Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN BERBASIS IT

MAKALAH PEMANFAATAN ICT DALAM DUNIA PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU: TAUFIK SAMSURI, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
AHMAD ARIS ARIFIN (18051008)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS, TEKNIK DAN TERAPAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM
OKTOBER 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena telah
melimpahkan rahmatnya. Sehingga makalah yang berjudul “Pemanfaatan ICT
Dalam Dunia Pendidikan” ini dapat penyusun selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Pembelajaran
Berbasis IT, yang diampu oleh Bapak Taufik Samsuri, M.Pd.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi, maupun dari sistematika penyusunannya. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya konstruktif, sangat penyusun
harapkan untuk melengkapi kekurangan yang ada pada penyusunan laporan ini.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu tentunya tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait, terutama sumber internet yang
banyak berkontribusi, serta Bapak Taufik Samsuri, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Pembelajaran Berbasis IT, Untuk itu penyusun ucapkan terima kasih.

Mataram, Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


2.1 Pengertian ICT ................................................................................... 3
2.2 Tahapan Integrasi ICT (TIK) Dalam Pembelajaran.................... 4
a. Tahap Emerging ....................................................................... 5
b. Tahap Applying ........................................................................... 5
c. Tahap Infusing ................................................................... 6
d. Tahap Transforming ......................................................... 6
2.3 Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan ................................... 7
a. Contoh Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan ............... 8
b. Mengolah Materi menjadi Berbasis ICT.................................... 12
c. Optimalisasi Pemanfaatan ICT Dalam Pembelajaran.............. 13
2.4 Dampak Penggunaan ICT terhadap aktivitas pembelajaran ........ 16
2.5 Potensi Pemanfaatan ICT Dalam Pembelajaran............................. 17
2.6 Kendala Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan .................... 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 19
3.2 Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi
saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.
Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa
menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan
mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaannya bagi dunia
pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Teknologi informasi
merupakan perkembangan sistem informasi dengan menggabungkan antara
teknologi komputer dengan telekomunikasi.
Ada berbagai manfaat dari Teknologi Informasi dan komunikasi Salah
satu manfaat TIK yaitu dalam dunia pendidikan terutama dalam proses
pembelajaran. Teknologi dan informasi telah menjadi factor pendukung
dalam proses pembelajaran, salah satunya pemanfaatannya sebagai media
pembelajaran, sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan materi
pelajaran dan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang diberikan.
TIK telah memberi pengaruh yang sangat besar dalam pembelajaran,
selain menggeser makna pembelajaran, dan meningkatkan motivasi dan
semangat belajar siswa, TIK juga telah mengubah peran guru, guru yang dulu
menjadi satu-satunya sumber informasi sekarang tidak lagi, sekarang guru
berperan sebagai fasilitator dan siswa diharuskan lebih aktif dalam menggali
informasi baik di buku maupun di internet, sehingga wawasan siswa menjadi
lebih luas.
Pada pembelajaran kurikulum 2013 guru memegang peranan penting
untuk menjadi fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, guru perlu menguasai kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Salah satu kemampuan
kepribadian yang harus dimiliki guru adalah guru mampu mengembangkan
dirinya sesuai dengan pembaharuan dalam bidang profesinya maupun
spesialisasinya. Sesuai yang tercantum dalam kurikulum 2013, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) diintegrasikan kedalam pembelajaran. Hal

1
ini menjadikan seorang guru diwajibkan untuk menguasai TIK dalam
pembelajaran. Peran TIK menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran
karena dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian peserta didik (Digilib.Unnes,
2017). Namun perlu dilakukan optimalisasi penggunaan TIK dalam
pembelajaran agar TIK dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang
proses pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa
rumusan masalah mengenai pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan :
1) Apa yang dimaksud dengan ICT?
2) Bagaimana tahapan integrasi ICT dalam pembelajaran?
3) Bagaimana pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan?
4) Bagaimana dampak penggunaan ICT terhadap aktivitas pembelajaran?
5) Bagaimana potensi pemanfaatan ICT dalam pembelajaran?
6) Apa yang menjadi kendala pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui pengertian ICT.


2) Untuk mengetahui tahapan integrasi ICT dalam pembelajaran.
3) Untuk mengetahui pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan.
4) Untuk mengetahui dampak penggunaan ICT terhadap aktivitas
pembelajaran.
5) Untuk mengetahui potensi pemanfaatan ICT dalam pembelajaran.
6) Untuk mengetahui kendala pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh tentunya bagi penyusun sendiri yaitu, dapat
lebih memahami, mengenai pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan. Serta,
bagi pembaca, terlebih lagi bagi para pendidik/calon pendidik, tentunya
makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan, agar dapat lebih
memahami mengenai bagaimana pemanfaatan ICT, sehingga dapat
diintegrasikan dalam proses pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ICT (Information and Comunication technology)
Information and Comunication technology atau dalam bahasa
Indonesianya dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti kemampuan
memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer
(Computer literate) dan memahami informasi (Information literate). Tinio
mendefenisikan TIK sebagai seperangkat alat yang digunakan untuk
berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, dan
mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud termasuk komputer, internet,
teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon. UNESCO (2004)
mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan untuk
berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi.
Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televisi, radio, dan
peralatan audiovisual.

3
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi
yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitandengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat
yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi
komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi
Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan
informasi (Budiman, 2017).
2.2 Tahapan Integrasi ICT (TIK) Dalam Pembelajaran
Model integrasi TIK memiliki dua dimensi: teknologi dan pedagogi.
Teknologi merujuk untuk semua teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), dan pedagogi adalah seni dan ilmu mengajar. Dimensi teknologi
adalah sebuah kontinum yang mewakili jumlah dari penggunaan TIK
yang semakin meningkat/beragam. Dimensi pedagogi juga sebuah
kontinum dan mewakili perubahan praktek mengajar yang dihasilkan
dari penerapan TIK. Dalam dua dimensi ini terdap;at empat tahapan
model integrasi TIK pada sistem pendidikan dan sekolah. Keempat
tahapan ini merupakan tahapan kontinum, yang oleh UNESCO dalam
(Fitriyadi, 2013) diistilahkan dengan Emerging, Applying, Infusing dan
Transforming :

4
a. Tahap Emerging
Dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada
tahap permulaan. Pada tahapan ini, sekolah baru memulai
membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik berupa
perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK
guru-guru dan staf administrasi sekolah masih berada
pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk
tujuan manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum.
Pada tahap ini sekolah masih menerapkan sistem
pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada
kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK
tersebut dalam konteks pendidikan. Pada tahap ini,
fokus di kelas sering belajar keterampilan TIK dasar dan
mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering
menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan
profesional mereka sendiri, seperti pengolah kata untuk
mempersiapkan lembar kerja, spreadsheet untuk mengelola
daftar kelas dan, jika internet juga tersedia, untuk
mencari informasi atau berkomunikasi melalui e-mail.
Dengan cara ini, guru mengembangkan keterampilan literasi
TIK mereka dan belajar bagaimana menerapkan TIK untuk
berbagai tugas profesional dan pribadi. Penekanannya
adalah pada belajar menggunakan berbagai tools dan
aplikasi, dan menjadi sadar akan potensi TIK dalam
pengajaran kedepannya. Pada tahap Emerging, praktek
kelas masih sangat banyak berpusat pada guru.
b. Tahap Applying
Dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang
kontribusi dan upaya menerapkan TIK dalam konteks
manajemen sekolah dan pembelajaran. Dan biasanya di
negara-negara tersebut sudah ada kebijakan nasional TIK.
Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan

5
TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen
sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah
juga sudah mencoba mengadaptasi kurikulum agar dapat
lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata
pelajaran dengan piranti lunak yang tertentu.
c. Tahap Infusing
Menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan
memasukkan TIK ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini,
sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada
pada tahap mengeksplorasi cara atau metode baru dimana
TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional
mereka untuk meningkatkan belajar siswa dan pengelolaan
pembelajaran. Kurikulum mulai menggabung kan subjek
pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia nyata.
d. Tahap Transforming
Dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan
dan memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih
kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan kegiatan pribadi
dan kegiatan profesional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai
alat yang digunakan secara rutin untuk membantu belajar
sedemikian rupa sehingga sepenuhnya terintegrasi di
semua pembelajaran di kelas. Fokus kurikulum mengacu
pada learner-centered dan mengintegrasikan mata
pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai
mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan
disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan sekaligus
sebagai ilmu untuk mendukung model pembelajaran
berbasis TIK dan menciptakan karya TIK. Sekolah sudah
menjadi pusat pembelajaran untuk para komunitasnya.
Untuk menyimpulkan, ketika tahap transformasi tercapai,
seluruh etos lembaga tersebut berubah.

6
2.3 Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan
ICT dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran, misalnya saja pemanfaakan fasilitas multimedia yang sudah
tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya
menggunakan media OHP yang monoton, sekarang presentasi sudah
dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif dengan
menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan
sebagainya. Pemanfaakan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh
(kelas virtual). Kelas virtual ini sudah menjadi tren di era globalisasi
sekarang. Karena kelas virtual mmiliki beberapa keuntungan, seperti: peserta
didik dapat mengekspresikan diri, bersosialisasi, saling berbagi pengetahuan,
meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan cara belajar yang mandiri.
Dan juga dapat memungkinkan peserta didik untuk berdemonstrasi
dengan perangkat multimedia yang ada. Misalnya, menampilkan suatu
kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk memperlihatkan bagaimana cara
yang dilakukan dalam eksepimen tersebut. Untuk mencari e-book pun
sudah sangat mudah. Sekarang ini sudah banyak websiteyang
menyediakan layanan e-library secara gratis.

7
a. Contoh Pemanfaatan ICT Dalam Dunia Pendidikan
 Buku Elektronik

Buku elektronik atau ebook adalah salah satu teknologi yang


memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi multimedia
dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Ke dalam ebook dapat
diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun
movie sehingga informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan
dengan buku konvensional. Jenis ebook paling sederhana adalah yang
sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk elektronik
yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku
dapat disimpan dalam satu keping CD atau compact disk
(kapasitas sekitar 700MB), DVD atau digital versatile disk (kapasitas
4,7 sampai 8,5 GB), ataupun flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia
sampai 4 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan
rancangan yang lebih cermat ada pada misalnya Microsoft Encarta dan
Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format
multimedia. Format multimedia memungkinkan ebook menyediakan
tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan
unsure multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik,
misalnya, dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut
sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa yang dimaksud
oleh penyaji.

8
 E-learning

e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal


maupun nonformal yang menggunakan jaringan komputer (intranet
maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau
fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung
dengan bantuan jaringan internet, sering disebut sebagai online
learning. e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan
teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi.
Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi
pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun per definisi
radio dan televise pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada
umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya

9
setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning
atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah web-
site yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi
pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses
sumber belajar yang disediakan oleh nara sumber atau fasilitator
kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan, dapat pula disediakan
mailing-list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi
sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan
oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola
pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS
mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses
dari manapun selama tersedia akses ke internet.

Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta


didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses
pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta
pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-
fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola
tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang
terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar).
Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh email, kanal
chatting, atau melalui video conference.

10
 Aplikasi Lain

Selain e-book dan fasilitas e-learning, berbagai aplikasi lain


bermunculan (dan kadang saling berintegrasi sehingga menimbulkan
sinergi) sebagai dampak ikutan perkembanganTIK terutama internet.
E-zine dari kata e-magazine, merupakan bentuk digital dari majalah
konvensional. Penerbitan majalah berformat digital memungkinkan
ditekannya ongkos produksi (karena tidak perlu mencetak) dan
distribusi (karena sekali diupload ke server, seluruh dunia bisa
mengaksesnya). Pemutakhiran isinya juga dapat dilakukan dengan
sangat cepat sehingga perkembangan mutakhir dapat disajikan dengan
lebih cepat. Termasuk dalam kategori e-zine ini adalah e-newspaper
yang berfokus pada berita terkini dan e-journal yang memfokuskan
diri pada laporan hasil-hasil penelitian. E-laboratory, merupakan
bentuk digital dari fasilitas dan proses-proses laboratorium yang
dapat disimulasikan secara digital. Pada dasarnya, perangkat lunak ini
adalah perangkat lunak animasi dan simulasi yang dapat dikemas
dalam keping CD, DVD maupun disajikan pada web- site sebagai web-
based application (perangkat lunak yang berjalan pada jaringan
internet). Blog atau weblog adalah perkembangan mutakhir bidang
web-based application. Ide semula adalah menyediakan fasilitas
electronic diary atau buku harian elektronik untuk remaja. Pengguna
dapat mengisi buku harian tersebut semudah menulis email,
mengunggah (upload) ke server hanya dengan meng-klik ikon, dan
hasilnya adalah tayangan tulisan di layar browser. Pemakai internet di
manapun berada dapat melihat publikasi tersebut dengan mengakses

11
alamat situs. Dari sisi kandungan isi, blok sekarang banyak berisi
gagasan, ide, dan opini pribadi tentang satu masalah yang menarik
secara subyektif. Meskipun akurasi informasi yang tersaji masih
bisa diperdebatkan, tetapi yang penting adalah blog memungkinkan
seseorang tanpa pengetahuan desain web-site dapat dengan mudah
membuat web-site pribadi dan mengelola maupun memutakhirkan
isinya dengan sangat mudah. Kemudahan lain adalah tersedianya
banyak server blog gratis. Dalam konteks pemanfaatannya bagi
proses pembelajaran, kandungan isi blog pembelajar, misalnya, dapat
menjadi umpan balik bagi fasilitator.

b. Mengolah Materi menjadi Berbasis ICT


 Tahap 1 Seleksi buku. Memilih sebuah buku yang akan menjadi acuan
dengan pertimbangan isi materi, tingkat kesulitan, metodologi
instruksional, dan integritas keilmuan penulis.
 Tahap 2 Strukturisasi
Sturkturisasi diawali dengan membuat proposisi dari teks dasar.
Setelah menentukan proposisi utama, makro, dan mikro, langkah
selanjutnya adalah mengalihkannya ke bentuk outline, sehingga
didapatkan sebuah model representasi teks.
 Tahap 3. Seleksi materi yang sesuai kebutuhan siswa.
Tidak semua materi yang ada pada topik/materi diperlukan oleh siswa.
Oleh karena itu dibutuhkan pemilihan kembali terhadap materi yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum.

12
 Tahap 4. Reduksi
Reduksi pada materi yang akan diajarkan dilakukan dengan cara
penyederhanakan bahasa, visualisasi, dan penggunaan teknik historis
dalam pemaparannya. Penyederhanaan bahasa dilakukan dengan
mengabaikan hal-hal kurang relevan dengan kebutuhan siswa.
Visualisasi dilakukan dengan memberikan gambar dari suatu proses
yang terjadi. Akan lebih mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk
gambar (visual).
c. Optimalisasi Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran
Kehadiran ICT pada saat ini sudah tidak mungkin dihindarkan lagi.
Oleh karena itu, diperlukan kesiapan untuk menerima ICT, dan
kemampuan untuk memanfaatkanya seoptimal mungkin. Untuk dapat
memanfaatkan ICT dalam pembelajaram secara optimal, diperlukan hal-
hal berikut:
 Visi Pembelajaran yang menjelaskan bagaimana pembelajaran
seharusnya: karakteristik, proses dan paradigmanya di masa
mendatang. ICT mcmbawa peruhahan dalam berbagai aspek
pembelajaran, termasuk paradigma pernbelajarannya. Apakah
pembelajaran tetap berfokus pada materi dan tenaga pengajar
Ataukah pembelajaran yang diinginkan adalah yang berfokus pada
siswa atau kompetensi? Apakah pembelajaran akan memiliki sifat
fleksibel, dari sisi peserta pembelajaran serta akses? Apakah
pembela.jaran dipersepsikan memerlukan ICT? Dalam hal ini,
perlu ada kejelasan isi pembelajaran yang memamfaatkan ICT,
sehingga ICT dapat dimanfaatkan dengan optimal.
 Realokasi sumber daya, hal ini sangat penting karena dari
waktu ke waktu penerimaan setiap lembaga pendidikan relatif tidak
meningkat. Untuk memanfaatkan ICT, yang memiliki initial cost
yang sangat timggi, diperlukan keberanian pimpinan Lembaga
pendidikan untuk mereloalokasikan sumber daya sesuai dengan
prioritas yang ditentukan. Alokasi sumberdaya ini dapat dibuat
secara bertahap dan sistematis.

13
 Strategi implementasi. Sesuai dengan alokasi sumberdaya yang
dibuat bertahap, maka strategi implementasi pun perlu dilakukan
secara bertahap dan sistematik. Pentahapan ini menjamin bahwa
langkah yang dilakukan tidak terlalu besar sehingga dapat
memutarbalikkan tradisi pembelajaran yang sekarang sudah
bcrjalan dan banyak orang sudah merasa nyaman dengan hal itu.
Pentahapan juga dapat memberikan gambaran tentang keuntungan
dari pemanfaatun ICT, contoh keberhasilan pemanfaatan ICT
yang kemudian dapat dimamfaatkan kepada kasus-kasus
lainnya, serta nilai tambah yang dapat diperoleh melalui
pemanfaatan ICT (misalnya keterampilan tenaga pengajar, siswa).
 Infrastruktur. Sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam
upaya pemanfaaran ICT dalam pembelajaran. Pemanfaatan ICT
sangat bergantung pada kehadiran perangkat keras pendukung,
perangkat lunak, jaringan, serta sumberdaya manusia yang dapat
mendukung. Jika salah satu tidak tersedia, maka pemanfaatan ICT
tidak akan optimal.
 Akses siswa kepada ICT walaupun pemanfaatan sudah dirancang
dengan sistematis dan cermat, jika siswa tidak atau belum memiliki
akses terhadap ICT, maka pemanfaatan ICT akan menjadi beban
semata. Jika memungkinkan, institusi pendidikan dapat
menyediakan ICT yang dapat diakses oleh siswa atau institusi
pendidikan dapat menjamin bahwa siswa dapat mengakses ICT
misalnya melalui penyediaan daftar warnet, computer and internet
rental.
 Kesiapan tenaga pengajar – pembelajaran merupakan proses untuk
knowledge prodtion knowleg transmission, dan knowledge
application. Sementara itu, ICT adalah alat yang dapat
mempermudah dan mempercepat terjadinya proses tersebut. Tenaga
pengajar perlu memiliki sikap dan pengetahuan yang jelas tentang
hal tersebut, sehingga tidak menjadikan ICT sebagai pembelajaran
itu sendiri. Oleh karena itu, persiapan tenaga pengajar dimulai

14
dari tahap penyadaran, sampai tahap adopsi dan pemanfaatan perlu
dilakukan, melalui berbagai cara, seperli pelatihan, learning by
doing, sekolah lanjut. Kesiapan tenaga pengajar meliputi computer.,
and intenet literacy, pengetahuan teknis dan operasional komputer
dan internet, keterarnpilan merancang pembelajaran berbasis ICT
keterampilan memproduksi pembelajaran berbasis ICT, serta
keterampilan mengintegrasikan ICT dalam sistem pembelajaran
secara umum. Institusi pendidikan perlu melakukan penataan
tentang penghargaan bagi tenaga pengajar yang telah mulai
berpartisipasi dalarn pemanfaatan ICT, sebagai salah satu bentuk
motivasi ekstemal.
 Kendali mutu dan penjaminan mutu. Inisiasi pembelajaran
berbasis ICT perlu disikapi sebagai proyek pengembangan
kualitas pembelajaran. Dalam hal ini, perencanaan secara
konseptual maupun operasional merupakan syarat yang tidak dapat
ditawar. Pemantauan inisiasi selama dilaksanakan juga merupakan
mekanisme pengendalian mutu yang tidak dapat dihindarkan,
kemudian evaluasi keberhasilan (cost-efftctiveness dan cost
efficiency) menjadi mata rantai akhir untuk menentukan sejauhmana
pembelajaran berbasis ICT dapat memberikan hasil yang
optimal. Perlu diyakinkan bahwa pembelajaran berbasis ICT akan
memberikan hasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, bukannya berkurang atau menyimpang.
 Kolaborasi dan konsorsiurn. Pembelajaran berbasis ICT tidak
mungkin untuk berdiri sendiri. Kolaborasi dan pengembangan
jejaring keahlian merupakan landasan dasar dari keberhasilan
pembelajaran berbasis ICT. Artinya, dituntut kerjasama dari
berbagai pihak dalam beragam peran untuk dapat
mengembangkan pembelajaran berbasis ICT, melaksanakannya,
serta mengevaluasi serta merevisi untuk kemudian meningkatkan
kualitasnya. Kedelapan strategi tersebut memerlukan perencanaan
dan juga sumberdaya yang tidak sedikit. Apakah kita mampu dan

15
mau melakukan semua itu? Menurut Machiavelli dalam bukunya
The Prince: “There is nothing more difficu/t to plan, more doubful
of success, nor more dangerous to manage than the creation of
a new order of things”. Jika memang kita perlu berubah , maka
kita dapat melakukannya.
2.4 Dampak Penggunaan ICT terhadap aktivitas pembelajaran
Potensi peluang dan manfaat terkait dengan penggunaan TIK dalam
pendidikan banyak ragamnya. Kapasitas TIK untuk mencapai siswa di
mana saja dan kapan saja membawa perubahan revolusioner dalam
paradigma pendidikan tradisional dengan menghilangkan premis bahwa
waktu belajar sama dengan waktu di dalam kelas. Dengan aktif serta
akses dimana dan kapan saja, TIK memberikan materi yang siswa
butuhkan kapan dan di mana saja mereka menginginkannya. TIK
memungkinkan mereka untuk berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu
dengan para guru dan kelompoknya. Guru dapat mengambil keuntungan
dari sistem interaktif yang membantu siswa memahami kebutuhan
pembelajar dan kinerja yang lebih akurat, serta membuat penilaian yang
lebih efektif.
Dengan sistem berbasis TIK akan meningkatkan kualitas pendidikan
bagi siswa dalam meningkatkan motivasi, memfasilitasi perolehan
keterampilan dasar, mempromosikan penyelidikan dan eksplorasi, dan
mempersiapkan individu terhadap dorongan dunia teknologi. Dari sisi
pengajaran, TIK meningkatkan kualitas karena dapat digunakan sebagai
alat untuk pelatihan dan mereka. Bahkan penelitian telah menunjukkan
bahwa pengenalan TIK untuk tujuan pendidikan memiliki efek positif
pada praktek pengajaran. Manfaat lain bagi penyedia pendidikan
termasuk dengan biaya lebih rendah, manfaat hasil dari berbagi sumber
daya dan lingkungan belajar, membuka ruang kelas serta
mempromosikan pembelajaran kolaboratif dan langkah umum terhadap
otonomi siswa yang lebih besar. Sementara TIK sendiri tidak memiliki
sifat khusus atau kekuasaan yang dapat merevolusi pendidikan. Para
aktor utama dalam proses belajar dan mengajar adalah guru dan

16
siswa, dan jika kedua belah pihak berkomitmen untuk menggunakan
alat yang ampuh ini, perbaikan pembelajaran dimungkinkan akan
terjadi (Fitriyadi, 2013).
Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Guru
Perubahan dalam Peran Guru
BERGESER DARI MENJADI
Penular pengetahuan, sumber Fasilitator pembelajaran,
informasi primer kolaborator, pelatih, navigator
pengetahuan dan mitra-pelajar
Guru mengendalikan dan Guru memberikan siswa lebih
mengarahkan semua aspek banyak pilihan dan tanggung
pembelajaran jawab untuk pembelajaran
mandiri
Penggunaan TIK Membawa Perubahan pada Peran Siswa
Perubahan dalam Peran Siswa
BERGESER DARI
Penerima informasi pasif MENJADIBerpartisipasi
aktif dalam
Mereproduksi pengetahuan proses pembelajaran
Memproduksi pengetahuan
belajar sebagai kegiatan sendiri belajar bersama-sama dengan
siswa lainnya
2.5 Potensi Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran
Dengan TIK peningkatan mutu pendidikan dimungkinkan dengan
munculnya berbagai kesempatan baru seperti:
a. Cara belajar baru bagi peserta didik, dimana mereka bisa lebih
mandiri dengan adanya ketersediaan informasi yang melimpah di
dunia internet.
b. Kolaborasi akademik yang jauh lebih luas, dimana seorang murid
di Indonesia memungkinkan untuk ikut mengakses kelas serupa di
luar negeri.
c. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang lebih beragam,
tidak sekedar lewat kelas konvensional, walaupun interaksi lewat
kelas fungsional masih jadi mode utama.
d. Interaksi antar pendidik yang juga semakin terbuka
kesempatannya. Pendidik di Indonesia bisa saling bertukar
informasi dan berkolaborasi sesuai bidangnya masing-masing,

17
bahkan tidak tertutup kemungkinan berkolaborasi dengan
komunitas pendidik di luar negeri.
Di samping itu, proses belajar mengajar (PBM) seringkali dihadapkan pada
materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari, sehingga materi
ini menjadi sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang
abstrak. TIK akan dengan mudah memvisualisasikan dalam bentuk gambar
bergerak (animasi) yang juga dapat ditambahkan suara. Sajian audio visual
yang dikenal dengan multimedia ini akan menjadikan visualisasi menjadi
lebih menarik (Sutarno, 2010).
2.6 Kendala Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan di Indonesia
Ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan ICT dan Internet
belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia
masih patut dipertanyakan dalam hal ini. Salah satu penyebab utama adalah
kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi,
infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya.
Apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di
Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa
penerapan ICT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law
belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia. Selain itu masih terdapat
kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi,
multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya ICT
untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih
rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan
jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Untuk
itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di
rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya
melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, ICT/TIK merupakan dua buah konsep yang
tidak terpisahkan, yang berkaitan dengan segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan pemindahan informasi. Terdapat
empat tahap dalam pengintegrasian ICT/TIK pada sistem pendidikan dan
sekolah, yaitu tahap Emerging, Applying, Infusing dan Transforming.
Dimana ICT dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran, misalnya saja pemanfaakan fasilitas multimedia yang sudah
tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya
menggunakan media OHP yang monoton, sekarang presentasi sudah
dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif dengan
menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan
sebagainya. Peran TIK menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan
terutama dalam proses pembelajaran, karena dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan
perhatian peserta didik. Namun disamping itu, terdapat beberapa kendala yang
menghambat dalam pemanfaatannya, diantaranya adalah karena kurangnya
infrastruktur telekomunikasi yang mendukung, serta kurangnya perangkat
hukum yang melandasi operasional penerapan ICT tersebut. Sehingga perlu
dilakukan optimalisasi penggunaan TIK dalam pembelajaran agar TIK
dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran
guna meningkatkan mutu pendidikan.
3.2 Saran
Bagi para pendidik/calon pendidik, penting untuk lebih memahami
mengenai bagaimana pemanfaatan ICT dalam pembelajaran, sehingga dapat
diintegrasikan dalam proses pembelajaran.
.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Haris. 2017. Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam


Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8/No.1/P.ISSN:
20869118/E-ISSN: 2528-2476.
Digilib.Unnes,2017. Penggunaan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran.
(Online). https://lib.unnes.ac.id/20710/1/1102411084-s.pdf. Diakses,
24 Oktober 2020. Pukul 10.15 WITA.
Edy Haryanto,ST, 2008, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan
Perkembangannya.
Fitriyadi, Herry. 2013. Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dallam
Pendidikan: Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan,
Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi Dan Pengembangan
Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, Volume 21,
Nomor 3.
M. Sutarno. 2010. Peran Teknologi Dalam Pembelajaran.(Online).
http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2010.html.
Diakses, 24 Oktober 2020. Pukul 10.42 WITA.

20

Anda mungkin juga menyukai