Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH INOVASI PEMERINTAH DAERAH

(Dosen Pengampu : Agung Saputra., S.Sos.,M.AP.)

Disusun Oleh :
TATI APRINA MANIK
1703100080
5A IAP Pembangunan Sore

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pemerintah daerah saat ini dituntut untuk melakukan pembaharuan
diberbagai sektor sebagai suatu langkah untuk mengatasi tuntutan masyarakat
yang semakin kompleks. Inovasi menjadi suatu keharusan yang mesti dilakukan
agar keberadaan pemerintah menjadi bermakna di mata rakyatnya (van Vierlo,
1996). Inovasi tidak hanya penting untuk meningkatkan pelayanan tetapi juga
untuk meningkatkan kapabilitas pemerintah (Nutt and Backoff, 1993; Miller and
Friesen, 1983; Osborne and Gaebler, 1992).Keberadaan pemerintah daerah di
mana pun juga adalah dimaksudkan uintuk menghasilkan output.
Output penyelenggaraan pemerintahan oleh daerah adalah berupa
percepatan kesejahteraan masyarakat yang dicapai melalui pemberdayaan
masyarakat, peran serta masyarakat, dan peningkatan daya saing daerah. Oleh
karena itu inovasi kelembagaan atau inovasi dalam bidang organisasi menjadi
penting dalam praktek pennyelenggaraan pemerintahan daerah (Fadel Muhammad
: 2004). Perkembangan teknologi yang semakin pintar membuat konsep smart tak
hanya diterapkan pada berbagai perangkat, tetapi pada berbagai system atau
tatanan.Salah satunya yang mencuat akhir-akhir ini adalah konsep smart city.
Konsep yang disebut sebagai kota pintar ini adalah konsep yang mengetengahkan
sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat
untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
Selain itu, konsep kota pintar ini juga memang dihadirkan sebagai jawaban
untuk pengelolaan sumber daya secara efisien. Bisa dibilang, konsep kota cerdas
ini adalah integrasi informasi secara langsung dengan masyarakat perkotaan.
Kota-kotabesar di Indonesia sebenarnya sangat berpotensi besar terhadap gagasan
atau konsep Smart City, beberapa kota besar yang sudah mengarah tentang konsep
smart city ini atara lain : Jakarta, Bandung, Surabaya, Bogor. Modal dari kota-
kota ini terbilang sudah mewakili untuk arah yang dimaksud. Apalagi ditopang
dengan banyaknya sarana penunjang dan dibantu operator selular akan
mempercepat tercapainya sebuah kota untuk menuju smart city dalam arti
sesungguhnya, bukan hanya pintar dalam kecanggihan teknologi, namun
bagaimana mengedepankan sosiobudaya akan beriringan dengan kemajuan kota
itu sendiri (Sudaryono :2014). Secara umum Inovasi memiliki atribut yang
digunakan dalam menilai Inovasi yaitu : Relative Advantage atau Keuntungan
Relatif, Compatibility atau Kesesuaian, Complexity atau Kerumitan, Triability
atau Kemungkinan dicoba, Observability atau Kemudahan diamati, Dengan
atribut seperti ini maka sebuah inovasi merupakan cara baru menggantikan cara
lama dalam mengerjakan atau memproduksi sesuatu. Namun demikian, inovasi
mempunyai dimensi geofisik yang menempatkannya baru pada satu tempat,
namun boleh jadi merupakan sesuatu yang lama dan biasa terjadi di tempat lain
(Roggers: 2003).
Semakin hari di beberapa wilayah di dunia sudah mengalami urbanizing,
seluruh wilayah di dunia sudah semakin 'mengkota'. Urbanisasi tidak dapat
dicegah, walaupun menimbulkan masalah baru di kota, masalah ini harus
dipecahkan melalui teknologi. Namun kota yang sudah mengadopsi program
Smart City, harus lebih meningkatkan di aspek penting lain. Smartcity hanyalah
buzzword, Smartcity bukan hanya soal teknologi (Wicaksono Sarosa :2015).
Adapun penelitian yang telahdilakukansebelumnya terkait dengan penelitian ini
yaitu Dini Ardilla (2015) peneliti Smart City Products & Innovations Lembaga
Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB, dimana meneliti
mengenai Pelaksanaan Smart City di Kota Bandung, hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa Kota Bandung masih jauh bila ingin disebut 'Smart City'
walaupun bandung memiliki platform yang bagus, memiliki sistem operasi yang
bagus, tetapi manfaatnya belum dirasakan secara umum oleh masyarakat.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Irfani Ahmad dan Marini Wulandari
(2015) dengan penelitian mengenai Kelembagaan e-Government sebagai
Pendukung Smart Governance dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
Untukmewujudkan kelembagaan e-Governmentyang efektif dan efisien
pemerintah diharapkan membentuk kelembagaan yang khusus mengelola
pengembangan e-Government yang nantinya akan membantu sebuah kota dalam
mendukung mewujudkan smart governance. Walikota Makassar memperkenalkan
langkah pemerintah kota untuk memudahkan pemantauan aktivitas warga yang
semakin memadati Kota Makassar. Danny Pomanto perkenalkan Makassar Smart
Card sebagai kartu yang dapat digunakan untukkartu transaksi segala kebutuhan
warga, one card for all. Bekerja sama dengan salah satu bank swasta, kartu ini
diharapkan menjadi alat transaksi yang aman, menjadi penyimpan data
kependudukan dan pegawai pemerintahan, serta dapat digunakan sebagai
penyimpan data aktivitas medis dan pajak. Kartu ini juga sebagai dukungan
terhadap program Bank Indonesia, yaitu Less Cash Society yang lebih efisien
dalam bertransaksi dibandingkan alat transaksi tunai.
Setelah seluruh masyarakat sudah memiliki kartu ini. Makassar Smart
Card yang dikhususkan untuk anak-anak dan pelajar, kartu khusus ini bukan
hanya digunakan untuk transaksi, tetapi melalui kartu ini juga orang tua dapat
mengatur jumlah biaya yang dibutuhkan anak per bulan, memantau transaksi jual-
beli dan memantau posisi anak dan waktu sekolah anak hanya dengan
menggunakan PC ataupun smartphone berbasis Android (Kompasiana: 8 Juni
2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang, selanjutnya dirumuskan permasalahan
pokok dalam penelitian yaitu, Bagaimana Program Smart Card sebagai Inovasi
Pemerintah Daerah di Kota Makassar ?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pelaksanaan
Program Smart Card sebagai Inovasi Pemerintah Daerah di Kota Makassar
dengan menganalisis atribut-atribut inovasi yang digunakan dalam menilai
pelaksanaan inovasi.
C. Manfaat
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan teori khususnya
inovasi pemerintah daerah.
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan referensi bagi
peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian pada bidang yang sama
dalam rangka pengembangan inovasi pemerintah daerah dalam segala
bidang.
3. Kegunaan praktis. Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi atau
masukan bagi pemerintah kota makassar dalam upaya menciptakan serta
melaksanakan inovasi pemerintah daerah khususnya terkait dengan
pelaksanaan Smart Card City dan inovasi dalam segala bidang.
BAB II
PEMBAHASAN

Tantangan Pemerintah Daerah yang semakin luas dan penuh persaingan,


memposisikan pemerintahan yang baik (Good Governance) sebagai dambaan bagi
semua Negara, terkhusus di Indonesia. Tujuan ini dibuktikan dengan semakin
inovatifnya pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan pemerintahan
melalui fokus pada pemanfaatan teknologi dan inovasi. Berbagai upaya dan studi
telah dilakukan, seperti studi EPemerintahan serta inovasi pemerintahan yang
berdasar pada pendekatan baru yang smart dan ramah teknologi dengan tujuan
mewujudkan kota yang lebih cerdas, dimana mampu melayani dan menciptakan
kota yang nyaman untuk hidup bagi warganya, kota yang lebih cerdas ini dikenal
dengan istilah smart city. Salah satu kesiapan dalam berkompetisi dan
memberikan pelayanan terbaik ini, dengan begitu massifnya beragam inovasi
yang dihasilkan oleh pemerintah daerah, tidak terkecuali Kota Makassar, sebagai
jembatan yang menghubungkan antara zona barat Indonesia dan zona timur
Indonesia, sekaligus sebagai pintu masuk ke Kawasan Timur Indonesia, dengan
segala keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang siap
berkompetisi, adalah dengan dihadirkannya inovasi Smart City atau dalam konsep
besar yang dirancang oleh Pemerintah Kota Makassar,
Sadar akan hal itu maka dikeluarkanlah smart card sebagai sebuah bentuk
pelayanan transaksi baru yang disediakan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam
mengakses setiap fasilitas pelayanan baik itu pendidikan, kesehatan, transportasi,
ekonomi, birokrasi, serta fasilitas lainnya. Adapun hasil penelitian terkait dengan
inovasi pemerintah daerah dalam pelaksanaan program smart card Inovasi daerah
sebagaimana yang termaktub dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah BAB XXI Pasal 387 menjelaskan bahwa dalam
merumuskan kebijakan inovasi, pemerintahan daerah mengacu pada prinsip :
1. Peningkatan Efisiensi
Inovasi pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Smart Card diharapkan
dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan yang dilakukan pemerintah dan
masyarakat, dalam hal ini Program smart card dapat menciptakan suatu kondisi
atau keadaan, dimana penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar
dan dengan penuh kemampuan yang dimiliki, tanpa harus menimbulkan
keborosan.
Terkait dengan Efisiensi pelaksanaan program smart card, berdasarkan
penjelasan baik dari pihak mitra kerja maupun dari pemerintah sendiri
menunjukkan bahwa efisiensi dapat dikatakan terwujud sebab dana yang dipakai
disesuaikan dengan porsi kebutuhan proyek apalagi di tunjang dengan
infrastruktur yang sangat memadai yang telah dipersiapkan BRI sebagai mitra
kerja pemerintah, bukan itu saja efisiensi juga terwujud dari tidak dipungutnya
biaya dalam pengurusan kartu sehingga penggunaan sumber daya sesuai dengan
porsi kebutuhan dalam pelaksanaan smart card di Kota makassar.

2. Perbaikan Efektifitas
Inovasi pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Smart Card diharapkan
dapat memperbaiki sisi efektifitas yang ada, perbaikan efektifitas dari efek
keberadaan Smart Card ini dapat menciptakan suatu kondisi atau keadaan, dimana
dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang
digunakan, disertai tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan bagi Kota Makassar.
Terkait kesesuaian pelaksanaan program smart card dengan tujuan yang
ingin dicapai yaitu memberikan kepuasan bagi masyarakat di kota Makassar
dimana pelaksanaan program smart card berdasarkan analisis peneliti maka dapat
dikatakan sangat memberikan kepuasaan bagi masyarakat sebab berkat adanya
smart card ini memberikan solusi terkait dengan masalah birokrasi yang berbelit-
belit, bukan hanya itu saja kemudahankemudahan juga dapat dilihat dari
dijadikannya kartu smart card sebagai kartu untuk tabungan, transaksi
pembayaran dan bahkan dijadikan kartu

3. Perbaikan Kualitas Pelayanan


Inovasi Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Smart Card diharapkan
dapat memperbaiki kualitas pelayanan pemerintahan yang pernah berjalan, apalagi
Program Smart Card ini mengusung keunggulan teknologi dalam pelayanan
pemerintah terhadap masyarakat, sehingga tentunya inovasi ini merupakan titik
balik dari perbaikan kualitas pelayanan yang maju, cepat, tepat, serta
berkeunggulan. Terkait dengan pelaksanaan program smart card dalam
menciptakan pelayanan berkualitas peneliti menyimpulkan bahwa hal tersebut
tercapai dengan baik, hal ini terlihat dari perubahan proses pelayanan yang
dulunya membutuhkan proses yang panjang dengan adanya program smart card
hal tersebut menjadi lebih sederhana, dan bukan hanya itu saja transparansi dalam
pelayanan juga dapat terwujud sebab segala proses pelayanan dilakukan dan
diawasi oleh kita sendiri sehingga lebih diketahui akan peruntukan dari kartu
smart card sesuai dengan peruntukannya.

4.Tidak ada konflik kepentingan


Diharapkan dengan kehadiran inovasi Pemerintah Kota Makassar berupa
program Smart Card ini, tidak timbul konflik kepentingan, uamanya dalam
persoalan penyediaan dan implementasi program, pengawasan serta evaluasi
program. Dengan kehadiran inovasi baru ini, dapat terbangun relasi yang baik
antar Stakeholder dalam mewujudkan visi pemerintahan yang telah ditetapkan
dalam RPJMD. Terkait dengan pelaksanaan program smart card hubungannya
dengan konflik kepentingan utamanya dalam persoalan penyediaan dan
implementasi program, pengawasan serta evaluasi progammenciptakan pelayanan
berkualitas peneliti menyimpulkan bahwa dengan adanya dasar hokum
yang jelas dalam pelaksanaan program ini, dibantu lagi dari pihak
pengawas dan tim evaluasi kerja, dapat membantu mengurangi peluang
kecurangan dalam implementasi program smart card ini.

5.Berorientasi kepada kepentingan umum


Inovasi Pemerintah Kota Makassar, berupa program Smart Card ini,
berkewajiban berorientasi kepada kepentingan umum, sesuai dasar upaya
perwujudan program Smart Card ini, yaitu bagaimana program ini menciptakan
kenyamanan. Terkait dengan pelaksanaan program smart card dalam orientasi
kepada kepentingan umum yaitu menciptakan kenyamanan peneliti
menyimpulkan bahwa harapan pemerintah kota Makassar telah sampai ke
masyarakat, yaitu masyarakat merasakan manfaat positif dari pelaksanaan
program ini, masyarakat sangat merasakan kenyamanan dan sangat terbantu
dengan hadirnya program tersebut.

6. Dilakukan secara terbuka


Terkait dengan transparansi kepada semua pihak yang berkepentingan dalam
program smart card dari seluruh jawaban baik masalah Perencanaan,
implementasi, pengawasan dan evaluasi dari Inovasi pemerintah Kota Makassar
berupa program Smart Card ini dilakukan secara terbuka maka peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa hal tersebut berjalan dengan baik bahkan
maasyarakatpun mengerti akan proses keterbukaan yang berusaha disampaikan
oleh pihak pemerintah kota makassar, keterbukaan serta transparansi dilihat dari
sistem elektronifikasi yang diterapkan pada semua sektor termasuk penerimaan
pajak dan retribusi, target wajib dan transaksi kepada pihak ketiga, dan
pembayaran honorarium pegawai itu semua sudah menunjukkan keterbukaan dan
bukan hanya itu saja OJK dan BI pun ikut andil dalam mengawasi pelaksanaan
program smart card ini.

7. Memenuhi nilai-nilai kepatutan


Inovasi Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini program Smart Card wajib
memenuhi nilai-nilai kepatutan yang ada, baik yang dianut oleh Masyarakat Kota
Makassar secara khusus maupun Indonesia secara umum, sebagaimana yang
diatur oleh undang-undang dan peraturan pemerintah lainnya. Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pelaksanaan program smart card sudah memenuhi nilai dan
kaidah yang jelas sebab sudah melalui kajian yang mendalam dan bahkan sudah
ada sosialisasi yang dilakukan pemerintah dibarengi dengan pelaksanaan yang
menyesuaikan data penduduk bukan hanya itu saja hal tersebut juga disesuaikan
dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

8.Dapat dipertanggungjawabkan
Hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Inovasi Pemerintah Kota
Makassar dalam hal ini program smart card diharapkan dapat
dipertanggungjawabkan oleh setiap stakeholder, sebagaimana yang telah
ditetapkan, sehingga akan dapat berefek baik pada pembangunan program Smart
Card, dan program-program unggulan yang akan dikeluarkan pemerintah kelak.
Berdasarkan seluruh jawaban responden maka peneliti berkesimpulan bahwa
akuntabilitas dalam pelaksanaan program sudah baik namun perlu ditingkatkan
terkait dengan penyampaian informasi ke masyarakat baik melalui media online
maupun penyampaian secara terbuka yang sudah dilakukan oleh bapak walikota
makassar. Inovasi mempunyai atribut yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
pelaksanaan inovasi, adapun hasil penelitian terkait hal tersebut 1. Relative
Advantage atau Keuntungan Relatif Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini
program Smart Card Kota Makassar harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang
melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.
Pelaksanaan program smart card berdasarkan analisis peneliti maka dapat
dikatakan sangat memuat semangat inovasi berkeunggulan dan memiliki nilai
lebih dari inovasi sebelumnya. Apalagi di era kekinian, semua pelayanan
diharapkan dapat terintegrasi dan memudahkan akses pelayanan tersebut oleh
masyarakat. Satu kartu dengan segala kemudahan pelayanan adalah tanda dari
respon kemajuan zaman
Apalagi inovasi ini sangat mendukung upaya pemerintah dalam reformasi
birokrasi, dimana diharapkan dengan adanya kartu ini dapat meminimalisir
korupsi yang terjadi dikalangan birokrat pemerintahan. 2. Compatibility atau
Kesesuaian Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini program Smart Card Kota
Makassar juga mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi yang
digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak serta merta dibuang
begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga
inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain
itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap
inovasi itu secara lebih cepat. Peneliti menyimpulkan bahwa program Smart Card
ini sebagai jawaban dari tantangan baru pemerintahan yang menuntut inovasi-
inovasi yang berkeunggulan dan berkemajuan. Belum lagi oleh Pak walikota
mempertegas bahwa pemerintah Kota Makassar senantiasa melakukan upgrade
terhadap inovasi-inovasi yang telah dihasilkan, sehingga tidak akan hanya
berhenti pada satu inovasi saja. Diharapkan akan ada inovasiinovasi yang
terupdate dari inovasi sebelumnya. 3. Complexity atau Kerumitan Dengan
sifatnya yang baru, Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini program Smart Card
Kota Makassar mempunyai tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Peneliti menyimpulkan bahwa
memang ada kerumitan yang lebih daripada inovasi sebelumnya, namun yang
patut digarisbawahi bahwa kondisi ini merupakan tantangan dari upaya
menciptakan inovasi-inovasi yang lebih baik dari sebelumnya. Apalagi kerumitan
tersebut dapat dengan baik diselesaikan karena didukung oleh sumber daya
manusia yang mumpuni dari perguruan-perguruan tinggi yang unggul di
Makassar serta instansi yang senantiasa mendukung program inovasi pemerintah.
4. Triability atau Kemungkinan dicoba Inovasi pemerintah daerah dalam hal ini
program Smart Card Kota Makassar telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga
harus melewati fase
mengujii kualitas dari program Smart City ini. Peneliti menyimpulkan
bahwa inovasi program Smart card ini telah memberi manfaat bagi masyarakat
kota Makassar, walaupun program ini terhitung baru diimplementasikan, namun
respon positif telah banyak diterima oleh pemerintah Kota Makassar, apalagi telah
diperlihatkan dihadapan pejabat Kanada dengan situasi program ini adalah satu-
satunya di dunia, selain itu juga akan diadopsi oleh Bogor dan Tegal, yang
menandakan bahwa sudah ada titik keberhasilan dengan kehadiran program kartu
ini. 5. Observability atau Kemudahan diamati Inovasi pemerintah daerah dalam
hal ini program Smart Card Kota Makassar diamati, dari segi bagaimana ia
bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Peneliti menyimpulkan bahwa
program Smart Card senantiasa mendapatkan pengawasan dari masyarakat,
apalagi untuk melancarkan proses evaluasi yang dilakukan masyarakat,
pemerintah kota Makassar memiliki akun media sosial untuk menampung
keresahan masyarakat terkait program yang telah dikeluarkan pemerintah kota
Makassar. Setiap program yang dihasilkan, diinformasikan dengan baik dan
diharapkan dapat diketahui, difahami dan dirasakan manfaatnya oleh Masyarakat
kota Makassar.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Program Smart Card di Kota Makassar merupakan inovasi terbaru yang
dihadirkan oleh pemerintah Kota Makassar dalam merespon persaingan global
dan tantangan kota kedepan. Program ini hadir Sebagai sebuah bentuk pelayanan
transaksi baru yang disediakan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam mengakses
setiap fasilitas pelayanan baik itu pendidikan, kesehatan, transportasi, ekonomi,
birokrasi, serta fasilitas lainnya. Adapun kesimpulan penelitian terkait dengan
Inovasi Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Program Smart Card Kota
Makassar yaitu:
1. Pelaksanaan program smart card berdasarkan prinsip UndangUndang No.
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah BAB XXI Pasal 387 dilihat
dari prinsip Peningkatan Efisiensi; Perbaikan Efektifitas; Perbaikan
Kualitas Pelayanan; Tidak ada konflik kepentingan; Berorientasi kepada
kepentingan umum; Dilakukan secara terbuka; Memenuhi nilai-nilai
kepatutan; Dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk
kepentingan diri sendiri, semuanya berjalan dengan baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan program smart card sebagai Inovasi
pemerintah daerah di Kota Makassar berjalan sesuai dengan prinsip
inovasi pemerintah daerah yang telah ditetapkan.
2. Pelaksanaan program smart card berdasarkan artibut inovasi sebagai
ukuran untuk menilai pelaksanaan inovasi pemerintah daerah yaitu :
Relative Advantage atau Keuntungan Relatif, Compatibility atau
Kesesuaian, Complexity atau Kerumitan, Triability atau Kemungkinan
dicoba, Observability atau Kemudahan diamati. Semuanya berjalan
dengan baik sesuai dengan nilai atribut inovasi yang diharapkan. Adapun
rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah :
1. Inovasi ini bisa terus dikembangkan dan dipertahankan sehingga
pelayanan publik dapat terus diakses dengan mudah oleh masyarakat kota
Makassar.
2. Perlu adanya pengawasan dan evaluasi secara sustainable
sehingga proses pelaksanaannya dapat dipertangungjawabkan kepada
masyarakat.
3. Dengan adanya program smart card diharapkan dapat meminimalisir
patologi birokrasi terutama dalam hal pelayanan publik.

B.Saran
1. Inovasi ini bisa terus dikembangkan dan dipertahankan sehingga pelayanan
publik dapat terus diakses dengan mudah oleh masyarakat kota Makassar.
2. Perlu adanya pengawasan dan evaluasi secara sustainable sehingga proses
pelaksanaannya dapat dipertangungjawabkan kepada masyarakat.
3. Dengan adanya program smart card diharapkan dapat meminimalisir patologi
birokrasi terutama dalam hal pelayanan publik.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Irfan & Marini Wulandari. 2015.Kelembagaan e-Government sebagai


Pendukung Smart Governance. Jakarta : Balai IPTEKnet.
Ardilla, Dini. 2015.Kota Bandung Masih Jauh Bila Ingin Disebut 'Smart City'.
Bandung: Galamedia News.
Arenawati. 2011.Complain Management Sebagai Wujud Akuntabilitas dalam
Pelayanan Publik di Era Otonomi Daerah. Proceeding Simposium Nasional
Otonomi Daerah 2011.
Apriyani, Dwi. 2008. Digital Signature Menggunakan Sim Card. Malang: Karya
Ilmiah Universitas Brawijaya.
Everett M, Rogers. 2003. Diffusion of Innovation. Moleong, Lexy J. 2007.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurmandi, Ahmad. 2015. Manajemen Perkotaan : Teori Organisasi, Perencanaan,
Perumahan, Pelayanan dan Transportasi Mewujudkan Kota Cerdas. Yogyakarta :
JKSG UMY.
Hamburg, Christian and Andreas Furst. 2005. How Organizational Complaint
Handling Drive Customer Loyalty An Analysis of The Mechanistic and The
Organics Approach, Journal Of Marketing, July 2005.
Hendro, Muliarto. 2015. Konsep Smart City; Smart Mobility. Bandung : SAFFK-
MPWK ITB. Kompasiana. 2014.
Prime Access Card, Smart Card for Smart City.
(http://www.kompasiana.com/widyatharjono/prime-access-cardsmart-card-for-
smart-city_54f35f457455137c2b6c738f) Lovelock, C, 1994, Product Plus, New
York : McGraw-Hill, Inc.
Sangkala.2013. Innovative Government, Yogyakarta: Capiya Publishing.
Sudaryono.2014. Konsep Smart City untuk Kota-Kota di Indonesia .Magister
Parencanaan Kota dan Daerah UGM.
Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta : STIA-LAN Press.
Zuhriyati , Erni dkk. 2012. Kepemimpinan Transformatif Dalam Inovasi
Pemerintah di Pemerintahan Kota Yogyakarta di Era Herry Zudianto. Yogyakarta:
JKSG.
Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
TUGAS MAKALAH
INOVASI PT.UNILEVER INDONESIA
(Dosen Pengampu : Agung Saputra., S.Sos.,M.AP.)

Disusun Oleh :
TATI APRINA MANIK
1703100080
5A IAP Pembangunan Sore

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
202
BAB I
PENDAHULUAN
A.latar Belakang
Di dalam persaingan industry yang semakin maju ini perusahaan dituntut
untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga
perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang
baik. Untuk itulah PT Unilever sebagai perusahaan multinasional yang
memproduksi produk-produk kebutuhan konsumen perlu mengidentifikasi setiap
kekuatan dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang
mendatangkan keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk
memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities, Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu
strategi perusahaan.
Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan
analisis terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan
keadaan lingkungan yang akan datang sehingga dapat ditemukan masalah yang
ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan strategi efektif yang
sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan
yang dimiliki perusahaan, mengtasi ancaman yang datang dari luar, serta
mengatasi kelemahan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah PT UNILEVER

Misi korporasi Unilever adalah untuk meningkatkan vitalitas hidup. Hal


ini menunjukkan bagaimana perusahaan benar-benar memahami pelanggan abad
21 dan kehidupan mereka.

a. Maju bersama Unilever Indonesia selama lebih dari tujuh puluh


tahun

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933


sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van
Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933,
terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari
1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi
tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia.
Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta
ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita
Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan


Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini
dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih
Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533
HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin,


minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan
minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada


tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga
bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran.
Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri
Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-
TH.2000.

Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

b. Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian


dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
kepada PT Al.

Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan


Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-
barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7
November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia
Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember
2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk
mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings
Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan
digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan
metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest).
Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah
penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah


menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri
minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke
Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan
transaksi pada bulan Januari 2008.

c. Kronologi

1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers

1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta

1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV

Angke, Jakarta

1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya

1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)

1965-66 Di bawah kendali pemerintah

1967 Kendali usaha kembali ke Unilever


berdasarkan undang-undang penanaman modal asing

1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta

1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya

1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya

1990 Terjun di bisnis teh

1992 Membuka pabrik es krim

1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi

1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut

1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang

2000 Terjun ke bisnis kecap

2001 Membuka pabrik teh – Cikarang

2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta

2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar

2004 Terjun ke bisnis makanan ringan

2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang

2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah

2010 Perusahaan memasuki bisnis pemurnian air dengan meluncurkan Pureit

2011 Perusahaan mendirikan pabrik sabun mandi Dove di Surabaya

sekaligus memperluas pabrik es krim Wall’s dan Skin Care di


Cikarang

2.2 Analisis SWOT PT UNILEVER

a. Kekuatan (Strengths)
- Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-
model tipikalmuda, berkulit putih, berambut panjang sehingga memacu konsumen
(lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami
sendiri hasil yang diterima si model iklan dalam produk tersebut.
- PT Unilever gencar di misis social sehingga kedekatan dengan konsumen dapat
terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah
mendorong pertumbuhan penjualan ditengah pasar yang kompetitif. PT Unilever
sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah
marketing (top brand survey, edisi khusus 2007).
- Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
- Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang berdedikasi, terampil dan
temotivasi dari segenap jajaran.
- Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care,
savoury dan ice cream.
- Perencanaan baik dan kerjasama erat dengan para pemasok, konsumen dan
distributor untuk menghantarkan produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat
penjualan.
- PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi
produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
- PT Unilever mempunyai moto “Operational Excellent with No Compromise on
Quality”, Unilever dalam operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan
kualitas produk.
b. Kelemahan (Weaknesses)
- PT Unilever memiliki struktur matriks yang terdapat beberapa tantangan yang
mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama,sulitnya koordinasi kegiatan antar
departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua,
komunikasi pada karyawan yang bias menerima pesan yang berbeda-beda. Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
Keuangan, dll) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi
komersial.
- Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
- Jumlah karyawan yang tambun.
- Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan PT
Unilever tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
- Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
- Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
- Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier rendah.
- Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industry.
c. Kesempatan (Opportunities)
- Stabilitas ekonomi yang relative baik dengan pertumbuhan yang mengembirakan
bagi ekonomi Indonesia sebesar 6,3%.
- Pertumbuhan ekonomi yang kuat di pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan Papua.
- Tingginya kepuasan konsuman terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
- Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik
yang baik.
- Luasnya potential market sekitar 250 juta jiwa.
- Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer
goods.
- Rekomendasi investasi pada saham level beta dibawah 1.
- Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer
goods 83%.
d. Ancaman (Threats)
- Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa
sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan leh
kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
- Tidak stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
- Melemahnya daya beli konsumen.
- Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari Cina.
- Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya
biaya pemasaran produk.
- Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industry.
- Tidak konsistennya pasokan gas dari Pertamina.
- Adanya trend perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tredisional-nasional
menjadi produk-produk luar negeri.
- Adanya campaign against Unilever oleh Greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orangutan.
- Adanya pemboiktan produk zionisme termasuk Unilever.
- Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

2.3 Strategi dan Inovasi PT UNILEVER

Ada beberapa cara jitu yang dlakukan perusahaan ini agar dapat tetap
bersaing di tengah ketat nya pasar terutama dari pesaing-pesaing mereka, pesaing
utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki penjualan di
kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003 dan Nestle, termasuk
saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir setiap negara di dunia.
Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom, PT Johnson &
Jhonson. Selain itu, Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi
trend dan kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka
dengan berbagai cara yang bisa di terima masyarakat antara lain dengan strategi
pemasaran;

1. Definisi Product
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru,
tetapi Unilever tetap mempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang
botol kaca, sachet, botol kecil dan masih banyak lagi kemasannya.
2. Berfokus Pada Peluang Pasar
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda
dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan
barang-barangnya dengan cara terjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti
kualitas secara real, misalnya dengan diadakannya perlombaan-perlombaan
kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk
pesaing lainnya.
3. Menguatkan Keakraban Pelanggan dengan Pemasok
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari
pemasok terhadap jadwal produksi dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu
Unilever juga melakukan tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen
tempat para konsumen mengeluh dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang
dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan
sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat
media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship,
mengadakan event-event .
4. Segmentasi Product
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga
membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan
wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga)
dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan
yang lain sera menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum
bisa dicontoh oleh produsen sabun dimanapun), atau bagaimana Sosro membagi
konsumennya berdasarkan jenis produk teh botol Sosro (umum), Estea (menyukai
volume/isi lebih banyak) dan Fruit tea (anak muda/khususnya anak sekolah yang
menyukai teh rasa buah & cenderung suka rasa manis).Unilever tidak saja
menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk
berfikir beberapa kali sebelum menyemplungkan diri kekancah persaingan
tersebut.
Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila
dirancang dengan menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah
atau kawasan tertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena
Unilever telah memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap
negara. Hal ini dilakukan agar setiap negara dapat membeli produk yang sesuai
dengan keinginan dan kebiasaan mengkonsumsi produk yang sangat erat
hubungannya dengan cita rasa negaranya.
Unilever telah membuka cabang perusahaan di Indonesia. Untuk lebih
dikenal oleh masyarakat indonesia dan bisa mendapat hati masyarakat Indonesia
maka Unilever membuat produk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi
kecap Bango. Kecap merupakan makanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa
dibilang kecap merupakan makanan yang khas dari Indonesia.
Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat
Indonesia. Walau kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama
Unilever lebih terkenal karena kecap bango sekarang ini merupakan produk yang
dikembangkan oleh Unilever. Terlebih iklan yang ditampilkan di media tentang
produk kecap bango sangat mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-
model yang berasal dari Indonesia, ini akan lebih membangun image Unilever
dimata konsumen di Indonesia. Konsumen akan mempunyai keinginan untuk
membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan yang ditampilkan
tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namun
setidaknya produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat.
Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena
walaupun promosi yang dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas
yang ditawarkan tidak diperhatikan maka promosi yang dilakukan bisa dibilang
sia-sia saja.
Inovasi adalah mesin penggerak pertumbuhan Unilever; urat nadi kehidupan
untuk bisnis kami. Masa depan kami bergantung pada kemampuan kami untuk
mengantarkan inovasi kepada secara lebih cepat dibanding pesaing kami.
a. Membantu orang melakukan yang terbaik

Dewasa ini semakin banyak orang peduli pada isu global seperti
kemiskinan, perubahan iklim dan menipisnya sumber daya alam. Demikian juga,
semakin banyak konsumen yang mencari produk-produk yang bisa membantu
mereka melakukan yang terbaik.
b. Metrik Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Tujuan kami adalah mengatur serta mengembangkan bisnis yang bertanggung


jawab dan berkelanjutan. Secara spesifik, tujuan tersebut termasuk dengan
mengoptimalkan fungsionalitas dan manfaat dari semua produk kami,
meminimalisir sampah dan meningkatkan eko-efisiensi dari pabrik, terutama yang
berhubungan dengan emisi CO2. Kami melakukan ini dengan memadukan metrik
sosial, ekonomi dan lingkungan hidup ke dalam rencana inovasi.

Beberapa contoh:

 Kami berinvestasi sekitar 2,4 juta Euro pada tahun 2007 – 2012 untuk
mengurangi dampak dari perubahan iklim melalui program yang meliputi
semua tahapan dari proses produksi Ben & Jerry’s di Eropa dan
mengimbangi dampak yang muncul dengan investasi pada proyek energi
bersih dengan Gold Standard.
 Tahun 2007, Small & Mighty menghemat 33 juta liter air dan plastik
seukuran dengan 262 juta tas belanja dan 665 ton CO2.
 Desain Rexona 50 ml deodorant roll-on dan proses pembuatan dibenahi
untuk mengurangi konsumsi energi sebesar enam juta kW per jam.
 Di bulan Oktober 2007, Lifebuoy meluncurkan Hari Mencuci Tangan
Global di 70 negara, mendukung program PBB yang dapat
menyelamatkan banyak jiwa dibandingkan dengan vaksin maupun campur
tangan medis.

c. Pentingnya Keamanan

Keamanan adalah elemen yang penting dalam bisnis manapun. Dalam tahap
mendesain produk atau proses, kami memeriksa keamanan bahan mentah baru,
pengembangan baru bahan-bahan aktif, formula serta metodenya. Kebijakan
keamanan kami diberlakukan pada semua produk dimana pun produk tersebut
dibuat atau dijual.
2.4 Pesaing-Pesaing PT UNILEVER

Pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods
memiliki penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003
dan Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir
setiap negara di dunia. Pesaing-pesaing lainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom,
PT Johnson & Jhonson.
Manajemen strategi perusahaan :
- Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-negara
baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa secara
signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global.
- Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan
konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka.
Setelah lama menguasai sebagian besar pangsa pasar dalam negeri,
akhirnya Unilever menemukan saingan terberatnya ketika perusahaan Amerika
Procter & Gamble (P & G) masuk ke Indonesia pada tahun 1989. Dengan
membawa produk-produk unggulannya yang telah diterima di pasar internasional,
P & G mencoba menawarkan brand-brand ternamanya di Indonesia seperti
Pantene, Rejoice, Head & Shoulders dan Olay.

Banyak strategic action yang digunakan P & G untuk memperluas pangsa


pasarnya di Indonesia, antara lain dengan terus melakukan inovasi melalui team
research and development-nya (R n D) yang kuat. Melalui studi kelayakan yang
komprehensif dengan berpatokan pada CDI (Category Development Index), P &
G berusaha untuk selalu mengikuti perkembangan dan kebutuhan pasar. Hasil R n
D tersebut kemudian memberikan inovasi baru dalam product differentiation
untuk merebut market share lebih banyak. Product differentiation yang dihasilkan
antara lain “Rejoice 3 in 1” yang diluncurkan untuk mengakomodasi kebutuhan
konsumen yang ingin serba cepat sehingga kebutuhan akan shampoo, conditioner
dan creambath dapat tercukupi hanya dengan 1 jenis produk saja, selain itu ada
pula “Gillette Vector Plus” yakni pisau cukur dengan dua mata pisau atau lebih
untuk memberikan hasil cukur yang lebih cepat, mudah, bersih, dan merata.
Bukan hanya product differentiation yang dilakukan P & G untuk meraih pangsa
pasar Indonesia, tetapi mereka juga melakukan 2nd degree price discrimination,
yakni strategi penentuan harga dengan mengemas produk dalam berbagai
package, dari mulai kemasan sachet yang ekonomis sampai kemasan yang lebih
eksklusif. Hal ini dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati
produk P & G tanpa terkendala oleh harga yang tinggi. Selain strategi above the
line, P & G juga aktif melakukan strategi below the line–nya dengan melakukan
berbagai promo produk, seperti rangkaian kegiatan keramas gratis Rejoice di
mall-mall atau di tempat umum lainnya. Hasilnya setelah satu decade berada di
pasar dalam negeri, P & G mampu meraih 32% pangsa pasar untuk kategori fast
moving consumer product.

Dengan masuknya P & G dan melihat perkembangannya yang begitu


pesat, Unilever tentunya tidak mau ketinggalan dan ingin tetap mempertahankan
posisisnya sebagai market leader untuk produk-produk home and personal care di
Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, strategic action yang dilakukan unilever
sangat gencar demi mempertahankan market share-nya yang saat itu hanya
tinggal 60%.

Tidak ingin kalah dengan P & G, Unilever juga menerapkan strategi price
discrimination untuk produk-produknya. Penetapan harga yang dilakukan
Unilever lebih kuat karena mereka bukan hanya sekedar mengemas produknya
dalam kemasan ekonomis atau eksklusif, namun mereka juga memberi nilai
tambah dalam setiap kemasan tersebut. Contohnya dalam produk Pond’s,
Unilever memiliki Pond’s Whitening Cream yang harganya lebih terjangkau dari
Pond’s Flawless White, namun Pond’s Flawless White mengandung formula
ekstra yang di-claim bisa membuat kulit putih hanya dalam 7 hari, formula inilah
yang menjadi nilai tambah bagi konsumen ketika mereka membeli produk yang
sama dengan harga yang lebih mahal.
Selain itu, Unilever juga tidak kalah hebatnya dalam melakukan inovasi
untuk product differentiation-nya. Brand proliferation dilakukan untuk mengisi
semua segmen yang ada di pasar agar tidak ada celah bagi new entrant untuk
masuk ke pasar. Contohnya multiple brand dalam produk sabun mandi yang
dimiliki Unilever, yakni Lux, Lifebuoy, dan Dove yang hampir menguasai 72%
pangsa pasar sabun cair di Indonesia. Hasil riset MARS Indonesia (Indonesian
Consumer Profile 2008) menyebutkan Lux sebagai market leader dengan
perolehan market share sebanyak 39,66%. Sedangkan Lifebuoy menempel ketat
di urutan kedua dengan perolehan 31,57%. Sementara Dove, menduduki peringkat
keempat dengan perolehan total market share 2,88%, yang masih berada di bawah
Biore yang diproduksi oleh PT Kao Indonesia dengan 10,23%. Perolehan market
share yang besar untuk Lux dan Lifebuoy ini, dikarenakan Unilever telah berhasil
membangun branding yang baik untuk kedua merk tersebut, yakni sabun
kecantikan untuk Lux dan sabun kesehatan untuk Lifebuoy. Dengan perolehan
pangsa pasar yang besar ini, sulit bagi new entrant untuk masuk ke pasar.
Perusahaan yang telah ada di pasar pun hanya akan menjadi follower bagi
Unilever. Mereka antara lain Gatsby, produksi PT Mandom Indonesia, Nuvo,
produksi PT Wings, dan Cussons, produk andalan dari PT Cussons Indonesia.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari analisis SWOT yang dilakukan terhadap perusahaan penghasil


produk kebutuhan kontinual masyarakat diatas, yaitu PT Unilever,maka dapat
disimpulkan bahwa PT Unilever jauh lebih memiliki keunggulan dibandingkan
dengan PT perusahaan lain. PT Unilever selalu berinovasi dalam menciptakan
sebuah produk serta terus melakukan pengembangan terhadap produk yang sudah
ada. Image yang sudah tercipta pada PT Unilever yang selalu berusaha mengikuti
perkembangan zaman serta memahami kebutuhan masyarakat modern yang kian
waktu kian konsumtif dan cenderung lebih selektif terhadap suatu produk yang
akan dibeli karena di pasaran produk sejenis dapat diperoleh dengan berbagai
macam merk yang cukup kompetitif dalam segi penjualan produknya karena
kualitasnya pun bersaing.PT Unilever sangat jeli dalam mengamati pasar dan
seolah juga sangat memahami kebutuhan masyarakat Indonesia yang
menginginkan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.unilever.co.id/id/aboutus/ourhistory/
http://cheppycuapcuap.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-analisis-swot.html
http://ade-putra.mhs.narotama.ac.id/2014/03/13/p-1-manajemen-strategi/
http://harningsih-ningsihblog.blogspot.com/2010/03/sebuah-industri-adalah-
sekelompok.html
http://yulianasafriani.blogspot.com/2010/10/strategic-action-unilever-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai