Anda di halaman 1dari 25

A.

Pendaduluan

Peningkatan arus urbanisasi melahirkan masalah baru bagi daerah urban atau
perkotaan. Mulai dari sampah, edukasi, transpotasi, sosial ekonomi, bencana, dan
kesehatan. Di sisi lain, masyarakat yang semakin modern dan mapan, memiliki
segudang ekspektasi, seperti lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan yang nyaman,
adanya area publik yang memadai, serta kemudahan mengurus segala bentuk
pelayanan publik.

Smart city memang sedang menjadi trend pada saat ini. Bukan hanya sebagai bentuk
gengsi untuk disebut sebagai kota cerdas, namun smart city adalah sebuah langkah
yang hebat dalam memajukan kota dalam suatu negara dengan basis teknologi
informasidan komunikasi (TIK). Secara harafiah, smart city memang diartikan
sebagai sebuah kota cerdas dengan konsep yang dirancang sedemikian rupa untuk
kepentingan masyarakat, terutama dalam pengelolaan sumber daya agar efisien dan
efektif.

Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah paparan mendefinisikan Smart City sebagai
konsep penataan kota secara terintegrasi dengan cakupan pembangunan yang luas dan
dipadukan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan tujuan
antara lain, menciptakan perencanaan dan pengembangan kota yang layak huni, maju
dan modern, meningkatkan produktivitas daerah dan daya saing ekonomi dan
membangun fondasi indonesia smart nation.

Konsep yang disebut sebagai kota pintar adalah konsep yang mengetengahkan sebuah
tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Konsep kota pintar dihadirkan sebagai
jawaban untuk pengelolaan sumber daya secara efesien. Bisa dibilang, konsep kota
cerdas ini adalah integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan.

Untuk mendukung berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur perkotaan dan


pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat, maka Pemerintah Daerah
membutuhkan teknologi yang memadai untuk bisa melakukan semua kegiatannya.
Dalam menciptakan masyarakat global, berdaya saing, serta kota cerdas dan layak
huni, maka masing-masing Pemerintah Daerah harus menetapkan kebijakan yang
tepat dengan menyiapkan konsep pembangunan kota masa depan berkualitas, yang
bernama Smart City atau Kota Cerdas.

Konsep kota pintar diyakini bisa menjadi solusi atas persoalan Pembangunan kota di
daerah. Kota Pintar di desain untuk mampu meningkatkan produktivitas manusia yang
tinggal di dalamnya, sehingga akibat penataan dan pengelolaan kota yang dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan digital secaraoptimal di semua aspek.
Mulai dari sistem pengelolaan gedung, pengelolaan kualitas lingkungan, serta
pelayanan publik.

Singkatnya, kota dikembangkan menjadi mesin ekonomi dan produktivitas yang pada
akhirnya menjadikan masyarakatnya sehat, produktf dan sejahtera. Program-program
pemerintah yang sukses memiliki berbagai macam strategi dan cara untuk
mendapatkan pengakuan serta kepercayaan dari masyarakat bahwa Kota memang
mempunyai keunggulan dari daerah-daerah yang ada. Untuk menciptakan Kota
sebagai Smart City pemerintah terus berupaya merealisasikan infrastruktur yang
dibutuhkan oleh masyarakat.

B. Kajian Teori

Schaffers (2010) mendefinisikan Smart City sebagai kota yang mampu menggunakan
SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan
manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi
masyarakat.

Kourtit & Nijkamp (2012) menyatakan Smart City merupakan hasil dari
pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan
kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota.

Berikut definisi dan pengertian smart city dari beberapa sumber buku:

 Menurut Caragliu, Del Bo dan Nijkmp (2009), smart city adalah kota yang mampu
menggunakan SDM, modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang
tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan
berbasis partisipasi masyarakat.
 Menurut Pratama (2014), smart city merupakan suatu konsep pengembangan,
penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan di suatu daerah sebagai
sebuah interaksi yang kompleks di antara berbagai sistem yang ada di dalamnya.
 Menurut Cohen (2014), smart city adalah sebuah kota yang menggunakan ICT
secara pintar dan efisien dalam menggunakan berbagai sumber daya, menghasilkan
penghematan biaya dan energi, meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta
mengurangi jejak lingkungan, semuanya mendukung ke dalam inovasi dan
ekonomi ramah lingkungan.
 Menurut Muliarto (2015), smart city adalah cara menghubungkan infrastruktur
fisik, infrastruktur sosial, dan infrastruktur ekonomi dalam sebuah kawasan dengan
menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintegrasikan semua elemen dalam
aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni.

Menurut Hao, Lei dan Yan (2012), terdapat beberapa karakteristik yang menjadi ciri-
ciri smart city, yaitu:

 Interkoneksi antara bagian perkotaan, smart city menggabungkan antara


communication network, internet, sensor dan recognition untuk membantu
komunikasi antar orang, dengan demikian interkoneksi antara bagian perkotaan
akan terwujud.
 Integrasi sistem informasi perkotaan, hal yang berkaitan dengan internet dan
cloud computing akan digunakan dalam setiap bidang bisnis dan mengintegrasikan
sistem aplikasi, data dan internet menjadi unsur-unsur inti yang mendukung operasi
perkotaan dan manajemen.
 Manajemen perkotaan dan kerjasama layanan, interkoneksi komponen
perkotaan dan dukungan sistem aplikasi manajemen perkotaan serta layanan
dengan koordinasi sistem kritikan perkotaan dan peserta untuk membuat
menjalankan perkotaan terbaik.
 Aplikasi ICT (Information and Communication Technology) terbaru, smart
city teori manajemen kota modern sebagai panduan yang menekankan penerapan
teknologi informasi canggih ke manajemen perkotaan dan pelayanan, sehingga
memotivasi
pemerintah, perusahaan dan orang-orang untuk membuat inovasi, gerakan
pembangunan perkotaan.
Smart city sebagai sebuah kota yang berbasiskan jaringan, dimana jaringan tersebut
dapat memberikan pelayanan publik untuk menciptakan nilai sosial ekonomi bagi para
pelaku bisnis serta masyarakat (Dameri, 2012) dalam (Deakin, 2014). Konsep smart
city merupakan konsep pembangunan sebuah lingkungan dimana orang yang berada di
kawasan regional dapat berinteraksi dan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan
kepentingan bersama. Selain itu, fungsi konsep smart city untuk mengintegrasikan
informasi perkotaan dan menciptakan ruang publik melalui sebuah jaringan internet
untuk masyarakat yang tinggal atau mengunjungi kota. Dengan menggunakan konsep
smart city sebuah kota dapat meringkas (seperti data, informasi, layanan publik, dan
lain sebagainya) untuk memudahkan setiap orang dalam mengambil koputusan (Ishida
dan Hiramotsu, 2001) dalam (Deakin, 2014).

Penerapan smart city mampu membangun image baru kota tersebut sebagai kota yang
berbasiskan ICT. Image tersebut dapat dibangun melalui pengembangan industri-
industri berbasis ICT sehingga dapat menjadi daya tarik bagi para pengusaha atau
investor untuk menanamkan modalnya di industri tersebut dan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat kota tersebut. Seperti Singapura, memiliki inisiatif untuk
membangun Singapura sebagai pusat IT terbesar. Negara ini sudah memiliki
komunitas bisnis IT yang sangat baik, dan berencana untuk memperluas ke industry
ICT bahkan di Singapura saat ini sudah memilki industrianimasi yang namanya sudah
mendunia dan karya-karyanya sudah banyak dilirik oleh perusahaan-perusahaan
animasi di Amerika dan Eropa (McCurtis dan Wimberly, 2002).

Smart city menunjukkan daerah yang menggabungkan broadband infrastruktur


komunikasi yang fleksibel dengan sistem komputasi yang berorientasi pada layanan.
Infrastruktur ini berusaha untuk memastikan pelayanan yang lebih baik bagi
pemerintah, masyarakat, konsumen, industri dan bisnis di kawasan tertentu
(Komninos, 2008 dalam Deakin, 2014).

Tujuan dari smart city adalah menciptakan lingkungan untuk berbagi informasi,
berbagi pengalaman dan berkolaborasi bagi semua penghuni yang ada di kota
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut sebuah kota yang harus memiliki rencana
dan menetapkan tujuan kebijakan publik untuk memberdayakan warganya agar
memiliki akses ke jaringan informasi global dengan menggunakan fasilitas public
serta bermitra dengan perusahaan swasta untuk mencapai tujuan tersebut (Yovanof
dan Hazapis, 2009dalam Deakin, 2014).

Smart city merupakan konsep pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi untuk
semua sektor yang lebih luas dari sekedar e-Gov. Smart city adalah konsep
pemanfaatan ICT untuk semua kegiatan di daerah, tidak hanya kegiatan pemerintahan
lewat e-Gov namun mencakup banyak hal. Misalnya sistem pengendali lampu lalu-
lintas, sistem perparkiran terpadu, sistem pengaturan listrik untuk public-utility,
sistem pemantau polusi udara/lingkungan, sistem peringatan dini (early warning
system) (Mahardy, 2015).

C. Pembahasan

Smart City adalah sebuah kota yang instrumennya saling berhubungan dan berfungsi
cerdas. Smart City adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu
masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada
dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga
dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga
sebelumnya. Smart City cenderung mengintegrasikan informasi di dalam kehidupan
masyarakat kota. Smart City didefinisikan juga sebagai kota yang mampu
menggunakan SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang
tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis
partisipasi masyarakat.

1. Indikator Smart City

Ada beberapa indikator atau faktor-faktor pendukung dalam mewujudkan kota


cerdas (Smart City), yaitu ;

a. Smart Economy (Ekonomi Cerdas) : Kualitas yang menghasilkan suatu


inovasi dan mampu menghadapi persaingan. Semakin tinggi inovasi-inovasi
baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang usaha baru dan
meningkatkan persaingan pasar usaha/modal. Smart Economy, juga diartikan
sebuah kota cerdas yang memiliki tingkat perekonomian yang baik,
pemanfaatan sumber daya atau potensi alam yang dimiliki oleh kota secara
efisien dan efektif. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
untuk mengukur tingkat pembangunan di suatu daerah pada periode waktu
tertentu sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat secara umum.
b. Smart Mobility (Mobilitas Cerdas) ; Kemampuan untuk mengembangkan
transfortasi dan pembangunan infrastruktur sebagai bentuk penguatan sistem
perencanaan infrastruktur kota. Pengelolaan infrastruktur kota yang
dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistem pengelolaan terpadu
dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik.

c. Smart Environment (Lingkungan Cerdas) : Keberlanjutan dan sumber


daya, lingkungan cerdas itu berarti lingkungan yang bisa memberikan
kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisik maupun non fisik,
visual maupun tidak, bagi masyarakat dan publik lingkungan yang bersih
tertata, RTH yang stabil merupakan contoh dari penerapan lingkungan pintar.

d. Smart People (Masyarakat Cerdas) : Kreativitas dan modal sosial,


pembangunan senantiasa membutuhkan modal, baik modal ekonomi
(economic capital), modal usaha (human capital), maupun modal sosial
(social capital). Kemudahan akses modal dan pelatihan-pelatihan bagi
UMKM dapat meningkatkan kemampuan keterampilan mereka dalam
mengembangkan usahanya. Modal sosial termasuk elemen-elemen seperti
kepercayaan, gotong-royong, toleransi, penghargaan, saling memberi dan
saling menerima serta kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar
terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme seperti
meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya
partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan
menurunnya tingkat kejahatan.

e. Smart Living (Hidup Cerdas atau Kualitas Hidup) : Berbudaya berarti


bahwa manusia memiliki kualitas hidup yang terukur (budaya). Kualitas
hidup tersebut bersifat dinamis, dalam artian selalu berusaha memperbaiki
dirinya sendiri. Pencapaian budaya pada manusia, secara langsung maupun
tidak langsung merupakan hasil dari pendidikan. Maka kualitas pendidikan
yang baik adalah jaminan atas kualitas budaya, dan atau budaya yang
berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas.

f. Smart Governance (Pemerintahan yang Cerdas) : Kunci utama


keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah Good Governance, yang
merupakan paradigma, sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum,
kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas,
dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen terhadap tegaknya nilai dan
prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna, pemerintahan yang bersih,
bertanggung jawab dan berdaya saing.

2. Kelebihan Smart City

Adapun beberapa hal yang menjadi kelebihan dari konsep Smart City adalah
sebagai berikut :

a. Membuat Keputusan Yang Lebih Efektif Dan Berbasis Data :

Strategi analisis data yang dirancang dengan baik memberi pejabat kota
kemampuan untuk mengakses dan menganalisis sejumlah besar data, dan
memperoleh informasi yang bermakna dan berguna. Ketika sebuah kota
dapat memantau metrik yang diinginkan secara real-time, tingkat layanan
meningkat dengan cepat. Ini merupakan salah satu keuntungan Smart
City yang terbaik.

b. Layanan Transportasi Yang Lebih Baik :

Sistem transportasi terkoneksi memiliki salah satu potensi terbesar untuk


meningkatkan efisiensi secara drastis di seluruh kota. Dari manajemen
lalu lintas yang lebih baik hingga kemampuan untuk melacak lokasi bus
dan kereta api, teknologi pintar memungkinkan kota untuk melayani
warganya dengan lebih baik meskipun populasinya sering tumbuh dengan
cepat.

c. Komunitas Yang Lebih Aman :


Kota pintar adalah kota yang lebih aman. Memanfaatkan kemajuan
teknologi dan mencari kemitraan swasta / publik membantu mengurangi
aktivitas kriminal. Teknologi seperti pengenalan pelat nomor, detektor
penembakan, pusat kejahatan yang terhubung, generasi berikutnya dari
sistem telepon darurat 911 dan kamera badan memberikan keuntungan
kepada otoritas polisi saat mereka bekerja.

d. Pelayanan Publik Yang Efisien :

Dengan ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk memenuhi


permintaan manusia, teknologi pintar memberi kota alat yang diperlukan
untuk secara efektif melestarikan dan mengurangi limbah air dan listrik
yang tidak disengaja.

e. Pengurangan Jejak Lingkungan :

Bangunan hemat energi, sensor kualitas udara, dan sumber energi


terbarukan memberi kota alat baru untuk mengurangi dampak ekologisnya.

f. Peningkatan Ekuitas Digital :

Untuk memastikan ekuitas digital, masyarakat harus memiliki akses ke


layanan internet berkecepatan tinggi dan perangkat yang
terjangkau. Penerapan tempat akses Wi-Fi publik yang berlokasi strategis
di seluruh kota dapat menawarkan layanan internet yang dapat diandalkan
untuk semua penduduk.

g. Peluang Pembangunan Ekonomi Baru :

Investasi di kota pintar memainkan peran yang semakin penting dalam


meningkatkan daya saing kota regional dan global, untuk menarik
penduduk dan bisnis baru. Selain itu, dengan menyediakan platform data
terbuka dengan akses ke informasi kota, perusahaan dapat membuat
keputusan yang tepat melalui analisis data dari teknologi terintegrasi kota
pintar.

h. Perbaikan Infrastruktur :
Jalan, jembatan dan bangunan tua seringkali membutuhkan investasi
besar-besaran untuk dirawat dan diperbaiki selama masa
manfaatnya. Teknologi pintar dapat menyediakan kota dengan laporan
analitik prediktif untuk mengidentifikasi area yang perlu diselesaikan
sebelum terjadi kegagalan infrastruktur.

3. Kelemahan Smart City

Sekalipun ada beberapa dampak positif dari konsep smart city, tetapi ada juga
beberapa hal yang menjadi kekurangan atau kelemahan konsep smart city,
yaitu sebagai berikut :

a. Privasi Yang Sangat Terbatas :

Penggunaan kamera keamanan dan sistem cerdas yang terhubung melalui


semua ruang berbeda membuatnya lebih sulit untuk mempertahankan
anonimitas. Teknologi seperti pengenalan wajah secara drastis mengubah
konsep privasi pribadi.

b. Kontrol Sosial :

Kemampuan untuk melacak dan memusatkan data memberikan kekuatan


besar bagi orang yang menangani informasi. Baik itu lembaga pemerintah
atau swasta, siapa pun yang memiliki akses ke data warga negara dapat
mengontrol, menakut-nakuti, dan mencoba memanipulasi opini publik.

c. Kepercayaan Jaringan Berlebih :

Dengan mengandalkan hampir seluruhnya pada elektronik dan jaringan,


kota kehilangan otonomi dalam pengambilan keputusan dan bisa menjadi
tidak kompeten untuk bereaksi atau bertindak dalam skenario di mana alat
ini tidak tersedia.

Selain itu ada juga beberapa hal yang menjadi tantangan dan kekhawatiran
kota cerdas :

Inisiatif kota cerdas harus mencakup orang-orang yang bertujuan untuk


membantu: penghuninya, pebisnis dan pengunjung. Para pemimpin kota tidak
hanya harus meningkatkan kesadaran akan manfaat dari teknologi Smart City
yang diterapkan, tetapi juga mempromosikan penggunaan data yang terbuka
dan demokratis kepada warganya. Jika orang tahu apa yang mereka ikuti dan
manfaatnya, mereka lebih mungkin terlibat.

Membina kolaborasi antara sektor publik dan swasta dan penduduk kota
adalah kunci untuk menciptakan warga negara yang cerdas yang akan
dilibatkan dan diberdayakan serta memberikan kontribusi positif bagi kota dan
masyarakat. Metode kolaborasi baru dan inovatif dapat meningkatkan
keterlibatan. Proyek Smart City harus mencakup rencana untuk membuat data
transparan dan tersedia bagi warga negara, seringkali melalui portal data
terbuka atau aplikasi seluler. Ini memungkinkan penghuni untuk terlibat
dengan data dan memahami untuk apa data itu digunakan. Melalui aplikasi
Smart City, penduduk juga dapat menyelesaikan tugas pribadi, seperti melihat
konsumsi energi rumah mereka, membayar tagihan, dan menemukan
transportasi umum yang efisien.

Lawan Smart City khawatir bahwa manajer kota tidak akan menjaga privasi
data dan keamanan, takut akan paparan data yang dihasilkan warga setiap hari
dengan risiko peretasan atau penyalahgunaan. Selain itu, keberadaan sensor
dan kamera dapat dianggap sebagai pelanggaran privasi atau pengawasan
pemerintah. Untuk mengatasinya, data Smart City yang dikumpulkan harus
dianonimkan dan bukan informasi pengenal pribadi.

4. Kota-Kota di Luar Negeri yang Menerapkan Konsep Smart City

Adapun contoh beberapa kota di luar negeri yang telah menerapkan


konsep smart city adalah sebagai berikut:

a. Seoul

Seoul menjadi smart city terbaik ke-7 menurut IESCE Cities in Motion
Index. Seoul telah menggabungkan data sinyal LTE dari operator seluler
dan data publik pemerintahan kota untuk menghasilkan Daily Population
Data yang bisa digunakan untuk berbagai bidang misalnya analisis distrik
komersial, kegiatan pemasaran, kesejahteraan, transportasi dan berbagai
kebijakan kota lain.
Di kota Seoul terdapat infrastruktur kabel optik terpanjang yang
menghubungkan antar rumah untuk menopang akses internet tercepat dan
termurah di dunia. Setidaknya, untuk koneksi 10 Mbps, warga hanya
dikenakan sekitar US$20. Fasilitas ini pada akhirnya mendorong Korea
Selatan sebagai negara dengan penetrasi internet terbesar di dunia. Di
bidang transportasi publik, smart city di Seoul memiliki prinsip
menyajikan kemudahan dan kenyamanan secara total kepada para
penggunanya. Di setiap stasiun Subway dipasang fasilitas Digital View.
Seperti halnya alat komunikasi sekelas ponsel, perangkat ini memberikan
keleluasaan bagi para pengguna untuk melakukan panggilan domestik
secara gratis. Melalui paket perangkat Digital View, warga Seoul juga
mendapatkan segenap kemudahan dalam bidang pelayanan publik. Dengan
bentuk layar lebar dan menggunakan operasi sentuhan jari, perangkat ini
menyajikan akses pembayaran umum, pajak, daftar film bioskop, kupon
gratis, informasi cuaca dan aneka fitur lainnya.

Pemerintah metropolitan Seoul juga telah mengambil langkah lebih lanjut


untuk memasang 50.000 sensor pintar IoT yang tertanam di seluruh kota
pada tahun 2020 untuk mengumpulkan data kehidupan kota termasuk
polusi, tingkat kebisingan, lalu lintas, getaran, sinar UV dan lain
sebagainya.

Kota ini juga mulai merencanakan konsep layanan parkir bersama yang
menggunakan sensor IoT untuk memungkinkan waraganya memeriksa
ketersediaan parkir umum.

b. Singapura

Dengan reputasinya sebagai salah satu negara yang terdepan dalam hal
teknologi, tak heran bila negara ini sudah menerapkan konsep smart city.

Singapura mulai meluncurkan program Smart Nation pada tahun 2014


dengan melibatkan pemasangan sensor di sekitar kota untuk mengambil
sejumlah besar informasi tentang apa yang dilakukan warga setiap
hari. Dengan cara ini mereka dapat mengukur seberapa bersih suatu area
hingga seberapa ramai suatu acara.
Singapura juga meluncurkan sistem transportasi bertajuk One
Monitoring yakni portal komprehensif di mana warga dapat mengakses
informasi lalu lintas yang dikumpulkan dari kamera pengintai yang di
pasang di jalan dan taksi menggunakan GPS.

Selain itu ada pula Parking Guidance System yang dikeluarkan Singapura
untuk memberi informasi real time kepada pengemudi tentang
ketersediaan parkir, serta smart bins sebagai bagian dari program
pengelolaan limbah cerdas mereka.

c. Toronto

Kota di Kanada ini juga telah membuat langkah signifikan dalam


mendukung penerapan smart city. Salah satu pencapaian Kanada dalam
penerapan smart city ada pada tata pmerintah dan perencanaan kota yang
kuat.

Contohnya seperti menciptakan smart waterfront development dengan


kerja sama antara agen pemerintah Kanada dengan perusahaan Sidewalk
Labs.

d. New York

Kota ini disebut-sebut sebagai salah satu smart city paling maju di dunia.
Sebagai bagian dari rencana smart city, Departemen Perlindungan Kota
New York menerapkan sistem Automated Meter Reading skala besar
untuk mendapatkan gambaran lebih baik tentang konsumsi air warganya.

Apalagi, kota New York memang sudah mempersiapkan diri menjadi kota
pintar sejak 2009 dengan kerjasama dengan IBM untuk membuka Busines
Analytic Solution Center. Melalui pusat analisis ini, warga setempat bisa
dengan leluasa mengambil langkah-langkah strategis dalam urusan
bisnis.Selain persoalan bisnis, New York juga memberikan jaminan
terhadap keamanan dan kenyamanan penduduknya. Masih atas bantuan
IBM, warga kota terhubung secara otomatis dengan tim pencegah
kebakaran dan kelompok tanggap darurat.
Bahkan, dalam urusan yang lebih spesifik, New York juga membantu
identifikasi klaim asuransi yang dianggap mencurigakan dan disinyalir
akan merugikan warganya.Yorka ini juga menggunakan tempat sampah
pintar bertenaga surya yang dapat memantau tingkat sampah dan
memastikan pengambilan sampah dijadwalkan secara teratur.

e. Helsinki, Finlandia

Bukan Cuma sebagai kota paling bahagia di dunia, Helsinki juga


merupakan destinasi wisata yang paling aman di dunia.

Selain itu, Helsinki juga sudah mengembangkan teknologi untuk


menyelamatkan lingkungan, membuat wisata kuliner yang sustainable, dan
menghadirkan kendaraan self-driving.

Selama bertahun-tahun, Helsinki selalu masuk dalam daftar 10 kota paling


layak huni di dunia.

Saat ini Helsinki tengah mengembangkan strategi kota sampai tahun 2021
untuk mencapai target sebagai “the most functional city in the world”.

Pendidikan, digitalisasi, start up, riset, dan inovasi, merupakan fokus


Pemerintah Finlandia di kota tersebut.

Helsinki tengah berfokus pada pengembangan smart energy system,


penanganan sampah, dan smart mobility program yang terdigitalisasi dan
terkoneksi.

f. Aarhus, Denmark

Kota Aarhus di Denmark malah menjadi kota yang kini dikenal sebagai
ibu kota Eropa di bidang budaya sekaligus smart city. Aarhus merupakan
kota yang cocok bagi para pecinta kuliner karena memiliki banyak pasar
makanan yang bisa dikunjungi. Selain itu, Aarhus juga dilengkapi dengan
perpustakaan futuristik dan aneka hotel bertema kreatif. Rencananya,
Aarhus juga akan menetapkan kota mereka sebagai kota bebas emisi
karbon di tahun 2030 nanti.

g. Tallin, Estonia
Ibu kota salah satu negara pecahan Uni Soviet, Estonia ini merupakan
salah satu kota di dunia yang memiliki teknologi maju. Di kota ini, akses
terhadap internet dianggap sebagai salah satu bagian dari hak asasi
manusia. Contoh penerapan smart city di kota Tallinn, adalah menerapkan
pemilu secara online, dan memiliki kecepatan jaringan internet 5G baik
untuk warga lokal dan turis. Selain canggih, Tallinn juga punya banyak
bangunan futuristik yang berpadu dengan bangunan lawasnya yang makin
menarik untuk dikunjungi.

h. Tokyo, Jepang

Kebanyakan orang jepang menggunakan subway karena tepat waktu dan


harganya murah, Hanya sekitar 150-170¥. Subway tersebut menggunakan
semacam ID Card bernama Pasmo atau Suica untuk pembayaran, Anda
hanya perlu mengisi saldo pada kartu tersebut ditambah pengisian yang
terdapat di seluruh subway, penggunaan nya sangat mudah karena hanya
tinggal Tap saja. Karena saya juga sangat mengerti kebutuhan masyarakat
Tokyo yang sangat mengagungkan waktu daripada apapun. Kartu tersebut
juga dapat digunakan untuk membeli minuman di vending machine,
membeli barang di convenience store ataupun naik bus. Simple, Aman dan
Nyaman ditambah juga ramah untuk wisatawan asing. Karena transportasi
yang aman dan modern serta mudah digunakan masyarakat adalah salah
satu konsep dari Smart City.

Selain menggunakan subway dan bus untuk mengelilingi Tokyo bahkan ke


prefektur sebelah, Konsep Smart City yang ditambahkan oleh pemerintah
Jepang adalah sepeda dan tempat parkirnya? Kenapa? Di Jepang membuat
SIM memang sangat ribet dan biayanya juga mahal, mungkin pemerintah
disana ingin tetap menjaga kadar polusi udara dengan membatasi orang-
orang yang memiliki SIM ataupun orang-orang yang bisa mengendarai
kendaraan. Sepeda pun jadi transportasi yang umum dan banyak
ditemukan disekitar Tokyo. Namun saking banyaknya pengguna sepeda,
Pemerintah disana kebingungan memberikan fasilitas parkir sepeda.
Karena lahan di Tokyo benar-benar sangat mahal dan sempit, Tetapi
mereka tidak kehabisan ide, Jepang membuat tempat parkir sepeda di
bawah tanah! Mereka menggunakan teknologi lift dan robot untuk
mengatasi masalah ini. Anda dapat mengecek liputan videonya dibawah
ini. Namun sepeda anda sebelumnya harus dipasang IC chip terlebih
dahulu untuk memanfaatkan fasilitas tempat parkir ini.

Urban Farm” yaitu sebuah garden (taman) atau saya akan sebut
perkebunan di dalam gedung alias indoor, namun beberapa ada yang
terletak di rooftop gedung itu sendiri. Tanah di Tokyo memang sangat
mahal, padat dan sempit. Memungkinkan mereka tidak bisa berkebun
dengan leluasa di tanah ataupun persawahan. Perkebunan ini setidaknya
memasok beberapa buah maupun sayuran yang bisa dimakan ataupun
hanya sekedar hobi beberapa orang-orang yang menyukai berkebun namun
dengan lahan yang sangat minim. Menurut beberapa sumber perkebunan
ini bisa diatur suhu dan kelembapan dengan lampu-lampu yang
dihubungkan dengan komputer untuk menjaganya. Makanya teknologi
benar-benar sangat dibutuhkan. Iya juga sih karena tanaman ini
membutuhkan memang membutuhkan cahaya matahari untuk
berfotosintesis, Kalau tidak diberikan cahaya sama sekali jadi tidak bisa
tumbuh dengan sempurna.

Kota cerdas tidak akan lengkap dengan pertumbuhan gadget, barang


elektronik dan juga internet. Salah satunya yang saya akan bahas kali ini
adalah WiFi, Internet memang sudah jadi bagian yang penting bagi kaum
metropolitan sekarang. Apalagi Jepang sedang mengadang-gadang WiFi
gratis di seluruh pelosok Jepang, Namun anehnya negara tetangga Jepang
yaitu Korea selatan bahkan lebih memiliki banyak titik WiFi gratis,
Bahkan Singapura yang notabene negara tetangga kita disebutsebut
memiliki akses WiFi gratis yang lebih banyak.

5. Kesiapan Kota-Kota di Indonesia menerapkan Konsep Smart City


(Bandung dan Surabaya)
Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat. Bandung memiliki luas
wilayah 16.731 hektare, yang secara administratif terbagi atas 30 kecamatan,
151 kelurahan, 1.561 RW, dan 9.691 RT. Kecamatan terluas adalah
Kecamatan Gedebage, dengan luas 958 hektare dan kecamatan terkecil adalah
wilayah Kecamatan Astana Anyar dengan luas 89 hektare. Sedangkan jika
melihat data demografis, jumlah penduduk kota bandung 2012 tercatat
2.655.160 jiwa, terdiri dari 1.358.623 laki-laki, dan 1.296.537 perempuan dan
tercatat memiliki lebih dari 5000 komunitas (Bappeko Bandung, 2014). Pada
2016, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bandung sebesar Rp
6,3 triliun yakni dengan rincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 2,7
triliun, Dana Perimbangan sebesar Rp 2,8 triliun. Pendapatan Daerah yang sah
sebesar Rp 801 miliar (PPID, 2016).Kota Surabaya juga merupakan ibu kota
Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kota Surabaya Matra Pembaruan 1 (1)
(2017): 1-94adalah 52.087 hektare, dengan luas daratan 33.048 hektare atau
63,4 persen dan selebihnya sekitar 19.039 hektare atau 36,55 persen
merupakan wilayah laut yang dikelola pemerintah Kota Surabaya. Jumlah
penduduk Kota Surabaya hingga Desember 2015 adalah sejumlah 2.939.421
jiwa. Pada 2016, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya
sebesar Rp 6,9 triliun yakni dengan rincian PAD sejumlah Rp 3,8 triliun Dana
Perimbangan sejumlah 1,7 triliun, dan pendapatan daerah yang sah sejumlah
Rp 1,4 triliun (Perda No 5 Tahun 2015 Surabaya, 2015).

a. Kesiapan Bandung menjadi Kota Cerdas

Konsep kota cerdas Bandung dinamai dengan “Bandung Smart City 1.0”
(Dokumen Bappeko Bandung, 2016). Setidaknya ada empat hal kerangka
dasar sebelum membangun kota cerdas Bandung yang diinisiasi oleh
Ridwan Kamil. Keempat elemen tersebut meliputi Pelayanan Publik,
Perbaikan Kinerja Aparatur, Membangun Interaksi Warga dengan
Pemerintah Daerah, serta Keterbukaan Akses Data. Keempat hal tersebut
menjadi pilar bagi pembangunan kota cerdas di Bandung. Sedangkan
untuk mendukung terwujudnya kota cerdas, Ridwan Kamil melakukan
pendekatan berbasis komunitas dan gotong royong kepada
stakeholder.Banyak pihak yang diajak berkolaborasi untuk mewujudkan
Bandung Smart City mulai dari komunitas, universitas, swasta, hingga
negara-negara asing untuk menjadi sister city (kota yang diajak untuk
menjalin kerja sama secara intensif di berbagai sektor) (informan dari
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Telematika Dinas Informasi dan
Komunikasi Kota Bandung).

Untuk mengawal implementasi kota cerdas, kota Bandung juga


membentuk Dewan Pengembangan Bandung Kota Cerdas atau biasa
disebut dengan Dewan Smart City. Dewan tersebut terdiri dari berbagai
elemen yang ada di masyarakat kota Bandung maupun pemerintah Kota
Bandung. Beberapa nama yang terlibat adalah Ilham Habibie yang juga
Ketua Pelaksana Dewan TIK Nasional, Prof. Dr. Ir. Suhono H. Supangkat
dari Smart City Initiatives Indonesia, Budi Rahardjo dosen ITB yang juga
aktif di komunitas Startup Lokal, hingga perwakilan dari komunitas startup
di Bandung Yohan Totting dari Forum Web Anak Bandung (FOWAB).
Selain itu dilakukan pula beberapa progam seperti perbaikan fasilitas
internet bagi seluruh kantor dinas, perapihan kabel-kabel di kota Bandung.
Selain itu, ada juga program populis yang bertujuan untuk mendapatkan
dukungan dan partisipasi dari masyarakat seperti update harga pasar,
pengawasan secara real time proyek-proyek pembangunan yang ada di
kota, serta pengawasan titik-titik kemacetan yang langsung terhubung
dengan Command Center. Walikota Bandung baru-baru ini juga bekerja
sama dengan X-Igent dan meluncurkan aplikasi mobile Panic Button untuk
memberikan rasa aman bagi masyarakat di kota ini.

Di bawah kepemimpinan Walikota Ridwan Kamil, kota Bandung terlihat


sangat serius membawa jargon smart city. Berbagai proyek pengadaan dan
pengembangan teknologi informasi sesungguhnya sudah dilakukan dari
era pemerintahan sebelumnya. Dengan membawa jargon Bandung Smart
City, sepertinya Ridwan Kamil tengah mencoba meningkatkan kesadaran
serta dukungan dari berbagai pihak terkait pentingnya smart city. Dalam
mewujudkan kota cerdas, Bandung memiliki teknologi Bandung
Command Center (BCC) yang menjadi pusat kendali teknologi informasi.
BCC mengendalikan kamera pengintai (CCTV), pemantau GPS, dan
ratusan aplikasi berbasis pelayanan sipil. Lewat BCC, Ridwan ingin warga
dapat dilayani dan ditolong dengan cepat, efektif dan efesien (Kepala
Bidang Teknologi Informasi dan Telematika Dinas Informasi dan
Komunikasi Kota Bandung).
Pelayanan publik yang optimal tentu harus ditopang dengan dukungan
regulasi yang kuat. Agar program dan kegiatan di pemerintahan daerah
dapat berjalan dengan baik. Namun, faktanya selama ini beluma da payung
hukum yang jelas terkait smart city. Sebagai contoh, di Bandung, hanya e-
government yang baru memiliki payung hukum. Payung Hukum
dimaksudkan untuk menjaga transparansi. Tanpa payung hukum
penyelenggaraan smart city akan terganggu. Pada Oktober 2016, DPRD
Provinsi Jawa Barat telah membahas perihal tersebut kepada Kementerian
Dalam Negeri, dalam hal ini Direktur Jenderal Pembangunan Daerah
(Bangda) untuk segera diantisipasi. Regulasi kota cerdas ini sangatlah
mendesak, pasalnya dasar pembangunan kota cerdas akan selalu
dipertanyakan. Seperti pedoman pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan kota cerdas, sumber teknologi, dan aspek-aspek yang
harus dikoneksikan.

Oleh karena itu, masalah hukum di kemudian hari harus segera


diantisipasi. Mengingat, perkembangan yang ada harus sejalan dengan
kemajuan teknologi. Sudah seharusnya pula kota cerdas dapat diadopsi
oleh seluruh daerah di Indonesia, sebagai upaya melayani kebutuhan dasar
penduduk kota secara berkesinambungan. Diharapkan, pada masa
mendatang, dengan hadirnya regulasi kota cerdas, dapat mengatur
bagaimana pemerintah kota melayani masyarakat. Peraturan kota cerdas
dapat menghubungkan pemerintah kota dengan masyarakatnya. Karena
selama ini, baru pelayanan dasar pemerintah saja yang dihadirkan.

b. Kesiapan Surabaya menjadi Kota Cerdas

Menurut Kepala Bidang Teknologi dan Informatika Diskominfo Surabaya,


(2016) konsep kota cerdas Surabaya mengusung tema e-Government. E-
Government ini mengklusterkan dua hal besar, yakni Pengelolaan
Pembangunan Daerah yang terdiri dari perencanaan kota misalnya e-
budgeting, e-project, e-procurement, e-delivery, e-controlling, dan e-
performance. E-governmentmerupakan sistem untuk mengukur kinerja
pegawai, rekrutmen CPNS, Kenaikan Pangkat, Gaji Berkala, Pensiun, dan
Mutasi.
Lebih lanjut dijelaskan dengan membangun kota cerdas, prosesnya kini
menjadi mudah, cepat dan dapat dipantau. Jika dulu data di perencanaan
menggunakan hard copy (buku), saat ini dilakukan dengan e-budgeting.
Sebagai contoh ketika ada keperluan untuk biaya pengawasan teknis dalam
sistem perencanaan dinas, satu paket membutuhkan tujuh orang, maka
keluarlah angkanya. Di aplikasi tersebut telah terdapat standar uang
lembur per jamnya, termasuk trasport perjalananya, serta antara unit satu
dengan yang lain harganya sama. Demikian juga biaya perjalanan dinas,
standar sudah ditentukan untuk masing-masing plafon dan ketetapan pagu
anggaran. Selanjutnya, setelah dinas memasukkannya ke e-budgeting,
kemudian dikoreksi. Jika alokasinya melebihi pagu yang ditetapkan,
mereka tidak akan bisa menggunakan alokasi biaya belanja. Ada juga e-
project planninguntuk mengetahui kapan sebuah proyek harus dilelang.
Sistem ini untuk memastikan apakah proyek ada yang dikerjakan
swakelola, proyek juga bisa dipetahui waktu penyelesaiannya. Setelah
siap, Walikota kemudian melakukan kontrak kinerja dengan Kepala Dinas
yang dikontrol setiap bulan melalui e-controling.

Selain itu, ada pula e-procurement. Sistem lelang otomatis untuk proyek
lebih dari Rp 100 juta, di sini bisa dilihat waktu ketika awal dan akhir
masa lelang. dalam sistem ini, jika ada kontraktor yang tidak sesuai
dengan kenyataan, maka akan di-blak list dan terdaftar, sehingga mereka
tidak bisa dipakai di daerah lain. Fasilitas lain yang disediakan adalah e-
controling. Program ini dimaksudkan untuk mengetahui progress fisik
masing-masing kegiatan setiap bulan, apakah sesuai dengan perencanaan
yang dilakukan atau tidak. Setiap bulan evaluasi juga dilakuakn kepada
para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Melalui e-performance kinerja PNS bisa
dibandingkan antara planning dan realisasi ketika akhir tahun. Pemberian
insentif, tunjangan pegawai pemerintah (TPP), dan uang kinerja bagi PNS
disesuaikan dengan kinerja yang mereka isi setiap hari. Dengan seperti ini,
setiap pegawai memiliki beban masing-masing. Kinerja antara satu dinas
juga bisa dibandingkan dengan lainnya.

E-Government juga membuat sistem untuk layanan masyarakat. Fasilitas


ini terdiri dari pelayanan perizinan seperti Surabaya Single Window
(SSW), e-Pendidikan, e-Health, serta berbagai layanan lain untuk
bekomunikasi dengan warga surabaya seperti Layanan Informasi
Pemerintah Kota Surabaya (LIPS), Pengaduan Masyarakat, e-Sapawarga,
dan e-Toko. E-health sendiri dimaksudkan untuk mengetahui medical
record pasien diseluruh Puskesmas Surabaya. Data seluruh pasien bisa
diakses melalui internet, sehingga pasien yang datang ke puskesmas tidak
perlu membawa surat atau data-data rekam medik manual. Cukup
menempelkan jarinya, maka seluruh datanya sudah muncul di monitor.
Selain itu, hadir juga e-toko, program ini ditujukan untuk membantu warga
memasarkan produknya.

Upaya Pemerintah Kota Surabaya membangun sebuah kota cerdas


akhirnya berbuah manis. Pada 2011, Kota Surabaya di anugrahi predikat
kota cerdas yang diperoleh pada ajang Smart City Award 2011. Smart City
Awards merupakan penghargaan yang diberikan kepada kota yang sukses
membangun sistem teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi
sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penghargaan
yang diberikan itu memiliki empat kategori, yaitu Smart Governance,
Smart Economy, Smart Living, dan Smart Environment. Smart
Governance yang dinilai berdasarkan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan, layanan publik, serta transparansi pemerintah.
Dari empat kategori yang dipertandingkan, Surabaya memenangkan tiga
kriteria, yaitu dalam Smart Governance, Smart Living, dan Smart
Environment, mengalahkan 60 kota/kabupaten lain dari seluruh Indonesia
(Warta Ekonomi, 2011). Pada 2015, Surabaya menerima penghargaan
sebagai Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI), dengan nilai tertinggi untuk
kota dengan penduduk lebih besar dari 1 juta jiwa.

Surabaya juga membangun Surabaya Single Window (SSW) sebagai


inovasi layanan perizinan. SSW di Surabaya merupakan layanan perizinan
satu pintu untuk mengurus sekira 24 surat perizinan, mulai dari izin
membuat perusahaan, izin reklame, sampai izin mendirikan bangunana
(IMB). Rentang waktu penyelesaian izinnya pun dibuat cepat dan
transparan antara 14 hingga 30 hari. Selain untuk memangkas sistem
birokrasi yang rumit, sistem perizinan ini juga meminimalkan
kemungkinan adanya pungutan liar.

Dalam meningkatkan pelayanan publik, Pemkot Surabaya meninggalkan


cara konvensional dan mulai beralih ke inovasi teknologi informasi
komunikasi (TIK). Puncaknya Surabaya Single Window (SSW), diakui
sebagai inovasi pelayanan publik terbaik kategori Future City versi
FutureGov2014. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan
internasional dan diserahkan oleh Joshua Chamber dari FutureGov Asia-
Pasifik di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia. Surabaya pun
melahirkan banyak inovasi pelayanan publik lainya seperti hadirya e-kiosk
(Kios Pelayanan Publik), e-health (layanan kesehatan), dan e-lampid (Akte
kelahiran, kematian, kepindahan, kedatangan). Tidak ayal, jika kota ini
menjadi salah satu pionir dalam pembangunan digitalisasi daerah melalui
proses bisnis yang lebih efisien dan efektif. Surabaya juga tidak hanya
menjadi lebih hijau dengan kehadiran taman-taman di penjuru kota. Tetapi
juga menyajikan kemudahan pelayanan publik untuk masyarakat Surabaya
melui smart city.

D. Kesimpulan

Smart City adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang
berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan
memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan
kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Smart
City cenderung mengintegrasikan informasi di dalam kehidupan masyarakat kota.
Adapun 6 indikator dalam mewujudakan konsep smart city yaitu, Smart Economy
(Ekonomi Cerdas), Smart Mobility (Mobilitas Cerdas), Smart Environment
(Lingkungan Cerdas), Smart People (Masyarakat Cerdas), Smart Living (Hidup
Cerdas atau Kualitas Hidup), dan Smart Governance (Pemerintahan yang Cerdas).
Dalam penerapan konsep smart city ada beberapa dampak yang posif yaitu, Membuat
Keputusan Yang Lebih Efektif Dan Berbasis Data, Layanan Transportasi Yang Lebih
Baik, Komunitas Yang Lebih Aman, Pelayanan Publik Yang Efisien, Pengurangan
Jejak Lingkungan, Peningkatan Ekuitas Digital, Peluang Pembangunan Ekonomi
Baru, dan Perbaikan Infrastruktur. Namun, selain dampak positif konsep kota baru
juga memiliki kelemahan atau kekurangan yaitu, Privasi Yang Sangat Terbatas,
Kontrol Sosial, dan juga Kepercayaan Jaringan Berlebih. Ada beberap kota-kota di
dunia yang sudah menerapkan konsep smart city ini, diantaranya Seoul, Singapura,
New York, Tokyo dll. Di Indonesia sendiri kota Bandung dan Surabaya diharapkan
siap untuk menerapkan konsep smart city.

Daftar Pustaka :

1. Abdurrozzaq Hasibuan, Oris Krianto Sulaiman. 2019. SMART CITY, KONSEP


KOTA CERDAS SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA, DI KOTA-KOTA BESAR PROVINSI
SUMATERA UTARA. Jurnal Buletin Utama Teknik. 14 (2) : 127-131

2. Maharani Imran, Iwan Armawan. 2019. OPTIMALISASI SMART CITYSEBAGAI


MEDIA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DI INDONESIA. Jurnal Komunikasi
Pembangunan. 17 (1) : 82-83

3. Annisah. 2017. USULAN PERENCANAAN SMART CITY : SMART


GOVERNANCEPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO. Jurnal
Masyarakat Telematika dan Informasi. 8 (1) : 59-80

4. Diakses pada tanggal : 6 April 2021, Pukul 19:22 WITA. Tersedia pada :
https://www.ekrut.com/media/smart-city-adalah

5. Diakses pada tanggal : 6 April 2021, Pukul 19:33 WITA. Tersedia pada :
https://www.cekaja.com/info/mengintip-5-smart-city-dunia-mana-yang-bisa-ditiru-
ibu-kota-baru

6. Diakses pada tanggal : 6 April 2021, Pukul 21:40 WITA. Tersedia pada : https://mei-
karta.com/blog/kelebihan-dan-kekurangan-smart-city/

7. Diakses pada tanggal : 6 April 2021, Pukul 21:41 WITA. Tersedia pada :
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35755/f.%20Bab%202.pdf?s
equence=6&isAllowed=y
8. Caragliu, A. & Del Bo, C. & Nijkamp, P. 2009. Smart cities in Europe. Serie
Research Memoranda 0048, VU University Amsterdam.

9. Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Smart City Beserta Cloud Computing dan
Teknologi-teknologi Pendukung Lainnya. Bandung: Informatika.

10. Cohen, Boyd. 2013. What exactly a smartcity?. www.boydcohen.com.

11. Muliarto, H. 2015. Konsep Smart City Smart Mobility. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.

12. Hao, L., Yan, Z. dan ChunLi, Y. 2012. The application and implementation research
of smart city. China: System Science and Engineering (ICSSE).

13. Holmes. 2010. The Smart City, an Introduction. U.K: House London.

14. Adi Suhendra. 2017. Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Kota Cerdas
di Bandung dan Surabaya. Matra Pembaruan. 1 (1) : 1-9

Anda mungkin juga menyukai