Rinda Cahyana
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
KATA PENGANTAR
K omuni tas TIK Garut |1
1. SEJARAH PENDIRIAN
melakukan lebih banyak lagi pekerjaan, sekalipun hal itu dapat menurunkan nilai
kerelawanan, mengganggu motivasi, dan mengurangi kepuasan mereka. Oleh
karenanya sebagian remaja yang menjadi relawan merasa cukup diberi insentif berupa
pengembangan keahlian dalam bentuk pelatihan gratis (Lihat Low, dkk; Ellis, 2004).
Relawan membantu terutama untuk kepentingan banyak dan masyarakat atas
nama amal melalui atau untuk organisasi nirlaba (Lihat Estonian Ministry of the
Interior, 2006; United States Bureau of Labor Statistics, 2008; Statistic Canada, 2006;
Ibsen, 1992). Relawan TIK adalah relawan yang memberi dukungan dan kemampuan
TIK kepada masyarakat. Misalnya dalam UEFA EURO 2012, relawan TIK bertugas
sebagai pendukung tim TIK dalam penyediaan dukungan TIK di berbagai lokasi,
menangani sejumlah pekerjaan yang meliputi pemasangan perangkat keras dan
perangkat lunak seperti ketersambungan internet, printer dan lain sebagainya (Lihat
UEFA, 2011).
Salah satu basis relawan adalah sekolah atau perguruan tinggi. Lembaga
pendidikan menerima budaya relawan dan bahkan turut serta membangunnya dan
menjadi tempat perekrutan relawan atau kaderisasi relawan usia 16-24 tahun, dan
merupakan jenis organisasi yang paling banyak dibantu oleh relawan (Lihat Attwood
dkk., 2003; Musick dan Wilson, 2008; serta Low dkk., 2007). Relawan TIK muncul
pertama kali di STTG saat perguruan tinggi ini mengangkat dua orang mahasiswa
jurusan Teknik Informatika untuk memberikan dukungan teknis di Labkom
(Laboratorium Komputer). Dari laporan pertanggungjawaban relawan TIK angkatan
ke-2 yang dikutip oleh Cahyana (2008) diketahui bahwa tugas mereka meliputi
penjadwalan kegiatan praktikum komputer, instalasi perangkat lunak komputer,
instalasi jaringan komputer, inventarisasi komputer, perakitan atau pemeliharaan
komputer, dan pemanfaatan teknologi komputer untuk Labkom.
Sebutan bagi relawan TIK ini juga mengalami perubahan seiring berubahnya
cakupan dukungan teknis dan penanggungjawabnya, seperti asisten atau koordinator
Labkom, asisten UTI (Unit Teknologi Informasi), asisten USI (Unit Sistem Informasi)
/ UPT Sistem Informasi, atau operator USI. Penggunaan kata "asisten" ini mirip
dengan penyebutan mahasiswa yang membantu dosennya di kampus ini, yakni asisten
dosen.
Mereka tidak diangkat sebagai tenaga kependidikan atau karyawan tetapi
sebatas relawan TIK dengan insentif tetap bulanan dari STTG yang dipertimbangkan
K omuni tas TIK Garut |3
Angkatan ke-3, Cepy Slamet dan Yusdi Barkah Syabana, keduanya dari
jurusan Teknik Informatika. Tahun 2003.
Angkatan ke-4, Yudi Hermawan dan Dadang Nurjaman, keduanya dari
jurusan Teknik Informatika. Tahun 2007.
Angkatan ke-5, Irfan Nurhuda dan Rizqi dari Jurusan Teknik Informatika,
serta Panji Apriadi Wiryadipura dan Cucu Suhendar dari Jurusan Teknik
Komputer. Tahun 2008.
Angkatan ke-6, Afni Febrianti Ridaswara (Helpdesk), Ramdan Yusuf Effendi
(Information Engineering), dan Rickard Elsen (Network Operation Center) dari
Jurusan Teknik Informatika, serta Hari Sujarwadi / Samsu Munawar (Technical
Support) dari Jurusan Teknik Komputer, 3 April 2009
Angkatan ke-7, Yosep Bustomi (Information Engineering) dan Sri Rahayu (Help
Desk) dari Jurusan Teknik Informatika, serta Deni Heriyanto (Technical Support)
dan Rijaludin Sadam Husein / Gungun Guntur (Network Operation Center) dari
Teknik Komputer. Tahun 2010.
Angkatan ke-8, Hendri Prayugo (Aplikasi) dan Acep Nugraha (Informasi)
dari Jurusan Teknik Informatika, serta Hanhan (Jaringan) dan Ali Ibrahim
(Komputer) dari Teknik Komputer. Tahun 2011.
Angkatan ke-9, Iqbal Muhammad Hikmat (Aplikasi) dan Yuda Eka
(Informasi) dari Teknik Informatika, serta Aditya (Jaringan) dan Yosep
(Komputer) dari Teknik Komputer. Tahun 2012.
Angkatan ke-10, Robi Alisandi (Aplikasi) dan Ichan Silahudin (Informasi)
dari Teknik Komputer, dan Triana (Jaringan) dan Andri (Komputer) dari
Teknik Komputer. Tahun 2013.
1.1.2. Inisiatif
Pada masa angkatan ke-1, lingkup dukungan teknis yang diberikan relawan
TIK STTG hanya sebatas Labkom. Pada periode berikutnya, relawan TIK angkatan
ke-2 melakukan inisiatif sendiri untuk memperluas lingkup dukungan teknisnya
hingga meliputi kantor STTG. Pada periode ini dihasilkan sejumlah produk tindakan
relawan TIK, antara lain jaringan komputer Labkom dan Kantor yang saling
K omuni tas TIK Garut |5
terhubung melalui file Server untuk kepentingan akses ke simpanan program setup
aplikasi dan berbagi koneksi internet.
Secara umum Relawan TIK STTG memperoleh keahliannya secara otodidak.
STTG membantu mereka dengan menyediakan tempat kerja (termasuk Labkom)
yang dapat diakses selama 24 jam, buku tutorial, program setup aplikasi, hingga
perangkat keras. Mereka memberikan perhatian terhadap penerapan FOSS (Free and
Open Source Software) di STTG, mulai dari pengujian Linux Mandrake, SUSE dan
RedHat di kantor Labkom hingga mendorong pembentukan KPLI (Kelompok
Pengguna Linux Indonesia) di STTG pada tahun 2003 (Cahyana, 2012).
Relawan TIK STTG benar-benar mandiri dalam melaksanakan tugasnya.
Disebutkan dalam laporan pertanggungjawaban yang dikutip Cahyana (2008) bahwa
relawan TIK STTG angkatan ke-2 benar-benar bekerja keras melaksanakan tindakan
relawannya dan merasa kewalahan dengan tugas-tugas Labkom yang diembannya
tanpa mendapatkan arahan sedikitpun dari kepala Labkom. Bahkan karena tidak
adanya arahan tersebut, mereka mengusulkan agar diberi tanggung jawab penuh atas
pengelolaan Labkom mulai dari pengelolaan organisasi, pengelolaan dana, dan
penyelenggaraan kegiatan, yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan peran relawan
TIK STTG.
Rinda Cahyana saat bertugas sebagai Relawan TIK angkatan ke-2
menyumbangkan konsep optimalisasi peran Relawan TIK STTG dalam laporan
tahunannya kepada ketua STTG - Almarhum Ir. KH. Abdullah Margani Musaddad.
Konsep tersebut berisi ide PUSTEKOM (Pusat Teknologi Komputer) yang berisi
daftar sarana kegiatan relawan TIK yang meliputi :
Ruang penelitian, tempat relawan TIK melakukan pemilihan teknologi yang
dapat diterapkan di kampus.
Ruang perpustakaan, tempat relawan TIK secara mandiri memperluas
pengetahuannya dalam bidang TIK.
Ruang diskusi, tempat pertemuan antar relawan TIK atau dengan selainnya
untuk diseminasi pengetahuan dan pengalaman.
Ruang pusat operasi harian pengelolaan TIK, di mana relawan TIK
menjalankan dukungan teknisnya.
K omuni tas TIK Garut |6
Gambar 1.3. Lingkup layanan dan Arsitektur Pengembangan SDM USI STTG
Sumber : Cahyana (2009)
K omuni tas TIK Garut |9
Pada saat itu kepala USI mengembangkan konsep ruang kantor yang terbagi
menjadi dua, di mana bagian pertama disebut front office yang digunakan Help Desks
untuk membantu para pengguna layanan USI, dan bagian kedua disebut back office
yang merupakan tempat kerja Technical Support, Information Engineering, Network
Operation Center, dan kepala USI.
Bidang layanan tersebut pada tahun 2013 disebut JAKI, kependekan dari
Jaringan, Aplikasi, Komputer, dan Informasi. Terdapat penyederhanaan nama bidang
layanan, seperti NOC menjadi Jaringan, Technical Support menjadi Komputer,
Information Center menjadi Informasi, dengan tambahan bidang baru yakni Aplikasi.
Sementara Administrasi dilekatkan pada bidang-bidang tersebut. Hal ini tergambar
dalam buku Aktivitas dan Kompetensi Relawan TIK yang dibuat tahun 2013.
Seorang relawan TIK memegang tanggung jawab atas satu kelompok layanan.
Relawan TIK STTG yang menangani Jaringan dan Komputer secara umum dipilih
dari mahasiswa jurusan Teknik Komputer, sementara untuk kelompok layanan
lainnya dari mahasiswa jurusan Teknik Informatika. Berikut ini gambaran ringkas
layanan untuk setiap kelompoknya :
Jaringan, meliputi pemasangan jaringan komputer berikut perangkatnya,
pengawasan ketersediaannya, dan pemeliharaannya.
Aplikasi, meliputi pengembangan aplikasi komputer untuk penerapan di
kampus, seperti situs web kampus, anjungan mandiri untuk informasi
akademik, majalah dinding digital, dan lain sebagainya.
Komputer, meliputi perakitan Personel Computer, help-desk, dan
pemeliharaannya.
Informasi, meliputi kegiatan operator seperti pemasukan data dengan
aplikasi sistem informasi, penambahan atau pembaruan konten situs web,
pembuatan spanduk, baligo, dan produk grafis lainnya.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 12
Cahyana disebutkan bahwa ruang Diskusi keberadaannya sangat penting bagi relawan
TIK STTG (Cahyana, 2008). Artinya Rinda Cahyana mewujudkan ide ruang Diskusi
tersebut dalam bentuk kelompok belajar tiga tahun kemudian.
Selain kelompok belajar, transfer pengetahuan atau konsep ruang Diskusi
juga diwujudkan dalam bentuk pelatihan dasar TIK seputar instalasi komputer mulai
dari perakitan sampai instalasi sistem operasi. Kegiatan yang diselenggarakan selama
satu minggu itu diikuti oleh peserta umum yang kebanyakan adalah mahasiswa
jurusan Teknik Informatika STTG. Registrasi hingga pembuatan sertifikat dikelola
oleh Yusdi Barkah Syabana, relawan TIK STTG angkatan ke-3. Setiap peserta ditarif
biaya registrasi sebesar seratus ribu rupiah untuk setifikat, insentif pemateri dan
panitia, serta buka puasa bersama (penutupan). Kegiatan dilaksanakan dalam masa
tugas relawan tersebut antara tahun 2003 sampai 2007.
Pada tahun 2006 diselenggarakan seminar yang dihadiri mahasiswa jurusan
Teknik Informatika STTG. Adminsitrasi kegiatan ditangani oleh Dadang Nurjaman,
relawan TIK angkatan ke-4. Salah satu materi seminar yang disampaikan di dalam
kegiatan tersebut adalah "Otomatisasi Penyalaan dan Pematian Komputer Server
Pusat Data" yang terdokumentasikan dalam buku oleh Cahyana (2007). Kegiatan ini
merupakan pelaksanaan forum tahunan.
Rahayu, Yusep Bustomi, dan Hendri Prayugo. Tetapi pembinaannya dilakuan tidak
terstruktur. Tidak ada waktu khusus untuk transfer pengetahuan dari relawan TIK
kepada calon penggantinya.
Saat itu KKM (Kelompok Kerja Mahasiswa) belum terbagi menjadi empat
sesuai jumlah bidang layanan USI. Pembentukan KKM yang memfungsikan RISTI
(Riset Teknologi Informasi) sebagai penyedia dukungan teknologi dan teknisnya bagi
STTG dan masyarakat baru diumumkan kepala USI tanggal 19 Mei 2011 (Cahyana,
2012). Selanjutnya kepala USI memberikan beberapa buku terkait remastering Ubuntu
kepada Yusep Bustomi dan Hendri Prayugo sebagai anggota KKM. Setelah belajar
sendiri dengan buku tersebut, tanggal 23 Agustus 2011 keduanya berhasil
menghasilkan distro Ubuntu (Cahyana, 2012) untuk penerapan di kampus dan di
tengah masyarakat, sesuai dengan fungsi RISTI yang disampaikan kepala USI tiga
bulan sebelumnya.
Selain RISTI, USI juga membangun BLKM (Balai Latihan Kerja Mahasiswa)
yang merupakan pengembangan Outsourcing Project Management, tetapi layanan
berbayarnya kini dapat dikelola oleh selain relawan TIK STTG. BLKM ini diadakan
agar relawan TIK STTG dan mahasiswa binaannya dapat menggunakan fasilitas
kantor USI untuk keperluan tindakan relawannya atau keperluan akademik dengan
biaya pemeliharaan perangkat dan material yang bersumber dari pemasukan layanan
berbayar BLKM. Ketua jurusan Teknik Komputer yang saat itu dijabat oleh Eri
Satria mendorong mahasiswanya untuk bergabung dalam BLKM dan memberikan
arahan tentang bentuk pelaporan hasil usahanya. BLKM ini bahkan diarahkan oleh
kepala USI menjadi unit bisnis, di mana layanan berbayarnya dijalankan oleh pegawai
khusus selain mahasiswa.
Pada tahun 2011 kepala USI mendorong relawan TIK untuk
menyelenggarakan forum TIK mingguan. Tujuannya sama dengan kelompok belajar
yakni sebagai medium penyampaian pengalaman relawan TIK STTG kepada peserta
forum. Hanya saja ada tujuan baru yang ditambahkan, yakni mempersiapkan peserta
sebagai kandidat relawan TIK, melanjutkan intruksi kepala USI tahun 2010.
Perekrutan anggota kelompok belajar menjadi relawan TIK STTG bukan merupakan
ide baru, karena dulu pernah terjadi di mana Dadang Nurjaman yang merupakan
anggota kelompok belajar Laboratorium Komputer STTG diangkat satu tahun
kemudian sebagai relawan TIK STTG angkatan ke-4.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 15
Kegiatan forum TIK berjalan baik, di mana para relawan TIK STTG
angkatan ke-7 secara bengantian setiap minggunya menyampaikan pengalaman
tindakan relawannya di STTG kepada peserta forum. Materi yang umumnya disajikan
adalah keahlian TIK dasar sesuai tugas yang diembannya. Dengan forum ini
diharapkan persoalan sama di masa depan bisa diselesaikan berdasarkan pengalaman
relawan TIK sebelumnya. Kekurangan dari kegiatan ini adalah tidak adanya
pengelolaan pengetahuan, di mana seharusnya apa yang disampaikan di dalam forum
tersebut didokumentasikan dalam bentuk berkas dan di simpan untuk dapat diakses
di kemudian hari oleh relawan TIK STTG atau anggota forum TIK.
Forum TIK dan BLKM diuji kemampuannya dalam menyelenggarakan
forum TIK tahunan yang bertemakan "Linux untuk Meringankan Biaya Pendidikan".
Kepala USI memberikan arahan kepada mahasiswa pengelola BLKM untuk
membuat CD paket program freeware yang diperlukan dalam kegiatan praktikum.
Untuk pemasarannya, kepala USI membuatkan bazar dari tanggal 26 sampai dengan
28 Mei 2011. Turut menyemarakan bazar saat itu Malibu dan RadNet.
Tema kegiatan menggambarkan keseriusan kepala USI dalam menjalankan
misi penerapan FOSS di STTG dan di lingkungan masyarakat pendidikan, di mana
misi tersebut dipercayakannya kepada Rickard Elsen, salah satu asistennya di USI.
Kepala USI menjelaskan kepada unsur pimpinan lembaga pendidikan di lingkungan
yayasan al-Musaddadiyah tentang resiko menggunakan perangkat lunak bajakan dan
keuntungan menerapkan FOSS. Sementara itu GOSC dipercaya untuk
menyelenggarakan pelatihan Linux untuk tenaga kependidikan perwakilan lembaga
pendidikan di lingkungan yayasan al-Musaddadiyah pada tanggal 27 sampai 28 Mei
2011.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 16
Pada tahun 2012, kepala USI memberi arahan agar di dalam forum TIK
mingguan anggota lama diberikan kewajiban mengajar kepada anggota baru, dan agar
setiap relawan TIK STTG mempunyai kelompok belajarnya sendiri yang bernama
KKM. Berbeda dengan forum TIK yang hanya menerima pengetahuan dari relawan
TIK STTG, KKM menerima pengetahuan dari praktik langsung di lapangan yang
dipimpin oleh relawan TIK STTG terkait.
<Bersambung>
anggota KKM USI lainnya menghasilkan distro linux Ubuntu Garut Edition tema
Switzerland van Java. Keduanya menjadi perintis KP2TIK (Kelompok Pengembang
Platform TIK) salah satu kelompok dalam Komunitas TIK STTG. KKM ini sendiri
disebut Kelompok Pengembang Ubuntu Edisi Garut. Grupnya di facebook bernama
Komunitas Ubuntu Garut, yang menggambarkan semangat KPLI (Kelompok
Pengguna Linux Indonesia) Garut yang telah berdiri di STTG pada tanggal 27 Maret
2003 (Cahyana, 2012) dan diakui oleh KPLI Jakarta.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 21
DAFTAR PUSTAKA
Attwood, C., G., Singh, D., Prime, R., Creasey, dan lainnya (2003) 2001 home office
citizenship survey: people, families, and communities, Research study 270,
London : Home Office.
Cahyana, R. (2007). Digital Culture Periode Pengembangan 2006 - 2007 : Catatan
Pengembangan Budaya Digital di Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Garut.
Cahyana, R. (2008). Perkembangan Organisasi Teknologi Informasi Sekolah Tinggi
Teknologi Garut. UPT Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Garut.
Cahyana, R. (2009). Analisa Strategi Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Hasil Ujian
Tengah Semester Matakuliah Strategi dan Kebijakan Teknologi Informasi,
Sekolah Tinggi Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Cahyana, R. (2012). Perkembangan Pusat Komunitas Linux Garut 2001 - 2012.
Garut.
Cahyana, R. (2013). Aktivitas dan Kompetensi Relawan Teknologi Informasi dan
Komunikasi. C.V. Insan Akademika. Garut.
CIVICUS, IAVE, dan UNV (2007). Volunteering and social activism pathways for
participation in human development.
http://www.worldvolunteerweb.org/resources/research-
reports/global/doc/volunteering-and-social-activism.html
Ellis, A. (2004) Generation V: Young people speak out on volunteering, London:
Institute of Volunteering Research.
Estonian Ministry of the Interior (2006) Civic inisiative action plan 2007-2010 /
development plan of voluntery action 2007 – 2010.
http://www.vabatahtlikud.ee/failid/vttstrat/vta_2007_2010_31_jaan_2007.
pdf.
Low N., Butt, S., Paine, E., A., dan Smith, D., J. (2007) Helping out – a national
survey of volunteering and charitable giving. London: Cabinet Office.
K o m u n i t a s T I K G a r u t | 22