikan agar kebutuhan bisnis
STTG terpenuhi dan STTG memberikan dukungan teknologi dan teknisnya kepada
masyarakat. Kepala USI saat itu menginginkan ada distro Linux yang mewakili STTG
untuk masyarakat Garut, dan GOSC tidak bersedia mewakili STTG. Walau demikian,
hubungan USI dengan GOSC tidak menjadi renggang. Bahkan pada tahun 2010,
kepala USI mengajak GOSC untuk terlibat dalam kegiatan bertajuk "Linux untuk
Meringankan Biaya Pendidikan". Hanya saja kesalahfahaman paska kegiatan,
utamanya berkaitan dengan permintaan wallpaper berlogo STTG dalam disro
Ubuntu mereka - Dodolinux dan tulisan wartawan di media menyebabkan hubungan
STTG menjadi renggang dengan GOSC. Bahkan STTG mengambil sikap keras atas
perbuatan tidak menyenangkan pengurus GOSC di grup publik facebook mereka
sebelum bulan Mei 2011, dengan melarang aktivitas GOSC di lingkungan kampus.
Pada tanggal 23 Agustus 2011, RISTI USI berhasil merilis distro linux STTG.
Hendri Prayugo - anggota KKM USI menghasilkan distro linux Ubuntu Garut Edition
tema the Spirit of Technology untuk penerapan di dalam kampus, dan Yusep Bustomi -
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 20

anggota KKM USI lainnya menghasilkan distro linux Ubuntu Garut Edition tema
Switzerland van Java. Keduanya menjadi perintis KP2TIK (Kelompok Pengembang
Platform TIK) salah satu kelompok dalam Komunitas TIK STTG. KKM ini sendiri
disebut Kelompok Pengembang Ubuntu Edisi Garut. Grupnya di facebook bernama
Komunitas Ubuntu Garut, yang menggambarkan semangat KPLI (Kelompok
Pengguna Linux Indonesia) Garut yang telah berdiri di STTG pada tanggal 27 Maret
2003 (Cahyana, 2012) dan diakui oleh KPLI Jakarta.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 21

DAFTAR PUSTAKA

Attwood, C., G., Singh, D., Prime, R., Creasey, dan lainnya (2003) 2001 home office
citizenship survey: people, families, and communities, Research study 270,
London : Home Office.
Cahyana, R. (2007). Digital Culture Periode Pengembangan 2006 - 2007 : Catatan
Pengembangan Budaya Digital di Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Garut.
Cahyana, R. (2008). Perkembangan Organisasi Teknologi Informasi Sekolah Tinggi
Teknologi Garut. UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Garut.
Cahyana, R. (2009). Analisa Strategi Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Hasil Ujian
Tengah Semester Matakuliah Strategi dan Kebijakan Teknologi Informasi,
Sekolah Tinggi Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Cahyana, R. (2012). Perkembangan Pusat Komunitas Linux Garut 2001 - 2012.
Garut.
Cahyana, R. (2013). Aktivitas dan Kompetensi Relawan Teknologi Informasi dan
Komunikasi. C.V. Insan Akademika. Garut.
CIVICUS, IAVE, dan UNV (2007). Volunteering and social activism pathways for
participation in human development.
http://www.worldvolunteerweb.org/resources/research-
reports/global/doc/volunteering-and-social-activism.html
Ellis, A. (2004) Generation V: Young people speak out on volunteering, London:
Institute of Volunteering Research.
Estonian Ministry of the Interior (2006) Civic inisiative action plan 2007-2010 /
development plan of voluntery action 2007 – 2010.
http://www.vabatahtlikud.ee/failid/vttstrat/vta_2007_2010_31_jaan_2007.
pdf.
Low N., Butt, S., Paine, E., A., dan Smith, D., J. (2007) Helping out – a national
survey of volunteering and charitable giving. London: Cabinet Office.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 22

Musick, M. dan Wilson, J. (2008) Volunteers: a social profile, Bloomington, London:


Nacro.
Statistic Canada (2006) Sattelite account of nonprofit institutions and volunteering:
1997-2001. Otawa: Statistic Canada.
UEFA (2011) Description of Volunteers Service Areas – UEFA EURO 2012
Volunteers Programme.
http://www.uefa.com/MultimediaFiles/Download/EuroExperience/comp
etitions/OrganisationLOC/01/63/99/18/1639918_DOWNLOAD.pdf
United Nations Volunteers (2012) Volunteerism is Universal : an Extract from the
2011 State of the World’s Volunteerism Report.
http://www.unv.org/fileadmin/docdb/pdf/2013/resources/Booklet_SWV
R_Volunteerism_is_Universal.pdf

Anda mungkin juga menyukai