PRODUK
PEKERTI-AA
Program Pengembangan Keterampilan Dasar
Teknik Instruksional dan Applied Approach
(PEKERTI - AA)
Analisis Instruksional dan Peta Konsep, Profil Lulusan, SK, KD, LO,
Rekonstruksi Mata Kuliah, RPS, SAP, Kontrak Perkuliahan, Bahan Ajar,
Media Pembelajaran, Rancangan Tugas dan Praktikum, Kisi-Kisi Tes, Kunci
Jawaban, Tes Hasil Belajar, Platform, Video Pembelajaran
(PEKERTI-AA)
Oleh
Mengetahui,
Rektor Koordinator,
Universitas Al-Muslim,
PEKERTI-AA UNIMED
Dr.Marwan, M.Pd
Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd
NIP. 196712311994031062 NIP.196311271987031001
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wata’ala atas tersusunnya tugas akhir
pada “Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional dan Applied
Approach (PEKERTI - AA) yang diadakan oleh Universitas Al-Muslim bekerjasama
dengan Universitas Negeri Medan berupa produk .Produk PEKERTI- AA ini merupakan
tugas terstruktur yang memuat analisis instruksional dan peta konsep, profil lulusan, sk,
kd, lo, rekonstruksi matakuliah, rps, sap, kontrak perkuliahan, bahan ajar, media
pembelajaran, rancangan tugas, kisi-kisi tes, kunci jawaban, tes hasil belajar, platform, dan
video pembelajaran. Banyak ilmu dan pelajaran yang didapatkan dari pelatihan ini
terutama dalam mempersiapkan model pembelajaran yang efektif dan berkualitas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Al-Muslim, dan Universitas
Negeri Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pelatihan
PEKERTI - AA. Pelatihan ini sangat bermanfaat serta dapat meningkatkan kualitas dan
efektifitas serta profesionalitas dalam proses belajar-mengajar. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Al-Muslim serta koordinator
PEKERTI-AA dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Aktivitas Instruksional
Universitas Negeri Medan sekaligus selaku pembimbing yaitu Prof. Dr. Efendi Napitupulu,
M.Pd yang telah membimbing penulis sehingga produk PEKERTI-AA ini bisa
diselesaikan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
tugas akhir ini, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan.
ii
.
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN........................................................................................................................................i
KATAPENGANTAR..............................................................................................................................ii
DAFTARISI...........................................................................................................................................iii
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN PETAKONSEP......................................................................... 1
PROFIL LULUSAN, SK,KD,LO............................................................................................................7
REKONSTRUKSI MATAKULIAH………………………………………………………………... 13
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) SILABUS………............................................... 18
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) ..................................................................................... 27
KONTRAK
PERKULIAHAN...............................................................................................................53
BAHAN AJAR..................................................................................................................................... 57
Materi 1. Pengertian dan definisi ekonomi syariah............................................................................. 57
Materi 2 Konsep dasar sistem ekonomi Islam………………........................................................... 66
Materi 3. Peran muamalat Islam…………………………………………………………………….. 69
Materi 4. Bisnis dalam pandangaan Islam …….………….…….…………………….………….…. 77
Materi 5 Konsep dan pengertian akad dalam Islam .......................................................................... 85
Materi 6 Pengertian hutang piutang dalam Islam............................................................................ 92
Materi 7 Konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.......................................................................... 96
Materi 8 Pengertian hukum sewa beli (ijarah al - muntahia bit tamlik).......................................... 101
Materi 9. Pengertian hukum gadai (rahn)………………………………………………………….. 107
Materi 10. Permasalahan Perbankan Islam...….…………………………………………………… 111
Materi 11 Pengertian asuransi Islam…………………...………………….……………………… 115
Materi 12 Pengertian permasalahan multi level marketing dalam Islam ………………………….120
Materi 13 Masalah pasar modal/bursa efek dalam Islam ………………………………………….124
RANCANGAN TUGAS DAN PRESENTASI.................................................................................. 129
KISI-KISI TES, TES HASIL BELAJAR, DAN JAWABAN…….....................................................142
A. Kisi-Kisi Tes................................................................................................................................. 142
B. Tes Hasil Belajar........................................................................................................................... 143
C. Jawaban Soal Latihan .................................................................................................................. 144
MEDIA PEMBELAJARAN ...............................................................................................................146
VIDEO PEMBELAJARAN ………..…….……………………………………….………………....149
LAMPIRAN
iii
ANALISIS INSTRUKSIONAL DAN PETA KONSEP
A. StrukturKompetensi
1
2
4
5
Sistem
Ekonomi
Islam
Muamalah
Hutang-piutang
Bisnis dalam Akad dalam dalam Islam
Pandangan Islam Islam
Perbankan Islam
Asuransi Islam
Pasar Modal/
Bursa Efek
A. Profil Lulusan
B. Standar Kompetensi
Terdapat beberapa standar kompetensi pada mata kuliah Ekonomi syriah di antaranya;
1. Mengunakan Konsep dan Kaidah ekonomi syariah.
2. Meahami konsep ekonomi di dunia
3. Menggunakan konsep muamalat islam.
4. Memahami konsep bisnis dalam pandangaan Islam.
5. Memahami konsep dan pengertian akad dalam Islam.
6. Memahami konsep hutang piutang dalam Islam.
7. Memahami konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.
8. Memahami konsep hukum sewa beli (ijarah al - muntahia bit tamlik)
9. Memahami konsep hukum gadai (rahn).
10. Memahami konsep Perbankan Islam.dan perbankan konvensional
11. Menganalisis kesalahan asuransi Islam.
12. Menganalisis multi level marketing Islam.
13. Memahami konsep pasar modal/bursa efek dalam Islam.
C. Kompetensi Dasar
Terdapat beberapa jenis kompetensi dasar dalam mata kuliah Ekonomi Syariah, di antaranya;
8.1. Mahasiswa dapat menjelaskan hukum sewa beli (ijarah-muntahia bit tamlik)
8.2. Mahasiswa dapat menyimpukan hukum sewa beli (ijarah-muntahia bit tamlik)
11.2. Mahasiswa dapat mengaitkan fakta asuransi syariah dengan konsep muamalah dalam
islam.
13.2. Mahasiswa dapat mengaitkan fakta MLM Syariah dengan konsep muamalah dalam
islam.
14.2. Mhasiswa dapat memberi contoh pasar modal/bursa efek dalam islam
15.1. Mahasiswa dapat membandingkan pasar modal konvensional dan pasar modal
Syariah.
9
D. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)
d) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.
f) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat
dan lingkungan.
2. Keterampilan Umum
a) Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau, implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya
d) Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi
atau laporan akhir dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi.
g) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.
h) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja dan melakukan
supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada
pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3. Keterampilan Khusus
b) Mampu menganalisis interaksi antar aktor dalam bidang ekonomi syariah yang
berpengaruh pada aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global.
e) Mampu menghasilkan bahan kajian dan formulasinya yang dapat dimanfaatkan oleh
aktor dalam bidang ekonomi syariah dalam menjalankan fungsi melakukan
penelitian yang dapat mengembangkan pembelajaran di sekolah menengah secara
inter dan multi-disiplin dan mengembangkan karya inovatif, serta mengomunikasikan
hasil peneltian dan karyanya secara nasional.
h) Mampu mengekspresikan pemikiran dan argumentasi secara lisan dan tulisan dalam
bahasa yang baik.
4. Penguasaan Pengetahuan
a) Menguasai konsep teoretis dan metodologi pendidikan ekonomi syariah.
Dalam rangka mempersiapkan peserta didik yang tidak hanya memiliki kedalaman keilmuan dalam bidang Pendidikan
Ekonomi akan tetapi memiliki analisa dan mengikuti perkembangan global, sehingga mampu bertahan dan berkompetisi dalam era
yang sangat kompetitif, maka diperlukan kurikulum yang berorientasi akademik dan praktis.
Tim perumus telah berusaha keras dalam melakukan kaji ulang kurikulum sebelumnya, melakukan kajian terhadap
pasar kerja sebagai pengguna dan bertukar pikiran dengan para ahli dan alumni guna mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pasar. Tentunya, kurikulum ini dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat berkembang; akan
tetapi pada tataran keilmuan juga mendapat porsi yang cukup. Dengan demikian, alumni yang ingin melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi sudah dibekali dengan keilmuan yang cukup. Maka dari itu, rekonstruksi mata kuliah disusun dengan sebaran
sebagaiberikut.
Distribusi Mata Kuliah Program Studi S.1 Pendidikan Ekonomi adalah sebagai berikut :
SEMESTER I
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
1 MPK 1101 Pendidikan Agama I 2 I Wajib Univ
2 MPK 1102 Bahasa Indonesia 2 I Wajib Univ
3 MPK 1103 Bahasa Inggris 2 I Wajib Prodi
4 MPK 1105 Pendidikan Pancasila&Kewarganegaraan 2 I Wajib Universitas
5 MPK 1107 Pengantar Sosiologi & Antropologi 2 I Wajib Fakultas
6 MKK 2101 Pengantar Ilmu Pengetahuan Sosial 2 I Wajib Fakultas
7 MKK 2102 Pengantar Koperasi 2 I Wajib Fakultas
8 MKK 2103 Pengantar Akuntansi 2 I Wajib Prodi
9 MKK 2104 Pengantar Bisnis 2 I Wajib Prodi
10 MKK 2105 Pengantar Manajemen 2 I Wajib Prodi
Jumlah SKS 20
SEMESTER II
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
14
11 MPK 1204 Pendidikan Agama II 2 II Wajib Univ MPK 1101
12 MKK 2206 Matematika Ekonomi 1 3 II Wajib Prodi
13 MKK 2207 Landasan Pendidikan 3 II Wajib Fakultas
14 MKK 2208 Ilmu Ekonomi Makro 3 II Wajib Prodi 13
13
13
13
15 MKK 2209 Ilmu Ekonomi Mikro 3 II Wajib Prodi
16 MKK 2210 Sejarah Pemikiran Ekonomi 3 II Wajib Prodi
17 MKK 2211 Manajemen Pemasaran 2 II Wajib Prodi
18 MKK 2213 Ilmu Pengetahuan Sosial Lanjutan 2 II Wajib Fakultas MKK 2101
Jumlah SKS 21
SEMESTER III
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
19 MPK 1306 Pendidikan Agama 3 2 III Wajib Univ MPK 1101
20 MKK 2312 Matematika Ekonomi 2 2 III Wajib Prodi MKK 2206
21 MKK 2314 Perkembangan Peserta Didik 2 III Wajib Fakultas
22 MKK 2315 Bahasa Inggris Bisnis 2 III Wajib Prodi
23 MKK 2316 Aspek Hukum Dalam Ekonomi 2 III Wajib Prodi
24 MKK 2317 Kewirausahaan 3 III Wajib Prodi
25 MKK 2318 Ilmu Hitung Keuangan 3 III Wajib Prodi
26 MKK 2319 Perekonomian Indonesia 3 III Wajib Prodi
27 MKK 2320 Ekonomi Pembangunan 3 III Wajib Prodi
28 MKB 3301 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 III Wajib Fakultas
Jumlah SKS 24
SEMESTER IV
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
29 MPB 4401 Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Ekonomi 3 IV Wajib Prodi
30 MKB 3403 Media Pembelajaran Ekonomi 3 IV Wajib Prodi
31 MPB 4402 Kajian Kurikulum Pendidikan Ekonomi SMP/SMA 3 IV Wajib Prodi
32 MPB 4403 Evaluasi Pembelajaran 3 IV Wajib Fakultas
33 MPK 1408 Psikologi Pendidikan 3 IV Wajib Fakultas
34 MKK 2421 Ekonomi Industri 2 IV Wajib Prodi
35 MKK 2422 Statistik 1 3 IV Wajib Prodi
36 MKB 3402 Komputer Akuntansi 2 IV Wajib Prodi 15
Jumlah SKS 22
SEMESTER V
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
35 MKB 3504 Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Ekonomi 3 V Wajib Prodi
36 MKK 2523 Ekonomi Syari'ah 3 V Wajib Prodi
37 MKK 2524 Ekonomi Politik 2 V Wajib Prodi
38 MKK 2525 Ekonomi Moneter 3 V Wajib Prodi
39 MKK 2526 Ekonomi Internasional 3 V Wajib Prodi
40 MKK 2527 Ekonomi SDA dan SDM 2 V Wajib Prodi
41 MKK 2528 Statistik 2 2 V Wajib Prodi MKK 2422
42 Mata kuliah Pilihan (*) 2 V Pilihan
Jumlah SKS 20
SEMESTER VI
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
43 MKB 3605 Metodologi Penelitian 3 VI Wajib Fakultas
44 MKB 3606 Microteaching 3 VI Wajib Fakultas
45 MKK 2629 Profesi Kependidikan 3 VI Wajib Fakultas
46 MKK 2630 Akuntansi Publik 2 VI Wajib Prodi
47 MKK 2631 Ekonomi Publik 2 VI Wajib Prodi
48 MKK 2632 Koperasi Indonesia 2 VI Wajib Prodi
49 MPB 4605 Praktikum Kewirausahaan 2 VI Wajib Prodi
50 Mata Kuliah Pilihan (*) 2 VI Pilihan
Jumlah SKS 19
SEMESTER VII
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
51 MPB 4706 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 4 VII Wajib MPK 2101
52 MPB 4704 Seminar Pendidikan Ekonomi 3 VII Wajib
53 MKB 3807 Mata Kuliah Pilihan (*) 2 VII Pilihan
Jumlah SKS 9
SEMESTER VIII
No. Kode Nama Mata Kuliah SKS Semester Keterangan Prasyarat
54 MBB 5801 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 4 VIII Wajib
55 MKB 3807 Skripsi 6 VIII Wajib
Jumlah SKS 10
KET: Kelas Mata Kuliah Dapat Dibuka Jika Jumlah Mahasiswa Telah Memenuhi Persyaratan Ideal Satu Kelas
SEMESTER SKS
SEMESTER 1 20
SEMESTER 2 21
SEMESTER 3 24
SEMESTER 4 22
SEMESTER 5 20
SEMESTER 6 19
JUMLAH SKS SEMESTER 73
SEMESTER 7 9 17
GANJIL
JUMLAH SKS SEMESTER
SEMESTER 8 10 72
GENAP
TOTAL SKS YANG WAJIB TOTAL SKS YANG WAJIB
145 145
DITEMPUH UNTUK LULUS DITEMPUH UNTUK LULUS
BEBAN SKS RATA-RATA
18.125
SEMESTER
RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ILMU PENDIDIKAN EKONOMI
BOBOT TANGGAL
MATA KULIAH KODE RUMPUN MK SEMESTER
(sks) PENYUSUNAN
Ekonomi
Ekonomi Syariah MKK 2523 3 V Agustus 2021
OTORISASI DOSEN PENGAMPU KETUA PRODI KASUBAG
MK AKADEMIK
KK8 Mampu menganalisis interaksi antar aktor dalam pendidikan ekonomi yang berpengaruh pada
aspek ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan pada tingkat lokal, nasional,
regional, maupun global.
Mampu secara mandiri mengoperasikan dan memanfaatkan piranti lunak dalam rangka
KK10 penyusunan laporan penelitian, serta bahan kajian tentang pendidikan ekonomi..
P5 Menguasai etika kajian dan formulasinya yang dapat dimanfaatkan dalam membangun kerja
sama di bidang akademik..
P8 Menguasai konsep teoritis secara mendalam tentang pemikiran dan argumentasi secara lisan dan
tulisan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
P9 Menguasai teknik, prinsip, dan pengetahuan prosedural tentang penggunaan teknologi informasi.
CPL 4.0
1 Memecahkan masalah kompleks
2 Berpikir kritis
3 Kreatifitas
4 Manajemen orang
5 Berkoordinasi dengan orang lain
6 Kecerdasan emosional
7 Pengambilan keputusan
8 Keluwesan berpikir
9 Literasi digital
10 Menggunakan informasi
11 Konektivitas dengan komunitas regional mauupun global
.
CP MK
1 Mahasiswa menggunakan konsep ekonomi syariah dalam bermuamalah.
2 Mahasiswamemahami konsep dasar sistem ekonomi Islam.
3 Mahasis menggunakan muamalat Islam dalam melakukan kegiatan ekonomi
4 Mahasiswa memahami konsep bisnis dalam pandangaan Islam.
5 Mahasiswa memahami konsep akad dalam Islam.
6 Mahasiswa memahami prinsip hutang piutang dalam Islam.
20
7 Mahasiswa memahami konsep hukum sewa (Ijarah) dalam Islam.
8 Mahasiswa memahami konsep hukum sewa beli (ijarah al- muntahia bit tamlik)
9 Mahasiswa memahami konsep hukum gadai (rahn).
10 Mahasiswa memahami konsep Perbankan Islam.
11 Mahasiswa menganalisis kesalahan asuransi Islam.
12 Mahasiswa menganalisis kesalahan multi level marketing dalam Islam.
13 Mahasiswa memahami konsep pasar modal/bursa efek dalam Islam.
DESKRIPSI
SINGKAT MK MK Ekonomi Syariah merupakan mata kuliah wajib prodi, mahasiswa akan dapat memahami konsep dasar
ekonomi syariah, dapat melakukan analisis dan memberikan solusi penyelesaian terhadap persoalan ekonomi
syariah secara lokal, nasional maupun internasional.
.
21
21
3 Mahasiswa dapat menggunakan 1. Pengertian - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
muamalat Islam dalam kegiatan muamalat tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
ekonomi. 2. Sistem atau pokok bahasan
muamalat Kuliah Ini mahasiswa
Islam online diharapkan
3. Prinsip- - Presentasi mampu
prinsip mmemahami
memahami
muamalat Islam peran muamalat
4. Jenis-jenis Islam.
muamalat Islam
4 Mahasiswa mampu memahami 1. Jual beli dalam - Kuliah 150 Setelah Keaktifan
apa yang dimaksud bisnis dalam Islam tatap muka menit mempelajari dalam diskusi
pandangan Islam 2.Syarat-syarat atau pokok bahasan
Jual beli Kuliah ini mahasiswa
3.Landasan Online mampu
hukum jual - Presentasi memahami apa
beli dalam yang dimaksud .
bisnis Islam bisnis dalam
pandangan Islam
22
7 Mahasiswa mampu memahami 1. Pengertian dasar - Kuliah 150 Setelah Tugas Presentasi 20 %
topik-topik terdahulu.
konsep hukum sewa (ijarah) hukum dan tatap muka menit mempelajari
macamnya atau pokok bahasan
2.Rukun dan Kuliah Ini mahhasiswa
syarat sah ijarah online memahami
3. Landasan hukum - Presentasi tentang hukum
ijarah sewa (ijarah).
24
METODE PENGALAMAN KRITERIA BOBOT
MG KEMAMPUAN AKHIR YANG
BAHAN KAJIAN PEMBELAJA WAKTU BELAJAR PENILAIAN DAN NILAI
KE- DI HARAPKAN RAN MAHASISWA INDIKATOR
8 UJIAN TENGAH SEMESTER 20%
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 1.
2. Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan1.
Dosen menjelaskan tentang ekonomi syariah
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Mempersiapkan
2. Contoh 2. Merencanakan
3. Diskusi 3. Merangkum
1. Dosen menutup perkuliahan dengan m22.emberikan rangkuman
materi pembelajaran pada pertemuan ke 1.
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya; Konsep dasar sistem ekonomi Islam.
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 28
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
umat.
29
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Ekonomi syariah dibangun di atas empat karakteristik, yaitu: 1).
Dialektika nilai-nilai spritualisme dan materialism; 2. kebebasan
berekonomi; 3. dualisme kepemilikan; 4. menjaga kemaslahatan
Uraian Materi individu dan masyarakat. Hasil Penelitian menunjukan bahwa
konsep dasar ekonomi dan keuangan Islam adalah terdapat pada
Bangunan ekonomi Islami itu didasarkan atas lima nilai universal,
yakni: Tauhid (keimanan), ’Adl (keadilan). Nubuwwah
(kenabian),Khalifah (pemerintah), dan Ma’ad (hasil). Kelima
ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposi-proposisi dan
teori-teori ekonomi Islami
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 2.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 2.
Dosen menjelaskan tentang ekonomi syariah
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Sejarah ekonomi Islam
2. Contoh 2. Perbedaan ekonomi Islam
3. Diskusi 3. Perkembangan ekonomi Islam
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 2
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya; Peran muamalat Islam.
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 30
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
31
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke3. Dosen
2 menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 3.
Dosen menjelaskan tentang Peran muamalat Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Pengertian
2. Contoh 2. Sistem
3. Diskusi 3. Prinsip-prinsip
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 3
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Bisnis dalam pandangaan Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 32
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
33
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 4.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 4.
Dosen menjelaskan tentang Bisnis dalam pandangan Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
Jual beli
1.Uraian 1. Syarat-syarat
2. Contoh 2. Landasan hukum
3. Diskusi 3.
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 4
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Akad dalam Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 34
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
35
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Hubungan antar manusia yang satu dengan yang lain tidak dapat
terlepas dari suatu transaksi yang dalam bahasa arab disebut
Uraian Materi
sebagai mu’amalah. Transaksi tersebut dapat menimbulkan hak
dan kewajiban apabila kedua belah pihak melakukan suatu akad
baik akad yang bersifat māliyah maupun ghair māliyah. Akad
tersebut kemudian akan mengatur bagaimana hubungan
selanjutnya yang akan dilakukan dan didalam akad itu pula
terdapat kesepakatan-kesepakatan kedua belah pihak.
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 5.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 5.
Dosen menjelaskan tentang Akad dalam Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Pengertian dasar
2. Contoh 2. Rukun dan syarat
3. Diskusi 3. Pembatalan
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 5
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hutang piutang dalam Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 36
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
37
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 6.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 6.
Dosen menjelaskan tentang Hutang piutang dalam Islam
Penyajian Kegiatan Inti:
1.Uraian 1. Dasar hukum hutang piutang
2. Contoh 2. Rukun dan syarat hutang
3. Diskusi 3. Pembatalan hutang
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 6
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hukum sewa (ijarah)
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 38
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
39
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 7.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan7
Dosen menjelaskan tentang Hukum sewa (ijarah)
Penyajian Kegiatan Inti:
Dasar hukum hutang piutang
1.Uraian 1. Pengertian,dasar hukum
2. Contoh 2. Rukun dan syarat sah
3. Diskusi 3. Landasan hukum
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 7
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan
Penutup minggu berikutnya Hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik)
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.
Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
5. Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
6. Bhakti Waqaf. (AR), 2018
Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 40
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
41
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
43
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
45
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Prinsip Perbankan Syariah merupakan bagian dari ajaran Islam
yang berkaitan dengan ekonomi. Salah satu prinsip dalam
ekonomi Islam adalah larangan riba dalam berbagai bentuknya,
dan menggunakan sistem antara lain prinsip bagi hasil. Dengan
Uraian Materi prinsip bagi hasil, Bank Syariah dapat menciptakan iklim
investasi yang sehat dan adil karena semua pihak dapat saling
berbagi baik keuntungan maupun potensi risiko yang timbul
sehingga akan menciptakan posisi yang berimbang antara bank
dan nasabahnya. Dalam jangka panjang, hal ini akan mendorong
pemerataan ekonomi nasional karena hasil keuntungan tidak
hanya dinikmati oleh pemilik modal saja, tetapi juga oleh
pengelola modal.
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 10.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 10
Dosen menjelaskan tentang Perbankan Islam
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Pengertian perbankan Islam
1.Uraian 2. Produk-produk perbankan Islam
2. Contoh 3. Lembaga perbankan Islam di Indonesia dan dunia
3. Diskusi 4. Perbedaan perbankan Islam dan perbankan konvensional
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman
materi pembelajaran pada pertemuan ke 10
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi
Penutup perkuliahan minggu berikutnya Asuransi Islam
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 46
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
47
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 11.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 11
Dosen menjelaskan tentang Asuransi Islam
Penyajian Kegiatan Inti: 1. Pengertian asuransi Islam dan dasar hukumnya.
1.Uraian 2. Perbedaan Asuransi Islam dan asuransi konvensional
2. Contoh
3. Diskusi
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 11
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
berikutnya Multi Level Marketing dalam Islam
Penutup
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 48
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
49
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan
,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 12.
2 Dosen menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 12
Dosen menjelaskan tentang Multi Level Marketing dalam
Penyajian Kegiatan Inti:
Islam
1.Uraian 1. Pengertian MLM
2. Contoh 2. Landasan hukum multilevel marketing dalam Islam
3. Diskusi 3. Produk- produk MLM dalam pandangan Islam
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 12
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
berikutnya Pasar Modal/Bursa Efek
Penutup
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan 50
Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
51
1. Wahbah az- zuhaily, al – fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Bacaan Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad
al-Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa Nazhariyatul Aqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi
Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana
Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan
Keuangan ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
Terdapat lima peranana penting pasar modal syariah di Indonesia
yaitu sebagai berikut :
-Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara
efektif dan efisien
Uraian Materi -Pasar memudahkan alternative berinvestasi dengan memberikan
keuntungan dengan risiko tertentu
-Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang
sehat dan berprospek baik
-Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan
transparan
-Peningkatan aktifitas ekonomi nasional
Tahap Pembelajaran
1. Dosen menjelaskan cakupan materi pada pertemuan ke 13. Dosen
2 menjelaskan capaian pembelajaran/ kompetensi/ hasil
Pendahuluan pembelajaran Mata Kuliah dan khusus untuk pertemuan 13
Dosen menjelaskan tentang Pasar Modal/Bursa Efek dalam
Penyajian Kegiatan Inti:
Islam
1.Uraian 1. Pengertian pasar modal
2. Contoh 2. Landasan hukum pasar modal dalam Islam.
3. Diskusi 3. Perbedaan pasar modal dalam perspektif Islam dan konvensional
1. Dosen menutup perkuliahan dengan memberikan rangkuman materi
pembelajaran pada pertemuan ke 13
2. Dosen memberikan gambaran umum tentang materi perkuliahan minggu
berikutnya Ujian Akhir
Penutup
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-
fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk
Sumber Belajar Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli lil Bunuk wal Iqtishad al-
Islamy,1983
3. Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd,
Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4. Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam,
Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf,2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti
Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan, ,Rajawali 52
Press, Jakarta, 2004(AK)
KONTRAK PERKULIAHAN
7. Bahan Bacaan/Referensi
1. Wahbah az- zuhaily, al- fiqih al islam wa adillautu, Dar al-fikri Beirut, (WZ)
2. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Al-Madkhla li fiqhil Bunuk Al-Islmiyah, Cairo, Ma’had Ad-Dauli
l il Bunuk wal Iqtishad al-Islamy,1983
3.Yusuf Musa, Muhamamad, Al-Amwal wa NazhariyatulAqd, Darul Fikri al-Araby, Mesir, 1976
4.Muhammad Abdul Mannan, Teori dan Praktek EkonomiIslam,Yogyakarta,Dana Bhakti Waqaf,
2016 (MAM)
5. Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Waqaf. (AR), 2018
6. Adiwarman Karim, Bank Islam , Analisis Fiqih dan Keuangan, ,Rajawali Press, Jakarta, 2004(AK)
8. Tugas-tugas
Tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa adalah berupa:
1) Menjawab latihan soal
2) Kuis
2) Presentasi
b. Sikap = 10 % dinilai selama mengikuti perkuliahan baik interaksi dengan dosen maupun dengan
sesama mahasiswa.
c. Kuis = 15% diperoleh dari penilaian atas individu masing-masing.
d. Ujian Tengah Semester (UTS) = 20% diperoleh dari hasil ujian tengah semester mahasiswa setelah
mengikuti perkuliahan selama 7 pertemuan;
b. Tugas = 20% diperoleh dari tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa selama proses
perkuliahan, baik individu maupun kelompok, yang terdiri dari tugas sebelum UTS (10%) dan
tugas sebelum UAS (10%);
d. Ujian Akhir Semester (UAS) = 20% diperoleh dari hasil ujian akhir semester yang dilakukan
setelah pertemuan memenuhi batas 15 pertemuan;
Nilai akhir mahasiswa terdiri dari enam komponen di atas. Seluruh komponen penilaian (6 aspek)
tersebut harus lengkap.Apabila mahasiswa tidak melengkapi sampai 1 (satu) minggu setelah ujian
akhir berlangsung, mahasiswa akan dinyatakan tidak lulus dari mata kuliah yang bersangkutan.
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi
BAHAN AJAR
ekonomi sosalisme adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara.
Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara atau
pemerintah pusat.Sistem ekonomi sosialis biasa disebut juga dengan sistem ekonomi
yang terpusat. Kenapa disebut dengan terpusat? Karena segala sesuatunya harus diatur
oleh negara dan juga dikomandokan dari pusat. Pemerintahlah yang menjadi penguasa
dari seluruh kegiatan ekonomi ini.Sistem perekonomian sosialis merupakan sistem
perekonomian yang menginginkan kemakmuran dari masyarakatnya dan terlaksana
merata sehingga tidak ada lagi penindasan ekonomi yang terjadi.
Guna mewujudkan kemakmura yang merata di masyarakat, perekonomian harus
diatur oleh pemerintah. Oleh sebab itu, hal tersebut dapat mengakibatkan potensi dan
juga daya kreasi masyarakat akan mati sehingga tidak adanya kebebasan dari individu di
dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi.Dalam sistem ekonomi sosialis ini, dasar yang
digunakan berasal dari ajaran Karl Marx, dia berpendapat bahwasanya jika kepemilikan
pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelaskelas hingga
dapat menguntungkan bagi semua pihak.
A. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis
a. Kepemilikan harta dikuasai Negara
b. Setiap individu memilki kesamaan kesempatan dalam melakukan aktivitas
ekonomi
c. Disiplin politik yang tegas dan keras
d. Tiap warga negara di penuhi kebutuhan pokoknya
e. Proyek pembangunan dilaksanakan negara
f. Posisi tawar menawar individu terbatas
demikian, sangat disayangkan hingga saat ini belum ada suatu literatur yang mengupas
tentang sistim ekonomi islam secara menyeluruh.Memang sudah agak lama ummat islam
mengalami suatu penyakit pluralisme ekonomi ( berada di tengah-tengah sistim ekonomi
liberal, komunis dan sosialis ).
Hal itu ( pluralisme sistim ekonomi ) muncul disebabkan oleh ketidakmampuan
ummat islam melahirkan suatu konsep sistim ekonomi islam ( menggabungkan sistim
ekonomi dan syari,at ). Kondisi ini oleh Muhammad Syafi,i Antonio dilukiskan dengan
mengemukakan “ Di satu pihak kita mendapatkan para ekonom, banker dan usahawan
yang aktif dalam menggerakkan roda pembangunan ekonomi, tetapi lupa membawa pelita
agama karena memang tidak mengusai syari,at terlebih lagi fiqih muamalah secara
mendalam.Di lain pihak, kita menemukan para kiyai dan ulama yang mengusai secara
mendalam konsep-konsep fiqih, ulumul qur,an dan disiplin lainnya tetapi kurang
menguasai dan memantau fenomena ekonomi dan gejolak bisnis di sekelilingnya.
Akibatnya ada semacam tendensi da kulla umariddunya lil qaisar wa fawwiddh kulla
umuril akhirat lil baba ( let,s everything related to theworldly matters to the king an
religious matter to the pope )” biarlah kami mengatur urusan akhirat dan mereka
mengatur untuk urusan dunia. Padahal islam adalah risalah untuk dunia dan akhirat ”
( Muhammad Syafi,i Antonio,1992/1993:1).
Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang dijalankan berdasarkan
syariat islam atau aturan-aturan Allah. Dengan bersandarkan kepada Alquran dan Hadits
Nabi Muhammad sebagai pedoman yang tujuan akhirnya adalah keridhaan Allah, dengan
menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat islam.
Dalam segala kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai dengan
ketentuan Allah, baik dalam hal jual beli, pinjam meminjam maupun investasi. Allah Swt
berfirman :
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qasas:
77)
62
Akhirnya, sebagian orang yang tidak mempunyai harta dan jabatan merasa
bahwa, “Allah itu tidak adil”.
i. Adanya Jaminan sosial Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam
sebuah Negara, dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh
kebutuhan pokoknya masing-masing. Memang menjadi tugas dan
tanggungjawab utama bagi sebuah negara untuk menjamin setiap negara,
dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan prinsip “hak untuk hidup”.
Dalam sistem ekonomi Islam negara mempunyai tanggungjawab untuk
mengalokasikan sumberdaya alam guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat secara umum.
j. Distribusi kekayaan Islam mencegah penumpukan kekayaan pada
sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan
kepada semua lapisan masyarakat. Sumberdaya alam adalah hak manusia
untuk dipergunakan manusia untuk kemaslahatannya, upaya ini tidak
menjadi masalah bila tidak ada usaha untuk mengoptimalkan melalui
ketentuanketentuan syariah
k. Larangan menumpuk kekayaan Sistem ekonomi Islam melarang individu
mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan. Seorang muslim
berkewajiban untuk mencegah dirinya dan masyarakat supaya tidak
berlebihan dalam pemilikan harta. Seorang muslim dilarang beranggapan
terlalu berlebihan terhadap harta sehingga menyebabkan ia mengunakan
cara-cara yang tidak benar untuk mendapatkannya.
l. Kesejahteraan individu dan masyarakat Islam mengakui kehidupan
individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain.
Masyarakat akan menjadi aktor yang dominan dalam membentuk sikap
individu sehingga karakter individu banyak dipengaruhi oleh karakter
masyarakat. Demikian juga sebaliknya, tidak akan terbentuk karakter
masyarakat khas tanpa keterlibatan dari individu-individu.Sistem ekonomi
islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem
ekonomi yang lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi islam
65
66
Materi 2 : Konsep dasar sistem ekonomi Islam
Topik : Konsep dasar sistem ekonomi Islam.
Deskripsi : Menjelaskan serta memahami apa dan bagaimana konsep dasar sistem
ekonomi Islam..
Islam adalah agama rahmatal lil alamin yang mengatur hubungan antara sang
khaliq dengan makhluk dalam bentuk ‘ibadah, Islam pun datang dengan mengatur
hubungan antar sesama makhluk, seperti muamalah atau jual beli, nikah, warisan, dan
lainnya agar manusia hidup bersaudara di dalam rasa damai, adil dan kasih sayang.
Manusia sebagai makhluk individu yang memiliki berbagai keperluan hidup, telah
disedaikan oleh Allah swt beragam benda yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut tidak mungkin
diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan, dengan kata lain dia harus bekerja
sama dengan orang lain, manusia dijadikan Allah swt sebagai makhluk sosial yang tidak
lepas dari kehidupan bermasyarakat, membutuhkan antara satu dengan yang lain,
sehingga terjadi interaksi dan kontak sesama manusia lainnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan manusia berusaha mencari karunia Allah swt yang ada di muka
bumi ini sebagai sumber ekonomi, interaksi manusia dengan segala tujuannya tersebut
diatur dalam Islam dalam bentuk ilmu yang disebut fiqih muamalah, berbeda dengan
fiqih lain seperti fiqih ibadah, fiqih muamalah lebih bersifat fleksibel.
Dalam muamalah, Islam juga memberikan aturan hukum yang dapat dijadikan
sebagai pedoman baik yang terdapat dalam al-Qur’an maupun sunnah Rasulullah, hal
tersbut diperoleh dengan cara ijtihad, untuk melaksanakan ijtihad dapat menggunakan
metode:
1. Analogi (qiyas) yaitu dengan cara mencari perbandingannya atau
pengibaratannya.
2. Maslahah mursalah yaitu bertumpu pada pertimbangan menarik manfaat
menghindari mudharat.
3. Ihtihsan yaitu meninggalkan dalil-dalil khusus dan menggunakan dalil umum
yang dipandang lebih kuat.
70
4. Ihtihsab yaitu dengan cara melestarikan berlakunya ketentuan asal yang ada
terkecuali dalil yang menentukan lain,
5. Mengukuhkan berlakunya adat kebiasaan yang tidak berlawanan dengan
ketentuan syariah.
2. Pengertian muamalah
Pengertian muamalah terdiri dari dua segi, pertama dari segi bahasa yang berarti
saling bertindak, saling berbuat dan saling mengamalkan. Kedua dari segi istilah
muamalah dibagi dua yaitu muamalah dalam arti luas dan sempit, Muamalah dalam arti
sempit adalah aturan-aturan Allah swt yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan
cara yang baik, sedangkan dalam arti luas muamalah adalah peraturan-peraturan Allah
swt yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga
kepentingan manusia dalam urusannya dengan hal duniawi dalam pergaulan sosial.
Dalam muamalah, harus dilandasi beberapa asas, karena tanpa asas ini, suatu
tindakan tidak dinamakan sebagai muamalah, Asas muamalah terdiri dari:
a. Asas ‘adalah Asas ‘adalah (keadilan) atau pemerataan adalah penerapan prinsip
keadilan dalam bidang muamalah yang bertujuan agar harta tidak hanya dikuasai
oleh segelintir orang saja, tetapi harus didistribusikan secara merata di antara
masyarakat, baik kaya maupun miskin, dengan dasar tujuan ini maka dibuatlah
hukum zakat, shodaqoh, infaq.
b. Asas Mu’awanah Asas mu’awanah mewajibkan seluruh muslim untuk tolong
menolong dan membuat kemitraan dengan melakukan muamalah, yang
dimaksud dengan kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua 71
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama
dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
c. Asas Musyarakah Asas musyarakah menghendaki bahwa setiap bentuk
muamalah kerjasama antar pihak yang saling menguntungkan bukan saja bagi
pihak yang terlibat melainkan bagi keseluruhan masyarakat, oleh karena itu ada
harta yang dalam muamalat diperlakukan sebagai milik bersama dan sama sekali
tidak dibenarkan dimiliki perorangan.
d. Asas Manfaah (tabadulul manafi’).
Asas manfaah berarti bahwa segala bentuk kegiatan muamalat harus
memberikan keuntungan dan manfaat bagi pihak yang terlibat, asas ini
merupakan kelanjutan dari prinsip atta’awun (tolong menolong/ gotong royong)
atau mu’awanah (saling percaya) sehingga asas ini bertujuan menciptakan
kerjasama antar individu atau pihak-pihak dalam masyarakat dalam rangka
saling memenuhi keperluannya masing-masing dalam rangka kesejahteraan
bersama. Asas manfaah adalah kelanjutan dari prinsip pemilikan dalam hukum
Islam yang menyatakan bahwa segala yang dilangit dan di bumi pada hakikatnya
adalah milik Allah swt, dengan demikian manusia bukanlah pemilik yang berhak
sepenuhnya atas harta yang ada di bumi ini, melainkan hanya sebagai pemilik
hak memanfaatkannya.
e. Asas Antaradhin.
Asas antaradhin atau suka sama suka menyatakan bahwa setiap bentuk
muamalat antar individu atau antar pihak harus berdasarkan kerelaan
masingmasing, Kerelaan disini dapat berarti kerelaan melakukan suatu bentuk
muamalat, maupun kerelaan dalam arti kerelaan dalam menerima dan atau
menyerahkan harta yag dijadikan obyek perikatan dan bentuk muamalat lainnya.
f. Asas Adamul Gharar.
Asas adamul gharar berarti bahwa pada setiap bentuk muamalat tidak boleh ada
gharar atau tipu daya atau sesuatu yang menyebabkan salah satu pihak merasa
dirugikan oleh pihak lainnya sehingga mengakibatkan hilangnya unsur kerelaan
salah satu pihak dalam melakukan suatu transaksi.
72
g. Kebebasan Membuat.
Kebebasan berakad/kontrak merupakan prinsip hukum yang menyatakan bahwa
setiap orang dapat membuat akad jenis apapun tanpa terikat pada nama-nama
yang telah ditentukan dalam undang-undang syariah dan memasukkan klausul
apa saja dalam akad yang dibuatnya itu sesuai dengan kepentingannya sejauh
tidak berakibat makan harta bersama dengan jalan batil.
h. al Musawah
Asas ini memiliki makna kesetaraan atau kesamaan, artinya bahwa setiap pihak
pelaku muamalah berkedudukan sama.
i. Ash shiddiq.
Dalam Islam manusia diperintahkan untuk menjunjung kejujuran dan kebenaran,
jika dalam bermuamalah kejujuran dan kebenaran tidak dikedepankan, maka
akan berpengaruh terhadap keabsahan perjanjian. Perjanjan yang didalamnya
terdapat unsur kebohongan menjadi batal atau tidak sah.
a. Jika di atas tadi disampaikan, muamalah tidak sah jika tidak mengandung asas-
asas sebagaimana Maisir, aaisir sering dikenal dengan perjudian, dalam praktik
perjudian seseorang bisa untung dan bisa rugi.
b. Gharar, Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada
dalam kuasanya alias diluar jangkauan termasuk jual beli Gharar, boleh
dikatakan bahwa konsep Gharar berkisar kepada makna ketidakjelasan suatu
transaksi dilaksanakan.
c. Haram, Ketika obyek yang diperjualbelikan ini haram, maka transaksinya
menjadi tidak sah.
d. Riba, Yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah, antara lain dalam
transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan
waktu penyerahan.
e. Bathil, dalam melakukan transaksi, prinsip yang harus dijunjung adalah tidak
ada kedzaliman yang dirasa pihakpihak yang terlibat, semuanya harus sama-
sama rela dan adil sesuai takarannya. maka, dari sisi ini transaksi yang terjadi
akan merekatkan ukhuwah pihak-pihak yang terlibat.
73
f. Kecurangan, ketidakjujuran, menutupi cacat barang, mengurang timbangan tidak
dibenarkan, atau hal-hal kecil seperti penggunaan barang tanpa izin. dimaksud,
maka ada pula yang harus dihindari dalam muamalah yang lebih dikenal dengan
singkatan maghrib, yaitu Maisir, Gharar, Haram, Riba dan Bathil.
suka dengan praktik makelar dan mengutamakan transaksi jual beli (pertukaran)
secara langsung antaraprodusen dan konsumen tanpa menggunakan jasa perantara,
karena upah makelar pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen.
d. Meninggalkan intervensi yang dilarang Islam memberikan tuntutan kepada kaum
muslimin untuk mengimami konsepsi qadla dan qodar Allah swt, apa yang telah
Allah swt tetapkan untuk seorang hamba tidak akan pernah tertukar dengan hamba
lain, dan rizki seorang hamba tidak akan pernah berpindah tangan kepada orang
lain. Perlu disadari bahwa nilai-nilai solidaritas sosial ataupun ikatan persaudaraan
dengan orang lain lebih penting daripada sekedar nilai materi, untuk itu
Rasulullah saw, melarang untuk menumpangi transaksi yang sedang dilakukan
orang lain, kita tidak diperbolehkan untuk intervensi terhadap akad ataupun jual
beli yang sedang dilakukan orang lain. Rasulullah bersabda “seseorang tidak
boleh melakukan jual beli atas jual beli yang sedang dilakukan oleh saudaranya”.
e. Menghindari eksploitasi Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk membantu
orang-orang yang membutuhkan,dimana Rasulullah bersabda “sesama muslim
adalah saudara, tidak mendzalimi satu sama lainnya,barangsiapa mmenuhi
kebutuhan saudaranya, maka Allah akan mencukupi
kebutuhannya,dan barang siapa membantu mengurangi beban sesame saudaranya,
maka Allah swt akan menghilangkan bebannya di hari kiamat nanti”. Hadis
tersebut memebrikan tuntunan untuk tidak mengeksploitasi sesama saudara
muslim yang sedang membutuhkan sesuatu, dengan cara menaikkan harga atau
syarat tambahan yang memberatkan.
f. Memberikan kelenturan dan toleransi Toleransi merupakam karakteristik dari
ajaran islam yang ingin direalisasikan dalam setiap dimensi kehidupan. Nilai
toleransi ini biar dipraktekkan dalam kehdiupan politik, ekonomi atau hubungan
kemasyarakatan lain. Khusus dalam transaksi finansial, nilai bias diwujudkan
dengan mempermudah transaksi bisnis tanpa harus memberatkan pihak yang
terkait. Selain itu, kelenturan dan toleransi itu bias diberikan kepada debitur yang
sedang mengalami kesulitan finansial, karena bisnis yang dijalnkan sedang
megalami resesi. Melakukan re-scheduling piutang yang telah jatuh tempo,
disesuaikn dengan kemapanan finansial yang diproyeksikan dismping itu, tetap
75
membuka peluang bagi para pembeli yag ingin membatalkan transaksi jual beli,
karena terdapat indikasi ketidak butuhannya terhadap obyek transaksi.
g. Jujur dan amanah Kejujuran merupakan bekal utama untuk meraih keberkahan.
Namun, kata jujur tidak semudah mengucapkannya, sangat berat memegang
prinsip ini dalam kehidupan.seseorang bisa meraup keuntungan berlimpah dengan
lisptik kebohongan dalam bertransaksi.sementara orang jujur harus menahan
dorongan materialisme dari cara-cara yang tidak semestinya.perlu perjuangan
keras untuk membumikan kejujuran dalam setiap langkah kehidupan.
4. Pandangan fiqih terhadap muamalah
Pembagian fiqih muamalah menurut Ibn Abidin terbagi dalam lima bagian:
a. Muawadhah Maliyah (hukum kebendaan),
b. Munakahat ( hukum perkawinan),
c. Muhasanat ( hukum acara),
d. Amanat dan “aryah ( pinjaman),
e. Tirkah ( harta peninggalan)
b. wa al-Adabiyah, yaitu muamalah ditinjau dari segi cara tukar menukar benda,
yang sumbernya dari pancaindera manusia, sedangkan unsurunsur
penegaknya adalah hak dan kewajiban sperti jujur, iri, hasud dan lainnya.
Topik : Hukum jual beli, dan syarat jual beli menurut hukum Islam
Deskripsi : Pada topik ini akan dijelaskan Islam memberikan rambu-rambu
pedoman dalam melakukan kegiatan usaha
Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan mempunyai peranan yang
sangat vital dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis mempengaruhi
semua tingkat kehidupan manusia baik individu, sosial, regional, nasional maupun
internasional. Tiap hari jutaan manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen,
perantara maupun sebagai konsumen. Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang
terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi-memasarkan,
bekerjamemperkerjakan, serta interaksi manusiawi lainnya, dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
Dalam kegiatan perdagangan (bisnis), pelaku usaha atau pebisnis dan konsumen
(pemakai barang dan jasa) sama-sama mempunyai kebutuhan dan kepentingan. Pelaku
usaha harus memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Untuk itu sangat
diperlukan aturan-aturan dan nilainilai yang mengatur kegiatan bisnis tersebut agar tidak
ada pihak-pihak yang dirugikan dan dieksploitasi baik pihak konsumen, karyawan
maupun siapa saja yang ikut terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut. Kenyataan yang kita
hadapi sekarang di masyarakat adalah perilaku yang menyimpang dari ajaran agama,
merosotnya nilai etika dalam bisnis.
Bagi kalangan ini bisnis adalah kegiatan manusia yang bertujuan mencari laba
semata-mata. Bisnis telah ada dalam sistem dan struktur dunianya hidup sehingga bisnis
tidak seiring dengan etika. Hal inilah yang oleh George (1986 : 5) melahirkan mitos
bisnis amoral. Bahwa bisnis adalah bisnis, antara bisnis dan moralitas tidak ada kaitan
apa-apa. Mitos bisnis amoral menganggap bahwa bisnis merupakan kegiatan tak terpuji
dan karenanya harus dihindari, mitos bisnis pengejar maksimalisasi keuntungan; bahwa
bisnis hanyalah kegiatan yang berhubungan dengan keuntungankeuntungan semata dan
mitos bisnis sebagai permainan; bahwa bisnis merupakan arena kompetisi atau permainan
judi dengan kemenangan menjadi tujuan utama. Dengan mitos tersebut, citra buruk bisnis
seakan mendapat legitimasi. Berbagai bentuk kecurangan terjadi dalam bisnis seperti 78
rendahnya solidaritas, tanggung jawab sosial dan tingkat kejujuran, saling curiga,
persaingan tidak sehat, penunggakan utang, sogok menyogok, komersialisasi birokrasi
bahkan memotong relasi saingan untuk mematikan usaha saingan (Alma & Donni, 2009 :
199).
Beberapa tahun terakhir ada perkembangan menarik berkaitan dengan bisnis,
Patricia Aburdence dalam Megatrend 2010 menyatakan terdapat tujuh megatrend yang
akan mewarnai dunia bisnis modern, yaitu : pertama, muncul dan meningkatnya kekuatan
spiritual. Kedua, munculnya fajar baru conscious capitalism. Ketiga, munculnya
kepemimpinan alternative dari tengah. Keempat, banyaknya penerapan spritualisme
dalam dunia bisnis. Kelima, meningkatnya konsumen yang memutuskan perilakunya
berdasarkan sistem nilai. Keenam, munculnya gelombang pemecahan masalah
berdasarkan kesadaran. Ketujuh, munculnya ledakan investasi dalam berbagai bidang
bisnis yang memiliki etika dan tanggung jawab sosial. supply creates its own demand
diimbangi dengan prinsip pelayanan yang berlandaskan pada nilai etika. Hal ini juga
dinyatakan oleh Fauroni (2003 : 92) bahwa etika bisnis merupakan keharusan. Etika
dapat menyatu dengan dunia bisnis. Tanpa etika, dunia bisnis akan menjadi sebuah
struktur kehidupan yang tersendiri dan Bisnis modern saat ini adalah bisnis yang diwarnai
dengan persaingan yang ketat. Dalam konteks bisnis yang kompetitif, setiap perusahaan
berusaha untuk unggul berdasarkan kekuatan objektifnya. Kekuatan objektif itu
mencakup dua hal pokok yaitu modal dan tenaga kerja (Keraf, 1998 : 6). Modal yang
besar saja tidak cukup memadai, kebutuhan akan tenaga professional juga tidak kalah
penting karena tenaga professional akan menentukan kekuatan manajemen dan
profesionalisme suatu perusahaan. Namun tenaga yang professional tidak hanya
didasarkan pada keahlian dan keterampilannya saja. Hal yang tidak kalah penting adalah
komitmen moral mereka: disiplin, loyalitas, kerja sama, integritas pribadi, tanggung
jawab, kejujuran, perlakuan yang manusiawi dan sebagainya.
Karena itu, berbisnis secara baik dan etis memang menjadi sebuah tuntutan dari
setiap perusahaan yang ingin membangun dinasti bisnis yang sukses dan bertahan lama.
Kesadaran bahwa bisnis harus dilandasi dengan etika juga mulai disadari oleh para
pengusaha Muslim. Apalagi di dalam ajaran Islam memang telah memberikan tuntunan
79
bagaimana berbisnis yang sesuai dengan normanorma ajaran Islam sebagaimana yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang merupakan pebisnis ulung dengan berbagai
keutamaan sifat Beliau. Bagaimana Rasullullah SAW mengelola bisnisnya digambarkan
oleh Afzalur Rahman (1997) sebagai berikut : ³Muhammad did his dealing honestly and
fairly and never gave his costumers to complain. He always kept his promise and
delivered on time the goods of quality mutually agreed between the parties. He always
showed a great sense of responsibility and integrity in Bahkan dia mengatakan :
reputations as an honest and truthful trader wass well established while he was stillin his
early youth. Dasar-dasar etika dan manajemen bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah
SAW ini telah mendapat legitimasi keagamaan setelah beliau diangkat menjadi Nabi.
Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di
penghujung abad ke-20 atau awal abad ke-21. Prinsip bisnis modern, seperti tujuan
pelanggan dan kepuasan konsumen (costumer satisfication), pelayanan yang unggul
(service excellent), kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan
kompetitif, semuanya telah menjadi gambaran pribadi dan etika bisnis Muhammad SAW
sejak beliau masih muda (Gitosardjono, 2009 : 43-44). PEMBAHASAN Konsep Bisnis
Dalam Islam Bisnis merupakan suatu istilah untuk menjelaskan segala aktivitas berbagai
institusi dari yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat
sehari-hari (Manullang, 2002 : 8). Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan
yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki
dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola
sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
Perusahaan-perusahaan besar dunia telah menyadari perlunya prinsip-prinsip
bisnis yang lebih manusiawi seperti yang diajarkan oleh ajaran Islam, yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW, yaitu:
1. Customer Oriented
Dalam bisnis, Rasulullah selalu menerapkan prinsip customer oriented, yaitu
prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan (Afzalur Rahman, 1996 :19).
Untuk melakukan prinsip tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran, keadilan, serta
amanah dalam melaksanakan kontrak bisnis. Jika terjadi perbedaan pandangan maka
diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada unsur-unsur penipuan yang dapat
80
merugikan salah satu pihak. Dampak dari prinsip yang diterapkan, para pelanggan
Rasulullah SAW tidak pernah merasa dirugikan. Tidak ada keluhan tentang janji-janji
yang diucapkan, karena barang-barang yang disepakati dalam kontrak tidak ada yang
dimanipulasi atau dikurangi.
Untuk memuaskan pelanggan ada beberapa hal yang selalu Nabi perintahkan.
Beberapa hal tersebut antara lain, adil dalam menimbang, menunjukkan cacat barang
yang diperjual belikan, menjauhi sumpah dalam jual beli dan tidak mempraktekkan apa
yang disebut dengan yaitu memuji dan mengemukakan keunggulan barang padahal
mutunya tidak sebaik yang dipromosikan, hal ini juga berarti membohongi pembeli.
Selain itu prinsip customer oriented juga memberikan kebolehan kepada konsumen atas
hak Khiyar (meneruskan atau membatalkan transaksi) jika ada indikasi penipuan atau
merasa dirugikan (A.W. Muslich, 2010 : 215). Konsep Khiyar ini dapat menjadi faktor
untuk menguatkan posisi konsumen di mata produsen, sehingga produsen atau
perusahaan manapun tidak dapat berbuat semenamena terhadap pelanggannya.
2. Transparansi
Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis merupakan kunci keberhasilan.
Apapun bentuknya, kejujuran tetap menjadi prinsip utama sampai saat ini. Transparansi
terhadap kosumen adalah ketika seorang produsen terbuka mengenai mutu, kuantitas,
komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-lain agar tidak membahayakan dan merugikan
konsumen. Prinsip kejujuran dan keterbukaan ini juga berlaku terhadap mitra kerja.
Seorang yang diberi amanat untuk mengerjakan sesuatu harus membeberkan hasil
kerjanya dan tidak menyembunyikannya. Transparansi baik dalam laporan keuangan,
mapuun laporan lain yang relevan.
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
Juga disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW berikut ini :
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: Laknat Allah terhadap penyuap
dan penerima suap di dalam hukum. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmizi).
4.Fairness
Terwujudnya keadilan adalah misi diutusnya para Rasul. Setiap bentuk
ketidakadilan harus lenyap dari muka bumi. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW
selalu tegas dalam menegakkan keadilan termasuk keadilan dalam berbisnis. Saling
menjaga agar hak orang lain tidak terganggu selalu ditekankan dalam menjaga
hubungan antara yang satu dengan yang lain sebagai bentuk dari keadilan. Keadilan
kepada konsumen dengan tidak melakukan penipuan dan menyebabkan kerugian bagi
konsumen. Wujud dari keadilan bagi karyawan adalah memberikan upah yang adil bagi
karyawan, tidak mengekploitasinya dan menjaga hakhaknya. Dalam pemberian upah,
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkannya dengan cara yang sangat baik yaitu
memberikan upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya (HR. Ibnu Majah dari
Umar). Selain itu bentuk keadilan dalam berbisnis adalah memberi tenggang waktu
apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. Hal ini dicontohkan Rasulullah
SAW dalam hadits Beliau :
Barangsiapa yang ingin dinaungi Allah dengan naungan-Nya (pada hari kiamat),
maka hendaklah ia menangguhkan waktu pelunasan hutang bagi orang yang sedang
kesulitan, atau hendaklah ia menggugurkan hutangnya. (HR. Ibnu Majah).
Selain itu bentuk keadilan dalam bisnis adalah bahwa bisnis yang dilaksanakan
bersih dari unsur riba karena riba mengakibatkan eksploitasi dari yang kaya kepada
yang miskin. Oleh karena itu Allah dan RasulNya mengumumkan perang terhadap riba.
Larangan riba ini disebutkan dalam QS. Al Baqarah ayat 278
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba 82
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
5. Keseimbangan (Keadilan) Ajaran Islam berorientasi pada terciptanya karakter
manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang seimbang dan adil dalam konteks
hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain (masyarakat) dan
dengan lingkungan (Muslich, 2010 : 24). Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh
Allah dengan menyebut umat Islam sebagai ummatan wasathan.Ummatan wasathan
adalah umat yang memiliki kebersamaan, kedinamisan dalam gerak, arah dan
tujuannya serta memiliki aturan-aturan kolektif yang berfungsi sebagai penengah
atau pembenar. Dengan demikian keseimbangan, kebersamaan, kemoderenan
merupakan prinsip etis mendasar yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun
entitas bisnis (Muhammad dan Fauroni, 2002 : 13). Dalam al-Quran bahwa
pembelanjaan harta benda harus dilakukan dalam kebaikan atau jalan Allah dan
tidak pada sesuatu yang dapat membinasakan diri (QS. Al Baqarah ayat 195). Harus
menyempurnakan takaran dan timbangan dengan neraca yang benar
Dijelaskan juga bahwa ciri-ciri orang yang mendapat kemuliaan dalam
pandangan Allah adalah mereka yang membelanjakan harta bendanya tidak
secara berlebihan dan tidak pula kikir, tidak melakukan kemusyrikan, tidak
membunuh jiwa yang diharamkan, tidak berzina, tidak memberikan kesaksian palsu,
tidak tuli dan tidak buta terhadap ayat-ayat Allah. Sebagaimana disebutkan dalam
QS. Al Furqan ayat 67-68:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-
lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya).
Produksi, konsumsi dan distribusi harus berhenti pada titik keseimbangan
83
tertentu demi menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam
genggaman segelintir orang. Kedua, Setiap kebahagiaan individu harus mempunyai
nilai yang sama dipandang dari sudut sosial, karena manusia adalah makhluk
teomorfis yang harus memenuhi ketentuan keseimbangan nilai yang sama antara
nilai sosial marginal dan individual dalam masyarakat. Ketiga, tidak mengakui hak
milik yang tak terbatas dan pasar bebas yang tak terkendali (Naqvi, 1993 : 99). 3.
Kehendak Bebas Manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai batas-batas
tertentu mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada
tujuan yang akan dicapainya. Manusia dianugerahi kehendak bebas (free will) untuk
membimbing kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan aksioma kehendak bebas
ini, dalam bisnis manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjian
atau tidak, melaksanakan bentuk aktivitas bisnis tertentu, berkreasi mengembangkan
potensi bisnis yang ada (Beekun,1997 : 24).
Dalam mengembangkan kreasi terhadap pilihan-pilihan, ada dua konsekue
harus muncul dalam setiap aktivitas bisnis sehingga tercipta hubungan persaudaraan
yang Islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu
qimah ruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt (Yusanto dan Karebet, 2002 : 19). Pertumbuhan, jika profit materi
dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan
agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor
syariah, bukan menghalalkan segala cara. Keberlangsungan, target yang telah
dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar
perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama. Keberkahan, semua tujuan
yang telah tercapai tidak akan berarti apaapa jika tidak ada keberkahan di dalamnya.
Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan
bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti
bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat ridla dari
Allah Swt, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai dengan misi diciptakannya manusia
adalah untuk beribadah kepada Allah baik dengan ibadah mahdah maupun ghairu
mahdah (Yusanto dan Karebet, 2002 : 20)
84
Gambar berikut adalah Anatomi Sistemik Bisnis dalam Islam:
INPUT:
x.Entrepreneurship
(motivasi-sikap mental).
x Keahlian
x SDM
x Sumber Daya PROSES:
x Modal Manajemen
Strategi
Operasi/ Produksi OUTPUT:
SDM Profit
Keuangan Pertumbuhan
Keberlangsungan
Keberkahan
Materi 5 : Akad dalam Islam 85
Islam tidak saja melulu tentang shalat, zakat puasa dan amalan lainnya. Di dalam
Islam juga mengatur tentang muamalah yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Dari
kegiatan Muamalah kemudian lalu muncullah sebuah sistem ekonomi syariah. Di dalam
ekonomi syariah ini terdapat ketentuan yang sudah diterangkan di dalam Al-Qur’an dan
hadis. Ada banyak ketentuan di dalam ekonomi syariah yang harus dijalankan sebagai
seorang muslim. Ketentuan ini muncul bukan saja untuk membuat setiap muslim taat
terhadap ajaran Islam, tapi membawa asas manfaat bagi kehidupan.
Misalnya ekonomi syariah membawa dampak keadilan bagi orang banyak karena
menerapkan keadilan di dalam praktiknya. Dalam praktiknya ekonomi syariah bebas dari
unsur riba, bebas gharar, bebas maysir. Unsur-unsur tersebut sudah jelas di dalam Al-
Qur’an. Misalnya riba, adalah melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada
peminjam. Praktik riba ini sangat diharamkan oleh syariat Islam. Gharar dan maysir,
suatu kegiatan ekonomi yang melibatkan unsur judi atau taruhan di dalamnya. Oleh
karena itu untuk menghindari hal-hal tersebut maka dibuatlah akad yang mendasari
transaksi agar lebih aman dan tidak merugikan kedua belah pihak yang bertransaksi.
Pengertian akad dalam arti luas hampir sama dengan pengertian akad dari segi
bahasa. Akad adalah segala sesuatu yang dikerjakan seseorang berdasarkan keinginan
sendiri. Pengertian secara khusus adalah perikatan yang ditetapkan dengan ijab
dan qabul berdasarkan ketentuan syara yang berdampak pada objeknya. Jadi akad dapat
disimpulkan adalah suatu yang sengaja dilakukan oleh kedua belah pihak berdasarkan
persetujuan masing-masing.
A. Jenis-jenis Akad dalam Ekonomi Syariah
86
Berikut ini beberapa jenis akad di dalam ekonomi syariah. Masing-masing akad
memiliki kekhususan dan karakteristiknya tersendiri. Selain itu masing-masing akad
memiliki objek transaksi berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dalam transaksi itu
sendiri.
1. Murabahah
Akad jual beli ini menekankan mengenai harga jual dan keuntungan yang
disepakati oleh para pihak, baik itu penjual atau pembeli. Selain itu, jumlah dan jenis
produknya diperjelas secara detail. Nantinya, produk akan diserahkan begitu akad jual
beli diselesaikan. Untuk pihak pembeli, bisa menunaikan kewajibannya secara cicilan
atau membayar tunai.
2. Salam
adalah akad jual beli berdasarkan cara pemesanan. Prosesnya, pembeli akan
memberi uang terlebih dahulu untuk membeli barang yang spesifikasinya sudah
dijelaskan secara rinci, lalu baru produk akan dikirimkan. Akad salam biasa diterapkan
untuk produk-produk pertanian. Dalam praktiknya, akad Salam menempatkan pihak bank
syariah sebagai pembeli dan menyerahkan uangnya kepada petani sebagai nasabah.
3. Istishna’
4. Mudharabah
6. Musyarakah Mutanaqisah
Akad jual beli barang ini mengatur dua pihak atau lebih yang berkongsi untuk
suatu barang. Nantinya, salah satu pihak akan membeli bagian dari kepemilikan barang
pihak lainnya dengan cara mencicil atau bertahap. Akad ini biasa dilakukan jika ada
proyek yang dibiayai oleh nasabah dan lembaga keuangan yang kemudian dibeli oleh
pihak lainnya secara bertahap atau cicilan.
7. Wadi’ah
Wadi’ah adalah akad di mana salah satu pihak akan menitipkan suatu produk
untuk pihak kedua. Akad ini cukup sering dilakukan dalam perbankan syariah dalam
produk rekening giro.
8. Wakalah
Akad ini lebih mengatur untuk mengikat antara perwakilan satu pihak dengan
pihak yang lain. Akad ini biasa diterapkan dalam pembuatan faktur atau invoice,
penerusan permintaan, atau pembelian barang dari luar negeri.
7. Ijarah
Akad Ijarah mengatur mengenai persewaan barang yang mengikat pihak yang
berakad. Biasanya, akad ini dilakukan jika barang yang disewa memberikan manfaat.
Biasanya, penerapan akad dalam bank syariah ini adalah cicilan sewa yang terhitung
sebagai cicilan pokok untuk sebuah harga barang. Nantinya, di akhir perjanjian, penyewa
atau nasabah bisa membeli barang yang dicicilnya tersebut dengan sisa harga yang
ditetapkan oleh bank syariah. Oleh sebab itu, Ijarah ini juga dikenal sebagai al Ijarah
waliqtina’ ataupun al ijarah alMuntahia Bittamiliiik.
8. Ju’alah
88
Ju’alah itu memiliki kesamaan dengan akad ijarah (jual jasa) yaitu adanya upah
karena mendapatkan manfaat atau jasa. Perbedaannya, akad ju’alah transaksi mulai
mengikat ketika pekerjaan dimulai. Pada saat itu, tidak boleh ada pihak yang
membatalkan transaksi secara sepihak. Dalam akad ju’alah hanya disyaratkan adanya
kejelasan jasa atau manfaat yang menjadi objek transaksi.
9. Kafalah
Akad kafalah lebih menekankan mengenai jaminan yang diserahkan oleh satu
pihak ke pihak lainnya. Biasanya, hal ini diterapkan untuk pembayaran lebih dulu
(advance payment bond), garansi sebuah proyek (performance bond), ataupun partisipasi
tender (tender bond)
10. Hawalah
Akad Hawalah mengatur mengenai pemindahan utang maupun piutang dari pihak
satu ke pihak lainnya. Biasanya akad ini dilakukan oleh bank syariah kepada nasabah
yang ingin menjual produknya kepada pembeli dalam bentuk giro mundur atau biasa
disebut Post Dated Check. Tentunya, akad ini harus dilakukan sesuai dengan prosedur
syariah.
11. Rahn
Rahn merupakan akad gadai yang dilaksanakan oleh penggadai barang kepada
pihak lainnya. Biasanya penggadai barang ini akan mendapatkan uang sebagai ganti dari
barang yang digadaikan. Pada bank syariah, akad ini biasa diterapkan jika ada
pembiayaan yang riskan dan perlu akan adanya jaminan tambahan. Dalam akad Rahn,
bank syariah tidak mendapatkan manfaat apapun terkecuali jika hal tersebut
dimanfaatkan sebagai biaya keamanan atau pemeliharaan barang tersebut.
12. Qardh
Akad Qardh mengatur mengenai pemberian dana talangan kepada nasabah dalam
kurun waktu yang cenderung pendek. Tentunya, dana ini harus diganti secepatnya.
Besaran nominal harus sesuai dengan dana talangan yang diberikan, atau bisa diartikan
nasabah hanya harus melakukan pengembalian pinjaman pokoknya saja.
B. Perbedaan Akad Bathil dan Akad Shahih
89
1. Akad Bathil
Akad bathil atau al-buthlan ialah akad yang mengandung unsur batil karena
adanya ketidaksesuaian dengan hukum syariah sebagaimana berlaku dalam ajaran Islam.
Salah satu penyebab akad ini disebut batil adalah terdapat kecacatan pada pokok akad,
misalnya unsur atau syarat sah akad yang tidak terpenuhi.
Adapun cacat dalam hal ini terbagi menjadi tiga hal, yakni:
Majhul
Majhul dalam sebuah akad memiliki arti ketidakjelasan harga ataupun barang
yang diperjual belikan. Dengan demikian, barang yang diperjual belikan harus jelas.
Gharar
Gharar memiliki arti penyesatan atau penipuan dalam konteks jual beli.
Contohnya, jual beli sapi dengan memberi janji sapi tersebut akan menghasilkan susu 1
liter.
Ikrah
Dalam akad jual beli berdasarkan hukum syariah, tidak boleh ada unsur ikrah atau
paksaan. Misalnya, jual beli yang didasari atas paksaan atau ancaman.
2. Akad Shahih
Akad shahih merupakan kebalikan dari akad bathil. Akad ini merupakan akad
yang terdiri dari shahha, yashihu, dan shah(an) wa shihha(tan) ‒ yang artinya benar, tepat,
dan sehat.
Shahia dalam hal ini berarti suatu tindakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam
terpenuhnya rukun akad.
Artinya: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
2. Al-Baqarah Ayat 278-280
ٍ ْيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو َذرُوا َما بَقِ َي ِمنَ ال ِّربَاِإن ُكنتُم ُّمْؤ ِمنِينَفَِإن لَّ ْم تَ ْف َعلُوا فَْأ َذنُوا بِ َح\\ ر
ب ِّمنَ هَّللا ِ َو َر ُس \ولِ ِه ۖ َوِإن تُ ْبتُ ْم
َص\ َّدقُوا َخ ْي\ ٌر لَّ ُك ْم ۖ ِإن ُكنتُ ْمَ ُس\ َر ٍة فَن َِظ\ َرةٌ ِإلَ ٰى َمي َْس\ َر ٍة ۚ َوَأن ت ْ ظلَ ُمونَ\ َوِإن َك\\انَ ُذو ع ْ َُظلِ ُم\\ونَ َواَل ت
ْ \والِ ُك ْم اَل ت
َ \فَلَ ُك ْم ُر ُءوسُ َأ ْم
َتَ ْعلَ ُمون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa
Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia
berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui.”
3. Ali-Imran Ayat 130
91
۟ ُض َعفَةً ۖ َوٱتَّق
َوا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون َ ٰ وا ٱل ِّربَ ٰ ٓو ۟ا َأضْ ٰ َعفًا ُّم ۟ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن
۟ ُوا اَل تَْأ ُكل
َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
4. Al-Baqarah-276
ار َأثِ ٍيم ِ َص َد ٰق
ٍ َّت ۗ َوٱهَّلل ُ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل َكف َّ ق ٱهَّلل ُ ٱل ِّربَ ٰو ۟ا َويُرْ بِى ٱل
ُ يَ ْم َح
Artinya: “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
Alasan Memilih KPR Tanpa Unsur Riba
1. Terhindar dari Dosa Riba
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang hukum riba dalam Al-Qur’an, segala
hal yang mengandung unsur riba sangat dilarang dalam ajaran Islam.
Menurut HR. Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89, riba termasuk tujuh dosa besar yang
menjerumuskan pelakunya ke neraka.
Oleh karena itu, untuk menghindari unsur riba, kini sudah mulai banyak kpr syariah yang
menjadi solusi bebas riba.
2. Terhindar dari Akad Bathil
Setelah mengetahui apa itu akad bathil, terdapat banyak kecacatan dalam jual beli yang
menggunakan akad tersebut.
Misalnya terdapat dua akad dalam satu transaksi, yakni sewa dan beli.
Dua akad dalam satu transaksi tersebut terjadi dalam skema KPR yang mengandung
unsur riba, sebab status rumah adalah sewa dan akan berubah menjadi hak milik ketika
telah melunasi cicilan.
3. Terhindar dari Jaminan Barang
Dalam KPR dengan unsur riba, rumah yang diperjual belikan berstatus sebagai barang
jaminan.
Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, “Tidak boleh jual beli dengan syarat menjaminkan
barang yang dibeli” (Al-Fatawa al-fiqiyah al-Kubra, 2/287).
Materi 6 : Hutang piutang dalam Islam 92
Selain itu juga dasar hukum utang piutang terdapat di dalam surat al-Baqarah ayat
283:
Artinya: ‚Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang 94
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)‛...
(QS.al-Baqarah : 283).
Ijarah
Transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau upah mengupah atas suatu
jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau imbalan jasa."
Otoritas Jasa Keuangan
"n (Ar): perjanjian (kontrak) dalam hal upah-mengupah dan sewa-menyewa."
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Apa Itu Ijarah?
Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah
sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan dalam perbankan syariah. Secara
makna dan konteksnya dalam perbankan, Ijarah adalah pemindahan hak guna suatu
barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas
barang tersebut. Singkat kata Ijarah berarti menyewa suatu tanpa maksud memilikinya.
Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa adalah nasabah dengan objek yang
akan disewakan dan bank adalah pihak yang menyewakan. Transaksi dengan akad Ijarah
diatur dalam Fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh
sebab itu, pembiayaan dengan akad Ijarah diatur sesuai syariat Islam.
Baik proses maupun Imbalan dari transaksi Ijarah ini sendiri juga berdasarkan
hasil kesepakatan kedua belah pihak. Bukan hanya itu saja, tujuan dari penyewaan barang
atau asset tersebut haruslah jelas dan telah diketahui sebelumnya. Akad Ijarah berfokus
kepada manfaat barang dan tidak boleh dilakukan atas suatu benda. Misalkan saja apabila
ada seekor sapi yang diIjarahkan untuk diambil susunya, hal ini tidak diperbolehkan
karena susu dapat menjadi benda yang dapat diperjual-belikan.
Contoh Transaksi Ijarah
97
Dalam perbankan syariah, salah satu contoh transaksi Ijarah bisa dilihat dalam
pinjaman multiguna. Contohnya, seseorang menjaminkan sepeda motornya ke bank untuk
mendapatkan pinjaman. Hak guna sepeda motor tersebut berpindah ke bank, namun tidak
atas kepemilikannya. Setelah nasabah melunaskan pinjamannya, maka hak guna sepeda
motor tersebut kembali ke nasabah.
Rukun Ijarah
Syarat Ijarah
1. Kedua pihak yang melakukan transaksi Ijarah sudah dewasa (baligh) dan berakal
(tidak mabuk).
2. Kedua pihak yang melakukan transaksi memiliki kerelaan dan tidak didasarkan suatu
paksaan dari pihak mana pun.
3. Barang yang menjadi objek transaksi harus jelas adanya.
4. Barang yang menjadi objek transaksi harus halal sesuai syariat Islam.
5. Barang yang menjadi objek transaksi menjadi hak Mu’jar atas seizin pemiliknya.
6. Manfaat yang didapatkan harus diinformasikan secara terang dan jelas.
Jenis Ijarah
98
Terdapat dua jenis Ijarah berdasarkan objek yang disewakan, yaitu sebagai berikut:
Ijarah Manfaat
Ijarah jenis ini memiliki objek sewa berupa asset yang tidak bergerak seperti
rumah, kendaraan, pakaian, perhiasan, dan lain sebagainya.
Ijarah Pekerjaan
Ijarah atas pekerjaan mengarah kepada objek sewa yang berbentuk pekerjaan atau
jasa yakni seperti menjahit baju, memperbaiki barang, membangun bangunan, mengantar
paket, dan lain-lain.
Sementara berdasarkan PSAK Nomor 107, Ijarah terbagi ke dalam beberapa jenis di
bawah ini:
Ijarah Asli
Ijarah asli adalah transaksi sewa-menyewa terhadap objek Ijarah yang dilakukan
tanpa ada perpindahan hak kepemilikan atas asset atau barang tersebut.
Ijarah Muntahiya Bit Tamlik atau yang disingkat sebagai IMBT ini adalah akad
Ijarah yang terjadi dengan adanya perjanjian atau wa’ad perpindahan kepemilikan objek
yang disewakan tersebut pada waktu tertentu. Pepindahan kepemilikan dapat dilakukan
setelah proses pembayaran objek Ijarah telah lunas dan telah kembali kepada pemilik atau
pemberi sewa. Kemudian, perpindahan hak milik tersebut dapat dilakukan dengan
membuat akad baru yang terpisah dari akad ijarah sebelumnya. Pembayaran pemindahan
kepemilikan dapat melalui hibah, penjualan, atau angsuran.
Jual-dan-Ijarah
99
Transaksi Ijarah ini dilakukan saat objek Ijarah yang telah dijual kepada pihak
lain, kemudian disewa kembali karena penyewa atau pemilik sebelumnya masih
membutuhkan manfaat yang ada di objek tersebut. Hal ini bisa saja terjadi apabila
pemilik objek Ijarah masih memerlukan kegunaan dari barang tersebut namun
membutuhkan uang sehingga harus menjualnya.
Ijarah-Lanjut
Pembatalan Ijarah
Akad Ijarah (sewa - menyew) dapat berakhir atau dibatalkan apabila terjadi
permasalahan - permasalahan di bawah ini.
Landasan hukum dari transaksi Ijarah sendiri berasal dari Q.S. Ath-Thalaq [65] : 6
yang berbunyi “Tempatkan lah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan
(hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka
100
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak) mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil
untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (27). Berkatalah dia
(Syu´aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari
kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu
cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak
hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang baik”.
Materi 8 : Hukum sewa beli (ijarah al muntahia bit tamlik) 101
a. Penyewa (musta’jir) atau dikenal dengan lesse, yaitu pihak yang menyewa objek sewa.
Dalam perbankan, penyewa adalah nasabah.
b. Pemilik barang (mua’ajjir), dikenal dengan lessor, yaitu pemilik barang yang
digunakan sebagai objek sewa.
d. Harga sewa/ manfaat sewa (ujrah) adalah manfaat atau imbalan yang diterima oleh
mu’ajjir.
Aqadnya Mohammad Daud Ali mengartikan asas apabila dihubungkan dengan kata
hukum adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan
pendapat terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum. Dari definisi tersebut
apabila dikaitkan dengan perjanjian dalam hukum kontrak syariah adalah, kebenaran
yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan pendapat tentang perjanjian
terutama dalam penegakan dan pelaksanaan hukum kontrak syari’ah. Kalau kita melihat
dari Rukun dan Syarat dari Muntahiya Bittamlik (Financial Leasing With Purchase
Option) dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam akad itu mengandung asas-asas dalam
perjanjian syariah yakni berikut: asas tauhid/ilahiah, asas kebolehan dan kebebasan, asas
keadilan, asas persamaan, asas kejujuran dan kebenaran, asasertulis, asas kemanfaatan
dan kemaslahatan.
Rukun adalah unsur yang mutlak harus ada dalam sesuatu hal, peristiwa atau
tindakan. Pertama, adanya shighat. Akad IMBT terdapat dua bentuk akad yaitu akad
ijarah yang diakhir dengan janji akad jual beli dan akad ijarah yang diakhiri dengan janji
hibah. Pihak yang menyewakan berjanji (wa’ad) kepada penyewa untuk memindahkan
kepemilikan objek setelah masa sewa berakhir yang dinyatakan dalam akad IMBT.
Karenanya dalam akad IMBT terdapat dua akad yang berbeda, yaitu akad ijarah, dan
pada akhir masa ijarah dibuat suatu akad pengalihan hak atas barang yang disewakan.
Sehingga ijab dan qabul antara Bank Syariah dan nasabah dapat diketahui dengan jelas
cara pemindahan kepemilikan objek pada awal kesepakatan. Kedua, pelaksana akad (Al-
Aqid). Pihakpihak yang melakukan akad IMBT yaitu Musta’jir (penyewa) adalah pihak
yang menyewa asset yaitu Nasabah (debitur) dan Mu’jir (pemilik) pihak pemilik yang
menyewakan aset yaitu Bank Syariah (kreditur). Ketiga, Objek akad (Al-Ma’aqud).
Objek akad dalam akad IMBT yaitu ma’jur (aset yang disewakan) yaitu manfaat dan jasa
pada suatu barang dan ujrah (harga sewa) yaitu harga yang disepakati oleh para pihak 104
dalam akad IMBT.
Pada umumnya objek akad dapat dianggap sah apabila memenuhi syarat, yaitu
telah ada pada waktu akad diadakan, dibenarkan oleh syara’, dapat ditentukan dan
diketahui dan objek diserahkan pada waktu akad terjadi. Walaupun demikian, beberapa
syarat tersebut dapat disimpangi yaitu objek akad telah ada pada waktu akad IMBT
diadakan dan syarat bahwa objek akad IMBT diserahkan pada waktu akad IMBT terjadi.
Pengecualian ini didasarkan pada prinsip istihsan15 yaitu suatu dalil yang terkuat
menunjukkan bahwa hukum Islam adalah suatu hukum yang berkembang dalam
masyarakat untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan manusia dan tidak bertentangan
dengan syara’.
Analisis Akad Ijarah Muntahiya Bittamllik Ditinjau dari Pendapat Para Ulama
Seperti yang sudah kita bahas diatas penggabungan akad terjadi pada Akad Ijarah
Muntahiya Bittamllik apabila terpenuhinya tiga komponen yaitu objek sama, pelaku sama
dan jangka waktu sama. Ketentuan tersebut bersifat komulatif, yang artinya apabila salah
satu komponen tersebut tidak terpenuhi maka tidak terjadi penggabungan akad dan akad
tersebut hukumya sah atau boleh dilaksanakan. Berkaitan dengan tiga komponen tersebut,
akad IMBT memenuhi dua komponen yaitu objek akad IMBT yang digunakan sama baik
dalam pilihan untuk menjual barang di akhir masa sewa atau pilihan menghibahkan
barang diakhir masa sewa dan subyek akad IMBT sama, yaitu Bank Syariah dan nasabah.
Sedangkan waktu pelaksanaannya tidak secara bersamaan. Pelaksanaan ini 106
berdasarkan fatwa DSN No. 27/DSN-MUI/III/2002 dan Pasal 16 PBI Nomor:
7/46/PBI/2005 yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pengalihan kepemilikan kepada
penyewa hanya dapat dilakukan setelah akad ijarah dipenuhi. Seiring dengan pendapat
Dimyauddin Djuwani, bahwa akad IMBT bukanlah penggabungan dua akad. Namun,
terdiri atas dua akad yang independen, yaitu akad sewa dan di akhir masa sewa dibentuk
akad baru yang independen, yakni akad jual beli atau hibah.20 Sedangkan Menurut ulama
Hanabillah, pihak yang melakukan transaksi memiliki kebebasan penuh dalam
menentukan kesepakatan dan syarat dalam sebuah akad, dan hukumnya adalah mubah
(boleh) sepanjang tidak bertentangan dengan syara’. Ulama Malikiyah menyatakan, akad
ijarah bisa digabungkan dengan akad jual beli dalam satu transaksi, karena tidak ada hal
yang menafikan substansi keduanya.
Begitu pula ulama Syafi’iyah dan Hanabalah berdasarkan fatwa dari konferensi
fiqh Internasional pertama di Bait at-Tamwil al-Kuwaiti (7-11 Maret 1987) yang
mengakui keabsahan akad al-ijarah al-muntahiyah bit-tamlik yang diakhiri dengan akad
hibah. Atau ketetapan ulama fiqh dunia No. 44 dalam sebuah konferensi di Kuwait (10-
15 Desember 1988) yang menghadirkan alternatif solusi, yakni akad ini diganti dengan
jual beli kredit, atau akad ijarah, dimana akhir perjanjian, penyewa diberi beberapa opsi,
yaitu memperpanjang masa kontrak sewa, menyelesaikan akad dengan mengembalikan
objek sewa, atau membeli objek sewa dengan harga yang berlaku di pasaran.21 Jika
dikaitkan, akad IMBT merupakan bentuk opsi yang ketiga yaitu membeli objek sewa
dengan harga yang berlaku dipasaran.
Materi 9 : Hukum gadai (rahn)
107
Topik : Hukum gadai, dan membandingkan dengan gadai konvensional
Deskripsi : Menjelaskan serta memahami apa dan bagaimana hukum gadai
(rahn)
1. Penegertian Gadai
Transaksi hukum dalam fikih Islam disebut ar-rahn . Ar-rahn adalah suatu jenis
perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Kalimat Rahn
(gadaian) itu menurut lughat artinya “tetap”. Ada yang mengatakan “menahan”. Kalimat
rahn juga terdapat di dalam firman Allah Q.S Al-Muddatsir (74): 38.
Terjemahnya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”
Dalam definisnya rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang yang
menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman Sedangkan
menurut istilah syara‟: ialah menaruh barang (dijadikan) sebagai uang, untuk penguat
perjanjian hutang, dan barang tersebut hasilnya akan menutup (hutang) ketika terhalang
(tidak dapat) melunasinya.
Dalam Ensiklopedi Indonesia, disebutkan bahwa gadai atau hak gadai adalah hak
atas benda terhadap benda bergerak milik si berhutang yang diserahkan ke tangan si
pemiutang sebagai jaminan pelunasan hutang si berhutang tersebut tadi.
Pengertian gadai yang ada dalam syariat Islam agak berbeda dengan pengertian gadai
yang ada dalam hukum positif kita sekarang ini, sebab pengertian gadai dalam hukum
positif kita sekarang ini cenderung kepada pengertian gadai yang ada dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUH. Perdata), yang mana dirumuskan sebaga berikut:
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh orang lain
atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulakan dari pada orang-orang
yang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan
biaya yang dikeluarka untuk menyelamatkan setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
108
mana harus didahulukan (pasal 1150 KUH. Perdata).
Selain pengertian gadai (rahn) yang dikemukakan di atas, juga terdapat pengertian
gadai (rahn) yang diberikan oleh para ahli hukum Islam sebagai berikut:
a. Ulama syafi‟iyah mendefinisikan sebagai berikut: Menjadikan suatu yang biasa
dijual sebagai jaminan utang dipenuhi dari harganya, bila yang berutang tidak
sanggup membayar utangnya.
d. Ahmad Azhar Basyir Rahn adalah perjanjian menahan sesuatu barang sebagai
tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernila menurut pandangan
syara‟ sebagai tanggungan marhum bih, sehingga dengan adanya tanggungan itu
seluruh atau sebagiaan utang dapat diterima.
e. Muhammad Syafi‟i Antoni Gadai syariat (rahn) adalah menahan salah satu harta
milik nasabah (rahin) sebagai barang jaminan (marhun) atas utang/pinjaman
(marhum bih) yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan
demikian, pihak yang menahan atau menerima gadai (murtahin) memperoleh
jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya
1) Al-Quran.
Sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah(2): 283 yang digunakan sebagai dasar dalam
membangun konsep gadai adalah sebagai berikut:
Terjemahnya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermua‟malah tidak secara 109
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (utangnya) dan hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanahnya
(utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
2) Hadist.
Selain ayat di atas, juga terdapat hadist yang menjadi dasar hukum yang
kedua, antara lain diungkapkan sebagai berikut:
a. Hadist Aisyah r.a, yang disepakati oleh Imam Muslim, yang berbunyi: عه عا وثة قا لت
زسى ل اهلل صلی اهلل عليه وسلم اشتسی طعا ما مه يهىدي الی أجل وزهىه د زعا مه حديدArtinya: “Aisyah
r.a. berkata bahwa Rasulullah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan tempo dan
tanggungannya menyerahkan baju besi.”16 (HR. Muslim).
b. Hadist dari anas, yang berbunyi: عىس زضي اهلل زهه زسىل صلی اهلل عليه وسلم د زعا يهى دي
تالمديىة\ و أخر مىه شعيس\\المأ هلهArtinya: Anas r.a. berkata, “Rasulullah pernah mengadaikan
baju besi kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk
keluarga Beliau”. (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).
3) „Ijma‟ Ulama
2) Murtahin, yaitu orang yang berpiutang yang menerima barang gadai sebagai imbalan
2) Dain marhun bin (hutang yang karenanya diakadkan gadai). c. Shigat („aqad gadai).
Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.
Materi 10 : Perbankan Islam 111
TABEL 1
PERBANDINGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
1. Berdasarkan margin keuntungan 1. Memakai perangkat bunga dan atau bagi
hasil
2. Profit dan falah oriented 2. Profit oriented
Sedangkan, perbedaan konsep imbalan antara bank Islam yang menggunakan sistem
bagi hasil/profit sharing dan bank konvensional yang menggunakan sistem bunga/
interest dapat dilihat dalam tabel 2 berikut:
TABEL 2
PERBANDINGAN SISTEM BUNGAN DAN SISTEM BAGI HASIL
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu 1.Penentuan besarnya rasio bagi hasil
akad tanpa berpedoman pada untung dibuat
rugi. pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi.
2.Besarnya persentase berdasarkan pada 2.Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
jumlah uang yang dipinjamkan. pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
3. Pembayaran bunga tetap seperti yang 3.Bagi hasil tergantung pada keunungan
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Sekiranya tidak
proyek yang dijalankan oleh pihak mendapatkan keuntungan maka kerugian
nasabah untung atau rugi.. akan ditanggng bersama oleh kedua
belah
pihak
4.Jumlah pembayaran bunga tidak 4.Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
meningkat sekalipun jumlah dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keuntungan berlipat atau keadaan
booming
115
Materi 11 : Asuransi Islam
Topik : Produk-produk dan hukum asuransi Islam dan mengetahui perbedaan
asuransi konvensional dan asuransi Islam
Deskripsi : Penjelasan serta pemahaman apa dan bagaimana asuransi Islam
A. Asuransi Takâful
Bila dalam asuransi konvensional, kita kenal dengan akad tabâdulî dengan sistem
berupa transfer of risk, yaitu pemindahan resiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/
penanggung sehingga terjadi transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung
kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana
peserta menjadi milik perusahaan asuransi. Dalam asuransi takâful yang berjalan adalah
konsep atas dasar perjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad
takâfuli) yang menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung
satu sama lain di dalam menghadapi risiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk,
sebagaimana firman Allah yang memerintahkan kepada kita untuk ta’âwun (tolong
menolong) yang berbentuk al-birri wa al-taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang
ta’awun dalam bentuk al-itsmi wa al-‘udwan (dosa dan permusuhan).
Dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebaikan dan Taqwa, dan janganlah
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.s. Al-Mâidah [5]: 2).
Bila kita melirik ke sejarah Islam, dari sisi praktek tentang dasar-dasar takâful di
antara sesama Muslim telah berlangsung. Misalnya, pada sistem “aqila”, sebagaimana
dipraktikkan antara Muslim Makkah (Muhajirin) dengan Madinah (Anshar). Bantu mem
bantu merupakan salah satu sikap yang nampak diantara sikap-sikap baik lainnya
memancar dari “Persaudaraan Islam”. Rasulullah saw., juga telah menggambarkan
bagaimana seharusnya ummat Islam itu berpadu, maka beliau menyebutkan bagaimana
suatu bangunan. Dari Nabi Saw, bersabda: Sesungguhnya seorang mu’min bagi mu›min
lainnya laksana satu bangunan yang saling menguatkan. Beliau lalu menganalogikannya
dengan jari-jari pada tangannya. (H.r. Bukhari Muslim).
Syekh Husni Adham Jarror dalam kitab “al-Ukhuwah wa al-Hubb Fillah”
mengatakan bahwa dalam sejarah hidup manusia belum pernah ada suatu masyarakat
yang ditegakkan atas dasar ta’âwun sebagaimana yang telah terjadi antara kaum Anshar
116
dengan kaum Muhajirin, yaitu dengan prinsip ta’âwun yang berdasarkan cinta kasih
penuh kemuliaan. Karena kecintaan terhadap saudaranya yang berdasarkan pada iman
dan takwa maka kaum anshar rela sepenuh hati untuk membantu segala keperluan kaum
muhajirin, sehingga akhirnya mereka bersatu dalam bangunan “masyarakat Islami”
pertama di Madinah.
Setiap orang dalam kehidupan menghadapi resiko dan ketidakpastian
(uncertainty) menghadapi masa depan, baik dalam rentang waktu pendek maupun
panjang. Risk and uncertainty regarding the future: dalam hal resiko dapat dikurangi
dampak kerugiannya dengan asuransi atau “calculated risk sedang uncertainty tidak dapat
diasuransikan.9 Dalam kehidupan kita mengenal istilah “Yang pasti adalah
ketidakpastian” (the certain one is uncertainty) kita semua pasti mati, kapan kita mati
merupakan rahasia-Nya. Oleh karena adanya faktor ketidakpastian kapan kita mati, maka
perlu mempersiapkan diri siapa tahu “Dipanggil” besok, oleh karena itu harus siap
menghadap-Nya untuk mempertanggungjawabkan kepada-Nya. Manusia sebagai khalifah
berkewajiban untuk bekerja, beramal jâriyah dan mengamalkan ilmunya demi
kemaslahatan dirinya, tetapi dilain pihak ia tidak tahu kapan hidupnya akan berakhir,
dipanggil olehNya, maka ia harus siap untuk memenuhi panggilan-Nya jika terjadi dihari
esok.
Untuk menghadapi resiko panggilan-Nya inilah manusia harus siap memiliki bekal
untuk menghadap-Nya, sekaligus bersiap diri, agar tidak menjadi beban atau
menyusahkan bagi mereka yang akan ditinggalkan, isteri dan keluarganya. Risiko
kematian inilah yang dapat diasuransikan, melalui tabungan paksa dengan pembayaran
premi asuransi untuk jangka waktu tertentu. Pembayaran premi Asuransi jiwa merupa
kan tabungan dihari tua menjelang ajal, bukan merupakan “perjudian” atau “spekulasi”
tetapi upaya manusia untuk mengurangi risiko dalam kehidupan di dunia yang fana.
Ada dua jenis risiko yang dapat diasuransikan:
c. Takâful Pendidikan;
117
d. Takâful Kolektif.
a. Takâful kebakaran;
e. Takâful l rekayasa/engineering.
Secara teknis, dalam konsep takaful semua peserta asuransi menjadi penolong dan
penjamin satu sama lainnya. Misalnya kalau peserta (A) meninggal, peserta (B), (C), dan
(Z) harus membantunya demikian sebaliknya. Masalah yang akan terjadi bila tuan (A)
mengambil paket asuransi 10 tahun dengan besar uang pertanggungan Rp 10 juta, misal
pada tahun ke 4, tuan A meninggal dan baru membayar premi Rp 4 juta, tetapi ahli
warisnya mendapat jumlah penuh Rp 10 juta. Pertanyaan dari mana sisa Rp 6 juta?
Dalam konsep takâful setiap pembayaran premi sejak awal akan dibagi dua, masuk ke
rekening pemegang polis dan satu lagi dimasukkan ke rekening khusus peserta yang
harus diniatkan tabarru’ atau derma untuk membantu saudaranya yang lain. Dengan
demikian dari rekening khusus inilah sisa Rp 6 juta tadi diambil dan semua telah ikhlas
untuk memberikan derma. Dari deskripsi di atas menegaskan bahwa premi bulanan yang
dibayar oleh pemegang polis asuransi jiwa, sebagiannya merupakan common fund atau
dana bersama gotongroyong untuk membantu anggota yang me ninggal dunia sebelum
tabungan/premi wajib berakhir. Demikian pula halnya dengan asuransi kebakaran atau
kecelakaan, klaim atau ganti rugi yang diperoleh pemegang polis pada saat kecelakaan
atau mu sibah, dibayar dari common fund yang berasal dari premi pemegang polis
asuransi kerugian, kebakaran, atau kecelakaan.
Common fund yang berasal dari pemegang polis, baik untuk jenis asuransi jiwa,
sosial, dan kerugian tersebut dalam sistem ekonomi Islami-berdasar Syariah Islam tidak
dibenarkan untuk diinvestasikan dalam usaha spekulasi (adanya unsur perjudian/
gambling) dan memperoleh bunga (deposito), bunga sama halnya dengan riba dan tidak
dibenarkan sebagai sumber penghasilan. Setiap penanaman modal dalam sistem ekonomi
118
Islam, harus didasarkan pada prinsip bagi hasil/keuntungan (risk bearing per capital) atau
sebagai Pemodal Ventura, turut serta menanggung resiko kerugian jika mitra usaha
(bisnis atau Bank) mengalami kerugian. Ihktilaf Ulama yang Membolehkan Asuransi Ada
baiknya, kita mengutip pandangan ulama Islam terhadap eksistensi asuransi pada masa-
masa awal sehingga melahirkan satu konsep yang disebut dengan asuransi takaful.
Tujuannya sama dengan asuransi, namun beda dalam banyak praktek dan teori.
Yang paling mengemuka dari pendapat-pendapat tersebut terbagi tiga, yaitu:
pertama, Mengharamkan. Asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya, temasuk
asuransi jiwa. Pendapat ini dikemukakan oleh Sayyid Sabiq, ‘Abd Allâh al-Qalqi (mufti
Yordania), Yusuf Qaradhâwi dan Muhammad Bakhil al-Muth’i (mufti Mesir). Alasan-
alasan yang mereka kemukakan ialah:
d. Asurnsi mengandung unsur pemerasan, karena pemegang polis, apabila tidak bisa
melanjutkan pembayaran preminya, akan hilang premi yang sudah dibayar atau
dikurangi;
f. Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai. Hidup dan mati
manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya dengan mendahului takdir Allah.
Secara Etimologi Multi Level Marketing (MLM) berasal dari bahasa Inggris
Multi berarti banyak sedangkan level berarti jenjang atau tingkat. Adapun marketing
berarti pemasaran. Jadi dari kata tersebut dapat dipahami bahwa MLM adalah pemasaran
yang berjenjang banyak. Disebut sebagai “Multi Level” karena merupakan suatu
organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang banyak atau
bertingkattingkat Dalam pengertian “Marketing” sebenarnya tercakup arti menjual dan
selain arti menjual, dalam marketing banyak aspek yang berkaitan dengannya antara lain
ialah produk, harga, promosi, distribusi dan sebagainya. Jadi “Marketing” lebih luas
maknanya dari menjual. Menjual merupakan bagian dari “Marketing” karena menjual
hanyalah kegiatan transaksi penukaran barang dengan uang. Pengertian multi level
marketing atau di singkat MLM adalah sebuah system pemasaran modern melalui
jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan
perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Dengan kata lain dapat dikemukakan
bahwa MLM adalah pemasaran berjenjang melalui jaringan distributor yang dibangun
dengan menjadikan konsumen sebagai tenaga pemasaran
B. SEJARAH MULTI LEVEL MARKETING 121
Ide kelahiran konsep MLM ini dilatarbelakangi kenyataan bahwa, konsep retail
dan direct selling (tanpa melupakan segala kelebihannya), hanya memberikan manfaat
finansial kepada kalangan tertentu yang jumlahnya terbatas. Yakni pemilik modal dan
pengelola usaha, tenaga adm, karyawan, sales atau kurir. Dan pihak ketiga yang
berkemampuan menjadi jasa perantara (minimal mampu membuka kios). Serta pihak
keempat yang melaksanakan peran advertising (periklanan), seperti stasiun tv, radio,
koran, majalah, papan reklame dan sejenisnya. Sementara masyarakat konsumen hanya
diposisikan sebagai penerima manfaat produk saja. Diakui bahwa konsep MLM non
syariah yang tumbuh dan berkembang di bumi nusantara ini sejak tahun 1986 dan kini
telah mencapai 106 perusahaan.
Secara umum, cara kerja dalam bisnis MLM adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang akan mendapat keuntungan dari aktifitas jual beli yang dilakukannya. Jika
dia ingin mendapatkan bonus yang lebih besar, maka dia bisa membangun organisasi
yang lebih besar pula.
2. Mereka yang ada di bawah, tetapi bisa membangun organisasi yang lebih besar
daripada yang mengajaknya, maka yang bersangkutan memiliki peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada orang yang mengajaknya di atas.
3. Jika pada periode tertentu seorang mitra tidak melakukan pembelian produk, maka dia 122
tidak akan mendapatkan keuntungan walau pun jalur dibawahnya menghasilkan omzet
yang tidak terhingga.
4. Setiap orang yang bergabung dengan bisnis MLM dan ingin mendapatkan bonus yang
lebih besar, maka dia harus berperan sebagai seller atau enduser dengan membeli
sejumlah produk yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bonus,dan dia juga harus
mensponsori orang lain agar terbentuk organisasi bisnis yang bisa menghasilkan omzet.
D. ANALISIS
Setelah memperhatikan bagaimna fakta dan paparan “modus operandi” marketing
melalui model MLM, dan setelah mecermati bagaimana hukum Islam mengatur prinsip-
prinsip dalam bermuamalah, maka dapat di analisis beberapa hal sbb : Pertama; Di dalam
transaksi dengan metode MLM, seorang anggota mempunyai dua kedudukan: Kedudukan
pertama, sebagai pembeli produk, karena dia membeli produk secara langsung dari
perusahaan atau distributor. Pada setiap pembelian, biasanya dia akan mendapatkan
bonus berupa potongan harga. Kedudukan kedua, sebagai makelar, karena selain membeli
produk tersebut, dia harus berusaha merekrut anggota baru. Setiap perekrutan dia
mendapatkan bonus juga. Pertanyaannya adalah bagaimana hukum melakukan satu akad
dengan menghasilkan dua akad sekaligus, yaitu sebagai pembeli dan makelar? Dalam
Islam hal itu dilarang, ini berdasarkan hadist-hadist di bawah ini: Hadits abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu: َ ن
Artinya : Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah melarang dua pembelian dalam satu
pembelian. ( HR Ahmad dan Nasai ) Imam Syafi’i rahimahullah berkata tentang hadist
123
ini, sebagaimana dinukil Imam Tirmidzi, “Yaitu jika seseorang mengatakan, ’Aku
menjual rumahku kepadamu dengan harga sekian dengan syarat kamu harus menjual
budakmu kepadaku dengan harga sekian. Jika budakmu sudah menjadi milikku berarti
rumahku juga menjadi milikmu’
"Tidak halal menjual sesuatu dengan syarat memberikan hutangan, dua syarat dalam
satu transaksi, keuntungan menjual sesuatu yang belum engkau jamin, serta menjual
sesuatu yang bukan milikmu." (HR. Abu Daud)
Di dalam MLM terdapat hal-hal yang bertentangan dengan kaidah umum jual beli,
seperti kaidah : Al Ghunmu bi al Ghurmi, yang artinya bahwa keuntungan itu sesuai
dengan tenaga yang dikeluarkan atau resiko yang dihadapinya. Di dalam MLM ada
pihak-pihak yang paling dirugikan yaitu mereka yang berada di level-level paling bawah,
karena merekalah yang sebenarnya bekerja keras untuk merekrut anggota baru, tetapi
keuntungannya yang menikmati adalah orang-orang yang berada pada level atas.
Merekalah yang terus menerus mendapatkan keuntungan-keuntungan tanpa bekerja, dan
mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Apalagi jika mereka kesulitan
untuk melakukan perekrutan, dikarenakan jumlah anggota sudah sangat banya
Materi 13 : Pasar Modal/Bursa Efek dalam Islam 124
Topik : Wawasan tentang hukum pasar modal dan penerapannya di
lembaga keuangan syariah/konvensional
Deskripsi : Apa dan bagaimana pasar modal/bursa efek dalam Islam
Emiten
Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi Penunjang Pemodal
Perusahaan Publik
Reksadana
Berikut adalah beberapa lembaga yang terkait dengan pasar modal yaitu :
a. Penjamin Emisi
Penjamin Emisi yaitu pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan
penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan (Full Commitment) atau tanpa
kewajiban (Best Effort) untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
Perantara Pedagang Efek yaitu pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek
untuk kepentingan sendiri atau pihak lain (untuk anggota bursa atau non anggota bursa).
c. Manajer Investasi
Yaitu pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah.
e. Bank Kustodian
Yaitu jasa penitipan harta yang aman bagi surat surat berharga ( efek). Bank
Kustodian memilik tugas untuk mengamankan perpindahan efek. Mencatat dan
membukukan semua penitipan pihak lain secara cermat. Menagih deviden, bunga surat
hutang, dan hak-hak lain yang berkaitan dengan surat berharga yang dititipkan.
Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk kepentingan pihak yang
diwakilinya. Yang dapat menjadi bank kustodian yaitu lembaga penyimpanan dan
penyelesaian (LPP), Perusahaan efek, dan bank umum yang memiliki izin sebagai
kustodian.
f. Wali Amanat
Yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat hutang. 126
Kegiatan usaha sebagai wali amanat dapat dilakukan oleh bank umum dan pihak lain
yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dan terdaftar di OJK.
g. Pemeringkat efek
Yaitu lembaga yang melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar secara
harian dari seluruh instrumen surat hutang, sukuk, dan surat berharga lainnya yang
diperdagangkan di pasar sekunder
Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Oleh karena itu, instrumen yang
diperdagangkan tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba,
perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, prdusen makanan yang mengandung babi
dan lain-lain. Pasar Modal Syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003
bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan DSN MUI.
Kegiatan operasional pasar modal syariah di Indonesia diatur berdasarkan Fatwa DSN-
MUI dan Peraturan Bapepam-LK. Pemerintan dan DPR juga telah menerbitkan UU
Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Nasional.
Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, instrument pasar modal
syariah telah hadir di Indonesia sejak 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran
Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment Management.
Selanjutnya, BEI bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada 3 Juli 2000 yang bertujuan memandu
investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks
tersebut, para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi dengan menggunakan prinsip syariah.
Perkembangan selanjutnya, instrument investasi syariah di pasar modal terus
127
bertambah dengan kehadiran obligasi syariah dari PT Indosat Tbk pada awal September
2002. Instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan dilanjutkan dengan
penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada 2004, terbit untuk pertama kali obligasi syariah
dengan akad sewa atau ijarah. Pada 2006, muncul instrument baru yaitu reksadana indeks
dan indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah Jakarta Islamic Indeks (JII).
Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.13 (Kep-130/BL/2006) tentang
Penerbtan Efek Syariah, instrumen yang dapat diperdagangkan di pasar modal syariah di
Indonesia terdiri dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah dan efek
beragunan asset syariah (EBA Syariah).
Secara sederhana, instrumen saham syariah dapat diartikan sebagai saham
perusahaan emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah. Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal di
dalam suatu perusahaan. Berdasarkan prinsip syariah, penyertaan modal tidak boleh
dilakukan pada perusahaan emiten yang dianggap melanggar prinsip syariah seperti,
perusahaan perjudian, perusahaan yang menerapkan riba, perusahaan yang memproduksi
barang haram, dan lain-lain.
Di Pasar Modal Indonesia, prinsip penyertaan modal secara syariah tidak
diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun saham non syariah, tetapi berupa
pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip syariah yang dinamakan Jakarta
Islamic Indeks (JII). JII yang ada di BEI terdiri atas 30 saham perusahaan yang dinilai
telah memenuhi kriteria syariah yang ditetapkan DSN- MUI. Indeks JII dipersiapkan oleh
BEI bekerjasama dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan PT Danareksa Investment
Management. BEI dan DPS Danareksa inilaih yang bertugas menyeleksi instrument
saham perusahaan emiten yang layak dimasukkan ke dalam Indeks JII. JII digunakan
sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja investasi saham berbasis syariah.
Indeks JII diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi pada
saham berbasis syariah.
Selain kriteria tersebut, dalam proses pemilihan saham yang masuk JII, BEI
melakukan tahap-tahap pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek likuiditas dan
kondisi keuangan emiten. Berikut ini tahap-tahap tersebut:
1) Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan 128
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Pengertian akad, syarat akad, macam-macam
akad dalam Islam
3. Tugas mahasiswa : Perbedaan akad dengan kontrak
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 134
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Syarat sah ijarah, dan landasan hukum ijarah
3. Tugas mahasiswa : Apa dan bagaimana hukum sewa (ijarah)
dalam Islam
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
RANCANGAN TUGAS 136
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
1. Tujuan Tugas Melatih mahasiswa untuk memahami pengertian hukum sewa beli
(ijarah al muntahia bit tamlik)
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa yang dimaksud hukum sewa beli (ijarah
al muntahia bit tamlik)
3. Tugas mahasiswa : Dasar hukumnya serta sewa beli dalam
konteks lembaga keuangan konvensional
3. Kriteria Penilaian Ketepatan waktu dan kelengkapan data
4. Bobot Penilaian Ketepatan waktu (40%), Kelengkapan (60%)
Tugas sebelum UTS (bobot Nilai 20%), Individu
Tugas sebelum UAS (bobot Nilai 20%), Individu
UTS (bobot Nilai 20%), Individu
UAS (bobot Nilai 20%), Individu
137
RANCANGAN TUGAS
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana perbankan Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa produk-produk perbankanimplementasinya
di lembaga keuangan syariah maupun konvensional
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
2. Uraian Tugas 1. Metode pengerjaan tugas : sesuai arahan dan soal yang
(Individu) diberikan oleh dosen
2. Tugas Mahasiswa : Apa dan bagaimana asuransi Islam
3. Tugas mahasiswa : Apa perbedaan asuransi konvensional dan
asuransi Islam
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI
Kampus: Jl. Almuslim Telp.{0644) 442166, 41384, Fax. 442166
Matangglumpangdua, Bireuen-Aceh
Rancangan Tugas dan Presentasi
Disusun oleh Disetujui oleh
A. Quis
149
VIDEO PEMBELAJARAN
1. Video Online materi Hukum Hutang Piutang melalui Zoom meting , dengan
link berikut:
https://drive.google.com/file/d/1OYm1PkAtfkdMxZvivHbRMDYauqcBD--Z/
view?usp=sharing
2. Video Offline materi, Konsep Ekonomi Syariah dengan link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=GlsOEnLuIEo