Anda di halaman 1dari 3

TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR TERBUKA

BEKASI SMART CITY

1. Latar Belakang

Kota cerdas, sebuah terminologi yang semakin sering didengar dan dijumpai akhir-
akhir ini. Dengan bantuan teknologi informasi dan telekomunikasi, beberapa aspek
permasalahan kota dipandang akan mampu sedikit banyak diurai dan diperbaiki,
misalnya tata kelola, mobilitas, lingkungan, cara hidup, maupun kegiatan ekonomi.
Meskipun demikian, ketergantungan pada teknologi saja tidak cukup. Perlu banyak
pertimbangan maupun terobosan untuk membuat kota cerdas atau semakin cerdas,
mengingat banyak faktor yang akan mempengaruhinya, termasuk lompatan budaya,
penyediaan infrastruktur, dan realisasi pembiayaannya. Di Indonesia, konsep kota
cerdas ini juga mulai diwacanakan atau bahkan di beberapa kota/wilayah mulai
diimplementasikan dalam skala terbatas.

Dalam berbagai literature, Smart City atau kota cerdas didefinisikan sebagai sebuah
konsep pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menghubungkan, memonitor, dan
mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan
efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung
pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan definisi tersebut, ada beberapa hal
yang dapat kita garis bawahi berkaitan dengan smart city, antara lain sebagai berikut :

Pertama, yaitu sebuah konsep yang diterapkan oleh sistem pemerintahan daerah
dalam mengelola masyarakat perkotaan.
Kedua, mensyaratkan pengelolaan daerah terhadap segala sumber daya dengan
efektif dan efisien.
Ketiga, smart city diharapkan mampu menjalankan fungsi penyedia informasi
secara tepat kepada masyarakat dan mampu mengantisipasi kejadian yang tak
terduga.

Pemerintah mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan


pemerintahan negara yang baik (Good Governance), yang dilakukan bersama dengan
unsur-unsur (stakeholders) lainnya yakni dunia usaha (private sectors) dan
masyarakat (civil society). Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan peran serta
aktif dari seluruh komponen masyarakat di Kota Bekasi untuk memahami pentingnya
konsep pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) agar pelayanan kepada warganya lebih maksimal
serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Inisiatif pembangunan kota cerdas atau smart city merupakan salah satu bentuk
pembangunan wilayah berbasis teknologi (technology-based regional development)
seperti yang telah diterapkan oleh negara-negara maju di era tahun 1990-an (UNDP,
2001). Dalam pembangunan wilayah berbasis teknologi ini terdapat 4 (empat)
komponen utama yang terkait satu dengan lainnya yaitu : THIO (Technoware-
Humanware-Infoware-Orgaware). Dalam upaya mewujudkan konsep pembangunan
wilayah berbasis teknologi ini keseimbangan kapasitas, kemampuan ataupun status
dari keempat komponen tersebut menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan sebuah
wilayah yang smart. Technoware dapat diartikan sebagai infrastruktur, perangkat
keras maupun lunak yang dimiliki oleh sebuah wilayah. Humanware adalah human
capital atau sumber daya manusia yang dimiliki wilayah. Infoware adalah kapasitas
atau status pengetahuan/knowledge yang dimiliki oleh suatu wilayah, sedangkan
orgaware adalah kelembagaan atau tata laksana dan lebih identik dengan
pemerintahan. Setiap komponen ini memiliki state of the art yang harus dicapai untuk
setiap tahapan perkembangan. Sebagai contoh untuk mencapai implementasi smart
city pada level tertentu maka dibutuhkan kapasitas SDM pada level yang sama. Acara
ini dibuat untuk melakukan identifikasi status dan kapasitas SDM kota bekasi dalam
mendukung perwujudan Bekasi Smart City. Adapun output yang ingin dicapai adalah
tersusunnya strategi pengembangan SDM yang mampu mengantisipasi implementasi
Bekasi Smart City. Lebih jauh lagi, outcome yang ingin dicapai melalui acara ini
adalah meningkatnya pemahaman stakeholder dalam membangun SDM Kota Bekasi
secara lebih terstruktur untuk mewujudkan Bekasi Smart City.

Oleh karena itu, untuk dapat mendorong peran serta aktif dari seluruh komponen
masyarakat di Kota Bekasi diperlukan sosialisasi yang tepat melalui seminar dan
diskusi terbuka tentang Bekasi Smart City yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota
Bekasi bekerja sama dengan Universitas Islam Empat Lima (UNISMA) Bekasi.
Seminar terbuka ini diharapkan mampu sebagai pijakan bersama dalam mengkaji
sejauh mana konsep kota cerdas ini bisa menjadi (bagian dari) solusi mengatasi
permasalahan perkotaan, khususnya di Kota Bekasi. Beberapa sub tema, mulai dari
latar belakang budaya (cyber culture) sampai pada telaah-telaah konsep, metode, dan
implementasi terkait kota pintar/cerdas/berbasis Teknologi Informasi -
Telekomunikasi (cyber/digital/intelligent/ubiquitous/smart) akan didiskusikan dalam
seminar ini.
2. Tujuan Seminar

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan seminar terbuka Bekasi Smart
City antara lain sebagai berikut :
a) menyampaikan informasi dan meningkatkan pemahaman bagi seluruh pemangku
kepentingan terkait dengan konsep Bekasi smart city
b) menghimpun berbagai informasi kondisi kota yang terjadi hingga saat ini dan
menganalisa kebutuhan kondisi kota yang diharapkan
c) memberikan masukan dan saran dalam proses perencanaan, perancangan dan
pembangunan kota
d) menciptakan kesamaan visi dan pola pikir hingga gerak langkah bersama dalam
melaksanakan implementasi Bekasi Smart City.

3. Pelaksanaan Seminar

Seminar terbuka ini diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Kota Bekasi dengan
Universitas Islam Empat Lima (UNISMA) Bekasi, bertempat di Kampus Universitas
Islam Empat Lima (UNISMA) Bekasi, Jl. Cut Meutia, Bekasi Timur. Adapun tema
dari pelaksanaan seminar terbuka ini yaitu : Challenges In Developing Human
Capita; To Implement Bekasi Smart City.

4. Peserta Seminar

Adapun peserta seminar yang diundang berasal dari unsur Pemerintah Kota Bekasi,
Akademisi Kampus, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kemahasiswaan, Dunia
Usaha

Anda mungkin juga menyukai