Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM

PENYELENGGARAAN EKOSISTEM TIK SMART CITY TAHUN 2017-


2018

Febi Jeta I S (140565201044)


febijetaindriani@gmail.com
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja
Ali Haji

ABSTRAK
Smart city berkaitan dengan pemanfaatan teknologi (TIK) dalam
mendukung kota saling berintegritas untuk efektifitas pelayanan dan kinerja suatu
kota. Kota Tanjungpinang telah beberapa kali meraih penghargaan smart city,
diantaranya penghargaan Indonesia Smart Nation Award tahun 2016 dan meraih
best smart governance pada Mei 2018 lalu dalam acara ISNA 2018. Dalam
pencapaian tersebut, tentunya diperlukan suatu ekosistem TIK untuk
memudahkan dalam mewujudkan smart city. Dalam hal ini Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Tanjungpinang yang memiliki tupoksi penyelenggaraan
ekosistem TIK smart city. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
tahapan-tahapan strategi yang dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Tanjungpinang dalam penyelenggaraan Ekosistem TIK smart city, untuk
mengetahui output Dinas Komunikasi dan Informatika Tanjungpinang yang telah
dilakukan, untuk mengatahui ketersediaan Sumber Daya Pendukung Dinas
Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang dalam penyelenggaraan
Ekosistem TIK smart city, untuk mengetahui pengembangan dan pemberdayaan
OPD Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang sebagai
penyelenggara Ekosistem TIK smart city.
Peneliti menggunakan teori Strategi Kotten yang disesuaikan dengan
dimensi Ekosistem TIK oleh Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh
Indonesia (ATSI) dalam mewujudkan smart city Tanjungpinang. Dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Komunikasi dan Informatika
kota Tanjungpinang dalam penyelenggaraan ekosistem TIK smart city memiliki
strategi organisasi, strategi program, strategi sumber daya pendukung dan strategi
kelembagaan yang berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Ekosistem TIK, smart city

1
A. Pendahuluan

Smart city (kota cerdas) adalah sebuah konsep tatanan kota yang

menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan peforma dan kesejahteraan,

mengurangi biaya dan konsumsi sumber daya dan berinteraksi secara lebih efektif

dengan para penduduknya. Dalam hal ini, kata kunci sektor-sektor „cerdas‟

melibatkan transportasi, energi, layanan kesehatan, pengelolaan air, dan

pengelolaan limbah. Pada Misi ke-4 dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tanjungpinang tercantum membangun

pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntable yang berorientasi pada

pelayanan publik. Urusan yang terkait dengan misi ini pada khususnya adalah

urusan yang berhubungan dengan pelayanan publik, yaitu pelayanan dasar

masyarakat dan pelayanan perijinan, namun secara umum misi ini terkait dengan

etos kerja dan profesionalisme aparatur yang ada diseluruh jajaran Pemerintah

Kota Tanjungpinang dengan menerapkan teknologi informasi. Namun tidak ada

rencana strategi khusus dalam mewujudkan smart city.

Dalam Kementrian Komunikasi dan Informatika telah mengeluarkan

Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2016, Tanggal 1 September 2016, Tentang

Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang Komunikasi dan Informatika

yang didalamnya memuat Format Perumusan Pedoman Nomenklatur Perangkat

Daerah terdapat tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang dimana salah

satunya adalah penyelenggaraan ekosistem TIK Smart City bagi Dinas

Komunikasi dan Informatika di daerah Kota/Kabupaten. Pada renstra Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang Tahun 2017-2018 juga

2
tercantum tupoksi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk

menyelenggarakan ekosistem TIK smart city.

Pada dasarnya Kota Tanjungpinang sendiri dianggap sudah beberapa

langkah lebih maju dalam mewujudkan smart city bila dibandingkan beberapa

kota lain yang tersebar di Indonesia. Pasalnya, Walikota Tanjungpinang Lis

Darmansyah meraih penghargaan Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2016

oleh Lembaga Citiasia Center for Smart Nation (CCSN) di Hotel Bidakara

Jakarta. Sebuah pengharagaan bagi pemerintah provinsi, kabupaten/kota se-

Indonesia yang dinilai mempunyai perencanaan yang komperhensif dan

pelaksanaan terbaik melalui pemanfaatan digitalisasi baru sebagai wujud Kota

Cerdas (smart city). (Haluan Kepri, 1 Desember 2016. “Tanjungpinang Raih

Penghargaan ISNA 2016”). Pada tahun 2018, Tanjungpinang kembali mendapat

penghargaan ISNA kategori best smart governance. Sebagai sebuah penghargaan

yang diberikan kepada daerah-daerah dengan pencapaian terbaik dalam

pelaksanaan smart city / smart region sesuai framework yang dikembangkan oleh

Citiasia Inc. (Sumber:. Smartnation.id, 28 April 2018 “Nominasi Indonesia Smart

Nation Award 2018”)

Melihat hal tersebut, tentunya diperlukan suatu ekosistem TIK yang

dirancang untuk memudahkan dalam mewujudkan smart city. Dalam hal ini Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Tanjungpinang memiliki tupoksi dalam

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city, sehingga peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang strategi yang dilakukan.

3
B. Landasan Teori

1. Strategi

Model teori strategi yang dikehendaki yang dipaparkan oleh Kotten

dalam Salusu (2005:105). Kotten membagi strategi berdasarkan tipenya. Adapun

tipe-tipenya sebagai berikut :

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Dalam strategi organisasi, sebuah strategi dirumuskan melalui visi

dan misi suatu pemerintah daerah atau instansi yang dituangkan ke dalam

suatu program atau kegiatan- kegiatan.

2. Strategi Program (Program Strategy)

Strategi program ini lebih memberikan perhatian kepada implikasi-

implikasi statejik dari suatu program. Apakah strategi yang dilaksanakan

oleh pemerintah daerah atau instansi akan memberikan dampak positif baik

terhadap instansi maupun masyarakat, atau malah sebaliknya.

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Strategi pendukung sumber daya merupakan suatu strategi yang

memanfaatkan segala sumber daya yang ada dalam sebuah pemerintah

daerah atau instansi. Adapun aspek- aspek yang dapat dilihat dari strategi

sumber daya ini adalah: Sarana dan Prasarana (benda atau alat yang

dipergunakan untuk memperlancar atau mempermudah pekerjaan atau gerak

aktivitas), Sumber Daya Manusia (aset atau modal non- material yang harus

tersedia dengan baik bagi terwujudnya tujuan dari suatu instansi yang

4
merupakan motor penggerak bagi pelaksanaan segala program dan kegiatan),

Sumber Daya Finansial (Suatu kegiatan tidak akan dapat berjalan baik jika

tidak didukung oleh ketersediaan finansial dalam sebuah instansi).

4. Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy)

Dalam strategi kelembagaan ini, kekuatan strategi dari suatu instansi

terhadap suatu masalah terletak pada bagaimana instansi tersebut dapat

memanfaatkan semaksimal mungkin unsur-unsur kelembagaan (aturan, SOP,

tanggung jawab serta kewenangan) yang dimilikinya untuk dapat

mendukung pelaksanaan dari suatu kegiatan.

2. Ekosistem TIK

Didalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 25

Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal

Telekomunikasi dan Informatika Ekosistem Teknologi Informasi dan Komunikasi

yang selanjutnya disebut Ekosistem TIK adalah kegiatan untuk mendukung

pemberdayaan sarana dan prasarana penyediaan layanan telekomunikasi, internet

dan/atau penyebaran informasi. Berdasarkan panduan referensi yang

dipergunakan, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia dalam

dokumen Pembinaan Ecosystem ICT dan Dampaknya pada Kebijakan dan

Pengaturan Penyelenggaraan Telekomunikasi/ICT merangkum ada sejumlah

dimensi pembentuk ekosistem TIK dalam lingkungan kota/kabupaten, yaitu:

1. Dimensi Kebutuhan dan Keselarasan yang terkait langsung dengan

definisi atau target kebutuhan dan harapan dari berbagai pemangku

kepentingan terhadap keberadaan TIK dalam beragam konteks

5
kehidupan berbangsa dan bernegara;

2. Dimensi Proses dan Tata Kelola Penyelenggaraan (Suprastruktur) yang

paling tidak terdiri dari 4 (empat) rangkaian aktivitas, masing-masing

adalah: (i) Perencanaan dan Pengorganisasian; (ii) Pengadaan dan

Pembangunan; (iii) Penerapan dan Pengelolaan; (iv) Pengawasan dan

Pengembangan;

3. Dimensi Sumber Daya Teknologi (Infrastruktur) yang terdiri dari

berbagai komponen utama seperti: (i) Jaringan (network); (ii) Piranti

Keras (hardware); (iii) Piranti Lunak (program/aplikasi); (iv) Informasi

(dan database); (v) Sumber Daya Manusia;

4. Dimensi Komunitas atau Kelompok Masyarakat yang berperan sebagai

pengguna, penyelenggara, penikmat, dan pelaksana TIK, dimana

dalam sebuah kota/kabupaten, paling tidak terdapat 4 (empat)

kelompok yang dimaksud, yaitu: (i) Pemerintah; (ii) Industri/Bisnis;

(iii) Pendidikan; dan (iv) Konsumen;

5. Dimensi Keluaran dan Manfaat (Outcomes) yang merupakan hasil

nyata atau “value” yang diperoleh atau dinikmati masyarakat dengan

telah diimplementasikannya beragam aplikasi TIK di kota/kabupaten

yang bersangkutan.

3. Smart City

Giffinger,dkk dalam Pratama (2014:94) mendefinisikan Smart City

sebagai sebuah performansi yang sangat baik untuk sebuah kota, yang

didukung oleh kombinasi yang pintar (smart) dari segala aktifitas serta

6
kesadaran dari masyarakat kota tersebut. Smart City mampu memberikan

dampak positif bagi pemerintahan, kehidupan sosial masyarakat,

transportasi, kualitas hidup, persaingan sehat disegala bidang dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Konsep Smart City

awalnya diterapkan di negara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pada mulanya

Smart City bertujuan untuk menciptakan kemandirian daerah dan

meningkatkan layanan publik. Konsep sekaligus penerapannya juga semakin

berkembang. Kini di Indonesia Smart City sudah diterapkan diberbagai kota.

Antara lain Kota Bandung, Surabaya, Makassar dan lain sebagainya.

Penerapan Smart city mencakup berbagai bidang, antara lain pendidikan,

kesehatan, pariwisata, pemerintahan dan lainnya. Smart City dapat dikatakan

menjadi konsep masa depan suatu kota untuk kualitas hidup yang lebih baik,

dengan berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi (Pratama, 2014:94).

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian deskriptif ini peneliti hanya

melihat gambaran fenomena-fenomena yang terjadi di Dinas Komunikasi

dan Informatika terikait penyelenggaraan ekosistem TIK smart city.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika

kota Tanjungpinang.

7
3. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data primer

dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari

informan melalui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh

tidak melalui wawancara, melainkan dari sumber lain berupa dokumen-

dokumen dan literatur.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Observasi

Untuk teknik observasi atau pengamatan, dilakukan secara

langsung di lapangan berkenaan dengan penyelenggaraan ekosistem

TIK smart city.

b. Wawancara

Dalam melakukan penelitian teknik wawancara merupakan hal

yang penting untuk memperoleh informasi dari informan terkait

permasalahan yang akan diteliti. Wawancara ini ditujukan kepada

Walikota Tanjungpinang, DPRD kota Tanjungpinang, Bapelitbang

kota Tanjungpinang dan Dinas Komunikasi dan Informatika kota

Tanjungpianang.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam sebuah penelitian digunakan sebagai

penunjang penelitian penulis, dimana dalam dokumentasi ini dapat

melihat serta mengabadikan gambar dilokasi penelitian, catatan-catatan

8
penting, yang mana dokumen juga sebagai sumber data dimanfaatkan

untuk mengkaji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.

D. Pembahasan

1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy)

Sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan

Pemerintah Kota Tanjungpinang yang melaksanakan tugas dan fungsi menurut

Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 48 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas

Pokok, Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika

Kota Tanjungpinang dan juga dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas

Kominfo yang menjadikan pedoman program dan kegiatan Dinas Kominfo. Hal

tersebut diyakini oleh Kabid TIK Dikominfo sebagai latar belakang Diskominfo

untuk mewujudkan smart city.

Hubungan pencapaian visi dan misi Diskominfo yang berkenaan dengan

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city dalam hal ini Bapak Raja Muhamad

Ruslan selaku Kabid Teknologi Informasi dan Komunikasi mengemukakan bahwa

visi dan misi Dinas Kominfo yang ada saat ini sangat bergantung dengan salah

satunya penyelenggaraan TIK mewujudkan smart city. Karena smart city yang

dikaitkan dengan penyelenggaraan TIK adalah berupa pemanfaatan teknologi

dalam melaksanakan tugas kepemerintahan, menyelesaikan permasalahan dan

yang paling pentingnya melayani masyarakat Terdapat susunan program dan

kegiatan yang telah dilakukan Diskominfo kota Tanjungpinang berkaitan dengan

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city.

9
Terdapat susunan program dan kegiatan yang telah dilakukan Diskominfo

kota Tanjungpinang berkaitan dengan penyelenggaraan ekosistem TIK smart city.

Adapun program dan kegiatan yang telah dibuat sebagai berikut:

1. Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi.


a. Pengumpulan data dan informasi aplikasi, warnet dan tower.
2. Program Fasilitas Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang
Komunikasi dan Informasi.
a. Workshop Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
se-Kota Tanjungpinang.
3. Program Pemanfaatan Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi.
a. Penyusunan sistem informasi terhadap layanan publik.
4. Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa.
a. Pengadaan website portal Pemerintah Kota Tanjungpinang.
b. Perubahan subdomain instansi di lingkungan pemerintahan kota
Tanjungpinang.
c. Pendaftaran surat elektronik (E-mail) resmi instansi di lingkungan
pemerintah kota Tanjungpinang.
d. Pengadaan Server.
e. Pengadaan alat studio dan komunikasi.
f. Pengadaan aplikasi pelaporan masyarakat Kota Tanjungpinang.
g. Publikasi dan citra positif kegiatan Pemerintah Kota
Tanjungpinang di Media Elektronik.
h. Diseminasi informasi.

2. Strategi Program (Program Strategy)

Dampak strategi ini menurut Kotten dapat diukur dari seberapa jauh

program penyelenggaraan ekosistem TIK tersebut dapat memenuhi tujuan dari

organisasi itu sendiri., Terkait dengan program yang telah dibuat dengan program

pengkajian dan penelitian bidang informasi dan komunikasi, program fasilitasi

peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi, program optimalisasi

pemanfaatan teknologi, program pengembangan komunikasi, informasi dan media

massa. Maka dampak dari program ini adalah dengan pengelolaan yang baik

10
diharapkan Diskominfo dapat menyelenggarakan ekosistem TIK dalam

mendukung smart city.

Terkait output program atau kegiatan, pernyataan keberhasilan maupun

kegagalan program atau kegiatan dalam menunjang pencapaian kinerja dan

penilaian efektifitas kinerja berdasarkan sasarannya sebagai berikut:

1. Prosentase OPD yang menerapkan E-Goverment


Output dari program / kegiatan / anggaran ini adalah aplikasi OPD
yang terintegrasi dengan Media Command Center. Untuk mencapai
sasaran tersebut, Tahun 2017 dilaksanakan pada program
Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa.
Kegiatan pada indikator ini telah mengahasilkan output :
 Perangkat server dan workstation
 Informasi dari setiap OPD
2. Prosentase peningkatan layanan komunikasi dan informasi daerah
Output dari program / kegiatan / anggaran ini adalah penyebaran
informasi melalui media. Untuk mencapai sasaran tersebut, Tahun
2017 dilaksanakan pada program Pengembangan Komunikasi,
Informasi dan Media Massa.
Kegiatan pada indikator ini telah mengahasilkan output :
 Buletin
 Berita tentang Pemerintah Kota Tanjungpinang
 Kamera
3. Prosentase peningkatan sarana dan prasarana
Output dari program / kegiatan / anggaran ini adalah jumlah sarana
dan prasaran informasi dan komunikasi. Untuk mencapai sasaran
tersebut, Tahun 2017 dilaksanakan pada program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan Media Massa.
Kegiatan pada indikator ini telah mengahasilkan output :
 Perangkat Kamera
 Drone
 Komputer Multimedia
4. Prosentase SDM yang berkeahlian di bidang Teknolongi Informasi dan
Komunikasi
Output dari program / kegiatan / anggaran ini adalah jumlah OPD
yang mengikuti workshop. Untuk mencapai sasaran tersebut,

11
Tahun 2017 dilaksanakan pada program Fasilitasi Peningkatan
SDM Bidang Komunikasi dan Informasi.
Kegiatan pada indikator ini telah mengahasilkan output :
 OPD yang mengikuti workshop (32 OPD)
 Terbentuk PPID Utama dan PPID Pembantu
 Penerapan Standar Operasional PPID

Penyelenggaraan ekosistem TIK smart city ini telah dijalankan dengan

cukup baik oleh Diskominfo kota Tanjungpinang. Ada beberapa hal yang harus

diperhatikan untuk mengatasi kendala yang dihadapi Diskominfo kota

Tanjungpinang untuk dapat memaksimalkan kegiatan yang berkaitan dengan

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city.

3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy)

Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan

pemanfaatan sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas

kinerja organisasi. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dari sumber daya ini

adalah Sarana dan Prasarana, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Finansial.

a. Sarana dan Prasarana

1. Jaringan

Untuk jaringan yang digunakan oleh Diskominfo kota Tanjungpinang

menggunakan layanan dari Telkomsel. Ada dua jaringan yang digunakan yakni

jaringan khusus server dan jaringan untuk pelaksanaan pelayanan dan kinerja

kantor. Jaringan ini digunakan sebelumnya di Januari 2017 hanya menggunakan

100 mbs, lalu Diskominfo kota Tanjungpinang menambah jaringan lagi sebesar

10 mbps dan 50 mbps. Jaringan khusus server yang digunakan memiliki

kecepatan 10 mbps. Dan jaringan pada internet kantor menggunakan kecepatan

12
100 mbps dan 50 mbps. Pada jaringan yang berkecepatan 100 mbps, digunakan

untuk pegawai kantor perbidang.

2. Piranti keras

Adapun piranti keras lain yang digunakan oleh Diskominfo kota

Tanjungpinang untuk mendukung penyelenggaraan ekosistem TIK smart

city dengan rincian terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Piranti Keras
Nama Barang Kondisi Barang
Ke
No (Berdasarkan Bidang Jumlah Kuran Rusak
Baik t
Barang) g Baik Berat
1 2 3 4 5 6 7
Peralatan Studio Visual
1. Camera + Attachment 2 Set √ - -
2. Camera + Attachment (GPS 2 Set - -

DRON)
3. Proyektor + Attachment 1 Set √ - -
4. Microphone/Wireless Mic 2 Buah √ - -
5. Stand Microphone 1 Buah √ - -
Peralatan Komputer/ Personal Komputer
1. P.C Unit/ Komputer PC 11 Unit 10 - 1
2. Lap Top 8 Unit 7 - 1
Peralatan Mini Komputer
1. Printer A3 4 Buah √ - -
2. Printer A4 5 Buah √ - -
3. Printer LQ 1 Buah √ - -
Peralatan Personal Komputer
1. UPS 9 Buah 6 - 3
2. Harddisk Eksternal 2 Buah √ - -
Sumber: Renstra Diskominfo Kota Tanjungpinang Tahun 2017-2018

Hal yang paling menonjol yang telah dilakukan oleh Diskominfo kota

Tanjungpinang dalam penyelenggaraan ekosistem TIK smart city adalah dengan

adanya piranti keras berupa server.

13
3. Piranti lunak ( Program/Aplikasi)

Pada piranti lunak ini, Diskominfo kota Tanjungpinang memilki

website pemerintah yaitu www.tanjungpinangkota.go.id. Terdapat

beberapa aplikasi juga yang digunakan oleh Diskominfo dalam melakukan

pelayanan dan efektivitas komunikasi publik dan pemerintahan. Yang

pertama adalah LAPOR SP4N, Sistem Pengelolaan Pengaduam Pelayanan

Publik Nasional Selanjutnya adalah aplikasi UJAR yang merupakan

produk asli dari Diskominfo kota Tanjungpinang yang diluncurkan pada

bulan Maret 2018. UJAR ini memiliki fungsi yang sama dengan SP4N

sebagai media aspirasi masyarakat. Penggunaan media sosial sebagai

sarana prasarana telah Diskominfo kota Tanjungpinang lakukan sebagai

media penyampaian informasi. Baik itu melalui grup whatsapp antar

eselon, facebook Diskominfo kota Tanjungpinang, dan instagram dengan

nama akun diskominfotanjungpinang.

4. Informasi (database)

Informasi dalam hal ini merupakan suatu pengumpulan data yang

dilakukan oleh Diskominfo kota Tanjungpinang sebagai database. Raja

Muhamad Ruslan menyatakan pengumpulan data dan informasi

merupakan hal mendasar yang dilakukan pada tahap merencanakan

kegiatan yang mendukung smart city.

Data dan informasi yang peneliti temukan antara lain berupa

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Di lingkungan

pemerintah kota Tanjungpinang sendiri terdapat 30,86% data feedback

14
sistem elektronik dengan jumlah 36 sistem elektronik di 25 instansi dari 81

jumlah instansi yang ada berdasarkan update data 12 Januari 2018 oleh

Diskominfo kota Tanjungpinang.

b. Sumber Daya Finansial

Berdasarkan wawancara melalui beberapa informan, anggaran didapatkan

hanya berasal dari APBD kota saja dengan jumlah masih dinilai minim. Dapat

dilihat bahwa Pemerintah baik Kota, Provinsi maupun Pusat kurang memiliki

perhatian khusus terhadap pemanfaatan teknologi yang telah dibuat oleh

Diskominfo kota Tanjungpinang sehingga tidak semua program dan kegiatan

yang telah direncanakan dapat dijalankan dengan maksimal. Hal tersebut terjadi

dengan menimbang dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur

ekosistem TIK smart city ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga

dengan anggaran yang tersedia, Diskominfo kota Tanjungpinang tidak dapat

mencapai sasaran dengan maksimal.

4. Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy)

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan dokumen yang berkaitan

dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu

pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari

para pekerja dengan biaya dan waktu yang serendah-rendahnya. Tentunya sangat

penting keberadaan SOP tersebut sehingga pada setiap pelaksanaan kegiatan di

Diskominfo kota Tanjungpinang lebih terarah dan jelas. Namun keberadaan SOP

ini bukan berarti harus dimiliki oleh setiap instansi dalam palaksanaan

15
kegiatannya, semua disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap masing-masing

OPD.

Diskominfo kota Tanjungpinang telah mengikuti proses SOP yang ada.

Namun jika dalam beberapa hal tersebut bersifat umum, Diskominfo kota

Tanjungpinang selalu mengupayakan untuk segala kegiatan bisa berjalan dengan

baik sebagaimana mestinya.

E. Penutup

1. Kesimpulan

Dari data penelitian akhirnya peneliti mengambil kesimpulan terkait

Strategi Dinas Komunikasi dan Informatika kota Tanjungpinang dalam

Penyelenggaraan Ekosistem TIK smart city dalam kategori baik, hal ini terlihat

dari strategi yang telah dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika kota

Tanjungpinang dalam melaksanakan program dan kegiatan terkait

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city. Meskipun Dinas Komunikasi dan

Informatika kota Tanjungpinang baru terbentuk hampir dua tahun, namun seluruh

dimensi ekosistem TIK sudah diterapkan kedalam strategi yang telah dilakukan.

Untuk pencapaian smart city Tanjungpinang saat ini berada di posisi level

1, dengan tersedianya sebuah website pemerintah kota/daerah dengan sajian

informasi di dalamnya dan sedang dalam proses membentuk layanan-layanan

yang terintegrasi menajdi satu-kesatuan sistem dengan setiap instansi yang ada di

kota Tanjungpianng.

16
2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dinas Komunikasi dan Informatika kota Tanjungpinang perlu

meningkatkan kinerjanya dalam hal ini dapat dilakukan dengan

menambah jumlah Sumber Daya Manusia tenaga IT dalam

memaksimalkan program dan kegiatan penyelenggaraan ekosistem

TIK smart city.

2. Dinas Komunikasi dan Informatika kota Tanjungpinang perlu

mengupayakan untuk segera memiliki tempat atau kantor yang tetap

sehingga setiap pelaksanaan program dan kegiatan penyelenggaraan

ekosistem TIK smart city yang dilakukan dapat berjalan dengan

maksimal.

3. Perlu adanya perhatian khusus dari Pemerintah baik Kota maupun

Provinsi untuk mendukung berjalannya program dan kegiatan

penyelenggaraan ekosistem TIK smart city pada Dinas Komunikasi

dan Informatika kota Tanjungpinang terkait penganggaran.

4. Diharapkan setiap OPD pemerintah kota Tanjungpinang untuk dapat

segera mendaftarkan/melaporkan segala jenis SPBE yang digunakan

serta pergantian domain dan subdomain kota Tanjungpinang

penyelenggaran ekosistem TIK smart city kepada Dinas Komunikasi

dan Informatika kota Tanjungpinang sehingga dapat berfungsi dengan

baik.

17
5. Masyarakat kota Tanjungpinang diharapkan kesadaran untuk

berpartisipasi aktif dalam pemanfaatan teknologi yang telah dibuat

baik berupa aspirasi dan pelayanan publik sehingga setiap instansi

dapat bekerja dengan maksimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Moleong, j, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Nurmandi, Achmad. 2014. Manajemen Perkotaan, Teori Organisasi, Perencanaan,

Perumahan, Pelayanan, dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas.

JKSG, Yogyakarta.

Salusu, J. 2005. Pengambilan Keputusan untuk Organisasi Publik dan Organisasi

Nonprofit. Grasindo.

Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing dan

Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya. Bandung : Informatika

Bandung.

B. Artikel / Jurnal / Website

Asosisasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia. 2016. Pembinaan

Ecosystem ICT dan Dampaknya pada Kebijakan dan Pengaturan

Penyelenggaraan Telekomunikasi/ICT.

Cw53. “Tanjungpinang Raih Penghargaan ISNA 2016”. 1 Desember 2016.

http://haluankepri.com/tanjungpinang/97492-tanjungpinang-raih-

penghargaan-isna-2016.html

Smartnation.id. “Nominasi Indonesia Smart Nation Award 2018”. 28 April 2018.

https://smartnation.id/2018/04/28/nominasi-indonesia-smart-nation-award-

2018/

19
C. Perundang-undangan

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2016 Tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang

Komunikasi dan Informatika.

Peraturan Menteri Nomor 25 Tahun 2015 Tanggal 1 Juli 2015, tentang

Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi Dan

Informatika

D. Dokumen

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tanjungpinang

Tahun 2013 – 2018.

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota

Tanjungpinang, Rev. 2017-2018.

Pendataan Sistem Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang

Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Tanjungpinang.

20

Anda mungkin juga menyukai