DISUSUN OLEH :
NIM : 18051043
MATARAM
2020/2021
1
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................i
A. KESIMPULAN ........................................................................................... 11
B. SARAN ....................................................................................................... 11
2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA.
Kotoran ternak merupakan salah satu limbah yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat karena keberadaan nya yang menganggu kenyamanan masyarakat disekitar.
Gangguan tersebut berupa bau yang tidak sedap yang ditimbulkan oleh gas.fases
kambing yang dapat digunakan sebagai bahan organic pada pembuatan pupuk organic
karena kandungan unsure hara yang relative tinggi ,akan tetapi fases kambing ini
memiliki C/N rasio tinggi sehingga harus diolah lebih lanjut.
3
BAB II
METODOLOGI
6) Kemudian setelah 15 menit tuangkan air yang sudah dicampur gula dan EM4 tadi
kedalam adonan fases sapi, dengan membuat lubang ditengah-tengah adonan agar
air tidak meluap ke samping, jika takaran EM 4 pada pembuatan kompos
sebanyak 1 Ton maka EM 4 diperlukan sebanyak 1 liter ,10% pupuk
4
kandang ,10% dedak, 1 liter Molase, ( 1/2kg gula pasir, atau ½ gula merah, dan
kadar air secukupnya (30%). kemudian lubang yang berisi air campuran tadi
ditutup dengan fases sapi
7) Kemudian dicampur dengan air dan didiamkan.
Gambar 1.1 Proses Pencapuran pupuk kompos
8) Setelah itu ditutup rapat menggunakan terpal besar usahakan agar benar-benar
tertutup dengan rapat, dan didiamkan selama 7 hari.
9) Setelah 7 hari bisa dibuka kemudian diaduk dan bisa dikemas menggunakan
plastik.
Gambar 1.2 Proses Pengemasan pupuk kompos
5
BAB III
6
a. Perubahan warna
Perubahan warna pada campuran fases sapi dengan jerami yang sudah dibakar,
menjadi lebih hitam setelah dicampur dengan 1/3 EM4 dan juga campuran ¼ gula
pasir dan air ini kalau di lihat akan mirip dengan warna tanah seperti biasa dan
jika , jika takaran EM 4 pada pembuatan kompos sebanyak 1 Ton maka EM 4
diperlukan sebanyak 1 liter ,10% pupuk kandang ,10% dedak, 1 liter Molase,
( 1/2kg gula pasir, atau ½ gula merah, dan kadar air secukupnya (30%).
b. Perubahan bau
Perubahan bau dari fases sapi ini setelah diolah menjadi pupuk kompos dan
setelah benar-benar jadi, yang tadinya bau dari kotoran sapi bisa tercium sangat
menyengat, dan setelah penyimpanan selama 2 minggu dan pupuk kompos jadi
terjadilah perubahan bau dari campuran fases sapi dan jerami yang sudah dibakar
tadi, yang tadinya menyengat menjadi tidak berbau atau lebih ke bau tanah.
c. Perubahan tekstur
Perubahan tekstur dari campuran fase sapi dan juga jerami yang sudah dibakar
dan didiamkan selama 2 minggu setelah dicampur dengan bahan seperti ¼ gula
pasir, air dan juga 1/3 EM4 memiliki tekstur remah dan agak kasar.
7
PROSES PENCAMPURAM EM4 PADA PEMBUATAN PUPUK
Gambar 1.3 Fases sapi yang telah di keringkan
8
Gambar 1.7 fases yang sudah diberikan EM4 ditutup kembali
Gambar 1.8 fases sapi yang sudah diberikan EM4 kemudia ditutup
Ditutup menggunakan terpal selama 7 hari.
Gambar 1.9 fases sapi yang sudah diamkan selama 7 hari diaduk kembali agar
pencampuran lebih merata.
9
Gambar 1.11 foto bersama dengan Bpk Koordinator BP3TR
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN.
A. KESIMPULAN
Didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas bahwa kandungan pada EM 4
dalam pupuk organic bahwa terjadi perbandingan kandungan dan mikroba
didalam penambahan disetiap EM 4. Kandungan utama pupuk organic adalah
bahan organic memiliki unsure hara,N,P,K hanya saja susunan unsure hara (zara)
yang dikandung oleh pupuk organic tidak tetap ,tergantung dari bahan dan cara
pengomposan atau cara pembuatannya.
B. SARAN
Saran saya selama berlangsungnya KKN-T agar memungkinkan masyarakat desa
lelede juga ikut andil dalam berkegiatan pengolahan pupuk ini, prasana yang
lengkap dan mendukung membuat semua kegiatan berjalan dengan cepat dan
mudah sehingga jika masyarakat juga ikut andil dalam kegiatan ini akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan desa lelede.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ekawandani,N dan A, A Kusuma. (2018). Pengomposan Sampah Organik ( Kubis dan Kulit
Pisang ) dengan menggunakan EM4. JurnalTEDC. 12 (1) 38 – 43
Nurrahma, A. H. I dan M. Melati. 2013. Pengaruh Pupuk Dekomposer terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Padi Organik. Buletin Agrohorti.
1 (1) : 149-155.
https://doi.org/10.29244/agrob.1.149-155
Subandriyo, D. D, Anggoro dan Hadiyanto (2012). Optimasi Pengomposan Sampah organic
Rumah Tangga Menggunakan Kombinasi Aktivator EM 4
Diah ,2006 , Pupuk Organik dan Pupuk Hayati,Balai Tanah. Bogor
Mulyadi, A., 2008 Karakteristik Kompos dari Bahan Tanaman Kaliandra, Jerami Padi,dan
Sampah Sayuran,IPB Bogor
12