Anda di halaman 1dari 19

Journal of Governance Innovation

Volume 2, Number 2, September 2020


(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Surabaya Dalam


Mewujudkan Inovasi Smart City

Devi Novita Sari1, Dia Zulfia Rahmadani2, Mohamad Yusuf Wardani3


1,2,3
Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
1
devidevi2503@gmail.com

Abstract
Government policy in the formation of smart cities in the city of Surabaya is an embodiment of the
implementation of e-government programs. With this regional innovation, it will aim to improve
the performance of local governments. The target of regional innovation must be directed to
accelerate the realization of welfare in society by improving the quality of public services. The
purpose of this study is to determine the differences in the potential of each region will affect
where the concept of smart city will be built, both from differences in natural resource factors, and
human resources. This research method uses descriptive qualitative research using a literature
study approach. The indicators in determining the success of Surabaya City Government's policy
in realizing smart city are examined using Edward III's implementation theory. The results of
research through 4 studies of the implementation concept of Edward III, the Surabaya City
Government in carrying out the implementation of the policy can be said to be successful, the
success of the implementation of the Surabaya City Government's policy can be proven by the
Surabaya City Government through the efforts made in realizing Smart Government, Smart
Economy, Smart Environment, Smart Living , Smart People, and Smart Mobility.

Keywords: Implementation, Government Policy, Smart City.

Abstrak
Kebijakan pemerintah dalam pembentukan smart city di Kota Surabaya merupakan perwujudan
dari pelaksanaan program e-government. Dengan adanya inovasi daerah ini nantinya bertujuan
untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Sasaran dari inovasi daerah tersebut harus
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan pada masyarakat dengan meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui perbedaan potensi
masing-masing daerah akan mempengaruhi mulai dari mana konsep smart city itu akan di bangun,
baik itu dari perbedaan faktor sumber daya alam, maupun sumber daya manusianya. Metode
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan
studi literature. Adapun indikator dalam menentukan keberhasilan kebijakan Pemkot Surabaya
dalam mewujudkan smart city dikaji dengan menggunakan teori implementasi Edward III. Hasil
penelitian melalui 4 kajian konsep implementasi dari Edward III tersebut Pemerintah Kota
Surabaya dalam melakukan implementasi kebijakan sudah bisa dikatakan berhasil, keberhasilan
implementasi kebijakan Pemerintah Kota Surabaya dapat dibuktikan Pemkot Surabaya melalui
upaya yang dilakukan dalam mewujudkan Smart Government, Smart Economy, Smart
Environment, Smart Living, Smart People, dan Smart Mobility.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan Pemerintah, Smart City.

112
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

PENDAHULUAN dalam mengantisipasi kejadian yang

Smart city merupakan konsep kota tidak terduga sebelumnya atau dalam

pintar, dimana konsep ini melakukan kegiatannya. Seperti hasil

mengetengahkan adanya tatanan kota kajian (Suhendra, Adi; Ginting,

cerdas yang bisa berperan dalam Arwanto H. 2018), bahwa beberapa

memudahkan masyarakat untuk kota yang telah menerapkan konsep

memperoleh informasi secara cepat kota cerdasnya bisa lebih mengurangi

dan tepat yang dikemukakan oleh permasalahan yang ada di kota

Plimbi dalam (Hidayatulloh & tersebut.

Teknik, 2016). Smart city juga selalu Kebijakan pemerintah dalam

dikaitkan dengan upaya pemerintah pembentukan smart city di Indonesia

dalam memanfaatkan kemajuan merupakan perwujudan dari

teknologi informasi dan komunikasi pelaksanaan program e-government,

(TIK) secara lebih lanjut, hingga bisa sehubungan dengan diterbitkannya

membantu dan memberikan informasi Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003

secara langsung kepada masyarakat di tentang Kebijakan Strategi Nasional

perkotaan, efisiensi operasi di Pengembangan e-government.

perkotaan, serta mewujudkan adanya Kebijakan ini sifatnya praktis, dimana

daya saing daerah. Dapat di dalam isinya telah memuat

menciptakan pelayanan yang lebih langkah-langkah yang diperlukan

prima untuk masyarakat, hingga sesuai dengan tugas, fungsi, serta

menciptakan keterbukaan kepada kewenangan masing-masing dalam

masyarakat dengan memanfaatkan melaksanakan pengembangan e-

kecanggihan teknologi informasi dan government secara nasional yang

komunikasi. Selain itu, kota cerdas berpedoman pada kebijakan dan

juga dipahami sebagai sebuah konsep strategi nasional. Selain itu juga

yang dapat membantu masyarakat didukung dengan dikeluarkannya

untuk mengelola sumber daya yang Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun

ada dengan lebih efisien dan 2017 Tentang Inovasi Daerah.

pemberian informasi yang tepat Peraturan tersebut menjelaskan,

kepada masyarakat maupun lembaga bahwa adanya inovasi daerah ini

113
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelayanan dan memenuhi segala


pemerintah daerah. Sasaran dari kebutuhan masyarakat. Dengan
inovasi daerah tersebut harus adanya pemanfaatan teknologi
diarahkan untuk mempercepat informasi dan komunikasi,
terwujudnya kesejahteraan pada memungkinkan para birokrat untuk
masyarakat dengan meningkatkan berinteraksi langsung dengan
kualitas pelayanan publik. masyarakat dan memantau segala
Selanjutnya dijelaskan bahwa bentuk perkembangan yang terjadi di kota.,
inovasi daerah meliputi adanya sehingga bisa mengaktifkan kualitas
sebuah inovasi pada tata kelola hidup yang lebih baik. Konsep smart
pemerintah daerah, inovasi pelayanan city itu memiliki enam indikator
publik, serta inovasi daerah lainnya pendukung, yaitu smart governance,
yang sesuai dengan urusan pada smart environment, smart economy,
pemerintahan yang menjadi smart people, smart living, dan smart
kewenangan daerah. mobility.
Tujuan dari adanya inovasi smart Saat ini, Surabaya termasuk dalam
city adalah untuk menciptakan kota tiga kota di Indonesia yang bisa
yang aman, nyaman, efisien, dan disebut sebagai smart city, bersama
berkelanjutan, serta meningkatkan dengan Jakarta dan Bandung. Di Kota
kualitas transparansi dan efisiensi Surabaya sendiri telah memperoleh
terhadap tata kelola pemerintahan penghargaan Smart City Awards di
daerah setempat yang akan Tahun 2011. Penghargaan itu
mendukung pertumbuhan ekonomi diberikan pada Kota Surabaya, karena
kota, hinga mendukung dianggap kota tersebut telah mampu
perekonomian di Indonesia. Selain itu menjalankan prinsip-prinsip dari
juga, tujuan dari membangun sebuah smart city, yaitu beberapa indikator
kota yang cerdas adalah untuk lebih pendukung berupa smart governance,
meningkatkan kualitas hidup smart environment, dan smart living.
masyarakat dengan menggunakan Di Kota Jakarta, penerapan konsep
informasi perkotaan, serta teknologi smart city telah dilakukan dengan
untuk meningkatkan efisiensi menerapkan e-government dalam

114
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

pelaksanaan pemerintahannya, Mengapa kebijakan ini dianggap


dimana masyarakat tetap dilibatkan penting untuk di implementasikan?
pada proses pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil dari beberapa studi
Selanjutnya di Kota Bandung, literature ditemukan bahwa
penerapan smart city diperlihatkan implementasi smart city akan sangat
dalam bidang transportasi.Serta kota- membantu kinerja pemerintah untuk
kota lainnya yang saat ini mulai memenuhi segala kebutuhan
menerapkan smart city untuk masyarakat atas pelayanan publik.
meningkatkan kualitas pelayanan Dan tidak lupa bahwa semua pihak
publik. Namun penerapan smart city turut andil dalam keberhasilan suatu
di beberapa Kota Indonesia masih implementasi kebijakan,baik itu dari
memiliki beragam kelemahan dan pihak pemerintah pusat maupun
kelebihan, maka diperlukan kajian daerah sebagai penyedia layanan,
yang lebih lanjut. Mengingat bahwa partisipasi sektor swasta, hingga
kota-kota besar di Indonesia memiliki masyarakat sebagai penerima
cukup banyak kesamaan, tetapi layanan, Maka penelitian ini
penerapan konsep tersebut memiliki dimaksudkan untuk mengetahui
latar belakang yang berbeda. Adanya tingkat keberhasilan dari Kota
perbedaan potensi masing-masing Surabaya dalam implementasi
daerah akan mempengaruhi akan kebijakan smart city.
mulai dari mana konsep smart city itu Landasan Teori
akan dibangun, baik itu perbedaan
Kebijakan merupakan aspek
dari faktor sumber daya alam,
tindakan yang memiliki maksud yang
maupun sumber daya manusianya.
disahkan oleh sejumlah aktor ataupun
Oleh karena itu, perlu dilakukan
seorang aktor di dalam menangani
pengkajian secara mendalam
suatu permasalahan menurut
mengenai potensi daerah tersebut
(Winarno, 2007). Konsep kebijakan
sebelum menerapkan smart city, agar
tersebut sangat tepat karena dengan
implementasinya dapat berjalan
memfokuskan kepentingan
dengan lancar dan sukses.
berdasarkan pada apa yang sebetulnya

115
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

dilaksanakan, bukanlah terhadap apa tepat tujuan maupun ukuran kebijakan


yang diusulkan atau yang tersebut. 2) Sumberdaya, tidak
dimaksudkan terhadap pemerintah. menjadi problem bagaimana
Implementasi kebijakan tidak akan konsisten dan jelas implementasi
dilakukan sebelum sasaran-sasaran program dan bagaimana akuratnya
atau tujuan-tujuan ditetapkan oleh komunikasi terssebut dikirim. Jika
keputusan-keputusan kebijakan. Jadi para pelaksana yang
implementasi adalah sebuah proses bertanggungjawab untuk
aktivitas yang dilakukan oleh melaksanakan program kekurangan
berbagai actor sehingga pada sumberdaya di dalam melakukan
akhirnya akan memperoleh hasil yang tugasnya. Komponen sumber daya
sesuai dengan sasaran-sasaran atau meliputi seperti jumlah staf, keahlian
tujuan-tujuan kebijakan itu sendiri. dari para pelaksana, informasi yang
Adapun faktor-faktor yang relevan dan cukup untuk bisa
mempengaruhi dalam implementasi mengimplementasikan kebijakan dan
menurut George C. Edwards III menjamin program tersebut bisa
(1980) dalam (Mursalim, 2017) diarahkan kepada yang telah
sebagai berikut. 1) Komunikasi, diarahkan, dan juga serta adanya
implementasi bisa terlaksana dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang
efektif apabila ukuran-ukuran digunakan untuk menjalankan
maupun tujuan-tujuan kebijakan kegiatan program seperti sarana dan
dapat dipahami oleh individu- prasarana. 3) Disposisi atau Sikap,
individu yang bertanggungjawab adapun salah satu faktor yang bisa
dalam keberhasilan tujuan kebijakan. mempengaruhi efektivitas
Kejelasan tujuan dan ukuran implementasi kebijakan adalah sikap
kebijakan perlu dikomunikasikan implementor. Jika implementor
dengan tepat oleh para pelaksana. sepakat dengan bagian-bagian dari isi
Keseragaman atau konsistensi dari kebijakan maka mereka akan
tujuan dan ukuran dasar perlu menjalankan dengan senang hati
dikomunikasin sehingga nantinya tetapi jika mereka berbeda dengan si
para pelaksana bisa memahami secara pembuat kebijakan maka proses

116
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

implementasi akan mengalami sosial serta modal manusia


banyak permasalahan. Adapun tiga merupakan modal yang harus
bentuk respon implementor terhadap dipenuhi di dalam pembangunan.
kebijakan yaitu kesadaran pelaksana, Smart people bisa dibilang
petunjuk pelaksana untuk merespon merupakan sasaran inti yang patut
program kearah penerimaan atau terpenuhi didalam menciptakan smart
penolakan dan intensitas dari respon city. 3) Smart Governance, Smart
tersebut. Adanya dukungan dari governance ini memiliki tiga kriteria
pimpinan sangat mempengaruhi yakni partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan program bisa mencapai memutuskan ketentuan baik itu online
secara efisien dan efektif. 4) Struktur ataupun langsung, pengembangan
Birokrasi, membicarakan tentang kuantitas maupun kualitas pelayanan
badan pelaksana sebuah kebijakan, publik dan terdapat keterbukaan oleh
tidak bisa lepas dari struktur pemerintah. 4) Smart Mobility, Smart
birokrasi. Struktur birokrasi mobility termuat mekanisme
merupakan karakteristik, pola-pola, mobilitas maupun transportasi yang
dan norma-norma hubungan baik itu pintar, nantinya diinginkan agar
potensial maupun nyata dengan apa terwujud pelayanan publik untuk
yang mereka miliki di dalam mobilitas maupun transportasi. 5)
menjalankan kebijakan. Smart Environment, Smart
IBM (International Business environment memiliki karakteristik
Machines Corporation) membagikan yang melingkupi aspek ini yakni
smart city menjadi enam tipe. Ke mekanisme kesinambungan serta cara
enam tipe pembagian smart city kelola sumber dayanya agar menjadi
menurut IBM dalam (Pratama, 2014) baik. 6) Smart Living, dalam smart
tersebut yaitu, 1) Smart Economy, living ini ada kriteria tiga macam
penerapan dan pengukuran smart city aspek supaya terpenuhi, yakni
pada aspek smart economy terdapat 2 penyiapan prasarana, sarana maupun
bagian yaitu kemampuan berdaya informasi.
saing dan mekanisme inovasi. 2)
Smart People, modal ekonomi, modal

117
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan Instansi Pelaksana Kebijakan


menggunakan metode deskriptif Pemerintah Kota Surabaya Dalam
kualitatif dengan pendekatan studi Mewujudkan Smart City
literature atau studi pustaka. Dalam mewujudkan smart city
Penelitian kualitatif merupakan pihak pelaksana kebijakan ini adalah
penelitian yang menggunakan data pemerintah Kota Surabaya yang
empiris dalam proses pemecahan dipimpin oleh walikota, yaitu Bu Tri
masalahnya, yaitu data yang Rismaharini dan semua dinas yang
dijelaskan secara deskriptif atau data ada pada pemerintah Kota Surabaya
yang tidak berbentuk angka. juga terlibat dan turut melaksanakan
Pengambilan data didasarkan pada kesuksesan dalam mewujudkan
studi literature yaitu pendekatan yang Surabaya smart city. Karena indikator
dilakukan dengan metode yang meliputi smart city ada 6 yaitu:
pengumpulan data pustaka, membaca smart government, smart economy,
dan mencatat, serta mengolah bahan smart environment, smart living,
dari penelitian. Referensi yang smart people, dan smart mobility.
digunakan yaitu menggunakan maka untuk mewujudkan surabaya
referensi dari jurnal, buku, artikel smart city semua stakeholder yang
laporan penelitian, dan situs-situs dari ada di Pemerintahan Kota Surabaya
internet, sehingga bisa menghasilkan harus ikut turut berpartisipasi dan
output dari beberapa referensi yang saling mensukseskan kebijakan
relevan dengan perumusan masalah. tersebut. Karena didalam menuju
Hal ini dilakukan untuk mengkaji smart city peran layanan yang
lebih dalam terhadap penelitian- berbasis teknologi informasi dan
penelitian terdahulu dan akan komunikasi sangat dibutuhkan dan
menghasilkan kesimpulan yang lebih menjadi garda terdepan untuk
meluas atas penggabungan yang ada. melakukan sebuah inovasi, maka
instansi sebagai pelaksana utama
yaitu Dinas Komunikasi dan
Informasi yang bekerja sama dengan

118
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

semua dinas yang ada di pemerintah dukungan serta untuk merubah


Kota Surabaya. budaya negative para pegawai yang
Sosialisasi Kebijakan Pemerintah bermalas-malasan dan bersikap tegas
Kota Surabaya Dalam kepada pegawai yang melakukan
Mewujudkan Smart City kesalahan, hal ini dilakukan agar
Pemerintah Kota Surabaya semua pegawai yang ada di
didalam mewujudkan Surabaya Smart pemerintah Kota Surabaya menjadi
City sudah dimulai sejak masa terbiasa disiplin dalam mengerjakan
kepemimpinan Wali Kota Bambang tugasnya untuk melayani masyarakat
Dwi Hartanto, dimana Bambang Dwi demi menyiapkan Surabaya sebagai
Hartanto berusaha merubah dan smart city. Setelah selesai melakukan
menyelesaikan berbagai sosialisasi terhadap internal
permasalahan yang ada di lingkup pemerintah, selanjutnya Pemerintah
internal pemerintah kota Surabaya, Kota Surabaya melakukan sosialisasi
hal ini menjadi awal perubahan untuk kepada masyarakat Kota Surabaya
masa depan Kota Surabaya. Setelah dengan memanfaatkan media center.
itu, pada masa kepemimpinan Tri Media center adalah salah satu
Rismaharini dilakukan layanan yang dicanangkan oleh
pengembangan layanan eksternal Pemerintah Kota Surabaya yang
kepada masyarakat dengan berbasis teknologi informasi dan
melakukan perubahan dengan sistem komunikasi, dimana layanan ini
pemerintahan yang berbasis internet, adalah salah satu cara pemerintah
diawali dengan melakukan sosialisasi Kota Surabaya untuk melakukan
kepada internal dan seluruh sosialisasi sekaligus untuk menjaring
stakeholder pemerintah Kota partisipasi masyarakat guna untuk
Surabaya yakni semua dinas termasuk ikut serta didalam mewujudkan smart
ASN (Aparatur Sipil Negara) yang city. Partisipasi masyarakat melalui
ada didalamnya. Dengan dilakukan media center ini adalah dalam bentuk
pendekatan sosial kepada pegawai memberi masukan yang antara lain
Pemerintah Kota Surabaya oleh Bu bisa dengan bentuk keluhan, aspirasi,
Risma yaitu dengan memberi pertanyaan informasi, dan saran yang

119
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

bisa disalurkan kepada pemerintah masyarakat Kota Surabaya telah


Kota Surabaya melalui beragam memanfaatkan layanan media center
media yang sudah disediakan. Tujuan untuk mengetahui beragam informasi
pemerintah Kota Surabaya yang mereka butuhkan, selain itu
melaksanakan program media center media center ini tidak hanya
ini adalah bertujuan untuk dipercaya untuk melaporkan masalah
memberikan informasi kepada saja akan tetapi juga sebagai tempat
masyarakat serta meningkatkan dimana masyarakat Kota Surabaya
partisipasi masyarakat dalam untuk memperoleh informasi. Hal ini
memberikan masukan kepada bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
pemerintah terkait permasalahan yang Sumber Daya Pemerintah Kota
ada didalam lingkungan masyarakat, Surabaya Dalam Mewujudkan
dengan maksud untuk mempercepat Smart City
dan mempermudah kinerja Sumber Daya Manusia (SDM)
pemerintah dalam penyelesaian yang ada di pemerintah Kota
masalah yang ada pada masyarakat. Surabaya sangat berperan penting
Yang mana alur pelayanan informasi didalam mewujudkan Surabaya smart
dan keluhan yang terdapat pada city, hal ini adalah dikarenakan yang
Media Center Kota Surabaya adalah berperan sebagai pencetus dan
sebagai berikut. pelaksana smart city adalah
pemerintah Kota Surabaya sendiri.
Salah satu yang dilakukan pemerintah
Kota Surabaya untuk memantau dan
meningkatkan kualitas SDM para
pegawainya adalah dengan
menyediakan program fasilitas e-
Bagan 1. Alur Pelayanan Informasi
dan Keluhan Media Center Kota controlling, program ini dimaksudkan
Surabaya (Anggini & Rachmawati, untuk mengetahui program secara
2016)
fisik kinerja pegawai setiap bulannya,
Bentuk masukan yang ada di
apakah sudah sesuai dengan
media center setiap tahunnya juga
perencanaan yang dilakukan atau
berbeda, bisa dikatakan bahwa

120
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

tidak. Dimana setiap bulannya juga Program Broadband Learning


akan dilakukan evaluasi terhadap Center (BLC) yaitu program
kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), pelatihan internet, dimana Pemerintah
yang dilihat melalui e-performance Kota (Pemkot) Surabaya melalui
yang mana kinerja PNS dapat Dinas Komunikasi dan Informasi
dibandingkan antara planning dan (Diskominfo) dalam membuat
realisasi pada setiap akhir tahun. Dan kebijakan tersebut tidak main-main
pemberian insentif berupa tunjangan dikarenakan Pemerintah Kota
pegawai pemerintah (TPP) dan uang Surabaya menganggap di Kota
kinerja bagi PNS juga disesuaikan Surabaya masih terjadi kesenjangan
dengan kinerja yang mereka digital, hal ini bisa dilihat dari
laksanakan dan yang mereka isi setiap fasilitas titik hotspot internet yang
harinya. Dengan demikian, maka sudah disediakan oleh Diskominfo
setiap pegawai memiliki beban yang tersebar dibeberapa titik
sendiri-sendiri dan kinerja satu dinas diseluruh Kota Surabaya. Dimana
bisa dibandingkan dengan dinas yang masyarakat pengguna internet masih
lainnya (Suhendra, 2017). Dan untuk ada dikisaran 2 juta pengguna padahal
mewujudkan Surabaya smart city dari jumlah total penduduk Kota
kualitas Sumber Daya Manusia Surabaya mencapai 2,9 juta jiwa, hal
masyarakat juga sangat diperlukan, inilah yang menginisiasi Pemkot
karena didalam hal ini masyarakat Surabaya untuk membuat kebijakan
adalah sebagai penerima dan program pelatihan internet pada
pelaksana dari kebijakan pemerintah masyarakat Surabaya dengan
tersebut. Salah satu yang dilakukan Broadband Learning Center (BLC)
pemerintah Kota Surabaya untuk yang merupakan program literasi
meningkatkan kualitas SDM internet dengan memberikan
masyarakat Kota Surabaya adalah pembelajaran terhadap materi tentang
seperti yang dilakukan oleh Dinas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kominfo yaitu dengan pelaksanaan atau TIK secara gratis dan
program Broadband Learning Center mendapatkan sertifikat. Tujuan utama
(BLC). dari adanya penerapan program BLC

121
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

ini adalah membuat warga Komitmen Pemerintah Kota


masyarakat kota Surabaya tidak Surabaya Dalam Mewujudkan
gagap terhadap teknologi di era yang Smart City
serba digital seperti saat ini, Pemkot Salah satu bentuk komitmen
Surabaya sadar betul fasilitas yang Walikota Surabaya Tri Rismaharini
diberikan untuk menerapkan smart untuk menuju smart city di Kota
city di Kota Surabaya akan tidak bisa Surabaya yaitu berdasarkan Perpres
berhasil dan menjadi sia-sia apabila Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
tidak diiringi dengan masyarakatnya Design Reformasi Birokrasi sehingga
yang melek terhadap penggunaan pemerintahan berkelas dunia
teknologi. Terkait program BLC ini diharapkan dan akan dicapai pada
Pemkot Surabaya telah bekerja sama tahun 2025. Dan untuk mendukung
dengan PT Telkom Divisi Regional V dan mewujudkan kota cerdas di
Jawa Timur, program BLC ini Surabaya Ibu Tri Rismaharini
merupakan upaya untuk percepatan mengeluarkan Peraturan Walikota
menuju Kota Surabaya cyber city atau Nomor 5 Tahun 2013 tentang
kota modern yang berbasis teknologi Pedoman Pemanfaatan Teknologi
informasi yang sudah banyak Informasi dan Komunikasi dalam
diterapkan pada kota-kota besar Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
diseluruh dunia. Ada 23 titik BLC Peraturan Walikota Nomor 60 Tahun
yang tersebar di Kota Surabaya 2013 tentang Perubahan Kedua Atas
dimana dimasing-masing titik Perubahan Peraturan Walikota
terdapat 2 instruktur pengajar yang Surabaya Nomor 83 Tahun 2012
direkrut oleh Dinas Kominfo dari tentang Petunjuk Teknis Pemberian
lulusan S1 atau D4 yang latar Uang Kinerja Pada Belanja
belakang pendidikannya adalah dari Langsung, Peraturan Walikota Nomor
jurusan yang sebidang dengan 89 Tahun 2011 tentang Tata Cara
komputer dan informatika (Eka Maria Pencairan Dana Anggaran
Ulfa, 2016). Pendapatan Dan Belanja Daerah Kota
Surabaya Secara Elektronik,
Peraturan Walikota Nomor 79 Tahun

122
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

2014 tentang Perubahan Atas dengan e-budgeting. Dengan


Perubahan Peraturan Walikota mengambil contoh apabila ada
Surabaya Nomor 89 Tahun 2013 keperluan biaya untuk melakukan
tentang Tata Cara Pencairan Dana pengawasan teknis dalam sistem
Anggaran Pendapatan Dan Belanja perancanaan dinas dan satu paket
Daerah Kota Surabaya Secara membutuhkan 6 orang, maka
Elektronik dan Peraturan Walikota kemudian akan keluar angkanya. Dan
Nomor 28 Tahun 2013 tentang Cara didalam aplikasi tersebut juga sudah
Pelayanan Perizinan dan Non terdapat standar uang lembur perjam,
Perizinan Secara Elektronik di Kota uang transport perjalanan, dan antara
Surabaya (Suhendra, 2017). unit satu dan yang lainnya memiliki
Konsep kota cerdas di Surabaya harga yang sama. Begitu juga dengan
yaitu dilakukan dengan menerapkan biaya perjalanan dinas yang mana
konsep e-government yang standar telah ditentukan oleh masing-
menekankan pada Pengelolaan masing plafon dan ketetapan pagu
Pembangunan Daerah dalam hal anggaran. Kemudian, setelah dinas
perencanaan kota yaitu e-project, e- memasukkan ke e-budgeting
budgeting, e-controlling, e- kemudian dilakukan koreksi dan
procurement, e-delivery, dan e- apabila ketika dikoreksi alokasi
performance (Suhendra, 2017). anggarannya melebihi pagu yang
Dimana e-government adalah sistem sudah ditetapkan, maka mereka tidak
yang dapat dijadikan untuk akan dapat menggunakan alokasi
rekruitmen CPNS, mengukur kinerja biaya belanja untuk dinasnya.
pegawai, kenaikan pangkat, gaji Pemerintah Kota Surabaya juga
berkala, mutasi hingga pensiun. menyediakan Layanan Darurat 112
Diharapkan dengan membangun kota Command Center Surabaya yang
cerdas prosesnya menjadi cepat mana layanan ini adalah
mudah dan bisa dipantau. Apabila dipergunakan sebagai pusat layanan
dulu dalam melakukan perencanaan pengaduan yang disediakan oleh
menggunakan buku atau hard copy, Pemkot untuk masyarakat Surabaya
sekarang perencanaan dilakukan dengan melalui nomor telepon 112.

123
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

Dimana masyarakat dapat menelepon Tidak hanya menyediakan call center


nomor tersebut untuk meminta 112, namun pemkot Surabaya juga
bantuan atau memberikan informasi membangun command center room
terkait adanya hal gawat yang yang digunakan sebagai Ruang Pusat
mendesak sehingga memerlukan Kendali Pengaduan Kondisi Darurat
bantuan yang cepat tanpa dikenakan di Kota Surabaya. Dalam
biaya yang difasilitasi oleh Pemkot melaksanakan tugasnya, petugas
Surabaya. Ini merupakan strategi layanan darurat terhadap masyarakat
pemkot Surabaya dalam memberikan ini bekerja dan menanggapi laporan
pelayanan satu pintu dalam masyarakat tidak boleh lebih dari 7
menangani pengaduan keadaan menit, dan di Kota Surabaya tersedia
darurat oleh masyarakat di Kota tujuh titik tempat. Misalnya apabila
Surabaya, layanan darurat 112 terjadi kecelakaan dan terpantau
Command Center ini ada bermula CCTV atau dilaporkan oleh
dari dibentuknya Satlak Satgas masyarakat maka petugas layanan
Penanggulangan Bencana sebagai darurat call center 112 di command
petugas penanganan pengaduan center room akan memberikan
kondisi darurat. Karena didalam informasi kepada satuan tugas yang
melakukan tugasnya Satlak Satgas tergabung dalam pelayanan darurat
Penanggulangan Bencana banyak yang berada dititik paling terdekat
mengalami gangguan dan hambatan ditempat kecelakaan terjadi agar
karena kurang berjalannya koordinasi segera melakukan tindakan untuk
dengan baik. Koordinasi tidak terjun kelokasi kejadian, dan petugas
berjalan dengan baik dikarenakan yang berada di command center akan
penanganan darurat dilaksanakan mengetahui mana personil petugas
pada posko masing-masing satuan yang ada didekat titik kejadian karena
tugas. Berdasarkan dari hasil yang sudah dipasang GPS. Dan salah satu
kurang maksimal tersebut pemkot contoh lagi yaitu apabila ada laporan
Surabaya membuat strategi call masyarakat yang meminta bantuan
center 112 untuk menangani karena ada seseorang sakit yang
pengaduan darurat oleh masyarakat. segera harus menerima pertolongan,

124
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

maka yang dilakukan petugas di Rismaharini yakni dengan


command center yaitu mencari tahu menerapkan sistem pemerintahan
dan menghubungi pihak rumah sakit yang berbasis internet yang salah satu
terdekat untuk memperoleh informasi bentuknya yaitu e budgeting dan e-
terkait mana rumah sakit yang masih procurement. Kedua dari segi smart
memiliki tempat kosong, agar economy Bu Tri Rismaharini
pertolongan bisa cepat dilakukan membuat beberapa program untuk
terhadap orang sakit tersebut sehingga mengatasi kemiskinan di Kota
resiko kematian dalam hal ini adalah Surabaya yakni program yang diberi
karena faktor keterlambatan waktu nama Pahlawan Ekonomi dan
bisa diminimalisir. Tidak hanya itu di Pejuang Pemuda, dimana melalui
Ruangan command center juga program tersebut para pemuda dan
sebagai tempat memantau seluruh ibu rumah tangga digerakkan dan
wilayah atau tempat yang ada di Kota diasah kreativitasnya kemudian juga
Surabaya yang sudah terintegrasi didorong untuk berjualan supaya
dengan kamera CCTV yang sudah untuk menambah wawasannya.
dipasang pada semua titik seperti di Ketiga dari segi Smart Environment
jalan-jalan, taman, maupun pintu air. Bu Risma adalah sarjana yang
Hal ini dilakukan agar dapat terus mempelajari tata kota yang mana dari
dilakukan pemantauan terhadap debit kelebihan tersebut banyak lokasi yang
air pada pintu air untuk mempercepat awalnya terbengkalai tidak terpakai
antisipasi banjir apabila sedang turun mampu disulap menjadi tempat yang
hujan (Afifa & Meirinawati, 2017). menarik, selain itu Bu Risma selama
Adapun upaya atau bukti yang menjabat banyak membangun taman
dilakukan pemkot Surabaya dalam yang tak hanya indah namun juga
mewujudkan Surabaya smart city. memiliki nilai edukasi. Dan kinerja
Pertama adalah dari segi smart yang dilakukan Bu Risma untuk
government didalam melakukan mencapai Smart Environment yang
perubahan terhadap sistem lain adalah dengan Sistem
pemerintahan di pemkot Surabaya Penanggulangan Bencana Surabaya
Wali Kota Surabaya Bu Tri Early Warning System (SEARS),

125
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

sistem transportasi cerdas ITS-ATSC melakukan kunjungan untuk


dan membangun sistem pengelolaan mengarahkan masyarakat Kota
sampah menjadi energi dan produk Surabaya secara langsung baik
yang lebih berguna. Keempat dari kepada masyarakat umum, difabel
segi smart living, yang mana Bu maupun anak-anak. Salah satu yang
Risma beranggapan bahwa dilakukan oleh Bu Risma adalah
lingkungan sangat berperan besar menyediakan fasilitas Rumah Bahasa
untuk mempengaruhi pertumbuhan dan fasilitas BLC untuk warga
anak, maka dari itu Bu Risma ingin masyarakat Kota Surabaya secara
anak-anak yang ada di Kota Surabaya gratis agar bisa meningkatkan kualitas
tumbuh dilingkungan yang baik sumber daya manusia (SDM)
sehingga berusaha merubah Kota masyarakat Surabaya. Keenam dari
Surabaya menjadi lingkungan yang segi smart mobility, Bu Risma adalah
baik untuk pertumbuhan anak. Hal Wali kota yang tidak bisa diam yang
yang dilakukan Bu Risma untuk bisa dilihat dari kebiasaan beliau
merubah lingkungan menjadi baik melakukan kunjungan secara diam-
adalah dengan menutup kawasan diam dan mendadak. Salah satunya
tempat prostitusi atau lokalisasi yang adalah kebiasaannya yang tiba-tiba
antara lain yaitu Gang Dolly, seperti ikut mengurai kemacetan
Tambaksari, Dupak Bangunsari, dijalanan bersama dengan petugas
Klakah Rejo dan Moroseneng. Bu yang lain dan melakukan kontrol
Risma tidak ingin generasi muda kepintu air pada saat hujan sedang
yang tumbuh di daerah tersebut hidup turun untuk mengantisipasi banjir.
dalam lingkungan yang menganggap Seluruh orang yang terlibat dalam
prostitusi adalah hal yang lumrah pemerintah kota terhubung dengan
terjadi. Kelima dari segi smart HT hal ini dilakukan agar Bu Risma
people, Bu Risma selain menjadi tetap bisa berkomunikasi dengan para
Wali Kota Surabaya beliau juga anggota atau pegawainya pada saat
dikenal sebagai sosok ibu untuk melakukan kegiatan.
masyarakat Kota Surabaya. Hal ini Upaya yang dilakukan oleh
dikarenakan Bu Risma sering sekali pemkot Surabaya untuk mewujudkan

126
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

Surabaya Smart City berbuah manis, dipenuhi oleh Kota Surabaya sebelum
karena pada tahun 2011 Surabaya menjadi kota yang berlabel smart city,
dianugrahi penghargaan dan yang mana Kota Surabaya didalam
mendapatkan predikat Kota Cerdas kategori smart governance sudah
pada ajang Smart City Award 2011. unggul dalam hal keterlibatan publik
Yang mana Smart City Award adalah dalam pengambilan keputusan,
merupakan penghargaan terhadap partisipasi warga, dan terhadap sistem
kota yang telah sukses membangun administrasi perizinan, sistem
sistem teknologi informasi dan administrasi kependudukan, sistem
komunikasi yang terintegrasi pemantauan area publik. Didalam
sehingga mampu untuk meningkatkan kategori Smart Living yaitu karena di
kualitas pelayanan publik terhadap Surabaya terdapat sistem penerimaan
masyarakat. Penghargaan yang mahasiswa baru secara daring, SIM
diberikan yaitu memiliki empat sekolah daring, fasilitas wifi gratis di
kategori yaitu smart governance, area publik, portal pariwisata dan
smart economy, smart living, dan CCTV pemantauan lalu lintas.
smart environment. Yang mana Sedangkan pada kategori smart
penilaian pada smart governance environment sendiri berhasil
adalah berdasarkan partisipasi atau didapatkan oleh Kota Surabaya
keikutsertaan masyarakat dalam karena di Surabaya terdapat sistem
pengambilan keputusan, layanan peringatan dini bencana, sistem
publik, dan transparansi pemerintah. pengolahan sampah berbasis TI, dan
Dimana didalam empat kategori yang sistem pemantauan air berbasis TI.
dipertandingkan tersebut Kota Dan Kota Surabaya gagal
Surabaya memenangkan tiga kategori mendapatkan predikat kategori smart
yakni Smart Governance, Smart economy yang mana penilaian
Living dan Smart Environment yang kategori ini dilihat dari tingkat
berhasil mengalahkan 60 kewirausahaan dan fleksibilitas pasar
kota/kabupaten lain dari seluruh 33 tenaga kerja. Kemudian Surabaya
Provinsi yang ada di Indonesia. pada tahun 2015 juga menerima
Terdapat faktor-faktor yang harus penghargaan sebagai Indeks Kota

127
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

Cerdas Indonesia (IKCI) dengan adalah dengan menerapkan konsep e-


memperoleh nilai tertinggi untuk kota government yang meliputi Inovasi
dengan penduduk besar yang lebih Elektronik terhadap Pembangunan
dari 1 juta jiwa (Suhendra, 2017). Daerah dan Layanan kepada
Kendala Implementasi Kebijakan Masyarakat. Untuk melihat
Pemerintah Kota Surabaya Dalam bagaimana Implementasi Kebijakan
Mewujudkan Smart City Pemerintah Kota Surabaya dalam
Tantangan terbesar yang dihadapi mewujudkan Smart City, indikator
oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam menentukan kebijakan
dalam penerapan smart city baik pemerintah kota Surabaya dapat
dalam internal (pemerintahan) dan dikaji berdasarkan teori implementasi
eksternal (masyarakat) adalah terletak Edward III dan melalui 4 kajian
pada Sumber Daya Manusia (SDM), konsep implementasi dari Edward III
mungkin penggunaan teknologi tersebut Pemerintah Kota Surabaya
informasi bagi generasi muda saat ini dalam melakukan Implementasi
sangatlah mudah namun beda halnya kebijakan sudah bisa dibilang
dengan generasi sebelumnya berhasil, keberhasilan implementasi
(Suhendra, 2017). Hal inilah yang kebijakan Pemerintah Kota Surabaya
menjadi tantangan tersendiri bagi dapat dibuktikan Pemkot Surabaya
Pemkot Surabaya untuk tidak hanya melalui upaya yang dilakukan dalam
menyiapkan kesiapan pegawai mewujudkan Smart Government,
pemerintahnya saja akan tetapi juga Smart Economy, Smart Environment,
harus menyiapkan kesiapan semua Smart Living, Smart People, dan
masyarakat Kota Surabaya agar dapat Smart Mobility. Dan upaya yang
menerapkan konsep smart city yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya
berbasis teknologi informasi dan untuk mewujudkan Surabaya Smart
komunikasi dikota Surabaya. City berbuah manis, karena pada

KESIMPULAN tahun 2011 Surabaya dianugrahi


penghargaan dan mendapatkan
Pemerintah kota Surabaya didalam
predikat Kota Cerdas pada ajang
mewujudkan Surabaya Smart City
Smart City Award 2011. Yang mana

128
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

Smart City Award adalah merupakan Surabaya Melalui Layanan


penghargaan terhadap kota yang telah Darurat 112 Command Center.
sukses membangun sistem teknologi Publika, 5(1).
informasi dan komunikasi yang Anggini, T., & Rachmawati, R.
terintegrasi sehingga mampu untuk (2016). Pemanfaatan Media
meningkatkan kualitas pelayanan Center Dalam Pelayanan Publik
publik terhadap masyarakat. Sebagai Upaya Mewujudkan
Penghargaan yang diberikan yaitu Surabaya Smart City. Jurnal
memiliki empat kategori yaitu Smart Bumi Indonesia.
Governance, Smart Economy, Smart Eka Maria Ulfa. (2016). Pelaksanaan
Living, dan Smart Environment. Program Broadband Learning
Dimana didalam empat kategori yang Center ( BLC ) Oleh Dinas
dipertandingkan tersebut Kota Kominfo Pemkot Surabaya
Surabaya memenangkan tiga kategori Untuk Mewujudkan Surabaya
yakni Smart Governance, Smart Cyber City Pendahuluan Di era
Living dan Smart Environment yang keterbukaan informasi publik
berhasil mengalahkan 60 yang telah menjadi kebutuhan
kota/kabupaten lain dari seluruh 33 utama masyarakat , pemerintah
Provinsi yang ada di Indonesia. semakin dituntut untuk. 2(1), 29–
Kemudian Surabaya pada tahun 2015 55.
juga menerima penghargaan sebagai Hidayatulloh, S., & Teknik, F.
Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) (2016). Internet of things
dengan memperoleh nilai tertinggi bandung smart city.
untuk kota dengan penduduk besar 3(September), 164–175.
yang lebih dari 1 juta jiwa. Mursalim, S. W. (2017).

DAFTAR PUSTAKA Implementasi Kebijakan Smart


City di Kota Bandung Siti
Afifa, E. M., & Meirinawati. (2017).
Widharetno Mursalim. 14, 126–
Strategi Pelayanan Satu Pintu
139.
Dalam Menangani Pengaduan
Pratama, E. (2014). Smart City
Darurat Oelh Pemerintah Kota
Beserta Cloud Computing Dan

129
Journal of Governance Innovation
Volume 2, Number 2, September 2020
(P-ISSN) 2656-6273, (E-ISSN) 657-1714
10.36636/jogiv.v2i2.435

Teknologi - Teknologi
Pendukung Lainnya. Bandung:
Informatika.
Suhendra, A. (2017). Kesiapan
Pemerintah Daerah dalam
Mewujudkan Kota Cerdas di
Bandung dan Surabaya. Matra
Pembaruan, 1(1), 1–9.
https://doi.org/10.21787/mp.1.1.
2017.1-9
Suhendra, A., & Ginting, A. H.
(2018). Kebijakan Pemerintah
Daerah dalam Membangun
Smart City di Kota Medan.
Matra Pembaruan, 2(3), 185–
195.
https://doi.org/10.21787/mp.2.3.
2018.185-195
Winarno, B. (2007). Kebijakan
Publik :Teori dan Proses.
Yogyakarta: Media Pressindo.

130

Anda mungkin juga menyukai