Anda di halaman 1dari 173

1.

PRODUK
PEKERTI-AA
Program Pengembangan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional dan Applied Approach
(PEKERTI - AA)

Analisis Instruksional dan Peta Konsep, Profil Lulusan, SK, KD, LO,
Rekonstruksi Mata Kuliah, RPS, SAP, Kontrak Perkuliahan, Bahan Ajar,
Media Pembelajaran, Rancangan Tugas dan Praktikum, Kisi-Kisi Tes, Kunci
Jawaban, Tes Hasil Belajar, Platform, Video Pembelajaran

Nama : Mira Chairani, M.Pd


NIDN : 1311048801
Instansi : Universitas Al-Muslim
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah

Unit Layanan PEKERTI-AA


Universitas Negeri Medan
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir Pelatihan Program Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional– Applied Approach

(PEKERTI-AA)

Oleh

Nama : Mira Chairani, M.Pd


NIDN : 1311048801
Instansi : Universitas Al-Muslim
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah

Medan, Agustus 2021 Peserta


Pembimbing, PEKERTI – AA

Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd Mira Chairani, M.Pd


NIDN. 1311048801
NIP.196311271987031001

Mengetahui,
Rektor Koordinator,
Universitas Al-Muslim,
PEKERTI-AA UNIMED

Dr.Marwan, M.Pd
Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd
NIP. 196712311994031062 NIP.196311271987031001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala atas tersusunnya tugas akhir
pada “Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional dan Applied
Approach (PEKERTI - AA) yang diadakan oleh Universitas Al-Muslim bekerjasama
dengan Universitas Negeri Medan berupa produk .Produk PEKERTI- AA ini merupakan
tugas terstruktur yang memuat analisis instruksional dan peta konsep, profil lulusan, sk,
kd, lo, rekonstruksi matakuliah, rps, sap, kontrak perkuliahan, bahan ajar, media
pembelajaran, rancangan tugas, kisi-kisi tes, kunci jawaban, tes hasil belajar, platform, dan
video pembelajaran. Banyak ilmu dan pelajaran yang didapatkan dari pelatihan ini
terutama dalam mempersiapkan model pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Al-Muslim, dan Universitas
Negeri Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pelatihan
PEKERTI - AA. Pelatihan ini sangat bermanfaat serta dapat meningkatkan kualitas dan
efektifitas serta profesionalitas dalam proses belajar-mengajar. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Al-Muslim serta koordinator
PEKERTI-AA dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional
Universitas Negeri Medan sekaligus selaku pembimbing yaitu Prof. Dr. Efendi Napitupulu,
M.Pd yang telah membimbing penulis sehingga produk PEKERTI-AA ini bisa
diselesaikan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
tugas akhir ini, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan.

Medan, Agustus 2021


Penulis,

Mira Chairani, M.Pd

ii
.
DAFTAR ISI

LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................................................................................i
KATAPENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTARISI...........................................................................................................................................iii
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN PETAKONSEP......................................................................... 1
PROFIL LULUSAN, SK,KD,LO............................................................................................................7
REKONSTRUKSI MATAKULIAH………………………………………………………………... 13
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) SILABUS………............................................... 18
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) ..................................................................................... 27
KONTRAK
PERKULIAHAN...............................................................................................................53
BAHAN AJAR..................................................................................................................................... 57
Materi 1. Pengertian dan definisi ekonomi syariah............................................................................. 57
Materi 2 Konsep dasar sistem ekonomi Islam………………........................................................... 66
Materi 3. Peran muamalat Islam…………………………………………………………………….. 69
Materi 4. Bisnis dalam pandangaan Islam …….………….…….…………………….………….…. 77
Materi 5 Konsep dan pengertian akad dalam Islam .......................................................................... 85
Materi 6 Pengertian hutang piutang dalam Islam............................................................................ 92
Materi 7 Konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.......................................................................... 96
Materi 8 Pengertian hukum sewa beli (ijarah al - muntahia bit tamlik).......................................... 101
Materi 9. Pengertian hukum gadai (rahn)………………………………………………………….. 107
Materi 10. Permasalahan Perbankan Islam...….…………………………………………………… 111
Materi 11 Pengertian asuransi Islam…………………...………………….……………………… 115
Materi 12 Pengertian permasalahan multi level marketing dalam Islam ………………………….120
Materi 13 Masalah pasar modal/bursa efek dalam Islam ………………………………………….124
RANCANGAN TUGAS DAN PRESENTASI.................................................................................. 129
KISI-KISI TES, TES HASIL BELAJAR, DAN JAWABAN…….....................................................142
A. Kisi-Kisi Tes................................................................................................................................. 142
B. Tes Hasil Belajar........................................................................................................................... 143
C. Jawaban Soal Latihan .................................................................................................................. 144
MEDIA PEMBELAJARAN ...............................................................................................................146
VIDEO PEMBELAJARAN ………..…….……………………………………….………………....149
LAMPIRAN

iii
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN PETA KONSEP

A. StrukturKompetensi

Profil lulusan: Lulusan Program Studi Pendidikan Ekonomi S1 Universitas Al-Muslim


mempunyai kualifikasi bidang Pendidikan Ekonomi yang berkualitas, berkarakter, humanis
dan profesional, serta menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran yang sesuai dengan
KKNI level 5, yaitu:
1. Keahlian tata kelola global merupakan lulusan sarjana S1 yang memiliki keampuan
merencanakan, mengimplementasikan, mengembangkan dan mengevaluasi pembelajaran
ekonomi secara kreatif dan inovatif dengan mengaplikasikan konsep pedagogik dan
keilmuan ekonomi;.
2. Keahlian pendidikan ekonomi merupakan lulusan sarjana S1 yang memiliki kemampuan
dalam mendeskripsikan, mendefinisikan, menganalisis, memahami, dan memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam pendidikan ekonomi.
3. Keahlian pendidikan ekonomi secara global merupakan lulusan lulusan sarjana S1yang
memiliki kemampuan dalam mendeskripsikan, mendefinisikan, menganalisis, memahami,
dan memecahkan permasalahan-permasalahan pendidikan ekonomi dalam konteks
pendidikan ekonomi secara komprehensif..
Dengan adanya profil lulusan di atas, maka standar kompetensi yang diharapkan dari lulusan
Pendidikan Ekonomi (dinyatakan dalam capaian pembelajaran lulusan) sebagai berikut:

Dimensi Kode Rumusan Capaian Pembelajaran


Sikap S1 Bertakqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius.
S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan
tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
S3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan Pancasila.
S4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta
tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab
pada negara dan bangsa.
S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama,
dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal
orang lain.
S6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
S9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di
bidang keahliannya secara mandiri
S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan

1
2

Dimensi Kode Rumusan Capaian Pembelajaran


Keterampilan Umum KU1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
(KU) inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
KU2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.

KU3 Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau


implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai
dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika
ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain
atau kritik seni
KU4 Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas
dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan
mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi
KU5 Mampu mangambil keputusan secara tepat dalam
konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya berdasarkan h
KU6 analisis informasi
Mampu membangundan data.
hubungan masyarakat atau opini
publik dan melakukan komunikasi lintas budaya
menggunakan sosial media.
KU7 Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja
kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja
yang berada di bawah tanggungjawabnya
KU8 Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok
kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan
mampu mengelola pembelajaran secara mandiri

KU9 Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan,


dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan
dan mencegah plagiasi.
KU10 Mampu mengkombinasikan kompetensi teknikal dan
keahlian profesional untuk menyelesaikan penugasan
kerja.
KU11 Mampu mempresentasikan informasi dan mengemukakan
ide dengan jelas, baik secara lisan maupun tertulis, kepada
pemangku kepentingan.
Keterampilan Khusus KK1 Mampu menganalisis interaksi antar aktor dalam
(KK)
pendidikan ekonomi yang berpengaruh pada aspek
ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.

KK2 Mampu mengidentifikasi kepentingan nasional (Indonesia)


dalam konteks pendidikan ekonomi
3

Dimensi Kode Rumusan Capaian Pembelajaran


KK3 Mampu menganalisis perkembangan pendidikan
ekonomi dalam era globalisasi
KK4 Mampu menghasilkan bahan kajian dan formulasinya yang
dapat dimanfaatkan sebagai konsep dasar teori pendidikan
dan pengajaran di bidang ekonomi untuk merancang,
mengelola, melaksanakan dan melakukan evaluasi
pembelajaran ekonomi

KK5 Mampu melakukan pembelajaran ekonomi dan


mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat dan
menggunakannya sebagai alat untuk memberikan solusi
berbagai masalah ekonomi;

KK6 Mampu membangun hubungan masyarakat atau opini


publik dan melakukan komunikasi lintas budaya
menggunakan sosial media.

KK7 Mampu mengekspresikan pemikiran dan argumentasi


secara lisan dan tulisan

KK8 Mampu mengimplementasikan pembelajaran


kewirausahaan sehingga memberikan motivasi kepada
peserta didik.
KK9 Mampu secara mandiri menyusun laporan penelitian
akademik baik untuk individu maupun badan. Dengan
cara profesional dan sesuai kaidah akademik.

KK10 Mampu secara mandiri mengoperasikan dan


memanfaatkan piranti lunak dalam rangka penyusunan
laporan penelitian, serta bahan kajian tentang ilmu
pendidikan ekonomi.
Dimensi Kode Rumusan Capaian Pembelajaran
Pengetahuan (P) P1 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang
Ilmu Pendidikan Ekonomi.
P2 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang;
menganalisis konsep dasar teori pendidikan dan pengajaran
di bidang ekonomi untuk merancang, mengelola,
melaksanakan dan melakukan evaluasi pembelajaran ekonomi

P3 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang;


mengidentifikasi kepentingan nasional (Indonesia) dalam
konteks pendidikan ekonomi
P4 Menguasai konsep teoritis secara umum analisis kebijakan
ekonomi Indonesia
P5 Menguasai etika kajian dan formulasinya yang dapat
dimanfaatkan oleh para pendidik di bidang pendidikan
ekonomi
P6 Menguasai konsep dasar ilmu ekonomi yang mendukung
pembelajaran ekonomi dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan bermasyarakat dan menggunakannya sebagai alat
untuk memberikan solusi berbagai masalah ekonomi
P7 Menguasai prinsip-prinsip hubungan masyarakat atau opini
publik dan melakukan komunikasi lintas budaya
menggunakan sosial media.
P8 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang
pemikiran dan argumentasi secara lisan dan tulisan dalam
bahasa yang baik
P9 Menguasai teknik, prinsip, dan pengetahuan prosedural
tentang penggunaan teknologi informasi.

P10 Menguasai metodologi penelitian untuk melaksanakan


penelitian di bidang ekonomi dan pendidikan ekonomi di era
revolusi industri 4.0.
P11 Menguasai konsep dan prinsip ilmu pendidikan ekonomi

4
5

B. Peta Konsep Mata Kuliah Ekonomi Syariah

PETA KONSEP MATA KULIAH


EKONOMI SYARIAH

Sistem
Ekonomi
Islam

Muamalah

Hutang-piutang
Bisnis dalam Akad dalam dalam Islam
Pandangan Islam Islam

Hukum Sewa Beli


Hukum Sewa (Ijarah) Hukum Gadai
(Ijarah al muntahia
(Rahn)
bittamlik)

Perbankan Islam

Asuransi Islam

MLM Dalam Islam

Pasar Modal/
Bursa Efek

Gambar 1.Peta Konsep Mata Kuliah Ekonomi Syariah


6
C. Peta Kompetensi Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Mahasiswa Dapat menggunakan konsep Ekonomi Syariah.

Mahasiswa dapat menggunakan konsep dasar


Muamalat Islam

Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat Mahasiswa


menggunakan Bisnis memahami konsep dapat memahami
Dalam Pandangan Akad Dalam Islam prinsip Hutang-
Islam Mahasiswa dapat
piutang dalam
memahami konsep
Islam
Hukum Sewa Beli
Mahasiswa dapat Mahasiswa
(Ijarah dapat
al muntahia
memahami konsep memahami
bittamlik)konsep
Hukum Sewa (Ijarah) Hukum Gadai (Rahn)
(Rahn)

Mahasiswa dapat memahami konsep


Perbankan
Islam dan konvensional

Mahasiswa dapat menganalisis kesalahan


Asuransi Syariah

Mahasiswa dapat menganalisis kesalahan MLM Syariah

Mahasiswa dapat memahami konsep Pasar


Modal/Bursa Efek
Dalam Islam
7

PROFIL LULUSAN, STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI


DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN

A. Profil Lulusan

No Profil Utama Lulusan Deskripsi


1 Keahlian Tata Kelola Global Keahlian tata kelola global merupakan lulusan
sarjana S1 yang memiliki kemampuan dalam
mendeskripsikan, mendefinisikan, menganalisis,
memahami, dan memecahkan permasalahan-
permasalahan menguasai konsep dasar, prinsip
dan teori kajian ekonomi/akuntansi

2 Keahlian Ekonomi Keahlian ekonomi merupakan lulusan sarjana S1


yang memiliki kemampuan dalam
mendeskripsikan, mendefinisikan, menganalisis,
memahami, dan memecahkan permasalahan-
permasalahan, menganalisis dan memberikan
solusi penyelesaian terhadap persoalan ekonomi
secara lokal, nasional maupun internasional

3 Keahlian Penataan Kurikulum Keahlian Penataan Kurikulum merupakan lulusan


lulusan sarjana S1 yang memiliki kemampuan
dalam mendeskripsikan, mendefinisikan,
menganalisis, memahami, dan memecahkan
permasalahan-permasalahan Penataan Kurikulum.
8

B. Standar Kompetensi

Terdapat beberapa standar kompetensi pada mata kuliah Ekonomi syriah di antaranya;
1. Mengunakan Konsep dan Kaidah ekonomi syariah.
2. Meahami konsep ekonomi di dunia
3. Menggunakan konsep muamalat islam.
4. Memahami konsep bisnis dalam pandangaan Islam.
5. Memahami konsep dan pengertian akad dalam Islam.
6. Memahami konsep hutang piutang dalam Islam.
7. Memahami konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.
8. Memahami konsep hukum sewa beli (ijarah al - muntahia bit tamlik)
9. Memahami konsep hukum gadai (rahn).
10. Memahami konsep Perbankan Islam.dan perbankan konvensional
11. Menganalisis kesalahan asuransi Islam.
12. Menganalisis multi level marketing Islam.
13. Memahami konsep pasar modal/bursa efek dalam Islam.

C. Kompetensi Dasar

Terdapat beberapa jenis kompetensi dasar dalam mata kuliah Ekonomi Syariah, di antaranya;

1..1. Mahasiswa dapat melaksanakan konsep ekonomi syariah.


1.2. Mahasiswa dapat menggunakan konsep ekonomi syariah dalam bermuamalat.

2.1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep ekonomi di dunia.

2.2. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan konsep ekonomi di dunia.

2.3. Mahasiswa dapat membandingkan konsep ekonomi di dunia

3.1. Mahasiswa dapat melaksanakan muamalat islam dalam kehidupan.

3.2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan muamalat islam dalam melakukan kegiatan


ekonomi.

3.3. Mahasiswa dapat menentukan muamalat islam.

4.1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep bisnis dalam islam.

4.2. Mahasiswa dapat memberi contoh bisnis dalam islam.

4.3. Mahasiswa dapat menyimpulkan bisnis dalam islam.

5.1. Mahasiswa dapat menjelaskan Akad dalam islam.

5.2. Mahasiswa dapat menyimpulkan Akad dalam islam.


5.3. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan akad dalam islam

6.1. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum hutang piutang.

6.2. Mahasiswa dapat menguraikan hukum hutang piutang.

6.3. Mahasiswa dapat menyimpulkan hukum hutang piutang

7.1. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum sewa (ijarah) dalam islam.

7.2. Mahasiswa dapat menyimpulkan hukum sewa (ijarah)dalam islam.

8.1. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum sewa beli (ijarah-muntahia bit tamlik)

8.2. Mahasiswa dapat menyimpukan hukum sewa beli (ijarah-muntahia bit tamlik)

9.1. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum gadai (rahn)

9.2. Mahasiswa dapat menyimpukan hukum gadai (rahn)

10.1. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum perbankan.

10.2. Mahasiswa dapat membandingkan perbankan konvensional dan perbankan islam

10.3. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan perbankan konvensional dan perbankan islam

11.1. Mahasiswa dapat menelaah fakta asuransi syariah.

11.2. Mahasiswa dapat mengaitkan fakta asuransi syariah dengan konsep muamalah dalam
islam.

13.1. Mahasiswa dapat menelaah fakta MLM Syariah.

13.2. Mahasiswa dapat mengaitkan fakta MLM Syariah dengan konsep muamalah dalam
islam.

14.1. Mahasiswa dapat menjelaskan pasar modal/bursa efek dalam Islam.

14.2. Mhasiswa dapat memberi contoh pasar modal/bursa efek dalam islam

15.1. Mahasiswa dapat membandingkan pasar modal konvensional dan pasar modal
Syariah.

9
D. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)

Lulusan Program Studi Pendidikan Ekonomi S1 Universitas Al-Muslim memiliki capaian


pembelajaran sebagai berikut:

1. Sikap dan Tata Nilai


a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.

b) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,


moral dan etika.

c) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

d) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

e) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta


pendapat atau temuan orisinal orang lain.

f) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan.

g) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

h) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

i) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara


mandiri.

j) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

k) Menginternalisasi prinsip-prinsip etika akademik.

2. Keterampilan Umum
a) Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau, implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya

b) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur


c) Mampu mengkaji implikasi pengembangan dan implikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan
keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka 10
menghasilkan solusi, gagasan, design atau kritik seni.

d) Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi
atau laporan akhir dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.

e) Mampu mangambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di


bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis informasi dan data.

f) Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,


kolega, sejawat baik didalam maupun di luar lembaganya.

g) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.

h) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja dan melakukan
supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya.

i) Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan menemukan kembali


data untuk menjamin kesahihan dan plagiasi.

j) Mampu mengkombinasikan kompetensi teknikal dan keahlian professional untuk


menyelesaikan penugasan kerja.

k) Mampu mempresentasikan informasi dan mengemukakan ide dengan jelas, baik


secara lisan maupun tertulis, kepada pemangku kepentingan.
11

3. Keterampilan Khusus

b) Mampu menganalisis interaksi antar aktor dalam bidang ekonomi syariah yang
berpengaruh pada aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.

c) Mampu mengidentifikasi kepentingan nasional (Indonesia) dalam konteks hubungan


ekonomi syariah.

d) Mampu menganalisis kebijakan ekonomi syariah.

e) Mampu menghasilkan bahan kajian dan formulasinya yang dapat dimanfaatkan oleh
aktor dalam bidang ekonomi syariah dalam menjalankan fungsi melakukan
penelitian yang dapat mengembangkan pembelajaran di sekolah menengah secara
inter dan multi-disiplin dan mengembangkan karya inovatif, serta mengomunikasikan
hasil peneltian dan karyanya secara nasional.

f) Mampu menguasa dan mengembangkan kurikulum, pendekatan, strategi, model,


metode, teknik, bahan ajar, media dan sumber belajar, pada bidang IPS Terpadu di
sekolah.

g) Mampu membangun hubungan masyarakat atau opini publik dan melakukan


komunikasi lintas budaya menggunakan sosial media.

h) Mampu mengekspresikan pemikiran dan argumentasi secara lisan dan tulisan dalam
bahasa yang baik.

i) Mampu menguasai dan melaksasanakan evaluasi pembelajaran

j) Mampu secara mandiri mengoperasikan dan memanfaatkan piranti lunak dalam


rangka penyusunan laporan penelitian
12

k) Mampu secara mandiri menyusun, menganalisis, dan menginterpretasi laporan


penelitian tersendiri dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip akademik

l) Mampu di bawah supervisi menyusun, menganalisis, dan menginterpretasi laporan


penelitian dengan mengkonsolidasikan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip
kebebasan dan keterbukaan akademik.

m) Mampu secara mandiri menyusun laporan penelitian serta pengungkapan terkait


yang relevan dan andal untuk pengambilan keputusan bagi kepentingan
pengembangan ilmu pendidikan ekonomi.

4. Penguasaan Pengetahuan
a) Menguasai konsep teoretis dan metodologi pendidikan ekonomi syariah.

b) Menguasai kaidah dan prinsip mendiseminasikan gagasan-gagasan inovatif untuk


mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah baik
pada tingkat daerah maupun tingkat nasional.
c) Menguasai prinsip dan teknik pengembangan kurikulum, pendekatan, strategi, model,
metode, teknik, bahan ajar, media dan sumber belajar, pada bidang Ekonomi
Syariah di sekolah.
d) Menguasai pengetahuan faktual tentang norma dan etika masyarakat, budaya dan

kondisi kekinian Negara kita.

e) Menguasai isu-isu terkini tentang globalisasi ekonomi .


13

REKONSTRUKSI MATA KULIAH

Dalam rangka mempersiapkan peserta didik yang tidak hanya memiliki kedalaman keilmuan dalam bidang Pendidikan
Ekonomi akan tetapi memiliki analisa dan mengikuti perkembangan global, sehingga mampu bertahan dan berkompetisi dalam era
yang sangat kompetitif, maka diperlukan kurikulum yang berorientasi akademik dan praktis.
Tim perumus telah berusaha keras dalam melakukan kaji ulang kurikulum sebelumnya, melakukan kajian terhadap
pasar kerja sebagai pengguna dan bertukar pikiran dengan para ahli dan alumni guna mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pasar. Tentunya, kurikulum ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat berkembang; akan
tetapi pada tataran keilmuan juga mendapat porsi yang cukup. Dengan demikian, alumni yang ingin melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi sudah dibekali dengan keilmuan yang cukup. Maka dari itu, rekonstruksi mata kuliah disusun dengan sebaran
sebagaiberikut.

Distribusi Mata Kuliah Program Studi S.1 Pendidikan Ekonomi adalah sebagai berikut :

SEMESTER I
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
1 MPK 1101 Pendidikan Agama I 2 I Wajib Univ
2 MPK 1102 Bahasa Indonesia 2 I Wajib Univ
3 MPK 1103 Bahasa Inggris 2 I Wajib Prodi
4 MPK 1105 Pendidikan Pancasila&Kewarganegaraan 2 I Wajib Universitas
5 MPK 1107 Pengantar Sosiologi & Antropologi 2 I Wajib Fakultas
6 MKK 2101 Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial 2 I Wajib Fakultas
7 MKK 2102 Pengantar Koperasi 2 I Wajib Fakultas
8 MKK 2103 Pengantar Akuntansi 2 I Wajib Prodi
9 MKK 2104 Pengantar Bisnis 2 I Wajib Prodi
10 MKK 2105 Pengantar Manajemen 2 I Wajib Prodi
Jumlah SKS 20
SEMESTER II
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
14
11 MPK 1204 Pendidikan Agama II 2 II Wajib Univ MPK 1101
12 MKK 2206 Matematika Ekonomi 1 3 II Wajib Prodi
13 MKK 2207 Landasan Pendidikan 3 II Wajib Fakultas
14 MKK 2208 Ilmu Ekonomi Makro 3 II Wajib Prodi 13
13
13
13
15 MKK 2209 Ilmu Ekonomi Mikro 3 II Wajib Prodi
16 MKK 2210 Sejarah Pemikiran Ekonomi 3 II Wajib Prodi
17 MKK 2211 Manajemen Pemasaran 2 II Wajib Prodi
18 MKK 2213 Ilmu Pengetahuan Sosial Lanjutan 2 II Wajib Fakultas MKK 2101
Jumlah SKS 21

SEMESTER III
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
19 MPK 1306 Pendidikan Agama 3 2 III Wajib Univ MPK 1101
20 MKK 2312 Matematika Ekonomi 2 2 III Wajib Prodi  MKK 2206
21 MKK 2314 Perkembangan Peserta Didik 2 III Wajib Fakultas
22 MKK 2315 Bahasa Inggris Bisnis 2 III Wajib Prodi
23 MKK 2316 Aspek Hukum Dalam Ekonomi 2 III Wajib Prodi
24 MKK 2317 Kewirausahaan 3 III Wajib Prodi
25 MKK 2318 Ilmu Hitung Keuangan 3 III Wajib Prodi
26 MKK 2319 Perekonomian Indonesia 3 III Wajib Prodi
27 MKK 2320 Ekonomi Pembangunan 3 III Wajib Prodi
28 MKB 3301 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 III Wajib Fakultas
Jumlah SKS 24

SEMESTER IV
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
29 MPB 4401 Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Ekonomi 3 IV Wajib Prodi
30 MKB 3403 Media Pembelajaran Ekonomi 3 IV Wajib Prodi
31 MPB 4402 Kajian Kurikulum Pendidikan Ekonomi SMP/SMA 3 IV Wajib Prodi
32 MPB 4403 Evaluasi Pembelajaran 3 IV Wajib Fakultas
33 MPK 1408 Psikologi Pendidikan 3 IV Wajib Fakultas
34 MKK 2421 Ekonomi Industri 2 IV Wajib Prodi
35 MKK 2422 Statistik 1 3 IV Wajib Prodi
36 MKB 3402 Komputer Akuntansi 2 IV Wajib Prodi 15
Jumlah SKS 22

SEMESTER V
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
35 MKB 3504 Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 3 V Wajib Prodi
36 MKK 2523 Ekonomi Syari'ah 3 V Wajib Prodi
37 MKK 2524 Ekonomi Politik 2 V Wajib Prodi
38 MKK 2525 Ekonomi Moneter 3 V Wajib Prodi
39 MKK 2526 Ekonomi Internasional 3 V Wajib Prodi
40 MKK 2527 Ekonomi SDA dan SDM 2 V Wajib Prodi
41 MKK 2528 Statistik 2 2 V Wajib Prodi MKK 2422
42 Mata kuliah Pilihan (*) 2 V Pilihan
Jumlah SKS 20

SEMESTER VI
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
43 MKB 3605 Metodologi Penelitian 3 VI Wajib Fakultas
44 MKB 3606 Microteaching 3 VI Wajib Fakultas
45 MKK 2629 Profesi Kependidikan 3 VI Wajib Fakultas
46 MKK 2630 Akuntansi Publik 2 VI Wajib Prodi
47 MKK 2631 Ekonomi Publik 2 VI Wajib Prodi
48 MKK 2632 Koperasi Indonesia 2 VI Wajib Prodi
49 MPB 4605 Praktikum Kewirausahaan 2 VI Wajib Prodi
50 Mata Kuliah Pilihan (*) 2 VI Pilihan
Jumlah SKS 19

SEMESTER VII
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
51 MPB 4706 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 4 VII Wajib MPK 2101
52 MPB 4704 Seminar Pendidikan Ekonomi 3 VII Wajib
53 MKB 3807 Mata Kuliah Pilihan (*) 2 VII Pilihan
Jumlah SKS 9

SEMESTER VIII
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
54 MBB 5801 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 4 VIII Wajib
55 MKB 3807 Skripsi 6 VIII Wajib
Jumlah SKS 10

Mata Kuliah Pilihan


No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
1 MKK 2533 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya * 2 V Pilihan
2 MKK 2534 Pasar Uang dan Modal* 2 V Pilihan
3 MKK 2635 Manajemen Koperasi dan UMKM* 2 VI Pilihan
4 MKK 2636 Akuntansi Perpajakan* 2 VI Pilihan
5 MKK 2737 Sistem Akuntansi * 2 VII Pilihan
6 MKK 2738 Manajemen Akuntansi * 2 VII Pilihan
Total SKS Mata Kuliah 12

KET: Kelas Mata Kuliah Dapat Dibuka Jika Jumlah Mahasiswa Telah Memenuhi Persyaratan Ideal Satu Kelas

SEMESTER SKS
SEMESTER 1 20
SEMESTER 2 21
SEMESTER 3 24
SEMESTER 4 22
SEMESTER 5 20
SEMESTER 6 19
JUMLAH SKS SEMESTER 73
SEMESTER 7 9 17
GANJIL
JUMLAH SKS SEMESTER
SEMESTER 8 10 72
GENAP
TOTAL SKS YANG WAJIB TOTAL SKS YANG WAJIB
145 145
DITEMPUH UNTUK LULUS DITEMPUH UNTUK LULUS
BEBAN SKS RATA-RATA
18.125
SEMESTER
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU PENDIDIKAN EKONOMI

BOBOT TANGGAL
MATA KULIAH KODE RUMPUN MK SEMESTER
(sks) PENYUSUNAN
Ekonomi
Ekonomi Syariah MKK 2523 3 V Agustus 2021
OTORISASI DOSEN PENGAMPU KETUA PRODI KASUBAG
MK AKADEMIK

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd., MPd Dr. Iskandar MA


CPL
PRODI
S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
S3
kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.
CAPAIAN S9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
PEMBELAJARAN Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi
KU7
(CP) terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan menemukan kembali data untuk menjamin
KU9
kesahihan dan plagiasi
KU10 Mampu mengkombinasikan kompetensi teknikal dan keahlian professional untuk menyelesaikan penugasan
kerja mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan dan menemukan kembali data untuk menjamin
Mampu
KU11 18
kesahihan dan plagiasi
19

KK8 Mampu menganalisis interaksi antar aktor dalam pendidikan ekonomi yang berpengaruh pada
aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan pada tingkat lokal, nasional,
regional, maupun global.
Mampu secara mandiri mengoperasikan dan memanfaatkan piranti lunak dalam rangka
KK10 penyusunan laporan penelitian, serta bahan kajian tentang pendidikan ekonomi..
P5 Menguasai etika kajian dan formulasinya yang dapat dimanfaatkan dalam membangun kerja
sama di bidang akademik..
P8 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang pemikiran dan argumentasi secara lisan dan
tulisan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
P9 Menguasai teknik, prinsip, dan pengetahuan prosedural tentang penggunaan teknologi informasi.

CPL 4.0
1 Memecahkan masalah kompleks
2 Berpikir kritis
3 Kreatifitas
4 Manajemen orang
5 Berkoordinasi dengan orang lain
6 Kecerdasan emosional
7 Pengambilan keputusan
8 Keluwesan berpikir
9 Literasi digital
10 Menggunakan informasi
11 Konektivitas dengan komunitas regional mauupun global
.
CP MK
1 Mahasiswa menggunakan konsep ekonomi syariah dalam bermuamalah.
2 Mahasiswamemahami konsep dasar sistem ekonomi Islam.
3 Mahasis menggunakan muamalat Islam dalam melakukan kegiatan ekonomi
4 Mahasiswa memahami konsep bisnis dalam pandangaan Islam.
5 Mahasiswa memahami konsep akad dalam Islam.
6 Mahasiswa memahami prinsip hutang piutang dalam Islam.
20
7 Mahasiswa memahami konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.
8 Mahasiswa memahami konsep hukum sewa beli (ijarah al- muntahia bit tamlik)
9 Mahasiswa memahami konsep hukum gadai (rahn).
10 Mahasiswa memahami konsep Perbankan Islam.
11 Mahasiswa menganalisis kesalahan asuransi Islam.
12 Mahasiswa menganalisis kesalahan multi level marketing dalam Islam.
13 Mahasiswa memahami konsep pasar modal/bursa efek dalam Islam.
DESKRIPSI
SINGKAT MK MK Ekonomi Syariah merupakan mata kuliah wajib prodi, mahasiswa akan dapat memahami konsep dasar
ekonomi syariah, dapat melakukan analisis dan memberikan solusi penyelesaian terhadap persoalan ekonomi
syariah secara lokal, nasional maupun internasional.

1. Pengertian dan konsep ekonomi syariah


2. Konsep dasar sistem ekonomi Islam.
3. Pengertian peran muamalat Islam.
4. Pengertian bisnis dalam pandangaan Islam.
5. Konsep dan pengertian akad dalam Islam.
MATERI 6. Pengertian hutang piutang dalam Islam.
PEMBELAJARAN/ 7. Konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.
POKOK 8. Pengertian hukum sewa beli (ijarah al-muntahia bit tamlik)
BAHASAN 9. Pengertian hukum gadai (rahn).
10. Permasalahan Perbankan Islam.
11. Pengertian asuransi Islam.
12. Pengertian multi level marketing dalam Islam.
13. Pengertian . pasar modal/bursa efek dalam Islam
Utama 1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk al –Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk
wal Iqtishad al – Islamy,1983
DAFTAR 3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd, Darul Fikri al –Araby, Mesir, 1976
PUSTAKA 1. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
2. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Pendukung 3. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan , Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Media Pembelajaran
Perangkat Lunak: Perangkat Keras:
1} Zoom meting/Gogel Classroom 2) Video 1)In focus 2) Laptop 3) Hand Phone 4) Camera
20

METODE PENGALAMAN KRITE BOBOT


MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJA WAKTU BELAJAR RIA NILAI
KE- DI HARAPKAN
RAN MAHASISWA PENILAIAN
DAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) ( (8)
1 • Mahasiswa diharapkan Pengantar Silabus - Kuliah 150 Setelah 7
Keaktifan
mampu mengikuti Ekonomi Syariah
Komunikasi tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
perkuliahan dengan baik atau pokok bahasan
sesuai sistem yang berlaku; Kuliah ini mahasiswa
• Mahasiswa diharapkan online mampu
mampu memahami konsep - Presentasi menjelaskan
ekonomi syariah.
definisi
• Mahasiswa diharapkan
dapat menggunakan konsep ekonomi
dan Kaidah ekonomi syariah. syariah

2 • Mahasiswa diharapkan mampu 1.Sejarah - Kuliah 150 Setelah Keaktifan


memahami konsep dasar sistem ekonomi tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
ekonomdunia Islam atau pokok bahasan
2.Perbedaan Kuliah ini mahasiswa
Ekonomi online mampu
Islam, - Presentasi menjelaskan
ekonomi konsep dasar
sosialis dan sistem ekonomi
ekonomi Islam
kapitalis.
3.Perkembangan
ekonomi
Islam di
Indonesia.

.
21

21
3 Mahasiswa dapat menggunakan 1. Pengertian - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
muamalat Islam dalam kegiatan muamalat tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
ekonomi. 2. Sistem atau pokok bahasan
muamalat Kuliah Ini mahasiswa
Islam online diharapkan
3. Prinsip- - Presentasi mampu
prinsip mmemahami
memahami
muamalat Islam peran muamalat
4. Jenis-jenis Islam.
muamalat Islam

4 Mahasiswa mampu memahami 1. Jual beli dalam - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
apa yang dimaksud bisnis dalam Islam tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
pandangan Islam 2.Syarat-syarat atau pokok bahasan
Jual beli Kuliah ini mahasiswa
3.Landasan Online mampu
hukum jual - Presentasi memahami apa
beli dalam yang dimaksud .
bisnis Islam bisnis dalam
pandangan Islam
22

METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBOT


MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJA WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN NILAI
KE- DI HARAPKAN RAN MAHASISWA INDIKATOR
5 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
21
21
konsep akad dalam Islam dan akad tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
mengerti perbedaan akad dan 2. Syarat akad atau pokok bahasan
kontrak 3.Macam- macam Kuliah ini mahasiswa
akad dalam online mampu
Islam - Presentasi memahami
akad dalam Islam
dan mengerti
perbedaan akad
dan kontrak
6 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian, - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
prinsip hutang piutang dalam dasar hukum tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
Islam hutang-piutang atau pokok bahasan
2. Rukun dan Kuliah ini mahasiswa
syarat hutang online mampu
3. pembatalan - Presentasi memahami
hutang imperialism,
tentang hutang
piutang dalam
Islam

7 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian dasar - Kuliah 150 Setelah Tugas Presentasi 20 %
topik-topik terdahulu.
konsep hukum sewa (ijarah) hukum dan tatap muka menit mempelajari
macamnya atau pokok bahasan
2.Rukun dan Kuliah Ini mahhasiswa
syarat sah ijarah online memahami
3. Landasan hukum - Presentasi tentang hukum
ijarah sewa (ijarah).
24
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBOT
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJA WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN NILAI
KE- DI HARAPKAN RAN MAHASISWA INDIKATOR
8 UJIAN TENGAH SEMESTER 20%

9 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian dan - Kuliah 150 Setelah Keaktifan


tatap muka menit mempelajari 21
konsep hukum sewa beli (ijarah al dasar
hukumnya dalam diskusi
muntahia bit tamlik) 2. Sewa beli dalam atau pokok bahasan
dalam konteks Kuliah ini mahasiswa
lembaga online mampu
konteks - Presentasi Perubahan
memahami
lembaga pengertian
keuangan tentang
konvesnional hukum sewa
beli (ijarah
al muntahia bit
tamlik)

10 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian dan - Kuliah 150 Setelah Keaktifan


konsep hukum gadai (rhan). dasar tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
hukumnya atau pokok bahasan
2. Sewa beli Kuliah ini mahasiswa
dalam konteks online mampu
lembaga - Presentasi memahami
keuangan hukum gadai
konvensional (rhan).
25

METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBOT


MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJAR WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN NILAI
KE- DI HARAPKAN AN MAHASISWA INDIKATOR
11 Mahasiswa mampu memahami 1. pengertian - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
konsep perbankan Islam tatap muka mempelajari 21
perbankan menit dalam diskusi
Islam atau pokok bahasan
2. produk-produk Kuliah ini mahasiswa
perbankan Islam online mampu
3. Lembaga - Presentasi memahami
perbankan pengertian
Islam di permasalahan
Indonesia perbankan
dan dunia Islam
4. Perbedaan
perbankan
Islam dan
perbankan
konvensional
12 Mahasiswa mampu menganalisi 1. Pengertian - Kuliah 150 Setelah Kuis Individu 15%
tentang asuransi Islam asuransi tatap muka menit mempelajari
Islam dan atau pokok bahasan
dasar Kuliah
ini mahasiswa
hukumnya. online
2. Perbedaan - Presentasi mampu
asuransi memahami
Islam dan pengertian
asuransi asuransi Islam
konvensional
13 Mahasiswa mampu menganalisis 1. Pengertian - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
26
multi level marketing syariah: MLM tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
2. Landasan atau pokok bahasan
hukum multi Kuliah ini mahasiswa
level online mampu
marketing - Presentasi memahami
dalam Islam pengertian multi
3. Produk - level marketing
produk dalam Islam
MLM dalam
pandangan
Islam
14 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
konsep pasar modal pasar pasar modal tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
modal/bursa efek 2. Landasan atau pokok bahasan
hukum pasar Kuliah ini mahasiswa
modal dalam online dapat memahami
Islam. - Presentasi pengertian pasar
3. Perbedaan modal/bursa
pasar modal efek
dalam
perspektif
Islam dan
konvensional
4. Prinsip
syariah
dalam pasar
modal

16 UJIAN AKHIR SEMESTER 20%


SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke I (Pertama)
Pengertian dan definisi ekonomi syariah.
Pokok Bahasan
Merencanakan kegiatan perkuliahan dan kegiatan belajar serta
Sub Pokok Bahasan
sumber belajar
Menggunakan konsep dan kaidah ekonomi syariah
Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menggunakan dan melaksanakan konsep dan
Kompetensi Dasar kaidah Ekonomi Syariah

Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat


Indikator Keberhasilan tentang konsep ekonomi syariah yang diketahui mahasiswa.

Menurut salah satu pakar ekonomi, Monzer Kahf, ekonomi

syariah adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat


Deskripsi Materi Pembelajaran
interdisipliner atau tidak dapat berdiri sendiri dan perlu

penguasaan baik terhadap ilmu pendukungnya.


27
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Ekonomi syariah tentu memiliki karakteristiknya tersendiri jika


dibanding dengan ekonomi konvensional. Beberapa diantaranya
Uraian Materi
yaitu ditegakkannya prinsip ekonomi ketuhanan yang
menekankan bahwa segala bentuk materi bersumber dari Allah
SWT.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 1.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan1.
Dosen menjelaskan tentang ekonomi syariah
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Mempersiapkan
2. Contoh 2. Merencanakan
3. Diskusi 3. Merangkum
1. Dosen menutup perkuliahan dengan m22.emberikan rangkuman
materi pembelajaran pada pertemuan ke 1.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya; Konsep dasar sistem ekonomi Islam.
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 28
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke II (Kedua)
Konsep dasar sistem ekonomi Islam..
Pokok Bahasan
Mendefinisikan sistem ekonomi Islam
Sub Pokok Bahasan

Mahasiswa mampu memahami konsep sistem ekonomi Islam


Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan serta membandingkan apa dan
Kompetensi Dasar bagaimana konsep dasar sistem ekonomi Islam..
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar sistem ekonomi Islam yang diketahui
mahasiswa.

Definisi lain merumuskan bahwa ekonomi syariah adalah ilmu

yang mempelajari perilaku seorang Muslim dalam suatu


Deskripsi Materi Pembelajaran
masyarakat Islam yang dibingkai dengan syariah Islam. ...

Dengan fitrahnya, ekonomi syariah merupakan satu sistem

yang dapat mewujudkan keadilan ekonomi bagi bagi seluruh

umat.

29
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Ekonomi syariah dibangun di atas empat karakteristik, yaitu: 1).
Dialektika nilai-nilai spritualisme dan materialism; 2. kebebasan
berekonomi; 3. dualisme kepemilikan; 4. menjaga kemaslahatan
Uraian Materi individu dan masyarakat. Hasil Penelitian menunjukan bahwa
konsep dasar ekonomi dan keuangan Islam adalah terdapat pada
Bangunan ekonomi Islami itu didasarkan atas lima nilai universal,
yakni: Tauhid (keimanan), ’Adl (keadilan). Nubuwwah
(kenabian),Khalifah (pemerintah), dan Ma’ad (hasil). Kelima
ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposi-proposisi dan
teori-teori ekonomi Islami

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 2.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 2.
Dosen menjelaskan tentang ekonomi syariah
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Sejarah ekonomi Islam
2. Contoh 2. Perbedaan ekonomi Islam
3. Diskusi 3. Perkembangan ekonomi Islam
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 2
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya; Peran muamalat Islam.
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 30
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke III (Ketiga)
Peran muamalat Islam.
Pokok Bahasan
Mendefiniskan muamalat Islam
Sub Pokok Bahasan

Mahasiswa mampu menggunakan muamalat Islam


Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat melaksanakan serta mengimpementasikan apa
Kompetensi Dasar muamalat Islam dalam kegiatan ekonomi
dan prinsipdalam
Keaktifan – prinsip
diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar muamalat Islam yang diketahui
mahasiswa.

Muamalah adalah peraturan-peraturan Allah subhanahu wa


ta'ala yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup
Deskripsi Materi Pembelajaran
bermasyarakat. ... Atas dasar sukarela-pengertian muamalah
dalam Islam bermakna saling berbuat, dengan ketentuan tidak
ada paksaan di antara pihak yang saling melakukan perbuatan
muamalah tersebut.

31
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Muamalah dalam Islam bersifat sebagai hukum dan aturan yang


mengatur tata cara memenuhi kebutuhan jasmani manusia dengan
Uraian Materi cara yang benar menurut syari’at Islam. Muamalah ini membantu
kita mengetahui yang mana yang haram dan yang halal dalam jual
beli. dalam Islam, jual beli bisa saja menjadi tidak sah bila tidak
memenuhi syarat dan rukun akad jual beli. Maka dari itu kita
harus mempelajari apa saja syarat dan rukunnya agar transaksi
jual beli yang kita lakukan sah.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke3. Dosen
2 menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 3.
Dosen menjelaskan tentang Peran muamalat Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Pengertian
2. Contoh 2. Sistem
3. Diskusi 3. Prinsip-prinsip
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 3
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Bisnis dalam pandangaan Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 32
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke IV (Keempat)
Bisnis dalam pandangan Islam
Pokok Bahasan
Hukum jual beli, dan syarat jual beli menurut hokum
Sub Pokok Bahasan
Islam
Mahasiswa mampu memahami konsep bisnis dalam pandangan
Standar Kompetensi Islam
Mahasiswa dapat menjelaskan, menyimpulkan serta dapat
Kompetensi Dasar memberi contoh apa dan bagaimana bisnis dalam pandangan
Islam
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar bisnis dalam pandangan Islam yang
diketahui mahasiswa.

Adapun bisnis dalam pandangan Islam dapat dipahami sebagai


serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang
Deskripsi Materi Pembelajaran
tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya
(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara
perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan
haram)

33
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Islam memandang bahwa bisnis merupakan aktivitas yang


bersifat material sekaligus immaterial. Suatu bisnis bernilai jika
Uraian Materi
secara seimbang memenuhi kebutuhan material dan spiritual, jauh
dari kebatilan, kerusakan dan kezaliman.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 4.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 4.
Dosen menjelaskan tentang Bisnis dalam pandangan Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
Jual beli
1.Uraian 1. Syarat-syarat
2. Contoh 2. Landasan hukum
3. Diskusi 3.
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 4
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Akad dalam Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 34
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke V (Kelima)
Akad dalam Islam
Pokok Bahasan
Pengertian akad, syarat akad, macam-macam akad dalam Islam,
Sub Pokok Bahasan
dan perbedaan akad dengan kontrak.
Mahasiswa mampu memahami konsep akad dalam Islam
Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan, menyimpulkan serta
Kompetensi Dasar mengklasifikasikan apa dan bagaimana akad dalam Islam
dan prinsipdalam
Keaktifan – prinsip
diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar akad dalam Islam yang diketahui
mahasiswa.

Dalam kitab fiqih sunnah, kata akad diartikan dengan


hubungan dan kesepakatan kabul (pernyataan penerimaan
Deskripsi Materi Pembelajaran
ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang berpengaruh
kepada objek perikatan. perpindahan pemilikan dari satu pihak
(yang melakukan ijab) kepada pihak lain (yang menyatakan
qabul).

35
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain tidak dapat
terlepas dari suatu transaksi yang dalam bahasa arab disebut
Uraian Materi
sebagai mu’amalah. Transaksi tersebut dapat menimbulkan hak
dan kewajiban apabila kedua belah pihak melakukan suatu akad
baik akad yang bersifat māliyah maupun ghair māliyah. Akad
tersebut kemudian akan mengatur bagaimana hubungan
selanjutnya yang akan dilakukan dan didalam akad itu pula
terdapat kesepakatan-kesepakatan kedua belah pihak.
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 5.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 5.
Dosen menjelaskan tentang Akad dalam Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Pengertian dasar
2. Contoh 2. Rukun dan syarat
3. Diskusi 3. Pembatalan
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 5
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hutang piutang dalam Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 36
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd.M.Pd


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke VI (Keenam)
Hutang piutang dalam Islam
Pokok Bahasan
Rukun dan syarat hutang dalam Islam
Sub Pokok Bahasan

Mahasiswa mampu memahami prinsip hutang piutang dalam


Standar Kompetensi Islam
Mahasiswa dapat menjelaskan, menguraikan dan menyimpulkan
Kompetensi Dasar hukum hutang piutang dalam Islam
dan prinsipdalam
Keaktifan – prinsip
diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar hutang piutang dalam Islam yang
diketahui mahasiswa.

Dalam konsep Islam, hutang piutang merupakan akad


(transaksi ekonomi) yang mengandung nilai ta’awun (tolong
Deskripsi Materi Pembelajaran
menolong). Keinginan yang begitu baik, maka tujuan hutang
piutang tolong menolong, transaksi ini terlepas dari unsur
komersial dan usaha yang berorientasi pada keuntungan.

37
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Hutang adalah uang yang dipinjam dari orang lain, sementara


piutang adalah uang yang kita pinjamkan kepada orang lain.
Uraian Materi
Dalam Islam, hutang piutang hukum dasarnya adalah mubah,
sesuatu yang dibolehkan selama transaksi itu untuk kebaikan.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 6.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 6.
Dosen menjelaskan tentang Hutang piutang dalam Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Dasar hukum hutang piutang
2. Contoh 2. Rukun dan syarat hutang
3. Diskusi 3. Pembatalan hutang
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 6
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hukum sewa (ijarah)
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 38
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke VII (Ketujuh)
Hukum sewa (ijarah)
Pokok Bahasan
Pengertian dasar hukum dan macam –macamnya, rukun dan
Sub Pokok Bahasan
syarat sah ijarah, dan landasan hukum ijarah

Mahasiswa mampu memahami konsep hukum sewa (ijarah)


Standar Kompetensi dalam Islam
Mahasiswa dapat menjelaskan serta menyimpulkan apa dan
Kompetensi Dasar bagaimana hukum sewa (ijarah) dalam Islam
..
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar hukum sewa (ijarah) dalam Islam yang
diketahui mahasiswa.

Hukum sewa (ijarah) adalah akad pemindahan hak guna


(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu
Deskripsi Materi Pembelajaran
melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Hukum ijarah
adalah mubah atau diperbolehkan.

39
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Sewa (ijarah) baik dalam bentuk sewa-menyewa maupun dalam


bentuk upah-mengupah itu merupakan muamalah yang telah
Uraian Materi
disyariatkan dalam Islam. Hukum asalnya adalah boleh atau
mubah bila dilakukan dengan ketentuan yang ditetapkan Islam.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 7.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan7
Dosen menjelaskan tentang Hukum sewa (ijarah)
Penyajian Kegiatan Inti:
Dasar hukum hutang piutang
1.Uraian 1. Pengertian,dasar hukum
2. Contoh 2. Rukun dan syarat sah
3. Diskusi 3. Landasan hukum
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 7
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik)
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 40
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke VIII (Kedelapan)
Hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik)
Pokok Bahasan
Pengertian dan dasar hukumnya serta sewa beli dalam konteks
Sub Pokok Bahasan
lembaga keuangan konvesnional

Mahasiswa mampu memahami konsep hukum sewa beli (ijarah


Standar Kompetensi al muntahia bit tamlik)
Mahasiswa dapat menjelaskan serta menyimpulkan apa dan
Kompetensi Dasar bagaimana hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik)
..
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit
tamlik) yang diketahui mahasiswa.

Perjanjian sewa beli adalah sebagai jual beli benda tertentu,


penjual melaksanakan penjualan benda dengan cara
Deskripsi Materi Pembelajaran
memperhatikan setiap pembayaran yang dilakukan oleh
pembeli dengan pelunasan atas harga benda yang telah
disepakati bersama dan diikat dalam suatu perjanjian.

41
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik) adalah akad sewa


menyewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan objek
Uraian Materi
akad dari pemberi sewa (mu’ajir) kepada penyewa (musta’jir)
melalui akad jual beli atau hibah setelah berakhirnya masa sewa.
sewa beli ini merupakan jenis akad baru yang dibentuk sebagai
konstruksi perjanjian sewa beli melalui pendekatan maqasid asy-
syari’ah dengan metode maslahah mursalah karena adanya
kebutuhan dan kemaslahatan masyarakat.
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 8.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 8
Dosen menjelaskan tentang hukum sewa beli (ijarah al
Penyajian Kegiatan Inti:
muntahia bit tamlik)
1.Uraian 1. Pengertian dan dasar hukumnya
2. Contoh 2. Sewa beli dalam konteks lembaga keuangan konvensional
3. Diskusi
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 8
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hukum gadai (rahn)
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 42
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke IX (Kesembilan)
Hukum gadai (rahn)
Pokok Bahasan
Pengetahuan tentang hukum gadai, dan membandingkan dengan
Sub Pokok Bahasan
gadai konvensional

Mahasiswa mampu memahami konsep hukum gadai (rahn)


Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan serta memahami apa dan
Kompetensi Dasar bagaimana hukum gadai (rahn)
..
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar hukum gadai (rahn) yang diketahui
mahasiswa.
Gadai syariah (rahn) adalah menahan salah satu harta milik
nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas
Deskripsi Materi Pembelajaran
utan/pinjaman (marhun bih) yang diterimanya. Dengan
demikian pihak yang menahan atau penerima gadai (murtahin)
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh
atau sebagian piutangnya.

43
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut al-rahn. Rahn


mempunyai banyak definisi, salah satunya dalam bahasa Arab
Uraian Materi
rahn memiliki pengertian tetap dan berkelanjutan. Adapun
definisi rahn dalam istilah syariah, dijelaskan para ulama dengan
ungkapan, “Menjadikan harta benda sebagai jaminan hutang
untuk dilunasi dengan jaminan tersebut ketika tidak mampu
melunasinya.” Sistem transaksi hutang piutang dengan gadai
diperbolehkan dalam Islam karena ada dalil-dalil dari Al Qur’an,
Tahap Pembelajaran Sunnah, dan ijtihad yang menjadi landasan.
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 9.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 9
Dosen menjelaskan tentang hukum hukum gadai (rahn)
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian
1. Pengertian dan dasar hukumnya.
2. Contoh 2. Sewa beli dalam konteks lembaga keuangan konvensional
3. Diskusi
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 9
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
Penutup berikutnya Perbankan Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5.
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
6. Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 44
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke X (Kesepuluh)
Perbankan Islam
Pokok Bahasan
Perbankan Islam, produk - produk perbankan implementasinya di
Sub Pokok Bahasan
lembaga keuangan syariah maupun konvensional

Mahasiswa mampu memahami konsep perbankan Islam


Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan, mengklasifikasikan, serta
Kompetensi Dasar membandingkan perbankan konvensional dan perbankan islam.
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar perbankan Islam yang diketahui
mahasiswa.

Perbankan Syariah sebagai salah satu sistem perbankan


nasional memerlukan berbagai sarana pendukung agar dapat
memberikan kontribusi yang maksimum bagi pengembangan
Deskripsi Materi Pembelajaran
ekonomi nasional. Salah satu sarana pendukung vital adalah
adanya pengaturan yang memadai dan sesuai dengan
karakteristiknya. Pengaturan tersebut di antaranya dituangkan
dalam Undang-Undang Perbankan Syariah. Pembentukan
Undang-Undang Perbankan Syariah menjadi kebutuhan dan
keniscayaan bagi berkembangnya lembaga tersebut.

45
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Prinsip Perbankan Syariah merupakan bagian dari ajaran Islam
yang berkaitan dengan ekonomi. Salah satu prinsip dalam
ekonomi Islam adalah larangan riba dalam berbagai bentuknya,
dan menggunakan sistem antara lain prinsip bagi hasil. Dengan
Uraian Materi prinsip bagi hasil, Bank Syariah dapat menciptakan iklim
investasi yang sehat dan adil karena semua pihak dapat saling
berbagi baik keuntungan maupun potensi risiko yang timbul
sehingga akan menciptakan posisi yang berimbang antara bank
dan nasabahnya. Dalam jangka panjang, hal ini akan mendorong
pemerataan ekonomi nasional karena hasil keuntungan tidak
hanya dinikmati oleh pemilik modal saja, tetapi juga oleh
pengelola modal.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 10.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 10
Dosen menjelaskan tentang Perbankan Islam
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Pengertian perbankan Islam
1.Uraian 2. Produk-produk perbankan Islam
2. Contoh 3. Lembaga perbankan Islam di Indonesia dan dunia
3. Diskusi 4. Perbedaan perbankan Islam dan perbankan konvensional
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman
materi pembelajaran pada pertemuan ke 10
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi
Penutup perkuliahan minggu berikutnya Asuransi Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 46
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, SPd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke XI (Kesebelas)
Asuransi Islam
Pokok Bahasan
Asuransi islam, produk-produk dan hukum asuransi Islam dan
Sub Pokok Bahasan
mengetahui perbedaan asuransi konvensional dan asuransi Islam

Mahasiswa mampu menganalisis asuransi Islam


Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menelaah fakta Asuransi serta mengaitkan fakta
Kompetensi Dasar asuransi syariah dengan konsep muamalat dalam islam.

Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat


Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar asuransi Islam yang diketahui mahasiswa.
Asuransi Islam adalah usaha untuk saling membantu dan
berbagi di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi
Deskripsi Materi Pembelajaran
dalam bentuk aset atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu menggunakan
akad yang sesuai dengan syariah

47
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Prinsip asuransi Islam adalah tolong menolong (takaful/ta’awun)


di mana setiap peserta berkontribusi untuk menolong peserta lain
Uraian Materi
dalam kebajikan serta memberikan rasa aman ketika terjadi risiko
di antara peserta. Oleh karenanya, proteksi syariah dapat
memperkuat rasa kepedulian, persaudaraan, dan gotong royong
bagi para peserta dalam konsep sharing risk.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 11.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 11
Dosen menjelaskan tentang Asuransi Islam
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Pengertian asuransi Islam dan dasar hukumnya.
1.Uraian 2. Perbedaan Asuransi Islam dan asuransi konvensional
2. Contoh
3. Diskusi
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 11
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
berikutnya Multi Level Marketing dalam Islam
Penutup
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 48
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke XII (Keduabelas)
Multi Level Marketing dalam Islam
Pokok Bahasan
Wawasan tentang hukum multi level marketing dan penerapannya
Sub Pokok Bahasan
di lembaga keuangan syariah /konvensional

Mahasiswa mampu menganalisis multi level marketing Syariah.


Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menelaah fakta MLM, serta dapat mengaitkan
Kompetensi Dasar fakta MLM dengan konsep muamalat islam.
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar multi level marketing dalam Islam yang
diketahui mahasiswa.
Bisnis MLM merupakan salah satu jenis akad jual beli (al-bai’)
dengan sistem penjualan langsung (direct seling) atau net work
Deskripsi Materi Pembelajaran
marketing yang memberdayakan distributor independent untuk
memasarkan produk langsung secara mandiri. Dalam literatur
hukum Islam, selama bisnis MLM tersebut bebas dari unsur-
unsur haram, seperti riba, gharar, dzulm dan maisir, maka
hukumnya adalah mubah.

49
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

Bisnis MLM atau bisnis lain yang mengatasnamakan MLM,


seperti money game, yang di dalamnya terdapat unsur gharar,
Uraian Materi
maisir dan dzulm, maka hukumnya adalah haram. Untuk itu,
masyarakat muslim hendaknya berhati-hati dan tidak mudah
tergiur dengan bisnis MLM karena tidak menutup kemungkinan
terjadinya gharar, dzulm, maisir dan ketidakadilan.

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 12.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 12
Dosen menjelaskan tentang Multi Level Marketing dalam
Penyajian Kegiatan Inti:
Islam
1.Uraian 1. Pengertian MLM
2. Contoh 2. Landasan hukum multilevel marketing dalam Islam
3. Diskusi 3. Produk- produk MLM dalam pandangan Islam
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 12
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
berikutnya Pasar Modal/Bursa Efek
Penutup
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 50
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh

Satuan Acara Pembelajaran


Disusun Oleh Disetujui Oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Pertemuan Ke XIII (Ketigabelas)
Pasar Modal/Bursa Efek dalam Islam
Pokok Bahasan
Wawasan tentang hukum pasar modal dan penerapannya di
Sub Pokok Bahasan
lembaga keuangan syariah/konvensional

Mahasiswa mampu memahami konsep pasar modal/bursa efek


Standar Kompetensi dalam Islam
Mahasiswa dapat menjelaskan serta membandingkan bagaimana
Kompetensi Dasar pasar modal/bursa efek dalam Islam dan pasar modal
konvensional
Keaktifan dalam diskusi tentang menjelaskan secara singkat
Indikator Keberhasilan tentang konsep dasar pasar modal/bursa efek dalam Islam yang
diketahui mahasiswa.
Dalam melakukan muamalah, manusia diberi keleluasaan
untuk melakukan kegiatan namun wajib memperhatikan hal-hal
yang dilarang. Kegiatan pasar modal termasuk dalam kelompok
Deskripsi Materi Pembelajaran muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah.
Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi
dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar,
riba, maisir, risywah, maksiat dan kedzhaliman

51
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan
Keuangan ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Terdapat lima peranana penting pasar modal syariah di Indonesia
yaitu sebagai berikut :
-Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara
efektif dan efisien
Uraian Materi -Pasar memudahkan alternative berinvestasi dengan memberikan
keuntungan dengan risiko tertentu
-Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang
sehat dan berprospek baik
-Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan
transparan
-Peningkatan aktifitas ekonomi nasional

Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 13. Dosen
2 menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 13
Dosen menjelaskan tentang Pasar Modal/Bursa Efek dalam
Penyajian Kegiatan Inti:
Islam
1.Uraian 1. Pengertian pasar modal
2. Contoh 2. Landasan hukum pasar modal dalam Islam.
3. Diskusi 3. Perbedaan pasar modal dalam perspektif Islam dan konvensional
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 13
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
berikutnya Ujian Akhir
Penutup
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan, ,Rajawali 52
Press, Jakarta, 2004(AK)

KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Ekonomi Syariah


Kode Mata Kuliah : MKK 2523
Bobot SKS : 3 SKS
Semester : 5 (lima)
Hari Pertemuan : Kamis
Jam / Pukul : 13.10 – 14.50
Tempat Perkuliahan : Offline atau Google Class/Zoom meeting (daring)
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd .
No. HP / email : 085315707175/mirachairani04@gmail.com

1. Manfaaat Mata Kuliah


Mata kuliah Ekonomi Syariah merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi. Setelah mengikuti perkuliahan ekonomi syariah mahasiswa akan dapat
memahami konsep dasar ekonomi syariah, dapat melakukan analisis dan interaksi antar aktor
dalam bidang ekonomi syariah yang berpengaruh pada aspek ekonomi, politik, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.

2. Deskripsi Mata Kuliah


Matakuliah ini membahas tentang konsep dasar ekonomi syariah, dapat melakukan analisis dan
memberikan solusi penyelesaian terhadap persoalan ekonomi syariah secara lokal, nasional maupun
internasional.
3. Kompetensi Umum
Kompetensi umum yang diharapkan setelah mahasiswa menempuh mata kuliah “Ekonomi Syariah”
adalah mahasiswa mempunyai kualifikasi bidang Pendidikan Ekonomi yang berkualitas,
berkarakter, humanis dan profesional, serta menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran .
4. Kompetensi Khusus
Pada akhir perkuliahan, mahasiswa memiliki pemahaman tentang ekonomi syariah, baik di bidang
mikro maupun makro yang ditunjukkan dengan menjawab pertanyaan esai/subyektif dalam ujian
dan menulis artikel opini tentang situasi ekonomi syariah ditinjau dari sudut pandang pendidikan
ekonomi
5. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini bervariasi; seperti:
a. Ceramah
b. Tayangan Presentasi
c. Tanya jawab
d. Diskusi
e. Studi kasus
f. dan lain-lain 54
53
6. Materi Pokok
Materi yang disajikan dalam mata kuliah Ekonomi Moneter ini adalah:

1. Pengertian dan definisi ekonomi syariah.


2. Konsep dasar sistem ekonomi Islam.
3. Peran muamalat Islam.
4. Bisnis dalam pandangaan Islam.
5. Konsep dan pengertian akad dalam Islam.
6. Pengertian hutang piutang dalam Islam.
7. Konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.
8. Pengertian hukum sewa beli (ijarah al - muntahia bit tamlik)
9. Pengertian hukum gadai (rahn).
10. Permasalahan Perbankan Islam.
11. Pengertian asuransi Islam.
12. Pengertian permasalahan multi level marketing dalam Islam.
13. Pasar modal/bursa efek dalam Islam.

7. Bahan Bacaan/Referensi
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli
l il Bunuk wal Iqtishad al-Islamy,1983
3.Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd, Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek EkonomiIslam,Yogyakarta,Dana Bhakti Waqaf,
2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)

8. Tugas-tugas
Tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa adalah berupa:
1) Menjawab latihan soal
2) Kuis
2) Presentasi

9. Kriteria dan Standar Penilaian


Penilaian yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada di Universitas Al-Muslim berdasarkan
beberapa komponen, meliputi Absensi (15%), Sikap (10%), Kuis (15%), Ujian Tengah Semester
(20%), Tugas (20%), Final (20%). Namun selain hal tersebut, dosen dapat menilai mahasiswa
berdasarkan proses yang terjadi selama perkuliahan seperti keaktifan dalam memberikan respon
selama perkuliahan, kerapian berpakaian, tingkah laku, presentasi kelompok, serta kesopanan. Standar
penilaian yang digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Absensi = 15 % diperoleh mahasiswa dari kehadiran selama 15 pertemuan. Selain itu juga didukung
berdasarkan sikap, perbuatan, tingkah laku, serta keaktifan mahasiswa merespon perkuliahan pada
saat dosen memberikan pertanyaan setiap masuk perkuliahan, dan pada saat presentasi tugas
55
kelompok.

b. Sikap = 10 % dinilai selama mengikuti perkuliahan baik interaksi dengan dosen maupun dengan
sesama mahasiswa.
c. Kuis = 15% diperoleh dari penilaian atas individu masing-masing.

d. Ujian Tengah Semester (UTS) = 20% diperoleh dari hasil ujian tengah semester mahasiswa setelah
mengikuti perkuliahan selama 7 pertemuan;

b. Tugas = 20% diperoleh dari tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa selama proses
perkuliahan, baik individu maupun kelompok, yang terdiri dari tugas sebelum UTS (10%) dan
tugas sebelum UAS (10%);

d. Ujian Akhir Semester (UAS) = 20% diperoleh dari hasil ujian akhir semester yang dilakukan
setelah pertemuan memenuhi batas 15 pertemuan;

Nilai akhir mahasiswa terdiri dari enam komponen di atas. Seluruh komponen penilaian (6 aspek)
tersebut harus lengkap.Apabila mahasiswa tidak melengkapi sampai 1 (satu) minggu setelah ujian
akhir berlangsung, mahasiswa akan dinyatakan tidak lulus dari mata kuliah yang bersangkutan.

10. Tata Tertib Mahasiswa dan Dosen


Dalam mengikuti perkuliahan selama satu semester ke depan, mahasiswa harus mematuhi segala
tata tertib yang telah ditetapkan oleh pihak kampus dan dosen pengampu mata kuliah. Tata tertib
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terdaftar sebagai mahasiswa pada mata kuliah Komunikasi Internasional (dibuktikan
dengan KRS);
b. Memasuki perkuliahan secara tepat waktu. Hanya diberikan 10 menit dispensasi
keterlambatan. Bagi mahasiswa yang melewati waktu yang telah ditentukan, tidak diperbolehkan
mengikuti perkuliahan;
c. Harus menghadiri perkuliahan sebanyak 75% dari total pertemuan yang telah ditetapkan. Bagi
mahasiswa yang hanya memiliki kehadiran 70 – 74% maka diberikan tugas tambahan berupa
ringkasan materi pembelajaran, makalah, atau tugas lainnya;
d. Mahasiswa yang tidak dapat menghadiri perkuliahan pada jadwal yang telah ditetapkan, dapat
memberikan informasi melalui grup komunikasi, menelepon dan/atau mengirim sms/chat kepada
dosen yang bersangkutan;
e. Tidak mengaktifkan handphone (HP) selama perkuliahan berlangsung;
f. Mahasiswa harus bersikap baik selama perkuliahan berlangsung dan juga selama berada di
lingkungan kampus atau di luar kampus;
g. Berpakaian rapi, sopan, dan memakai sepatu;
h. Memiliki grup whatsapp agar diskusi dan informasi dapat dilakukan dengan kondusif dan
aktif;
i. Memiliki kelompok presentasi, aktif dalam diskusi, dan tidak mengganti anggota kelompok 56
tanpa izin dari dosen bersangkutan;
j. Mahasiswa yang tidak menyerahkan tugas sesuai jadwal yang telah disepakati akan
memperoleh sanksi berupa pengurangan nilai atau penolakan terhadap tugas yang diserahkan;
k. Mahasiswa berhak memberikan pertanyaan, ide, kritik, saran, koreksi, atau masukan kepada
kelompok penyaji, juga tidak menutup kemungkinan kepada dosen yang memberikan
perkuliahan secara sopan;
l. Mahasiswa yang ingin menyampaikan pendapat di dalam kelas perkuliahan harus berdasarkan
etika komunikasi yang baik dan sopan;
m. Penilaian akhir berdasarkan:
1) Kehadiran perkuliahan.
2) Penyelesaian tugas-tugas.
3) Sikap dan perilaku.
4) Jawaban quiz/latihan soal
5) Ujian Tengah Semester (UTS).
6) Ujian Akhir Semester (UAS).
n. Memberikan kabar berita atas ketidakhadiran dalam perkuliahan;
o. Apabila proses pembelajaran tidak dapat berlangsung karena hal tertentu, maka dosen harus
memberikan informasi serta memberikan bahan perkuliahan yang dibutuhkan;
p. Dosen harus menerima kritik dan saran mahasiswa secara terbuka;
q. Penilaian yang dilakukan oleh dosen harus bersifat adil dan objektif.

11. Jadwal Kuliah


Jadwal perkuliahan tatap muka secara daring dilaksanakan setiap minggu pada:
a. Hari Kamis, pukul 13.10 – 14.50 WIB
b. Selain tatap muka juga dilakukan kuliah terstruktur dan tugas kelompok
c. Jika dosen berhalangan, maka wajib mengganti perkuliahan di waktu lainny
12. Lain-lain
Jika terdapat beberapa hal di luar kesepakatan ini yang perlu disepakati, maka dapat didiskusikan
secara teknis pada setiap perkuliahan. Apabila ada perubahan isi kontrak perkuliahan, maka akan ada
pemberitahuan terlebih dahulu. Kontrak Perkuliahan ini dilaksanakan mulai dari disampaikannya
kesepakatan ini hingga perkuliahan selesai di akhir semester.

Matanggeulumpangdua, 23 Agustus 2021


Perwakilan Mahasiswa Dosen Ekonomi Moneter
Ekonomi Syariah

Sarah Amalia Mira Chairani, M.Pd


NIM. 1902050001 NIDN. 1311048801

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi

Rahmi, S.Pd., MPd


NIDN. 132505880
57

BAHAN AJAR

Materi 1 : Pengertian dan definisi


ekonomi syariah.

Topik : Sistem Ekonomi Islam, Sistem Ekonomi Kapitalis


dan Sistem Ekonomi Sosialis
Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan perbedaan sistem ekonomi Islam,
sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis

Permasalahan ekonomi yang sering muncul di masyarakat menyangkut tiga


masalah pokok yaitu barang / jasa apa yang akan diproduksi (what), bagaimana cara
memproduksinya (how), dan untuk siapa barang/jasa tersebut (for whom). Di dalam
mengatasi masalah tersebut diperlukan cara tertentu untuk menjalankan perekonomian
negara. Cara tersebut dinamakan sistem ekonomi.Yang dimaksud sistem ekonomi adalah
suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala aktivitas ekonomi dalam
masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau swasta berdasarkan prinsip tertentu
dalam rangka mencapai kemakmuran atau kesejahteraan.Ada berbagai macam sistem
ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu sama lain.
Timbulnya berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebut dalam suatu
negara disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah ada tidaknya
campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi,sistem pemerintahan yang dianut
suatu negara,kepemilikan negara terhadap faktorfaktor produksi dan sumber daya yang
ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang
dimiliki. Di dunia ada beberapa sistem ekonomi.Secara mudah sebutlah misalnya sistim
ekonomi kapitalis,marxis atau sosialis, dan sistem ekonomi islam.Sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis sudah lama berkembang, sedangkan sistem ekonomi islam baru
dikembangkan tiga dekade terakhir ini.Namun asas-asasnya sudah ada sejak lima belas
abad yang lalu, sejak agama islam lahir.Sistem ekonomi islam adalah suatu system
ekonomi yang didasarkan padaajaran nilai-nilai islam.Sumber dari keseluruhan nilai
57
tersebut sudah tentu al-qur,an, hadist, ijma, dan qiyas.
Nilai-nilai sstem ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan
ajaran islam yang komprehensif dan telah dinyatakan Allah Swt sebagai ajaran yang
sempurna.Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi islam tentu saja
akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Memang dalam beberapa hal,
sistem ekonomi islam merupakan kompromi antara kedua sistem tersebut, namun dalam
banyak hal sistem ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut.
Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme, namun
terlepas dari sifat buruknya.
Dalam uraian ini akan disebutkan dan dijelaskan sepintas lalu tentang masing-
masing sistem ekonomi tersebut.Jika di pandang semata-mata dari tujuan dan perinsip
atau motif ekonomi, tidak ada perbedaan antara sistem ekonomi islam dengan sistem
ekonomi lain. Sebab semua sistem ekonomi termasuk system ekonomi islam di dalamnya
bekerja atas tujuan yang sama yaitu mencari pemuasan berbagai keperluan hidup
manusia, baik keperluan hidup itu keperluan hidup pribadi maupun keperluan hidup
masyarakat. Selain itu, setiap sistim ekonomi bekerja menurut prinsip atau motif ekonomi
yang sama, yaitu setiap orang atau masyarakat akan berusaha mencapai hasil yang
sebesar-besarnya dengan tenaga atau ongkos yang sekecil-kecilnya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Namun dilihat dari perbedaan keperluan hidup manusia yang harus
dipenuhi dengan kegiatan ekonomi dan batasa nbatasan yang ada, karena falsafah atau
pandangan hidup atau agama, maka terdapat perbedaan dalam pelaksanaan tujuan dan
terutama dalam pelaksanaan prinsip ekonomi itu.
Karena perbedaan-perbedan itu pula, ada sistem-sistem ekonomi di dunia ini
yang terkemuka dan mempengaruhi pemikiran serta kegiatan ekonomi manusia yaitu
sistim ekonomi kapitalis atau liberal dan sistem ekonomi marxis atau sosialis.Sistem
ekonomi suatu negara didasarkan atas seberapa jauh institusi kepemilikan, insentif dan
pembuat keputusan mendasari semua aktivitas ekonomi. Persoalan bidang ekonomi
adalah membahhas seputar, barang yang seharusnya dihasilkan, cara menghasilkan
barang tersebut menggunakan teknologi padat modal atau padat karya, untuk siapa
barang tersebut dihasilkan, dan cara mendistribusikan barang tersebut kepada masyarakat.
Dengan memahami pengertian dari sistem ekonomi tersebut maka kita dapat
mengklasifikasikan sistem yang dianut suatu masyarakat atau negara. Namun karena
tingkat kompleksitas bidang ekonomi, tak ada satupun negara atau masyarakat yang
ekstrim menggunakan atau menganut satu sistem ekonomi secara mutlak, yang terjadi
adalah menunjukkan kecondongan atau kecendrungan tertentu untuk mendekati sebuah
kutub sistim ekonomi. Sistim ekonomi yang dianut suatu negara merupakan sub sistem
dari sistem yang lain dan masing-masing saling terkait. Oleh karena itu sub sistem
ekonomi, terkait dengan sub sistem politik,sub sistem sosial, sub sistem hukum dan
membentuk supra sistem kehidupan masyarakat dalam suatu Negara. Terdapat
kecendrungan umum bahwa sistem ekonomi di suatu negara bergandengan tangan secara
erat dengan sistim politik negara tersebut, dan ideologi politik berkaitan dengan ideologi
ekonomi. Maka artikel ini akan membahas tentang sistim ekononomi islam,sistem
ekonomi kapitalis dan sistim ekonomi marxis atau sosialis beserta kebaikan-kebaikan dan
kelemahan-kelemahan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut

1.Sistim Ekonomi Kapitalis


Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya
terhadap harta yang telah diusahakan. Tidak ada hak orang lain di dalamnya. Ia memiliki
hak mutlak untuk membelanjakan sesuai dengan keinginannya.Sosok pribadi dipandang
memiliki hak untuk memonopoli sarana-sarana produksi sesuai kekuasaannya. Ia
mengalokasikan hartanya hanya pada bidang yang memiliki nilai guna materi (profit
Oriented). Kapitalisme sebagai sistem ekonomi muncul pada abd ke 16, yang didorong
dengan munculnya industri sandang di inggris. Perkembangan industri sandang di inggris
di dukung oleh bahan baku wool yang diproduksi di dalam negeri. Kapitalisme
berkembang ketika terjadi revolusi industri di inggris yang di tandai peralihan dari
dominasi modal perdagangan di atas modal bagi industri menuju kearah dominasi modal
industri atas modal perdagangan.Proses terjadi cepat akhirnya muncullah Adam Smith
yang dikenal sebagai bapak kapitalisme. Jiwa kapitalisme terlihat jelas pada egoisme,
kebebasan menumpuk harta kekayaan, mengembangkan dan membelanjakan.
A. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis
a. Kebebasan memiliki harta secara perorangan Hak milik perorangan merupakan
eleman penting kapitalisme. Dalam paham kapitalisme tidak berlaku istilah hak
milik berfungsi sosial. Pemberian hak milik secara mutlak akan menciptakan
perilaku individu untuk menggunakan semaksimal mungkin sumber daya yang
dimiliki dan berdampak pada distribusi pendapatan masyarakat.
59

b. Persaingan bebas/free competition Persaingan bisa terjadi antar produsen dalam


menghasilkan produk, persakingan bisa terjadi antara penyalur produk, persaingan
bisa terjadi antara karyawan untuk mendapatkan pekerjaan, persaingan bisa terjadi
antar pemilik modal dan seterusnya.
c. Kebebasan penuh Kapitalisme identik dengan kebebasan ( liberalisme/laisses
faire), yang dianggap sebagai iklim yang paling sesuai dengan sendi kapitalisme.
Liberalisme adalah suatu paham yang berpendapat dan bercita-cita bahwa
manusia dilahirkan di dunia mempunyai hak untuk bebas seperti yang
diinginkannya
d. Mementingkan diri sendiri Aktivitas individu diyakini tidak akan membawa
kekacauan, bahkan sebaliknya akan membawa kemakmuran bangsabangsa.Adam
Smith mengatakan “ Bukan berkat kemurahan hati tukang daging,tukang pembuat
bir dan tukang roti kita dapat makan siang, akan tetapi karena mereka
memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita bicarakan bukan kepada rasa
kemanusiaan mereka melainkan cinta mereka kepada diri mereka sendiri”.
e. Harga sebagai penentu/Price sistim Faham serba bebas ( laissez faire) akan
menciptakan keseimbangan baru yang mampu membawa kepada kemakmuran
masyarakat. Apabila terjadi kelebihan faktor produksi, maka akan tidak terserap
oleh pasar sehingga akan terjadi pengurangan faktor produksi tersebut karena
mekanisme pasar dan sebaliknya. Kondisi semacam ini akan dapat memunculkan
tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
f. Campur tangan pemerintah minimum Doktrin laissez faire sistim ekonomi
merupakan orde alamiah ( natural orde ) yang tunduk pada hukum alam ( natural
law ). Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi akan menghambat
proses pengaturan diri ( self regulation ).

2. Sistem Ekonomi Sosialis


Sosialisme berasal dari kata sosial, sesuatu yang menyangkut aspek hidup
masyarakat. Sosialisme adalah suatu doktrin politik yang menekankan pemilikan kolektif
dari alat-alat produksi, memberikan suatu peran yang besar pada negara dalam
menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat luas atas industri. Sistem
60

ekonomi sosalisme adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara.
Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara atau
pemerintah pusat.Sistem ekonomi sosialis biasa disebut juga dengan sistem ekonomi
yang terpusat. Kenapa disebut dengan terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur
oleh negara dan juga dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menjadi penguasa
dari seluruh kegiatan ekonomi ini.Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem
perekonomian yang menginginkan kemakmuran dari masyarakatnya dan terlaksana
merata sehingga tidak ada lagi penindasan ekonomi yang terjadi.
Guna mewujudkan kemakmura yang merata di masyarakat, perekonomian harus
diatur oleh pemerintah. Oleh sebab itu, hal tersebut dapat mengakibatkan potensi dan
juga daya kreasi masyarakat akan mati sehingga tidak adanya kebebasan dari individu di
dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi.Dalam sistem ekonomi sosialis ini, dasar yang
digunakan berasal dari ajaran Karl Marx, dia berpendapat bahwasanya jika kepemilikan
pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelaskelas hingga
dapat menguntungkan bagi semua pihak.
A. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis
a. Kepemilikan harta dikuasai Negara
b. Setiap individu memilki kesamaan kesempatan dalam melakukan aktivitas
ekonomi
c. Disiplin politik yang tegas dan keras
d. Tiap warga negara di penuhi kebutuhan pokoknya
e. Proyek pembangunan dilaksanakan negara
f. Posisi tawar menawar individu terbatas

3. Sistem Ekonomi Islam


Yang dimaksud dengan sistem ekonomi islam adalah ilmu ekonomi yang
dilaksanakan dalam praktek sehari-hari bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat
maupun pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasikan faktor produksi,
distribusi dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam
peraturan/perundangundangan islam ( sunnatullah ).Dengan demikian, sumber terpenting
peraturan/perundang-undangan perekonomian islam adalah al-qur,an dan sunnah.Namun
61

demikian, sangat disayangkan hingga saat ini belum ada suatu literatur yang mengupas
tentang sistim ekonomi islam secara menyeluruh.Memang sudah agak lama ummat islam
mengalami suatu penyakit pluralisme ekonomi ( berada di tengah-tengah sistim ekonomi
liberal, komunis dan sosialis ).
Hal itu ( pluralisme sistim ekonomi ) muncul disebabkan oleh ketidakmampuan
ummat islam melahirkan suatu konsep sistim ekonomi islam ( menggabungkan sistim
ekonomi dan syari,at ). Kondisi ini oleh Muhammad Syafi,i Antonio dilukiskan dengan
mengemukakan “ Di satu pihak kita mendapatkan para ekonom, banker dan usahawan
yang aktif dalam menggerakkan roda pembangunan ekonomi, tetapi lupa membawa pelita
agama karena memang tidak mengusai syari,at terlebih lagi fiqih muamalah secara
mendalam.Di lain pihak, kita menemukan para kiyai dan ulama yang mengusai secara
mendalam konsep-konsep fiqih, ulumul qur,an dan disiplin lainnya tetapi kurang
menguasai dan memantau fenomena ekonomi dan gejolak bisnis di sekelilingnya.
Akibatnya ada semacam tendensi da kulla umariddunya lil qaisar wa fawwiddh kulla
umuril akhirat lil baba ( let,s everything related to theworldly matters to the king an
religious matter to the pope )” biarlah kami mengatur urusan akhirat dan mereka
mengatur untuk urusan dunia. Padahal islam adalah risalah untuk dunia dan akhirat ”
( Muhammad Syafi,i Antonio,1992/1993:1).
Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang dijalankan berdasarkan
syariat islam atau aturan-aturan Allah. Dengan bersandarkan kepada Alquran dan Hadits
Nabi Muhammad sebagai pedoman yang tujuan akhirnya adalah keridhaan Allah, dengan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat islam.
Dalam segala kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai dengan
ketentuan Allah, baik dalam hal jual beli, pinjam meminjam maupun investasi. Allah Swt
berfirman :
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qasas:
77)
62

A. Prinsip Dasar Sistem Ekonomi Islam:


a. Allah Pemilik Segala Sesuatu Allah memberikan kekayaan kepada
manusia dan Dia adalah pemilik segala sesuatu. Allah Swt berfirman:
Artinya : Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di
bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.
(Taha: 6)
b. Kekayaan di Dunia adalah untuk Mencari Kehidupan Akhirat Manusia
harus menggunakan kekayaan yang diperolehinya di dunia untuk
mendapatkan kehidupan yang baik dan kesejahteraan di Akhirat kelak.
“Pedagang yang jujur lagi amanah adalah bersama-sama para nabi, para
siddiqin dan para syuhada’.” (Bukhari)
c. Bagian di Dunia Tidak Boleh Diabaikan dalam Mendapatkan Akhirat
Manusia tidak boleh mengabaikan bahagiannya di dunia ini. Manusia
hendaklah bekerja sekuatkuatnya untuk mendapatkan kebaikan di dunia
dengan cara yang paling adil dan dibenarkan oleh undang-undang. Allah
Swt berfirman:
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang
melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa
yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya. (Al-Maidah:87-88)
d. Berlaku Adil kepada Sesama Manusia Manusia mestilah berlaku baik
terhadap sesama manusia. Hendaklah mereka melaksanakan
tanggungjawab terhadap masyarakat dan membantu orang-orang yang
berada dalam kesusahan. Allah Swt berfirman: Artinya :“Maka berikanlah
kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik
bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah; dan mereka itulah orang-
orang beruntung. (ArRum:38)
63

e. Tidak Boleh Melakukan Kerusakan Manusia mesti menghindari dirinya


dari melakukan pebuatan-perbutan dosa yang termasuk dalamnya
kegiatan-kegiatan mencari hasil kekayaan dengan cara yang tidak adil,
mubazir dalam penggunaan sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan serta
melakukan penipuan dalam bisnis. Allah Swt berfirman :
Artinya : “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui”. (Al-Baqarah: 188)
f. Menjunjung Kebebasan Individu Manusia mempunyai kebebasan untuk
membuat keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
nidupnya. Dengan kebebasan ini manusia dapat bebas mengoptimalkan
potensinya. Kebebasan manusia dalam Islam didasarkan atas nilai-nilai
tauhid suatu nilai yang membebaskan dari segala sesuatu kecuali Allah.
Nilai tauhid inilah yang akan menjadikan manusia menjadi berani dan
percaya diri.
g. Mengakui hak individu terhadap harta Islam mengakui hak individu untuk
memiliki harta. Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara
yang sesuai dengan ketentuan Islam. Islam mengatur kepemilikan harta
didasarkan atas kemaslahatan sehingga keberadaan harta akan
menimbulkan sikap saling menghargai dan menghormati. Hal ini terjadi
karena bagi seorang muslim harta sekedar titipan Allah.
h. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar Islam mengakui adanya
ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. Salah satu penghalang
yang menjadikan banyaknya ketidakadilan bukan disebabkan karena
Allah, tetapi ketidakadilan yang terjadi dikarenakan sistem yang dibuat
manusia sendiri. Misalnya, masyarakat lebih hormat kepada orang yang
mempunyai jabatan tinggi dan lebih banyak mempunyai harta, hingga
masyarakat terkondisikan bahwa orang-orang yang mempunyai jabatan
dan harta mempunyai kedudukan lebih tinggi dibanding yang lainnya.
64

Akhirnya, sebagian orang yang tidak mempunyai harta dan jabatan merasa
bahwa, “Allah itu tidak adil”.
i. Adanya Jaminan sosial Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam
sebuah Negara, dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh
kebutuhan pokoknya masing-masing. Memang menjadi tugas dan
tanggungjawab utama bagi sebuah negara untuk menjamin setiap negara,
dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan prinsip “hak untuk hidup”.
Dalam sistem ekonomi Islam negara mempunyai tanggungjawab untuk
mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat secara umum.
j. Distribusi kekayaan Islam mencegah penumpukan kekayaan pada
sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan
kepada semua lapisan masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak manusia
untuk dipergunakan manusia untuk kemaslahatannya, upaya ini tidak
menjadi masalah bila tidak ada usaha untuk mengoptimalkan melalui
ketentuanketentuan syariah
k. Larangan menumpuk kekayaan Sistem ekonomi Islam melarang individu
mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang muslim
berkewajiban untuk mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak
berlebihan dalam pemilikan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan
terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan ia mengunakan
cara-cara yang tidak benar untuk mendapatkannya.
l. Kesejahteraan individu dan masyarakat Islam mengakui kehidupan
individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Masyarakat akan menjadi aktor yang dominan dalam membentuk sikap
individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh karakter
masyarakat. Demikian juga sebaliknya, tidak akan terbentuk karakter
masyarakat khas tanpa keterlibatan dari individu-individu.Sistem ekonomi
islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem
ekonomi yang lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi islam
65

dengan sistem ekonomi lainnya adalah sebagaimana yang diungkapkan


oleh Suroso Imam Zadjuli dalam Achmad Ramzy Tadjoeddin ( 1992:39).
Apabila kita kaji dalam al-Qur,an dan Sunnah sebagai sumber inspirasi maka
tujuan ekonomi dalam islam dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Membangun kehidupan ummat manusia yang adil dan merata,dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada ummat manusia untuk
berkreasi dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya.
2. Mewujudkan kehidupan ekonomi yang serasi, bersatu, damai dan maju dalam
suasana kekeluargaan dengan sesama ummat manusia, serta menghilangkan
nafsu menguasai,menumpuk harta dan menindas yang lemah.
3. Membagun peradaban ekonomi yang tidak menimbulkan kerusakan di bumi.
4. Membangun kehidupan ekonomi ummat manusia yang makmur dan selalu
mendorong untuk lebih maju dengan jalan untuk selau meningkatkan kualitas
dan kuantitas.
5. Membangun kehidupan ekonomi ummat manusia yang stabil dengan jalan
mencegah inflasi, depresi dan stagnasi.
6. Membangun kehidupan ekonomi yang merdeka dan menumbuhkan sikap
kebersamaan.
7. Mewujudkan kehidupan ekonomi ummat manusia yang mandiri, tanpa
adanya ketergantungan dengan kelompok tertentu yang berkuasa.

66
Materi 2 : Konsep dasar sistem ekonomi Islam
Topik : Konsep dasar sistem ekonomi Islam.
Deskripsi : Menjelaskan serta memahami apa dan bagaimana konsep dasar sistem
ekonomi Islam..

SISTEM EKONOMI SISTEM EKONOMI SISTEM EKONOMI


ISLAM KAPITALIS SOSIALIS
Kebebasan Kebebasan Ekonomi Terpimpin
Islam memberikan Setiap individu berhak Semua bentuk produksi
kebebasan kepada individu untuk mendirikan, dimiliki dan dikelola oleh
untuk melakukan kegiatan mengorganisir, dan Negara. Semua
ekonomi memiliki dan mengelola perusahaan yang keuntungan yang
menikmati hasil yang diinginkan. Negara tidak diperoleh akan digunakan
diperoleh dari usahanya. boleh melakukan untuk kepentingan
Namun, islam memberikan intervensi/campur tangan masyarakat.
aturan yang tegas. dalam semua kegiatan
Misalnya usaha yang ekonomi
dilakukan adalah usaha
yang halal dan sah, bukan
usaha yang mengandung
unsur eksploitasi terhadap
orang lain. Kebebasan
yang diberikan islam
kepada setiap individu
bukanlah kebebasan
mutlak, tetapi kebebasan
yang diiringi dengan nilai-
nilai syari,at
Hak Terhadap Harta Hak Terhadap Harta Pemilik Harta Oleh
Islam mengakui hak Setiap individu dapat Negara Individu secara
individu untuk memiliki memiliki harta secara perorangan tidak
harta. Islam memberikan perorangan, membeli dan mempunyai hak untuk
kepada individu hak menjual hartanya menurut memiliki dan
kepemilikan perorangan yang dikehendakinya tanpa memanfaatkan sumber-
dan hak untuk menikmati batas. Individu mempunyai sumber produksi. Di
kekayaannya. Islam kuasa penuh terhadap dalam sistem ini tidak ada
mengikat hak-hak tersebut hartanya dan bebas yang namanya hak milik
dengan ikatan moral menggunakan sumber- perorangan. Hak individu
supaya kekayaan tidak sumber ekonomi menurut untuk memiliki harta atau
menumpuk pada satu cara yang dikehendakinya memanfaatkan hasil
kelompok ( kaya ). produksi tidak
Misalnya kewajiban diperbolehkan.
mengeluarkan zakat.
Ketidaksamaan ekonomi Ketimpangan sosial Kesamaan ekonomi
dalam batas yang wajar Persaingan bebas Sistem ekonomi sosialis
Islam mengakui adanya mengakibatkan munculnya menyatakan bahwa hak-
ketidaksamaan ekonomi di semangat persaingan di hak individu dalam suatu
antara orang perorangan antara individu-individu. bidang ekonomi
dalam batas-batas yang Kekayaan hanya dimiliki ditentukan oleh prinsip
wajar. Adanya orang kaya oleh sebagian kecil individu kesamaan.
dan miskin dalam , mereka akan
kehidupan merupakan menggunakannya untuk
sunnatullah. Orang kaya kepentingan diri sendiri dan
mempunyai kewajiban akan mengorbankan
menyerahkan sebagian kepentingan masyarakat
hartanya kepada orang semata-mata untuk
miskin dalam bentuk memenuhi kepentingan
zakat. individu,
Jaminan sosial Jaminan sosial
Setiap individu Setiap individu disediakan
mempunyai hak untuk kebutuhan hidup menurut
hidup dalam negara islam, keperluan masing-masing.
setiap warga negara ______________________ Di samping itu setiap
dijamin untuk memperoleh warga negara disediakan
kebutuhan pokoknya kebutuhan pokonya.
masing-masing. Menjadi
tugas dan tanggungjawab
Negara islam untuk
menjamin setiap warga
Negara dalam memenuhi
kebutuhan sesuai dengan
prinsip hak untuk hidup
Distribusi kekayaan Konsentrasi kekayaan Konsentrasi kekayaan
secara meluas pada kaum kapitalis pada pemerintah
Sistem ekonomi islam Kekayaan dan alat-alat Seluruh bentuk produksi
mencegah penumpukan produksi menumpuk pada dan sumber pendapatan
kekayaan pada kelompok sekelompok orang tertentu bertumpu pada Negara
tertentu ( orang kaya ), ia saja, yakni orang yang atau masyarakat
menganjurkan distribusi memiliki kekuasaan dan keseluruhan.
kekayaan kepada semua modal yang besar.
lapisan masyarakat.
Misalnya kewajiban
mengeluarkan zakat.
Kesejahteraan individu Persaingan bebas Perencanaan kegiatan
dan masyarakat Persaingan bebas di antara ekonomi oleh
Islam mengakui individu-individu akan pemerintah Semua
kesejahteraan individu dan mewujudkan tahap produksi pekerjaan dalam bidang
kesejahteraan social dan dan tingkat harga pada produksi dan
masyarakat yang saling tingkat yang wajar. penggunaannya
melengkapi satu dengan Persaingan bebas akan dilaksanakan berdasarkan
lainnnya bukan saling mempertahankan tahap perencanaan yang
bersaing dan bertentangan keuntungan dan upah pada sempurna.
di antara mereka. Islam tingkat yang sederhana dan
meredakan konflik dan rasional.
mewujudkan kemaslahatan
bersama.

Materi 3 : Peran muamalat Islam. 69


Topik : Mendefiniskan muamalat Islam
Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan perilaku manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dengn landasan syariah sebagai rujukan
berperilaku dan kecenderungan dari fitrah manusia

Islam adalah agama rahmatal lil alamin yang mengatur hubungan antara sang
khaliq dengan makhluk dalam bentuk ‘ibadah, Islam pun datang dengan mengatur
hubungan antar sesama makhluk, seperti muamalah atau jual beli, nikah, warisan, dan
lainnya agar manusia hidup bersaudara di dalam rasa damai, adil dan kasih sayang.
Manusia sebagai makhluk individu yang memiliki berbagai keperluan hidup, telah
disedaikan oleh Allah swt beragam benda yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut tidak mungkin
diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan, dengan kata lain dia harus bekerja
sama dengan orang lain, manusia dijadikan Allah swt sebagai makhluk sosial yang tidak
lepas dari kehidupan bermasyarakat, membutuhkan antara satu dengan yang lain,
sehingga terjadi interaksi dan kontak sesama manusia lainnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan manusia berusaha mencari karunia Allah swt yang ada di muka
bumi ini sebagai sumber ekonomi, interaksi manusia dengan segala tujuannya tersebut
diatur dalam Islam dalam bentuk ilmu yang disebut fiqih muamalah, berbeda dengan
fiqih lain seperti fiqih ibadah, fiqih muamalah lebih bersifat fleksibel.
Dalam muamalah, Islam juga memberikan aturan hukum yang dapat dijadikan
sebagai pedoman baik yang terdapat dalam al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah, hal
tersbut diperoleh dengan cara ijtihad, untuk melaksanakan ijtihad dapat menggunakan
metode:
1. Analogi (qiyas) yaitu dengan cara mencari perbandingannya atau
pengibaratannya.
2. Maslahah mursalah yaitu bertumpu pada pertimbangan menarik manfaat
menghindari mudharat.
3. Ihtihsan yaitu meninggalkan dalil-dalil khusus dan menggunakan dalil umum
yang dipandang lebih kuat.
70
4. Ihtihsab yaitu dengan cara melestarikan berlakunya ketentuan asal yang ada
terkecuali dalil yang menentukan lain,
5. Mengukuhkan berlakunya adat kebiasaan yang tidak berlawanan dengan
ketentuan syariah.

1. Pengertian asas dan muamalah


Asas merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang dapat
dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan, asas-asas muncul dari hasil penelitian dan
tindakan, asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas
yang mencerminkan “intisari” kebenaran dari bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar
tapi bukan suatu yang absolut atau mutlak, artinya penerapan asas harus
mempertimbangkan keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah.

2. Pengertian muamalah
Pengertian muamalah terdiri dari dua segi, pertama dari segi bahasa yang berarti
saling bertindak, saling berbuat dan saling mengamalkan. Kedua dari segi istilah
muamalah dibagi dua yaitu muamalah dalam arti luas dan sempit, Muamalah dalam arti
sempit adalah aturan-aturan Allah swt yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan
cara yang baik, sedangkan dalam arti luas muamalah adalah peraturan-peraturan Allah
swt yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga
kepentingan manusia dalam urusannya dengan hal duniawi dalam pergaulan sosial.
Dalam muamalah, harus dilandasi beberapa asas, karena tanpa asas ini, suatu
tindakan tidak dinamakan sebagai muamalah, Asas muamalah terdiri dari:
a. Asas ‘adalah Asas ‘adalah (keadilan) atau pemerataan adalah penerapan prinsip
keadilan dalam bidang muamalah yang bertujuan agar harta tidak hanya dikuasai
oleh segelintir orang saja, tetapi harus didistribusikan secara merata di antara
masyarakat, baik kaya maupun miskin, dengan dasar tujuan ini maka dibuatlah
hukum zakat, shodaqoh, infaq.
b. Asas Mu’awanah Asas mu’awanah mewajibkan seluruh muslim untuk tolong
menolong dan membuat kemitraan dengan melakukan muamalah, yang
dimaksud dengan kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua 71
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama
dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
c. Asas Musyarakah Asas musyarakah menghendaki bahwa setiap bentuk
muamalah kerjasama antar pihak yang saling menguntungkan bukan saja bagi
pihak yang terlibat melainkan bagi keseluruhan masyarakat, oleh karena itu ada
harta yang dalam muamalat diperlakukan sebagai milik bersama dan sama sekali
tidak dibenarkan dimiliki perorangan.
d. Asas Manfaah (tabadulul manafi’).
Asas manfaah berarti bahwa segala bentuk kegiatan muamalat harus
memberikan keuntungan dan manfaat bagi pihak yang terlibat, asas ini
merupakan kelanjutan dari prinsip atta’awun (tolong menolong/ gotong royong)
atau mu’awanah (saling percaya) sehingga asas ini bertujuan menciptakan
kerjasama antar individu atau pihak-pihak dalam masyarakat dalam rangka
saling memenuhi keperluannya masing-masing dalam rangka kesejahteraan
bersama. Asas manfaah adalah kelanjutan dari prinsip pemilikan dalam hukum
Islam yang menyatakan bahwa segala yang dilangit dan di bumi pada hakikatnya
adalah milik Allah swt, dengan demikian manusia bukanlah pemilik yang berhak
sepenuhnya atas harta yang ada di bumi ini, melainkan hanya sebagai pemilik
hak memanfaatkannya.
e. Asas Antaradhin.
Asas antaradhin atau suka sama suka menyatakan bahwa setiap bentuk
muamalat antar individu atau antar pihak harus berdasarkan kerelaan
masingmasing, Kerelaan disini dapat berarti kerelaan melakukan suatu bentuk
muamalat, maupun kerelaan dalam arti kerelaan dalam menerima dan atau
menyerahkan harta yag dijadikan obyek perikatan dan bentuk muamalat lainnya.
f. Asas Adamul Gharar.
Asas adamul gharar berarti bahwa pada setiap bentuk muamalat tidak boleh ada
gharar atau tipu daya atau sesuatu yang menyebabkan salah satu pihak merasa
dirugikan oleh pihak lainnya sehingga mengakibatkan hilangnya unsur kerelaan
salah satu pihak dalam melakukan suatu transaksi.
72
g. Kebebasan Membuat.
Kebebasan berakad/kontrak merupakan prinsip hukum yang menyatakan bahwa
setiap orang dapat membuat akad jenis apapun tanpa terikat pada nama-nama
yang telah ditentukan dalam undang-undang syariah dan memasukkan klausul
apa saja dalam akad yang dibuatnya itu sesuai dengan kepentingannya sejauh
tidak berakibat makan harta bersama dengan jalan batil.
h. al Musawah
Asas ini memiliki makna kesetaraan atau kesamaan, artinya bahwa setiap pihak
pelaku muamalah berkedudukan sama.
i. Ash shiddiq.
Dalam Islam manusia diperintahkan untuk menjunjung kejujuran dan kebenaran,
jika dalam bermuamalah kejujuran dan kebenaran tidak dikedepankan, maka
akan berpengaruh terhadap keabsahan perjanjian. Perjanjan yang didalamnya
terdapat unsur kebohongan menjadi batal atau tidak sah.

a. Jika di atas tadi disampaikan, muamalah tidak sah jika tidak mengandung asas-
asas sebagaimana Maisir, aaisir sering dikenal dengan perjudian, dalam praktik
perjudian seseorang bisa untung dan bisa rugi.
b. Gharar, Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada
dalam kuasanya alias diluar jangkauan termasuk jual beli Gharar, boleh
dikatakan bahwa konsep Gharar berkisar kepada makna ketidakjelasan suatu
transaksi dilaksanakan.
c. Haram, Ketika obyek yang diperjualbelikan ini haram, maka transaksinya
menjadi tidak sah.
d. Riba, Yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah, antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan
waktu penyerahan.
e. Bathil, dalam melakukan transaksi, prinsip yang harus dijunjung adalah tidak
ada kedzaliman yang dirasa pihakpihak yang terlibat, semuanya harus sama-
sama rela dan adil sesuai takarannya. maka, dari sisi ini transaksi yang terjadi
akan merekatkan ukhuwah pihak-pihak yang terlibat.
73
f. Kecurangan, ketidakjujuran, menutupi cacat barang, mengurang timbangan tidak
dibenarkan, atau hal-hal kecil seperti penggunaan barang tanpa izin. dimaksud,
maka ada pula yang harus dihindari dalam muamalah yang lebih dikenal dengan
singkatan maghrib, yaitu Maisir, Gharar, Haram, Riba dan Bathil.

3. Prinsip yang mendasari muamalah Sebagai sistem kehidupan


Islam memberikan warna dalam setiap dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali
dunia ekonomi Islam. Sistem Islam ini berusaha mendialektikan nilai-nilai ekonomi
dengan nilai akidah atau etika, artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia
dibangun dengan dialektika nilai materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi
yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran
transendental didalamya, sehingga akan bernilai ibadah. selain itu, konsep dasar Islam
dalam kegiatan muamalah juga sangat konsen terhadap nilai humanisme, diantara
prinsip dasar fiqih muamalah adalah:
a. Hukum asal dalam muamalah adalah mubah (diperbolehkan) Ulama fiqih sepakat
bahwa hukum asal dalam transaksi muamalah adalah diperbolehkan (mubah)
kecuali terdapat nash yang melarangnya. ‫االصل في المعا ملة االباح\\ة اال ان ي\\دل دلي\\ل علي‬
‫“ تحريمها‬hukum asal semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada
hal yang mengharamkannya”
b. Konsep fiqih muamalah untuk mewujudkan kemaslahatan Fiqih muamalah akan
senantiasa berusaha mewujudkan kemaslahatan, mereduksi permusuhan dan
perselisihan diantara manusia. Allah swt tidak menurunkan syariah, kecuali
dengan tujuan untuk merealisasikan kemaslahatan hidup hambaNya, tidak
bermaksud memberi beban dan menyempitkan ruang gerak kehidupan manusia.
c. Menetapkan harga yang kompetitif Masyarakat sangat membutuhkan barang
produksi, tidak peduli dia seorang kaya atau miskin, mereka menginginkan
konsumsi barang kebutuhan dengan harga yang lebih rendah. Harga yang lebih
rendah (kompetitif) tidak mungkin dapat diperoleh kecuali dengan menurunkan
harga biaya produksi, untuk itu harus dilakukan pemangkasan biaya produksi
yang tidak begitu krusial, serta biaya-biaya overhead lainnya. Islam melaknat
praktik penimbunan (ikhtikar) karena akan berpotensi menimbulkan kenaikan
harga barang yang ditanggung oleh konsumen. Disamping itu, Islam juga tidak 74

suka dengan praktik makelar dan mengutamakan transaksi jual beli (pertukaran)
secara langsung antaraprodusen dan konsumen tanpa menggunakan jasa perantara,
karena upah makelar pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen.
d. Meninggalkan intervensi yang dilarang Islam memberikan tuntutan kepada kaum
muslimin untuk mengimami konsepsi qadla dan qodar Allah swt, apa yang telah
Allah swt tetapkan untuk seorang hamba tidak akan pernah tertukar dengan hamba
lain, dan rizki seorang hamba tidak akan pernah berpindah tangan kepada orang
lain. Perlu disadari bahwa nilai-nilai solidaritas sosial ataupun ikatan persaudaraan
dengan orang lain lebih penting daripada sekedar nilai materi, untuk itu
Rasulullah saw, melarang untuk menumpangi transaksi yang sedang dilakukan
orang lain, kita tidak diperbolehkan untuk intervensi terhadap akad ataupun jual
beli yang sedang dilakukan orang lain. Rasulullah bersabda “seseorang tidak
boleh melakukan jual beli atas jual beli yang sedang dilakukan oleh saudaranya”.
e. Menghindari eksploitasi Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk membantu
orang-orang yang membutuhkan,dimana Rasulullah bersabda “sesama muslim
adalah saudara, tidak mendzalimi satu sama lainnya,barangsiapa mmenuhi
kebutuhan saudaranya, maka Allah akan mencukupi
kebutuhannya,dan barang siapa membantu mengurangi beban sesame saudaranya,
maka Allah swt akan menghilangkan bebannya di hari kiamat nanti”. Hadis
tersebut memebrikan tuntunan untuk tidak mengeksploitasi sesama saudara
muslim yang sedang membutuhkan sesuatu, dengan cara menaikkan harga atau
syarat tambahan yang memberatkan.
f. Memberikan kelenturan dan toleransi Toleransi merupakam karakteristik dari
ajaran islam yang ingin direalisasikan dalam setiap dimensi kehidupan. Nilai
toleransi ini biar dipraktekkan dalam kehdiupan politik, ekonomi atau hubungan
kemasyarakatan lain. Khusus dalam transaksi finansial, nilai bias diwujudkan
dengan mempermudah transaksi bisnis tanpa harus memberatkan pihak yang
terkait. Selain itu, kelenturan dan toleransi itu bias diberikan kepada debitur yang
sedang mengalami kesulitan finansial, karena bisnis yang dijalnkan sedang
megalami resesi. Melakukan re-scheduling piutang yang telah jatuh tempo,
disesuaikn dengan kemapanan finansial yang diproyeksikan dismping itu, tetap
75
membuka peluang bagi para pembeli yag ingin membatalkan transaksi jual beli,
karena terdapat indikasi ketidak butuhannya terhadap obyek transaksi.
g. Jujur dan amanah Kejujuran merupakan bekal utama untuk meraih keberkahan.
Namun, kata jujur tidak semudah mengucapkannya, sangat berat memegang
prinsip ini dalam kehidupan.seseorang bisa meraup keuntungan berlimpah dengan
lisptik kebohongan dalam bertransaksi.sementara orang jujur harus menahan
dorongan materialisme dari cara-cara yang tidak semestinya.perlu perjuangan
keras untuk membumikan kejujuran dalam setiap langkah kehidupan.
4. Pandangan fiqih terhadap muamalah
Pembagian fiqih muamalah menurut Ibn Abidin terbagi dalam lima bagian:
a. Muawadhah Maliyah (hukum kebendaan),
b. Munakahat ( hukum perkawinan),
c. Muhasanat ( hukum acara),
d. Amanat dan “aryah ( pinjaman),
e. Tirkah ( harta peninggalan)

Sedangkan menurut al-Fikri dalam kitab al-Muamalah al-Madiyah, wa


alAdabiyah, Fiqih Muamalah dibagi dua bagian:
a. al-Muamalah al-Madiyah, yaitu muamalah yang mengkaji segi obyeknya
yaitu benda. Dalam arti lain muamalah ini bersifat kebendaan. Yaitu
kebendaan yang halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki.

b. wa al-Adabiyah, yaitu muamalah ditinjau dari segi cara tukar menukar benda,
yang sumbernya dari pancaindera manusia, sedangkan unsurunsur
penegaknya adalah hak dan kewajiban sperti jujur, iri, hasud dan lainnya.

5. Ruang dan lingkup muamalah


Berdasarkan pembagian fiqih muaamalah diatas maka ruang lingkup muamalah
adalah :
a. Ruang lingkup al Muamalah alMadiyah
76
1) Jual beli (al bai’ at tijarah),
2) Gadai (Rahn),
3) Jaminan dan tanggungan (kafalah dan dhamam),
4) Pemindahan utang (hiwalah),
5) Perseroan /perkongsian (asy syirkah),
6) Perseoan harta dan tenaga (mudharabah),
7) Sewa menyewa tanah (musaqoh mukhabaroh),
8) Upah (ujroh al amah),
9) Sayembara (al ji’alah),
10) Pemberian (al hibbah),
11) Dan lain sebagainya.
b. al-Muamalah al-Adabiyah, termasuk dalam muamalah ini adalah ijab dan Kabul,
saling meridhoi, tidak ada paksaan, hak dan kewajiban dan segala sesuatu yang
bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.
77
Materi 4 : Bisnis dalam pandangan Islam

Topik : Hukum jual beli, dan syarat jual beli menurut hukum Islam
Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan Islam memberikan rambu-rambu
pedoman dalam melakukan kegiatan usaha

Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan mempunyai peranan yang
sangat vital dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis mempengaruhi
semua tingkat kehidupan manusia baik individu, sosial, regional, nasional maupun
internasional. Tiap hari jutaan manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen,
perantara maupun sebagai konsumen. Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang
terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi-memasarkan,
bekerjamemperkerjakan, serta interaksi manusiawi lainnya, dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
Dalam kegiatan perdagangan (bisnis), pelaku usaha atau pebisnis dan konsumen
(pemakai barang dan jasa) sama-sama mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Pelaku
usaha harus memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Untuk itu sangat
diperlukan aturan-aturan dan nilainilai yang mengatur kegiatan bisnis tersebut agar tidak
ada pihak-pihak yang dirugikan dan dieksploitasi baik pihak konsumen, karyawan
maupun siapa saja yang ikut terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut. Kenyataan yang kita
hadapi sekarang di masyarakat adalah perilaku yang menyimpang dari ajaran agama,
merosotnya nilai etika dalam bisnis.
Bagi kalangan ini bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan mencari laba
semata-mata. Bisnis telah ada dalam sistem dan struktur dunianya hidup sehingga bisnis
tidak seiring dengan etika. Hal inilah yang oleh George (1986 : 5) melahirkan mitos
bisnis amoral. Bahwa bisnis adalah bisnis, antara bisnis dan moralitas tidak ada kaitan
apa-apa. Mitos bisnis amoral menganggap bahwa bisnis merupakan kegiatan tak terpuji
dan karenanya harus dihindari, mitos bisnis pengejar maksimalisasi keuntungan; bahwa
bisnis hanyalah kegiatan yang berhubungan dengan keuntungankeuntungan semata dan
mitos bisnis sebagai permainan; bahwa bisnis merupakan arena kompetisi atau permainan
judi dengan kemenangan menjadi tujuan utama. Dengan mitos tersebut, citra buruk bisnis
seakan mendapat legitimasi. Berbagai bentuk kecurangan terjadi dalam bisnis seperti 78

rendahnya solidaritas, tanggung jawab sosial dan tingkat kejujuran, saling curiga,
persaingan tidak sehat, penunggakan utang, sogok menyogok, komersialisasi birokrasi
bahkan memotong relasi saingan untuk mematikan usaha saingan (Alma & Donni, 2009 :
199).
Beberapa tahun terakhir ada perkembangan menarik berkaitan dengan bisnis,
Patricia Aburdence dalam Megatrend 2010 menyatakan terdapat tujuh megatrend yang
akan mewarnai dunia bisnis modern, yaitu : pertama, muncul dan meningkatnya kekuatan
spiritual. Kedua, munculnya fajar baru conscious capitalism. Ketiga, munculnya
kepemimpinan alternative dari tengah. Keempat, banyaknya penerapan spritualisme
dalam dunia bisnis. Kelima, meningkatnya konsumen yang memutuskan perilakunya
berdasarkan sistem nilai. Keenam, munculnya gelombang pemecahan masalah
berdasarkan kesadaran. Ketujuh, munculnya ledakan investasi dalam berbagai bidang
bisnis yang memiliki etika dan tanggung jawab sosial. supply creates its own demand
diimbangi dengan prinsip pelayanan yang berlandaskan pada nilai etika. Hal ini juga
dinyatakan oleh Fauroni (2003 : 92) bahwa etika bisnis merupakan keharusan. Etika
dapat menyatu dengan dunia bisnis. Tanpa etika, dunia bisnis akan menjadi sebuah
struktur kehidupan yang tersendiri dan Bisnis modern saat ini adalah bisnis yang diwarnai
dengan persaingan yang ketat. Dalam konteks bisnis yang kompetitif, setiap perusahaan
berusaha untuk unggul berdasarkan kekuatan objektifnya. Kekuatan objektif itu
mencakup dua hal pokok yaitu modal dan tenaga kerja (Keraf, 1998 : 6). Modal yang
besar saja tidak cukup memadai, kebutuhan akan tenaga professional juga tidak kalah
penting karena tenaga professional akan menentukan kekuatan manajemen dan
profesionalisme suatu perusahaan. Namun tenaga yang professional tidak hanya
didasarkan pada keahlian dan keterampilannya saja. Hal yang tidak kalah penting adalah
komitmen moral mereka: disiplin, loyalitas, kerja sama, integritas pribadi, tanggung
jawab, kejujuran, perlakuan yang manusiawi dan sebagainya.
Karena itu, berbisnis secara baik dan etis memang menjadi sebuah tuntutan dari
setiap perusahaan yang ingin membangun dinasti bisnis yang sukses dan bertahan lama.
Kesadaran bahwa bisnis harus dilandasi dengan etika juga mulai disadari oleh para
pengusaha Muslim. Apalagi di dalam ajaran Islam memang telah memberikan tuntunan
79
bagaimana berbisnis yang sesuai dengan normanorma ajaran Islam sebagaimana yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang merupakan pebisnis ulung dengan berbagai
keutamaan sifat Beliau. Bagaimana Rasullullah SAW mengelola bisnisnya digambarkan
oleh Afzalur Rahman (1997) sebagai berikut : ³Muhammad did his dealing honestly and
fairly and never gave his costumers to complain. He always kept his promise and
delivered on time the goods of quality mutually agreed between the parties. He always
showed a great sense of responsibility and integrity in Bahkan dia mengatakan :
reputations as an honest and truthful trader wass well established while he was stillin his
early youth. Dasar-dasar etika dan manajemen bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW ini telah mendapat legitimasi keagamaan setelah beliau diangkat menjadi Nabi.
Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di
penghujung abad ke-20 atau awal abad ke-21. Prinsip bisnis modern, seperti tujuan
pelanggan dan kepuasan konsumen (costumer satisfication), pelayanan yang unggul
(service excellent), kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan
kompetitif, semuanya telah menjadi gambaran pribadi dan etika bisnis Muhammad SAW
sejak beliau masih muda (Gitosardjono, 2009 : 43-44). PEMBAHASAN Konsep Bisnis
Dalam Islam Bisnis merupakan suatu istilah untuk menjelaskan segala aktivitas berbagai
institusi dari yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat
sehari-hari (Manullang, 2002 : 8). Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola
sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
Perusahaan-perusahaan besar dunia telah menyadari perlunya prinsip-prinsip
bisnis yang lebih manusiawi seperti yang diajarkan oleh ajaran Islam, yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW, yaitu:
1. Customer Oriented
Dalam bisnis, Rasulullah selalu menerapkan prinsip customer oriented, yaitu
prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan (Afzalur Rahman, 1996 :19).
Untuk melakukan prinsip tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran, keadilan, serta
amanah dalam melaksanakan kontrak bisnis. Jika terjadi perbedaan pandangan maka
diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada unsur-unsur penipuan yang dapat
80
merugikan salah satu pihak. Dampak dari prinsip yang diterapkan, para pelanggan
Rasulullah SAW tidak pernah merasa dirugikan. Tidak ada keluhan tentang janji-janji
yang diucapkan, karena barang-barang yang disepakati dalam kontrak tidak ada yang
dimanipulasi atau dikurangi.
Untuk memuaskan pelanggan ada beberapa hal yang selalu Nabi perintahkan.
Beberapa hal tersebut antara lain, adil dalam menimbang, menunjukkan cacat barang
yang diperjual belikan, menjauhi sumpah dalam jual beli dan tidak mempraktekkan apa
yang disebut dengan yaitu memuji dan mengemukakan keunggulan barang padahal
mutunya tidak sebaik yang dipromosikan, hal ini juga berarti membohongi pembeli.
Selain itu prinsip customer oriented juga memberikan kebolehan kepada konsumen atas
hak Khiyar (meneruskan atau membatalkan transaksi) jika ada indikasi penipuan atau
merasa dirugikan (A.W. Muslich, 2010 : 215). Konsep Khiyar ini dapat menjadi faktor
untuk menguatkan posisi konsumen di mata produsen, sehingga produsen atau
perusahaan manapun tidak dapat berbuat semenamena terhadap pelanggannya.
2. Transparansi
Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis merupakan kunci keberhasilan.
Apapun bentuknya, kejujuran tetap menjadi prinsip utama sampai saat ini. Transparansi
terhadap kosumen adalah ketika seorang produsen terbuka mengenai mutu, kuantitas,
komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-lain agar tidak membahayakan dan merugikan
konsumen. Prinsip kejujuran dan keterbukaan ini juga berlaku terhadap mitra kerja.
Seorang yang diberi amanat untuk mengerjakan sesuatu harus membeberkan hasil
kerjanya dan tidak menyembunyikannya. Transparansi baik dalam laporan keuangan,
mapuun laporan lain yang relevan.

3. Persaingan yang Sehat


Islam melarang persaingan bebas yang menghalalkan segala cara karena
bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam. Islam memerintahkan umatnya
untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, yang berarti bahwa persaingan tidak lagi berarti
sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu
yang terbaik bagi usahanya. Rasululllah SAW memberikan contoh bagaimana bersaing
dengan baik dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan jujur dengan kondisi
barang dagangan serta melarang kolusi dalam persaingan bisnis karena merupakan
perbuatan dosa yang harus dijauhi. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Baqarah ayat 81
188 :

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
Juga disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini :

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: Laknat Allah terhadap penyuap
dan penerima suap di dalam hukum. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmizi).

4.Fairness
Terwujudnya keadilan adalah misi diutusnya para Rasul. Setiap bentuk
ketidakadilan harus lenyap dari muka bumi. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW
selalu tegas dalam menegakkan keadilan termasuk keadilan dalam berbisnis. Saling
menjaga agar hak orang lain tidak terganggu selalu ditekankan dalam menjaga
hubungan antara yang satu dengan yang lain sebagai bentuk dari keadilan. Keadilan
kepada konsumen dengan tidak melakukan penipuan dan menyebabkan kerugian bagi
konsumen. Wujud dari keadilan bagi karyawan adalah memberikan upah yang adil bagi
karyawan, tidak mengekploitasinya dan menjaga hakhaknya. Dalam pemberian upah,
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkannya dengan cara yang sangat baik yaitu
memberikan upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya (HR. Ibnu Majah dari
Umar). Selain itu bentuk keadilan dalam berbisnis adalah memberi tenggang waktu
apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. Hal ini dicontohkan Rasulullah
SAW dalam hadits Beliau :
Barangsiapa yang ingin dinaungi Allah dengan naungan-Nya (pada hari kiamat),
maka hendaklah ia menangguhkan waktu pelunasan hutang bagi orang yang sedang
kesulitan, atau hendaklah ia menggugurkan hutangnya. (HR. Ibnu Majah).
Selain itu bentuk keadilan dalam bisnis adalah bahwa bisnis yang dilaksanakan
bersih dari unsur riba karena riba mengakibatkan eksploitasi dari yang kaya kepada
yang miskin. Oleh karena itu Allah dan RasulNya mengumumkan perang terhadap riba.
Larangan riba ini disebutkan dalam QS. Al Baqarah ayat 278
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba 82

(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
5. Keseimbangan (Keadilan) Ajaran Islam berorientasi pada terciptanya karakter
manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang seimbang dan adil dalam konteks
hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain (masyarakat) dan
dengan lingkungan (Muslich, 2010 : 24). Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh
Allah dengan menyebut umat Islam sebagai ummatan wasathan.Ummatan wasathan
adalah umat yang memiliki kebersamaan, kedinamisan dalam gerak, arah dan
tujuannya serta memiliki aturan-aturan kolektif yang berfungsi sebagai penengah
atau pembenar. Dengan demikian keseimbangan, kebersamaan, kemoderenan
merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun
entitas bisnis (Muhammad dan Fauroni, 2002 : 13). Dalam al-Quran bahwa
pembelanjaan harta benda harus dilakukan dalam kebaikan atau jalan Allah dan
tidak pada sesuatu yang dapat membinasakan diri (QS. Al Baqarah ayat 195). Harus
menyempurnakan takaran dan timbangan dengan neraca yang benar
Dijelaskan juga bahwa ciri-ciri orang yang mendapat kemuliaan dalam
pandangan Allah adalah mereka yang membelanjakan harta bendanya tidak
secara berlebihan dan tidak pula kikir, tidak melakukan kemusyrikan, tidak
membunuh jiwa yang diharamkan, tidak berzina, tidak memberikan kesaksian palsu,
tidak tuli dan tidak buta terhadap ayat-ayat Allah. Sebagaimana disebutkan dalam
QS. Al Furqan ayat 67-68:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-
lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya).
Produksi, konsumsi dan distribusi harus berhenti pada titik keseimbangan
83
tertentu demi menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam
genggaman segelintir orang. Kedua, Setiap kebahagiaan individu harus mempunyai
nilai yang sama dipandang dari sudut sosial, karena manusia adalah makhluk
teomorfis yang harus memenuhi ketentuan keseimbangan nilai yang sama antara
nilai sosial marginal dan individual dalam masyarakat. Ketiga, tidak mengakui hak
milik yang tak terbatas dan pasar bebas yang tak terkendali (Naqvi, 1993 : 99). 3.
Kehendak Bebas Manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai batas-batas
tertentu mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada
tujuan yang akan dicapainya. Manusia dianugerahi kehendak bebas (free will) untuk
membimbing kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan aksioma kehendak bebas
ini, dalam bisnis manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjian
atau tidak, melaksanakan bentuk aktivitas bisnis tertentu, berkreasi mengembangkan
potensi bisnis yang ada (Beekun,1997 : 24).
Dalam mengembangkan kreasi terhadap pilihan-pilihan, ada dua konsekue
harus muncul dalam setiap aktivitas bisnis sehingga tercipta hubungan persaudaraan
yang Islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu
qimah ruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt (Yusanto dan Karebet, 2002 : 19). Pertumbuhan, jika profit materi
dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan
agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor
syariah, bukan menghalalkan segala cara. Keberlangsungan, target yang telah
dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar
perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama. Keberkahan, semua tujuan
yang telah tercapai tidak akan berarti apaapa jika tidak ada keberkahan di dalamnya.
Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan
bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti
bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridla dari
Allah Swt, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai dengan misi diciptakannya manusia
adalah untuk beribadah kepada Allah baik dengan ibadah mahdah maupun ghairu
mahdah (Yusanto dan Karebet, 2002 : 20)
84
Gambar berikut adalah Anatomi Sistemik Bisnis dalam Islam:

INPUT:
x.Entrepreneurship
(motivasi-sikap mental).
x Keahlian
x SDM
x Sumber Daya PROSES:
x Modal Manajemen
Strategi
Operasi/ Produksi OUTPUT:
SDM Profit
Keuangan Pertumbuhan
Keberlangsungan
Keberkahan
Materi 5 : Akad dalam Islam 85

Topik : Pengertian akad, syarat akad, macam-macam akad dalam Islam


Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan jenis jenis akad, akad sahih dan
akad batil

Mengenal Jenis-jenis Akad di dalam Ekonomi Syariah

Islam tidak saja melulu tentang shalat, zakat puasa dan amalan lainnya. Di dalam
Islam juga mengatur tentang muamalah yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Dari
kegiatan Muamalah kemudian lalu muncullah sebuah sistem ekonomi syariah. Di dalam
ekonomi syariah ini terdapat ketentuan yang sudah diterangkan di dalam Al-Qur’an dan
hadis. Ada banyak ketentuan di dalam ekonomi syariah yang harus dijalankan sebagai
seorang muslim. Ketentuan ini muncul bukan saja untuk membuat setiap muslim taat
terhadap ajaran Islam, tapi membawa asas manfaat bagi kehidupan.

Misalnya ekonomi syariah membawa dampak keadilan bagi orang banyak karena
menerapkan keadilan di dalam praktiknya. Dalam praktiknya ekonomi syariah bebas dari
unsur riba, bebas gharar, bebas maysir. Unsur-unsur tersebut sudah jelas di dalam Al-
Qur’an. Misalnya riba, adalah melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada
peminjam. Praktik riba ini sangat diharamkan oleh syariat Islam. Gharar dan maysir,
suatu kegiatan ekonomi yang melibatkan unsur judi atau taruhan di dalamnya. Oleh
karena itu untuk menghindari hal-hal tersebut maka dibuatlah akad yang mendasari
transaksi agar lebih aman dan tidak merugikan kedua belah pihak yang bertransaksi. 

Pengertian akad dalam arti luas hampir sama dengan pengertian akad dari segi
bahasa. Akad adalah segala sesuatu yang dikerjakan seseorang berdasarkan keinginan
sendiri. Pengertian secara khusus adalah perikatan yang ditetapkan dengan ijab
dan qabul  berdasarkan ketentuan syara yang berdampak pada objeknya. Jadi akad dapat
disimpulkan adalah suatu yang sengaja dilakukan oleh kedua belah pihak berdasarkan
persetujuan masing-masing. 
A. Jenis-jenis Akad dalam Ekonomi Syariah
86
Berikut ini beberapa jenis akad di dalam ekonomi syariah. Masing-masing akad
memiliki kekhususan dan karakteristiknya tersendiri. Selain itu masing-masing akad
memiliki objek transaksi berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dalam transaksi itu
sendiri.

1. Murabahah

Akad jual beli ini menekankan mengenai harga jual dan keuntungan yang
disepakati oleh para pihak, baik itu penjual atau pembeli. Selain itu, jumlah dan jenis
produknya diperjelas secara detail. Nantinya, produk akan diserahkan begitu akad jual
beli diselesaikan. Untuk pihak pembeli, bisa menunaikan kewajibannya secara cicilan
atau membayar tunai.

2. Salam

adalah akad jual beli berdasarkan cara pemesanan. Prosesnya, pembeli akan
memberi uang terlebih dahulu untuk membeli barang yang spesifikasinya sudah
dijelaskan secara rinci, lalu baru produk akan dikirimkan. Akad salam biasa diterapkan
untuk produk-produk pertanian. Dalam praktiknya, akad Salam menempatkan pihak bank
syariah sebagai pembeli dan menyerahkan uangnya kepada petani sebagai nasabah. 

3. Istishna’

Istishna’ mengatur transaksi produk dalam bentuk pemesanan di mana pembuatan


barang akan didasari dari kriteria yang disepakati. Dalam akad ini, proses pembayarannya
juga sesuai kesepakatan dari pihak yang berakad, baik itu dibayar ketika produk dikirim
atau dibayar di awal seperti akad salam.

4. Mudharabah

Akad ini lebih mengatur antara shahibul mal atau pemilik modal


dengan mudharib-nya, atau pengelola modal. Nantinya, pengelola mudharib dan pemilik
modal akan membagi hasil keuntungan dari usaha yang dilakukan. Jika ada kerugian,
hanya pemilik modal yang menanggung kerugiannya.
5.Musyarakah
87
Sedikit berbeda dengan Mudharabah, akad ini dilakukan oleh dua pemilik modal
atau lebih yang menghimpun modalnya untuk proyek atau usaha tertentu. Nantinya, pihak
mudharib atau pengelolanya akan ditunjuk dari salah satu pemilik modal tersebut.
Biasanya, akad ini dilakukan untuk proyek atau usaha dimana modalnya dibiayai
sebagian oleh lembaga keuangan, dan sebagian lainnya dimodali oleh nasabah

6. Musyarakah Mutanaqisah

Akad jual beli barang ini mengatur dua pihak atau lebih yang berkongsi untuk
suatu barang. Nantinya, salah satu pihak akan membeli bagian dari kepemilikan barang
pihak lainnya dengan cara mencicil atau bertahap. Akad ini biasa dilakukan jika ada
proyek yang dibiayai oleh nasabah dan lembaga keuangan yang kemudian dibeli oleh
pihak lainnya secara bertahap atau cicilan.

7. Wadi’ah

Wadi’ah adalah akad di mana salah satu pihak akan menitipkan suatu produk
untuk pihak kedua. Akad ini cukup sering dilakukan dalam perbankan syariah dalam
produk rekening giro.

8. Wakalah

Akad ini lebih mengatur untuk mengikat antara perwakilan satu pihak dengan
pihak yang lain. Akad ini biasa diterapkan dalam pembuatan faktur atau invoice,
penerusan permintaan, atau pembelian barang dari luar negeri.

7. Ijarah

Akad Ijarah mengatur mengenai persewaan barang yang mengikat pihak yang
berakad. Biasanya, akad ini dilakukan jika barang yang disewa memberikan manfaat.
Biasanya, penerapan akad dalam bank syariah ini adalah cicilan sewa yang terhitung
sebagai cicilan pokok untuk sebuah harga barang. Nantinya, di akhir perjanjian, penyewa
atau nasabah bisa membeli barang yang dicicilnya tersebut dengan sisa harga yang
ditetapkan oleh bank syariah. Oleh sebab itu, Ijarah ini juga dikenal sebagai al Ijarah
waliqtina’ ataupun al ijarah alMuntahia Bittamiliiik.
8. Ju’alah
88
Ju’alah itu memiliki kesamaan dengan akad ijarah (jual jasa) yaitu adanya upah
karena mendapatkan manfaat atau jasa. Perbedaannya, akad ju’alah transaksi mulai
mengikat ketika pekerjaan dimulai. Pada saat itu, tidak boleh ada pihak yang
membatalkan transaksi secara sepihak. Dalam akad ju’alah hanya disyaratkan adanya
kejelasan jasa atau manfaat yang menjadi objek transaksi. 

9. Kafalah

Akad kafalah lebih menekankan mengenai jaminan yang diserahkan oleh satu
pihak ke pihak lainnya. Biasanya, hal ini diterapkan untuk pembayaran lebih dulu
(advance payment bond), garansi sebuah proyek (performance bond), ataupun partisipasi
tender (tender bond)

10. Hawalah

Akad Hawalah mengatur mengenai pemindahan utang maupun piutang dari pihak
satu ke pihak lainnya. Biasanya akad ini dilakukan oleh bank syariah kepada nasabah
yang ingin menjual produknya kepada pembeli dalam bentuk giro mundur atau biasa
disebut Post Dated Check. Tentunya, akad ini harus dilakukan sesuai dengan prosedur
syariah.

11. Rahn

Rahn merupakan akad gadai yang dilaksanakan oleh penggadai barang kepada
pihak lainnya. Biasanya penggadai barang ini akan mendapatkan uang sebagai ganti dari
barang yang digadaikan. Pada bank syariah, akad ini biasa diterapkan jika ada
pembiayaan yang riskan dan perlu akan adanya jaminan tambahan. Dalam akad Rahn,
bank syariah tidak mendapatkan manfaat apapun terkecuali jika hal tersebut
dimanfaatkan sebagai biaya keamanan atau pemeliharaan barang tersebut.

12. Qardh

Akad Qardh mengatur mengenai pemberian dana talangan kepada nasabah dalam
kurun waktu yang cenderung pendek. Tentunya, dana ini harus diganti secepatnya.
Besaran nominal harus sesuai dengan dana talangan yang diberikan, atau bisa diartikan
nasabah hanya harus melakukan pengembalian pinjaman pokoknya saja.
B. Perbedaan Akad Bathil dan Akad Shahih
89

1. Akad Bathil
Akad bathil atau al-buthlan ialah akad yang mengandung unsur batil karena
adanya ketidaksesuaian dengan hukum syariah sebagaimana berlaku dalam ajaran Islam.
Salah satu penyebab akad ini disebut batil adalah terdapat kecacatan pada pokok akad,
misalnya unsur atau syarat sah akad yang tidak terpenuhi.
Adapun cacat dalam hal ini terbagi menjadi tiga hal, yakni:
Majhul
Majhul dalam sebuah akad memiliki arti ketidakjelasan harga ataupun barang
yang diperjual belikan. Dengan demikian, barang yang diperjual belikan harus jelas.
Gharar
Gharar memiliki arti penyesatan atau penipuan dalam konteks jual beli.
Contohnya, jual beli sapi dengan memberi janji sapi tersebut akan menghasilkan susu 1
liter.
Ikrah
Dalam akad jual beli berdasarkan hukum syariah, tidak boleh ada unsur ikrah atau
paksaan. Misalnya, jual beli yang didasari atas paksaan atau ancaman.
2. Akad Shahih
Akad shahih merupakan kebalikan dari akad bathil. Akad ini merupakan akad
yang terdiri dari shahha, yashihu, dan shah(an) wa shihha(tan) ‒ yang artinya benar, tepat,
dan sehat.
Shahia dalam hal ini berarti suatu tindakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam
terpenuhnya rukun akad.

Akad shahih sendiri terbagi dalam menjadi dua, yakni:


Akad Nafiz
Akad nafiz adalah akad yang sempurna dengan terpenuhinya rukun syarat sesuai syariat
Islal tanpa ada penghalang dalam pelaksanannya.
Akad Mauquf
Sedangkan akad mauquf adalah akad yang dilakukan oleh-oleh di mana salah satu pihak
90
tidak memiliki wewenang atas akad tersebut.

C. Hukum Riba dalam Al-Qur’an


Menyoal terkait jual beli yang mengandung riba, khususnya jual beli rumah
menggunakan skema KPR, banyak orang yang khawatir bersinggungan dengan unsur
riba.
Hukum terkait riba telah disebutkan beberapa kali dalam Al-Qur’an, yakni pada ayat-ayat
berikut ini:
1. Ar-Rum Ayat 39
َ ‫اس فَاَل يَرْ بُو ِع ْن َد هَّللا ِ ۖ َو َما آتَ ْيتُ ْم ِم ْن زَ َكا ٍة تُ ِري ُدونَ َوجْ هَ هَّللا ِ فَُأو ٰلَِئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُون‬ ِ َّ‫َو َما آتَ ْيتُ ْم ِم ْن ِربًا لِيَرْ بُ َو فِي َأ ْم َوا ِل الن‬

Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
2. Al-Baqarah Ayat 278-280
ٍ ْ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ ال ِّربَاِإن ُكنتُم ُّمْؤ ِمنِينَفَِإن لَّ ْم تَ ْف َعلُوا فَْأ َذنُوا بِ َح\\ ر‬
‫ب ِّمنَ هَّللا ِ َو َر ُس \ولِ ِه ۖ َوِإن تُ ْبتُ ْم‬
‫َص\ َّدقُوا َخ ْي\ ٌر لَّ ُك ْم ۖ ِإن ُكنتُ ْم‬َ ‫ُس\ َر ٍة فَن َِظ\ َرةٌ ِإلَ ٰى َمي َْس\ َر ٍة ۚ َوَأن ت‬ ْ ‫ظلَ ُمونَ\ َوِإن َك\\انَ ُذو ع‬ ْ ُ‫َظلِ ُم\\ونَ َواَل ت‬
ْ ‫\والِ ُك ْم اَل ت‬
َ \‫فَلَ ُك ْم ُر ُءوسُ َأ ْم‬
َ‫تَ ْعلَ ُمون‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. 
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. 
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia
berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui.”
3. Ali-Imran Ayat 130
91
۟ ُ‫ض َعفَةً ۖ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ َ ٰ ‫وا ٱل ِّربَ ٰ ٓو ۟ا َأضْ ٰ َعفًا ُّم‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا اَل تَْأ ُكل‬
َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
4. Al-Baqarah-276
‫ار َأثِ ٍيم‬ ِ َ‫ص َد ٰق‬
ٍ َّ‫ت ۗ َوٱهَّلل ُ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل َكف‬ َّ ‫ق ٱهَّلل ُ ٱل ِّربَ ٰو ۟ا َويُرْ بِى ٱل‬
ُ ‫يَ ْم َح‬
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Alasan Memilih KPR Tanpa Unsur Riba
1. Terhindar dari Dosa Riba
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang hukum riba dalam Al-Qur’an, segala
hal yang mengandung unsur riba sangat dilarang dalam ajaran Islam.
Menurut HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89, riba termasuk tujuh dosa besar yang
menjerumuskan pelakunya ke neraka.
Oleh karena itu, untuk menghindari unsur riba, kini sudah mulai banyak kpr syariah yang
menjadi solusi bebas riba.
2. Terhindar dari Akad Bathil
Setelah mengetahui apa itu akad bathil, terdapat banyak kecacatan dalam jual beli yang
menggunakan akad tersebut.
Misalnya terdapat dua akad dalam satu transaksi, yakni sewa dan beli.
Dua akad dalam satu transaksi tersebut terjadi dalam skema KPR yang mengandung
unsur riba, sebab status rumah adalah sewa dan akan berubah menjadi hak milik ketika
telah melunasi cicilan.
3. Terhindar dari Jaminan Barang
Dalam KPR dengan unsur riba, rumah yang diperjual belikan berstatus sebagai barang
jaminan.
Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, “Tidak boleh jual beli dengan syarat menjaminkan
barang yang dibeli” (Al-Fatawa al-fiqiyah al-Kubra, 2/287).
Materi 6 : Hutang piutang dalam Islam 92

Topik : Rukun dan syarat hutang dalam Islam


Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan bagaimana seharusnya sikap
yang memberi utang dan berhutang dalam islam

UTANG PIUTANG DALAM HUKUM ISLAM


A. Pengertian Utang Piutang
Dalam terminologi fikih muamalah, utang piutang disebut dengan ‚dayn‛ ( ‫ دين‬.
( Istilah ‚dayn‛ ( ‫ ( دين‬ini juga sangat terkait dengan istilah ‚qard}‛ ( ‫ ( قرض‬yang dalam
bahasa Indonesia dikenal dengan pinjaman. Sebagian ulama ada yang mengistilahkan
utang piutang dengan istilah iqrad atau qard. Salah satunya adalah Syekh Zainuddin bin
Abdul Aziz alMalibary, dalam kitab Fath al-Mu’bin beliau mendefinisikan iqrad{ dengan
memberikan hak milik kepada seseorang dengan janji harus mengembalikan sama dengan
yang diutangkan.1 Dalam pengertian umum, utang piutang mencakup transaksi jual beli
dan sewa menyewa yang dilakukan secara tidak tunai (kontan), transaksi seperti ini dalam
fiqih dinamakan muda>yanah atau tadayyun. 2 Utang piutang (qard}) menurut bahasa
artinya al-qat‘u (memotong). Dinamakan demikian karena pemberi utang (muqrid)
memotong sebagian hartanya dan memberikannya kepada pengutang.3 Secara istilah,
menurut Hanafiyah qard{ adalah harta yang memiliki kesepadanan yang anda berikan
untuk anda tagih kembali. Atau dengan kata lain suatu transaksi yang dimaksudkan untuk
memberikan harta yang memiliki kesepadanan kepada orang lain untuk dikembalikan
yang sepadan dengan itu.

B. Dasar Hukum Utang Piutang


Dasar hukum utang piutang dapat kita temukan dalam al-Qur’an dan Hadis. Utang
piutang dalam hukum Islam dapat didasarkan pada perintah dan anjuran agama supaya
manusia hidup saling tolong menolong serta bekerjasama dalam hal kebaikan. Firman
Allah Swt : ُ
Artinya: ‚... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...‛
(QS Al-Maidah : 2)
Dalam transaksi utang piutang terdapat nilai luhur yang tinggi, yaitu perintah
93
tolong menolong dalam kebaikan. Pada dasarnya pemberian utang kepada seseorang
haruslah dengan niat yang tulus untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebagaimana dalam
al-Qur’an surat al-Hadid ayat 11 : ْ
Artinya: ‚Barang siapa menghutangkan (karena Allah Swt) dengan hutang yang
baik, maka Allah Swt akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan ia akan
memperoleh pahala yang banyak.‛10 Ayat di atas menggambarkan bahwasannya Allah
Swt mendorong agar umat Islam berlomba-lomba dalam hal kebaikan, terutama dalam
hal menafaqahkan hartanya di jalan Allah Swt. Dan kemudian akan diganti dengan
balasan yang berlipat-lipat kebaikannya. Selain itu, Allah Swt juga memberikan aturan
dalam transaksi utang piutang agar sesuai dengan prinsip syariah. Yaitu aturan agar setiap
utang piutang hendaknya dilakukan secara tertulis. 11 Ketentuan ini terdapat pada surat
al-Baqarah ayat 282:
Artinya: ‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar.
Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya. Jika yang berhutang itu orang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah
walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki,
maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.

Selain itu juga dasar hukum utang piutang terdapat di dalam surat al-Baqarah ayat
283:
Artinya: ‚Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang 94
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)‛...
(QS.al-Baqarah : 283).

C. Rukun dan Syarat Utang Piutang


Dalam utang piutang (qard), terdapat pula rukun dan syarat seperti akad-akad
yang lain dalam muamalah. Adapun rukun dan syarat utang piutang (qard) sendiri ada
tiga, yakni:
1. Aqid yaitu orang yang berutang piutang, yang terdiri dari muqrid (pemberi
utang) dan muqtarid{ (penerima utang).
2. Ma’qud ‘alayh yaitu barang yang diutangkan.

D. Etika Dalam Transaksi Utang Piutang


Di samping adanya syarat dan rukun sahnya utang piutang, juga terdapat ketentuan-
ketentuan mengenai adab atau etika yang harus diperhatikan dalam masalah utang
piutang (Qard), yaitu:

1. Utang piutang harus ditulis dan dipersaksikan


2. Etika bagi pemberi utang (muqrid)
a. Orang yang menghutangkan wajib memberi tempo pembayaran bagi yang
meminjam agar ada kemudahan untuk membayar.
b. Jangan menagih sebelum waktu pembayaran yang sudah ditentukan.
c. Hendaknya menagih dengan sikap yang lembut dan penuh maaf.
d. Memberikan penangguhan waktu kepada orang yang sedang kesulitan dalam
melunasi utangnya setelah jatuh tempo. Sebagaimana firman Allah dalam surat
al-Baqarah ayat 280
Artinya: ‚Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam keadaan kesukaran,
maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan, dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui
E. Etika bagi orang yang berhutang 95

1. (muqtarid) Diwajibkan kepada orang yang berutang untuk sesegera mungkin


melunasi utangnya tatkala ia telah mampu untuk melunasinya, Sebab orang yang
menunda-nunda pelunasan utang padahal ia mampu, maka ia tergolong orang yang
berbuat zalim. Sebagaimana sabda Nabi Saw: َ
Artinya: Melambatkan membayar hutang padahal dia mampu, maka termasuk
zalim‛. (HR. Bukhari Muslim).
2. Pemberi utang (muqrid) tidak boleh mengambil keuntungan atau manfaat dari orang
yang berutang (muqtarid) dalam bentuk apapun. Dengan kata lain, bahwa pinjaman
yang berbunga atau mendatangkan manfaat apapun adalah haram berdasarkan al-
Qur’an dan as-Sunnah. Keharaman itu meliputi segala macam bunga atau manfaat
yang dijadikan syarat oleh orang yang memberikan utang (muqrid) kepada si
penghutang (muqtarid).
3. Berutang dengan niat yang baik, dalam arti berutang tidak untuk tujuan yang buruk
seperti: berutang untuk foya-foya (bersenang-senang), berutang dengan niat meminta
karena jika meminta tidak diberi, maka digunakan istilah utang agar mau memberi
dan berutang dengan niat tidak akan melunasinya.
4. Jika terjadi keterlambatan karena kesulitan keuangan, hendaknya orang yang
berutang memberitahukan kepada orang yang memberikan utang, karena hal ini
termasuk bagian dari menunaikan hak yang menghutangkan. Janganlah berdiam diri
atau lari dari si pemberi pinjaman, karena akan merubah hutang yang awalnya
sebagai wujud tolong menolong menjadi permusuhan.
F. Berakhirnya Akad Utang Piutang
Akad utang piutang (qard) berakhir apabila objek akad (qarad) ada pada muqtarid
(orang yang meminjam) telah diserahkan atau dikembalikan kepada muqrid( pemberi
pinjaman) sebesar pokok pinjaman, pada jatuh tempo atau waktu yang telah disepakati
di awal perjanjian. Dan pengembalian qarad hendaknya dilakukan di tempat terjadinya
akad qard itu berlangsung. Tetapi apabila si muqrid (kreditur) meminta pengembalian
qarad di tempat yang ia kehendaki maka dibolehkan selama tidak menyulitkan si
muqtarid (debitur).
96
Materi 7 : Hukum sewa (ijarah)

Topik : Pengertian dasar hukum dan macam-macamnya, rukun dan


syarat sah ijarah, dan landasan hukum ijarah
Deskripsi : Pemahaman hukum sewa (ijarah) dalam Islam

Ijarah
Transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa."
Otoritas Jasa Keuangan
"n (Ar): perjanjian (kontrak) dalam hal upah-mengupah dan sewa-menyewa."
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Apa Itu Ijarah?
Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah
sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan dalam perbankan syariah. Secara
makna dan konteksnya dalam perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu
barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa maksud memilikinya.
Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa adalah nasabah dengan objek yang
akan disewakan dan bank adalah pihak yang menyewakan. Transaksi dengan akad Ijarah
diatur dalam Fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh
sebab itu, pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat Islam.
Baik proses maupun Imbalan dari transaksi Ijarah ini sendiri juga berdasarkan
hasil kesepakatan kedua belah pihak. Bukan hanya itu saja, tujuan dari penyewaan barang
atau asset tersebut haruslah jelas dan telah diketahui sebelumnya. Akad Ijarah berfokus
kepada manfaat barang dan tidak boleh dilakukan atas suatu benda. Misalkan saja apabila
ada seekor sapi yang diIjarahkan untuk diambil susunya, hal ini tidak diperbolehkan
karena susu dapat menjadi benda yang dapat diperjual-belikan.
Contoh Transaksi Ijarah
97
Dalam perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam
pinjaman multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda motornya ke bank untuk
mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke bank, namun tidak
atas kepemilikannya. Setelah nasabah melunaskan pinjamannya, maka hak guna sepeda
motor tersebut kembali ke nasabah.

Rukun Ijarah

Adapun rukun-rukun dalam Ijarah adalah sebagai berikut:

1. Ada orang yang menyewakan suatu barang (Mu’ajjir dan Musta’jir)


2. Ada akad antara  penyewa dan yang menyewakan
3. Ada ijab qabul (shigat)
4. Ada upah (ujrah)
5. Ada manfaat baik antara pihak yang menyewakan dan pihak penyewa.

Syarat Ijarah

1. Kedua pihak yang melakukan transaksi Ijarah sudah dewasa (baligh) dan berakal
(tidak mabuk).
2. Kedua pihak yang melakukan transaksi memiliki kerelaan dan tidak didasarkan suatu
paksaan dari pihak mana pun.
3. Barang yang menjadi objek transaksi harus jelas adanya.
4. Barang yang menjadi objek transaksi harus halal sesuai syariat Islam.
5. Barang yang menjadi objek transaksi menjadi hak Mu’jar atas seizin pemiliknya.
6. Manfaat yang didapatkan harus diinformasikan secara terang dan jelas.
Jenis Ijarah
98
Terdapat dua jenis Ijarah berdasarkan objek yang disewakan, yaitu sebagai berikut:

Ijarah Manfaat 

Ijarah jenis ini memiliki objek sewa berupa asset yang tidak bergerak seperti
rumah, kendaraan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya.

Ijarah Pekerjaan

Ijarah atas pekerjaan mengarah kepada objek sewa yang berbentuk pekerjaan atau
jasa yakni seperti menjahit baju, memperbaiki barang, membangun bangunan, mengantar
paket, dan lain-lain.

Sementara berdasarkan PSAK Nomor 107, Ijarah terbagi ke dalam beberapa jenis di
bawah ini:

Ijarah Asli

Ijarah asli adalah transaksi sewa-menyewa terhadap objek Ijarah yang dilakukan
tanpa ada perpindahan hak kepemilikan atas asset atau barang tersebut. 

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik atau yang disingkat sebagai IMBT ini adalah akad
Ijarah yang terjadi dengan adanya perjanjian atau wa’ad perpindahan kepemilikan objek
yang disewakan tersebut pada waktu tertentu. Pepindahan kepemilikan dapat dilakukan
setelah proses pembayaran objek Ijarah telah lunas dan telah kembali kepada pemilik atau
pemberi sewa. Kemudian, perpindahan hak milik tersebut dapat dilakukan dengan
membuat akad baru yang terpisah dari akad ijarah sebelumnya. Pembayaran pemindahan
kepemilikan dapat melalui hibah, penjualan, atau angsuran.
Jual-dan-Ijarah
99
Transaksi Ijarah ini dilakukan saat objek Ijarah yang telah dijual kepada pihak
lain, kemudian disewa kembali karena penyewa atau pemilik sebelumnya masih
membutuhkan manfaat yang ada di objek tersebut. Hal ini bisa saja terjadi apabila
pemilik objek Ijarah masih memerlukan kegunaan dari barang tersebut namun
membutuhkan uang sehingga harus menjualnya.

Ijarah-Lanjut

Ijarah-Lanjut merupakan kegiatan menyewakan lebih lanjut barang atau asset


yang sebelumnya telah disewa dari pemilik kepada pihak lain.

Pembatalan Ijarah

Akad Ijarah (sewa - menyew) dapat berakhir atau dibatalkan apabila terjadi
permasalahan - permasalahan di bawah ini.

1. Objek atau barang yang hendak disewakan mengalami kerusakan.


2. Objek sewa hilang atau musnah.
3. Masa sewa - menyewa yang sebelumnya sudah disepakati oleh kedua belah pihak
telah berakhir. Apabila dalam bentuk barang, maka penyewa harus
mengembalikan kepada pemiliknya. Sementara jika yang disewa adalah jasa,
maka orang tersebut berhak menerima upah dari jasa yang telah dilakukan.
4. Terjadi uzur pada salah satu pihak.

Landasan Hukum Ijarah

Landasan hukum dari transaksi Ijarah sendiri berasal dari Q.S. Ath-Thalaq [65] : 6
yang berbunyi “Tempatkan lah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
100
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

Serta Q.S. Al-Qashash [28] : 26 dan 27 yang memiliki arti :

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (27). Berkatalah dia
(Syu´aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari
kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak
hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang baik”.
Materi 8 : Hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik) 101

Topik : Pengertian dan dasar hukumnya serta sewa beli


Deskripsi : Hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik)

Ijarah Muntahiya Bittamlik (Financial Leasing With Purchase Option)


A. Pengertian Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik
Ijarah Al Muntahiya bit Tamlik (financial leasing with purchase option) atau Akad
sewa menyewa yang berakhir dengan kepemilikan ini pada dasarnya merupakan istilah
modern yang tidak terdapat dikalangan fuqaha terdahulu. Untuk mencari Definisinya,
maka kita harus mengurai kata yang terkandung di dalamnya lalu (secara etimologi) lalu
baru kita dapat menyimpulkan definisi secara keseluruhan (secara terminologi). Dari
susunan katanya, Ijarah Al Muntahiya bit Tamlik memiliki susunan kata yang terdiri dari
“at-ta’jiir / al-ijarah (sewa)” dan “at-tamliik (kepemilikan)”. At-ta’jiir menurut bahasa;
diambil dari kata al-ajr, yaitu imbalan atas sebuah pekerjaan, dan juga dimaksudkan
dengan pahala.
Adapun alijarah: nama untuk upah, yaitu suatu yang diberikan berupa upah terhadap
pekerjaan. Sedangkan al-ijarah dalam istilah para ulama ialah suatu akad yang
mendatangkan manfaat yang jelas lagi mubah berupa suatu dzat yang ditentukan ataupun
yang disifati dalam sebuah tanggungan, atau akad terhadap pekerjaan yang jelas dengan
imbalan yang jelas serta tempo waktu yang jelas.
Sedangkan at-tamliik secara bahasa bermakna: menjadikan orang lain memiliki
sesuatu. Adapun menurut istilah ia tidak keluar dari maknanya secara bahasa. Dan at-
tamliik bisa berupa kepemilikan terhadap benda, kepemilikan terhadap manfaat,bisa
dengan ganti atau tidak. Jika kepemilikan terhadap sesuatu terjadi dengan adanya ganti
maka ini adalah jual beli. Jika kepemilikan terhadap suatu manfaat dengan adanya ganti
maka disebut persewaan. Adapun menurut Habsi Ramli, Ijarah mumtahiyah bittamlik
adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek
sewa pada saat tertentu sesui dengan akad sewa.
Sementara itu Undang- Undang atau lembaga instansi yang ada di Indonesia 101
memberikan definisi Ijarah mumtahiyah bittamlik sebagai berikut:

1. Pengertian akad pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik


Berdasarkan undang-undang Berdasarkan penjelasan pasal 19 ayat (1) UU
Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan akad Ijarah Muntahiyya Bittamlik adalah
akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu
barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan
barang. Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik merupakan salah satu bentuk kegiatan
usaha bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip syariah.

2. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Berdasarkan ketentuan


Bank Indonesia.
Berdasarkan lampiran surat edaran Bank Indonesia No. 5/26/ BPS/2003 tentang
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia halaman 111, yang dimaksud dengan
Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah perjanjian sewa-menyewa suatu barang antara lessor/
muajjir (pemberi sewa) dengan lessee/musta’jir (penyewa) yang diakhiri dengan
perpindahan hak milik objek sewa.7 Berdasarkan Buku Kodifikasi Produk Perbankan
Syariah, Lampiran SEBI No. 10/31/ DPbS tanggal 7 Oktober 2008 Perihal Produk Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No. 10/17/PBI/2008 tanggal 25 September 2008,
yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah transaksi sewa- menyewa
antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.
Dalam ketentuan butir III.7.d Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/14/DPbS
tanggal 17 Maret 2008 Perihal Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah ditegaskan
bahwa pelaksanaan pengaihan kepemilikan dan atau hak penguasaan objek sewa dapat
dilakukan setelah masa sewa yang disepakati oleh bank dan penyewa selesai.
1. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Berdasarkan fatwa Dewaan Syariah Nasional No.
27/DSNMUI/ III/2002 tentang Al-Ijarah Al-Muntahiyya Bi Al-Tamlik, yang
dimaksud dengan sewa beli (al-ijarah al-muntahiya bi al-tamlik), yaitu perjanjian 102
sewa menyewa yang disertai opsi pemindahan hak milik atas benda yang disewa,
kepada penyewa, setelah selesai masa sewa.
2. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik Berdasarkan PSAK No.
107 (Akuntansi Ijarah) Berdasarkan Buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah,
Lampiran SEBI No. 10/31/ DPbS tanggal 7 Oktober 2008 Perihal Produk Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah PBI No. 10/17/ PBI/2008 tanggal 25 September
2008, yang dimaksud dengan Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah transaksi sewa-
menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan
atas objek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa.
Dalam ketentuan butir III.7.d Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/14/ DPbS
tanggal 17 Maret 2008 Perihal Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah ditegaskan
bahwa pelaksanaan pengaihan kepemilikan dan atau hak penguasaan objek sewa dapat
dilakukan setelah masa sewa yang disepakati oleh bank dan penyewa selesai.

B. Rukun dan Syarat Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik


Adapun Rukun dan Syarat Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah:

a. Penyewa (musta’jir) atau dikenal dengan lesse, yaitu pihak yang menyewa objek sewa.
Dalam perbankan, penyewa adalah nasabah.

b. Pemilik barang (mua’ajjir), dikenal dengan lessor, yaitu pemilik barang yang
digunakan sebagai objek sewa.

c. Barang/objek sewa (ma’jur) adalah barang yang disewakan.

d. Harga sewa/ manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang diterima oleh
mu’ajjir.

e. Ijab Kabul, adalah serah terima barang.


103
C. Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (Financial Leasing With Purchase Option)
Ditinjau Dalam Persepektif Hukum Islam

Analisis Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik Dari Segi Asas- Asas

Aqadnya Mohammad Daud Ali mengartikan asas apabila dihubungkan dengan kata
hukum adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan
pendapat terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum. Dari definisi tersebut
apabila dikaitkan dengan perjanjian dalam hukum kontrak syariah adalah, kebenaran
yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat tentang perjanjian
terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum kontrak syari’ah. Kalau kita melihat
dari Rukun dan Syarat dari Muntahiya Bittamlik (Financial Leasing With Purchase
Option) dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam akad itu mengandung asas-asas dalam
perjanjian syariah yakni berikut: asas tauhid/ilahiah, asas kebolehan dan kebebasan, asas
keadilan, asas persamaan, asas kejujuran dan kebenaran, asasertulis, asas kemanfaatan
dan kemaslahatan.

Analisis Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik dari Rukun Akad

Rukun adalah unsur yang mutlak harus ada dalam sesuatu hal, peristiwa atau
tindakan. Pertama, adanya shighat. Akad IMBT terdapat dua bentuk akad yaitu akad
ijarah yang diakhir dengan janji akad jual beli dan akad ijarah yang diakhiri dengan janji
hibah. Pihak yang menyewakan berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk memindahkan
kepemilikan objek setelah masa sewa berakhir yang dinyatakan dalam akad IMBT.
Karenanya dalam akad IMBT terdapat dua akad yang berbeda, yaitu akad ijarah, dan
pada akhir masa ijarah dibuat suatu akad pengalihan hak atas barang yang disewakan.
Sehingga ijab dan qabul antara Bank Syariah dan nasabah dapat diketahui dengan jelas
cara pemindahan kepemilikan objek pada awal kesepakatan. Kedua, pelaksana akad (Al-
Aqid). Pihakpihak yang melakukan akad IMBT yaitu Musta’jir (penyewa) adalah pihak
yang menyewa asset yaitu Nasabah (debitur) dan Mu’jir (pemilik) pihak pemilik yang
menyewakan aset yaitu Bank Syariah (kreditur). Ketiga, Objek akad (Al-Ma’aqud).
Objek akad dalam akad IMBT yaitu ma’jur (aset yang disewakan) yaitu manfaat dan jasa
pada suatu barang dan ujrah (harga sewa) yaitu harga yang disepakati oleh para pihak 104
dalam akad IMBT.
Pada umumnya objek akad dapat dianggap sah apabila memenuhi syarat, yaitu
telah ada pada waktu akad diadakan, dibenarkan oleh syara’, dapat ditentukan dan
diketahui dan objek diserahkan pada waktu akad terjadi. Walaupun demikian, beberapa
syarat tersebut dapat disimpangi yaitu objek akad telah ada pada waktu akad IMBT
diadakan dan syarat bahwa objek akad IMBT diserahkan pada waktu akad IMBT terjadi.
Pengecualian ini didasarkan pada prinsip istihsan15 yaitu suatu dalil yang terkuat
menunjukkan bahwa hukum Islam adalah suatu hukum yang berkembang dalam
masyarakat untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan manusia dan tidak bertentangan
dengan syara’.

Analisis Akad Ijarah Muntahiya Bittamlik dilihat dari Syarat-syarat Akad


Syarat adanya akad, yaitu sesuatu yang mesti ada agar keberadaan suatu akad
diakui syara’. Makna akad secara syar’i yaitu hubungan antara ijab dan qabul dengan cara
yang dibolehkan oleh syariat yang mempunyai pengaruh secara langsung.16 Syarat
adanya akad harus memenuhi syarat umum yaitu terpenuhinya rukun akad dan syarat
khusus. yaitu syarat tambahan seperti adanya saksi. Akad IMBT yang dibuat secara
notariil maupun dibawah tangan terdapat minimal dua saksi yang hadir. Sehingga dengan
terpenuhinya syarat umum dan syarat khusus maka telah ada adanya akad IMBT. Syarat
sahnya akad adalah tidak terdapatnya lima hal perusak sahnya akad yaitu ketidakjelasan
jenis yang menyebabkan pertengkaran, adanya paksaan, membatasi kepemilikan terhadap
suatu barang, terdapat unsur tipuan, terdapat bahaya dalam pelaksanaan akad. Agar
terhindar dari lima hal perusak akad IMBT diatur dalam Fatwa DSN Nomor: 27/DSN-
MUI/ III/2002 tentang al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik, PBI Nomor: 7/46/ PBI/2005
dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES). Syarat berlakunya akad. Untuk
kelangsungan akad diperlukan dua syarat adanya kepemilikan atau kekuasaan dan di
dalam objek akad tidak ada hak orang lain.17 Bank Syariah merupakan pemilik objek
akad IMBT sebagai pihak yang menyewakan barang kepada nasabah. Baik Bank Syariah
dan nasabah merupakan orang yang mampu melaksanakan akad IMBT yaitu cakap dalam
perbuatan hukum. Selain itu, mengenai objek akad yang disewakan kepada musta’jir
105
merupakan hak milik dari pihak mu’jir selama masa sewa. Setelah masa sewa berakhir
terjadi pemindahan hak milik kepada nasabah dengan cara jual beli atau hibah. Syarat
adanya kekuatan hukum adalah persyaratan yang ditetapkan oleh syara’ berkenaan
dengan kepastian sebuah akad. Akad sendiri sesungguhnya sebuah ilzam (kepastian). Jika
sebuah akad belum bisa dipastikan berlakunya seperti ada unsur tertentu yang
menimbulkan hak khiyar, maka akad ini dalam kondisi ghairu lazim (belum pasti), karena
masing-masing pihak berhak menfasakhkan akad atau tetap melangsungkannya.
Berdasarkan Fatwa DSN Nomor 27/DSN-MUI/III/2002 pada bagian kedua
mengatur ketentuan khusus mengenai janji pemindahan hak milik yang sifatnya tidak
mengikat, hal ini mengundang penafsiran ganda.
1. Ketidakterikatan itu bisa dimaknai tidak terikat untuk membuat janji pemindahan hak
milik, ketentuan ini tidak sejalan dengan maksud diadakannya akad IMBT.
2. Dapat dimaknai tidak terikat untuk melaksanakan janji yang sudah disepakati dalam
akad IMBT. Ketentuan seperti ini tidak lazim dalam hukum perjanjian yang dibuat
dipandang sebagai undang-undang yang selalu mengikat dan harus ditaati.Jika suatu akad
boleh tidak dilaksanakan, maka akad IMBT itu tidak ada gunanya dan akan kehilangan
makna dan tujuannya, bahkan dapat menimbulkan kezaliman. Penyewa yang sejak
semula berniat untuk memiliki benda dan telah melunasi seluruh angsurannya, sudah
pasti merasa dirugikan jika ternyata penyewa tidak dapat memiliki barang karena pemberi
sewa tidak mau menghibahkannya dengan alasan janji itu tidak mengikat..

Analisis Akad Ijarah Muntahiya Bittamllik Ditinjau dari Pendapat Para Ulama

Seperti yang sudah kita bahas diatas penggabungan akad terjadi pada Akad Ijarah
Muntahiya Bittamllik apabila terpenuhinya tiga komponen yaitu objek sama, pelaku sama
dan jangka waktu sama. Ketentuan tersebut bersifat komulatif, yang artinya apabila salah
satu komponen tersebut tidak terpenuhi maka tidak terjadi penggabungan akad dan akad
tersebut hukumya sah atau boleh dilaksanakan. Berkaitan dengan tiga komponen tersebut,
akad IMBT memenuhi dua komponen yaitu objek akad IMBT yang digunakan sama baik
dalam pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa atau pilihan menghibahkan
barang diakhir masa sewa dan subyek akad IMBT sama, yaitu Bank Syariah dan nasabah.
Sedangkan waktu pelaksanaannya tidak secara bersamaan. Pelaksanaan ini 106
berdasarkan fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 dan Pasal 16 PBI Nomor:
7/46/PBI/2005 yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pengalihan kepemilikan kepada
penyewa hanya dapat dilakukan setelah akad ijarah dipenuhi. Seiring dengan pendapat
Dimyauddin Djuwani, bahwa akad IMBT bukanlah penggabungan dua akad. Namun,
terdiri atas dua akad yang independen, yaitu akad sewa dan di akhir masa sewa dibentuk
akad baru yang independen, yakni akad jual beli atau hibah.20 Sedangkan Menurut ulama
Hanabillah, pihak yang melakukan transaksi memiliki kebebasan penuh dalam
menentukan kesepakatan dan syarat dalam sebuah akad, dan hukumnya adalah mubah
(boleh) sepanjang tidak bertentangan dengan syara’. Ulama Malikiyah menyatakan, akad
ijarah bisa digabungkan dengan akad jual beli dalam satu transaksi, karena tidak ada hal
yang menafikan substansi keduanya.
Begitu pula ulama Syafi’iyah dan Hanabalah berdasarkan fatwa dari konferensi
fiqh Internasional pertama di Bait at-Tamwil al-Kuwaiti (7-11 Maret 1987) yang
mengakui keabsahan akad al-ijarah al-muntahiyah bit-tamlik yang diakhiri dengan akad
hibah. Atau ketetapan ulama fiqh dunia No. 44 dalam sebuah konferensi di Kuwait (10-
15 Desember 1988) yang menghadirkan alternatif solusi, yakni akad ini diganti dengan
jual beli kredit, atau akad ijarah, dimana akhir perjanjian, penyewa diberi beberapa opsi,
yaitu memperpanjang masa kontrak sewa, menyelesaikan akad dengan mengembalikan
objek sewa, atau membeli objek sewa dengan harga yang berlaku di pasaran.21 Jika
dikaitkan, akad IMBT merupakan bentuk opsi yang ketiga yaitu membeli objek sewa
dengan harga yang berlaku dipasaran.
Materi 9 : Hukum gadai (rahn)
107
Topik : Hukum gadai, dan membandingkan dengan gadai konvensional
Deskripsi : Menjelaskan serta memahami apa dan bagaimana hukum gadai
(rahn)

A. Pengertian dan Dasar Hukum Gadai (Ar-rahn).

1. Penegertian Gadai
Transaksi hukum dalam fikih Islam disebut ar-rahn . Ar-rahn adalah suatu jenis
perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Kalimat Rahn
(gadaian) itu menurut lughat artinya “tetap”. Ada yang mengatakan “menahan”. Kalimat
rahn juga terdapat di dalam firman Allah Q.S Al-Muddatsir (74): 38.

Terjemahnya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”

Dalam definisnya rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang yang
menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman Sedangkan
menurut istilah syara‟: ialah menaruh barang (dijadikan) sebagai uang, untuk penguat
perjanjian hutang, dan barang tersebut hasilnya akan menutup (hutang) ketika terhalang
(tidak dapat) melunasinya.
Dalam Ensiklopedi Indonesia, disebutkan bahwa gadai atau hak gadai adalah hak
atas benda terhadap benda bergerak milik si berhutang yang diserahkan ke tangan si
pemiutang sebagai jaminan pelunasan hutang si berhutang tersebut tadi.
Pengertian gadai yang ada dalam syariat Islam agak berbeda dengan pengertian gadai
yang ada dalam hukum positif kita sekarang ini, sebab pengertian gadai dalam hukum
positif kita sekarang ini cenderung kepada pengertian gadai yang ada dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH. Perdata), yang mana dirumuskan sebaga berikut:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh orang lain
atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulakan dari pada orang-orang
yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan
biaya yang dikeluarka untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
108
mana harus didahulukan (pasal 1150 KUH. Perdata).
Selain pengertian gadai (rahn) yang dikemukakan di atas, juga terdapat pengertian
gadai (rahn) yang diberikan oleh para ahli hukum Islam sebagai berikut:
a. Ulama syafi‟iyah mendefinisikan sebagai berikut: Menjadikan suatu yang biasa
dijual sebagai jaminan utang dipenuhi dari harganya, bila yang berutang tidak
sanggup membayar utangnya.

b. Ulama Hanabilah mengungkapkan sebagai berikut: Suatu benda yang dijadikan


kepercayaan suatu utang untuk dipenuhi dari harganya, bila yang berhutang tidak
sanggup membayar utangnya.

c. Ulama Malikiyah mendefinisikan sebagai berikut: Sesuatu yang bernilai karena


(mutamawwal) yang diambil dari pemiliknya untuk dijadikan pengikat atas utang
yang tetap (mengikat).

d. Ahmad Azhar Basyir Rahn adalah perjanjian menahan sesuatu barang sebagai
tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernila menurut pandangan
syara‟ sebagai tanggungan marhum bih, sehingga dengan adanya tanggungan itu
seluruh atau sebagiaan utang dapat diterima.

e. Muhammad Syafi‟i Antoni Gadai syariat (rahn) adalah menahan salah satu harta
milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas utang/pinjaman
(marhum bih) yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan
demikian, pihak yang menahan atau menerima gadai (murtahin) memperoleh
jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya

2. Dasar Hukum Gadai


Dasar hukum gadai adalah ayat-ayat Al-Qur‟an, hadist dan „Ijma‟ ulama. Hal
dimaksud diungkapkan sebagai berikut :

1) Al-Quran.
Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah(2): 283 yang digunakan sebagai dasar dalam
membangun konsep gadai adalah sebagai berikut:
Terjemahnya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermua‟malah tidak secara 109
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (utangnya) dan hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya
(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

2) Hadist.
Selain ayat di atas, juga terdapat hadist yang menjadi dasar hukum yang
kedua, antara lain diungkapkan sebagai berikut:

a. Hadist Aisyah r.a, yang disepakati oleh Imam Muslim, yang berbunyi: ‫عه عا وثة قا لت‬
‫ زسى ل اهلل صلی اهلل عليه وسلم اشتسی طعا ما مه يهىدي الی أجل وزهىه د زعا مه حديد‬Artinya: “Aisyah
r.a. berkata bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan tempo dan
tanggungannya menyerahkan baju besi.”16 (HR. Muslim).

b. Hadist dari anas, yang berbunyi: ‫عىس زضي اهلل زهه زسىل صلی اهلل عليه وسلم د زعا يهى دي‬
‫ تالمديىة\ و أخر مىه شعيس\\المأ هله‬Artinya: Anas r.a. berkata, “Rasulullah pernah mengadaikan
baju besi kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk
keluarga Beliau”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

3) „Ijma‟ Ulama

Jumhur ulama menyepakati kebolehan gadai. Hal dimaksud, berdasarkan pada


kisah Nabi Muhammad saw. yang mengadaikan baju besinya untuk mendapatkan
makanan dari seoarang Yahudi. Para ulama juga mengambil dari contoh Nabi
Muhammad saw. ketika beliau beralih dari yang biasanya bertransaksi kepada para
sahabat yang kaya kepada seorang Yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap Nabi
Muhammad saw. yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggang mau
mengambil ganti ataupun harga yang di berikan oleh Nabi Muhammad saw. kepada
mereka.
110
B. Rukun dan Syarat Sah Gadai (Ar-rahn)
1. Rukun Gadai Rukun-rukun gadai meliputi:

a. „Aqid (orang yang melakukan akad). Meliputi dua arah, yaitu:

1) Rahin, yaitu orang yang menggadaikan barang (penggadai).

2) Murtahin, yaitu orang yang berpiutang yang menerima barang gadai sebagai imbalan

uang yang dipinjamkan (penerima gadai).

b. Ma‟qud „alaih (barang yang diakadkan). Meliputi dua hal, yaitu:

1) Marhun (barang yang digadaikan/barang gadai).

2) Dain marhun bin (hutang yang karenanya diakadkan gadai). c. Shigat („aqad gadai).
Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.
Materi 10 : Perbankan Islam 111

Topik : Perbankan Islam, produk - produk perbankan implementasinya


di lembaga keuangan syariah maupun konvensional
Deskripsi : Penjelasan serta pemahaman apa dan bagaimana perbankan
Islam

A. Sejarah Perbankan Islam di Indonesia


Bank Islam sebenarnya di Indonesia lebih populer disebut dengan istilah bank
syariah. Adapun pengertian bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Hadits. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir
tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang
berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Perintisnya adalah
Ahmad El Najjar. Sistem pertama yang dikembangkan adalah mengambil bentuk sebuah
bank simpanan yang berbasis profit sharingan, telah berdiri setidaknya 9 bank yang tidak
memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha
perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi
keuntungan yang didapat dengan para penabung. Baru kemudian berdiri Islamic
Development Bank pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung
dalam Organisasi Konferensi Islam, yang menyediakan jasa finansial berbasis fee dan
profit sharing untuk negara-negara anggotanya dan secara eksplisit menyatakan diri
berdasar pada syariah Islam. Kemudian setelah itu, secara berturut-turut berdirilah
sejumlah bank berbasis Islam antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal
Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic
Bank (1979) Phillipine Amanah Bank (1973) berdasarkan dekrit presiden, dan Muslim
Pilgrims Savings Corporation (1983).
Di Indonesia perbankan syariah baru muncul pertama pada tahun 1991 dengan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia
(ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank Muamalat sempat terimbas oleh krisis
moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal
awal. Kemudian, IDB memberikan suntikan dana sehingga pada periode 1999-2002 dapat
bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di
atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturn Pemerintah N0 72
tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan prinsip Bagi Hasil. Sampai saat ini, pada tahun
2007, terdapat setidaknya 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara bank umum yang
telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar
seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sistem
syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang
104 BPR Syariah.
B. Perbankan Islam dan Perseroan Terbatas
Perbankan Islam di Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, umumnya
dijalankan dalam format perseroan terbatas (PT). Masalah-masalah yang berkaitan
dengan fiqh sebagai konsekuensi logis atas pilihan format ini bisa ditelaah dengan
membandingkan antara perseroan terbatas dan konsep perjanjian dalam Islam. Ada
beberapa konsep fiqh muamalah yang bisa dipersandingkan dengan perseroan terbatas,
seperti mudharabah, qiradl dan syirkah. Untuk mengetahui validitas perjanjian bank
Islam dihadapan cermin bank konvensional, maka dari ketiga konsep fiqh muamalah di
atas, dalam uraian berikut ini akan ditelaah satu konsep saja, yaitu syirkah. Prinsip kerja
sama dalam perseroan terbatas, seperti tercakup dalam theory of the firm, bahwa
pemegang saham adalah majikan, sedangkan karyawan (manajer dan buruh) menerima
mandate dari pemegang saham. Kewajiban karyawan adalah bekerja keras untuk
memperoleh keuntungan dan menghindari kegiatan yang merugikan perseroan.
Sedangkan kewajiban pemegang saham adalah menyediakan modal dan memberikan gaji
kepada karyawan sesuai kesepakatan bersama.
Berdasarkan uraian ini tampak bahwa tanggung jawab operasional roda
perseroan ada pada manajemen perseroan, sedangkan pemegang saham tidak tahu
menahu operasional perseroan. Jika perseroan mengalami kerugian, maka pemegang
saham hanya sebatas berkurang perolehan dividen-nya. Tanggung jawab operasional
perseroan ada pada manajemen. Dalam perspektif fiqh muamalah, prinsip kerjasama
model perseroan terbatas (PT) secara umum, meski tidak sama persis ada kemiripan
dengan syirkah al-uqd atau yang khusus disebut syirkah al-inan. Yaitu persekutuan oleh
dua orang atau lebih untuk melakukan suatu bisnis dengan keuntungan dibagi dua. Dalam
syirkah al-inan, jumlah modal dari masing-masing pihak boleh berbeda. Juga boleh
berbeda kewenangan dan keuntungan sesuai kesepakatan. Salah satu pihak boleh sebagai
penanggung jawab, sedangkan yang lain tidak. Jika bisnis mengalami kerugian, maka
prosentase kerugiannya didasarkan pada prosentase modal. Ada perbedaan antara
perseroan terbatas dengan syirkah al-inan. Di dalam perseroan terbatas ada istilah limited
ability yaitu ada kesetaraan antara pemegang saham dan manajemen. Sedangkan dalam
syirkah al-inan, tanggung jawab ada pada pemodal maupun pelaksana. Dengan demikian,
dalam pandangan fiqh muamalah bahwa perseroan terbatas masih menyisakan problem,
nemun problem itu sebenarnya bisa diminimalisir dengan cara mengakomodasi sejauh
mungkin dimensi keadilan dan kesetaraan dalam pelaksanaan perseroan. Alam perspektif
etika bisnis, konsep ini disebut justice based on abilities.
Perbedaan Bank Islam dengan Bank Konvensional Perbedaan mendasar antara
bank Islam dengan bank konvensional secara umum terletak pada dua konsep yaitu
konsep imbalan dan konsep sistemnya. Perbedaan konsep sistem antara bank
konvensional dan bank Islam dapat dilihat dalam tabel perbandingan, pada tabel 1,
sebagai berikut:

TABEL 1
PERBANDINGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
1. Berdasarkan margin keuntungan 1. Memakai perangkat bunga dan atau bagi
hasil
2. Profit dan falah oriented 2. Profit oriented

3.Hubungan dengan nasabah dalam 3. Hubungan dengan nasabah dalam


bentuk hubungan kemitraan bentuk hubungan debitur ± kreditur

4.Users of real funds 4. Creator of money supply

5.Melakukan investasi-investasi yang 5. Investasi yang halal dan haram


halal saja

6. Pengerahan dan penyaluran dana 6. Tidak terdapat Dewan Pengawas


harus sesuai dengan syariah Islam Syariah atau sejenisnya
yang diawasi oleh Dewan Pengawas
Syariah.

Sedangkan, perbedaan konsep imbalan antara bank Islam yang menggunakan sistem
bagi hasil/profit sharing dan bank konvensional yang menggunakan sistem bunga/
interest dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
TABEL 2
PERBANDINGAN SISTEM BUNGAN DAN SISTEM BAGI HASIL
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu 1.Penentuan besarnya rasio bagi hasil
akad tanpa berpedoman pada untung dibuat
rugi. pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi.
2.Besarnya persentase berdasarkan pada 2.Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang yang dipinjamkan. pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

3. Pembayaran bunga tetap seperti yang 3.Bagi hasil tergantung pada keunungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Sekiranya tidak
proyek yang dijalankan oleh pihak mendapatkan keuntungan maka kerugian
nasabah untung atau rugi.. akan ditanggng bersama oleh kedua
belah
pihak
4.Jumlah pembayaran bunga tidak 4.Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keuntungan berlipat atau keadaan
booming
115
Materi 11 : Asuransi Islam
Topik : Produk-produk dan hukum asuransi Islam dan mengetahui perbedaan
asuransi konvensional dan asuransi Islam
Deskripsi : Penjelasan serta pemahaman apa dan bagaimana asuransi Islam

A. Asuransi Takâful
Bila dalam asuransi konvensional, kita kenal dengan akad tabâdulî dengan sistem
berupa transfer of risk, yaitu pemindahan resiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/
penanggung sehingga terjadi transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung
kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana
peserta menjadi milik perusahaan asuransi. Dalam asuransi takâful yang berjalan adalah
konsep atas dasar perjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad
takâfuli) yang menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung
satu sama lain di dalam menghadapi risiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk,
sebagaimana firman Allah yang memerintahkan kepada kita untuk ta’âwun (tolong
menolong) yang berbentuk al-birri wa al-taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang
ta’awun dalam bentuk al-itsmi wa al-‘udwan (dosa dan permusuhan).
Dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebaikan dan Taqwa, dan janganlah
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.s. Al-Mâidah [5]: 2).
Bila kita melirik ke sejarah Islam, dari sisi praktek tentang dasar-dasar takâful di
antara sesama Muslim telah berlangsung. Misalnya, pada sistem “aqila”, sebagaimana
dipraktikkan antara Muslim Makkah (Muhajirin) dengan Madinah (Anshar). Bantu mem
bantu merupakan salah satu sikap yang nampak diantara sikap-sikap baik lainnya
memancar dari “Persaudaraan Islam”. Rasulullah saw., juga telah menggambarkan
bagaimana seharusnya ummat Islam itu berpadu, maka beliau menyebutkan bagaimana
suatu bangunan. Dari Nabi Saw, bersabda: Sesungguhnya seorang mu’min bagi mu›min
lainnya laksana satu bangunan yang saling menguatkan. Beliau lalu menganalogikannya
dengan jari-jari pada tangannya. (H.r. Bukhari Muslim).
Syekh Husni Adham Jarror dalam kitab “al-Ukhuwah wa al-Hubb Fillah”
mengatakan bahwa dalam sejarah hidup manusia belum pernah ada suatu masyarakat
yang ditegakkan atas dasar ta’âwun sebagaimana yang telah terjadi antara kaum Anshar
116
dengan kaum Muhajirin, yaitu dengan prinsip ta’âwun yang berdasarkan cinta kasih
penuh kemuliaan. Karena kecintaan terhadap saudaranya yang berdasarkan pada iman
dan takwa maka kaum anshar rela sepenuh hati untuk membantu segala keperluan kaum
muhajirin, sehingga akhirnya mereka bersatu dalam bangunan “masyarakat Islami”
pertama di Madinah.
Setiap orang dalam kehidupan menghadapi resiko dan ketidakpastian
(uncertainty) menghadapi masa depan, baik dalam rentang waktu pendek maupun
panjang. Risk and uncertainty regarding the future: dalam hal resiko dapat dikurangi
dampak kerugiannya dengan asuransi atau “calculated risk sedang uncertainty tidak dapat
diasuransikan.9 Dalam kehidupan kita mengenal istilah “Yang pasti adalah
ketidakpastian” (the certain one is uncertainty) kita semua pasti mati, kapan kita mati
merupakan rahasia-Nya. Oleh karena adanya faktor ketidakpastian kapan kita mati, maka
perlu mempersiapkan diri siapa tahu “Dipanggil” besok, oleh karena itu harus siap
menghadap-Nya untuk mempertanggungjawabkan kepada-Nya. Manusia sebagai khalifah
berkewajiban untuk bekerja, beramal jâriyah dan mengamalkan ilmunya demi
kemaslahatan dirinya, tetapi dilain pihak ia tidak tahu kapan hidupnya akan berakhir,
dipanggil olehNya, maka ia harus siap untuk memenuhi panggilan-Nya jika terjadi dihari
esok.
Untuk menghadapi resiko panggilan-Nya inilah manusia harus siap memiliki bekal
untuk menghadap-Nya, sekaligus bersiap diri, agar tidak menjadi beban atau
menyusahkan bagi mereka yang akan ditinggalkan, isteri dan keluarganya. Risiko
kematian inilah yang dapat diasuransikan, melalui tabungan paksa dengan pembayaran
premi asuransi untuk jangka waktu tertentu. Pembayaran premi Asuransi jiwa merupa
kan tabungan dihari tua menjelang ajal, bukan merupakan “perjudian” atau “spekulasi”
tetapi upaya manusia untuk mengurangi risiko dalam kehidupan di dunia yang fana.
Ada dua jenis risiko yang dapat diasuransikan:

1. Takâful keluarga (asuransi jiwa), meliputi:

a. Takâful Berencanan Waktu 10, 15 atau 20 tahun;

b. Takâful Pembiayaan (Asuransi Kredit).

c. Takâful Pendidikan;
117
d. Takâful Kolektif.

2. Takaful umum (asuransi kerugian), meliputi

a. Takâful kebakaran;

b. Takâful kendaraan bermotor;

c. Takâful kecelakaan diri;

d. Takâful pengangkutan laut, darat, dan udara;

e. Takâful l rekayasa/engineering.

Secara teknis, dalam konsep takaful semua peserta asuransi menjadi penolong dan
penjamin satu sama lainnya. Misalnya kalau peserta (A) meninggal, peserta (B), (C), dan
(Z) harus membantunya demikian sebaliknya. Masalah yang akan terjadi bila tuan (A)
mengambil paket asuransi 10 tahun dengan besar uang pertanggungan Rp 10 juta, misal
pada tahun ke 4, tuan A meninggal dan baru membayar premi Rp 4 juta, tetapi ahli
warisnya mendapat jumlah penuh Rp 10 juta. Pertanyaan dari mana sisa Rp 6 juta?
Dalam konsep takâful setiap pembayaran premi sejak awal akan dibagi dua, masuk ke
rekening pemegang polis dan satu lagi dimasukkan ke rekening khusus peserta yang
harus diniatkan tabarru’ atau derma untuk membantu saudaranya yang lain. Dengan
demikian dari rekening khusus inilah sisa Rp 6 juta tadi diambil dan semua telah ikhlas
untuk memberikan derma. Dari deskripsi di atas menegaskan bahwa premi bulanan yang
dibayar oleh pemegang polis asuransi jiwa, sebagiannya merupakan common fund atau
dana bersama gotongroyong untuk membantu anggota yang me ninggal dunia sebelum
tabungan/premi wajib berakhir. Demikian pula halnya dengan asuransi kebakaran atau
kecelakaan, klaim atau ganti rugi yang diperoleh pemegang polis pada saat kecelakaan
atau mu sibah, dibayar dari common fund yang berasal dari premi pemegang polis
asuransi kerugian, kebakaran, atau kecelakaan.
Common fund yang berasal dari pemegang polis, baik untuk jenis asuransi jiwa,
sosial, dan kerugian tersebut dalam sistem ekonomi Islami-berdasar Syariah Islam tidak
dibenarkan untuk diinvestasikan dalam usaha spekulasi (adanya unsur perjudian/
gambling) dan memperoleh bunga (deposito), bunga sama halnya dengan riba dan tidak
dibenarkan sebagai sumber penghasilan. Setiap penanaman modal dalam sistem ekonomi
118
Islam, harus didasarkan pada prinsip bagi hasil/keuntungan (risk bearing per capital) atau
sebagai Pemodal Ventura, turut serta menanggung resiko kerugian jika mitra usaha
(bisnis atau Bank) mengalami kerugian. Ihktilaf Ulama yang Membolehkan Asuransi Ada
baiknya, kita mengutip pandangan ulama Islam terhadap eksistensi asuransi pada masa-
masa awal sehingga melahirkan satu konsep yang disebut dengan asuransi takaful.
Tujuannya sama dengan asuransi, namun beda dalam banyak praktek dan teori.
Yang paling mengemuka dari pendapat-pendapat tersebut terbagi tiga, yaitu:
pertama, Mengharamkan. Asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya, temasuk
asuransi jiwa. Pendapat ini dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, ‘Abd Allâh al-Qalqi (mufti
Yordania), Yusuf Qaradhâwi dan Muhammad Bakhil al-Muth’i (mufti Mesir). Alasan-
alasan yang mereka kemukakan ialah:

a. Asuransi sama dengan judi;

b. Asuransi mengandung unsur-unsur tidak pasti;

c. Asuransi mengandung unsur riba/renten;

d. Asurnsi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis, apabila tidak bisa
melanjutkan pembayaran preminya, akan hilang premi yang sudah dibayar atau
dikurangi;

e. Premi-premi yang sudah dibayar akan diputar dalam praktik-praktik riba;

f. Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai. Hidup dan mati
manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya dengan mendahului takdir Allah.

Kedua, Membolehkan. Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abd. Wahab


Khallaf, Mustafa Akhmad Zarqa (guru besar Hukum Islam pada fakultas Syariah
Universitas Syria), Muhammad Yûsuf Musa (guru besar Hukum Isalm pada Universitas
Cairo Mesir), dan ‘Abd Rahman ‘Isa (pengarang kitab al-Muamalah al-Haditsah wa
Ahkâmuha). Mereka beralasan:

a. Tidak ada nas (Alquran dan Sunnah) yang melarang asuransi;

b. Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak;


119
c. Saling menguntungkan kedua belah pihak;

d. Asuransi dapat menanggulangi kepentingan umum, sebab premi-premi yang


terkumpul dapat di investasikan untuk proyek-proyek yang produktif dan pembangunan;

e. Asuransi termasuk akad mudhârbah (bagi hasil);

f. Asuransi termasuk koperasi (syirkah ta’âwuniyah);

g. Asuransi dianalogikan (qiyas) dengan sistem pensiun seperti taspen.

Ketiga, Asuransi sosial dibolehkan dan asuransi komersial diharamkan. pendapat


ketiga ini dianut antara lain oleh Muhammad Abû Zahrah (guru besar Hukum Islam pada
Universitas Kairo). Alasan kelompok ketiga ini sama dengan kelompok pertama dalam
asuransi yang bersifat komersial (haram) dan sama pula dengan alasan kelompok kedua,
dalam asuransi yang bersifat sosial (boleh). Alasan golongan yang mengatakan asuransi
syubhât adalah karena tidak ada dalil yang tegas haram atau tidak haramnya asuransi itu.
Materi 12 : Multi Level Marketing dalam Islam
120
Topik : Wawasan tentang hukum multi level marketing dan penerapannya di
lembaga keuangan syariah /konvensional
Deskripsi : Apa dan bagaimana multi level marketing dalam Islam

A. Pengertian Multi Level Marketing

Secara Etimologi Multi Level Marketing (MLM) berasal dari bahasa Inggris
Multi berarti banyak sedangkan level berarti jenjang atau tingkat. Adapun marketing
berarti pemasaran. Jadi dari kata tersebut dapat dipahami bahwa MLM adalah pemasaran
yang berjenjang banyak. Disebut sebagai “Multi Level” karena merupakan suatu
organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang banyak atau
bertingkattingkat Dalam pengertian “Marketing” sebenarnya tercakup arti menjual dan
selain arti menjual, dalam marketing banyak aspek yang berkaitan dengannya antara lain
ialah produk, harga, promosi, distribusi dan sebagainya. Jadi “Marketing” lebih luas
maknanya dari menjual. Menjual merupakan bagian dari “Marketing” karena menjual
hanyalah kegiatan transaksi penukaran barang dengan uang. Pengertian multi level
marketing atau di singkat MLM adalah sebuah system pemasaran modern melalui
jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan
perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Dengan kata lain dapat dikemukakan
bahwa MLM adalah pemasaran berjenjang melalui jaringan distributor yang dibangun
dengan menjadikan konsumen sebagai tenaga pemasaran
B. SEJARAH MULTI LEVEL MARKETING 121
Ide kelahiran konsep MLM ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa, konsep retail
dan direct selling (tanpa melupakan segala kelebihannya), hanya memberikan manfaat
finansial kepada kalangan tertentu yang jumlahnya terbatas. Yakni pemilik modal dan
pengelola usaha, tenaga adm, karyawan, sales atau kurir. Dan pihak ketiga yang
berkemampuan menjadi jasa perantara (minimal mampu membuka kios). Serta pihak
keempat yang melaksanakan peran advertising (periklanan), seperti stasiun tv, radio,
koran, majalah, papan reklame dan sejenisnya. Sementara masyarakat konsumen hanya
diposisikan sebagai penerima manfaat produk saja. Diakui bahwa konsep MLM non
syariah yang tumbuh dan berkembang di bumi nusantara ini sejak tahun 1986 dan kini
telah mencapai 106 perusahaan.

C. SISTEM KERJA MULTI LEVEL MARKETING


Pakar marketing ternama Don Failla, membagi marketing menjadi tiga macam.
Pertama, retail (eceran), Kedua, direct selling (penjualan langsung ke konsumen), Ketiga
multi level marketing (pemasaran berjenjang melalui jaringan distribusi yang dibangun
dengan memposisikan pelanggan sekaligus sebagai tenaga pemasaran). Kemunculan
trend strategi pemasaran produk melalui sistem MLM di dunia bisnis modern sangat
menguntungkan banyak pihak, seperti pengusaha (baik produsen maupun perusahaan
MLM). Hal ini disebabkan karena adanya penghematan biaya dalam iklan, Bisnis ini juga
menguntungkan para distributor yang berperan sebagai simsar (Mitra Niaga) yang ingin
bebas (tidak terikat) dalam bekerja.

Secara umum, cara kerja dalam bisnis MLM adalah sebagai berikut :

1. Setiap orang akan mendapat keuntungan dari aktifitas jual beli yang dilakukannya. Jika
dia ingin mendapatkan bonus yang lebih besar, maka dia bisa membangun organisasi
yang lebih besar pula.

2. Mereka yang ada di bawah, tetapi bisa membangun organisasi yang lebih besar
daripada yang mengajaknya, maka yang bersangkutan memiliki peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada orang yang mengajaknya di atas.
3. Jika pada periode tertentu seorang mitra tidak melakukan pembelian produk, maka dia 122
tidak akan mendapatkan keuntungan walau pun jalur dibawahnya menghasilkan omzet
yang tidak terhingga.

4. Setiap orang yang bergabung dengan bisnis MLM dan ingin mendapatkan bonus yang
lebih besar, maka dia harus berperan sebagai seller atau enduser dengan membeli
sejumlah produk yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bonus,dan dia juga harus
mensponsori orang lain agar terbentuk organisasi bisnis yang bisa menghasilkan omzet.

D. PANDANGAN ISLAM TENTANG MULTI LEVEL MARKETING


Pada dasarnya, hukum MLM ditentukan oleh bentuk muamalatnya. Jika muamalat
yang terkandung di dalamnya adalah muamalat yang tidak bertentangan dengan syariat
Islam, maka absahlah MLM tersebut. Namun, jika muamalatnya bertentangan dengan
syariat Islam, maka haramlah MLM tersebut. Dalam MLM ada unsur jasa, artinya
seorang distributor menjualkan barang yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah
dari prosentasi harga barang dan jika dapat menjual sesuai target dia mendapat bonus
yang ditetapkan perusahaan.

D. ANALISIS
Setelah memperhatikan bagaimna fakta dan paparan “modus operandi” marketing
melalui model MLM, dan setelah mecermati bagaimana hukum Islam mengatur prinsip-
prinsip dalam bermuamalah, maka dapat di analisis beberapa hal sbb : Pertama; Di dalam
transaksi dengan metode MLM, seorang anggota mempunyai dua kedudukan: Kedudukan
pertama, sebagai pembeli produk, karena dia membeli produk secara langsung dari
perusahaan atau distributor. Pada setiap pembelian, biasanya dia akan mendapatkan
bonus berupa potongan harga. Kedudukan kedua, sebagai makelar, karena selain membeli
produk tersebut, dia harus berusaha merekrut anggota baru. Setiap perekrutan dia
mendapatkan bonus juga. Pertanyaannya adalah bagaimana hukum melakukan satu akad
dengan menghasilkan dua akad sekaligus, yaitu sebagai pembeli dan makelar? Dalam
Islam hal itu dilarang, ini berdasarkan hadist-hadist di bawah ini: Hadits abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu: َ ‫ن‬

Artinya : Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah melarang dua pembelian dalam satu
pembelian. ( HR Ahmad dan Nasai ) Imam Syafi’i rahimahullah berkata tentang hadist
123
ini, sebagaimana dinukil Imam Tirmidzi, “Yaitu jika seseorang mengatakan, ’Aku
menjual rumahku kepadamu dengan harga sekian dengan syarat kamu harus menjual
budakmu kepadaku dengan harga sekian. Jika budakmu sudah menjadi milikku berarti
rumahku juga menjadi milikmu’

"Tidak halal menjual sesuatu dengan syarat memberikan hutangan, dua syarat dalam
satu transaksi, keuntungan menjual sesuatu yang belum engkau jamin, serta menjual
sesuatu yang bukan milikmu." (HR. Abu Daud)

Hadis di atas juga menerangkan tentang keharaman melakukan dua transaksi


dalam satu akad, seperti melakukan akad utang piutang dan jual beli, satu dengan yang
lainnya saling mengikat. Sebagai contoh, dalam hal seseorang berkata kepada temannya,
“Saya akan jual rumah ini kepadamu dengan syarat kamu meminjamkan mobilmu kepada
saya selama satu bulan.” Alasan diharamkan transaksi seperti ini adalah tidak jelasnya
harga barang dan menggantungkan suatu transaksi kepada syarat yang belum tentu
terjadi.
Di dalam MLM terdapat makelar berantai. Sebenarnya makelar (samsarah)
dibolehkan oleh Islam, yaitu transaksi di mana pihak pertama mendapatkan imbalan atas
usahanya memasarkan produk dan pertemukannya dengan pembelinya.
“Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam melarang jual beli dengan cara alhashah
(yaitu: jual beli dengan melempar kerikil) dan cara lain yang mengandung unsur gharar
(spekulatif).“ (HR. Muslim, no: 2783)

Di dalam MLM terdapat hal-hal yang bertentangan dengan kaidah umum jual beli,
seperti kaidah : Al Ghunmu bi al Ghurmi, yang artinya bahwa keuntungan itu sesuai
dengan tenaga yang dikeluarkan atau resiko yang dihadapinya. Di dalam MLM ada
pihak-pihak yang paling dirugikan yaitu mereka yang berada di level-level paling bawah,
karena merekalah yang sebenarnya bekerja keras untuk merekrut anggota baru, tetapi
keuntungannya yang menikmati adalah orang-orang yang berada pada level atas.
Merekalah yang terus menerus mendapatkan keuntungan-keuntungan tanpa bekerja, dan
mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Apalagi jika mereka kesulitan
untuk melakukan perekrutan, dikarenakan jumlah anggota sudah sangat banya
Materi 13 : Pasar Modal/Bursa Efek dalam Islam 124
Topik : Wawasan tentang hukum pasar modal dan penerapannya di
lembaga keuangan syariah/konvensional
Deskripsi : Apa dan bagaimana pasar modal/bursa efek dalam Islam

Pasar modal merupakan wahana yang menghubungkan penawaran umum dan


perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal menjadi tolak ukur
perekonomian sebuah bangsa. Dari indeks saham yang terlihat di pasar modal, akan
terlihat kondisi ekonomi. Jika indeks saham menguat, artinya perusahan-perusahaan yang
terdaftar di bursa dalam kondisi yang bergairah, sedangkan jika indeks saham menurun,
artinya perusahaan sedang dalam kondisi menurun karena perekonomian lesu.

A. Struktur Pasar Modal

Otoritas Jasa Keuangan

Lembaga Kliring dan Penjaminan Lembaga Penyimpanan dan


Bursa Efek Indonesia (Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penyelesaian (Kustodian Sentral Efek
-KPEI) Indonesia-KSEI)

Emiten
Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Pemodal
Perusahaan Publik

Reksadana

Penjamin Emisi Biro Administrasi Akuntan Domestik


Perantara Pedagang Efek Notaris Asing
Efek Bank kustodian Penilai
Manajer Investasi Wali Amanat Konsultan Hukum
Pemeringkat Efek
125
B. Lembaga yang terkait dengan pasar modal

Berikut adalah beberapa lembaga yang terkait dengan pasar modal yaitu :

a. Penjamin Emisi

Penjamin Emisi yaitu pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan (Full Commitment) atau tanpa
kewajiban (Best Effort) untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.

b. Perantara Pedagang Efek ( Broker, dealer)

Perantara Pedagang Efek yaitu pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek
untuk kepentingan sendiri atau pihak lain (untuk anggota bursa atau non anggota bursa).

c. Manajer Investasi

Yaitu pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.

d. Biro Administrasi Efek

Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan


pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.

e. Bank Kustodian

Yaitu jasa penitipan harta yang aman bagi surat surat berharga ( efek). Bank
Kustodian memilik tugas untuk mengamankan perpindahan efek. Mencatat dan
membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat. Menagih deviden, bunga surat
hutang, dan hak-hak lain yang berkaitan dengan surat berharga yang dititipkan.
Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk kepentingan pihak yang
diwakilinya. Yang dapat menjadi bank kustodian yaitu lembaga penyimpanan dan
penyelesaian (LPP), Perusahaan efek, dan bank umum yang memiliki izin sebagai
kustodian.

f. Wali Amanat
Yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat hutang. 126
Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh bank umum dan pihak lain
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dan terdaftar di OJK.

g. Pemeringkat efek

Yaitu pihak yang melakukan penilaian kemampuan membayar kembali surat


hutang serta menyediakan jasa informasi mengenai perusahaan di pasar modal.

h. Penilai harga efek

Yaitu lembaga yang melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar secara
harian dari seluruh instrumen surat hutang, sukuk, dan surat berharga lainnya yang
diperdagangkan di pasar sekunder

C. Pasar Modal Syariah

Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Oleh karena itu, instrumen yang
diperdagangkan tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba,
perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, prdusen makanan yang mengandung babi
dan lain-lain. Pasar Modal Syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003
bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan DSN MUI.
Kegiatan operasional pasar modal syariah di Indonesia diatur berdasarkan Fatwa DSN-
MUI dan Peraturan Bapepam-LK. Pemerintan dan DPR juga telah menerbitkan UU
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Nasional.
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, instrument pasar modal
syariah telah hadir di Indonesia sejak 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran
Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment Management.
Selanjutnya, BEI bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000 yang bertujuan memandu
investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks
tersebut, para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi dengan menggunakan prinsip syariah.
Perkembangan selanjutnya, instrument investasi syariah di pasar modal terus
127
bertambah dengan kehadiran obligasi syariah dari PT Indosat Tbk pada awal September
2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan
penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah
dengan akad sewa atau ijarah. Pada 2006, muncul instrument baru yaitu reksadana indeks
dan indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Jakarta Islamic Indeks (JII).
Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.13 (Kep-130/BL/2006) tentang
Penerbtan Efek Syariah, instrumen yang dapat diperdagangkan di pasar modal syariah di
Indonesia terdiri dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah dan efek
beragunan asset syariah (EBA Syariah).
Secara sederhana, instrumen saham syariah dapat diartikan sebagai saham
perusahaan emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah. Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal di
dalam suatu perusahaan. Berdasarkan prinsip syariah, penyertaan modal tidak boleh
dilakukan pada perusahaan emiten yang dianggap melanggar prinsip syariah seperti,
perusahaan perjudian, perusahaan yang menerapkan riba, perusahaan yang memproduksi
barang haram, dan lain-lain.
Di Pasar Modal Indonesia, prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun saham non syariah, tetapi berupa
pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip syariah yang dinamakan Jakarta
Islamic Indeks (JII). JII yang ada di BEI terdiri atas 30 saham perusahaan yang dinilai
telah memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan DSN- MUI. Indeks JII dipersiapkan oleh
BEI bekerjasama dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan PT Danareksa Investment
Management. BEI dan DPS Danareksa inilaih yang bertugas menyeleksi instrument
saham perusahaan emiten yang layak dimasukkan ke dalam Indeks JII. JII digunakan
sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi saham berbasis syariah.
Indeks JII diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi pada
saham berbasis syariah.
Selain kriteria tersebut, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, BEI
melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuiditas dan
kondisi keuangan emiten. Berikut ini tahap-tahap tersebut:
1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan 128

(kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar).

2) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau laporan tengah


tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimum
sebesar 90%.

3) Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata-rata


kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.

4) Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata


nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir. Selanjutnya,
pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan
komponen indeks pada awal Januari dan Juli setiap tahunnya. Sementara
itu, perubahan jenis usaha emiten akan dimonitoring terus menerus
berdasarkan data-data publik yang tersedia.
RANCANGAN TUGAS
129

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 1 (satu)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami Pengertian dan konsep
ekonomi syariah
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Defenisi ekonomi syariah
3. Tugas mahasiswa : Bagaimana konsep ekonomi syariah

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS
130

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd. M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 2 (dua)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami Pengertian dan konsep
ekonomi Islam
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Definisi ekonomi Islam
3. Tugas mahasiswa : Bagaimana konsep ekonomi Islam

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 131

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi, S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 3 (tiga)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami Pengertian Peran muamalat
Islam
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Definisi muamalat Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa dan bagaimana muamalat Islam

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 132

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 4(empat)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian bisnis dalam
pandangan Islam
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Bagaimana hukum jual beli, dan syarat jual beli
menurut hukum Islam
3. Tugas mahasiswa : Bagaimana bisnis dalam pandangan Islam
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
133
RANCANGAN TUGAS

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 5(lima)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian akad dalam Islam

2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Pengertian akad, syarat akad, macam-macam
akad dalam Islam
3. Tugas mahasiswa : Perbedaan akad dengan kontrak
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 134

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 6 (enam)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian hutang piutang dalam
Islam
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Rukun dan syarat hutang dalam Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa dan bagaimana hutang piutang dalam
Islam
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 135

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 7 (tujuh)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian hukum sewa (ijarah)

2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Syarat sah ijarah, dan landasan hukum ijarah
3. Tugas mahasiswa : Apa dan bagaimana hukum sewa (ijarah)
dalam Islam
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 136

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 8 (delapan)

1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian hukum sewa beli
(ijarah al muntahia bit tamlik)
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa yang dimaksud hukum sewa beli (ijarah
al muntahia bit tamlik)
3. Tugas mahasiswa : Dasar hukumnya serta sewa beli dalam
konteks lembaga keuangan konvensional
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
137
RANCANGAN TUGAS

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 9 (sembilan)

1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian hukum gadai


(rahn)
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana hukum gadai (rahn)
3. Tugas mahasiswa : Bandingkan gadai (rahn) dengan gadai
konvensional

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 138

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 10 (sepuluh)

1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian Perbankan Islam

2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana perbankan Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa produk-produk perbankanimplementasinya
di lembaga keuangan syariah maupun konvensional

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 139

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 11 (sebelas)

1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian Asuransi Islam

2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana asuransi Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa perbedaan asuransi konvensional dan
asuransi Islam

3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data


4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 140

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 12 (dua belas)

1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian Multi Level


Marketing dalam Islam
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana multi level marketing
dalam Islam
3. Tugas mahasiswa : Hukum multi level marketing dan penerapannya
di lembaga keuangan syariah /konvensional
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 141

UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh

Mira Chairani, M.Pd Rahmi,S.Pd.M.Pd.


Program Studi : Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Kode : MKK 2523
SKS :3
Dosen Pengampu : Mira Chairani, M.Pd
Tugas ke : 13 (tiga
belas)
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian Pasar Modal/Bursa
Efek dalam Islam
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana pasar modal/bursa efek
dalam Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa hukum pasar modal dan penerapannya di
lembaga keuangan syariah/konvensional
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
KISI-KISI TES, TES HASIL BELAJAR, DAN JAWABAN 142

A. Quis

1. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami pengertian jual


beli dan riba
Kompetensi Dasar : Tujuan pemahaman terhadap ekonomi syariah

Materi : Pengertian jual beli dan riba

Bentuk soal : Essai


2. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami pengertian
konsep syariah
Kompetensi Dasar : Peran ekonomi syariah dalam kehidupan
Materi : Membagikan keuntungan kepada yang
membutuhkan.
Bentuk soal : Essai
3. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami pengertian peran
uang
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasikan tentang peran uang dalam
perekonomian.
Tujuan dari Peran Uang Dalam Perekonomian
Materi :
Bentuk soal : Essai
B. Tes Hasil Belajar 143
C. Jawaban Mahasiswa (Quis) 144
145
MEDIA PEMBELAJARAN
146
Media Pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Media Online WA- +62 853-1570-7175
147
2. Google Class Room; https://classroom.google.com/c/NDE3NDg2NjI0MzE1

3. Media online Video materi Konsep Muamalah , dengan link berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=uE2hHEmKvVM
https://drive.google.com/file/d/1YIjiYOFuXgbxDFS3zZt9WvaIrJRkD0yE/
view
148
3. Media Offline

149
VIDEO PEMBELAJARAN

1. Video Online materi Hukum Hutang Piutang melalui Zoom meting , dengan
link berikut:
https://drive.google.com/file/d/1OYm1PkAtfkdMxZvivHbRMDYauqcBD--Z/
view?usp=sharing
2. Video Offline materi, Konsep Ekonomi Syariah dengan link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=GlsOEnLuIEo

Anda mungkin juga menyukai