Anda di halaman 1dari 164

PRODUK

PEKERTI-AA
Program Peningkatan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional dan Applied Approach
(PEKERTI - AA)

Analisis Instruksional, Peta kopetensi dan Peta Konsep, Profil Lulusan, SK,
KD, LO, Rekonstruksi Mata Kuliah, RPS, SAP, Kontrak Perkuliahan, Bahan
Ajar, Media Pembelajaran, Rancangan Tugas dan Praktikum, Kisi-Kisi Tes,
Kunci Jawaban, Tes Hasil Belajar, Platform LMS, Video Pembelajaran

Nama : ZENI ABDI, SP.,M.MA

NIDN : 1317098302

Instansi : Universitas Gunung Leuser

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pertanian

Unit Layanan PEKERTI-AA


Universitas Negeri Medan
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Pelatihan Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional– Applied Approach

(PEKERTI-AA)

Oleh

Nama : ZENI ABDI, SP.,M.MA


NIDN : 1317098302
Instansi : Universitas Gunung Leuser

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pertanian

Pembimbing,

Kutacane, Januari 2022


Peserta PEKERTI – AA

Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd


NIP. 196311271987031001

ZENI ABDI, SP.,M.MA


NIDN. 1317098302

Rektor UGL, Mengetahui, Koordinator,

PEKERTI-AA UNIMED

Dr. Indra Utama, M.Pd Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd


NIP. 197411222000031004 NIP. 196311271987031001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya tugas akhir pada
“Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional dan Applied
Approach (PEKERTI - AA) yang diadakan oleh Universitas Negeri Medan (UNIMED)
bekerjasama dengan Universitas Gunung Leuser Aceh berupa produk PEKERTI – AA.
Produk PEKERTI – AA ini merupakan tugas terstruktur yang memuat analisis
instruksional dan peta konsep, profil lulusan, SK, KD, LO, rekonstruksi mata kuliah, RPS,
SAP, kontrak perkuliahan, bahan ajar, media pembelajaran, rancangan tugas dan
praktikum, kisi-kisi tes, kunci jawaban, tes hasil belajar, platform, video pembelajaran.
Banyak ilmu dan pelajaran yang didapatkan dari pelatihan ini terutama dalam
mempersiapkan model pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Gunung Leuser, Universitas
Negeri Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pelatihan
PEKERTI - AA. Pelatihan ini sangat bermanfaat serta dapat meningkatkan kualitas dan
efektifitas serta profesionalitas dalam proses belajar-mengajar. Penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Medan serta koordinator PEKERTI-AA
dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional Universitas Negeri
Medan sekaligus selaku pembimbing yaitu Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd yang telah
membimbing penulis sehingga produk PEKERTI- AA ini bisa diselesaikan. Penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini, oleh
karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan.

Kutacane, Januari 2022


Penulis,

ZENI ABDI, SP.,M.MA


NIDN. 1317098302

ii
DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN PETA KONSEP..........................................................1
PETA KONSEP MATA KULIAH PRILAKU ORGANISASI...............................................5
PETA KOMPETENSI MATA KULIAH PRILAKU ORGANISASI.....................................6
PROFIL LULUSAN, STANDAR KOMPETENSI DASAR,
CAPAIAN PEMBELAJARAN ...............................................................................................7
REKONSTRUKSI MATA KULIAH.....................................................................................18
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) SILABUS..............................................21
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP).........................................................................41
KONTRAK PERKULIAHAN...............................................................................................75
BAHAN AJAR ......................................................................................................................82
Materi 1. Studi Organisas .............................................................................................82
Materi 2. Struktur Organisasi .......................................................................................85
Materi 3. Budaya Organisasi ........................................................................................91
Materi 4. Prilaku Individual ........................................................................................102
Materi 5. Motivasi ......................................................................................................105
Materi 6. Evaluasi Kinerja Dan Kompensasi .............................................................108
Materi 7. Stres Dan Perubahan ...................................................................................110
Materi 8. Prilaku Kelompok Dalam Organisasi .........................................................118
Materi 9. Proses Perundingan .....................................................................................126
Materi 10. Kekuasaan dan Politik ...............................................................................128
Materi 11. Komunikasi ...............................................................................................131
Materi 12. Pengambilan Keputusan ............................................................................136
Materi 13. Tim Kerja ..................................................................................................142
Materi 14. Kepemimpinan ..........................................................................................149
RANCANGAN TUGAS DAN DISKUSI KELOMPOK ....................................................154
KISI-KISI TES, TES HASIL BELAJAR, DAN KUNCI JAWABAN ...............................156
Tes Hasil Belajar (Ujian Tengah Semester) ........................................................................158
iii
Kunci Jawaban (Ujian Tengah Semester) ...............................................................................159
Video Pembelajaran ................................................................................................................161

iv
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN PETA KONSEP

A. Struktur Kompetensi

Profil lulusan: Lulusan Program Studi Agroteknologi S1 Universitas Gunung Leuser,


Kabupaten Aceh Tenggara mampu menguraikan konsep ilmu ekonomi pertanian, Mampu
mengaplikasikan keahlian di bidang ekonomi pertanian dalam menyelesaikan permasalahan
pengelolaan sumberdaya dan lingkungan, Mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi
dalam menyelesaikan permasalahan sumberdaya dan lingkungan yang dinamis sesuai dengan
KKNI level 6, yaitu:
1. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan.
2. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan.
3. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa
(termasuk IPK dan yudisium lulusan).
4. Kepuasan lulusan.

Dengan adanya profil lulusan diatas, maka standar kompetensi yang diharapkan dari lulusan
Agroteknologi (dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan) sebagai berikut:

Dimensi Kode Rumusan Capaian Pembelajaran


Sikap S1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius;
S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan
tugas berdasarkan agama,
moral, dan etika;
S3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila;
S4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta
tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
tanggungjawab pada negara dan bangsa;
S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama,
dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal
orang lain;
S6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara;
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;

S9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di


bidang keahliannya secara mandiri; dan
S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan.

5
S11 Menginternalisasi nilai-nilai keislaman kedalam etika
profesi Memiliki karakter yang kuat (mandiri, jujur dan
disiplin) dalam menepati komitmen dan tanggung jawab
dalam meningkatkan mutu pembelajaran
S12 Memiliki rasa ingin tahu yang kuat (Intelectual Curiosity)
dan jiwa kewirausahaan (Interpreneur) dibidang
Agroteknologi
Dimensi Kode Rumusan Capaian Pembelajaran
Keterampilan Umum KU1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,
(KU) dan inovatif dalam konteks pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang
sesuai dengan bidang keahliannya;
KU2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan
terukur;
KU3 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai
dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan
etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan,
desain atau kritik seni;
KU4 Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut
di atas dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan
mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
KU5 Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan
hasil analisis informasi dan data;
KU6 Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja
dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam
maupun di luar lembaganya;
KU7 Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja
kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi
terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
KU8 Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap
kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya,
dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dan
KU9 Mampu mendokumentasikan, menyimpan,
mengamankan, dan menemukan kembali data untuk
menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
KU10 Mampu mengembangkan teknologi budidaya tanaman
sesuai ekosistem setempat dan berbasis akhlakul-
kharimah.
Keterampilan Khusus KK1 Mampu menerapkan ilmu agronomi, pemuliaan tanaman,
(KK) perlindungan tanaman, ilmu tanah, dan sosial ekonomi
pertanian serta prinsip rekayasa produksi tanaman yang
berorientasi efektivitas, efisiensi, kualitas, dan
keberlanjutan sumber daya sesuai dengan praktik
pertanian yang baik (Good Agricultural Practices);

6
KK2 Mampu mengidentifikasi, merumuskan, dan memecahkan
masalah dalam teknologi produksi tanaman dalam sistem
pertanian berkelanjutan berdasarkan analisis informasi
dan data;
KK3 Mampu merencanakan, merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi produksi tanaman dengan teknologi terkini
dan ramah lingkungan yang efektif dengan
memperhatikan keamanan, kesehatan, dan keselamatan
kerja;
KK4 Mampu melakukan usaha produksi tanaman
berkelanjutan dengan teknologi terkini secara kreatif dan
inovatif;
KK5 Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam perencanaan, perancangn, pelaksanaan, dan
evaluasi produksi tanaman, dan
KK6 Mampu mengembangkan teknologi budidaya dan
teknologi pengelolaan pasca panen secara baik dan halal.
Pengetahuan (P) P1 Pengembangan ilmu pengetahuan agroteknologi berbasis
nilai-nilai ke-Islaman.
P2 Konsep teoritis tentang ilmu dan teknologi tanaman, ilmu
dan teknologi media tanam, ilmu dan teknologi
lingkungan, dan teknologi produksi tanaman
bekelanjutan;
P3 Konsep teoritis secara umum dan prinsip – prinsip
pengelolaan organisme pengganggu tanaman terpadu,
ilmu pemuliaan tanaman, dan pengelolaan sumber daya
lahan dan hayati;
P4 Prinsip-prinsip kepemimpinan, teknologi informasi dan
komunikasi, serta manajemen sumberdaya manusia;
P5 Metodologi penelitian meliputi perancangan percobaan,
metode survei, dan metode statistika dalam analisis
data;dan

7
B. Peta Konsep Mata Kuliah Perilaku Organisasi

8
Gambar 1.Peta Konsep Mata Kuliah Perilaku Organisasi

9
C. Peta Kompetensi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian

10
PROFIL LULUSAN, STANDAR KOMPETENSI DASAR,
CAPAIAN PEMBELAJARAN

A. Profil Lulusan

No Profil Utama Lulusan Deskripsi


1 Pelaku kegiatan bidang Agroteknologi Lulusan mampu : (i) merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan usaha
pertanian secara mandiri, (ii) mampu
mengembangkan secara mandiri maupun bekerja
bersama dengan fihak lain untuk menghasilkan
barang maupun jasa konsultasi dibidang
Agroteknologi
2 Pelaku usaha/pengusaha bidang Lulusan mampu: (i) merencanakan, melaksanakan dan
Agroteknologi mengevaluasi kegiatan usaha pertanian secara
mandiri, (ii) mampu mengembangkan secara mandiri
maupun bekerja bersama dengan fihak lain untuk
menghasilkan barang maupun jasa konsultasi dibidang
Agroteknologi
3 Konsultan bidang Agroteknlogi Lulusan mampu:berkomunikasi sosail dengan mitra
baik individu, kelompok, dan lembaga serta
memberikan pendampingan bagi pengembangan dan
pembangunan bidang Agroteknologi kepada pihak
mitra.

11
B. Standar Kompetensi

Terdapat 14 jenis Standar Kompetensi dalam mata kuliah Prilaku Organisasi, diantaranya;

1. Memahami prilaku manajer, masyarakat dan manusia secara lebih baik sehingga dapat
dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan dan posisi kompetitif yang lebih
baik melalui penerapan manajemen yang lebih baik.
2. Memahami struktur organisasi, enam unsur kunci yang menetapkan struktur organisasi,
memahami model desain organisasi, pilihan desain organisasi, struktur-struktur
organisasi yang berbeda dan peran struktur dalam pengambilan keputusan.
3. Menganalisis sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, pelaporan dan komunikasi
yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dengan kelompok.
4. Memahami sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi,
menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri, cara-cara berpikir, berperasaan
dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada
pada bagian-bagian organisasi.
5. Menganalisis awal pembentukan budaya, karakteristik umum pembentukan budaya
organisasi, budaya organisasi yang dominan, efek fungsional budaya organisasi dan
mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.
6. Memahami dan mampu mempengaruhi tingkah laku orang lain, dan dapat menjadi
Motivator dalam suatu organisasi, masyarakat.
7. Memahami dan mampu menilai, mengevaluasi kinerja serta prestasi kerja karyawan
dalam organisasi
8. Memahami tentang pengelolaan stres didalam organisasi sehingga dapat meningkatkan
kinerja organisasi secara keseluruhan.
9. Memahami pandangan tentang konflik tradisional, pandangan hubungan manusia,
pandangan interaksional dan konflik fungsional Vs Disfungsional.
10. Memahami menggunakan pengaruh pada orang lain dengan tujuan mengubah sikap atau
tingkahlaku individual atau kelompok dalam organisasi.
11. Memahami dan menjalankan proses perencanaan dalam pengorganisasian dengan baik,
sebagai penggerak organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
12. Memahami proses memilih pilihan yang lebih disukai dan menentukan tindakan dari
antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan dalam organisasi.
13. Membuat tim kerja yang baik dalam Organisasi formal dan informal serta mencapai
tujuan dari organisasi tersebut.
14. Memahami bagaimana cara memimpin idividual atau kelompok dengan baik dan dapat
mempengaruhi oranglain dalam hal bekerja dimana tujuannya adalah untuk mencapai
target yang telah ditentukan dalam organisasi.

12
C. Kompetensi Dasar

Terdapat 14 kompetensi Dasar pada mata kuliah Prilaku Organisasi, diantaranya


1. Mahasiswa dapat menganalisis prilaku manajer, masyarakat dan manusia secara lebih baik
sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan dan posisi kompetitif.
2. Mahasiswa mampu menganalisis prilaku organisasi, peran organisasi dalam masyarakat dan
prilaku dalam organisasi.
3. Mahasiswa mampu membuat struktur organisasi dan enam unsur kunci yang menetapkan
struktur organisasi.
4. Mahasiswa mampu mengimplementasikan model desain organisasi, pilihan desain
organisasi, struktur-struktur organisasi yang berbeda dan peran struktur dalam pengambilan
keputusan.
5. Mahasiswa mampu mengimplementasikan sistem yang dipercayai dan nilai yang
dikembangkan oleh organisasi, menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri, cara-
cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam
organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
6. Mahasiswa mampu menganalisis awal pembentukan budaya, karakteristik umum
pembentukan budaya organisasi, budaya organisasi yang dominan, efek fungsional budaya
organisasi dan mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.
7. Mahasiswa dapat mempengaruhi tingkah laku orang lain.
8. Mahasiswa mampu Menganalisis teori Motivasi dan super Motivation.
9. Mahasiswa dapat menjadi Motivator dalam suatu organisasi dan masyarakat.
10. Mahasiswa dapat menilai, mengevaluasi kinerja serta prestasi kerja karyawan dalam
organisasi.
11. Mahasiswa dapat mengimplementasikan tentang pengelolaan stres didalam organisasi
sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
12. Mahasiswa mampu mengevaluasi stres dalam prilaku organisasi, potensi sumber stres.
13. Mahasiswa mampu menganalisis perbedaan individu dalam menghadapi stres, konsekuensi
dari stres, perubahan terencana, penolakkan terhadap perubahan, mengatasi penolakkan
terhadap perubahan politik, perubahan pendekatan untuk pengelolaan perubahan organisasi,
isu-isu kontemporer perubahan bagi manajer dan keterikatan pada budayanya.
14. Mahasiswa menganalisis pengertian konflik, tarnsisi dalam pikiran konflik, konflik fungsional
dan disfungsional, proses konflik, menciptakan konflik fungsional, perundingan, startegi tawar
menawar, proses perundingan dan persoalan dalam perundingan.
15. Mahasiswa mengevaluasi tentang konflik tradisional, pandangan hubungan manusia,
pandangan interaksional dan konflik fungsional Vs Disfungsional.
16. Mahasiswa dapat mengimplementasikan pengaruh pada orang lain dengan tujuan mengubah
sikap atau tingkahlaku individual atau kelompok dalam organisasi.
17. Mahasiswa mengimplementasikan proses perencanaan dalam pengorganisasian dengan baik,
sebagai penggerak organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
18. Mahasiswa mampu mengevaluasi proses memilih pilihan yang lebih disukai dan menentukan
tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan dalam
organisasi.
19. Mahasiswa mampu membentuk tim kerja yang baik dalam Organisasi formal dan informal
serta mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
20. Mahasiswa mampu mengevaluasi tim menjadi populer dalam organisasi, pengertian tim
13
kerja dan perbedaannya dengan kelompok, tipe-tipe tim kerja dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan baik oleh tim, membentuk model yang efektif,
mengubah individu menjadi pemain tim, dan isu kontemporer dalam mengelola tim.
21. Mahasiswa mampu menganalisis model kepemimpinan, pendekatan sifat, pendekatan
prilaku, kepemimpinan karismatik, dan kepemimpinan transformasional dan transaksional.
22. Mahasiswa dapat mengimplementasikan bagaimana cara memimpin idividual atau kelompok
dengan baik.
23. Mahasiswa mampu mengevaluasi bagaimana mempengaruhi oranglain dalam hal bekerja
dimana tujuannya adalah untuk mencapai target yang telah ditentukan dalam organisasi.

14
D. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)

Lulusan Prodi S1 Manajemen memiliki capaian pembelajaran sebagai berikut:

1. Sikap dan Tata Nilai


a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious.

b) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,


moral dan etika.
c) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.
d) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.
e) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain.
f) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan.
g) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

h) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

i) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara


mandiri.
j) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

k) Menginternalisasi prinsip-prinsip etika bisnis dan profesi akuntan.

2. Keterampilan Umum
a) Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau,implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahlianya
b) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.

15
c) Mampu mengkaji implikasi pengembangan dan implikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniorasesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah,tata cara dan etika ilmiah dalam rangka
menghasilkan solusi, gagasan,design atau kritik seni.
d) Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk
skripsi atau laporan akhir dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.
e) Mampu mangambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di
bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis informasi dan data.
f) Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,
kolega, sejawat baik didalam maupun diluar lembaganya.
g) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja yang berada dibawah
tanggung jawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.
h) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja dan melakukan
supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada dibawah tanggung jawabnya.
i) Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan menemukan kembali
data untuk menjamin kesahihan dan plagiasi.
j) Mampu mengkombinasikan kompetensi teknikal dan keahlian professional untuk
menyelesaikan penugasan kerja.
k) Mampu mempresentasikan informasi dan mengemukakan ide dengan jelas, baik
secara lisan maupun tertulis, kepada pemangku kepentingan.
3. Keterampilan Khusus
a) Mahasiswa diharapkan memperoleh wawasan baru serta mampu menjelaskan
tentang konsep dasar, kerangka pemikiran perilaku organisasi dan penerapannya di
dalam organisasi baik pemerintah maupun swasta pada Era Revolusi Industri 4.0.
b) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud pengertian struktur organisasi,
mendefenisikan enam unsure kunci yang menetapkan struktur
organisasi,menjelaskan desain baru, menjelaskan mengapa struktur – struktur itu
berbeda dan mendiskusikan peran struktur organisasi dalam pengambilan
keputusan.
c) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Budaya Organisasi,
mendiskrisikan pelembagaan dan hubungannya dengan budaya organisasi,
menetapkan karakteristik – karakteristik umum yang membentuk budaya
organisasi,membandingkan budaya dominan,mendefenisikan efek fungsional dari
16
budaya organisasi pada orang lain organisasi dan menjelaskan bagaimana cara
mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.
d) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Perilaku individual,
karakteristik biografis dalam sebuah organisasi dan berdiskusi tentang pencapaian
tujuan yang ingin dicapai sebuah organisasi tersebut.
e) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan motivasi dan peran
motivasi dalam manajemen, mendiskusikan teori motivasi dan pentingnya
supermotivation.
f) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan sasaran utama evaluasi
kinerja, system kompensasi berdasarkan kinerja,mengidentifikasi keuntungan dan
kerugian evaluasi diri sendiri dan evaluasi atasan, memahami dan membedakan
sistemkompensasi individual dan kelompok.
g) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang stres dalam perilaku organisasi,
mendeskripsikan potensi sumber terjadinya stres, menjelaskan variabel perbedaan
individu yang menghadapi stres, menjelaskan konsekuensi dari stres, menjelaskan
pendekatan yang dapat digunakan dalam mengelola stres, menjelaskan pentingnya
perubahan rencana,meringkaskan model – model pendekatan dalam pengelolaan
perubahan organisasi, menjelaskan isu – isu perubahan kontemporer bagi para
menejer, menjelaskan keterkaitan budaya dengan pengelolaan perubahan.
h) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan perilaku kelompok
dalam organisasi, mengapa orang berkelompok, mendefenisikan istilah kelompok,
membedakan antara kelompok formal dan informal, mempelajari dua model
pengembangan kelompok, menjelaskan bagaimana interaksi kelompok berlangsung,
karakteristik kelompok yang penting dalam organisasi,pengambilan keputusan
dalam kelompok, hubungan kelompok terhadap kinerja, hubungan kelompok
terhadap kepuasan.
i) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan konflik, membedakan
antara pandangan tradisional, hubunganmanusia dan interaksionis tentang konflik,
membedakan konflik tugas,konflik hubungan, dan konflik proses, membagankan
proses konflik, menggambarkan kelima maksud penanganan konflik, membedakan
tawar menawar distributif dan integratif, mengidentifikasikan lima langkah dalam
proses perundingan, menggambarkan perbedaan budaya dalam perundingan.
j) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan perbedaan
kepemimpinan dan kekuasaan, 4 dasar kekuasaan, apa yang menciptakan
17
ketergantungan pada hubungan kekuasaan, menjelaskan 7 taktik kekuasaan dan
kemungkinan – kemungkinanya, menjelaskan bahwa pelecehan seksual merupakan
penyalahgunaan kekuasaan, menjelaskan dan melukiskan arti penting perspektif
politik, faktor – faktor individual dan organisasi yang merangsang perilaku politik,
menjelaskan bahwa perilaku defensive dapat melindungi kepentingan diri individu,
k) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan konsep dan fungsi
komunikasi, model komunikasi, elemen komunikasi, mendiskusikan perbedaan
komunikasi verbal dan non verbal, memberikan komunikasi yang efektif, mengenal
isu – isu terbaru dalam komunikasi, komunikasi elektronik.
l) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan peran struktur
organisasi dalam pengambil keputusan, menjelaskan dan merinci 4 (empat)
paradigma dalam teori pengambilan keputusan, mendiskusikan aplikasi
pengambilan keputusan pada permasalahan strategi, menjelaskan 4 (empat) model
pengambilan keputusanstrategi, mendiskusikan pengambilan keputusan dalam
kelompok.
m) Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa tim menjadi popular dalam organisasi,
membedakan antara tim dengan kelompok kerja, tiga bentuk tim dalam organisasi,
mengembangkan konsep tim dan kelompok, kea rah tim yang berkinerja tinggi,
menjelaskan cara menejer membina kepercayaan di antara anggota tim,menjelaskan
keuntungan dan kerugian dari keanekaragaman bagi tim kerja,menjelaskan
bagaimana menejemen dapat menjaga agar tim tidak macet atau lesu.
n) Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan model kepemimpinan,
kepemimpinan dengan pendekatan sifat,kepemimpinan dengan pendekatan perilaku,
kepemimpian dengan pendekatan siruasional kontingensi, kepemimpinan dengan
pendekatan krismatik transformasional.

18
4. Penguasaan Pengetahuan
a) Menguasai tentang organisasi dan mengerti bahwa organisasi adalah suatu bagian
dasar keberadaan kita, yang mencakup seluruh aspek masyarakat sekarang.
b) Dapat secara lebih baik mengembangkan pemahaman kita terhadap bagaimana
organisasi beroperasi dan banyak cara dengan mana organisasi dapat dirancang atau
disusun.
c) Menguasai bagaimana organisasi berfungsi, meningkatkan kemampuan kita untuk
mengantisipasi berbagai jenis masalah yang mungkin akan kita hadapi dalam pekerjaan
dan pada saat yang sama akan memperbesar probabilitas keberhasilan kita dalam
situasi-situasi tersebut.
d) Menguasai apa yang dimaksud dengan Budaya Organisasi, mendiskrisikan
pelembagaan dan hubungannya dengan budaya organisasi, menetapkan karakteristik
– karakteristik umum yang membentuk budaya organisasi,membandingkan budaya
dominan,mendefenisikan efek fungsional dari budaya organisasi pada orang lain
organisasi dan menjelaskan bagaimana cara mencocokkan karyawan dengan budaya
organisasi.
e) Menguasai apa yang dimaksud dengan Perilaku individual, karakteristik biografis
dalam sebuah organisasi dan berdiskusi tentang pencapaian tujuan yang ingin
dicapai sebuah organisasi tersebut.
f) Menguasai apa yang dimaksud dengan motivasi dan peran motivasi dalam
manajemen, mendiskusikan teori motivasi dan pentingnya supermotivation.
g) Menguasai apa yang dimaksud dengan sasaran utama evaluasi kinerja, system
kompensasi berdasarkan kinerja,mengidentifikasi keuntungan dan kerugian evaluasi
diri sendiri dan evaluasi atasan, memahami dan membedakan system kompensasi
individual dan kelompok.
h) Menguasai tentang stres dalam perilaku organisasi, mendeskripsikan potensi
sumber terjadinya stres, menjelaskan variabel perbedaan individu yang menghadapi
stres, menjelaskan konsekuensi dari stres, menjelaskan pendekatan yang dapat
digunakan dalam mengelola stres, menjelaskan pentingnya perubahan
rencana,meringkaskan model – model pendekatan dalam pengelolaan perubahan
organisasi, menjelaskan isu – isu perubahan kontemporer bagi para menejer,
menjelaskan keterkaitan budaya dengan pengelolaan perubahan.

19
i) Menguasai apa yang dimaksud dengan perilaku kelompok dalam organisasi,
mengapa orang berkelompok, mendefenisikan istilah kelompok, membedakan
antara kelompok formal dan informal, mempelajari dua model pengembangan
kelompok, menjelaskan bagaimana interaksi kelompok berlangsung, karakteristik
kelompok yang penting dalam organisasi,pengambilan keputusan dalam kelompok,
hubungan kelompok terhadap kinerja, hubungan kelompok terhadap kepuasan.
j) Menguasai apa yang dimaksud dengan konflik, membedakan antara pandangan
tradisional, hubunganmanusia dan interaksionis tentang konflik, membedakan
konflik tugas,konflik hubungan, dan konflik proses, membagankan proses konflik,
menggambarkan kelima maksud penanganan konflik, membedakan tawar menawar
distributif dan integratif, mengidentifikasikan lima langkah dalam proses
perundingan, menggambarkan perbedaan budaya dalam perundingan.
k) Menguasai apa yang dimaksud dengan perbedaan kepemimpinan dan kekuasaan, 4
dasar kekuasaan, apa yang menciptakan ketergantungan pada hubungan kekuasaan,
menjelaskan 7 taktik kekuasaan dan kemungkinan – kemungkinanya, menjelaskan
bahwa pelecehan seksual merupakan penyalahgunaan kekuasaan, menjelaskan dan
melukiskan arti penting perspektif politik, factor – factor individual dan organisasi
yang merangsang perilaku politik, menjelaskan bahwa perilaku defensive dapat
melindungi kepentingan diri individu.
l) Menguasai apa yang dimaksud dengan konsep dan fungsi komunikasi, model
komunikasi, elemen komunikasi, mendiskusikan perbedaan komunikasi verbal dan
non verbal, memberikan komunikasi yang efektif, mengenal isu – isu terbaru dalam
komunikasi, komunikasi elektronik.
m) Menguasai apa yang dimaksud dengan peran struktur organisasi dalam pengambil
keputusan, menjelaskan dan merinci 4 (empat) paradigma dalam teori pengambilan
keputusan, mendiskusikan aplikasi pengambilan keputusan pada permasalahan
strategi, menjelaskan 4 (empat) model pengambilan keputusanstrategi,
mendiskusikan pengambilan keputusan dalam kelompok.
n) Menguasai mengapa tim menjadi popular dalam organisasi, membedakan antara
tim dengan kelompok kerja, tiga bentuk tim dalam organisasi, mengembangkan

20
konsep tim dan kelompok, kea rah tim yang berkinerja tinggi, menjelaskan cara
menejer membina kepercayaan di antara anggota tim,menjelaskan keuntungan dan
kerugian dari keanekaragaman bagi tim kerja,menjelaskan bagaimana menejemen
dapat menjaga agar tim tidak macet atau lesu.
o) Menguasai apa yang dimaksud dengan model kepemimpinan, kepemimpinan
dengan pendekatan sifat,kepemimpinan dengan pendekatan perilaku, kepemimpian
dengan pendekatan siruasional kontingensi, kepemimpinan dengan pendekatan
krismatik transformasional.

21
REKONSTRUKSI MATA KULIAH

Dalam rangka mempersiapkan peserta didik yang tidak hanya memiliki kedalaman
keilmuan dalam bidang Manajemen akan tetapi memiliki analisa dan mengikuti
perkembangan perekonomian global, sehingga mampu bertahan dan berkompetisi dalam era
yang sangat kompetitif, maka diperlukan kurikulum yang berorientasi akademik dan praktis.
Tim perumus telah berusaha keras dalam melakukan kaji ulang kurikulum
sebelumnya, melakukan kajian terhadap pasar kerja sebagai pengguna dan bertukar pikiran
dengan para ahli dan alumni guna mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pasar. Tentunya, kurikulum ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang
sangat berkembang; akan tetapi pada tataran keilmuan juga mendapat porsi yang cukup.
Dengan demikian, alumni yang ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi sudah
dibekali dengan keilmuan yang cukup.Maka dari itu, rekonstruksi mata kuliah disusun dengan
sebaran sebagaiberikut.

Distribusi Mata Kuliah Program Studi S.1 Agroteknologi adalah sebagai berikut :
Semester 1 (Gasal)
Kode
No Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 KUW 101 Agama Islam I * 1
2 KUU 102 Pendidikan kewarganegaraan* 2
3 KDK 108 Bahasa Inggris I 1
4 KPU 102 Komputer I (word & Excel) 1
5 KKU 107 Pengantar Ilmu Pertanian* 2
6 KCK 107 Botani Umum 3
7 KDK 101 Biokimia 3
8 KKU 105 Bahasa Indonesia* 2
9 KKU 104 Ilmu Sosial Budaya dasar* 2
10 KDK 104 Ilmu Kealaman Dasar* 3
Total 20

22
Semester 2 (Genap)
Kode
No Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 KUW 102 Agama Islam II 1
2 KDK 109 Bahasa Inggris II 1
KPU 103 Komputer II (power point) 1
3
4 KKU 102 Dasar-dasar Agronomi* 3
5 KCK 101 Fisiologi Tumbuhan I 3
6 KCK 103 Ekologi Tanaman* 3
7 KML 101 Mikrobiologi Pertanian* 3
8 KDK 106 Dasar-dasar Manajemen 2
9 KKU 105 Ekonomi Pertanian 2
10 KKU 106 Sosiologi Pertanian 3
Total 22

Semester 3 (Gasal)
No Kode Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 KUW 203 Agama Islam III 1
2 KKU 203 Dasar –dasar Ilmu Tanah* 3
3 KKU 204 Dasar Perlindungan Tanaman* 3
4 KKU 201 Agroklimatologi* 3
5 KCK 209 Genetika 2
6 KDK 209 Bahasa Inggris III (Agricult, terms & Plant I) 1
7 KPU 203 Komputer III (Internet) 1
8 KDK 211 Statistik 3
9 KCK 208 Mekanisasi Pertanian* 3
Total 20

Semester 4 (Genap)
No Kode Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 KUW 204 Agama IV 1
2 KCK 202 Fisiologi Tumbuhan II * 3
3 KDK 207 Dasar dasar Agribisnis 2
4 KDK 210 Bahasa Inggris IV (Plant. II & corespondence) 1
5 KPU 204 Komputer IV (Pengolahan data) 1
6 KKU 208 Rancangan Percobaan 3
7 KCK 209 Dasar Pemuliaan Tanaman* 3
8 KML 208 TBT. Pangan I (padi, Jagung)* 3
9 KML 202 TBT Perkebunan I (kakao, karet)* 3
Total 20

23
Semester 5 (Gasal)
No Kode Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 KUW 305 Agama V 1
2 KCK 305 Teknologi Benih* 3
3 KML 306 Teknik Budidaya Tanaman Pangan II (umbi- 3
umbian & kacang-kacangan)
4 KPL 303 Ilmu Gulma 3
5 KCK 306 Ilmu hama & Penyakit Tumbuhan 3
6 KDK 312 Metode Ilmiah 2
7 KCK 307 Pertanian Organik 3
8 KPU 303 Kewirausahaan 3
Total 21

Semester 6 (Genap)

No Kode Nama Mata Kuliah SKS


(MK)
1 KUW 306 Agama Islam VI 1
2 KCK 307 Pengendalian hama Peny terpadu* 3
3 KML 301 Pengolahan Tanah dan Air * 3
4 KCK 308 Teknologi Perbayakan Tanaman 3
5 KML 309 Teknik Budidaya Tanaman Hortikultura I 3
6 KPL 304 (sayuran & buahan) 3
7 KCL 204 Komunikasi Pertanian 3
8 KPL 302 Nutrisi tanaman 2
21

Semester 7 (Gasal)
No Kode Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 KUW 407 Agama VII 1
2 KPL 406 Kesuburan Tanah dan Pemupukan* 3
3 KPL 408 Bioteknolgi Tanaman 2
4 KCK 409 Pengendalian Hayati 3
5 KCK 410 Pestisida dan Teknologi Aplikasi 3
6 KCK 401 Studi kelayakan AMDAL 2
7 KPL 402 Teknik Budidaya Tanaman Obat-obatan 3
8 KML 304 TBT Perkebunan II (sawit, nilam) 3
Total 20

24
Semester 8 (Genap)
No Kode Nama Mata Kuliah SKS
(MK)
1 PKP 401 Praktek kerja Profesi 3
2 SUP 402 Seminar Usulan Penelitian 1
3 SHP 403 Seminar Hasil Penelitian 1
4 PTA 404 Skripsi 4
Jumlah SKS 9
Total Jumlah SKS 144

25
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS)

UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
BOBOT TANGGAL
MATA KULIAH KODE RUMPUN MK SEMESTER
(sks) PENYUSUNAN
Perilaku Organisasi
Prilaku keorganisasian EKM 406 3 VII Januari 2022
OTORISASI KOORDINATOR MK KETUA PRODI WAKIL Dekan I

Nasruddin, S.E., M.M


Muridha Hasan, S.E., M.M Tri Pertiwi,S.Pd., M.Pd

CPL
PRODI
S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan
etika
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
S3
CAPAIAN bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila
EMBELAJARAN S9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
(CP) Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan
KU7
evaluasi terdapat penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan pekerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan menemukan kembali data untuk
KU9 menjamin kesahihan dan plagiasi
KU10 Mampu mengkombinasikan kompetensi teknikal dan keahlian professional untuk menyelesaikan
penugasan kerja
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan menemukan kembali data untuk
KU11
menjamin kesahihan dan plagiasi

26
Mampu secara mandiri mendisain proses bisnis dalam suatu sistem Manajemen yang mendukung
penyediaan infomasi berbasis teknologi informasi untuk mendukung pengendalian manajemen dan
KK8
pengambilan keputusan organisasi dengan menggunakan pendekatan siklus pengembangan system
(System Development Life
Cycle/SDLC)
Mampu secara mandiri menjadi pemimpin yang berkompeten dan berwibawa serta berkarakter
KK11
dalam sebuah organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuan dari organisasi / perusahaan tersebut.
P5 Memahami tentang organisasi dan struktur organisasi secara baik dan benar.
P8 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang kebutuhan informasi untuk pengambilan keputusan
P9 Menguasai teknik, prinsip, dan pengetahuan prosedural tentang penggunaan teknologi informasi
CPL 4.0
1 Memecahkan masalah kompleks
2 Berpikir kritis
3 Kreatifitas
4 Manajemen orang
5 Berkoordinasi dengan orang lain
6 Kecerdasan emosional
7 Pengambilan keputusan
8 Keluwesan berpikir
9 Literasi digital
10 Menggunakan informasi
11 Konektivitas dengan komunitas global
CP MK
1 Mahasiswa mampu memahami organisasi perusahaan dagang dan perusahaan jasa
2 Mahasiswa mampu memahami fungsi dari struktur organisasi yang ada di dunia kerja
3 Mahasiswa mampu memahami peran organisasi dalam masyarakat
4 Mahasiswa mampu memahami apa itu budaya organisasi
5 Mahasiswa mampu memahami prilaku individual
6 Mahasiswa mampu memahami apa itu motivasi dan emnjadi motivator dalam organisasi.
7 Mahasiswa mampu mengevaluasi kinerja dan memahami kompensasi
8 Mahasiswa mampu memahami stress dan perubahan

27
9 Mahasiswa mampu memahami prilaku kelompok dalam organisasi
10 Mahasiswa mampu memahami konflik
11 Mahasiswa mampu memahami kekuasaan dan politik
12 Mahasiswa mampu memahami konsep komunikasi
13 Mahasiswa mampu memahami tentang pengambilan keputusan
14 Mahasiswa mampu memahami timkerja dan kepemimpinan
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Program Studi Manajemen Pada mata
DESKRIPSI kuliah ini akan membahas Studi Organisasi, Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, prilaku individual,
SINGKAT MK Motivasi, Evaluasi Kinerja dan kompensasi, Sters dan perubahan, prilaku kelompok dalam organisasi,
kekuasaan dan politik, komunikasi, pengambilan keputusan, Tim kerja dan Kepemimpinan.

1. Studi Organisasi
2. Struktur Organisasi
3. Budaya Organisasi
4. Perilaku Individual
MATERI 5. Motivasi
PEMBELAJARAN/ 6. Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
POKOK 7. Stres dan Perubahan
BAHASAN 8. Prilaku Kelompok dalam Organisasi
9. Konflik
10. Kekuasaan dan Politik
11. Komunikasi
12. Pengambilan keputusan
13. Tim Kerja
14. Kepemimpinan
Utama
1. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya, 2009
2. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983
DAFTAR 3. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi,
PUSTAKA PT. Raja Grafindo Persada Depok : 2021
4. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP STIM YKPN: 2019

Media Perangkat Lunak: Perangkat Keras:

28
Pembelajaran 1. Google Meet 1. LCD
2. Google Classroom 2. Komputer
3. Laptop

METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBO


MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- DI HARAPKAN
AN MAHASISWA INDIKATOR NILAI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 - Mahasiswa mampu - Pentingnya - Kuliah 100 Setelah
mendiskusikan perilaku mempelajari tatap muka menit mempelajari
organisasi perilaku organisai pokok bahasan
- Mahasiswa mampu - Peran organisasi ini mahasiswa
menerangkan peran organisasi dalam masyarakat mampu
didalam masyarakat - Prilaku didalam menjelaskan
- Mahasiswa mampu organisasi pengertian
mengidentifikasi perilaku perilaku
didalam organisasi organisasi,peran
organisasi dalam
masyarakat,
masalah
fundamental
dalam ekonomi.

29
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBO
MG KEMAMPUAN AKHIR
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- YANG DI HARAPKAN AN MAHASISWA INDIKATOR NILAI
Akun

2 - Memahami pengertian - Pengertian - Kuliah 100 Setelah - Tugas Prese


struktur organisasi struktur tatap muka menit mempelajari - Keaktifan ntasi
- Mengidentifikasi enam kunci organisasi - Presentasi / pokok bahasan dalam tugas
yang menetapkan struktur - Enam unsur kunci Tugas yang ini mahasiswa diskusi = 5%
organisasi yang menetapkan diberikan mampumenjel
- Menjelaskan desain struktur askan
organisasi yang umum organisasi pengertian
- Memahami pilihan desain - Model desain struktur
baru organisasi organisasi dan
- Menjelaskan mengapa - Pilihan desain fungsi dari
struktur-struktur itu berbeda- baru struktur
beda - Mengapa struktur organisasi
- Mendiskusikan peran itu berbeda tersebut,
struktur organisasi dalam - Peran struktur model desain
pengambilan keputusan organisasi dalam baru, mengapa
pengembalian struktur itu
keputusan. berbeda,peran
struktur
organisasi
dalam
pengambilan
keputusan.

3 - Mendeskripsikan - Pelembagaan adalah - Kuliah 100 Setelah


pelembagaan dan awal pembentukan tatap muka menit mempelajari
hubungannya dengan budaya budaya pokok
organisasi - Karakteristik umum bahasan ini
- Menetapkan karakteristik- pembentukan budaya mahasiswa
karakteristik umum yang organisasi mampu
membentuk budaya organisasi - Budaya organisasi menjelaskan
- Membandingkan budaya yang dominan pelembagaan
30
dominan - Efek fungsional dan awal
- Mengidentifikasikan efek budaya pembentukan
fungsional dari budaya - Mencocokkan budaya ,
organisasi pada oranglain karyawan dengan karakteristik
organisasi budaya organisasi umum
- Menjelaskan bagaimana cara pembentukan
mencocokkan karyawan budaya
dengan budaya organisasi organisasi,
budaya
organisasi
yang
dominan,efek
fungsional
budaya,
mencocokkan
karyawan
dengan bidaya
organisasi.
4 - Mendefinisikan - karakteristik Biografis - Kuliah 100 Setelah
karakteristik biografis tatap muka menit mempelajari
utama pokok bahasan
- Mengidentifikasi dua jenis ini mahasiswa
kemampuan mampu
- Membentuk prilaku mendefinisika
oranglain n karakteristik
- Membedakan peran biografis .
hukuman dalam
pembelajaran
- Mempraktikkan swa-
Manajemen

31
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBO
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- DI HARAPKAN AN MAHASISWA INDIKATOR NILAI
- Presentasi

5 - Menjelaskan pengertian, - Pengertian - Kuliah 100 Setelah


dan peran motivasi dalam motivasi tatap muka menit mempelajari
manajemen - Teori motivasi pokok bahasan
- Mendiskusikan teori - Supermotivation ini mahasiswa
Motivasi mampu
- Menunjukkan pentingnya menjelaskan
Super Motivation pengertian
motivasi , teori
motivasi dan
supermotivation.

6 - Memahami sasaran utama - Tujuan Evaluasi - Kuliah 100 Setelah


evaluasi kinerja Kinerja tatap muka menit mempelajari
- Menjelaskan sistem pokok bahasan
kompensasi berdasar kinerja ini mahasiswa
- Mengidentifikasi keuntungan mampu
dan kerugian evaluasi diri menjelaskan
sendiri dan evaluasi atasan Evaluasi Kinerja.
- Memahami dan membedakan
sistem kompensasi individual
dan kelompok
7 - Menjelaskan tentang stres dalam - Stres dalam - Kuliah 100 Setelah
perilaku organisasi perilaku tatap muka menit mempelajari
- Mendeskripsikan potensi sumber organisasi pokok bahasan
terjadinya stres - Potensi sumber ini mahasiswa
- Menjelaskan variabel perbedaan tres mampu
individu yang menghadapi stres - Adanya menjelaskan
- Menjelaskan konsekuensi dari perbedaan tentang stres
stres individu dalam dalam
- Menjelaskan pentingnya menghadapi organisasi,
perubahan terencana stres potensi
- Meringkaskan sumber-sumber - Konsekuensi sumber stres,
32
penolakan individu dan organisasi dari stres adanya
terhadap perubahan - Mengelola stres perbedaan
- Menjelaskan taktik yang dapat - Perubahan individu dalam
digunakan dalam pengelolaan terencana menghadapi
perubahan organisasi - Penolakkan stres,
- Menjelaskan isu-isu perubahan terhadap konsekuensi
kontemporer bagi para manajer perubahan dari stres,cara
dewasa ini - Mengatasi mengelola
- Menjelaskan keterkaitan budaya penolakan stres,
dengan pengelolaan perubahan terhadap perubahan
perubahan
terencana,
- Politik
penolakan
perubahan
terhadap
- Pendekata n
untuk perubahan,
pengelolaan politik
perubahan perubahan,
organisasi pendekatan
- Isu-isu untuk
perubahan pengelolaan
kontemporer perubahan
bagi manajer organisasi, isu-
dewasa ini isu perubahan
- Mengelola kontemporer
perubahan: bagi manajer
keterikatan dewasa ini,
pada mengelolaperu
budayanya. bahan
keterikatan
pada
budayanya.

33
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBO
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- DI HARAPKAN AN MAHASISWA INDIKATOR NILAI

UJIANTENGAHSEMESTER 20%

8 - Menjelaskan mengapa orang - Mengapa orang - Kuliah 100 Setelah


berkelompok berkelompok tatap menit mempelajari
- Mendefinisikan istilah - Definisi muka pokok bahasan
kelompok kelompok ini mahasiswa
- Membedakan antara - Beda kelompok mampu
kelompok formal-informal formal dan menjelaskan
- Mempelajari 2 model informal mengapa orang
pengembangan kelompok - Model berkelompok,
- Menjelaskan bagaimana pengembangan definisi
interaksi kelompok kelompok kelompok, beda
berlangsung - Bagaimana kelompok
- Karakteristik kelompok interaksi formal dan
yang penting dalam kelompok informal,model
organisasi berlangsung pengembangan
- Pengambilan keputusan - Karakteristik kelompok,bagai
dalam kelompok kelompok yang mana interaksi
- Hubungan kelompok penting kelompok
terhadap kinerja - Hubungan berlangsung,
- Hubungan kelompok kelompok karakteristik
terhadap kepuasan. terhadap kinerja kelompok yang
- Hubungan penting,
kelompok hubungan
terhadap kelompok
kepuasan terhadap
kepuasan
9 - Mendefinisikan konflik - Pengertian konflik - Kuliah 100 Setelah
- Membedakan antara pandangan - Transisi dalam tatap menit mempelajari
tradisional, hubungan manusia, pikiran konflik muka pokok bahasan
dan interaksionis tentang - Konflik fungsional ini mahasiswa
konflik Vs disfungsional mampu
34
- Membedakan konflik tugas, - Perundingan menjelaskan
konflik hubungan, dan konflik - Strategi tawar- pengertian
proses. menawar konflik,
- Mengembangkan proses konflik - Proses perundingan transisi dalam
- Menggambarkan kelima - Persoalan dalam pikiran konflik,
maksud penanganan konflik perundingan konflik
- Membedakan tawar-menawar fungsional Vs
distributif dan integratif disfungsional,
- Mengidentifikasi lima langkah perundingan,
dalam proses perundingan strategi tawar
- Menggambarkan perbedaan menawar,
budaya dalam perundingan. proses
- Menggambarkan perbedaan perundingan,
budaya dalam perundingan. persolan dalam
perundingan.

35
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBO
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- DI HARAPKAN AN MAHASISWA INDIKATOR NILAI

10 - Menjelaskan perbedaan - Definisi - Kuliah 100 Setelah


kepemimpinan dan kekuasaan kekuasaan tatap muka menit mempelajari
- Menjelaskan 4 dasar - Membedakan pokok bahasan
kekuasaan kepemimpinan ini mahasiswa
- Menjelaskan tentang apa dan kekuasaan
yang menciptakan mampu
- Dasar-dasar
ketergantungan pada kekuasaan menjelaskan
hubungan kekuasaan - Ketergantungan : pengertian
- Menjelaskan 7 taktik kunci menuju kekuasaan,
kekuasaan dan kemungkinan- kekuasaan membedakan
kemungkinannya - Taktik kekuasaan kepemimpinan
- Menjelaskan bahwa - Pelecehan seksual
dan kekuasaan,
pelecehan seksual merupakan : ketimpangan
penyalahgunaan kekuasaan kekuasaan dasar-dasar
- Menjelaskan dan melukiskan ditempat kerja kekuasaan,
arti penting perspektif politik - Politik : ketergantungan
- Menyebutkan faktor-faktor kekuasaan kunci menuju
individual dan organisasi bertindak kekuasaan,
yang meransang perilaku - Realitas politik taktik
politik - Faktor
kekuasaan,
- Menjelaskan bahwa perilaku penyumbang
defensif dapat melindungi perilaku politik pelecehan
kepentingan diri individu seksual:
- Menjelaskan tindakan politik ketimpangan
bisa dikatakan etis. kekuasaan
ditempat kerja,
politik
kekausaan
bertindak,
realitas politik,
faktor
36
penyumbang
perilaku
politik.
11 - Membahas konsep dan - Konsep dan - Kuliah 100 Setelah
fungsi komunikasi fungsi tatap muka menit mempelajari
- Memahami model komunikasi pokok bahasan
komunikasi - Model proses ini mahasiswa
- Memahamielemen komunikasi
komunikasi - Elemen mampu
- Mendiskusikan perbedaan komunikasi menjelaskan
komunikasi verbal dab non - Komunikasi konsep dan
verbal verbal dan non fungsi
- Memberikan komunikasi verbal komunikasi,
yang efektif - Komunikasi yang model proses
- Mengenal isu-isu terbaru efektif
komunikasi,
dalam komunikasi - Isu-isu
- Memahami komunikasi komunikasi elemen
elektronik kontmporer komunikasi,
- Komunikasi komunikasi
Elektronik verbal dan non
verbal,
komunikasi
yang efektif,
isu-isu
komunikasi
kontemporer,
komunikasi
elektronik.

37
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBO
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- DI HARAPKAN AN MAHASISWA INDIKATOR NILAI

12 - Membahas peran struktur - Peran struktur - Kuliah 100 Setelah - Tugas


organisasi dalam pengambilan organisasi tatap muka menit mempelajari - Keaktifan
keputusan dalam - Presentasi / pokok bahasan dalam
- Menjelaskan dan merinci 4 pengambilan Tugas yang diskusi
ini mahasiswa
(empat) paradigma dalam teori keputusan diberikan
pengambilan keputusan mampu
- Teori
- Mendiskusikan aplikasi pengambilan menjelaskan
pengambilan keputusan pada keputusan peran struktur
permasalahan strategis. - Aplikasi pada organisasi
- Menjelaskan 4 (empat) model permasalahan dalam
pengambilan keputusan strategis pengambilan
strategis. - Pengambilan keputusan,
- Mendiskusikan pengambilan keputusan
keputusan dalam kelompok. dalam teori
kelompok pengambilan
keputusan,
aplikasi pada
permasalahan
strategis,
pengambilan
keputusan
dalam
kelompok.

38
METODE PENGALAMA KRITERIA BOBO
MG KEMAMPUAN AKHIR
BAHAN KAJIAN PEMBELAJARAN WAKTU N BELAJAR PENILAIAN DAN T
KE- YANG DI MAHASISWA INDIKATOR NILAI
HARAPKAN

13 - Menjelaskan mengapa tim - Mengapa tim - Kuliah tatap 100 Setelah Prese
menjadi populer dalam telah menjadi muka menit mempelajari ntasi
organisasi begitu pokok Tuga
populer s
- Memedakan antara tim dengan bahasan ini
dalam = 5%
kelompok kerja organisasi mahasiswa
- Mempelajari tiga bentuk tim - Pengertian mampu,
dalam organisasi tim kerja dan menjelaskan
- Mengembangkan konsep tim perbedaannya definisi
dan kelompok, kearah tim dengan kepemimpina
yang berkinerja tinggi kelompok n
- Tipe-tipe tim
- Menjelaskan cara manajer teorikepemim
kerja dalam
membina kepercayaan diantara organisasi pinan, gaya
anggota tim - Bagaimana kepemimpina
- Menjelaskan bagaimana pekerjaan n, syarat
organisasi dapat menciptakan dalam kepemimpina
pemain tim kelompok n efekti, etika
- Menjelaskan keuntungan dan dikerjakan dan
dengan baik
kerugian dari keanekaragaman kepemimpina
oleh tim
bagi tim kerja - Membentuk n,
- Menjelaskan bagaimana model yang kepemimpina
manajemen dapat menjaga efektif n dalam
agar tim tidak macet atau lesu. - Mengubah organisasi.
individu
menjadi
pemain tim
- Isu
kontemporer
dalam
39
mengelola
tim.
14 - Mendiskusikan model - Model - Kuliah tatap Setelah
kepemimpinan kepemimpina muka mempelajari
- Menjelaskan kepemimpinan n pokok
- Pendekatan
dengan pendekatan sifat bahasan ini
sifat
- Menjelaskan kepemimpinan - Pendekatan mahasiswa
dengan pendekatan perilaku perilaku mampu
- Menjelaskan kepemimpinan - Kepemimpina menjelaskan
dengan pendekatan situasional n karismatik model
kontingensi. - Kepemimpina kepemimpina
- Menjelaskan kepemimpinan n n, pendekatan
transformasio
dengan pendekatan karismatik sifat,
nal dan
transformasional. transaksional pendekatan
perilaku,
kepemimpina
n karismatik,
kepemimpina
n
transformasio
nal dan
transaksional.
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG METODE WAKTU PENGALAMAN KERITERIA BOBO
DI HARAPKAN BAHAN KAJIAN PEMBELAJARAN BELAJAR T
KE PENILAIAN DAN NILAI
MAHASISWA
INDIKATOR

16 UJIAN AKHIR 20 %
SEMESTER

40
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridha Hasan, S.E., M.M Nasruddin, S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke I (Pertama)
1. Studi Organisasi
Pokok Bahasan
a. Pengertian prilaku organisasi
Sub Pokok Bahasan b. Peran organisasi dalam masyarakat
c. Peran prilaku didalam organisasi
Memahami manajer, masyarakat dan manusia Secara lebih
Standar Kompetensi baik sehingga dapat dicapai peningkatan produktivitas,
kepuasan pelanggan dan posisi kompetitif yang lebih baik
melalui penerapan manajemen yang lebih baik.

Mahasiswa mampu menganalisis prilaku organisasi, peran


Kompetensi Dasar organisasi dalam masyarakat dan prilaku dalam organisasi.

Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat


Indikator Keberhasilan Tentang prilaku organisasi, peran organisasi dalam
masyarakat, dan peran prilaku didalam organisasi.
Studi organisasi merupakan telaah tentang pribadi dan dinamika
kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu
Deskripsi Materi Pembelajaran sendiri. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan
menyusun model-model dari faktor-faktor ini.

41
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
Sumber Bacaan 3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

Prilaku organisasi adalah bidang ilmu yang berkembang


seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya
untuk memahami manusia secara lebih baik sehingga dapat
Uraian Materi dicapai peningkatan produktivitas, kepuasan pelanggan, dan
posisi kompetitif yang lebih baik melalui penerapan
manajemen yang lebih baik. Tahapan dari studi organisasi
adalah : 1. Pengertian prilaku organisasi, 2. Peran organisas
dalam masyarakat, 3. Perolaku di dalam organisasi.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 1.
Pendahuluan
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan1.

1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan


Penyajian Kegiatan Inti:
1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 3. Presentasi tugas
3. Diskusi

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke1.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi
perkuliahan minggu berikutnya.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Sumber Belajar
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

42
43
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke II (Kedua)
Pokok Bahasan Struktur Organisasi
a. Pengertian struktur Organisasi
Sub Pokok Bahasan b. Enam unsure kunci yang menetapkan struktur organisasi
c. Desain organisasi yang umum
d. Pilihan desain baru
e. Mengapa struktur itu berbeda-beda
f. Peran struktur organisasi dalam penagmbilan keputusan

Memahami dan Mengetahui sistem atau jaringan kerja terhadap


Standar Kompetensi tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang
menghubungkan secara bersama pekerjaan individual denagan
kelompok.

Mahasiswa mampu membuat struktur organisasi, enam unsur


Kompetensi Dasar kunci yang menetapkan struktur organisasi, memahami model
desain organisasi, pilihan desain organisasi, struktur-struktur
organisasi yang berbeda dan peran struktur dalam pengambilan
keputusan.

Indikator Keberhasilan Latihan tugas dan peresentasi dari tugas

Struktur organisasi merupakan sebuah garis hirarki atau


bertingkat yang mendeskripsikankomponen-komponenyang
Deskripsi Materi Pembelajaran menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau sumberdaya
manusia yang beradapada lingkup perusahaan tersebut memiliki
posisi dan fungsinya masing-masing.

44
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

Uraian Materi Struktur organisasi merupakan suatu sistem atau jaringan terhadap
tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan
secara bersama pekerjaan individual dengan kelompok . oleh karena itu
factor penting bagi keberadaan organisasi adalah sejauh mana
organisasi tersebut mampu mengadakan kontrak dengan pihak lain
dalam hal ini yang harus kita ketahui dalam struktur organisasi ;
1. Pengertian Struktur Organisasi
2. Enam unsure kunci yang menetapkan Struktur Organisasi
3. Model Desain Organisasi
4. Pilihan desai Baru
5. Mengapa Struktur – Struktur Itu berbeda
6. Peran Struktur Organisasi dalam pengambilan keputusan

Tahap Pembelajaran

Pendahuluan 1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 2.


2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan2.
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen harus menjelaskan tentang struktur organisasi tersebut
kepada mahasiswa
1. Uraian 1. Dosen menjelaskan maksud dan tujuan dari organisasi
2. Contoh dan pentingnya struktur bagi sebuah organisasi.
2. Dosen menjelaskan gambaran tentang sebuah struktur
organisasi
3. Latihan tugas jika ada
Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan
rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke2.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan mingguberikutnya.
Sumber Belajar 1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
45
Persada Depok : 2021.

UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke III (Ketiga)
Pokok Bahasan Budaya Organisasi
Sub Pokok Bahasan 1. Pelembagaan adalah awal pembentukan Budaya
2. Karakter umum pembentuk budaya organisasi
3. Budaya Organisasi yang dominan
4. Efek fungsional budaya
5. Mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi

Standar Kompetensi Memahami sistem yang dipercayai dan nilai yang


dikembangkan oleh organisasi, menuntun perilaku dari
anggota organisasi itu sendiri, cara-cara berpikir, berperasaan
dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam
organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

Mahasiswa mampu menganalisis awal pembentukan budaya,


Kompetensi Dasar karakteristik umum pembentukan budaya organisasi, budaya
organisasi yang dominan, efek fungsional budaya organisasi dan
mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.

Indikator Keberhasilan Latihan tugas dan peresentasi dari tugas

46
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang budaya
Organisasi, mendeskripsikan pelembagaan dan hubungannya
Deskripsi Materi Pembelajaran dengan budaya organisasi, menetapkan karakteristik-karakteristik
umum yang membentuk budaya organisasi, membandingkan
budaya yang dominan, mengidentifikasikan efek fungsional dari
budaya organisasi pada orang lain organisasi dan bagaimana cara
mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

Uraian Materi Budaya organisasi organisasi merupakan suatu konsep yang


kompleks dan berkaitan dengan nilai dan keyakinan yang
ditumbuhkembangkan dalam organisasi untuk menuntun perilaku
dan tindakan anggota organisasi tersebut. Yang didalamnya
terdapat : 1. Pelembagaan adalah awal pembentukan Budaya, 2.
Karakter umum pembentuk budaya organisasi, 3. Budaya
Organisasi yang dominan, 4. Efek fungsional budaya, 5.
Mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi

Tahap Pembelajaran

Pendahuluan 1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 3.


2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan 3.
1. Dosen menjelaskan tentang Budaya Organisasi dalam
Penyajian Kegiatan Inti:
sebuah organisasi, masyarakat dan bagian-bagian dari
1. Uraian
budaya organisasi tersebut
2. Contoh
2. Latihan tugas jika ada

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke3.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan mingguberikutnya.

Sumber Belajar 1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009

47
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

48
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke IV (Keempat)
Perilaku Individual
Pokok Bahasan
1. Karakteristik Biografis
Sub Pokok Bahasan
Mampu memahami prilaku Orang lain dan prilaku individual
Standar Kompetensi dalam organisasi.

Mahasiswa menganalisis tentang karakteristik Biografi.


Kompetensi Dasar
Latihan tugas dan presentasi
Indikator Keberhasilan
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perilaku
organisasi, karakteristik biografis , mendefinisikan dua jenis
Deskripsi Materi Pembelajaran kemampuan , membentuk prilaku orang lain , membedakan
antara empat jenis penguatan, menjelaskan peran hukuman
dalam pembelajaran, dan mempraktikkan swa-Manajemen.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.
Uraian Materi Manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang
amat penting, merupakan salah satu faktor pendukung
organisasi prilaku organisasi hakikatnya adalah hasil-hasil
integrasi antara individu-individu dalam organisasi. Oleh
49
karena itu, untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya
diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai
pendukung organisasi tersebut. Yang didalamnya terdapat :
1. Karakteristik Biografis

Tahap Pembelajaran

Pendahuluan 1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 4.


2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 4.
1. Dosen menjelaskan tentang Prilaku Individual dalam sebuah
Penyajian Kegiatan Inti:
organisasi, masyarakat dan bagian-bagian dari budaya
1. Uraian
organisasi tersebut
2. Contoh
2. Latihan tugas jika ada

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke 4.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan minggu berikutnya.

Sumber Belajar 1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

50
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke V (Kelima)
Pokok Bahasan Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Sub Pokok Bahasan 2. Teori Motivasi
3. Super Motivation

Memahami dan mampu mempengaruhi tingkah laku orang lain,


Standar Kompetensi dan dapat menjadi Motivator dalam suatu organisasi,
masyarakat.

Mahasiswa mampu Menganalisis teori Motivasi dan super


Kompetensi Dasar Motivation.

Latihan tugas dan presentasi


Indikator Keberhasilan
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, dan peran motivasi
dalam masyarakat, mendiskusikan teori motivasi serta
Deskripsi Materi Pembelajaran menunjukkan pentingnya super Motivation.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

51
Uraian Materi Motivasi merupakan hal yang sangat penting dan merupakan
perspektif dasar dari pendekatan historikal oleh karena itu
Perlu dijabarkan motivasi tersebut berdasarkan persefektif
kebutuhan, serta motivasi juga perlu diidentifikasikasi dan
dijabarkan berdasarkan perspektif proses. Motivasi merupakan
suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu agar memperoleh hasil atau tujuan yang diharapkan. Yang
bagian-bagiannya : 1. Pengertian Motivasi, 2. Teori Motivasi, 3.
Super Motivation.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 5.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
Pendahuluan hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
Pertemuan 5.

Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen menjelaskan tentang pengertian motivasi


1. Uraian serta bagian-bagian dari motivasi tersebut.
2. Contoh 2. Latihan Tugas jika ada
3. Latihan
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Belajar 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

52
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke VI (Keenam)
Pokok Bahasan Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Sub Pokok Bahasan 1. Tujuan Evaluasi Kinerja

Memahami dan mampu menilai, mengevaluasi kinerja serta


Standar Kompetensi prestasi kerja karyawan dalam organisasi

Mahasiswa mampu mengaplikasi tujuan dari Evaluasi kinerja


Kompetensi Dasar dalam organisasi.

Latihan tugas dan presentasi


Indikator Keberhasilan
Mahasiswa memahami sasaran utama evaluasi kinerja,
menjelaskan sistem kompensasi berdasarkan kinerja,
Deskripsi Materi Pembelajaran mengidentifikasi keuntungan dan kerugian evaluasi diri sendiri,
dan evaluasi atasan, memahami dan membedakan system
kompensasi individual dan kelompok.
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

Uraian Materi Evaluasi kinerja sangat diperlukan sebagai feed back dari
serangkaian kegiatan dalam organisasi. Evaluasi kinerja sangat
diperlukan karena dalam kegiatan evaluasi setiap karyawan di

53
dalam organisasi akan dinilai dan dievaluasi prestasi kerjanya.
Yang didalamnya terdapat : 1. Tujuan Evaluasi Kinerja

Tahap Pembelajaran

Pendahuluan 1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 6.


2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
Pertemuan 6.
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen menjelaskan tentang pengertian Evaluasi
1. Uraian Kinerja dan kompensasi serta bagian-bagiannya.
2. Contoh 2. Latihan Tugas jika ada

1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke6.
Penutup 2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi
perkuliahan minggu berikutnya.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Belajar 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

54
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke VII (Ketujuh)
Pokok Bahasan Stres dan Perubahan

1. Stres dalam Prilaku Organisasi


2. Potensi Sumber Stres
Sub Pokok Bahasan 3. Adanya Perbedaan Individu dalam menghadapi Stres
4. Konsekuensi dari Stres
5. Mengelola Stres
6. Perubahan Terencana
7. Penolakan Terhadap Perubahan
8. Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan
9. Politik Perubahan
10. Pendekatan Untuk Pengelolaan Perubahan Organisasi
11. Isu – isu Perubahan Kontemporer Bagi Manajer Dewasa ini.
12. Mengelola Perubahan, Keterikatan pada Budayanya.

Standar Kompetensi Memahami tentang pengelolaan stres didalam organisasi


sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi secara
keseluruhan.

Mahasiswa mampu mengevaluasi stres dalam prilaku organisasi,


Kompetensi Dasar potensi sumber stres, perbedaan individu dalam menghadapi stres,
konsekuensi dari stres, perubahan terencana, penolakkan terhadap
perubahan, mengatasi penolakkan terhadap perubahan, politik
perubahan, pendekanatan untuk pengelolaan perubahanorganisasi,
isu-isu kontemporer perubahan bagi manajer dan keterikatan pada
budayanya.

Hasil kuis dan presentasi tugas yang diberikan kepada


Indikator Keberhasilan
mahasiswa.
55
Menjelaskan tentang stres dalam perilaku organisasi,
Deskripsi Materi Pembelajaran
mendeskripsikan potensi sumber terjadinya stres, menjelaskan
variabel perbedaan individu yang menghadapi stres,
menjelaskan konsekuensi dari stres, menjelaskan pendekatan
yang dapat digunakan dalam mengelola stres, menjelaskan
pentingnya perubahan rencana,meringkaskan model – model
pendekatan dalam pengelolaan perubahan organisasi,
menjelaskan isu – isu perubahan kontemporer bagi para
menejer, menjelaskan keterkaitan budaya dengan pengelolaan
perubahan.
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.
Pengelolaan stress yang tersetruktur dalam sebuah organisasi
Uraian Materi
dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan melakukan
pendekatan – pendekatan ; menjelaskan tentang stress dalam
prilaku organisasi, mendeskripsikan potensi sumber terjadinya
stress, menjelaskan variable perbedaan individu yang
menghadapi stress, menjelaskan konsekuensi dari stress,
menjelaskan pendekatan yang dapat digunakan dalam mengelola
stress, menjelaskan pentingnya perubahan terencana,
meringkaskan sumber-sumber penolakan individu dan
organisasi terhadap perubahan, menjelaskan taktik yang dapat
digunakan dalam mengatasi penolakan terhadap perubahan,
menjelaskan tentang politik perubahan, meringkas model-model
pendekatan dalam pengelolaan perubahan organisasi,
menjelaskan isu-isu perubahan kontemporer bagi para menejer
dewasa ini, menjelaskan keterikatan budaya dengan pengelolaan
perubahan.

Tahap pembelajaran
Pendahuluan 1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 7.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
Pertemuan 7.
Penyajian Kegiatan Inti: 4. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan
1. Uraian 5. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 6. Presentasi tugas.

1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke7.
Penutup
56
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangKisi
UTS.
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Belajar 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

57
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke VIII (Kedelapan)
Pokok Bahasan Prilaku Kelompok dalam Organisasi

1. Mengapa Orang berkelompok


Sub Pokok Bahasan 2.Definisi Kelompok
3. Beda Kelompok Formal dan Informal
4. Model Pengembangan Kelompok
5.Bagaimana Interaksi Kelompok Berlangsung
6. karakteristik kelompok berlangsung
7. Hubungan Kelompok Terhadap Kinerja
8. Hubungan Kelompok Terhadap Kepuasan

Memahami sejumlah orang yang mempunyai norma, nilai,


Standar Kompetensi
serta tujuan yang sama, yang dengan secara sengaja serta juga
teratur, saling berinteraksi.

Mahasiswa mampu menganalisis mengapa orang


Kompetensi Dasar berkelompok , definisi kelompok, beda kelompok formal dan
informal, model pengembangan kelompok, bagaimana
interaksi kelompok berlangsung, karakteristik kelompok
yamg penting, hubungan kelompok terhadap kinerja dan
hubungan kelompok terhadap kepuasan.

Hasil kuis dan presentasi tugas yang diberikan kepada mahasiswa.


Indikator Keberhasilan

58
Pada materi ini mahasiswa mengerti mengapa orang berkelompok,
Deskripsi Materi Pembelajaran istilah kelompok, membedakan antara kelompok formal dan
informalmengetahui dua model pengembangan kelompok, bagaimana
interaksi kelompok berlangsung, karateristik kelompok yang penting
dalam organisasi, pengambilan keputusan dalam kelompok, hubungan
kelompok terhadap kinerja, hubungan kelompok terhadap kepuasan.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.
Banyak alasan mengapa orang berkelompok, beberapa orang
Uraian Materi menganggap berkelompok merupakan suatu kebutuhan, dalam
arti tanpa berkelompok seseorang tidak nyaman untuk hidup
bahkan mungkin tidak bisa hidup dengan mempelajari materi ini
mahasiswa mampu memahami mengapa orang berkelompok,
membedakan antara kelompok formal – informal, mempelajari
dua model kelompok, pengembangan kelompk, bagaimana
interaksi kelompk berlangsung, karakteristik kelompok yang
penting dalam organisasi, pengambilan keputusan dalam
kelompok, hubungan kelompok terhadap kinerja, hubungan
kelompok terhadap kepuasan.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 8.
Pendahuluan 2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan ke 8.
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan
1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 3. Presentasi tugas

59
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan
rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke8.
Penutup 2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi
perkuliahan mingguberikutnya.
Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Sumber Belajar
1.

Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.


2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

60
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke IX (Kesembilan)
Pokok Bahasan Konflik

1. Pengertian Konflik
2. Transisi dalam pikiran Konflik
Sub Pokok Bahasan
3. Konflik Fungsional Vs Disfungsional
4. Proses Konflik
5. Menciptakan Konflik Fungsional
6. Perundingan
7. Strategi Tawar - menawar
8. Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan
9. Proses Perundingan
10. Persoalan dalam Perundingan

Mahasiswa mampu memahami pandangan tentang konflik


Standar Kompetensi tradisional, pandangan hubungan manusia, pandangan
interaksional dan konflik fungsional Vs Disfungsional.

Mahasiswa menganalisis pengertian konflik, tarnsisi dalam


Kompetensi Dasar pikiran konflik, konflik fungsional dan disfungsional, proses
konflik, menciptakan konflik fungsional, perundingan,
startegi tawar menawar, proses perundingan dan persoalan
dalam perundingan.

Latihan tugas dan peresentase tugas


Indikator Keberhasilan
Mahasiswa memahami pengertian konflik, membedakan antara
Deskripsi materi Pembelajaran
pandangan tradisional, hubunganmanusia dan interaksionis
tentang konflik, membedakan konflik tugas,konflik hubungan,
dan konflik proses, membagankan proses konflik,
61
menggambarkan kelima maksud penanganan konflik,
membedakan tawar menawar distributif dan integratif,
mengidentifikasikan lima langkah dalam proses perundingan,
menggambarkan perbedaan budaya dalam perundingan.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.
Konflik merupakan proses yang dimulai bila satu pihak
Uraian Materi merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara
negative, sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama
dengan mempelajari konflik mahasiswa memahami konflik,
membedakan antara pendangan tradisional, hubunga
manusia, dan interaksionis tentang konflik, membedakan
konflik tugas, konflik hubungan, dan konflik prose,
mengembangkan proses konflik, menggambarkan kelima
maksud penanganan konflik, membedakan tawar-mwnawar
distributive dan inegratif,mendefinisikasi lima langkah dalam
proses perundingan, menggambarkan perbedaan budaya
dalam perundingan.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 9.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
Pendahuluan hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan 9.
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan
1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 3. Presentasi tugas

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke9.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan mingguberikutnya.
Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Sumber Belajar
1.

Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.


2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019

62
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

63
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke X (Kesepuluh)
Pokok Bahasan Kekuasaan dan Politik

Sub Pokok Bahasan 1. Deinisi kekuasaan


2. Membedakan kepemimpinan dan kekuasaan
3. Dasar-dasar kekuasaan
4. Ketergantunga : Kunci menuju kekuasaan
5. Taktik kekuasaan
6. Pelecehan seksual : Ketimpangan kekuasaan di tempat kerja
7. Politik : kekuasaan bertindak
8. Realitas Politik
9. Faktor penyumbang politik.

Standar Kompetensi Mahasiswa mampu memahami menggunakan pengaruh pada


orang lain dengan tujuan mengubah sikap atau tingkahlaku
individual atau kelompok dalam organisasi.

Mahasiswa mengaplikasikan tentang kekuasaan, membedakan


Kompetensi Dasar kepemimpinan dan kekuasaan, dasar-dasar kekuasaan, kunci
menuju kekuasaan, taktik kekuasaan, ketimpangan kekuasaan
ditempat kerja, politik kekuasaan bertindak, realitas politik
dan faktor penyumbang perilaku politik.

Indikator Keberhasilan Latihan tugas dan presentase tugas.

64
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian
Deskripsi Materi Pembelajaran
perbedaan kepemimpinan dan kekuasaan, 4 dasar kekuasaan, apa
yang menciptakan ketergantungan pada hubungan kekuasaan,
menjelaskan 7 taktik kekuasaan dan kemungkinan –
kemungkinanya, menjelaskan bahwa pelecehan seksual
merupakan penyalahgunaan kekuasaan, menjelaskan dan
melukiskan arti penting perspektif politik, factor – factor
individual dan organisasi yang merangsang perilaku politik,
menjelaskan bahwa perilaku defensive dapat melindungi
kepentingan diri individu,
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.
Uraian Materi Kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain dengan
tujuan mengubah sikap atau tingkahlaku individual atau kelompok
dalam organisasi setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa
mampu menjelaskan perbedaan kepemimpinan dan kekuasaan,
menjelaskan 4 dasar kekuasaan, menjelaskan tentang apa yang
menciptakan ketergantungan pada hubungan kekuasaan,menjelaska 7
taktik kekuasaan dan kemungkinan-kemungkinannya, menjelaskan,
menjelaskan bahwa pelecehan seksual merupakan penyalah gunaan
kekuasaan,, menjelaskan dan melukiskan arti penting perspektif politi,
menyebutkan factor-faktor individual dan organisasi yang merangsang
perilaku politik, menjelaskan bahwa perilaku defensive dapat
melindungi kepentingan diri individu, menjelaskan tindakan politik
bisa dikatakan etis.
Tahap Pembelajaran

Pendahuluan 1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke


10.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan10.
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan
1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 3. Presentasi tugas

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan
ke10.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi
perkuliahan minggu berikutnya.

65
Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Sumber Belajar
1.

Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.


2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

66
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke XI (Kesebelas)
Pokok Bahasan Komunikasi

1. Konsep dan Fungsi komunikasi


2. Model Proses Komunikasi
Sub Pokok Bahasan
3. Konflik Fungsional Vs Disfungsional
4. Elemen Komunikasi
5. Komunikasi Verbal dan Non verbal
6. Komunikasi yang efektif
7. Isu-isu Komunikasi Kontemporer
8. Komunikasi Elektronik

Mahasiswa mampu memahami dan menjalankan proses


Standar Kompetensi
perencanaan dan pengorganisasian dengan baik, sebagai
penggerak organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep dan fungsi


Kompetensi Dasar komunikasi, model proses komunikasi, elemen komunikasi,
komunikasi verbal dan nonverbal, komunikasi yang efektif,
isu-isu komunikasi kontem porer dan komunikasi elektronik.

Latihan tugas dan presentase tugas.


Indikator Keberhasilan
Mahasiswa mengerti tentang konsep dan fungsi komunikasi, model
Deskripsi Materi Pembelajaran
proses komunikasi, konflik fungsional vs disfungsional, elemen
komunikasi, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi yang
efektif, isu-isu komunikasi kontemporer, komunikasi elektronik.
Komunikasi merupakan proses ketika seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
67
lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

Uraian Materi Kemampuan untuk memahami konsep dan fungsi komunikasi,


model proses komunikasi, konflik fungsional vs disfungsional,
elemen komunikasi,komunikasi verbal dan non verbal,
komunikasi yang efektif, isu-isu komunikasi kontemporer,
komunikasi elektronik.
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke11.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan11.

1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan


Penyajian Kegiatan Inti:
1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 3. Presentasi tugas

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke11.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan mingguberikutnya.

Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Sumber Belajar
1.

Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.


2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

68
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke XII (Kedua belas)
Pokok Bahasan Pengambilan keputusan

a. Peran struktur organisasi dalam pengambilan keputusan


Sub Pokok Bahasan b. Teori pengambilan keputusan
c. Aplikasi pada permasalahan Strategis
d. Pengambilan keputusan dalam kelompok

Mahasiswa mampu memahami proses yang memilih pilihan


Standar Kompetensi
yang lebih disukai dan menentukan tindakan dari antara
alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang diberikan dalam
organisasi.

Mahasiswa mampu mengaplikasikasikan peran struktur


Kompetensi Dasar organisasi dalam pengambilan keputusan, teori pengambilan
keputusan, aplikasi pada permasalaha strategis dan
pengambilan keputusan dalam kelompok.

Indikator Keberhasilan Keaktifan dalam diskusi presentasi tugas yang di berikan jika
ada
Deskripsi Materi Pembelajaran Mampu mengambil keputusan dengan tepat dan benar dalam suatu
permasalahan yang ada,mengerti peran struktur organisasi dalam
pengambilan keputusan, teori pengambilan keputusan, aplikasi pada
permasalahan strategis, pengambilan keputusan dalam kelompok.

1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
69
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr.
Budi Ilham Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi,
PT. Raja Grafindo Persada Depok : 2021.

Uraian Materi Kemampuan untuk memahami peran struktur organisasi dalam


pengambilan keputusan, teori pengambilan keputusan, aplikasi
pada permasalahan strategis, pengambilan keputusan dalam
kelompok.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke
12.
Pendahuluan 2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan12.

Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan


1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. Contoh 3. Presentasi tugas

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke12.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan mingguberikutnya.

Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.


Sumber Belajar
1.

Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.


2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

70
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke XIII (tiga belas)
Pokok Bahasan Tim Kerja

Sub Pokok Bahasan 1. Mengapa Tim telah menjadi begitu popular dalam organisasi
2. Pengertian tim kerja dan perbedaannya dengan kelompok
3. Tipe-tipe tim kerja dalam organisasi
4. Bagaimana pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan
baik oleh Tim
5. Membentuk model yang efektif
6. Mengubah individu menjadi pemain Tim
7. Isu Kontemporer dalam mengelola Tim

Standar Kompetensi Mahasiswa mampu membentuk tim kerja yang baik dalam
Organisasi formal dan informal serta mencapai tujuan dari
organisasi tersebut.

Mahasiswa mampu mengevaluasi tim menjadi populer dalam


Kompetensi Dasar
organisasi, pengertian tim kerja dan perbedaannya dengan
kelompok, tipe-tipe tim kerja dalam organisasi, bagaimana
pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan baik oleh tim,
membentuk model yang efektif, mengubah individu menjadi
pemain tim, dan isu kontemporer dalam mengelola tim

Tugas dan peresentasi kelompok, kakatifan dalam diskusi.


Indikator Keberhasilan
Mahasiswa mampu memahami mengapa tim menjadi popular
Deskripsi Materi Pembelajaran
dalam kelompok organisasi, membedakan antara tim degan
kelompok kerja, mempelajari tiga bentuk tim dalam organisasi,
Mengembangkan konsep tim dan kelompok, kea rah tim yang
71
berkinerja tinggi, menjelaskan cara menejer membina
kepercayaan diantara anggota tim, menjelaskan bagaimana
organisasi dapat menciptakan pemain tim, menjelaskan
keuntungan dan kerugian dari keanekaragaman bagi tim
kerja,menjelaskan bagaimana menejemen dapat menjaga agar
tim tidak macet atau lesu.
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.
Tim merupakan bagian yang unggul pada sebuah organisasi
Uraian Materi dalam menjalankan bisnisnya, lazimnya kinerja tim lebih unggul
daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan
menuntut keterampilan ganda.adapun bagian-bagian nya terdiri
dari; 1. Mengapa Tim telah menjadi begitu popular dalam
organisasi, 2. Pengertian tim kerja dan perbedaannya dengan
kelompok, 3. Tipe-tipe tim kerja dalam organisasi, 4. Bagaimana
pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan baik oleh Tim,
5. Membentuk model yang efektif, 6. Mengubah individu
menjadi pemain Tim, 7. Isu Kontemporer dalam mengelola Tim

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 13
Pendahuluan 2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
2. hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan 13

Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen menjelaskan bagian dari materi perkuliahan


1. Uraian 2. Memberikan latihan dan tugas
2. Latihan tugas 3. Presentasi tugas
3. Diskusi

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke13.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentangmateri
perkuliahan mingguberikutnya.
Sumber Belajar 1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya,
PT. Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I :
Surabaya, 2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi,
UPP STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi
72
Ilham Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja
Grafindo Persada Depok : 2021.

73
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Muridah Hasan, S.E., M.M Nasruddin,S.E., M.M

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, SE., M.M
Pertemuan Ke XIV (empat belas)
Pokok Bahasan Kepemimpinan
Sub Pokok Bahasan a. Definisi kepemimpinan
b. Teori kepemimpinan
c. Gaya kepemimpinan
d. Syarat kepemimpinan efektif
e. Etika dan kepemimpinan
f. Kepemimpinan dalam organisasi

Standar Kompetensi Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mempin idividual atau


kelompok dengan baik dan dapat mempengaruhi oranglain
dalam hal bekerja dimana tujuannya adalah untuk mencapai
target yang telah ditentukan dalam organisasi.

Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menganalisis model kepemimpinan,


pendekatan sifat, pendekatan prilaku, kepemimpinan
karismatik, dan kepemimpinan transformasional dan
transaksional.

Tugas dan presentasi kelompok jika ada dan keaftipan dalam


Indikator Keberhasilan mengikuti perkuliahan
Review materi perkuliahan yang telah diberikan kepada
Deskripsi Materi Pembelajaran
mahasiswa
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.
Sumber Bacaan 2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
74
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan di dalam


Uraian Materi diri seseorang untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain
dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai
target (goal) yang telah ditentukan. pemimpin adalah seseorang
yang diberi kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem di
sebuah organisasi/ perusahaan. Dengan begitu, maka seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memandu dan
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang. Secara umum,
seorang pemimpin (leader) memiliki aura karismatik di dalam
dirinya, memiliki visi misi yang jelas, mampu mengendalikan apa
yang dipimpin, dan tentunya pandai dalam berkomunikasi.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemua 14.
Pendahuluan 2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/
hasil pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk
pertemuan 14.

Penyajian Kegiatan Inti: 1. Dosen mendemonstrasikan materi perkuliahan


1. Uraian 2. Latihan tugas jika ada
2. contoh 3. Presentasi tugas

Penutup 1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan


rangkuman materi pembelajaran pada pertemuan ke14.
2. Dosen memberikan gambaran Kisi - Kisi UAS
Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT.
Sumber Belajar
1.

Raja Grafindo Persada Jakarta : 1983.


2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya,
2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP
STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham
Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku Organisasi, PT. Raja Grafindo
Persada Depok : 2021.

75
KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Prilaku Organisasi


Kode Mata Kuliah : EKM 406
Bobot SKS : 3 SKS
Semester/Prodi : VII (tujuh) / Ekonomi Manajemen
Hari Pertemuan : Rabu
Jam / Pukul : 08.00 – 10.30
Tempat Perkuliahan : Tatap Muka Fakultas Ekonomi (UGL)
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, S.E., M.M.
No. HP / email : 0813750 36244. muridha.hasan@gmail.com

1. Manfaaat Mata Kuliah


Mata kuliah Prilaku Organisasi merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Program
Studi Manajemen. Pada mata kuliah ini akan membahas studi organisasi, struktur organisasi,
Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa memahami dan mengerti tentang pengertian
Organisasi, Prilaku Organisasi,Studi Organisasi,Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Prilaku
Individu, Motivasi, Evaluasi Kinerja dan Konvensasi, Stres dan perubahan, Prilaku Kelompok
dalam Organisasi, Konflik, Kekuasaan dan Politik, Komunikasi, tim Kerja, Kepemimpinan.

2. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah Prilaku Organisasi bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang studi organisasi,
Dalam mata kuliah ini akan dijelaskan tentang  Organisasi, Prilaku Organisasi,Studi
Organisasi,Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Prilaku Individu, Motivasi, Evaluasi Kinerja
dan Konvensasi, Stres dan perubahan, Prilaku Kelompok dalam Organisasi, Konflik, Kekuasaan
dan Politik, Komunikasi, tim Kerja, Kepemimpinan.

3. Kompetensi Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh wawasan baru serta mampu menjelaskan tentang
komponen dasar, kerangka pemikiran prilaku organisasi dan penerapannya di dalam organisasi
baik pemerintah maupun swasta pada era revolusi industri 4.0.

4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini bervariasi; seperti:
a. Ceramah
b. Tayangan Presentasi
c. Tanya jawab
d. Diskusi
e. Studi kasus
f. dan lain – lain

76
5. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini bervariasi; seperti:
a. Ceramah
b. Tayangan Presentasi
c. Tanya jawab
d. Diskusi
e. Studi kasus
f. dan lain – lain

6. Materi Pokok
Materi yang disajikan dalam mata kuliah Prilaku Organisasi ini adalah:
I. Studi Organisasi:
a. Pengertian prilaku organisasi
b. Peran organisasi dlm masyarakat
c. Perilaku didalam Organisasi

II. Struktur Organisasi:


a. Pengertian Struktur Organisasi
b. Mengidentifikasi Enam Unsur kunci yg menetapkan struktur organisasi
c. Desain Organisasi yg umum
d. Pilihan Desain Baru
e. Mengapa Struktur – struktur itu berbeda

III. Budaya Organisasi:


a. Mendeskripsukanpelembagaan dan hubungannya dengan budaya organisasi
b. karakteristik-karakteristik umum yg membentuk budaya organisasi
c. Membandingan budaya dominan
d. Mengidentifikasi efek fungsional dari budaya organisasi pada oranglain organisasi
e. Menjelaskan Bagaimana Cara mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi

IV. Perilaku Individual:


a. Mengidentifikasi karakteristik biografis utama

V. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
b. Teori Motivasi
c. Super Motivation

VI. Evaluasi Kinerja dan Kompensasi


a. Tujuan Evaluasi Kinerja

VII. Stres dan Perubahan


a. Stres dalam Prilaku Organisasi
b. Potensi Sumber Stres
c. Adanya Perbedaan Individu dalam menghadapi Stres
d. Konsekuensi dari Stres
e. Mengelola Stres
f. Perubahan Terencana
77
g. Penolakan Terhadap Perubahan
h. Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan
i. Politik Perubahan
j. Pendekatan Untuk Pengelolaan Perubahan Organisasi
k. Isu – isu Perubahan Kontemporer Bagi Manajer Dewasa ini.
l. Mengelola Perubahan, Keterikatan pada Budayanya.

VIII. Prilaku Kelompok dalam Organisasi


a. Mengapa Orang berkelompok
b. Definisi Kelompok
c. Beda Kelompok Formal dan Informal
d. Model Pengembangan Kelompok
e. Bagaimana Interaksi Kelompok Berlangsung
f. karakteristik kelompok berlangsung
g.Hubungan Kelompok Terhadap Kinerja
h.Hubungan Kelompok Terhadap Kepuasan

IX. Konflik
a. Pengertian Konflik
b.Transisi dalam pikiran Konflik
c. Konflik Fungsional Vs Disfungsional
d. Proses Konflik
e. Menciptakan Konflik Fungsional
f. Perundingan
g. Strategi Tawar - menawar
h. Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan
i. Proses Perundingan
j. Persoalan dalam Perundingan

X. Kekuasaan dan Politik


a. Deinisi kekuasaan
b. Membedakan kepemimpinan dan kekuasaan
c. Dasar-dasar kekuasaan
d. Ketergantunga : Kunci menuju kekuasaan
e. Taktik kekuasaan
f. Pelecehan seksual : Ketimpangan kekuasaan di tempat kerja
g. Politik : kekuasaan bertindak
h. Realitas Politik
i. Faktor penyumbang politik

XI. Komunikasi
a. Konsep dan Fungsi komunikasi
b. Model Proses Komunikasi
c. Konflik Fungsional Vs Disfungsional
d. Elemen Komunikasi
e. Komunikasi Verbal dan Non verbal
f. Komunikasi yang efektif
g. Isu-isu Komunikasi Kontemporer
h. Komunikasi Elektronik
78
XII. Pengambilan Keputusan
a. Peran struktur organisasi dalam pengambilan keputusan
b. Teori pengambilan keputusan
c. Aplikasi pada permasalahan Strategis
d. Pengambilan keputusan dalam kelompok

XIII. Tim Kerja


a. Mengapa Tim telah menjadi begitu popular dalam organisasi
b. Pengertian tim kerja dan perbedaannya dengan kelompok
c. Tipe-tipe tim kerja dalam organisasi
d. Bagaimana pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan baik
oleh Tim
e. Membentuk model yang efektif
f. Mengubah individu menjadi pemain Tim
g. Isu Kontemporer dalam mengelola Tim

XIV. Kepemimpinan
a. Definisi Kepemimpinan
b. Teori Kepemimpinan
c. Gaya kepemimpinan
d. Syarat kepemimpinan efektif
e. Etika dan kepemimpinan
f. Kepemimpinan dalam organisasi

7. Bahan Bacaan/Referensi
1. Miftah Thohah, Organisasi Konsep dasar dan Aplikasinya, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta :
1983.
2. Senot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,cetakan I : Surabaya, 2009
3. Drs. Ahmad Sobirin, M.B.A., Ph.D. , Budaya Organisasi, UPP STIM YKPN: 2019
4. Dr. H. furtasan Ali Yusuf, S.E., S.Kom., M.M . Dr. Budi Ilham Maliki, S.Pd., M.M, Perilaku
Organisasi, PT. Raja Grafindo Persada Depok : 2021.

8. Tugas-tugas
1). Tugas – tugas yang diberikan kepada mahasiswa adalah berupa:
a. Menjawab latihan soal
b. UTS (ujian Tengah Semester
2). Tugas Makalah

9. Kriteria dan Standar Penilaian


Penilaian yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada di Universitas Gunung Leuser (UGL)
berdasarkan beberapa komponen, meliputi Kehadiran (10%), Tugas-tugassebelum UTS (25%),
Ujian Tengah Semester (20%), tugas-tugas sebelum UAS (25%) dan Ujian Akhir Semester (20%).
Namun selain hal tersebut, dosen dapat menilai mahasiswa berdasarkan proses yang terjadi selama
perkuliahan seperti keaktifan dalam memberikan respon selama perkuliahan, kerapian berpakaian,
tingkah laku, presentasi kelompok, serta kesopanan.Standar penilaian yang digunakan yaitu
79
sebagai berikut:
a. Kehadiran = 10 % diperoleh mahasiswa dari kehadiran selama 14 pertemuan. Selain itu juga
didukung berdasarkan sikap, perbuatan, tingkah laku, serta keaktifan mahasiswa merespon
perkuliahan pada saat dosen memberikan pertanyaan setiap masuk perkuliahan, dan pada saat
presentasi tugas kelompok.
b. Tugas = 50% diperoleh dari tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa selama proses
perkuliahan, baik individu maupun kelompok, yang terdiri dari tugas sebelum UTS (25%) dan
tugas sebelum UAS (25%);
c. Ujian Tengah Semester (UTS) = 20% diperoleh dari hasil ujiah tengah semester mahasiswa
setelah mengikuti perkuliahan selama 7 pertemuan;
d. Ujian Akhir Semester (UAS) = 20% diperoleh dari hasil ujian akhir semester yang dilakukan
setelah pertemuan memenuhi batas 14 pertemuan;

Nilai akhir mahasiswa terdiri dari empat komponen di atas.Seluruh komponen penilaian (4 aspek)
tersebut harus lengkap.Apabila mahasiswa tidak melengkapi sampai 1 (satu) minggu setelah ujian
akhir berlangsung, mahasiswa akan dinyatakan tidak lulus dari mata kuliah yang bersangkutan.

10. Tata Tertib Mahasiswa dan Dosen


Dalam mengikuti perkuliahan selama satu semester kedepan, mahasiswa harus mematuhi segala
tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak kampus dan dosen pengampu mata kuliah. Tata tertib
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada mata kuliah Bisnis Digital (dibuktikan dengan KRS);
b. Memasuki perkuliahan secara tepat waktu. Hanya diberikan 10 menit dispensasi
keterlambatan. Bagi mahasiswa yang melewati waktu yang telah ditentukan, tidak
diperbolehkan mengikuti perkuliahan;
c. Harus menghadiri perkuliahan sebanyak 75% dari total pertemuan yang telah ditetapkan. Bagi
mahasiswa yang hanya memiliki kehadiran 70 – 74% maka diberikan tugas tambahan berupa
ringkasan materi pembelajaran, makalah, atau tugas lainnya;
d. Mahasiswa yang tidak dapat menghadiri perkuliahan pada jadwal yang telah ditetapkan, dapat
memberikan informasi melalui grup komunikasi, menelepon dan/atau mengirim sms/chat
kepada dosen yang bersangkutan;
e. Tidak mengaktifkan handphone (HP) selama perkuliahan berlangsung;
f. Mahasiswa harus bersikap baik selama perkuliahan berlangsung dan juga selama berada di
lingkungan kampus atau di luar kampus;
g. Berpakaian rapi, sopan, dan memakai sepatu;
h. Memiliki grup whatsapp agar diskusi dan informasi dapat dilakukan dengan kondusif dan
aktif;
i. Memiliki kelompok presentasi, aktif dalam diskusi, dan tidak mengganti anggota kelompok
tanpa izin dari dosen bersangkutan;
j. Mahasiswa yang tidak menyerahkan tugas sesuai jadwal yang telah disepakati akan
memperoleh sanksi berupa pengurangan nilai atau penolakan terhadap tugas yang diserahkan;
k. Mahasiswa berhak memberikan pertanyaan, ide, kritik, saran, koreksi, atau masukan kepada
kelompok penyaji, juga tidak menutup kemungkinan kepada dosen yang memberikan
80
perkuliahan secara sopan;
l. Mahasiswa yang ingin menyampaikan pendapat di dalam kelas perkuliahan harus berdasarkan
etika komunikasi yang baik dan sopan;
m. Penilaian akhir berdasarkan:
1) Kehadiran perkuliahan.
2) Penyelesaian tugas-tugas.
3) Sikap dan perilaku.
4) Jawaban quiz/latihan soal
5) Ujian Tengah Semester (UTS).
6) Ujian Akhir Semester (UAS).
n. Memberikan kabar berita atas ketidakhadiran dalam perkuliahan;
o. Apabila proses pembelajaran tidak dapat berlangsung karena hal tertentu, maka dosen harus
memberikan informasi serta memberikan bahan perkuliahan yang dibutuhkan;
p. Dosen harus menerima kritik dan saran mahasiswa secara terbuka;
q. Penilaian yang dilakukan oleh dosen harus bersifat adil dan objektif.

11. Jadwal Kuliah


Jadwal perkuliahan tatap muka dilaksanakan setiap minggu pada:
a. Hari Rabu, pukul 08.00-10.30 WIB
b. Selain tatap muka juga dilakukan kuliah terstruktur dan tugas kelompok
c. Jika dosen berhalangan, maka wajib mengganti perkuliahan diwaktu lainnya.

12. Lain-lain
Jika terdapat beberapa hal di luar kesepakatan ini yang perlu disepakati, maka dapat didiskusikan
secara teknis pada setiap perkuliahan. Apabila ada perubahan isi kontrak perkuliahan, maka akan
ada pemberitahuan terlebih dahulu. Kontrak Perkuliahan ini dilaksanakan mulai dari
disampaikannya kesepakatan ini hingga perkuliahan selesai di akhir semester.

Kutacane, Januari 2022


Perwakilan Mahasiswa Dosen Prilaku Organisasi
Prilaku Organisasi

Mhd. Za
NIM. 1970202055 Muridha Hasan, S.E., M.M
NIDN. 1318127801

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen

Nasruddin, S.E., M.M.


NIDN. 1305107001

81
BAHAN AJAR

Materi 1 : Studi Organisasi:

Topik : Studi Organisasi:


Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan pengertian prilaku organisasi, peran organisasi dalam
masyarakat, mengidentifikasi prilaku didalam organisasi

82
I. Prilaku organisasi adalah ; studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi
atau suatu kelompok tertentu. Prilaku organisasi merupakan gabungan ilmu perilaku seperti psikologi,
sosiologi, dan antropologi telah memberikan wawasan yang cukup berarti bagi pengembangan yang lebih baik
atas manusia dalam organisasi. Atau
Prilaku Organisasi merupakan bidang studi yang mencakup Teori,metode dan prinsip dari berbagai disiplin
ilmu guna mempelajari persepsi individu, nilai- nilai,kapasitas pembelajar individu, dan tindakan-tindakan saat
bekerja dalam kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisis akibat lingkungan eksternal
terhadap organisasi dan sumberdayanya, misi sasaran dan strateginya.
Ket. Lingkungan eksternal adalah : Lingkungan yang ada diluar organisasi yang meliputi variabel-variabel
diluar organisasi yang dapat berupa tekanan umum dan tren didalam lingkungan sosial yang terbagi dalam
variabel peluang dan ancaman
Definisi perilaku organisasi yang multi disiplin dapat menggambarkan:
a. Pertama , PO (perilaku Organisasi) adalah cara berfikir, beradap pada diri individu, kelompok dan tingkat
organisasi.
b. Kedua Po (perilaku organisasi) adalah Multidisiplin yang menggunakan prinsip, modal, teori dan metode –
metode dari disiplin lain dengan adanya disiplin lain ini dapat memperkaya kajian PO.
c. Ketiga terdapat suatu orientasi kemanusiaan yang jelas dalam perilaku organisasi.
d. Keempat PO berorientasi pada kinerja. Kajian mengnai bagaimana meningkatkan, memelihara dan
meningkatkan kembali kinerja merupakan hal-hal penting yang menjadi pokok bahasan manajemen.

II. Peran organisasi dalam masyarakat; beberapa individu yang hidup dalam suatu masyarakat dengan
segala keunikan dan tingkah Laku yang akan memainkan perannya dalam masyarakat. Demikian pula
organisasi, yang terdiri dari kumpulan manusia,dan mempunyai ciri dan karakteristik sendiri.

Organisasi yang telah mapan dengan pengalaman panjang diyakini telah mempunyai budaya sendiri, yang
pada saatnya akan mewarnai juga budaya kerja karyawan secara individual. budaya organisasi tentang cara
hidup sehat, efektif dan efisien akan mempengaruhi dan mempunyai peran yang penting dalam kehidupan

masyarakat sekitarnya. Suatu lingkungan masyarakat yang dihuni oleh anggota organisasi yang mempunyai

83
budaya hidup bersih bisa dipastikan akan membawa budaya hidup bersih itu dalam lingkungan hidupnya
sehari-hari yaitu disekitar rumah tempat tinggalnya. Demikian pula, karyawan yang telah terbiasa hidup dalam
suasana produktif dalam lingkungan organisasinya dapat diramalkan bahwa karyawan tersebut akan
mempraktikkan kebiasaan hidup Produktif dirumahnya, dan dalam lingkungan keluarganya. Dan pada
akhirnya budaya organisasi itu akan ditransformasikan kedalam kehidupan sehari-hari oleh anggota organisasi
tanpa disadari. Inilah peran signifikan organisasi dalam masyarakat.

III. Perilaku didalam Organisasi Berasal dari Dua Sumber :


a. Individu
b. Kelompok
Kinerja individual adalah: Dasar kinerja organisasi. Oleh karenanya pemahaman tentang Perilaku individu
masing-masing anggota organisasi menjadi titik sentral dalam upaya pencapaian Tujuan organisasi. semakin
baik seseorang mengetahui dan memahami perilaku unik dari anggota organisasinya semakin besar
kemungkinan orang itu memperoleh sukses menggerakkan organisasi kearah pencapaian tujuan. Karena
kinerja organiasi tergantung dari kinerja individu, maka dalam hal ini menejer juga harus mempunyai kinerja
yang baik secara individual agar upaya mempengaruhi kinerja organisasi yang dipimpinnya menjadi efektif.

Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian kinerja organisasi :


- Motivasi dan kemampuan berinteraksi menentukan kinerja. Teori motivasi menjelaskan dan
memprediksi bagaimana perilaku individu di bangkitkan, dipertahankan, dan dihentikan.
Contoh: Insentif / bonus jika seorang karyawan berhasil menjual melebihi standard dan target yang
telah ditentukan dalam pekerjaannya.
- Imbal Jasa atau balas jasa dan penghargaan (finansial dan non finansial)
Imbal jasa berupa finansial seperti : gaji, upah, komisi, bonus dan tunjangan. Non finasial berupa
Penghargaan dengan cara pemberian pujian yang tulus, perhatian yang sewajarnya, sikap membantu
dan saling Pengertian.
- Perilaku kelompok dan pengaruh antar pribadi juga memberikan kekuatan atas kinerja organisasi.
Kelompok terbentuk karena tindakan sengaja dan tidak sengaja oleh manajemen dan juga oleh individu.
Kelompok dapat dibagi menjadi dua :
Kelompok formil adalah : kelompok yang dibentuk secara sengaja oleh manajemen untuk melaksanakan
suatu pekerjaan dan tugas dalam organisasi tersebut.
Kelompok Informal adalah: kelompok yang dibentuk secara tak disengaja oleh manajemen Untuk
mendukung tercapainya suatu tugas . Kelompok informal juga bisa terbentuk atas inisiatif individual karena
84
kesamaan minat, hobi dan berdasar persahabatan. Kedua kelompok ini mempunyai pengaruh yang siknifikan
terhadap kinerja organisasi.

85
Materi 2 : STRUKTUR ORGANISASI

Topik : STRUKTUR ORGANISASI


Deskripsi : Pada topik ini tentang pengertian struktur organisasi, enam unsure kunci yang menetapkan
struktur organisasi, desain organisasi yang umum, memahami pilihan desain baru mengapa
struktur - struktur itu berbeda, peran struktur organisasi dalam pengambilan keputusan.
Pengorganisasian ( rangkaian kegiatan Pengorganisasian ) adalah : proses manejerial yang berkelanjutan yang
berupa peninjauan kembali struktur organisasi, job description, dan staffing (kepegawaian) nya. Artinya didalam
pengorganisasian ini jelas pengelompokkan dan jenis-jenis pekerjaan yang di tunjuk bagi anggota organisasi tersebut
dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan agar efektif dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah
diberikan.
I. Pengertian struktur Organisasi
Struktur organisasi menetapkan cara bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan di koordinir secara
formal.
Struktur Organisasi adalah : Sistem atau jaringan kerja terhadap tugas – tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang
menghubungkan secara bersama pekerjaan individual Dengan kelompok. Untuk mencapai sasaran – sasaran dan
tujuannya.
II. Enam unsur kunci yang menetapkan struktur organisasi
Enam unsur kunci dalam membuat keputusan dalam pengorganisasian, termasuk dalam kegiatan membentuk organisasi
baru, memperbaiki organisasi yang sudah ada, atau mengganti sistem yang sudah ada
Enam Elemen Kunci atau unsur yang perlu diperhatikan menejer dalam mendesain Struktur Organisasi :
1. Spesialisasi pekerjaan (pembagian tenaga kerja) : suatu tingkat dimana tugas dan organisasi dibagi-bagi
menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah.
Pembagian kerja, adalah membagi seluruh beban pekerjaan menjadi banyak tugas secara yang wajar dan nyaman dapat
dilaksanakan oleh individu dan kelompok dengan penuh rasa tanggung jawab.
Menggabungkan beberapa tugas secara logis sehingga diperoleh keberhasilan pencapaian tugas (efektif) dan efisien.
Menetapkan siapa yang membuat laporan dan kepada siapa laporan disampaikan ( hierarki organisasi).
Koordinasi, adalah: mekanisme yang menyatukan kegiatan departemen menjadi satu kesatuan dan memantau efektivitas
integrasi tersebut (saling berkoordinasi).
2. Departementalisasi dasar yang dipakai untuk mengelompokkan bersama,sejumlah pekerjaan.
Pengelompokkan kegiatan dapat dilakukan :
a. Menurut fungsi yang dijalankan
b. Menurut tipe produk yang dihasilkan organisasi
c. Atas dasar geografik atau teritori (wilayah)

86
d. Tipe tertentu dan pelanggan

3. Rantai Komando : Garis tidak putus dari wewenang yang terentang dari puncak
organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa yang melapor.
a. Wewenang : hak-hak yang inheren dalam posisi menajerial untuk memberi perintah itu dipatuhi
b. Kesatuan Komando : Seorang bawahan seharusnya mempunyai satu atasan kepada siapa Ia bertanggung jawab
langsung.
Kondisi sekarang;
Konsep rantai komando, wewenang, dan kesatuan komando.
a. Telah sangat kurang relevan dewasa ini karena kemampuan teknologi komputer dan kecenderungan kearah
pemberdayaan karyawan.
b. Teknologi komputer makin memungkinkan para karyawan dimana saja tanpa melewati saluran-saluran normal.
c. Konsep wewenang dan mempertahankan rantai komando makin kurang relevan karena karyawan yang beroperasi
makin diperdayakan untuk mengambil keputusan yang sebelumnya dicadangkan untuk manajemen saja.
d. Banyak organisasi masih merasa paling produktif dengan memaksakan rantai komando.

Pendelegasian wewenang
Tahap- tahap;
 Memperjelas tugas (menentukan, mengidentifikasi, mempunyai waktu dan motivasi)

 Spesifikasikan jarak pendelegasian kebijaksanaan.

 Mengizinkan berpartisipasi pendelegasian

 Perlunya informasi
 Menetukan timbale balik Kontrol.

4.Rentang Kendali Manajemen : Jumlah Bawahan yang dapat diatur manajemen secara efektif dan efisien. Tujuannya
untuk menentukan banyaknya tingkatan dan manejer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi : pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat untuk
mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya, pengalihan tanggung
jawab, kewenangan dan sumber-sumberdaya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat kepemerintah daerah dalam
kerangka negara kesatuan republik Indonesia.
6. Formalisasi : Aturan-aturan, prosedur, Instruksi dan komunikasi dibakukan atau standarisasi pekerjaan dalam
organisasi.

III. Model Desain Organisasi


87
Desain organisasi terdiri dari tiga macam model:
a. KONVENSIONAL struktur organisasi yang bercirikan tingkat departementalisasi sederhana, rentang kendali yang
luas, wewenang yang dipusatkan dalam tanggung jawab satu orang dan tingkat formalisasi rendah. Struktur jenis ini
paling banyak dipraktikkan dalam bisnis kecil dimana menejer dan pemilik hanya ada satu dengan orang yang sama.

b. BIROKRASI struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan
pengaturan yang sangat formal,tugas-tugas yang dikelompokkan kedalam departemen-departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando.
c. Matriks struktur yang menciptakan lini rangkap wewenang, menggabungkan Departementalisasi fungsional dan
produk ( matriks memiliki rantai komando ganda).
Kekuatan metriks terletak pada kemudahan koordinasi diantara spesialis untuk mencapai penyelesaian tepat waktu dan
memenuhi target anggaran serta memberikan tanggung jawab yang jelas untuk semua aktivitas yang dikaitkan dengan
suatu produk, meski dengan duplikasi aktivitas dan biaya.
Kelemahan utama metriks adalah : kesulitan mengkoordinasi tugas dari spesialis fungsional Yang beraneka agar
aktivitas mereka diselesaikan pada waktunya sesuai anggaran.Karakteristik struktural yang paling jelas dari metriks
adalah metriks memecah konsep kesatuan Komando karyawan. dalam metriks mempunyai dua atasan yaitu menejer
departemen fungsional dan menejer produknya, olehkarna itu metrik mempunyai rantai komando rangkap dua

IV. Pilihan Desain Baru


Desain struktur organisasi baru terdiri dari: Struktur Tim, Struktur Organisasi Virtual / jejaring, dan struktur
Organisasi tanpa tapal batas.
a. Struktur Tim penggunaan tim sebagai piranti pusat untuk mengkoordinasi kegiatan kerja. Karakteristik primer
dari struktur Tim adalah struktur tim memecah penghalang departemental dan mendesentralisasi pengambilan
keputusan sampai tingkat tim disamping itu struktur tim juga menuntut para karyawan untuk menjadi generalis
dan spesialis. Pada organisasi-organisasi besar struktur tim lazim dikenal dengan birokrasi. Birokrasi
mempunyai banyak tingkat Vertikal manajemen dimana kendali diusahakan lewat kepemilikan. Dalam
Organisasi semacam itu, penelitian dan pengembangan dilakukan dalam organisasi, produksi terjadi dalam pabrik
yang dimiliki perusahaan, dan penjualan serta pemasaran dilakukan oleh karyawan perusahaan itu sendiri. Untuk
mendukung semua ini, manajemen harus mempekerjakan personalia ekstra yang mencakup akuntan , spesialisasi
sumberdaya manusia dan ahli hukum.
b. Organisasi Virtual / Organisasi Jaringan Suatu organisasi inti yang lebih kecil, menggunakan sumber luar untuk
fungsi-fungsi bisnis utama.
Organisasi virtual adalah sangat tersentralisasi dengan sedikit atau tanpa departementalisasi.
Organisasi virtual sifatnya menciptakan jaringan – jaringan hubungan yang memungkinkan mereka untuk
mengontrak produksi,distribusi, pemasaran atau fungsi bisnis lain dimana menejemen merasa orang lain dapat
88
melakukan dengan lebih baik atau lebih murah.
Organisasi virtual mengambil banyak fungsi dari luar dan memusatkan perhatian pada apa yang
terbaik. Keuntungan utama dari organisasi virtual adalah keluesannya dan kekurangannya adalah kurangnya
kontrol manajemen atas bagian-bagian utama dari bisnisnya.
c. Organisasi tapal Batas
Suatu organisasi yang mengusahakan penghapusan rantai komando sehingga memungkinkan mempunyai
rentang kendali yang tidak terbatas dan menggantikan departemen dengan tim-tim yang diberdayakan.
Organisasi seperti ini dapat dilakukan baik secara vertikal maupun horizontal.
Organisasi tanpa tapal batas adalah Jaringan Komputer. (komputer ini memungkinkan orang- orang untuk
berkomunikasi melintas batas intra organisasi dan inter organisasi.

V.Mengapa Struktur – struktur itu berbeda


Perbedaan desain struktur organisasi itu berbeda disebabkan berbagai kendala yang terdapat didalam organisasi
Misalnya ;
Model mekanistik dimana struktur dicirikan dengan departementalisasi yang ekstensif, formalisasi yang tinggi, jaringan
informasi yang terbatas dan sentralisasi.
Dalam model organik, dimana strukturnya datar, menggunakan tim hirarkis (sebuah kumpulan Yang disusun) silang dan
fungsional silang mempunyai formulasi rendah, memiliki jaringan informasi yang menyeluruh dan
mengandalkan pengambilan keputusan partisipatif.
Faktor – faktor struktur berbeda dilihat dari: Model, strategi, ukuran organisasi, teknologi dan lingkungan.
Struktur datar: merupakan jenis struktur yang terdesentralisasi atau minim perbedaan tingkat manajemen antara
manejerial dan karyawan. Artinya memiliki kepercayaan bahwa setiap pekerja telah memiliki spesialisasi di bidang
masing – masing untuk mencapai tujuan perusahaan.

VI. Peran struktur Organisasi dalam pengambilan Keputusan


Model Organik : Struktur organisasi merupakan struktur yang datar, menggunakan tim hirarkis silang dan
fungsional mempunyai formalisasi rendah, memiliki jaringan informasi rendah yang menyeluruh dan mengandalkan
pengambilan keputusan partisipatif.
Faktor yang menentukan desain struktural adalah strategi, ukuran, teknologi dan lingkungan.
 Strategic – Decision – Making ( proses pengambilan Keputusan Strategis), merupakan proses pengambilan
keputusan strategis disuatu perusahaan sebagai usaha agar perusahaan sesuai dan mampu beradaptasi dengan
lingkungan eksternal. Proses ini memiliki dampak yang sangat luas dan fundamental terhadap aspek dan fungsi dari
organisasi, mempengaruhi arah pengembangan organisasi, administrasi, dan struktur perusahaan.
 Perspektif yang mempengaruhi pembentukan model pengambilan keputusan strategis, yaitu Teori pengambilan
Keputusan.

89
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Terdapat empat (4) paradigma dalam teori pengambilan keputusan :
1. Model Rasional
2. Model organisasional
3. Model politik dan power
4. Model garbage can

1. Model Rasional : dalam perspektif ini di asumsikan bahwa setiap individu memiliki persamaan perilaku
terhadap tujuan yang ingin dicapai. Artinya dalam hal ini si pengambil keputusan harus bijak dalam menentukan
langkah-langkah sebelum memutuskan, dengan melihat permasalahan-permasalahan yang ada secara rasional.
2. Model Organisasional : model ini merupakan pengmbangan dari model rasional dimana dalam pengambilan
keputusan, kognitif dari faktor pengambil keputusan adalah terbatas dan aspek-aspek organisasilah yang akan
menutupi keterbatasan “kognitif dan membentuk “kognitif aktor pengambil keputusan. Dalam perspektif ini
lebih melihat bahwa aspek organisasi memberikan dan menentukan proses pengambilan keputusan seperti Size
(Ukuran) organisasi mempengaruhi rasionalitas dalam pengambilan keputusan.
Organisasi mempengaruhi perilaku anggotanya melalui serangkaian proses seperti : Departalisasi unit kerja, prosedur
kerja, otoritas hierarki dalam struktur, komunikasi,identitas dan loyalitas.
3. Model Politik dan Kekuasaan : Akar dari perspektif politik dalam pengambilan keputusan adalah politik.
Perspektif ini melihat bahwa para pengambil keputusan memiliki tujuan yang berbeda- beda, mereka
bekerjasama melalui proses koalisi dan preferensi dari aktor yang memiliki pengaruh yang paling besar yang
akan menang. inti perspektif ini adalah proses dimana konflik muncul dari aktor yang saling mengamankan dan
memperjuangkan prefensinya, keputusan akan mengikuti keinginan dan pilihan dari aktor yang paling
berpengaruh , berkuasa. Organisasi diasumsikan tidak memiliki tujuan yang pasti tujuan organisasi merupakan
hasil dari interaksi para aktor.
4. Model “Garbage Can” teori ini pertamakali dikemukakan oleh Cohen, Marcdan Olsen (1972), bahwa
keputusan dalam suatu organisasi terjadi dengan tidak sengaja atau kebetulan. Teori ini merupakan reaksi dari
model rasional dan model politik, yang menurut mereka memiliki banyak kelemahan terutama dalam memahami
proses pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks, tidak stabil dan dalam dunia yang ambiguous.

Organisasi dalam model ini adalah yang didefinisikan sebagai organized anarchies dan organisasi dicirikan :
 Ketidak konsistenan dan sulitnya mendefenisikan preferensi dari aktor pengambil keputusan, mereka
biasanya menemukan dan menentukan preferensi setelah melalui serangkaian aktivitas yang kemudian menjadi
pilihan mereka.

90
 Dalam organisasi ini tidak memiliki teknologi ( dalam arti luas) yang jelas, masing- masing anggota organisasi
mendapatkan Knowledge melalui proses pembelajaran trial and Eror.
 Organisasi ini dicirikan oleh bentuk partisipasi yang bebas, dimana para aktor bebas datang dan persegi
selama proses pengambilan keputsan. Perbandingan dengan model rasioanal dan politik, model ini lebih
mengutamakan aspek kesempatan dan peluang, apa yang akan diputuskan sangat tergantung dari waktu dan luck
dan keputusan itu sendiri memiliki karakter yang tidak jelas. Inti dari model ini adalah : keputusan merupakan
hasil dari bauran orang yang memiliki pengaruh, masalah, solusi dan pilihan kesempatan.

91
Materi 3 : Budaya Organisasi

Topik : Budaya Organisasi


Deskripsi : Pelembagaan dan hubungannya dengan budaya organisasi, karakteristik – karakteristik
umum yang membentuk budaya organisasi, membandingkan budaya yang dominan, mengidentifikasikan
efek fungsional dari budaya organisasi pada orang lain organisasi, menjelaskan bagaimana cara
mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.
I. Definisi budaya organisasi dari hasil tinjauan literature dapat dikemukakan :
 Budaya organisasi sebagai pola asumsi dasar diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh
kelompok tertentu karena ia belajar mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang
telah bekerja cukup baik untuk dianggap bernilai dan oleh karena itu diajarkan kepada anggota baru
sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan sehubungan dengan masalah
tersebut ( Edgar Shein dalam Luthan, 2011:72)
 Budaya Organisasi adalah: apa yang para karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini
menciptakan suatu pola keyakinan, nilai dan ekspektasi (Gibson,et al, 2012: 31).
 Budaya organisasi menunjukkan suatu system makna bersama yang dimiliki oleh anggota yang
membedakan organisasi dari organisasi lain (Robbins & Judge, 2013 : 512).

II. Fungsi Budaya Organisasi


 Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi untuk
beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya yaitu; dengan memperkuat pemahan anggota organisasi,
kemampuan untuk merealisir, terhadap misi dan strategi, tujan, cara, ukuran, dan evaluasi.
 Budaya berfungsi untuk mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman
dan kemampuan anggota organisasi untuk bebahasa, berkomunikasi, kesepakatan atau konsensus
internal, kekuasaan dan aturannya, hubungan anggota organisasi (karyawan), serta imbalan dan sanksi
( Schein, 1991: 52-66).
Budaya dapat dirincikan memiliki beberapa Fungsi didalam organisasi:
a. Memiliki suatu peran batas-batas penentu, yaitu budaya menciptakan perbedaan antara satu
organisasi dengan organisasi lain.
b. Budaya menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batas yang lebih luas, melebihi batas
ketertarikan individu.

92
d. Budaya mendorong stabilitas system ekonomi
e. Budaya bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang memberikan panduan
dan bentuk perilaku serta sikap karyawan.

III. Pentingnya Budaya Organisasi


Budaya Organisasi adalah ; Sistem nilai yang mengatur cara berprilaku dan bertindak orang-orang yang ada
didalamnya. Kuat atau lemahnya budaya organisasi dalam suatu perusahaan tergantung pada sejauhmana nilai-
nilai inti yang dikembangkan itu dimiliki secara dalam dan luas oleh karyawan-karyawannya. Semakin banyak
karyawan menerima nilai-nilai inti organisasinya dan semakin besar komitmen mereka terhadap nilai-nilai
tersebut, berarti semakin kuat budayanya (Robbins & Coulter, 2002: 59).
Budaya menjalankan sejumlah fungsi dalam oranisasi. Robbins dan Judge (2013: 516) mengemukakan
lima fungsi budaya dalam organisasi, yaitu:
1. Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara
satu organisasi dan lain.
2. Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri
pribadi seseorang.
4. Budaya itu meningkatkan kemantapansistem social. Budaya merupakan perekat social yang membantu
mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat mengenai apa yang harsu
dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan
membentuk sikap serta prilaku karyawan.

IV. Karakteristik Budaya Organisasi


Para pakar mengemukakan karaktersitik budaya organisasi secara berbeda,
Budaya organisasi sebagai sistem nilai yang dianut dan dimiliki secara bersama anggotanya memiliki
tujuh karakteristik ( Robbins & Judge, 2013:512; Robbins & Coultler, 2002:59) yaitu;
 Innovasi dan pengambilan risiko, sejauh mana para karyawan didorong agar inovatif dan mengambil
risiko.
 Perhatian terhadap detail, sejauhmana para karyawan diharapkan memperlihatkan presesi (kecermatan),
analisis dan perhatian terhadap detail.
 Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan

93
proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
 Orientasi orang, sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-
orang didalam organisasi itu.
 Orientasi Tim, sejauhmana kegiatan kerja diorganisasikan berdasarkan tim, bukannya berdasar individu.
 Keagresifan, sejauhmana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai.
 Kemantapan, sejauhmana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo bukannya
pertumbuhan.

Greenberg dan Baron (2008:545), mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah sekumpulan dari
enam karakteristik inti yang secara kolektif dihargai oleh para anggota organisasi sebagai berikut;
 Kepekaan pada organisasi lain: memperhatikan kebutuhan dan kepuasan pelanggan dengan
memberikan pelayanan lebih baik.
 Keinginan pada ide-ide baru; mendorong karyawan untuk memunculkan ide-ide baru dalam pekerjaan.
 Kemauan mengambil resiko; mendorong karyawan untuk mau mengambil resiko.
 Nilai ditempatkan pada orang; orang diperlukan dengan baik, sehingga mereka merasa dihargai.
 Keterbukaan pilihan komunikasi yang ada; menharapkan orang untuk membuat keputusan secara bebas
dan mengomunikasikannya kepada siapapun yang membutuhkannya.
 Persahabatan dan kesesuain; karyawan cenderung bersahabat dan cocok satu dengan lainnya.

Luthans (2013;72), mengatakan budaya organisasi memiliki sejumlah karakteristik penting sebagai
berikut;
 Keteraturan prilaku yang teramati. Ketika peserta organisasi berinteraksi dengan orang lain, mereka
menggunakan bahasa, terminologi, dan ritual umum yang berkaitan dengan rasa hormat dan sopan.
 Norma. Standar prilaku ada, termasuk panduan tentang berapa banyak pekerjaan yang harsu dilakukan,
yang dibanyak organisasi turun pada jangan lakukan terlalu banyak ; jangan terlalu sedikit.
 Nilai dominan. Ada beberapa niali utama yang dianjurkan oleh organisasi dan diharapkan para peserta
untuk berbagi.
 Filsafat. Ada kebijakan yang mengemukakan keyakinan organisasi tentang bagaimana caranya
karyawan dan atau pelanggan harus diperlakukan.
 Aturan. Ada pedoman ketat terkait untuk bergaul dalam organisasi. Pendatang baru harus mempelajari
tali tersebut agar bisa diterima sebagai anggota kelompok yang lengkap.
 Iklim organisasi. Adalah keseluruhan perasaan yang disampaikan secara fisik, tata letak, cara peserta
94
berinteraksi, dan cara anggotaorganisasi melakukan diri mereka dengan pelanggan atau orang luar
lainnya.

V. Jenis Budaya Organisasi

Budaya Organisasi dilihat dari tingkat pemilikan niali-nilai dapat dibedakan :


a. Dominan Culture (budaya dominan ) adalah; seperangkat nialai inti yang dimiliki oleh sebagian besar anggota
organisasi .
b. Subculture (subkultur ) adalah; seperangkat nilai yang dimiliki oleh minoritas, biasanya merupakan minoritas
kecil, dari anggota organisasi.

VI.Menciptakan dan mempertahankan Budaya Organisasi


1. Awal terbentuknya budaya organisasi, budaya organisasi dihasilkan dari interaksi antara fakta dan asumsi
para pendiri dengan apa yang dipelajari selanjutnya oleh anggota awal organisasi, dari pengalaman mereka
sendiri.
2. Menciptakan dan mempertahankan budaya
Penciptaan budayaterjadi dalam tiga cara (Robbins dan judge, 2013;519) ;
a. Pendiri menyewa dan hanya mempertahankan karyawan yang berfikir dan merasakan hal yang sama
seperti yang mereka lakukan.
b. Mereka mengindoktrinasi dan mensosialisasikan karyawan ini pada cara berfikir dan perasaan mereka.
c. Perilaku pendirinya sendiri mendorong karyawan untuk mengidentifikasi mereka dan mereka yang
menginternalisasikeyakinan, nilai, dan asumsi mereka.
3. Proses Seleksi Karyawan
Dalam proses ini organisasi berupaya untuk mengidentifikasi para calon- calon karyawan yang akan direkrut
oleh organisasi, biasanya akan terdapat lebih dari satu calon yang dapat teridentifikasi.
Tujuan seleksi adalah; untuk mengidentifikasi dan mempekerjakan individu-individu yang memiliki
wawasan, keterampilan dan kemampuan dalam melakukan pekerjaan untuk keberhasilan perusahaan.
4. Manajemen Puncak
Tindakkan dan perilaku manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi. Para bawahan
dan eksekutif senior menjadikan manajemen puncak sebagai standar dan acuan dalam mereka berprilaku
dalam organisasi serta memantapkan norma-norma yang terkait dalam organisasi terkait sejauh mana
pengambilan resiko diharapkan, seberapa banyak kebebasan yang harus diberikan oleh para menejer senior
kepada para karyawan, pakaian apa yang pantas, promosi dsb.

95
5. Sosialisasi
Setiap karyawan baru tidak serta merta mengerti, memahami dan mampu beradaptasi dengan budaya
organisasisecra keseluruhan. Oleh sebab itu perusahaan wajib memberikan sosialisasi dan doktrinisasi
kepada karyawan tersebut untuk dapat memahami secara detail tentang budaya organisasi dari perusahaan
tersebut. Proses adaptasi ini disebut dengan sosialisasi
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri dari tiga tahap;
 Kedatangan , mengarah pada semua pembelajaran yang dilakukan sebelum karyawan baru
bergabung dengan organisasi, dan mereka datang dengan serangkaian nilai-nilai, sikap, dan tuntutan
yang sudah ada.
 Orientasi, karyawan baru berusaha seperti apa organisasi tersebut dan membandingkan keadaan yang
diharapkan dengan realita yang mungkin saja berbeda.
 Metamorfosis, muncul dan berlaku perubahan yang relative bertahan lama. Karyawan-karyawan baru
menguasai keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan yang mereka lakukan, berhasil melakukan
peran yang baru, dan mampu melakukan penyesuaian terhadap nilai dan norma yang berlaku di
dalam kelompok.

Gambar. Model Sosialisasi

Proses sosialisasi Produktivitas

kedatangan Orientasi Metamorfosaa komitmen

perputaran

VII. Karakteristik pembentuk Budaya Organisasi , diantaranya adalah :


1. Inovasi dan pengambilan Resiko. Sejauhmana karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian kerincian. Sejauhmana karyawan diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis, dan
perhatian kepada rincian.
3. Orientasi Hasil . Sejauhmana keputusan manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
4. Orientasi Orang. Sejauhmana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang
didalam organisasi itu.
5. Orientasi Tim . Sejauhmana kegiatan kerja di organisasikan sekitar tim-tim, bukannya individu-individu.
96
6. Keagresifan. Sejauhmana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai.
7. Kemantapan. Sejauhmana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo dari pada pertumbuhan.

VIII. Pelembagaan adalah awal Pembentukan Budaya


Budaya organisasi yang baik adalah kebiasaan yang memungkinkan setiap anggota organisasi mampu menjadi
manusia yang produktif, kreatif, bekerja dengan antusias sesuai dengan permintaan, dan mampu mengubah
produk yang mempunyai nilai tambah tinggi dengan inovasi yang unik.
Kebiasaan untuk memperlakukan pelanggan dengan baik dan pada tempatnya, kebiasaan untuk selalu
memperhatikan keluhan konsumen dan kemudian menindaklanjutinya dengan perubahan ke arah yang lebih
baik, kebiasaan untuk selalu menyempurnakan produk dan melakukan upaya pengkinian teknologi meski
dilakukan dengan biaya yang serendah mungkin dikarenakan adanya upaya inovasi diyakini merupakan
karakteristik kunci yang dimiliki pendiri sebagai talenta entrepreunership.
Kebiasaan manajerial yang bersifat positif diantaranya adalah kebiasaan melakukan perencanaan sebelum
dilakukan suatu aksi organisasi, melakukan upaya pengorganisasian dengan tahapan – tahapan pengorganisasian
sesuai ilmu manajemen, melakukan koordinasi dengan beberapa elemen organisasi untuk menjamin segala
sesuatau yang telah direncanakan dan diorganisasikan berjalan dengan baik dan tidak terjadi tumpang tindih yang
merugikan, tidak terjadi konflik yang meruncing yang berakibat pada perpecahan dan saling mematikan.
Melakukan upaya-upaya pengendalian yang cocok sehingga seluruh upaya organisasi dapat lebih berdaya
guna dan tidak terjebak pada kesalahan yang sama yang tidak perlu.

Hal-hal kecil yang berdampak besar bisa dilakukan oleh eksekutif yang bukan pendiri, yaitu senantiasa
meletakkan dasar – dasar disiplin dalam bekerja dengan memberi teladan.
Misalnya datang pagi bahkan sebelum jam kerja dimulai dan baru pulang setelah semua pekerjaan diselesaikan
dan setelah karyawan merasa yakin tidak menjumpai kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya dihari itu.
Menyapa dengan senyum dan kata-kata baik dan yang memotivasi untuk Membangkitkan antusiasme kerja
disetiap hari.
Meminta maaf manakala terpaksa harus melanggar disilpin, melanggar peraturan yang telah disepakati, dan
menyalahi janji.
BUDAYA ORGANISASI TERBENTUK Apabila teladan eksekutif ini dilakukan dengan dawam (konsisten)
maka dalam jangka panjang akna memperkuat kebiasaan pendiri dan Seterusnya secara simultan pembiasaan itu
akan menjadi sesuatu yang melembaga yang disepakati semua pihak dalam kegiatan organisasi.
Upaya mempertahankan budaya organisasi yang baik selain dilakukan oleh pendiri dan eksekutif
penerus, maka usaha-usaha sosialisasi dalam dilakukan dengan cara :
a. Seleksi karyawan baru, dengan upaya yang cermat maka dapat diharapkan organisasi bisa mendapatkan
sumberdaya yang cocok dengan visi pendiri atau yang mempunyai potensi pengembangan diri yang besar.

97
b. Tindakkan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada budaya organisasi. Lewat apa yang mereka
katakan dan bagaimana mereka berprilaku, eksekutif senior menegakkan norma-norma yang mengalir kebawah
sepanjang organisasi, misalnya, apakah pengambilan resiko diinginkan, berapa banyak kebebasan seharusnya
diberikan oleh para menejer kepada para bawahan mereka, pakaian apakah yang pantas, dan tindakkan apakah
yang akan dihargai dala kenaikkan upah, promosi dan ganjaran lain.
c. Penempatan kerja, yang didahului dengan pelatihan mendalam maka diharapkan sumberdaya manusia yang baru
masuk mempunyai sikap disiplin yang tinggi sehingga pada saat ditempatkan dalam unit kerja dalam kondisi
siap untuk mendukung kebiasaan positif yang sudah berjalan.
d. Penguasaan kerja, akan didapatkan setelah memasuki masa kerja yang cukup dan pada saat itu diharapkan
kebiasaan positif telah berubah dan bertransformasi melalui internalisasi sehingga membentuk budayaindividual
yang sesuai dengan budaya organisasi.

IX. Karakteristik Umum Pembentukkan Budaya Organisasi


Langkah – langkah Pembentukkan Budaya Organisasi sebagai berikut :
a. Seorang pendiri mempunyai ide untuk mendirikan organisasi baru
b. Pendiri menerima orang-orang kunci dan menciptakan kelompok inti yang memiliki kesamaan visi.
c. Kelompok inti bergerak merealisasikan ide dan melengkapi segala sesuatu sehingga organisasi bisa
berjalan dengan baik dengan mencari dana, memperoleh hak paten, badan hukum, menentukan tempat
usaha, dsb.
d. Pendiri dan kelompok inti secara bersama membangun kebiasaan yang bertujuan untuk membangun
dan membesarkan organisasi dengan kebiasaan positif dan produktif.
e. Pembiasaan positif berjalan terus sehingga menjadi sesuatu yang inheren dengan gerak dan tingkah laku
seluruh organisasi sehingga tanpa disadari kebiasaan – kebiasaan itu telah melembaga menjadi budaya
organisasi.
Gambar. Siklus pemeliharaan budaya organisasi

Seleksi calon karyawan baru


secara cermat
Model peran dawam

Kerendahan hati menimbulkan


Hikmat terhadap pengalaman untuk meningkatkan Pelatihan mendalam
keterbukaan terhadap penerimaan melahirkan disiplin tinggi
sejarah organisasi norma dan nilai organisasi

Sistem penghargaan
utk memperkuat prilaku
Ketaatan pada nilai memungkinkan unggul
rekonsiliasi dari pengorbanan personal
98
f. Mengukur dan memberi penghargaan, bila dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan tatanilai yang
telah disepakati, maka akan membuka peluang untuk mencintai dan menyanyangi organisasi dan
menciptakan rasa memiliki (sense of belonging) organisasi yang tinggi.
g. Ketaatan pada niali-niali yang penting, akan timbul dengan sendirinya seiring dengan tumbuhnya rasa
memiliki organisasi, sehingga ketaatan pada nilai-nilai penting organisasi itu juga merupakan
pengejawantahan rasa cinta terhadap organisasi.
h. Hikmat terhadap sejarah organisasi, akan muncul dari ketaatan, rasacinta, rasa memiliki organisasi
dengan cara tidak mencederai nama baik para pendiri, tidak berusaha merusak organisasi baik dari
dalam maupun dari luar.
i. Model peran dawam (konsisten) sangat diperlukan untuk proses sirkuler berikutnya, karena karyawan
lama akan melakukan kegiatan yang sama dengan melakukan perekrutan anggota organisasi baru dan
bertanggung jawab mengantarkannya sesuai dengan siklus pemeliharaan budaya organisasi.

X. Budaya Organisasi yang dominan


Budaya organisasi adalah : suatu sistem berbagai arti yang dilakukan oleh para anggotanya yang
membedakan organisasi satu dengan organisasi lain.
Budaya organisasi yang dominan :
a. Budaya kuat melawan Budaya lemah suatu budaya kuat akan mempunyai pengaruh yang besar
pada prilaku anggota – anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas menciptakan
suatu iklim internal dari kendali prilaku yang tinggi.

b. Budaya Vs Formulasi suatu budaya yang kuat mencapai tujuan akhir yang sama tanpa perlu
dokumentasi tertulis. Artinya makin kuat budaya organisasi makin kurang mmanajemen itu perlu
memperhatikan pengembangan aturan dan pengaturan formal untuk memandu perilaku karyawan.

c. Budaya Organisasi Lawan Budaya Nasional budaya nasional harus diperhitungkan jika mau
membuat ramalan yang tepat mengenai perilaku organisasi dalam negara – negara yang Berlainan.
Riset menunjukkan bahwa Budaya nasional mempunyai dampak yang lebih besar pada para karyawan
dari pada organisasi mereka.

99
XI. Efek Fungsional Budaya
Fungsi – fungsi yang dilakukan oleh budaya dan menilai apakah budaya dapat merupakan suatu
kewajiban (liabilitas) untuk suatu organisasi.
a. Fungsi Budaya:
- Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas artinya : Budaya menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
Dimensi kultural yang amembedakan satu kultur dengan kultur lain termasuk hubungan antar manusia
secara alamiah, individualis lawan kolektivisme orientasi waktu, orientasi aktivitas, informalitas bahasa
dan agama.
- Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota – anggotanya organisasi.
- Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri
pribadi seseorang.
- Budaya itu meningkatkan kemantapan system sosial.

b. Budaya sebagai suatu Kewajiaban


Dari titik pandang seorang karyawan, budaya bernilai karena mengurangi kemenduaan (ambiguitas).
Budaya memberi tahu para karyawan bagaimana segala sesuatu dilakukan dan apa yang penting.
Budaya sebagai suatu kewajiban artinya budaya dapat mendorong komitmen organisasi dan
meningkatkan konsistensi perilaku pekerja, serta memberikan manfaat bagi organisasi.
Budaya juga berharga bagi para pekerja, karena menguraikan bagaimana hal – hal dilakukan dan mana
yang penting.
Budaya secara potensial bersifat disfungsional dapat menyelesaikan beberapa hambatan terhadap
sebuah organisasi :
- Hambatan terhadap perubahan Budaya merupakan suatu beban, bila mana nilai – nilai besama tidak
cocok dengan nilai yang akan meningkatkan keefektifan organisasi itu.
- Hambatan terhadap keanekaragaman Kepedulian atas keragaman dapat membuat kesuksesan
perencanaan dan beberapa usaha dari bagian sumberdaya manusia (SDM) .

Hambatan terhadap merger dan Akuisisi :


Faktor utama yang diperhatikan manajemen dalam mengambil keputusan merger atau akuisisi dikaitkan
dengan keuntungan finansial atau sinergi produk. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah faktor
kecocokan budaya kedua organisasi itu.
100
XII. Mencocokkan karyawan dengan Budaya Organisasi
- Para pendirinya mempekerjakan dan menjaga karyawan yang berfikir dan merasa cara yang mereka
tempuh.
- Mereka mengindoktrasikan dan mensosialisasikan para karyawan ini dengan cara berfikir dan merasa
mereka.
- Pendiri sendiri bertindak sebagai satu model peran yang mendorong karyawan untuk
mengidentifikasikan diri dengan mereka dan olehkarenanya menginternalisasikan keyakinan, nilai dan
asumsi – asumsi mereka. Dan kemudian budaya diteruskan kepada para karyawan dalam sejumlah
ragam dalam bentuk :
a. cerita : Cerita ini khususnya berisi dongeng dari epristiwa mengenai pendiri organisasi,
pelanggaran aturan, sukses dari simiskun ke kaya, pengurangan angkatan kerja, lokasi karyawan, reaksi
terhadap kesalahan masa lalu, dan masalah organisasi.
b. ritual : Merupakan deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat
nilai-nilai utama organisasi, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan
mana yang dapat dikorbankan.
c. Lambang materi : tata letak dari markas besar perusahaan, tipe mobil yang diberikan kepada eksekutif
puncak, dan ada tidaknya pesawat terbang korporasi merupakan beberapa contoh dari lambang materi,
dll.
d. Bahasa : organisasi dan unit yang didalam organisasi menggunkan bahasa sebagai suatu cara untuk
mengidentifikasi anggota suatu budaya atau sub budaya. Dengan mempelajari bahasa ini , anggota
membuktikan penerimaan mereka akan budaya itu dan, dengan berbuat seperti itu, membantu
melestraikan.

101
Materi 4 : PERILAKU INDIVIDUAL

Topik : PERILAKU INDIVIDUAL


Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan Mendefinisikan karakteristik biografis utama,
mengidentifikasikan dua jenis kemampuan, membentuk prilaku orang lain, membedakan
antara empat jenis penguatan, menjelaskan peran hukuman dalam pembelajaran,
mempraktikkan Swa – Manajemen.

I. PRILAKU INDIVIDUAL
Prilaku individual adalah : suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemempuan, kepercayaan pribadi,
pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.
Dasar-dasar prilaku individu : Semua prilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian
dan pengalamannya.

Ada Empat variabel tingkat individual yaitu ;


1. Karakteristik Biogarifis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari :
- Usia
- Jenis kelamin
- Status perkawinan
- Masa kerja
2. Kemampuan
kemampuan adalah : suatu kapasitas kemampuan individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan.
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing. Kemampuan individu tersusun dari dua
faktor yaitu :
a. Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah: kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental.
Ada tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual:
- Kecerdasan numerik kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
- Pemahaman verbal kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar serta menghubungkan kata
102
satu dengan yang lainnya.
- Kecepatan konseptual kemampuan mengenali kemiripan dan benda visual dengan cepat dan tepat.
- Penalaran induktif kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian
memecahkan masalah itu.
- Penalaran deduktif kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.
- Visualisasi ruang kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak seandainya
posisinya dalam ruang diubah.
- Ingatan kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.
b. Kemampuan fisik , kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. ada 9 (sembilan ) dasar kemampuan fisik yaitu:
kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluwesan extent, keluwesan dinamis,
koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina.
3. Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecendrungan yang stabil serta menentukan sifat
umum dan perbedaan dalam prilaku seseorang.
4. Pembelajaran adalah: setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil
pengalaman.

II. Membentuk prilaku orang lain


Metode – metode Pembentukan prilaku ada empat (4) cara :
a. Penguatan positif adalah ; suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan.
misal; atasan yang memuji seorang karyawan karena diselesaikannya suatu pekerjaan dengan baik.
a. Penguatan negatif adalah; suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik kembalinya sesuatu yang
tidak menyenangkan .
c. Penghukuman akan mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu usaha untuk
menyingkirkan suatu prilaku yang tidak diinginkan.
Misal; Menskors selama dua hari (tanpa upah) seorang karyawan karena masuk kerja dalam keadaan
mabuk.

III. Membedakan antara empat jenis penguatan prilaku individual


Menurut management study guide, menejer menggunakan metode berikut untuk mengendalikan
perilaku karyawan ;
- Penguatan positif berupa pemberian tanggapan positif yang dibutuhkan

103
Misal; memuji karyawan untuk datang lebih awal, reward dalam hal ini reward adalah positif untuk
memperkuat dapat dikatakan sebagai dorongan.
- Penguatan negatif ini berarti menghargai karyawan dengan menghapus konsekuensi negatif / tidak
diinginkan. Baik penguatan positif dan negatif dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang
diinginkan.
- Hukuman berarti menghapus konsekuensi positif sehingga dapat menurunkan kemungkinan mengulangi
prilaku yang tidak diinginkan dimasa depan.
- Kepunahan berarti menurunkan kemungkinan perilaku yang tidak diinginkan dengan menghilangkan
hadiah untuk perilaku seperti itu.

IV. Peran Hukuman dalam Pembelajaran


Hukuman ( Punishment) adalah ; sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai
dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
Secara umum hukuman adalah ; sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang
dilakukan.
V. Mempraktikkan SWA – MANAJEMEN.
Swa manajemen adalah: Konstitusi itu, dalam memberikan hak kepada individu, melindungi idividu
dari pelecehan pihak lain, tetapi tentu saja tidak menjamin semua orang punya kapasitas untuk
mendapatkan hak itu.
Untuk mempraktikkan kinerja manajemen yang lebih efektif, perlu perekrutan sumberdaya manusia
yang berkualitas dan terampil.

104
Materi 5 : MOTIVASI

Topik : MOTIVASI
Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan pengertian dan peran Motivasi dalam manajemen,
mendiskusikan Teori Motivasi, menunjukkan pentingnya Super Motivation

I. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah : Kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan
Organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa
kebutuhan individual ( Robbins, 2003, 2008).
Menurut para Ahli Ekonomi Motivasi adalah: serangkaian upaya untuk mempengaruhi
tingkah laku orang lain dengan mengetahui terlebih dahulu tentang apa yang membuat
seseorang Bergerak.
Menurut Stoner (1996: 134) terdapat empat (4) asumsi dasar motivasi ;
a. Motivasi adalah ; hal-hal yang baik, seseorang menjadi termotivasi karena dipuji atau sebaliknya
bekerja dengan penuh motivasi dan karenanya seseorang dipuji.
b. Motivasi adalah ; satu dari beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang, faktor
yang lain adalah kemampuan, sumberdaya, kondisi tempat kerja, kepemimpinan, dan lain-lain.
c. Motivasi bisa habis dan perlu ditambah suatu waktu, seperti pada beberapa faktor psikologis
yang lain yang bersifat siklikal, maka pada saat berada pada titik terendah motivasi perlu
ditambah.
d. Motivasi adalah ; alat yang dapat dipakai manajemen untuk mengatur hubungan pekerjaan dalam
organisasi.

II. TEORI MOTIVASI


Teori Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu
tujuan.
Ada beberapa teori Motivasi:
a. Teori Jenjang Kebutuhan Maslow
Maslow (1970, dalam Robbin 208-210) menghipotesiskan bahwa didalam diri manusia terdapat lima
kebutuhan yang berjenjang yaitu;
 Kebutuhan Aktualisasi diri dan Pemenuhan diri ( self actuazation needs) ; Kebutuhan sesorang untuk
menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
105
 Kebutuhan Harga Diri (Esteem needs) ; kebutuhan seseorang akan status atau kedudukan, kepercayaan
diri, pengakuan, reputasi, apresiasi,kehormatan diri dan penghargaan
 Kebutuhan sosial (sosial Needs) ; kebutuhan seseorang akan cinta, persahabatn, perasaan memiliki dan
diterima dalam kelompok, kekeluargaan, asosiasi.
 Kebutuhan Keamanan dan Rasa aman (safety and security needs); kebutuhan seseorang akan
perlindungan dan stabilitas.
 Kebutuhan Fisiologis (phisiological needs) ; kebutuhan seseorang akan makan, minum, perumahan,
seks, istirahat.
b. Teori X dan Teori Y
Douglas Mc Gregor (1960,1967 dalam robbins) mencirikan dua jenis manusia yaitu; tipe
pemalas yang ditandai dengan X dan tipe pekerja yang ditandai dengan Y.
Teori X ;
 Karyawan secara inheren (tertanam dalam diinya) tidak menginginka kerja dan bilamana dimungkinkan
akan mencoba menghindarinya.
 Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman
untuk mencapai tujuan.
 Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari penghargaan formal bilamana di
mungkinkan
 Kebanyakan karyawan meletakkan keamanan diatas semua faktor lain yang dikaitkan dengan kerja dan
akan menunjukkan sedikit saja ambisi.
Teori Y;
 Karyawan dapat memandang kerja, sama wajarnya seperti istirahat dan bermain
 Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran
 Rata – rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan tanggung jawab
 Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif terbesar meluas dalam populasi dan tidak hanya
milik manajemen.

c. Teoti Dua Faktor Herzberg


Teori Herzberg (1959,1966, 1968 dalam robbins) kebutuhan motivator berkaitan dengan
kesempatan untuk maju, promosi jabatan, pengakuan, tanggung jawab, dan pekerjaan itu
sendiri yang mempengaruhi kepuasan kerja.

106
d. Teori Existence, Relatedness, dan Growth (ERG) Alderfer menyatakan bahwa
motivasi dilandasi oleh tiga kebutuhan yaitu; adanya eksistensi, hubungan dan
perkembangan pada diri manusia.

e. Teori 3 (tiga ) Kebutuhan McClelland


McClelland (1969, dalam Gibson dkk) Teori yang berfokus pada 3 kebutuhan manusia yaitu;
 Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement)
 Kebutuhan akan kekuasaan ( need for power)
 Kebutuhan akan afiliasi (need for affliation).

f. Teori Goal- Setting Locke


Merupakan Teori Motivasi yang didasarkan pada bukti yang berasumsi bahwa sasaran ( ide-ide akan masa
depan ; keadaan yang diinginkan ) memainkan peran penting dalam bertindak.

g. Teori Keadilan Adams


J. Stacey Adams (1963 dalam Robin) menyatakan bahwa karyawan akan membandingkan hasil usaha yang
diterima dengan hasil usaha orang lain dan berusaha untuk menghilangkan ketidak adilan.

h. Teori harapan Vroom, mengatakan bahwa motivasi seseorang mengarah pada suatu tindakan yang
bergantung pada kekutan pengharapan. Tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan bergantung pada
hasil bagi seseorang tersebut.

III. Super Motivation adalah Motivasi yang tinggi


Ada dua komponen besar sebagai pembentuk kinerja manusia yaitu; ability dan motivation
Ability tidak berarti apapun bila tidak digunakan. Ability akan mewujudkan manakala
dilipat gandakan oleh motivasi.

107
Materi 6 : EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI

Topik : Evaluasi Kinerja dan Kompensasi


Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan tujuan Evaluasi Kinerja

I. Tujuan Evaluasi Kinerja


1. Pengertian evaluasi kinerja adalah : penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil
pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja
secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan
pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal
promosi jabatan atau penentuan imbalan.
2. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui
peningkatan kinerja dari SDM / karyawan organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi kinerja
sebagaimana dikemukakan Sunyoto (1999:1) yang dikutip oleh Mangkunegara (2005:10) adalah:
a. Meningkatkan Saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih
baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu.
c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan
kepedulian terhadap karier atau pekerjaan yang di embannya sekarang.
d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk
berprestasi sesuai dengan potensinya.
e.Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan, khusus rencana
diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.
Selain itu Tujuan Evaluasi Kinerja adalah :
 Penyesuaian Kompensasi
 Keputusan – keputusan Penempatan
 Kebtuhan latihan dan pengembangan
 Perencanaan dan pengembangan karir
 Mengetahui kesalahan – kesalahan tentang ; penyimpangan proses staffing, ketidak akuratan informasi,
kesalahan desain pekerjaan, kesempatan kerja yag kurang adil, dan lain – lain tantangan eksternal.

108
II.Evaluasi Kinerja dapat dilakukan dengan 3 pendekatan:
a. Pendekatan sifat bertujuan untuk memusatkan perhatian pada seberapa jauh individu memiliki
karakter atau sifat tertentu yang dapat diandalkan untuk mendukung keberhasilan organisasi. Atau
sering disebut dengan metode penilaian berdasarkan pada masa lalu.
Adapun kelebihannya:
- Lebih mudah diukur dan cenderung faktual sesuai dengan kenyataan,
- Lebih mudah untuk mengembangkan dan menggenelarisir variasi akarakter atau sifat individu
karyawan pada setiap karyawan lebih mudah menerima hasil penilaian yang objektif karena dasar
penilaian berasal dari data historis sehingga bila dikomunikasikan dan diselaraskan dengan tujuan –
tujuan perusahaan, akan dapat memperbaiki prestasi karyawan di masa mendatang.
Yaitu dengan cara :
1. Rating Scale
2. Checklist
3. Tes dan observasi prestasi kerja
4. Metode evaluasi kelompok
5. Metode peristiwa kritis
6. Field review Method

109
Materi 7 : STRES DAN PERUBAHAN

Topik : Stres dan perubahan


Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan Stres dalam Prilaku Organisasi, Potensi Sumber Stres, Adanya
Perbedaan Individu dalam menghadapi Stres, konsekuensi dari stress, mengelola stres,
perubahan terencana, penolakan terhadap perubahan, mengatasi penolakan terhadap
perubahan, politik perubahan, pendekatan untuk pengelolaan perubahan organisasi, isu-isu
perubahan kontemporer bagi manajer dewasa ini, mengelola perubahan, keterikatan pada
budayanya.

I. Stres dalam perilaku Organisasi


Stres adalah kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Stress merupakan perilaku individu yang dapat menimpa siapapun dalam organisasi.
Stres yang berkepanjangan dan tidak ditangani segera, akan memunculkan konflik antar individu atau
kelompok dalam organisasi yang akan menurunkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Robbins (2006;793) mengemukakan stres merupakan kondisi dinamik yang di dalamnya individu
menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang
dihasilkannya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting.
Dalam organisasi stres dapat dilihat dari sisi negatif dan sisi positif :
 Dari sisi positif, stres merupakan peluang bila stres menawarkan potensi perolehan dalam bentuk
meningkatnya kinerja.
 Dari sisi negatif , dari sisi kesehatan adalah menurunkan stabilitas dan daya tahan akan menurunkan kinerja
individu dan menghambat . dapat memberikan pengaruh pada anggota dalam organisasi, Stres pada hakekatnya
merupakan ketegangan emosional dalam interaksi antar indi vidu.
Robbins (2006:800-801) menyatakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat stres dalam organisasi ;
1. Gejala Fisiologis, yang terkait dengan aspek kesehatan dan medis yang dilihat dari perubahan
metabolisme, meningkatnya laju detak jantung dan pernapasan, meningkatnya tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.
2. Gejala psikologis, dilihat dari ketidak puasan, ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan
suka menunda-nunda,

110
3. Gejala prilaku, dilihat dari perubahan produktivitas, absensi, tingkat keluar masuknya karyawan,
perubahan kebiasaan makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah dan
adanya gangguan tidur.

Kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut Stresor, ada dua kata gori stresor:
a. Didalam pekerjaan (on the Job) seperti; beban kerja yang berlebihan, tekanan atau desakan waktu,
kualitas supervisi yang jelek, ambiguitas, wewenang yang tidak mencukupi, umpan balik yang tidak
memadai.
b. Diluar pekerjaan (off the job) seperti; kekuatiran finansial, masalah anak, masalah perkawinan, dll .

Cara terbaik mengurangi stres adalah dengan mencari penyebab dan memecahkannya seperti; memindah
kepekerjaan lain, mengganti penyelianya dan menyediakan lingkungan kerja baru. Atau merancang kembali
job desainnya yang memungkinkan untuk mengurangi beban kerja, tekanan waktu dan juga memungkinkan
menurunkan tingkat stres.
Konseling atau bimbingan dan penyuluhan juga dapat digunakan sebagai cara mengurangi Stres yaitu
dengan suatau masalah dengan karyawan dengan maksud membantu karyawan agar dapat menangani
masalahnya dengan lebih baik, seperti; pemberian nasehat, penentraman hati, pengunduran ketegangan
emosional, penjernihan pikiran, dll.
II. Potensi Sumber Stres
Ada beberapa faktor yang diidentifikasikan sebagai potensi sumber stres :
1. Faktor lingkungan. Ketidak pastian lingkungan mempengaruhi perancangan struktur organisasi,
bentuk-bentuk ketidakpastian lingkungan; ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, ketidak
pastian teknologi,dan ketidak pastian keamanan.
2. Faktor Organisasi
Beberapa faktor organisasi yang menjadi potensi sumber stres:
a. Tuntutan tugas dalam hal desain pekerjaan individu, kondisi kerja dan tataletak kerja fisik.
b. Tuntutan peran yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari
peran tertentu yang dimainkan dalam sebuah organisasi.
c. Tuntutan antar pribadi, yang merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain seperti kurangnya
dukungan sosial dan buruknya hubungan antar pribadi para karyawan.
d. Struktur organisasi yang menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi , tingkat aturan dan
peraturan, dan dimana keputusan diambil.

111
e. Kepemimpinan organisasi yang terkait dengan gaya kepemimpinan atau manejerial dari eksekutif senior
organisasi.
3 Faktor Individu
Faktor Individu menyangkut dengan faktor-faktor dalam kehidupan pribadi individu. Faktor tersebut
antara lain : persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian bawaan.

III. Adanya perbedaan Individu dalam menghadapi Stres


Lima Variabel yang dapat membedakan kemampuan individu dalam menghadapi Stres :
1. Pengalaman kerja ; karyawan yang tetap lebih lama dalam organisasi lebih tahan stres dan
pengalaman akan mengajarkan orang untuk mengembangkan mekanisme untuk mengatasi stres.
2. Dukungan Sosial ; Hubungan kolegial dengan rekan sekerja atau penyelia dapat menyangga dampak
stres.
3. Ruang (locus) kendali ; orang yang memiliki locus kendali internal yakin bahwa mereka
mengendalikan tujuan akhir mereka sendiri lebih tahan terhadap stres. Sedangkan mereka yang
memiliki lokus pengendalian eksternal yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-
kekuatan luar cenderung lebih mudah stres.
4. Keefektipan diri ; keyakinan individu bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas
tertentu sehingga dia memiliki kemampuan untuk menangani stres.
5. Tingkat keperibadian orang dalam menyikapi permusuhan dan kemarahan. Orang yang memiliki
tingkat permusuhan dan kemarahan yang tinggi cenderung mencurigai dan tidak mempercayai orang
lain.
IV.Konsekuensi dari Stres
Ada tiga kategori konsekuensi Stres ;
1. Gejala Fisiologis. Gejala ini terkait dengan aspek kesehatan dan medis yang menunjukan bahwa
stres dapat menciptakan perubahan metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan,
meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.
2. Gejala Psikologis. Stres dapat menyebabkan ketidak puasan terutama yang berkaitan dengan
ketidakpuasan dengan pekerjaan. Stres juga muncul dalam bentuk keadaan psikologis lain seperti;
ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda.
3. Gejala Prilaku. Gejala tres yang terkait dengan prilaku mencakup perubahan produktivitas,
absensi, tingkat keluar masuknya karyawan, perubahan kebiasaan makan, meningkatkan konsumsi
rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah dan adanya gangguan tidur.

112
V.Mengelola Stres
Dalam sebuah organisasi, stres dapat dikelola dengan baik sehingga dapat menjadi hal yang positif bagi kinerja
individu maupun organisasi . Ada dua pendekatan ;
a. Pendekatan individu, karyawan dapat memikul tanggung jawab pribadi mengurangi tingkat stresnya.
b. Pendekatan Organisasi; faktor organisasi yang dapat dikendalikan oleh manajemen seperti tuntutan
tugas dan peran, struktur organisasi dapat dimodifikasi sedemikian rupa untuk menghindari tingkat stres
yang tinggi.
VI. Perubahan Terencana
Perubahan terencana merupakan kegiatan perubahan yang disengaja dan berorientasi tujuan.
Ada dua sasaran dari perubahan terencana:
a. Perubahan tersebut mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan,
b. Perubahan itu mengupayakan perubahan perilaku karyawan.

VII.Penolakan terhadap perubahan


Beberapa kajian tentang perilaku individu dan organisasi menunjukkan bahwa adanya penolakan organisasi
dan anggota organisasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
penolakan ini dapat dilihat dari sisi yang positif dan negative :
a. Dari sisi positif penolakan ini penolakan terhadap perubahan merupakan sumber konplik fungsional.
Ini dikarenakan penolakan tersebut dapat merangsang debat yang sehat dan menghasilkan keputusan
yang lebih baik.
b. Dari sisi yang negatif penolakan terhadap perubahan ini memicu konfplik disfungsional yang
merintangi penyesuaian dan kemajuan.
Ada dua sumber penolakan terhadap perubahan :
1. Penolakan Individu; perubahan yang bersifat individual terkait dengan karakteristik menusiawi dan
aspek psikologis.
Lima alasan mengapa individu menolak perubahan :
a. Kebiasaan
b. Keamanan
c. Faktor-faktor ekonomi
d. Rasa takut terhadap yang tidak diketahui
e. Pengelolaan informasi selektif

113
2. Penolakan Organisasi; organisasi menurut kodratnya bersifat konservatif. Organisasi cenderung sulit
menerima perubahan karena ingin menjalankan apa yang selama ini mereka lakukan.
Ada enam sumber penolakan organisasi terhadap perubahan :
a. Kelambanan struktural. Kelambanan struktural ini timbul karena organisasi mempunyai mekanisme
perekrutan, penempatan dan diklat karyawan yang menghasilkan kestabilan.
b. Karena tidak menyeluruh . Organisasi dari sebuah sistem terbentuk dari sejumlah subsistem yang
saling bergantung.
c. Kelambanan kelompok . Norma kelompok dapat menjadi kendala ketika individu- individu ingin
mengubah prilaku mereka.
d. Ancaman terhadap keahlian. Perubahan pola organisasi dapat mengancam keahlian keahlian kelompok-
kelompok tertentu dan menjadi penolakan terhadap perubahan yang sedang terjadi.
e. Ancaman terhadap hubungan kekuasaan yang mapan (Status Quo). Adanya perubahan dalam seperti
redistribusi wewenang pengambilan keputusan dapat mengancam hubungan kekuasaan yang telah
mapan didalam sebuah organisasi.
f. Ancaman terhadap alokasi sumberdaya yang mapan. Kelompok-kelompok didalam organisasi yang
mendapat manfaat yang besar dari alokasi sumberdaya yang ada sering merasa terancam oleh
perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya tersebut.

VIII.Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan.


Ada enam cara mengatasi penolakan terhadap perubahan :
a. Pendidikan dan komunikasi. Taktik ini mengasumsikan bahwa penolakan terhadap perubahan
tersebut bersumber dari adanya kesalahan informasi atau komunikasi yang buruk. Taktik ini berhasil
jika ada kepercayaan dan kredibilitas timbal balik antara manajemen dan karyawan.
b. Partisipasi . Penolakan terhadap perubahan juga dapat diatasi dengan cara melibatkan individu untuk
berpartisipasi dalam mengambil keputusan perubahan tersebut. Taktik ini memerlukan waktu yang
banyak dan memiliki potensi terjadinya konflik yang disfungsional.
c. Kemudahan dan dukungan .agen perubahan dapatmenawarkan sederatan upaya pendukung untuk
mengurangi penolakan. Rasa takut dan kecemasan karyawan dapat diatasi melalui dukungan dalam
bentuk penyuluhan dan terapi, pelatihan keterampilan baru atau pemberian cuti yang dibayar.
d. Perundingan. Agen perubahan dapat berunding dengan pihak – pihak yang menolak perubahan dan
menawarkan pertukaran sesuatu yang berharga (imbalan) untuk mengurangi penolakan mereka. Taktik
ini biasanya untuk penolakan yang berasal dari sumber yang sangat berkuasa. Taktik ini berpotensi

114
menimbulkan biaya yang tinggi dan rentan terhadap adanya pemerasan oleh individu lain yang berada
dalam kedudukan yang berkuasa.
e. Manipulasi dan kooptasi. Manipulasi mengacu kepada upaya pengaruh yang tersembunyi dalam
bentuk menghasut, memutar balikan fakta, menahan informasi yang diinginkan, atau menciptakan desas
desus palsu agar karyawan dan organisasi yang ada dapat menerima perubahan.

Kooptasi merupakan bentuk manipulasi sekaligus partisipasi. Kooptasi berupaya menyuap


pemimpin kelompok penolakan dengan memberi mereka peran utama dalam keputusan
perubahan. Taktik manipulasi dan kooptasi ini tidak mahal namun kredibilitas agen
perubahan dapat merosot habis jika individu atau organisasi yang terkait menyadari bahwa
diri mereka diperangkap.
f. Pemaksaan. Pemaksaan ini dilakukan melalui penerapan ancaman atau kekuatan langsung terhadap
penolakan. Pemaksaan dapat berupa ancaman mutasi, hilangnya promosi, evaluasi kinerja yang negatif
dan surat rekomendasi yang buruk.

IX.Politik Perubahan. Dalam politik perubahan dikemukakan bahwa dorongan keperubahan akan cenderung
datang dari individu-individu yang baru bagi sebuah organisasi dan atau dari eksekutif yang sedikit tergeser
dari struktur kekuasaan utama.
X. Pendekatan Untuk Pengelolaan Perubahan Organisasi.
Ada tiga pendekatan populer yang dapat digunakan untuk mengelola perubahan ;
1. Model pendekatan proses perubahan tiga langkah klasik lewin.
Kurt Lewin berpendapat bahwa perubahan yang sukses dalam organisasi hendaknya mengikuti tiga
langkah ;
a. Melelehkan (unfreezing) status quo. Merupakan upaya perubahan untuk mengatasi tekanan - tekanan
baik dari keengganan individu maupun konformitas kelompok
b. Gerakan keadaan baru. Setelah status quo dapat dilelehkan selanjutnya agen perubahan dapat
melakukan gerakan – gerakan yang mengarah kepada perubahan yang telah direncanakan.
c. Membekukan (reffreezing) perubahan baru untuk membuatnya permanen. Membekukan merupakan
menstabilkan intervensi perubahan dengan memberimbangkan kekuatan pendorong dan kekuatan
penahan.
2. Riset tindakan (Action Research). Mengacu kepada proses perubahan yang didasarkan pada
pengumpulan data secara sistematik dan kemudian memilih tindakan perubahan yang didasarkan pada

115
apa yang dinyatakan oleh data yang dianalisis. Riset tindakan memberikan metodelogi ilmiah untuk
mengelola perubahan terencana.
Proses riset tindakan terdiri dari lima langkah;
a. Diagnosis; agen perubahan memulai tindakan dengan mengumpulkan informasi mengenai
masalah, keprihatinan, dan perubahan yang diperlukan dari angota-anggota organisasi.
b. Analisis. Agen perubahan melakukan analisis untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan pola
dari masalah tersebut.
c. Umpan balik. Agen perubahan melakukan sharing (berbagi) untuk umpan balik dengan para
karyawan tentang apa-apa yang mereka temui pada tahap diagnosis dan analisi.
d. Tindakan. Para karyawan dan agen perubahan menjalankan tindakan-tindakan yang spesifik untuk
memperbaiki masalah-masalah yang telah diidentifikasi.
e. Evaluasi atas efektivitas rencana tindakan. Dengan menggunakan data awal sebagai tolok ukur
setiap perubahan yang dihasilkan dapat dibandingkan dan di evaluasi.
Pengembangan organisasi (organizational development / OD). Merupakan sekumpulan intervensi
perubahan terencana, yang dibangun atas dasar nilai-nilai humanistik – demokratik, yang berupaya
memperbaiki keefektipan organisasi dan kesejahteraan karyawan.

XI.Isu- isu perubahan Kontemporer bagi menejer dewasa ini.


Ada tiga isu perubahan ;
a. Merangsang inovasi organisasi. Inovasi merupakan ide baru yang diterapkan untuk
memprakarsai dan memperbaiki produk, proses atau jasa. Organisasi dapat menjadi lebih inovatif
melalui sumber-sumber inovasinya antaralain sumberdaya manusia, variabel struktural dan budaya
organisasi.
b. Menciptakan organisasi pembelajaran (learning organization). Organisasi pembelajaran merupakan
organisasi yang telah mengembangkan kapasitas berkesinambungan sehingga mampu menyesuaikan
diri dan berubah.
c. Menciptakan sistem manajemen pengetahuan (knowledge Man- agement). Menejemen
pengetahuan merupakan proses pengorganisasian dan pendistribusian kebijaksanaan kolektif organisasi
sehingga informasi yang tepat sampai pada orang yang tepat dan pada saat yang tepat.

116
XII.Mengelola perubahan ; keterikatan pada budayanya. Keberhasilan dalam mengelola perubahan juga
dipengaruhi oleh budaya dimana perubahan tersebut dilakukan. Agen perubahan harus menyadari adanya
politik dalam perubahan yang harus disikapi dengan menggunakan model pendekatan yang sesuai dengan
kondisi yang ada.

117
Materi 8 : PRILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Topik : Prilaku kelompok dalam organisasi


Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan Mengapa Orang berkelompok, definisi kelompok, beda kelompok
formal dan informal, model pengembangan kelompok, bagaimana interaksi kelompok
berlangsung, karakteristik kelompok berlangsung, hubungan kelompok terhadap kinerja,
hubungan kelompok terhadap kepuasan.

I. PRILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI


Alasan pembentukan kelompok :
Orang membentuk kelompok karena berbagai alasan. Gibson, et al. (2012:232)
mengemukakan empat alasan orang membentuk kelompok :
1. Pemuasan Kebutuhan
setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipuaskan namun demikian ada sejumlah
kebutuhan
yang tidak mampu dipuaskan diri sendiri, kecuali bergabung dalam kelompok. Beberapa
kebutuhan yang dapat dipenuhi melalui kelompok:
a. Keamanan ; individu yang berada dalam kelompok bisa mengurangi rasa tidak aman
karena sendirian. Individu akan merasa lebih kuat, percaya diri, dan tahan terhadap
ancaman
b. Sosial : keinginan untuk termasuk dalam kelompok dan menjadi anggota kelompok
serta berkonsentrasi didalamnya menunjukkan kebutuhan sosial semua orang.
c. Penghargaan; dalam lingkungan tertentu, suatu kelompok yang bergengsi tinggi atau
bereputasi tinggi atau bereputasi akan menarik orang untuk bergabung didalamnya.
2. Kedekatan dan daya tarik
kedekatan adalah jarak fisik antara para karyawan yang melaksanakan pekerjaan,
sedangkan daya tarik menunjukkan ketertarikan orang yang satu dengan yang lainnya.
3. Tujuan kelompok ; untuk mencari tujuan kelompok dan menyelesaikan tugas
dibutuhkan
kejasama beberapa orang. Ada kebutuhan mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau
kekuasaan untuk menyelesaikan pekerjaan.
4. Alasan Ekonomi ; motif ekonomis menyebabkan terbentuknya kelompok, karena
mereka menganggap akan memperoleh keuntungan ekonomis yang lebih besar dari
pekerjaan mereka, jika mereka membentuk kelompok.

1. Mengapa orang berkelompok


Beberapa alasan mengapa orang berkelompok;
a. Alasan keamanan, dengan bergabung dalam suatu kelompok, seseorang dapat
mengurangi ketidak amanan dalam kesendirian. Banyak orang merasa lebih kuat dan
118
tidak ragu-ragu manakala berada dalam suatu kelompok.
b. Alasan Status, dengan bergabung dalam kelompok, seseorang merasa lebih dipandang
dan lebih terhormat dibanding sendirian.
c. Harga diri, karena merasa lebih terhormat bila berkelompok maka seseorang merasa
mempunyai harga diri.
d. Kebutuhan bersosialisasi (Afiliasi), banyak kebutuhan sosial bisa didapatkan saat
seseorang berkelompok. Suasana bersahabatsaat kesusahan, kesakitan, kematian, dan
saat dilandabencana, seseorang akan lebih mudah mendapatkan pertolongan dari orang
atau pihak lain saat seseorang berkelompok.
e. Membangun kekuatan, banyak hal tidak bisa dicapai secara individual, namaun
menjadi sangat mungkin manakala berkelompok. Karena dengan berkelompok akan
memudahkan membangun kekuatan untuk meraih sesuatau yang besar.
f. Mencapai tujuan, karena berkelompok memunculkan kekuatan, maka tentu saja akan
memudahkan pencapaian tujuan.

2. Definisi Kelompok

Definisi kelompok menurut (robbins, 2003;292) ; Dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.
Artinya bahwa dalam kelompok harus terdapat interaksi dari orang-orang yang meniatkan
diri untuk saling bergantung satu sama lain dan mencapai sasaran secara bersama untuk
dinikmati secara bersama pula.

3. Beda kelompok Formal dan Informal

 Kelompok Formal adalah; kelompok yang diciptakan oleh keputusan manejerial


untuk mencapai tujuan organisasi . Oleh karenanya kelompok formal lebih banyak terdapat
dan dijumpai pada organisasi yang bersifat formal dan tersetruktur dengan baik.
 Kelompok Informal adalah; kelompok yang lebih berkembang dari upaya individu
dan pengembangan minat dan persahabatan dari pada desain yang sengaja dibentuk
organisasi.
Kelompok informal lebih bersifat cair dan cenderung temporer dan ad hoc.
 Kelompok Formal terdiri dari;
a. kelompok komando.
Ciri-ciri kelompok komando; adanya rantai komando dari pemimpin ke yang dipimpin.
Karena sifatnya komando, maka perintah pimpinan haruslah dikerjakan.
b. Kelompok Tugas ; kelompok ini sifat komunal dan kebersamaan dalam
menyelesaikan surat tugas secara bersama-sama lebih menonjol. Karena sifatnya yang
kolektif maka
kejelasan tentang hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab menjadi kabur.
119
 Kelompok Informal ada dua;
a. Kelompok Minat ; beberapa individu sengaja berkelompok karena mempunyai
kesamaan minat dan kepentingan. Semangat berkelompok direkatkan oleh lem berupa
kesamaan hobi, kesukaan, perilaku keseharian, tuntutan sosial, pandangan hidup, dan
juga ritual agama.

b. Kelompok Persahabatan; beberapa individu berkelompok karena terdapat kecocokan


dan itu
menimbulkan kesenangan dan kegembiraan sehingga mendorong orang untuk
mengulangi kesenangan dan kegembiraannya dengan membuat kelompok. Kesenangan
dan kegembiraan itu bisa karena dipicu oleh kesamaan bahas ibu, tempat lahir,
almamater, dan bahkan karena kesamaan makanan dan tempat makan favorit.
Gbr. Macam-macam Kelompok.

Klp. Komando

formal

Klp. Tugas

Klp. Minat
Informal

Klp.
Persahabatan

4. Model Pengembangan Kelompok.


pengembangan kelompok bisa berjalan dalam dua arah, positif atau negatif. Tujuan mempelajari
perilaku kelompok ini adalah untuk dapat mengembangkan kelompok kearah yang positif dan
menghindari arah pengembangan yang negatif.
Ada Dua model pengembangan kelompok ;
a. Model lima tahap ( Five Stages Model) model ini terdiri dari lima tahap;
 Berupa pembentukan (performing), dalam tahap ini beberapa orang dengan sengaja
menggabungkan dirinya membentuk (perform) kelompok.
 Setelah terbentuk kelompok, maka beberapa anggota kelompok membuat keributan (storming)
karena ternyata dalam mencapai tujuan bersama tidaklah mulus dan sering terjadi perbedaan
pandang dan perbedaan cara mencapai tujuan.
 Keributan-keributan itulah yang mendorong anggota kelompok untuk menciptakan
120
aturan dan norma (norming). Maka setelah terbentuk aturan, tata tertib dan norma bahkan
budaya yang disepakati bersama,
 tibalah kelompok tersebut memasuki tahap ke empat (4) yaitu performing, dimana
seluruh anggota kelompok akan merasa nyaman untuk bekerja dan mencapai kinerja optimal.
 Tahap terakhir (ke lima) dalam pengembangan kelompok adalah adjourning, dimana
dalam tahap ini seluruh anggota kelompok akan berusaha untuk mempertahankan kondisi yang
ada.
Atau dapat diurutkan sebagai berikut:
- Prestage I
- Stage I forming
- Stage II Stroming
- Stage III Norming
- Stage IV Performing
- Stage V Adjourning
b. Model Keseimbangan Tersela ( Equilibrium Puncuated Model). Model ini ditemukan oleh
C.J.G. dalam artikel yang berjudul “Time and transition in work; Teams Toward a New
Model of Group Development,” Model ini dinamakan keseimbangan tersela dikarenakan dalam
penelitian Gersick dijumpai bahwa kebanyakan orang yang di obsevasinya melakukan
peningkatan upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan/sasaran menjelang setengah waktu dari
deadline. Kinerja (performance) anggota kelompok tidak mengalami peningkatan yang berarti,
terutama dalam mengembangkan kelompoknya, saat awal mereka menyudahi pertemuan pertama
(first meeting) sampai dengan separuh deadline. Masa antara first meeting sampai separuh
deadline dinamakan masa inersia, dimana saat itu tidak ada kinerja yang berarti.
5. Bagimana interaksi kelompok berlangsung
Salah satu karakteristik kelompok adalah adanya interaksi antara anggotanya dalam mencapai
tujuan bersama. Alat untuk menganalisis interaksi kelompok adalah; sosiometri (Robbins,296-
299). Sosiometri
akan berusaha menjawab pertanyaan; siapa yang disukai atau yang tidak dan dengan siapa mereka
bersedia bekerja sama atau tidak. Untuk memperoleh informasi maka pertanyaan – pertanyaan
tersebut harus dijawab dengan mengadakan wawancara atau dengan penyebaran dan pengisian
kuesioner.

121
6. Karakteristik kelompok yang penting
Terdapat Enam (6) karakteristik yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelompok agar
menjadi Baik;
a. Struktur, menjadi khas dalam kelompok formal dalam upaya menjadikan kelompok yang solid
dan tidak terjebak dalam pertentangan yang tak perlu dan mengganggu pengembangan kelompok.
b. Status hierarki, menjadi penting untuk mengatur jenjeng wewenang dan tanggung jawab
masing – masing individu anggota kelompok agar jelas dalam pencapaian tujuan bersama.
c.Peran, harus sesuai dengan struktur dan status hirerki. Kesesuaian diperlukan agar tidak terjadi
kesimpang siuran (overlapping).
d.Norma, sangat diperlukan untuk mengatur tata tertib, tata hubungan antar anggota kelompok.
e.Kepemimpinan, diperlukan sebagai upaya actuating dari formalitas struktur, kejelasan status
hierarki, peran dan norma.
f.Kekompakan, diperlukan untuk menutup kekurangan kepemimpinan dan kelemahan serta
karakteristik kelompok yang lain.
Peran Kelompok :
Peran kelompok berfungsi sebagai penguat identitas (identity), peneguh harapan (expectations),
membuat positif persepsi (perception), dan pengurang konflik (konflict).
Norma-norma dalam kelompok; norma kelompok akan mengatur penggunaan dan Pemanfaatan
sumberdaya (resources) dengan tujuan pencapaian kinerja (performance) yang positif dan
pengatur (arrangement) dengan tujuan mendapatkan tampilan (appearance) yang sesuai.

7. Hubungan Kelompok Terhadap Kinerja


Terdapat asumsi yang harus dipatuhi dalam hubungan kelompok terhadap kinerja dan kepuasan :
a. Kelompok adalah bagian dari organisasi yang lebih besar
b. Faktor-faktor seperti (strategi organisasi, Struktur otoritas, prosedur seleksi, dan sistem imbalan)
dapat memberikan suatu iklim yang menguntungkan atau tidak bagi kelompok tersebut dalam
organisasi.
8. Hubungan Kelompok Terhadap Kepuasan :
a. Konsep tentang dasar-dasar perilaku merupakan bagian yang terintegrasi dengan konsep
organisasi.
b. Dasar-dasar perilaku kelompok sebagaimana materi pembahasan ini harus dipahami oleh
pemimpin kelompok dan pemimpin organisasi untuk mampu mendayagunakan potensi anggota

122
kelompok berdasarkan anlisis dan pemahaman perilaku anggota kelompok yang bermuara pada
perilaku kelompok.
c. Pemahaman tentang dasar-dasar perilaku kelompok oleh pemimpin kelompok dan pemimpin
organisasi, akan kemudahan untuk melakukan manajemen kelompok dan manajemen organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan bersama.

Materi 9 : KONFLIK

Top : Konflik
Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan Pengertian Konflik, transisi dalam konflik, Konflik
Fungsional Vs Disfungsional, Proses Konflik, Menciptakan Konflik Fungsional,
Perundingan, Strategi Tawar – menawar, Mengatasi Penolakan terhadap Perubahan,
Proses Perundingan, Persoalan dalam Perundingan

1. KONFLIK
Gibson, et al. (1997:437) mengatakan bahwa, hubungan saling tergantung dapat melahirkan konflik,
apabila masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan
tidak saling bekerjasama satu sama lain.
2. Pengertian Konflik : Konflik merupakan suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa
pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara negatif,
sesuatu yang menjadi perhatian pihak pertama.
3. Transisi dalam pikiran Konflik
Tiga pandangan pemikiran konflik yang berbeda satu dengan yang lainnya :
a. Pandangan Tradisional ( The Traditional View) : menyatakan bahwa semua konflik itu buruk.
Pandangan tradisional menyatakan bahwa, konflik disinonimkan denagn istilah kekerasan (violence),
destruksi (destruction), dan ketidakrasionalan (irrationality). Pandangan ini konsisten dengan sikap-
sikap yang dominan mengenai perilaku kelompok dalam dasa warsa 1930-an.
b. Pandangan hubungan manusia (The Human Relations View) : menyatakan bahwa konflik
merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi . Konflik merupakan
sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan
dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.

123
c. Pandangan Interaksionis (The Interactionist View) : Konflik tidak hanya merupakan suatu kekuatan
positif dalam suatu kelompok melainkan juga mutlak perlu untuk suatu kelompok agar dapat
berkinerja efektif.

PERBEDAAN KETIGA PANDANGAN KONFLIK

Pandangan tradisional Pandangan Hubungan Manusia Pandangan Interaksional


1. Terjadinya Konflik harus 1. Konflik merupakan peristiwa yang 1. Organisasi/kelompok yang
dihindarkan wajar dalam semua kelompok dan bebas dari konflik akan bersifat; statis,
2. Konflik terjadi karena organisasi apatis, tidak tanggap perubahan.
kesalahan manajemen 2. Konflik tidak akan terelakkan 2. Konflikmutlak diperlukan agar dapat
dalam perancangan dan 3. Konflik tidak dapat disingkirkan berkinerja efektif
pengelolaan. 4. Adakalanya konflik dapat 3. Dampak konflik dapat fungsional dan
3. Konflik itu mengganggu bermanfaat pada kinerja kelompok. disfungsional
optimalisasi 4. Konflik diperlukan sebagai stimulus.
4. Manajemen harus
menghilangkan konflik

4.Konflik Fungsional Vs Disfungsional


Berdasarkan fungsinya Robbins (1996:430) konflik dapat dibagi menjadi dua macam :
1. Konflik fungsional (functional Conflict) : konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan
memperbaiki kinerja kelompok.
2. Konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict) : konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.

Tiga jenis konflik yang dapat digunakan untuk membedakan antara konflik fungsional dan
disfungsional Yaitu :
a. Konflik tugas : menghubungkan isi dan tujuan kerja
b. Konflik hubungan terjadi karena hubungan antar personal
c. Konflik proses berhubungan dengan bagaimana pekerjaan itu dilakukan.

5. Proses Konflik
Lima tahapan proseskonflik yang memiliki peran yang berbeda-beda:
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5
Oposisi Kognisi dan Maksud Perilaku Hasil
(ketidak cocokan) Personalisasi
Potensial
124
Konflik terbuka: Peningkatan kinerja
Konflik yang Maksud penanganan konflik :
• Periku pihak kelompok
Kondisi Antecedent : dipersepsikan • Bersaing
• Reaksi yang lain
• Komunikasi • Kerjasama
Penurunan kinerja
• Struktur • Mengakomodasi
• Menghindar kelompok
• Variabel Pribadi
Konflik yang • Berkompromi
dirasakan

Keterangan :
a. Tahap 1 , oposisi atau ketidak cocokan potensial : konflik akan terjadi apabila terdapat
kondisi yang menciptakan kesempatan untuk konflik.
b. Tahap 2 , kognisi dan personalisasi ; jika kondisi-kondisi pada tahap pertama
mempengaruhi secara negatif sesuatu yang diperhatikan oleh satu pihak, maka oposisi
dan ketidak cocokan menjadi teraktualkan dalam tahap kedua.
c. Tahap 3, Maksud : merupakan keputusan-keputusan untuk bertindak dalam suatu cara
tertentu dalam suatu bagian konflik.
d. Tahap 4, perilaku : konflik yang dirasakan akan tampak nyata. Tahap perilaku ini
mencakup pernyataan, tindakan, dan reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang
berkonflik.
e. Tahap 5, Hasil ; Hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik akan menghasilkan
konsekuensi-konsekuensi baik yang fungsional maupun disfungsional.

6. Menciptakan konflik Fungsional , Menciptakan konflik fungsional merupakan pekerjaan yang


sulit.
7. Perundingan, merupakan suatu proses dimana dua pihak atau lebih bertukar barang atau jasa
dan berupaya menyepakati nilai tukar barang dan jasa.
8. Strategi Tawar – Menawar terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
perundingan;
a. Tawar menawar distributif, : suatu perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap
sumberdaya atau suatu kondisi kalah menang.
b. Tawar menawar Integratif : suatu perundingan yang mengusahakan satu penyelesaian atau lebih
yang dapat menciptakan suatu pemecahan saling menguntungkan (menang-menang).

125
Perbedaan antara tawar-menawar distributif dengan tawar-menawar integratif
Karakteristik Bergaining Bergaining distributive Bergaining Integratif
• Sumber daya tersedia • Jumlah sd tetap • Jumlah tidak tetap
• Motivasi primer • I Win, you Lose • Iwin, You Win
• Kepentingan primer • Saling berlawanan • Saling cocok
• Fokus pada hubungan • Jangka pendek • Jangka Panjang

9. Proses Perundingan
Lima Tahapan Proses perundingan yang dapat dilakukan :

Persiapan dan Penjelasan dan


perencanaan pembenaran

Penutupan dan
Pelaksanaan

Definisi Aturan Bergaining dan


Dasar pemecahan masalah

1. Persiapan dan perencanaan : tahap ini merupakan tahap penentuan tujuan perundingan, yaitu
memastikan bahwa tujuan merupakan sesuatu yang penting dalam perundingan dan jangan
sampai dikalahkan dengan isu-isu yang lain.
2. Definisi aturan – aturan dasar : tahap ini menetapkan siapa yang akan melakukan, dimana,
kapan perundingan akan dilakukan, dan dibatasi pada isu-isu apa perundingan akan dilakukan.
3. Penjelasan dan pembenaran; tahap ini akan menekankan mengapa isu itu penting dan
menjelaskan bagaimana masing-masing pihak berada pada tuntutan awal masing-masing.
4. Tawar-menawar dan pemecahan; pada tahap ini kita akan mengambil beberapa tindakan yang
seharusnya diambil untuk meningkatkan kemungkinan anda dapat mencapai persetujuan yang
lebih baik.
5. Penutupan dan pelaksanaan : memformalkan persetujuan- persetujuan yang telah disepakati dan
mengembangkan setipa prosedur yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan.

126
10. PERSOALAN DALAM PERUNDINGAN
Empat hal yang perlu dipertimbangkan dalam perundingan :
1. Peran ciri keperibadian : penilaian keseluruhan atas hubungan antara keperibadian perunding,
menjumpai bahwa ciri keperibadian tidak mempunyai efek langsung yang mencolok baik pada
proses tawar menawar maupun hasil perundingan.
2. Perbedaan jenis kelamin. Keyakinan yang menyatakan bahwa wanita lebih manis dari pada pria
dalam perundingan barangkali berasal dari pengacuan jenis kelamin dan kurangnya kekuasaan yang
secara khusus dipegang wanita dalam kebanyakan organisasi besar.
3. Perbedaan budaya ; latar belakang budaya merupakan hal yang sangat relevan dalam perundingan.
4. Penggunaan pihak ketiga ; ada empat peran mendasar yang dapat dimainkan oleh pihak ketiga yaitu
; mediator (penengah), arbitrator (wasit), perujuk (konsiliator), dan konsultan.
Mediator : pihak ketiga netral yang mempermudah suatu pemecahan rundingan dengan
menggunakan penalaran dan persuasi, menyarankan alternatif, dan semacamnya.
Arbitrator : pihak ketiga dengan otoritas memaksakan suatu persetujuan.
Perujuk (konsiliator) : merupakan pihak ketiga terpercaya yang memberikan hubungan
komunikasi informal antara perunding dengan lawannya.
Konsultan : pihak ketiga yang terampil dan tidak berat sebelah yang berupaya memudahkan
pemecahan masalah lewat komunikasi dan analisis.

127
Materi 10 : KEKUASAAN DAN POLITIK

Topik : Kekuasaan dan Politik


Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan Pengertian kekuasaan, Membedakan
kepemimpinan dan kekuasaan, Dasar-dasar kekuasaan, Ketergantunga : Kunci menuju
Kekuasaan, taktik kekuasaan, pelecehan seksual: ketimpangan kekuasaan ditempat kerja,
Politik : kekuasaan bertindak, realitas politik, factor penyumbang politik.

I. KEKUASAAN DAN POLITIK

1. Definisi kekuasaan adalah: kemampuan utk menggunakan pengaruh pada orang lain dengan
tujuan mengubah sikap atau tingkah laku individual atau kelompok dalam organisasi.
2. Membedakan kepemimpinan dan kekuasaan ;
kepemimpinan adalah; setiap usaha untuk mempengaruhi, sementara itu
kekausaan ; dapat diartikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin.
Kekuasaan adalah; merupakan salah satu sumber seorang pemimpin untuk mendapatkan hak
untuk mengajak atau mempengaruhi orang lain.
3. Dasar – dasar Kekuasaan
Sumber kekuasaan bersumber dari formal dan individual.
a. Sumber Formal : Kekuasaan dapat berasal dari kemampuan untuk memaksa atau
memberikan hadiah dari wewenang formal atau dari kendali atas informasi. Terdiri dari 4
macam;
 Kekuasaan paksaan ; ketergantungan pada rasa takut akibat negatif yang mungkin terjadi jika
ia gagal mematuhi.
 Kekausaan hadiah : kekuasaan imbalan (reward power). Orang mematuhi kemauan atau
pengarahan orang lain karena pematuhan itu menghasilkan manfaat positif, seseorang yang
dapat membagi-bagikan imbalan yang dianggap berharga oleh orang lain akan mempunyai
kekuasaan.
 Kekuasaan Hukum ; kelompok formal dan organisasi agaknya akses yang paling sering
kesatu atau lebih dasar kekuasaan adalah ; posisi struktural seseorang ini disebut kekuasaan
hukum. Kekuasaan itu menggambarkan wewenang formal untuk mengendalikan dan
menggunakan sumberdaya organisasi.

128
 Kekuasaan informasi : kekuasaan berasal dari akses keadaan pengendalian atas informasi, data
dan pengetahuan yang dibutuhkan orang lain dapat membuat orang lain tergantung pada mereka.
Basis kekuasaan bersumber dari: kepakaran, penghormatan dan keinginan dari orang lain serta
khsrismatik.
 Kekuasaan kepakaran : pengaruh yang memiliki sebagai akibat dari kepakaran atau keahlian,
atau keterampilan istimewa atau pengetahuan.
 Kekuasaan rujukan (referent power) ; seseorang yang memiliki ciri pribadi yang diinginkan, atas
dasar kekaguman dan penghormatan.
 Kekuasaan kharismatik,; basis kekuasaan yang berasal dari kepribadian dan gaya interpersonal
individu.

4. Ketergantungan: Kunci menuju kekuasaan


Ketergantungan meningkat, bila sumberdaya yang dikendalikan itu penting, langka dan tidak dapat
digantikan.
Penciptaan ketergantungan terdiri dari tiga :
1. Nilai Penting, jika tidak seorangpun menginginkan apa yang anda peroleh, perolehan itu tidak akan
menciptakan ketergantungan. Oleh karena itu untuk menciptakan ketergantungan hal-hal yang akan
dikendalikan haruslah dipersepsikan sebagai penting,
2. Kelangkaan, sumberdaya tertentu perlu dipersepsikan sebagai langka agar mampu menciptakan
ketergantungan.
3. Tidak tergantikan, semakin langka sumber daya sehingga tidak mempunyai pengganti yang layak
dan setara.

5. Taktik Kekuasaan
Tujuh dimensi taktik atau strategi :
a. Nalar, gunakan fakta dan data untuk membuat penyajian gagasan yang logis atau rasional
b. Keramahan, gunakan sanjungan, penciptaan goodwill, bersikap rendah hati, dan bersahabat
sebelum mengemukakan sesuatu permintaan.
c. Koalisi, dapatkan dukungan orang-orang lain dalam organisasi untuk mendukung permintaan
itu.
d. Tawar Menawar, gunakan perundingan melalui pertukaran manfaat atau keuntungan.

129
e. Ketegasan, gunakan pendekatan yang langsung dan kuat seperti menuntut pemenuhan
permintaan, mengulangi peringatan, memerintahkan individu melakukan apa yang diminta dan
menunjukan bahwa aturan menuntut pematuhan.
f. Otoritas lebih tinggi, dapatkan dukungan dari tingkat lebihtinggi dalam organisasi untuk
mendukung permintaan.
g. Sanksi, gunakan imbalan dan hukuman yang ditentukan oleh organisasi seperti mencegah atau
menjanjikan kenaikan gaji, mengancam memberikan penilaian kinerja yang tidak memuaskan atau
menahan promosi.
6. Pelecehan Seksual : ketimpangan kekuasaan di tempat kerja
Pelecehan seksual : kegiatan apa yang tidak diinginkan yang bersifat seksual yang mempengaruhi
pekerjaan individu tertentu.

7. Politik; kekuasaan Bertindak


Politik Organisasi baerkaitan dengan penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam organisasi atau pada perilaku anggota-anggotanya yang bersifat mementingkan
diri sendiri dan tidak mendapatkan sanksi dari organisasi.

8. Realitas Politik
organisasi merupakan individu, kelompok dengan kepentingan yang berbeda, sehingga ini menjadi
potensi konflik, mengenai sumberdaya anggaran , alokasi ruangan, tanggung jawab proyek, gaji.
Organisasi juga merupakan sumber daya yang terbatas, yang sering mengubah konflik potensial
menjadi konflik yang nyata, persaingan antar individu kelompok juga menjadi salah satu sumber
konflik.

9. Faktor penyumbang prilaku Politik


a. Faktor Individu terdiri dari; ciri kepribadian, kebutuhan dan faktor lain tertentu yang
kemungkinan besar terkait dengan prilaku politik.
b.Faktor Organisasi : kegiatan politik lebih merupakan fungsi dari karakteristik organisasi
dari pada variabel perbedaan individu,

130
Materi 11 : KOMUNIKASI

Topik : Komunikasi
Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan Pengertian Konsep dan Fungsi komunikasi, Model
Komunikasi, Elemen Komunikasi, perbedaan komunikasi verbal dan Non verbal,
Komunikasi yang efektif, Isu-isu terbaru dalam Komunikasi, memahami komunikasi
Elektronik.

I. Konsep dan Fungsi Komunikasi


Komunikasi merupakan penggerak bagi organisasi, karena tujuan organisasi mustahil atau sulit
dicapai
tanpa adanya komunikasi.
Dalam perusahaan obyek komunikasi adalah seluruh fungsi manajemen yang meliputi POAC;
 Planning
 Organizing,
 Actuating dan
 Controling
sedangkan subjek komunikasi adalah seluruh komponen yang ada dalam perusahaa, mulai dari
top manajemen sampai dengan karyawan. Beragam media komunikasi dalam perusahaan mulai
dari struktur organisasi, jobdescription, instruksi-instruksi kerja, peraturan-peraturan kerja,
pengumuman, surat edaran, apel pagi dan sore, rapat-rapat dan notulannya, serta pertemuan-
pertemuan informal.

Komunikasi menjalankan Empat Fungsi Utama dalam suatu kelompok / organisasi ;


1. Fungsi kendali (kontrol/pengawasan) ; komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku
anggota organisasi agar mereka mematuhi semua aturan dan hirarki wewenang dalam organisasi.
2. Fungsi Motivasi : dengan komunikasi dapat menjelaskan pada para anggota apa yang harus
dikerjakan dan bagaimana dapat bekerja dengan baik.
3. Fungsi pengungkapan emosi, dengan komunikasi para anggota dapat mengungkapkan
kekecewaan, atau rasa puas yang mereka rasakan.
4. Fungsi informasi, dengan komunikasi semua keputusan dapat diambil dan dapat diteruskan pada
semua anggota organisasi.

131
Gbr. Hubungan Komunikasi dengan Fungsi Manajemen:

• PLANNING
• ORGANIZING
• ACTUATING Top
• CONTROLLING Middle
Lo
Dalam bentuk; Instruksi Kerja, Peraturan Kerja,
Pengumuman, surat edaran, apel, Meeting, dll

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2002), Komunikasi adalah ; pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan
, kontak. Secara umum, berkomunikasi dapat diartikan mengadakan komunikasi yakni dengan
mengirimkan dan menerima pesan dalam mencapai kesamaan pemahaman.

II. Model Proses Komunikasi


Model Proses Komunikasi terdiri dari tujuh bagian :
a. Sumber komunikasi mengawali suatu pesan dengan pengkodean suatu pikiran dengan empat
kondisi yang mempengaruhi pesan terkode, yaitu keterampilan, sikap, pengetahuan, dan sistem
sosial budaya.
b. Pesan adalah suatu yang dikomunikasikan
c. Saluran adalah mediu lewat mana pesan itu berjalan
d. Pengkodean adalah simbol-simbol yang harus diterjemehkan kedalam suatu ragam yang dapat
dipahami oleh si penerima pesan.
e. Umpan balik merupakan pengecekan mengenai berapa suksesnya kita menstranfer pesan.

Proses Komunikasi
Proses komunikasi melibatkan beberapa komponen komunikasi, yaitu ; pengirim informasi,
penerima informasi, media atau sarana komunikasi, dan umpan balik terhadap informasi yang
disampaikan. Bila salah satu komponen hilang, maka komunikasi tidak dapat berlangsung atau
terjadi.
Gbr. Proses Komunikasi

Pengirim informasi Media atau Penerima


saluran informasi

132
Keterangan gambar ;
Model komunikasi sederhana beserta komponen komunikasi, sebagai berikut ;
a. Sebagai pihak utama dalam proses komunikasi adalah pengirim dan penerima. Merupakan
sumber informasi yang mengawali proses komunikasi dengan mengirimkan informasi awal.
Penerima merupakan pihak yang menerima informasi.
b. Terdapat dua alat komunikasi yakni informasi dan media / saluran.
Informasi merupakan pesan yang disampaikan baik itu peristiwa, data, atau penjelasan. Pesan
yang disampaikan akan disesuaikan dengan tingkat pemahaman, kepentingan, dan kebutuhan
baik pihak pengirim dan penerima. Media merupakan saluran komunikasi yang mengantarkan
pesan dari pengirim ke penerima seperti media lisan, tulisan, maupun elektronik.
c. Terdapat empat komponen yang merupakan fungsi komunikasi yakni pengkodean ( encoding
and decoding), umpan balik, dan gangguan. Encoding merupakan proses menerjemahkan
informasi kedalam bentuk kata, symbol, ataupun gambar, Decoding merupakan proses
menguraikan informasi kedalam bentuk yang dipahami oleh penerima. Umpan balik adalah
tanggapan terhadap informasi yang dikirimkan baik negative muapun positif.

III. Elemen Komunikasi


Hal-hal mendasar dalam komunikasi :
1. Arah Komunikasi :
a. Vertikal Yaitu ; atas, bawah, contoh komunikasi atasan pada bawahan dan sebaliknya.
b. Lateral atau menyamping, misal komunikasi atau koordinasi dengan rekan kerja selevel.
2. Jaringan Komunikasi : merupakan suatu pola yang teratur dari hubungan antar individu yang
dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang didalam sistem sosialnya
( Berger dan Chaffe, 1987: 239).
Jaringan komunikasi terdapat 3 kelompok ;
a. Rantai dengan kriteria kecepatan penerimaan pesan sedang, ketepatan tinggi, dan
kemungkinan munculnya pemimpin sedang dan kepuasan anggota sedang.
b. Roda dengan kriteria penerimaan pesan kecepatan tinggi, ketepatan tinggi
kemungkinan munculnya seorang pemimpin tidak ada, kepuasan anggota rendah.
c. Informasi selintingan yang belum tentu kebenarannya atau gosip atau desas desus.

133
IV. Komunikasi Vebal dan Non Verbal
Dalam komunikasi ada dua kategori :
a. Komunikasi Verbal (bahasa) yaitu dengan ucapan kalimat, pesan lisan maupun tulisan
dan gambar.
b. Komunikasi Non Verbal (Non Bahasa) yaitu komunikasi yang disampaikan dengan
gerakan tubuh, air muka, dan jarak fisik antara pengirim dan penerima pesan dengan istilah
lain disebut kinesika.

V. Komunikasi yang Efektif


Setiap organisasi perlu memiliki keterampilan komunikasi dengan baik sehingga tujuan organisasi
tercapai secara efektif dan efisien. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi aliran informasi dua arah dimana pengiriman dan
penerimaan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Hambatan komunikasi
Robbin (2003), menyebutkan beberapa hambatan komunikasi ;
a. Penyaringan mengarah kepada pengiriman yang memanipulasi informasi sehingga akan tampak
lebih menguntungkan bagi sipenerima.
b. Penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan
kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik individu lainnya.
c. Individu memiliki batasan kapasitas dalam mengolah data.
d. Pria dan wanita menggunakan komunikasi oral untuk alasan yang berbeda.
e. Bagaimana perasaan penerima disaat menerima komunikasi pesan akan mempengaruhi cara dia
menginterpretasikan pesan tersebut.
f. Kata-kata memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda pula.

Terdapat tiga penghalang komunikasi yang efektif :


a. Penyaringan ( filtering) yaitu jika informasi itu dianggap kurang menguntungkan bagi pihak
tertentu akan terjadi manipulasi dan sintesis informasi, sehingga mungkin saja pada tataran penerima
informasi akhir tidak sesuai dengan pengiriman informasi.

134
b. Persepsi selektif, yaitu para penerima pesan memiliki harapan dan minat pada informasi yang
diinginkan sehingga yang terjadi bukan realitas tapi penafsiran-penafsiran berdasarkan
kebutuhan, motivasi, latar belakang dan pengalaman pribadi penerima.
c. Emosi, terkadang dominasi perasaan mempengaruhi penerima pesan.

Keterampilan Mendengarkan secara Efektif:


1. Lakukan kontak mata,
2. Peragakan anggukan dan air muka yang sesuai
3. Hindarkan gerakan atau tindakan yang mengalihkan perhatian
4. Kemukakan pertanyaan.
5. Lakukan parafrase atau pengulangan,
6. Hindarkan penyela pembicaraan, biarkan si pembicara menyelesaikan pembicaraannya supaya
arahnya jelas kemana inti pembicaraan tadi.
7. Jangan berbicara berlebihan .
8. Membuat peralihan yang mulus antara peran pembicara dengan pendengar,

VI. Isu-isu Komunikasi Kontemporer:


Terdapat beberapa isu komunikasi terbaru dalam komunikasi Yaitu;
1. Penghalang komunikasi antara pria dan wanita, terdapat perbedaan orientasi komunikasi
berdasarkan gender, jika laki-laki menekankan gaya pembicaraan pada status, sedang wanita
penekanannya pada hubungan atau koneksi.
2. Komunikasi yang benar secara politis. Bahwa ketepatan pemilihan ungkapan kata-kata dalam
komunikasi akan mengakuratkan informasi yang akan disampaikan.
3. Komunikasi silang budaya. Bahwa keragaman budaya dapat menjadi penghalang komunikasi
karena masing-masing budaya memiliki pemaknaan sendiri-sendiri yang spesifik.
Empat masalah dalam komunikasi silang Budaya;
a. Semantik, contoh, untuk masyarakat jawa secara umum kata cokot dimaknai gigit, namun untuk
orang sunda yang dimaksud cokot adalah ambil.
b. Konotasi Kata, contoh orang jepang bilang yes, itu berarti ya saya mendengarkan, namun orang
amerika kata yes berarti setuju.
c. Perbedaan nada , orang bali bilang bathuk yang artinya sakit batuk, tapi oleh orang jawa

135
dimaknai kening.
d. Beda persepsi, mungkin orang Eskimo akan mempersepsikan salju secara berbeda dengan orang
indonesia, karena kondisi yang berbeda.

VII. Komunikasi Elektronik


Komunikasi dalam organisasi dapat ditingkatkan dan diperkaya oleh teknologi yang dibantu
perangkat komputer.

136
Materi 12 : Pengambilan Keputusan

Topik : Pengambilan Keputusan


Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan Pengertian Peran struktur organisasi dalam
Pengambilan Keputusan, teori pengambilan keputusan, aplikasi pada
permasalahan strategis, pengambilan keputusan dalam kelompok.

I. Pengambilan Keputusan.
Pengambilan keputusan adalah ; proses yang menghasilkan satu pilihan alternatif.
Menurut Schermerhorn, dkk., (2012), pengambilan keputusan adalah; proses memilih tindakan
dalam menghadapi suatu masalah atau peluang. Hasil keputusan dapat berupa tindakan yang
berasal dari adanya masalah, alternative penyelesaian masalah, dan berpengaruh terhadap
organisasi. Kualitas keputusan tergantung pada pengetahuan, pengalaman, persepsi, dan situasi
pengambil keputusan yang didukung dengan adanya informasi yang lengkap dan komunikasi
yang berkualitas.
1. Peran Struktur Organisasi dalam Pengambilan Keputusan.
Model organik dalam struktur organisasi merupakan struktur yang datar, menggunakan tim
hierarkis silang dan fungsional mempunyai formalisasi rendah, memiliki suatu jaringan
informasi yang menyeluruh dan mengandalkan pengambilan keputusan partisipatif.
Faktor-faktor yang menentukan desain struktural adalah ;
a. strategi
b. ukuran
c. Teknologi
4. lingkungan
Strategic – Decision – Making, yang merupakan proses pengambilan keputusan strategi di suatu
perusahaan sebagai usaha agar perusahaan sesuai dan mampu beradaptasi dengan lingkungan
eksternal (segev, a987; Hofer & Schendel, 1978).

137
2. Teori Pengambilan Keputusan
Ada empat (4) paradigma dalam teori pengambilan keputusan :
a. Model Rasional ; dimana dalam perspektif ini diasumsikan bahwa setiap individu
memiliki kesamaan perilaku terhadap tujuan yang ingin dicapai ( March dan simon (1958) dan
Allison (1971) ) dalam membuat rational action.
Berdasarkan perspektif ini sipengambil keputusan berada dalam situasi dimana si Aktor
mengetahui secara persis tujuan yang ingin dicapai. Dan tujuan ini akan menentukan langkah-
langkah yang akan diambil guna mencapai tujuan. Si pengambil keputusan mendapatkan
informasi dan mengembangkan serangkaian kegiatan alternatif, lalu dari serangkaian alternatif
dipilih alternatif yang paling optimal.
b. Model Organisasional ; model ini merupakan pengembangan dari model rasional Dimana
dalam pengambilan keputusan, kognitif dari faktor pengambil keputusan adalah terbatas dan
aspek-aspek organisasilah yang akan menutupi keterbatasan kognitif dan Membentuk kognitif
aktor pengambil keputusan.

Gambar ; Model Rasional Pengambilan keputusan

1. PENGAMATAN SITUASI 2. KEMBANGKAN ALTERNATIF


• Definisikan Masalah • Cari alternatif secara kreatif
• Diagnosis penyebabnya • Jangan mengevaluasi dulu
• Tentukan tujuan keputusan

4. IMPLIKASIKAN KEPUTUSAN
dan MONITOR HASIL 3. MENGEVALUASI ALTERNATIF dan
• Rencanakan Implementasi MEMILIH yang TERBAIK
• Implementasikan rencana • Evaluasi Alternatif
• Monitor Implementasi dan • Pilih Alternatif terbaik
• Buat penyesuaian yang perlu

ORGANISASI MEMPENGARUHI PERILAKU ANGGOTANYA MELALUI SERANGKAIAN


PROSES SEPERTI :
a. Departementalisasi unit kerja
b. Prosedur kerja
c. Otoritas hierarki dalam struktur
138
d. Komunikasi
e. Identitas dan loyalitas
Proses mendasar dari pembuatan keputusan rasional menyangkut 4 (empat) tahap;
1. Pengamatan situasi
2. Kembangkan alternatif
3. Mengevaluasi alternatif dan memilih yang baik
4. Implementasikan keputusan dan monitor hasil.

c. Model Politik dan kekuasaan


Akar dari perspektif (Sudut pandang) politik dalam pengambilan keputusan adalah ilmu politik.
Perspektif ini melihat bahwa para pengambil keputusan memiliki tujuan yang berbeda-beda,
mereka bekerja sama melalui koalisi dan freferensi dari aktor yang memiliki pengaruh yang
paling besar yang akan menang.
Inti dari pserspektif ini adalah ; proses dimana konflik muncul dari aktor yang saling
menggunakan dan memperjuangkan prefensinya, keputusan akan mengikuti keinginan dan
pilihan dari aktor yang paling berpengaruh / berkuasa ( March, 1962, Salanncik dan prefer,
1974). Karena siapa yang memiliki kekuasaan maka itulah yang akan menentukan keputusan,
maka para aktor akan berusaha untuk mengubah struktur kekuasaan melalui taktik politik seperti
Coalition, Cooptation, manipulasi informasi, dan penggunaan ahli dari luar.
d. Model “Garbage Can”
Teori ini pertamakali ditemukan oleh Cohen, Marc dan Olsen (1972), bahwa keputusan dalam
suatu organisasi terjadi dengan tidak sengaja atau kebetulan. Teori ini merupakan reaksi dari
model rasional dan model politik, yang menurut mereka memiliki banyak kelemahan terutama
dalam memahami proses pengambilan keputusan dalam situasi yangkomplek, tidak stabil dan
dalam dunia yang ambiguous.
Organisasi model ini adalah; organisasi yang didefinisikan sebagai organizedanarchies
(Cohen et al., 1972) dan organisasi dicirikan dengan;
a. ketidak konsistenan dan sulitnya mendefinisikan preferensi dari aktor pengambil keputusan,
mereka biasanya menemukan dan menentukan preferensi setelah melalui serangkaian aktivita
yang kemudian menjadi pilihan mereka.
b. Dalam organisasi ini tidak memiliki teknologi (dalam arti luas) yang jelas, masing-masing
anggota organisasi mendapatkan knowledge melalui proses pembelajaran trial and eror .

139
c. Organisasi ini dicirikan oleh bentuk partisipasi yang bebas, dimana para aktor bebas datang dan
pergi selama proses pengambilan keputusan.
Perbedaan dengan model rasional dan politik, model ini lebih mengutamakan aspek kesempatan dan
peluang, apa yang akan diputuskan sangat tergantung dari waktu dan luckdan keputusan itu sendiri
memiliki karakter yang tidak jelas.

3. Aplikasi pada Permasalahan Strategis


Chandler (1962) mendefinisikan strategy sebagai the determination of the basic term strategy sebagai
the determination of the adoption of course of action and the allocation of resources necessary for
carrying out these goals dan apa yang seharusnya dilakukan untuk menghubungkan organisasi dengan
lingkungan adalah “strategy making” (segev 1987).
Pada level corporate strategi adalah ; proses seleksi pasar, industri dan alokasi resources di strategic
business unit (SBU).
Pada level SBU Strategi ; sebagai metode kompetitif yang dapat memberikan distinctive competence
kepada suatu organisasi yang sesuai dengan lingkungan (andrew 1971; hofer & schendel, 1978, Rumelt
1974) strategy merupakan hasil dari serangkaian aktivitas deciosion making dan aktivitas sentral dari
proses strategi proses pengambilan keputusan strategis.
4. Strategic – Decision Model
Proses pengambilan keputusan strategis adalah; proses yang terjadi di tingkat organisasi yang
melibatkan serangkaian aktivitas organisasi dalam formalasi misi strategis dan tujuan stratetgis ( dess,
limpkin & covin 1997).
Proses ini melibatkan proses analisis , perencanaan , pengambilan aspek lainnya seperti budaya
organisasi, sistem nilai, dan visi perusahaan (hart, 1992).
Empat model pengambilan keputusan :
a. Managerial autocracy model (MAM) dalam model ini seorang pemimpin kunci (CEO, menejer,
Board of Director) memainkan peranan sentral dalam pengambilan keputusan strategis.
b. Systemic bureaucracy model (SBM) model ini mengacu kepada sistem organisasi dan peraturan
menentukan aktivitas, aliran informasi dan interaksi antar aktor yang membentuk proses pengambilan
keputusan strategis.
c. Adaptive planning model (APM) dalam model ini perusahaan menggunakan perencanaan jangka
panjang sebagai patokan dalam pengambilan keputusan ( computerizatin decision). Biasanya
perencanaan ini terdiri dari banyak tahapan, dan dalam model ini peranan MIS (manajement

140
information system) dalam penyediaan data dan informasi dalam setiap tahapan sangat penting.
d. Political Ecpediency Model (PEM) model ini menekankan aspek politik dalam proses
Pengambilan keputusan startegis, dimana terdapat banyak grup dan individu dalam suatu
organisasi perusahaan yang berusaha mengamankan kepentingan masing-masing.

5. Pengambilan keputusan dalam kelompok


Terdapat keuntungan dan kerugian dalam pengambilan keputusan dalam kelompok
a. Keuntungan;
 Mendapat lebih banyak sudut pandang yang beragam
 Meningkatkan informasi
 Kualitas keputusan lebih tinggi
 Meningkatkan komitmen
b. Keurugian ;
 Potensi didominasi individu
 Tanggung jawab tidak jelas
 Makan waktu dan biaya
 Ada tekanan konformitas (kesesuaian)

Ket; a. keuntungan pengambilan keputusan kelompok;


 Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap, dengan cara
mengumpulkan data dan informasi melalui sejumlah individu sebagai bahan masukan dalam proses
pengambilan keputusan.
 Peningkatan keanekaragaman pandangan, dalam rangka membuka peluang untuk lebih banyak
pendekatan dan alternatif yang perlu dipertimbangkan.
 Menghasilkan keputusan bermutu lebih tinggi
 Peluang penerimaan pemecahan masalah berdasarkan keputusan kelompok jauh lebih efektif dari
pada pengambilan keputusan secara individu.

b. Kelemahan pengambilan keputusan kelompok


 Proses pengambilan keputusan menyita waktu yang panjang.
 Ada peluang atau kecendrungan tekanan konformitas dalam kelompok
 Hasrat dari anggota-anggota kelompok untuk diterima dan dianggap sebagai suatu aset bagi
141
kelompok itu dapat mengakibatkan dihentikannya setiap ketidak sepakatan yang muncul.
 Keputusan kelompok dapat didominasi oleh satu atau beberapa orang.

Proses dan model pengambilan keputusan


Pengambilan keputusan merupakan serangkaian proses pemilihan diantara berbagai alternatif yang
dihasilkan.
Robbins (2003), mengatakan pengambilan keputusan yang optimal adalah; yang rasional yaitu
membuat pilihan nilai yang konsiten dan maksimal dalam batasan yang ditentukan. Lebih lanjut
Robbins ( 2003), mengatakan bahwa pilihan tersebut dibuat dengan mengikuti model enam langkah
yaitu;
a. Mendefinisikan masalah, model ini dimulai dengan menentukan masalahnya.
b. Mengidentifikasi kriteria keputusan. Setelah pengambilan keputusanmenentukan masalah maka
perlu untuk mengidentifikasi criteria keputusan yang penting dalam memecahkan masalah.
c. Menimbang criteria. Criteria yang diidentifikasi jarang semuanya sama pentingnya sehingga
langkah ketiga mengharuskan pengambilan keputusan untuk menimbang criteria yang telah
diidentifikasi sebelumnya agar diberikan prioritas yang benar dalam keputusan tersebut.
d. Menghasilkan alternatif. Langkah keempat mewajibkan pengambilan keputusan untuk
menghasilkan alternatif yang mungkin bisa berhasil dalam menyelesaikan masalah.
e. Menilai semua alternatif pada masing-masing kriteria. Setelah alternatif telah dihasilkan,
pengambilan keputusan harus menganalisis dan mengevaluasi secara kritis masing-masing
alternatif. Hal ini dilakukan dengan menilai setiap alternatif pada setiap kriteria.
f. Menghitung keputusan optimal. Langkah terakhir dalam model ini membutuhkan perhitungan
keputusan yang optimal. Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi setiap alternative terhadap
criteria tertimbang dan memilih alternative dengan skor total tertinggi.

142
143
Materi 13 : Tim Kerja

Topik : Tim Kerja


Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan Pengertian Mengapa Tim telah menjadi begitu popular
dalam Organisasi, pengertian tim kerja dan perbedaannya dengan kelompok, tipe-tipe tim
kerja dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan baik oleh
tim, membentuk model yang efektif, mengubah individu menjadi pemain tim, isu
kontemporer dalam mengelola tim.

I. TIM KERJA
1. Mengapa tim telah menjadi begitu populer dalam organisasi
kinerja tim lebih unggul daripada kinerja individu bila tugas yang harus dilakukan menuntut
keterampilan ganda. Manajemen menemukan bahwa tim lebih tanggap dan responal terhadap
peristiwa-peristiwa yang berubah didepartemen atau bentuk-bentuk lain yang lebih tradisional dari
pengelompokkan yang permanen.
Tim mempunyai kemampuan untuk dengan cepat berkumpul, menyebar, memfokus ulang dan
membubarkan diri. Tim merupakan cara yang efektif untuk manajemen dalam mendemokrasikan
organisasi mereka dan meningkatkan motivasi karyawan dengan pelibatan pegawai memudahkan
partisipasi pegawai dan meningkatkan motivasi pegawai terutama dalam pengambilan keputusan.

Ada dua jenis tim yang hidup dalam organisasi yaitu formal yang berhubungan langsung
dengan pekerjaan-pekerjaan pokok perusahaan dan tim informal yang tidak langsung berhubungan
dengan pekerjaan inti perusahaan.

Terdapat tiga (3) jenis tim formal;


a. Command Team (tim komando), yaitu tim yang terdiri seorang menejer yang dilapori oleh
beberapa karyawan anggota timnya. Tim ini cenderung sebagai tim bayangan yang mendampingi
pejabat tersetruktur untuk tugas-tugas yang tidak tercantum dalam job decription.
b. Committee (komite) yaitu tim yang biasanya mempunyai tugas khusus yang memerlukan waktu
penyesuaian relatif lama.
c. Task Force or project team ( gugus tugas atau tim proyek) yaitu tim sementara yang dibentuk
untuk menangani masalah khusus yang bersifat mendesak yang tidak mungkin diselesaikan hanya
oleh anggota tersetruktur.
144
Tim informal tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara langsung namun keberadaannya
diperlukan . Tim olah raga, kesenian ataupun jemaah pengajian sangat menunjang iklim yang kondusif
dalam memajukan perusahaan.
Untuk meningkatkan kekompakan menejer memiliki 4 (empatcara) ;
a. Memperkenalkan persaingan, konflik dengan individu luar atau kelompok lain seringkali
meningkatkan kekompakan tim.
b. Meningkatkan ketertarikan antar pribadi, orang cenderung bergabung dengan tim yang
anggotanya mereka kenal atau mereka kagumi.
c. Meningkatkan interaksi, walaupun kita jarang dapat selalu menyukai semua orang yang
bekerjasama dengan kita, tetapi dengan meningkatnya interaksi dapat memperbaiki persahabatan
dan komunikasi.

II. Pengertian tim kerja dan perbedaannya dengan kelompok;


a,. Kelompok kerja adalah; kelompok atau dua individu atau lebih, yang berinteraksi dalam
berbagi informasi dan saling bergantung, yang bergabung bersama-sama untuk mencapai sasaran.
Mengambilkeputusan untuk membantu tiap anggota dalam bidang tanggung jawabnya.
Kelompok kerja adalah kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan untuk menjalankan
berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi.
b. Tim kerja adalah; kelompok yang upaya-upaya individunya menghasilkan suatu kinerja yang
lebih besar dari pada jumlah dari masukan –masukan individual.

Kerja tim atau yang sering kita kenal sebagai teamwork didefinisikan sebagai kegiatan yang dikelola
dan dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi dengan kemampuan yang beragam namun
memiliki komitmen yang sama terhadap tujuan, ukuran kinerja tanggung jawab dan pendekatan yang
sama (LIPI, 2019).
Cara Membentuk Tim Kerja yang Solid dan Efektif:
 Punya Visi dan Misi yang Sama
 Membangun Rasa Percaya
 Jalinan Komunikasi yang Lancar
 Adakan Kegiatan Bersama secara Rutin
 Pahami Peran dan Tanggung Jawab
 Meningkatkan Kompetensi Tim
145
 Menghormati dan Menghargai
 Melakukan Evaluasi.

Perbandingan kelompok dan tim kerja


Tim kerja jika dilihat dari segi:
 tujuan , tim kerja menekankan pada kinerja bersama,
 sinergi , tim kerja menghasilkan sinergi positif
 akuntabilitas , tim kerja mampu menghasilkan akuntabilitas yang bersifat individual dan timbal balik
sekaligus
 keahlian tim kerja bersifat melengkapi.
Kelompok kerja jika dilihat dari segi:
 Tujuan, kelompok kerja penekanan pada kebutuhan informasi
 sinergi, kelompok kerja yang dihasilkan bersifat netral dan terkadang negatif
 Kelompok kerja hanya mampu menghasilkan akuntabilitas individual.
 Keahlian kelompok kerja , bersifat acak dan variatif.

III. Tipe – tipe Tim Kerja dalam organisasi :


 Tim pemecah masalah adalah; kelompok yag terdiri dari 5 sampai dengan 12 karyawan dari satu
departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas cara-cara memperbaiki
kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
 Tim pengelola diri adalah; kelompok yang terdiri dari 10 sampai dengan 15 orang yang memikul
tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Tim kerja sepenuhnya mengelola sendiri bahkan
memilih anggota-anggotanya sendiri dan menyuruh anggota sendiri untuk saling menilai kinerja ,
 Tim lintas fungsional adalah ; kelompok karyawan dari tingkat hierarkis yang kira-kira sama, tetapi
dari bidang kerja yang berlainan. Mereka berkumpul untuk menyelesaikan suatu tugas, dalam satuan
tugas tertentu biasanya berupa komite.

IV. Bagaimana pekerjaan dalam kelompok dikerjakan dengan baik oleh tim
Tim harus berhati-hati memperkirakan bagaimana pekerjaan yang diharapkan dalam hal ini
perlu dilakukan beberapa tes :

146
a. Tugas yang tidak memerlukan bermacam-macam masukan mungkin baik ditinggalkan oleh individu.
b. Pekerjaan dilakukan dengan menciptakan harapan secara umun atau kumpulan tujuan untuk orang
dalam kelompok yang lebih dari tujuan individu secara keseluruhan
c. Tim menciptakan makna saling tergantung diantara tugas, ketika kesuksesan semua tergantung
antara satu dan sukses sebagian tergantung dengan yang lain.

V. Membentuk model yang efektif


Dalam hal komposisi yang ahrus dicermati yaitu;
a. Kemampuan personalitas, aturan dan diversita, ukuran tim kerja, fleksibilitas, dan pilihan pada
kelompok kerja. Karena tim terdiri dari beberapa orang yang mempunyai perbedaan dalam banyak hal
( kemampuan, latar belakang budaya, agama, keyakinan, nilai, generasi, pengalaman kerja, dll maka
kemampuan individual harus dihitung benar agar tercipta suasana yang saling bantu dan saling
menyelesaikan, aturan dan keanekaragaman diarahkan sedemikian rupa sehingga terbentuk suasana
harmonis dengan komposisi yang pas.
b. Ukuran tim juga perlu diperhatikan dalam arti harus sesuai dengan kebutuhan pembentukan tim,
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
c. Konteks merupakan syarat keefektifan tim yang lain, yang terdiri atas ; sumber yang memadai,
kepemimpinan, dan penilaian kerja dan ganjaran.
d. Tujuan secara umum dan khusus , kemungkinan terjadinya konflik, dan kemalasan sosial.

147
Gbr. Merancang keefektifan tim.
Rancangan pekerjaan
• otonomi
• macam-macam keahlian
• identitas tugas
• kepentingan tugas

Komposisi
• kemampuan
• Personalitas
• aturan dan diversitas
• Ukuran tim kerja
• fleksibilitas
• pikiran kerja dan ganjaran
Keefektifan tim

Konteks
• sumber yang memadai
• kepemimpinan
• penilaian kerja dan ganjaran

Proses
• tujuan secara umum
• tujuan khusus
• konflik
• kemalasan sosial

148
VI. Mengubah individu menjadi pemain tim yaitu dengan cara;
a. Seleksi untuk menjadi pemain tim yang efektif, individual harus mempunyai keterampilan antar
pribadi artinya baik keterampilan teknis maupun memenuhi peran dalam tim.
b. Pelatihan bagi karyawan yang memungkinkan dapat menjadi pemimpin dalam tim, mereka
dilatih terutama menyangkut ; keterampilan pemecahan masalah, komunikasi, perundingan, manajemen
konflik.
c. Ganjaran, sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong peningkatan kooperatif bukannya
untuk kompetitif. Misal; promosi kenaikkan upah tertentu menambah bonus berdasarkan prestasi yang
dicapai.

VII. Isu kontemporer dalam mengelola tim


a. Tim dan manajemen kualitas
Dalam merancang tim sebagai pemecahan masalah kualitas, manajemen ford
mengidentifikasi lima tujuan :
 Tim cukup kecil agar efisien dan efektif
 Pelatihan yang efektif terhadap kebutuhan anggota-anggtanya.
 Pengalokasian waktu tempat untuk penanganan masalah-masalah yang harus mereka
tangani/pecahkan
 Adanya otoritas (wewenang) untuk memecahkan masalah dan tindakan korektif
 Keunggulan dalam tugas untuk membantu tim menghindari hambatan-hambatan yang muncul.

b. Tim dan keanekaragaman angkatan kerja


Keanekaragaman memberikan persepektif segar mengenai isu-isu, tetapi membuat lebih sukar
untuk mempersatukan dalam mencapai kesepakatan.

149
Keuntungan Kerugian

Perspektif ganda Kemenduaani/(ambiguitas)


Lebih terbuka terhadap gagasan baru Kerumitan (kompleksitas)
Penafsiran ganda Kekacauan
Kreativitas meningkat Salah paham (miskomunikasi)
Fleksibilitas meningkat Kesulitan dalam mencapai kesepakatan
tunggal
Keterampilan pemecahan masalah Kesulitan dalam menyepakati tindakan-
meningkat tindakan

c. Menyegarkan kembali tim dewasa


Usaha menyegarkan kembali tim yang dewasa dapat dilakukan melalui saran-saran ;
a. Siapkan anggota-anggota untuk menangani masalah kedewasaan
b. Tawarkan pelatihan penyegaran ulang dalam komunikasi, pemecahan konflik. Proses tim, dan
keterampilan serupa.
c. Tawarkan pelatihan lanjutan untuk membantu anggota-anggota untuk mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah antar pribadi dan teknis yang lebih kuat
d. Dorong tim untuk memperlakukan pengembangan mereka sebagai pengalaman belajar yang
terus menerus, seperti TQM, menggunakan konflik sebagai kesempatan belajar.

150
Materi 14 : Kepemimpinan

Topik : Kepemimpinan.
Deskrips : Pada topik ini akan dijelaskan definisi kepemimpinan, teori kepemimpinan, gaya
kepemimpinan, syaratkepemimpinan yang efektif, etika dan kepemimpinan,
kepemimpinan dalam organisasi

I. KEPEMIMPINAN
1. Definisi kepemimpinan menurut para ahli :

Schermerhorn (2012), mendefinisikan bahwa; kepemimpinan sebagai proses memengaruhi


orang lain dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Robbins (2003) mendefinisikan bahwa ; kepemimpinan suatu kemampuan memengaruhi suatu
kelompok kearah pencapaian tujuan.
Rivai (2004) mengatakan bahwa : kepemimpinan merupakan proses memengaruhi atau
memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tjuan
organisasi. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah: suatu
poses dan kemampuan dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin
adalah ; individu yang mampu memengaruhi anggota . Kepemimpinan adalah ; sifat penerapan
pengaruh oleh seorang anggota kelompok atau organisasi terhadap anggota lainnya guna mendorong
kelompok atau organisasi mencapai tujuan-tujuannya.

II. Teori Kepemimpinan


Robbins (2003) membagi teori kepemimpinan kedalam beberapa kategori ;
1. Teori sifat kepemimpinan (trait theories) mengidentifikasikan enam ciri yang membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin berfokus pada berbagai sifat dan karakteristik pribadi dikaitkan
secara konsisten dengan kepemimpinan yaitu ; ambisi, dan energi, hasrat diri, kecerdasan, dan
pengetahuan yang relevan denagn pekerjaan.
2. Teori prilaku kepemimpinan (behavioral theories) merupakan teori-teori yang mengemukakan
bahwa prilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Teori-teori tersebut adalah;
• Studi dari Ohio State teori ini menjelaskan perilaku kepemimpinan sebagaimana dideskripsikan para
karyawan yakni ; struktural awal (initiating structure) dan tenggang rasa (consideration).
a. Struktur awal merujuk pada tingkat sejauhmana seorang pemimpin menentukan dan menstruktur
perannya sendiri dan peran dari para bawahan ke arah pencapain tujuan-tujuan formal kelompok.

151
Contoh ; perilaku yang mencoba untuk mengatur pekerjaan, hubungan kerja, dan tujuan.
b. Tenggang rasa digambarkan sebagai tingkat sejauhmana seorang cenderung memiliki hubungan kerja
yang dikarakteristikkan dengan saling percaya menghormati gagasan bawahan, dan menghargai
perasaan bawahan.
• Studi dari Universitas Michigan. Kelompok Michigan membagi perilaku pemimpin kedalam dua
dimensi yaitu; pemimpin berorientasi karyawan dan pemimpin berorientasi produksi. Pemimpin yang
berorientasi karyawan (employee oriented leader) menekankan pada hubungan antar pribadi,
memberikan perhatian pribadi terhadap kebutuhankaryawan dan menerimaperbedaan individual
diantara para anggota. Pemimpin yang berorientasi produksi cenderung menekankan aspek teknis atau
tugas dari pekerjaan , perhatian utama mereka adalah pada penyelesaian tugas kelompok mereka ,dan
anggota-anggota kelompok adalah suatu alat untuk tujuan akhir.
• Tabel Manajerial. Suatu penggambaran grafis dari pendangan dua dimensi terhadap gaya
kepemimpinan dikembangkan oleh Blake dan Mounton. Mereka mengemukakan kisi manejerial
berdasarkan gaya “kepedulian akan orang” dan “kepedulian akan produksi”, yang pada hakekatnya
mewakili dimensi tenggang rasa dan struktural awal dari Ohio State atau dimensi Michingan yang
berorientasi karyawan dan berorientasi produksi.

3. Teori Kontingensi (contingency Theory) mengatakan bahwa keefektifan kepemimpinan


tergantung pada situasi dan lainnya untuk dapat mengisolasi kondisi situasional tersebut teori
yang termasuk adalah;
a. Model Fiedler (The Fiedler Model) mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung
pada padanan yang tepat antara gaya pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan dan tingkat dimana
situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada pemimpin.
b. Teori Jalur- Tujuan (Path Goal Theory) dikembangkan oleh Robert House yang mengambil elemen
utama dari penelitian kepemimpinan Ohio State tentang struktur awal dan tenggang rasa, dan teori
pengharapan motivasi (the expectancy theory of motivation). Menyatakan ; bahwa tugas pemimpin
untuk membantu bawahan dalam mencapai tujuan dan menyediakan arahan atau dukungan yang
dibutuhakn agar tujuan mereka cocok dengan tujuan keseluruhan kelompok atau organisasi.
c. Model Partisipasi – pemimpin (leader-participation model) dikembangkan oleh Victor Vroom dan
Philip Yetton yang berhubungan dengan perilaku kepemimpian dan partisipasi dalam pengambilan
keputusan. Menyadari bahwa struktur tugas memiliki berbagai tuntutan untuk kegiatan rutin dan
nonrutin, mereka berpendapat bahwa perilaku pemimpin harus menyesuaikan diri untuk mencerminkan
struktur tugas.
152
III. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah; pola perilaku seseorang secara menyeluruh untuk memengaruhi perilaku
orang lain dalam melakukan sesuatu.
Nawawi (2003), mengatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah; perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam memengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan prilaku para anggota
organisasi atau bawahannya.
Rivai (2004), gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk
memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai. Atau karakteristik yang digunakan oleh
pemimpin untuk memengaruhi bawahannya.

Menurut Rivai (2004) terdapat tiga macam gaya kepemimpinan:


a. Gaya kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.
b. Gaya kepemimpinan demokrasi. Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur
yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
c. Gaya kepemimpinan Bebas. Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada
bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pemimpin adalah
menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

GAYA kepemimpinan dapat digolongkan kedalam dua (2) kelompok :


1. Gaya-gaya Efektif ;
• Eksekutif (executive). Gaya ini memberikan perhatian besar baik terhadap tugas maupun
karyawan . Manejer yang menggunakan gaya ini adalah seorang motivator yang baik,
menetapkan standar yang tinggi, menyadari perbedaan-perbedaan individu, dan
mempergunakan manajemen tim.
• Pembangunan ( developer). Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan
dan perhatian minimum terhadap tugas. Menejer yang menggunakan gaya ini mempunyai
kepercayaan penuh kepada para karyawan dan terutama berupaya untuk mengembangkan
mereka.
• Otokrat penuh kebijakan (benevolent autocrat). Gaya ini memberikan perhatian maksimum
terhadap tugas dan perhatian minimum terhadap karyawan. Menejer yang menggunakan gaya
ini mengetahui cara tepat apa yang diinginkan dan cara untuk memperolehnya tanpa
menyebabkan timbulnya kebencian atau kemarahan para karyawan.
• Birokrat (bureaucrat). Gaya ini memberikan perhatian minimum baik terhadap tugas maupun
153
karyawan. Menejer yang menggunakan gaya ini terutama berkepentingan dengan peraturan-
peraturan dan menginginkan terpelihara dan terkendalinya situasi melalui penggunaan
ketentuan, prosedur dan perintah secara tepat, teperinci dan teliti.
2. Gaya-gaya tidak efektif
• Kompromis (compromiser). Gaya ini memberikan perhatian besar baik terhadap tugas
maupun karyawan dalam situasi yang hanya memerlukan penekanan salah satu diantaranya.
Manejer dengan gaya ini adalah seorang pengambil keputusan yang lemah, tekanan akan
sangat memengaruhi.
• Misionaris (missionary). Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap karyawan dan
perhatian minimum terhadap tugas dimana perilaku seperti ini tidak cocok. Manejer ini
terlalu baik hati atau lemah yang menilai keharmonisan sebagai hal penting.
• Otokrat (autocrat) . Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap tugas dan perhatian
minimum terhadap karyawan dimana perilaku seperti ini tidak tepat. Menejer ini tidak
mempunyai kepercayaan kepada orang lain, tidak menyenangkan.
• Pelarian (deserter) . Gaya ini memberikan perhatian minimum terhadap tugas dan karyawan
dalam suatu situasi dimana perilaku seperti itu tidak sesuai. Menejer ini pasif dan tidak mau
terlibat atau acuh tak acuh.
IV. Syarat Kepemimpinan Efektif.
Kepemimpinan dikatakan sangat efektif, apabila seorang menejer juga seorang pemimpin
(leader), sedangkan kepemimpinan yang berhasil adalah; pemimpin yang berhasil mencapai
tujuan organisasi tanpa mempertimbangkan apakah orang lain merasa terpaksa atau tidak untuk
melakukannya (Badeni, 2014).

V. Etika dan Kepemimpinan


Etika adalah; pedoman untuk menjalankan apa yang benar dan tidak melakukan apa yang tidak
benar. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan harus didasarkan pada prinsip beretika.
Kepemimpinan beretika akan memengaruhi perilaku dan tindakan pimpinan karena adanya
batasan dari prinsip etika tersebut. Dalam hal ini penerapan prinsip beretika juga berlaku untuk
anggota sehingga dibutuhkan kesamaan persepsi dalam organisasi.

154
VI. Kepemimpinan dalam Organisasi.
Dalam semua organisasi pasti memiliki dan memerlukan seorang pimpinan tertinggi (pimpinan
puncak) dan /atau menejer tertinggi (top) menejer yang harus menjalankan kegiatan
kepemimpinan ( leadership) dan atau manajemen (management) bagi keseluruhan organisasi
sebagai satu kesatuan (Nawawi, 2003). Kepemimpinan diumpamakan sebagai kepala sebuah
badan dalam suatu organisasi yang apabila tidak berlangsung dengan baik akan berpengaruh
terhadap kerja seluruh badan organisasi itu sendiri.
Keberadaan pemimpin dalam organisasi merupakan konflik antara pimpinan dan anggota, antar-
anggota, ataupun antar kelompok. Peran pemimpin dalam hal ini adalah untuk meminimalkan dan
mengendalikan potensi konflik, berlaku sebagai mediator, ataupun mengubah konflik menjadi
tantangan.

155
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Rancangan Tugas dan Diskusi


Kelompok
Disusun oleh Disetujui oleh

Muridha Hasan, S.E., M.M Nasruddin, S.E., M.M


Program Studi : Manajemen
Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, S.E., M.M
Tugas ke : 1 (satu)
1. Tujuan Tugas Melatih Mahasiswa untuk memahami studi organisasi, pentingnya
mempelajari prilaku organisasi, peran organisasi dalam masyarakat,
perilaku didalam organisasimaupun pemerintahan
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai materi perkuliahan
(Individu/kelompok) yang diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : mampu memahami materi
perkuliahan yang diberikan dosen dan aktif dalam diskusi
presentasi / pemaparan

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan keaktipan Tanya jawab


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Keaktipan Tanya jawab (60%)
 Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 25%), Individu
 Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 25%), Individu
 UTS (bobot Nilai 20%), Individu
 UAS (bobot Nilai 20%), Individu

156
UNIVERSITAS GUNUNG LEUSER
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
Izin: SK Mendiknas RI Nomor: 41/D/O/2011
Jln. Iskandar Muda No. 1 Telp. (0629 ) 522052
KUTACANE 24651

Rancangan Tugas dan Diskusi


kelompok
Disusun oleh Disetujui oleh

Muridha Hasan, S.E., M.M Nasruddin, S.E., M.M


Program Studi : Manajemen
Mata Kuliah : Prilaku Organisasi
Kode : EKM 406
SKS :3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, S.E., M.M
Tugas ke : 2 (Dua)
1. Tujuan Tugas Melatih Mahasiswa untuk memahami Tim Kerja , pentingnya
mempelajari Tim Kerja untuk meningkatkan produktivitas, moral, dan
kualitas keseluruhan produk. Selain itu, juga dapat meningkatkan kinerja
bisnis. Teamwork dalam bekerja adalah salah satu soft skill yang wajib
dimiliki oleh setiap karyawan.
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai materi
(Individu/kelompok) perkuliahan yang diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : mampu memahami materi
perkuliahan yang diberikan dosen dan aktif dalam
diskusi presentasi / pemaparan

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan keaktipan Tanya jawab


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Keaktipan Tanya jawab (60%)
 Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 25%), Individu
 Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 25%), Individu
 UTS (bobot Nilai 20%), Individu
 UAS (bobot Nilai 20%), Individu

157
KISI-KISI TES, TES HASIL BELAJAR, DAN KUNCI JAWABAN

A. Kisi-Kisi Tes (Ujian Tengah Semester)

Program Studi : Manajemen


Mata Kuliah : Prilaku organisasi
Kode : EKM 406
SKS 3
Dosen Pengampu : Muridha Hasan, S.E., M.M.

1. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengantar, sejarah


dan dan latar belakang perilaku organisasi, Mahasiswa
mampu menjelaskan tentang kedudukan manusia dalam
organisasi, Mahasiswa mampu menjelaskan tentang
perilaku individu dalam organisasi, Mahasiswa mampu
menjelaskan tentang prilaku kelompok dalam organisasi,
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang persepsi dan
komunikasi, Mahasiswa mampu menjelaskan
kepemimipinan dan kekuasaan, Mahasiswa mampu
menjelaskan pengertian nilai, sikap dan kepuasan kerja,
Mahasiswa mampu menjelaskan motivasi dalam
organisasi, Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian
budaya organisasi dan nilai-nilai budaya organisasi.
Kompetensi Dasar : Memahami Konsep dasar perilaku organisasi, Memahami
Perilaku individu dalam organisasi, Memahami Perilaku
Kelompok dalam Organisasi.
Materi : Studi Organisasi
Bentuk soal : Esay (pertanyaan)
2. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Struktur organisasi,
mampu melaksanakan penataan dalam penempatan
jabatan struktural, mempermudah dalam mencari dan
menempatkan dalam jabatan struktural, memperjelas
kompetensi dalam jabatan structural, mendorong
keterbukaan dalam penempatan jabatan struktural,
fungsi dan mafaat dari struktur organisasi, tugas dan
fungsi dari masing-masing devisi dalam sebuah
organisasi maupun pemerintahan.
Kompetensi Dasar : Untuk menyusun bagian-bagian atau penempatan-
penempatan bagian-bagian,tugas dan fungsi dari masing-
masing devisi secara optimal, maka pemangku jabatan
harus memenuhi pengetahuan (knowledge), kemampuan
(skill) dan sikap (attitude) yang dipersyaratkan dari jabatan
yang dipangkunya. Pengetahuan, kemampuan dan sikap
inilah yang dikenal sebagai kompetensi.
Materi : Struktur Organisasi
Bentuk soal : Esay (pertanyaan)
3. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu mendeskrifsikan pelembagaan
158
dan hubungannya dengan budaya organisasi,
menetapkan karakteristik-karakteristik umum yang
membentuk budaya organisasi, membandingkan
budaya dominan, mengidentivikasikan efek
fungsional dari budaya organisasi pada oranglain
organisasi,menjelaskan bagaimana cara
mencocokkan karyawan dengan budaya organisasi.
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mengerti bahwa didalam sebuah
organisasi budaya organisasi sangat pentingterutama
dalam berprilaku.
Materi : Budaya Organisasi
Bentuk soal : Esay (pertanyaan)
4. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjadi pribadi yang
memiliki keterampilan dan keahlian dalam
memahami, mewujudkan, identitas dan
transformasi diri.
Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu memahami dalam apa yang
dimaksud dengan prilaku individual yang memiliki
keahlian dalam memahami, mewujudkan, identitas
dan transformasi diri.

: Prilaku Individual
Materi
: Easy (pertanyaan)
Bentuk soal
5. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjadi pribadi yang
memiliki keterampilan dan keahlian dalam
memahami, mewujudkan, identitas dan
transformasi diri.

Mahasiswa mampu memahami dalam apa yang


Kompetensi Dasar : dimaksud dengan prilaku individual yang memiliki
keahlian dalam memahami, mewujudkan, identitas
dan transformasi diri.
Materi : Motivasi
Bentuk soal : Esay (pertanyaan)

159
A. Tes Hasil Belajar (Ujian Tengah Semester)

Mata Kuliah Prilaku Organisasi

1. Jelaskan peranan organisasi bagi pencapaian tujuan organisasi ?


2. Mengapa kita perlu memahami struktur organisasi ?
3. Menagapa struktur organisasi dari beberapa organisasi itu berdeba-beda ?
4. Jelaskan cara mencocokan karyawan dengan budaya organisasi ?
5. Coba jelaskan peran hukuman dalam pembelajaran ?

160
B. Kunci Jawaban (Ujian Tengah Semester)

MK. Prilaku organisasi

1. Peranan organisasi bagi pencapaian tujuan organisasi :


Adanya struktur organisasi penting untuk pengadilan dan pengawasan dari seorang pimpinan terhadap
bawahannya. Tercapainya tujuan dari berdirinya suatu bisnis adalah melalui pengendalian dan
pengawasan rutin untuk melakukan evaluasi kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
anggota.

2. Mengapa kita perlu memahami struktur organi sasi;


 struktur organisasi sangatlah penting bagi suatu perushaan yang berfungsi untuk mengatur dan
menetapkan tugas serta tanggung jawab kepada perorangan juga dapat mempermudah untuk mengotrol
pekerjaan yang dilakukan.
 Adanya struktur organisasi penting untuk pengadilan dan pengawasan dari seorang pimpinan terhadap
bawahannya. Tercapainya tujuan dari berdirinya suatu bisnis adalah melalui pengendalian dan pengawasan
rutin untuk melakukan evaluasi kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing anggota.
 Adanya Struktur Organisasi Perusahaan Mengkoordinasikan beragam tugas organisasi.
Menghimpun berbagai pekerjaan ke dalam unit-unit. Menjalin hubungan di antara individu,
kelompok, dan departemen. Membuat hierarki wewenang yang formal.

3. Menagapa struktur organisasi dari beberapa organisasi itu berdeba-beda:


Karna adanya perbedaan skala perusahaan dan jenis perusahaan. Karena Organisasi adalah kumpulan
orang-orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sama. dan dalam pencapaian tujuan itu
dibutuhkan kerjasama, kegiatan, struktur organisasi dan rangkaian tugas, agar masing-masing orang
mengetahui fungsi dan tugasnya masing-masing. sehingga tidak ada tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas. masing-masing orang bertanggungjawab atas semua tugas yang telah menjadi
tanggungjawabnya, untuk itu dibutuhkan pengaturan yang jelas dari perusahaan atau organisasi.
Dengan demikian perbedaan dari struktur organisasi tersebut dapat dilihat daribeberapa elemen
struktur organisasi, dan dari beberapa desain organisasi umum serta dari desain organisasi modern.
4. Mencocokan karyawan dengan budaya organisasi : Terdapat 7 strategi membangun budaya
organisasi yang baik ; 1. Fokus pada Kesehatan Mental Setiap Orang, 2. Ciptakan Komunikasi yang
Efektif, 3. Tanamkan Toleransi dalam Organisasi, 4. Nilai Karyawan Secara Objektif, 5. Wujudkan

161
Kesetaraan di Tempat Kerja, 6. Motivasi Karyawan Melalui Gamifikasi, 7. Tunjukkan Apresiasi
Anda. Budaya organisasi dapat memengaruhi cara orang bertingkah laku, cara menggambarkan
pekerjaannya, cara bekerja dengan koleganya, dan cara memandang masa depan nya dengan
wawasan yang luas yang ditentukan oleh norma, nilai, dan kepercayaannya. Gibson dalam Sutrisno
2010 : 28 . Kecocokan anggota organisasikaryawan dengan budaya yang berlaku dapat
meningkatkan produktivitas, kepuasan dalam bekerja, performance, komitmen organisasi, dan
keinginan untuk tetap tinggal diperusahaan. O’Reilly, dkk dalam Sutrisno 2010 : 28 menunjukkan
bahwa kecocokan individu dengan budaya organisasi dapat memprediksi meningkatkan kinerja
kepuasan dan perputaran tenaga kerja antar berbagai macam jabatan.

5. Peran hukuman dalam pembelajaran : Hukuman memberikan batasan terhadap organisasi


sehingga visi misi dapat tercapai, lebih berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan yg dapat
merugikan, mengurangi resiko kesalahan dalam organisasi. Aktivitas organisasi berjalan lancar tanpa
hambatan. Sanksi hukum harus diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan
diinformasikan secara jelas kepada seluruh pegawai. Sanksi hukum harus bersifat mendidik pegawai
untuk mengubah perilakunya yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang sudah disepakati
bersama.

162
VIDEO PEMBELAJARAN

1. Video pembelajaran Offline materi https://drive.google.com/file/d/1-


olsqE1AQoF95SDbD5U5npn6PBPfL3Vo/view?usp=drivesdk

Thank you

163

Anda mungkin juga menyukai