Anda di halaman 1dari 22

Pengarus-utamaan

Penanggulangan Kemiskinan

Dr. M. Harun Alrasyid, MSi

Bidang Sosial Budaya, BAPPEDA Kabupaten Bekasi


Bogor, 24 September 2014

Dr. M. Harun
Alrasyid

PENDIDIKAN
Doktor Manajemen Lingkungan, UNJ dan
S3 Ilmu Politik UI (On Going)

PEKERJAAN/PENGALAMAN
Dosen Ilmu Pemerintahan dan Paska Sarjana Unisma
Paska UNJ Program Studi Manajemen Lingkungan
Direktur Lembaga Studi Pembangunan Fisip Unisma Bekasi
Anggota Dewan Pengawas PDAM Tirta Bhagasasi 2011-2013
Tenaga Ahli PDAM Tirta Bhagasasi, 2014

KEAHLIAN
Advasory Management PT Jababeka Infrastruktur Tbk
Team Leader Pemberdayaan Pemulung di TPA Sampah (Bantargebang,
Makasar, Bali dan Solo)
World Bank in Clean Development Mechanism (CDM) Program
AUSAID in Indonesia Initiative for Infrastructure Development Program
JICA (Sarbagitaku Water Program)
Join with Environmental Resource Management (ERM)-USA dan ENV
Australia
Tenaga Ahli Sustainability Development dan CSR di Inco Sorowako, BHP
Billiton, APP Sinar Mas,Great Giant Pineapple (Gunung Sewu Group), dll

AKTIVITAS LAINNYA
Host Dakta Jumat Pagi, 107 fm
Aktifis di Jaringan di Komunitas Kreatif Bekasi Foto, Komunitas Blogger
Bekasi
Street photographer

PENGARUSUTAMAAN

kemiskinan (PK)?

PK adalah suatu strategi yang sengaja dibentuk untuk


mempertimbangkan penanggulangan kemiskinan ke
dalam setiap proses pembangunan dan tata kola
pemerintahan

PK bukan program khusus yang terpisah dari kegiatan


pembangunan sektoral. PK lebih merupakan pendekatan
yang selalu mempertimbangkan kemanfaatan upaya
pembangunan bagi rakyat miskin

Suatu pemerintahan telah menjalankan PK apabila: 1)


kebijakan dan pelaksanaannya yang dengan jelas
menunjukkan keberpihakan pada kepentingan,
perlindungan dan pemikahan pada rakyat miskin; 2)
Rakyat miskin memperoleh akses partisipasi dan
manfaatyang memadai dari suatu pembangunan. Kalau
berdampak negative, rakyat miskin harus diberikan
kompensasi

KONSEPSI
KEMISKINAN

Konsepsi

Pemerintahan SBY

Konsepsi Lembaga
Donor
Versi Bank Dunia; Deklarasi Copenhagen
menjelaskan kemiskinan sebagai "sebuah kondisi
yang dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan
dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang
aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah,
pendidikan, dan informasi.

Kemiskinan diukur secara ekonomi berdasarkan


penghasilan yang diperoleh orang miskin adalah
mereka yang berpendapatan maksimal $ 2 per hari

Versi International Labour Organization (ILO);)


mendefinisikan miskin secara ekonomi berdasarkan
penghasilan kurang US$1 per hari bagi penduduk
perkotaan dan US$0,8 untuk penduduk pedesaan.

Indikator Kemiskinan

PENANDA UMUM Masyarakat Miskin*


1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need)
seperti pangan, gizi, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan;
2. Unproductiveness, ketidakmampuan melakukan usaha yang
produktif;
3. Inaccessibility, ketidakmampuan menjangkau sumber daya
sosial dan ekonomi baik akibat rendahnya daya tawar (bargaining
position) maupun keterbatasan modal, teknologi, dan sumber
daya manusia;
4. Vulnerability, mudah jatuh dalam kemiskinan (rentan) akibat
berbagai resiko penyakit, bencana alam, kegagalan panen, dan
sebagainya. Kerentanan ini sering disebut poverty rackets atau
roda penggerak kemiskinan;
5. No freedom for poor, tidak memiliki kepercayaan diri dan
mental untuk terbebas dari warisan kemiskinan
* Wiku Adisasmito, Ph.D, Analisis Kemiskinan, MDGs dan Kebijakan Kesehatan Indonesia

ARTI PENTING Program Penanggulangan


Kemiskinan

Kebijakan
Penanggulangan
Kemiskinan Pusat dan
Daerah

DASAR PEMIKIRAN Forum Penanggulangan


Kemiskinan

POSISI Forum Penanggulangan Kemiskinan Bappeda


Kab. Bekasi

Teori dasar koordinas: semakin besar rentang atau


unsur yang dikoordinasikan, maka semakin sulit
terwujudnya KOORDINASI

Sistem Koordinasi (Konsep)

Analisa Stakeholder*: Peran dalam


Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Arah kebijakan dan


Program
Penanggulangan
Kemiskinan

ARAH

kebijakan penanggulangan
kemiskinan

INSTRUMEN penanggulangan kemiskinan

PROGRAM
kemiskinan

penanggulangan

Tantangan dan Prasyarat


Program FPK

TANTANGAN

program kemiskinan

Berorientasi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi makro

Kebijakan yang bersifat sentralistis dan cenderung homogen

Cenderung bersifat sektoral dan diskontinyu

Kecenderungan masyarakat miskin diposisikan sebagai objek dan


bukan subjek

Memandang kemiskinan dari sudut pandang ekonomi

Kurang memperlihatkan system kelembagaan local dan


keragaman budaya

Pendekatan bersifat top down planning sehingga tidak


menumbuhkan partisipasi dari kelompok masyarakat miskin

Terjadi tumpang tindih antar program penanggulangan kemiskinan

Peranan kelembagaan pemerintah yang besar kurang melibatkan


kelembagaan ekonomi setempat dan kelembagaan komunitas
local

Kebijakan yang bersifat sektoral dan kurang dikoordinasikan


dalam keseluruhan proses penanggulangan kemiskinan

PRASYARAT

penguatan peran FPK

Terima Kasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai