Pola-pola keteraturan Bimasakti Bintang waktu malam hari Friedrich Wilhelm Herschel tahun 1789 memiliki teropong yang cukup kuat (dengan cermin utama berdiameter 1,26 m dan titik api sejauh 12 m) Bimasakti berbentuk spiral dan Bimasakti bukan keseluruhan alam semesta. Bimasakti hanyalah satu dari sekian ratus milyar galaksi yang ada di alam semesta. Perumusan Pola-pola Matematis • Fisika merupakan upaya menemukan pola-pola keteraturan alam dan membingkainya menjadi bagan berpikir yang runtut, yakni berupa kaitan logis antara konsep-konsep tertentu. • Bagan bepikir tentang pola-pola keteraturan alamiah itu disebut t e o r i. • Jadi, ĕsika adalah upaya membangun teori tentang gejala-gejala alamiah.
. Albert Einstein, mengatakan, “No number of experiments can prove me right; a single experiment can prove me wrong.“
Secara rinci sebuah teori diharapkan mampu untuk
• (i) menghubungkan berbagai fakta yang terpisah dalam suatu bagan berpikir yang logis dan mudah ditangkap, • (ii) memberikan gambaran tentang kaitan-kaitan baru, yakni mampu menjelaskan kaitan antara fakta-fakta lama dan fakta-fakta baru, • (iii) memberikan prakiraan (prediksi) gejala-gejala alamiah baru, dan memberikan penjelasan bagi gejala-gejala alamiah yang telah teramati, • (iv) menuntun dalam penyelesaian masalah-masalah praktis. Tentang Hubungan antara Fisika dan Matematika
• Ketika seseorang memahat patung seekor kambing
padasebongkahbatu, maka sesungguhnya ia sedang berusaha memindahkan konsep tentang binatang yang bernama kambing dari seekor kambing ke sebongkah batu itu • Seorang Fisikawan yang sedang menyusun sebuah teori bagi suatu gejala alam, sesungguhnya sedang memindahkan konsep yang berada di balik gejala alam itu ke dalam dunia matematika, yang biasanya berupa objek- objek matematis dan kaitan antara objek-objek itu semisal persamaan- persamaan atau grafik-grafik Teori, Eksperimen, dan Keterkaitan Antara Keduanya • Para Fisikawan teoretis mengusulkan model, sedangkan para fisikawan eksperimental berupaya menolak model itu dengan berusaha membuktikan kesalahan model-model yang diusulkan • Kemampuan merancang dan membangun peralatan riset termasuk bagian dari kemampuan yang harus dimiliki oleh para åsikawan Dari Galaksi Sampai Muon • Objek material yang dipelajari oleh ilmu fisika sangat beragam dan memiliki rentang yang begitu luas. Dari segi ukuran, objek yang dipelajari ilmu fisika bervariasi dari yang berukuran sangat kecil (partikel-partikel elementer : elektron, proton, positron, neutrino, meson, muon, kaon, dlsb.) hingga yang berukuran sangat besar (bintang, tata surya, galaksi, bahkan seluruh alam semesta ini). Dari segi kelajuan, objek material ilmu fisika memiliki rentang kelajuan yang sangat panjang, dari yang diam (aquaduk, jembatan-jembatan, bangunan-bangunan), yang berkelajuan rendah (orang berjalan, gerobak sapi), yang berkelajuan sedang (kereta api, mobil), yang berkelajuan tinggi (pesawat terbang), sangat tinggi (partikel-pertikel elementer, misalnya) sampai dengan yang memiliki kelajuan mendekati/sama dengan cahaya. Taksonomi Fisika Fisika dan Teknologi • Fisika merupakan basis teknologi. Semua teknologi yang telah dicapai manusia sampai saat ini merupakan terapan konkret dari fisika • Pengetahuan kita tentang perilaku alam atau pola keteraturan yang dianut oleh alam sangatlah penting perannya dalam pengembangan teknologi sebab berdasarkan pengetahuan semacam itulah kita dapat merekayasa atau memanipulasi perilaku alam Fisika merupakan Produk Peradaban Kolektif • Tidak diketahui secara pasti sejak kapan ilmu ĕsika dikembangkan. Mungkin sejak awal keberadaan manusia di muka Bumi. Sejak keberadaan mereka di muka Bumi manusia telah mengenal pengetahuan tentang alam di sekitar mereka. Pada zaman prasejarah manusia telah mengenal sifat-sifat api, air, tanah dan lain sebagainya. Mereka memanfaatkan pengetahuan itu untuk dapat bertahan menghadapi tantangan alam yang masih ganas. Sejenak kemudian mereka mengenal perunggu. Lalu dilanjutkan logam-logam yang lain. Yang jelas tercatat dalam sejarah adalah bahwa peradaban-peradaban kuno seperti Mahenjo-Daro (di sekitar India-Pakistan), Asyiria (Asia Barat), Mesir Kuno (sepanjang sungai Nil di Afrika), Cina Kuno, Inca (di pegunungan Andes, Amerika Tengah), Maya (di Amerika Tengah) dan Aztec (di Meksiko) telah memiliki dan mengembangkan pengetahuan tentang bahan yang cukup maju. Pada jaman Yunani Kuno pengembangan sains mendapatkan penguatan tersendiri dalam nuansa ĕlsafati yang kental. Setelah jaman Yunani Kuno ini seolah pengembangan sains mengalami jeda yang cukup panjang. Baru pada jaman keemasan Islam para ilmuwan muslim, seperti Al-Biruni, Al-Idrisi, Al-Hazen, Al-Farabi dlsb., menggali kembali warisan peradaban itu dan mengembangkannya sampai tahap yang menakjubkan. Setelah itu peradaban yang cukup maju ini masuk ke Eropa melalui Andalusia (Spanyol) dan Semenanjung Balkan. Maka kemudian tercatat tokoh-tokoh klasik seperti Roger Bacon, Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, Isaac Newton dan lain sebagainya hingga tokoh-tokoh awal abad ke dua puluh seperti Max Planck, Niels Bohr, Werner Heisenberg, Erwin Schrödinger, Albert Einstein, Enrico • Fermi. Tak ketinggalan pula, dari Asia kita mengenal ĕsikawan- ĕsikawan besar yang ikut merubah sejarah seperti Abdus Salam, Satyendranath Bose, ChandrasekharaVenkata Raman, Hideki Yukawa, Leo Isaki dan lain sebagainya. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa ĕsika merupakan ilmu lintas bangsa. Puncak-puncak pengembangannya dipergilirkan dari satu bangsa ke bangsa yang lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sikap dan Perilaku Ilmiah • Rasa ingin tahu • Menyangsikan dan bertanya • Mampu menyusun dugaan ilmiah • Menuntut pembuktian • Menarik kesimpulan berdasarkan fakta- fakta ilmiah • Taat Logika