Disusun Oleh :
TATI APRINA MANIK
1703100080
5A IAP Pembangunan Sore
2. Perbaikan Efektifitas
Inovasi pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Smart Card diharapkan
dapat memperbaiki sisi efektifitas yang ada, perbaikan efektifitas dari efek
keberadaan Smart Card ini dapat menciptakan suatu kondisi atau keadaan, dimana
dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang
digunakan, disertai tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan bagi Kota Makassar.
Terkait kesesuaian pelaksanaan program smart card dengan tujuan yang
ingin dicapai yaitu memberikan kepuasan bagi masyarakat di kota Makassar
dimana pelaksanaan program smart card berdasarkan analisis peneliti maka dapat
dikatakan sangat memberikan kepuasaan bagi masyarakat sebab berkat adanya
smart card ini memberikan solusi terkait dengan masalah birokrasi yang berbelit-
belit, bukan hanya itu saja kemudahankemudahan juga dapat dilihat dari
dijadikannya kartu smart card sebagai kartu untuk tabungan, transaksi
pembayaran dan bahkan dijadikan kartu
8.Dapat dipertanggungjawabkan
Hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Inovasi Pemerintah Kota
Makassar dalam hal ini program smart card diharapkan dapat
dipertanggungjawabkan oleh setiap stakeholder, sebagaimana yang telah
ditetapkan, sehingga akan dapat berefek baik pada pembangunan program Smart
Card, dan program-program unggulan yang akan dikeluarkan pemerintah kelak.
Berdasarkan seluruh jawaban responden maka peneliti berkesimpulan bahwa
akuntabilitas dalam pelaksanaan program sudah baik namun perlu ditingkatkan
terkait dengan penyampaian informasi ke masyarakat baik melalui media online
maupun penyampaian secara terbuka yang sudah dilakukan oleh bapak walikota
makassar. Inovasi mempunyai atribut yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
pelaksanaan inovasi, adapun hasil penelitian terkait hal tersebut 1. Relative
Advantage atau Keuntungan Relatif Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini
program Smart Card Kota Makassar harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang
melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.
Pelaksanaan program smart card berdasarkan analisis peneliti maka dapat
dikatakan sangat memuat semangat inovasi berkeunggulan dan memiliki nilai
lebih dari inovasi sebelumnya. Apalagi di era kekinian, semua pelayanan
diharapkan dapat terintegrasi dan memudahkan akses pelayanan tersebut oleh
masyarakat. Satu kartu dengan segala kemudahan pelayanan adalah tanda dari
respon kemajuan zaman
Apalagi inovasi ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam reformasi
birokrasi, dimana diharapkan dengan adanya kartu ini dapat meminimalisir
korupsi yang terjadi dikalangan birokrat pemerintahan. 2. Compatibility atau
Kesesuaian Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini program Smart Card Kota
Makassar juga mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang
digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang
begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga
inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain
itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap
inovasi itu secara lebih cepat. Peneliti menyimpulkan bahwa program Smart Card
ini sebagai jawaban dari tantangan baru pemerintahan yang menuntut inovasi-
inovasi yang berkeunggulan dan berkemajuan. Belum lagi oleh Pak walikota
mempertegas bahwa pemerintah Kota Makassar senantiasa melakukan upgrade
terhadap inovasi-inovasi yang telah dihasilkan, sehingga tidak akan hanya
berhenti pada satu inovasi saja. Diharapkan akan ada inovasiinovasi yang
terupdate dari inovasi sebelumnya. 3. Complexity atau Kerumitan Dengan
sifatnya yang baru, Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini program Smart Card
Kota Makassar mempunyai tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Peneliti menyimpulkan bahwa
memang ada kerumitan yang lebih daripada inovasi sebelumnya, namun yang
patut digarisbawahi bahwa kondisi ini merupakan tantangan dari upaya
menciptakan inovasi-inovasi yang lebih baik dari sebelumnya. Apalagi kerumitan
tersebut dapat dengan baik diselesaikan karena didukung oleh sumber daya
manusia yang mumpuni dari perguruan-perguruan tinggi yang unggul di
Makassar serta instansi yang senantiasa mendukung program inovasi pemerintah.
4. Triability atau Kemungkinan dicoba Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini
program Smart Card Kota Makassar telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga
harus melewati fase
mengujii kualitas dari program Smart City ini. Peneliti menyimpulkan
bahwa inovasi program Smart card ini telah memberi manfaat bagi masyarakat
kota Makassar, walaupun program ini terhitung baru diimplementasikan, namun
respon positif telah banyak diterima oleh pemerintah Kota Makassar, apalagi telah
diperlihatkan dihadapan pejabat Kanada dengan situasi program ini adalah satu-
satunya di dunia, selain itu juga akan diadopsi oleh Bogor dan Tegal, yang
menandakan bahwa sudah ada titik keberhasilan dengan kehadiran program kartu
ini. 5. Observability atau Kemudahan diamati Inovasi pemerintah daerah dalam
hal ini program Smart Card Kota Makassar diamati, dari segi bagaimana ia
bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Peneliti menyimpulkan bahwa
program Smart Card senantiasa mendapatkan pengawasan dari masyarakat,
apalagi untuk melancarkan proses evaluasi yang dilakukan masyarakat,
pemerintah kota Makassar memiliki akun media sosial untuk menampung
keresahan masyarakat terkait program yang telah dikeluarkan pemerintah kota
Makassar. Setiap program yang dihasilkan, diinformasikan dengan baik dan
diharapkan dapat diketahui, difahami dan dirasakan manfaatnya oleh Masyarakat
kota Makassar.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Program Smart Card di Kota Makassar merupakan inovasi terbaru yang
dihadirkan oleh pemerintah Kota Makassar dalam merespon persaingan global
dan tantangan kota kedepan. Program ini hadir Sebagai sebuah bentuk pelayanan
transaksi baru yang disediakan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam mengakses
setiap fasilitas pelayanan baik itu pendidikan, kesehatan, transportasi, ekonomi,
birokrasi, serta fasilitas lainnya. Adapun kesimpulan penelitian terkait dengan
Inovasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Program Smart Card Kota
Makassar yaitu:
1. Pelaksanaan program smart card berdasarkan prinsip UndangUndang No.
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah BAB XXI Pasal 387 dilihat
dari prinsip Peningkatan Efisiensi; Perbaikan Efektifitas; Perbaikan
Kualitas Pelayanan; Tidak ada konflik kepentingan; Berorientasi kepada
kepentingan umum; Dilakukan secara terbuka; Memenuhi nilai-nilai
kepatutan; Dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk
kepentingan diri sendiri, semuanya berjalan dengan baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan program smart card sebagai Inovasi
pemerintah daerah di Kota Makassar berjalan sesuai dengan prinsip
inovasi pemerintah daerah yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan program smart card berdasarkan artibut inovasi sebagai
ukuran untuk menilai pelaksanaan inovasi pemerintah daerah yaitu :
Relative Advantage atau Keuntungan Relatif, Compatibility atau
Kesesuaian, Complexity atau Kerumitan, Triability atau Kemungkinan
dicoba, Observability atau Kemudahan diamati. Semuanya berjalan
dengan baik sesuai dengan nilai atribut inovasi yang diharapkan. Adapun
rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah :
1. Inovasi ini bisa terus dikembangkan dan dipertahankan sehingga
pelayanan publik dapat terus diakses dengan mudah oleh masyarakat kota
Makassar.
2. Perlu adanya pengawasan dan evaluasi secara sustainable
sehingga proses pelaksanaannya dapat dipertangungjawabkan kepada
masyarakat.
3. Dengan adanya program smart card diharapkan dapat meminimalisir
patologi birokrasi terutama dalam hal pelayanan publik.
B.Saran
1. Inovasi ini bisa terus dikembangkan dan dipertahankan sehingga pelayanan
publik dapat terus diakses dengan mudah oleh masyarakat kota Makassar.
2. Perlu adanya pengawasan dan evaluasi secara sustainable sehingga proses
pelaksanaannya dapat dipertangungjawabkan kepada masyarakat.
3. Dengan adanya program smart card diharapkan dapat meminimalisir patologi
birokrasi terutama dalam hal pelayanan publik.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
TATI APRINA MANIK
1703100080
5A IAP Pembangunan Sore
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta
ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.
c. Kronologi
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV
Angke, Jakarta
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
a. Kekuatan (Strengths)
- Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-
model tipikalmuda, berkulit putih, berambut panjang sehingga memacu konsumen
(lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami
sendiri hasil yang diterima si model iklan dalam produk tersebut.
- PT Unilever gencar di misis social sehingga kedekatan dengan konsumen dapat
terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah
mendorong pertumbuhan penjualan ditengah pasar yang kompetitif. PT Unilever
sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah
marketing (top brand survey, edisi khusus 2007).
- Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
- Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang berdedikasi, terampil dan
temotivasi dari segenap jajaran.
- Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury dan ice cream.
- Perencanaan baik dan kerjasama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantarkan produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat
penjualan.
- PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
- PT Unilever mempunyai moto “Operational Excellent with No Compromise on
Quality”, Unilever dalam operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk.
b. Kelemahan (Weaknesses)
- PT Unilever memiliki struktur matriks yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama,sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,
komunikasi pada karyawan yang bias menerima pesan yang berbeda-beda. Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
Keuangan, dll) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi
komersial.
- Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
- Jumlah karyawan yang tambun.
- Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan PT
Unilever tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
- Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
- Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
- Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier rendah.
- Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industry.
c. Kesempatan (Opportunities)
- Stabilitas ekonomi yang relative baik dengan pertumbuhan yang mengembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6,3%.
- Pertumbuhan ekonomi yang kuat di pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
- Tingginya kepuasan konsuman terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
- Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
- Luasnya potential market sekitar 250 juta jiwa.
- Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
- Rekomendasi investasi pada saham level beta dibawah 1.
- Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer
goods 83%.
d. Ancaman (Threats)
- Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan leh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
- Tidak stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
- Melemahnya daya beli konsumen.
- Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari Cina.
- Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya
biaya pemasaran produk.
- Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industry.
- Tidak konsistennya pasokan gas dari Pertamina.
- Adanya trend perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tredisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
- Adanya campaign against Unilever oleh Greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orangutan.
- Adanya pemboiktan produk zionisme termasuk Unilever.
- Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
Ada beberapa cara jitu yang dlakukan perusahaan ini agar dapat tetap
bersaing di tengah ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing
utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di
kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk
saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia.
Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson &
Jhonson. Selain itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi
trend dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka
dengan berbagai cara yang bisa di terima masyarakat antara lain dengan strategi
pemasaran;
1. Definisi Product
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru,
tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang
botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
2. Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda
dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan
barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti
kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan
kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk
pesaing lainnya.
3. Menguatkan Keakraban Pelanggan dengan Pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari
pemasok terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu
Unilever juga melakukan tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen
tempat para konsumen mengeluh dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang
dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan
sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat
media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship,
mengadakan event-event .
4. Segmentasi Product
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga
membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan
wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga)
dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan
yang lain sera menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum
bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi
konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Estea (menyukai
volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah yang
menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis).Unilever tidak saja
menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk
berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan
tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah
atau kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena
Unilever telah memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap
negara. Hal ini dilakukan agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai
dengan keinginan dan kebiasaan mengkonsumsi produk yang sangat erat
hubungannya dengan cita rasa negaranya.
Unilever telah membuka cabang perusahaan di Indonesia. Untuk lebih
dikenal oleh masyarakat indonesia dan bisa mendapat hati masyarakat Indonesia
maka Unilever membuat produk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi
kecap Bango. Kecap merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa
dibilang kecap merupakan makanan yang khas dari Indonesia.
Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat
Indonesia. Walau kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama
Unilever lebih terkenal karena kecap bango sekarang ini merupakan produk yang
dikembangkan oleh Unilever. Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang
produk kecap bango sangat mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-
model yang berasal dari Indonesia, ini akan lebih membangun image Unilever
dimata konsumen di Indonesia. Konsumen akan mempunyai keinginan untuk
membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yang ditampilkan
tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namun
setidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat.
Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena
walaupun promosi yang dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas
yang ditawarkan tidak diperhatikan maka promosi yang dilakukan bisa dibilang
sia-sia saja.
Inovasi adalah mesin penggerak pertumbuhan Unilever; urat nadi kehidupan
untuk bisnis kami. Masa depan kami bergantung pada kemampuan kami untuk
mengantarkan inovasi kepada secara lebih cepat dibanding pesaing kami.
a. Membantu orang melakukan yang terbaik
Dewasa ini semakin banyak orang peduli pada isu global seperti
kemiskinan, perubahan iklim dan menipisnya sumber daya alam. Demikian juga,
semakin banyak konsumen yang mencari produk-produk yang bisa membantu
mereka melakukan yang terbaik.
b. Metrik Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Hidup
Beberapa contoh:
Kami berinvestasi sekitar 2,4 juta Euro pada tahun 2007 – 2012 untuk
mengurangi dampak dari perubahan iklim melalui program yang meliputi
semua tahapan dari proses produksi Ben & Jerry’s di Eropa dan
mengimbangi dampak yang muncul dengan investasi pada proyek energi
bersih dengan Gold Standard.
Tahun 2007, Small & Mighty menghemat 33 juta liter air dan plastik
seukuran dengan 262 juta tas belanja dan 665 ton CO2.
Desain Rexona 50 ml deodorant roll-on dan proses pembuatan dibenahi
untuk mengurangi konsumsi energi sebesar enam juta kW per jam.
Di bulan Oktober 2007, Lifebuoy meluncurkan Hari Mencuci Tangan
Global di 70 negara, mendukung program PBB yang dapat
menyelamatkan banyak jiwa dibandingkan dengan vaksin maupun campur
tangan medis.
c. Pentingnya Keamanan
Keamanan adalah elemen yang penting dalam bisnis manapun. Dalam tahap
mendesain produk atau proses, kami memeriksa keamanan bahan mentah baru,
pengembangan baru bahan-bahan aktif, formula serta metodenya. Kebijakan
keamanan kami diberlakukan pada semua produk dimana pun produk tersebut
dibuat atau dijual.
2.4 Pesaing-Pesaing PT UNILEVER
Pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods
memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003
dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir
setiap negara di dunia. Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom,
PT Johnson & Jhonson.
Manajemen strategi perusahaan :
- Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-negara
baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa secara
signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global.
- Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan
konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka.
Setelah lama menguasai sebagian besar pangsa pasar dalam negeri,
akhirnya Unilever menemukan saingan terberatnya ketika perusahaan Amerika
Procter & Gamble (P & G) masuk ke Indonesia pada tahun 1989. Dengan
membawa produk-produk unggulannya yang telah diterima di pasar internasional,
P & G mencoba menawarkan brand-brand ternamanya di Indonesia seperti
Pantene, Rejoice, Head & Shoulders dan Olay.
Tidak ingin kalah dengan P & G, Unilever juga menerapkan strategi price
discrimination untuk produk-produknya. Penetapan harga yang dilakukan
Unilever lebih kuat karena mereka bukan hanya sekedar mengemas produknya
dalam kemasan ekonomis atau eksklusif, namun mereka juga memberi nilai
tambah dalam setiap kemasan tersebut. Contohnya dalam produk Pond’s,
Unilever memiliki Pond’s Whitening Cream yang harganya lebih terjangkau dari
Pond’s Flawless White, namun Pond’s Flawless White mengandung formula
ekstra yang di-claim bisa membuat kulit putih hanya dalam 7 hari, formula inilah
yang menjadi nilai tambah bagi konsumen ketika mereka membeli produk yang
sama dengan harga yang lebih mahal.
Selain itu, Unilever juga tidak kalah hebatnya dalam melakukan inovasi
untuk product differentiation-nya. Brand proliferation dilakukan untuk mengisi
semua segmen yang ada di pasar agar tidak ada celah bagi new entrant untuk
masuk ke pasar. Contohnya multiple brand dalam produk sabun mandi yang
dimiliki Unilever, yakni Lux, Lifebuoy, dan Dove yang hampir menguasai 72%
pangsa pasar sabun cair di Indonesia. Hasil riset MARS Indonesia (Indonesian
Consumer Profile 2008) menyebutkan Lux sebagai market leader dengan
perolehan market share sebanyak 39,66%. Sedangkan Lifebuoy menempel ketat
di urutan kedua dengan perolehan 31,57%. Sementara Dove, menduduki peringkat
keempat dengan perolehan total market share 2,88%, yang masih berada di bawah
Biore yang diproduksi oleh PT Kao Indonesia dengan 10,23%. Perolehan market
share yang besar untuk Lux dan Lifebuoy ini, dikarenakan Unilever telah berhasil
membangun branding yang baik untuk kedua merk tersebut, yakni sabun
kecantikan untuk Lux dan sabun kesehatan untuk Lifebuoy. Dengan perolehan
pangsa pasar yang besar ini, sulit bagi new entrant untuk masuk ke pasar.
Perusahaan yang telah ada di pasar pun hanya akan menjadi follower bagi
Unilever. Mereka antara lain Gatsby, produksi PT Mandom Indonesia, Nuvo,
produksi PT Wings, dan Cussons, produk andalan dari PT Cussons Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
http://www.unilever.co.id/id/aboutus/ourhistory/
http://cheppycuapcuap.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-analisis-swot.html
http://ade-putra.mhs.narotama.ac.id/2014/03/13/p-1-manajemen-strategi/
http://harningsih-ningsihblog.blogspot.com/2010/03/sebuah-industri-adalah-
sekelompok.html
http://yulianasafriani.blogspot.com/2010/10/strategic-action-unilever-dalam.html