Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGGANTI SISTEM SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

PENERAPAN SMART CITY DALAM ASPEK KEPENDUDUKAN

Dosen Pengampu :
Ilman Harun, ST., M.Sc.

Oleh :
WINDA WIDYANI (5015231100)

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan anugerah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Penerapan Smart
City dalam Aspek Kependudukan” ini dengan baik dan tepat waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ilman Harun, S.T., M.Sc.
selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Sosial dan Kependudukan yang telah memberikan
saya tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pengganti dari mata
kuliah Sistem Sosial dan Kependudukan yang memuat implementasi dari materi peranan aspek
kependudukan.
Terlepas dari itu, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini. Oleh
karena itu, saya sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Surabaya, 02 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..4

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………….4

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………4

BAB II DASAR TEORI…………………………………………………………………………5

2.1 Penerapan Smart City dalam Aspek Kependudukan………………………………………..5

BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………….8

3.1 Analisis Penerapan Smart City dalam Aspek Kependudukan………………………………8

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………9

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………….9

4.2 Kritik dan Saran……………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpindahan penduduk ke wilayah perkotaan terus berlangsung, menciptakan tuntutan


manajemen sumber daya, pelayanan publik, dan infrastruktur. Terdapat faktor lain yang dapat
menimbulkan tantangan baru dalam mengelola kependudukan. Faktor – faktor demografis
seperti perubahan struktur usia, peningkatan harapan hidup, dan masalah kesehatan masyarakat
bisa menjadi faktor penyebab tersebut.
Adopsi Smart City dapat memberikan solusi efektif untuk mengatasi pertumbuhan
penduduk yang cepat dan meningkatkan efisiensi layanan. Smart City juga dapat berperan
dalam pemantauan kesehatan masyarakat, pengelolaan fasilitas kesehatan, dan pengambilan
keputusan berbasis data. Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi menjadi kunci
transformasi kota menjadi smart city. Penerapan sensor, big data, kecerdasan buatan, dan
teknologi lainnya dapat meningkatkan efisiensi pengumpulan dan analisis data kependudukan,
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih optimal.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan suatu permasalahan yaitu bagaimana


dampak penerapan smart city dalam aspek kependudukan di Indonesia?
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk
menganalisis dampak penerapan smart city dalam aspek kependudukan di Indonesia.

4
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Penerapan Smart City dalam Aspek Kependudukan

Indonesia relatif terlambat dibandingkan dengan monitoring yang dilakukan oleh suatu
lembaga seperti Cities in Motion Index (CIMI) tahun 2018 dalam mengadopsi konsep smart city.
Meskipun demikian, patut disadari, seperti kata pepatah “lebih baik terlambat daripada tidak sama
sekali” , perlahan beberapa kota besar di Tanah Air ‘mengebut’ mimpinya menjadi smart city demi
menghindari keterbelakangan teknologi dan beberapa indicator serta dimensi dari yang ada pada
Cities in Motion Index (CIMI).
Kota yang menjadi smart city di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Kota besar di Indonesia tersebut telah memiliki perjalanan yang cukup mengesankan menuju
konsep utuh smart city, seperti yang dilakukan pada kota-kota besar dunia dalam memanfaatkan
sumber daya alam yang ada di kota tersebut. Evolusi kota sangat penting dalam memahami fokus
target-target Pembangunan yang direncanakannya. Kota yang menjadi smart city dapat mengelola
berbagai sumber daya (alam, manusia, waktu, dan lain-lain) termasuk pengelolaan tata ruang yang
ada untuk digunakan secara efektif dan efisien sebagai tujuan untuk memaksimalkan pelayanan
kepada warganya sehingga dapat hidup aman, nyaman, sejahtera, dan berkelanjutan.

Menurut Supangkat (2017), smart city adalah pengembangan dan pengelolaan kota
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menghubungkan,
memonitor, dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada dalam kota dengan lebih efektif
dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung Pembangunan
yang berkelanjutan. Konsep yang dikembangkan dalam implementatifnya sebuah kota yang
mengetahui permasalahan yang ada di dalamnya (sensing), memahami kondisi (sensing),
memahami kondisi permasalahan tersebut (understanding), dan dapat mengontrol (controlling)
berbagai sumber daya yang ada untuk digunakan secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk
memaksimalkan pelayanan kepada warganya.

Salah satu bagian terpenting dalam memahami smart city adalah bahwa kota dapat
memproyeksikan keberlanjutan di masa depan dengan mengutamakan kualitas hidup
masyarakatnya, yaitu bagaimana kota dapat mengelola dan mengatahui permasalahan-
permasalahan kota yang ada di dalamnya. Pemahaman kota dapat diidentifikasi dan diukur untuk
mengangkat permasalahan-permasalahan kota dari berbagai dimensi, seperti permasalahan
kualitas hidup, transportasi dan mobilitas, ketidaksetaraan, pencemaran lingkungan, dan
permasalahan tenaga kerja.

Pengembangan kota dalam pencapaian menuju smart city yang ideal dapat mengadopsi
secara komprehensif dalam atribut yang didukung IoT. Salah satu bentuk aktivitas IoT yang kini
perlahan mulai diterima Masyarakat adalah metode pembayaran cashless saat berbelanja. Sebagai

5
contoh, Masyarakat tidak perlu repot mengeluarkan lembaran uang. Metode untuk mengakses
dengan menge-tap smartphone ke device yang mendukung teknologi NFC (Near Field
Communication), maka transaksi akan berlangsung secara instan. Sistem ini sudah diadopsi oleh
Apple dan Google yang sudah memiliki Android Pay dan Apple Pay.

Implementasi tersebut tidak hanya pada cashless payment, implementasi IoT lain
perlahan mulai beroperasi di Jakarta. Smart City mempunyai beberapa instrument IoT yang sudah
mendukung sektor pelayanan public Kota Jakarta, misalnya kartu Jakarta one card yang bisa
berfungsi sebagai e-KTP, kartu BPJS, dan untuk transaksi belanja yang dapat digunakan pada took
tertentu yang sudah terkoneksi untuk melayani kebutuhan Masyarakat.

Penerapan untuk pelayanan publik dan monitoring (pemantauan) dengan memanfaatkan


fasilitas teknologi ibu kota, yaitu dengan penerapan city surveillance system (CCTV). Pemasangan
dilakukan di 6.000 titik di Kota Jakarta yang bisa diakses via aplikasi, pemasangan sensor GPS
pada truk pengangkut sampah dan tractor, seta implementasi smart lighting system. Kota Jakarta
dan Kota Bandung, serta beberapa kota besar lainnya mendapat branding sebagai smart city yang
sudah mengimplementasikan sehingga dapat berperan penting dalam memberikan kemudahan
kepada para warganya.

Kota Jakarta mempunyai sebuah command center yang bertugas untuk mengatur
komponen TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) pada smart city. Program ini
dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan dalam berbagai aspek yang perlu dilayani secara
cepat dalam bentuk pelayanan bersifat online yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Pelayanan terhadap ruang publik tersebut berbentuk pusat control untuk mengoperasikan smart
city dalam penerapan teknologi informasi yang dapat menerima pengaduan masyarakat mengenai
berbagai permasalahan.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisi penerapan Smart City dalam aspek kependudukan

Berdasarkan dasar teori yang sudah disebutkan konsep smart city memiliki dampak yang
cukup banyak dari sudut pandang aspek kependudukan. Dampak yang terjadi yaitu meningkatnya
kualitas hidup penduduk karena sumber daya alam manusia dimanfaatkan secara efisien. Tidak
hanya sumber daya alam manusia pemanfaatan tata ruang dan waktu juga dimaksimalkan.
Sehingga, hal tersebut berdampak baik bagi penduduk karena dapat dijangkau lebih mudah dengan
fasilitas publik yang telah disediakan. Sistem smart city juga memberikan keamanan, kenyamanan,
dan kesejahteraan karena didukung oleh teknologi yang memadai.

Peningkatan pelayanan juga menjadi dampak positif dari adanya smart city contohnya
dengan metode pembayaran cashless saat melakukan transaksi berbelanja. Dengan adanya metode
pembayaran cashless masyrakat tidak perlu repot membawa atau mengeluarkan lembaran uang
yang juga berarti dapat menghemat penggunaan kertas di Indonesia. Hal tersebut dapat dilakukan
setelah menge-tap smartphone ke device yang mendukung teknologi NFC (Near Field
Communication). Peningkatan keamanan dapat dilakukan dengan cara monitoring (pemantauan)
dengan memanfaatkan fasilitas teknologi ibu kota, yaitu dengan menerapkan city surveillance
system (CCTV). Pemasangan dapat dilakukan secara merata di seluruh kota.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penerapan smart city pada aspek kependudukan memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya kualitas hidup penduduk yang sejalan dengan
tingginya kualitas pelayanan publik karena mudahnya akses fasilitas penduduk. Selain adanya
fasilitas pelayanan publik, penerapan metode cashless pada transaksi sehari hari juga memudahkan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena sifatnya yang fleksibel.
Penerapan smart city juga meningkatkan keamanan karena adanya teknologi yang canggih seperti
CCTV yang mampu memantau kondisi kota.

4.2 Kritik dan Saran

Pada laporan kali ini saya kekurangan sumber informasi sebagai dasar teori saya, sehingga
peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi yang
terkait dengan sarana prasarana pendidikan, maupun efektivitas proses pembelajaran agar hasil
penelitianya dapat lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Fandeli Chafid, Muhamad. 2021. “PEMBANGUNAN KOTA HIJAU”.

YOGYAKARTA : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.

Anda mungkin juga menyukai