Anda di halaman 1dari 5

JURNAL AKATIRTA

KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN


Pelatihan Cara Membuat Pupuk Kandang dari Kotoran Sapi Dengan
Penulis : Dafaa Arrazan (18016), Bagus Muhammad Reivandy (180912), Bernad
Marino Natalis Landa (180913), Bintoro Hadi Siswoyo (180915)
Pembimbing : Nitis Aruming Firdaus
Teknik Lingkungan, Akademi Teknik Tirta Wiyata, Magelang
Email: darrazan21@gmail.com

Abstrak

Di era sekarang ini masih banyak yang kurang tahu dan paham cara pengolahan atau penbuatan pupuk
kandang dari kotoran sapi. Dan banyak juga petani malah menggunakan pupuk anorganik karena pupuk
organik dari kotoran sapi memiliki beberapa kekurangan dan petani sekarang pun jarang memiliki hewan
ternak. Disatu sisi menggunakam pupuk organik juga adabaiknya bagi petani. Dengan adanya artikel jurnal ini
diharapkan banyak orang yang dapat membuat pupuk organik dari kotoran sapi dan banyak petani yang
mencoba menggunakan ataupun malah membuatnya sendiri dari kotoran hewan ternak bagi yang memiliki
hewan ternak terutama sapi. Dengan menggunakan pupuk organik dari kotoran sapi dapat berdampak baik
bagi lingkungan sekitar salah satunya dengan tidak tercemarnya tahan pertanian karena kandungan dari pupuk
organik lebih ramah lingkungan dari pupuk anorganik. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa banyak petani di
negara kita lebih terobsesi dengan pupuk anorganik karena terbayang-bayang akan kegagalan panen lebih
kecil daripada menggunakan pupuk organik yang sebenarnya sama saja dengan pupuk anorganik dan malah
lebih ramah lingkungan.
Kata Kunci: Sustainable Development Goals (SDGs), orientasi pembangunan,
partisipasi, dan masyarakat sipil khususnya petani.

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Pupuk organik atau sering disebut juga pupuk kandang ataupun pupuk kompos di zaman sekaang ini
sudah mulai tersisihkan penggunaannya dengan pupuk anorganik. Pupuk organik ini sendiri terbuat dari
kotoran hewan ternak sepertihalnya sapi dan juga diberi bahan tambah lain seperti daun-daunan dan sedikit
bahan kimia guna meningkatkan kandungan yang diperlukan dalam pupuk tersebut.
Banyak petani sekarang jarang menggunakan bahkan sedikit sekali yang menggunakan pupuk organik
dikarenakan penggolahannya yang memerlukan waktu dan tempat yang cucup besar dan juga banyak
petani yang terbayang akan hasil panen dikemudian hari dan kurang mantap akan panennya yang kurang
bagus dikemudiaan hari karena menggunakan pupuk organik. Padahal sebenarnya sama aja dalam
penggunaan pupuk organik maupun anorganik. Yang membedakan hanyalah bahan baku dari pupuk itu
sendiri. Ada beberapa masalah yang bisa kita lihat kenapa petani zaman sekarang lebih memilih pupuk
anorganik dari pada pupuk organik.

2. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dihadapi petani pertama kali yaitu karena sekarang ini sedikit petani yang memiliki
hewan ternak dan bila punya hanya satu dua hewan ternak. Padahal bahan utama dari pupuk organik
adalah dari kotoran hewan ternak itu sendiri. Kedua yaitu karena ketidak adaanya ruang untuk menyimpan
pupuk organik. Jika petani menggunakan pupuk organik maka petani harus menggunakan lebih banyak
pupuk dari pada saat menggunakan pupuk anorganik bila ingin mendapat hasil yang sama. Itu
mengakibatkan paetani harus memiliki ruang penyimpanan yang memadai umtuk menyimpan pupuk
organik yang diperlukan. Ketiga yaitu kurangnya pengetahuan dan informasi tentang bagaimana
pengolahan dari kotoran sapi menjadi pupuk organik. Banyak petani awam yang coba-coba membuat
sendiri tapi cara pembuatannya kurang tepat. Karena itulah kenapa laju perkembanggan tanaman
menggunakan pupuk organik lebih lambat dibanding menggunakan pupuk anorganik.
3. Tujuan
JURNAL AKATIRTA
KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN


Dari semua permasalahan diatas maka dibuatlah jurnal ini untuk mempublikasi dan memberi banyak
informasi agar para petani yang memiliki hewan ternak sendiri dapat membuat pupuk organik dengan baik
dan benar. Serta dapat meningkatkan perekoonomian para petani karena tidak usah membeli lagi pupuk
karena dapat membuatnya sendiri. Serta dapat memanfaatkan barang yang semulanya hanya dianggap
sebagai kotoan menjadi barang yang lebih berguna bagi kehidupan.

4. Kajian Teori
Pupuk kandang secara teori ialah semua hasil buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakaan
untuk menambahkan unsur hara dalam tanah, memperbaiki sifat fisim tanah, dan biologi tanah. Selain itu
unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik ini tidak dapat tersedia bagi tanaman. Artiya, tidak bisa
secara langsung tanaman memanfaatkannya. Maka dari itu perlu adanya pengolahan dengan tepat agar
dapat maksimal dalam pemanfaatan semua unsur kandungan yang terdapat pada pupuk organik ini.
Pupuk anorganik memang memberi manfaat yang cukup besar kepada petani karena kepraktisannya
dari segala sisi. Namun dalam jangka panjangnya memiliki dampak yang kurang baik bagi kesehatan baik
kesehatan manusia dan lingkungannya. Dilingkungan sendiri dapat berevek pada menurunnya fungsi dan
kualitas lingkugan. Mengapa demikian? Karena pupuk anorganik terbuat dari bahan kimia. Dari semua hal
diatas maka harus dilakukan pengoptimalan pupuk organik agar bisa menggantikan pupuk anorganik
karena memiliki beberapa efek yang kurang baik bagi lingkungan.

II. Metode Penelitian

Dalam pembuatan pupuk ini sebenarnya sama dengan pupuk organik seperti biasanya. Hanya saja yang
membedakan hanya pada proses pengecekan kandungan hara paa sebelum pengolahan kotoran sapi
menjadi pupuk dan setelah dibuat menjadi pupuk. Dan setelah proses pembuatan selesai lalu dilakukan
pengetesan kandungan dan didapatkan bahwa dalam proses harus ditambah dengan jerami dan EM4
sebagai bahan tambah untuk fermentaasi kompos dan untuk meningkatkan kandungan didalamnya. Tetapi
EM4 harus diaktifkan terlebih dahulu.
Dan berikut adalah cara mengaktifkan EM4 :
Aktifkan terlebih dahulu Em4 nya dengan cara mencampur em4 dengan molases dan air.
Perbandingan em4, molases dan air adalah 1:1:100.
Misalnya,
1 ml em4 : 1 ml molases : 100 ml air atau
10 ml em4 : 10 ml molases : 1000 ml air atau1 liter air.
Diamkan campuran ini selama dua hari supaya bakteri dalam em4 teraktifkan.
Kalau memakai reaktor sederhana, bakteri aktif ditandai dengan munculnya gelembung gas.
Takaran dalam penggunaan em4 ini sesuai petunjuk dalam kemasan. Satu liter em4 untuk 1 ton bahan
kompos/pupuk kandang.
Kalau pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi ini tidak sampai 1 ton, maka takarannya harus
disederhanakan.
JURNAL AKATIRTA
KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN


Dan berikut ini langkah pempuatan pupuk organik dari kotoran sapi :
1. Perbandingan antara kotoran sapi dan jerami padi adalah 60:40. Ini perbandingan yang tidak baku. Mau
dibuat 50:50 atau 40:60 juga boleh.
Jadi, kalau kotoran sapinya sebanyak 60 kg, maka jerami padinya 40 kg. Jadi totalnya 100 kg.
Sedangkan EM4 nya untuk jumlah bahan kompos tersebut adalah sebanyak 100 ml. Jangan lupa
diaktifkan dulu.
2. Ini hanya saran saja, jerami padi sebaiknya di cacah terlebih dahulu. Ini akan lebih memaksimalkan
proses pengomposan.
Tapi biasanya, jerami ini sudah bercampur aduk dengan kotoran sapinya, dan sulit untuk dipisahkan.
Kalau memang tidak memungkinkan, tidak usah dicacah juga tidak masalah.
3. Selanjutnya antara kotoran sapi dan jerami dicampur sampai cukup merata. Setelah itu disiram dengan
EM4 yang sudah aktif sampai rata juga.
Tipsnya adalah sedikit – demi sedikit bahan kompos dihamparkan tipis – tipis. Kemudian
permukaannya disemprot dengan EM4 sampai merata.
Selanjutnya diatasnya ditambahi bahan kompos lagi dan disiram dengan em4 lagi.
Begitu seterusnya sampai bahan kompos habis.
4. Setelah semua bahan habis, kompos ditutup dengan rapat selama minimal 4 minggu. Setiap 3 hari,
dilakukan pembalikan kompos untuk aerasi.
Selesai. Kalau dipegang tumpukannya rasanya sudah tidak panas, maka kompos dari kotoran sapi
sudah jadi.
Setelah proses tersebut selesai pupuk organik pun siap digunakan karena hasil dari pengetesan
kandungan menunjukan bahwa kandungan dalam pupuk tersebut sudah cukup baik. Hasil dari pengecekan
kandungan ada pada pembahasan berikutnya yaitu pada hasil dan pembahasan.

III. Hasil dan Pembahasan


Dalam pembuatan pupuk organik atau banyak orang menyebutnya pupuk kandang harus
memperhatikan banyak hal termasuk dengan kandungan yang terkandung dalam pupuk itu sendiri.
Mengapa hal itu harus diperhatikan? Karena dari situlah kita dapat mengetahui apasaja kandungan dari
pupuk organik dan dari ditu pula kita dapat mengoptimalkan supaya pupuk organik yang kita buat dapat
berkerja sama seperti pupuk anorganik. Dan membuat pupuk organik menjadi bekerja optimalpun tidak
memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang besar hanya perlu meluangkan waktu, tenaga, dan
keyakinan. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kandunggan unsur hara yang ada dalam pupuk
organik seharusnya sebagai berikut :

Dari standar di atas bisa kita gunakan sebagai acuan, apakah pembuatan pupuk organik yang kita lakukan
sudah baik atau ada salahsatu unsur yang kurang.
JURNAL AKATIRTA
KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN


Dari beberapa jurnal penelitian dituliskan bahwa beberapa kotoran sapi memiliki unsur yang berbeda-
beda. Hal ini dapat terjadi karena pakan yang diberikan pun berbeda-beda. Dan didapatkan dari sebuah
jurnal penelitian bahwa kandungan unsur hara dari kotoran sapi (dari berat kering) didapat hasil sebagai
berikut :

Dan berikut ini adalah hasil uji dari hasil percobaan pembuatan pupuk organik dengan penambahan
jerami dan EM4.

Kalau dibandingkan yang diatas sudah lumayan mendingan lebih baik walau belum bisa mendekati
SNI yang ditetapkan oleh pemerintah.

IV. Penutup
JURNAL AKATIRTA
KAMPUS AIR INDONESIA

ARTIKEL ILMIAH TEKNIK LINGKUNGAN


Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan tersebut menghasilkan pupuk yang sudah
lebih baik dari pengolahan biasa. Dan diharapkan dengan adanya ini petani bisa mengelola sendiri dan
membuat sendiri pupuk organik. Dan saya berharap jurnal ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, dapat
mengurangi penggunaan pupuk anorganik oleh para petani, da petani yang memiliki hewan ternak
khususnya sapi dapat memaksimalkan dan memanfaatkan kotoran sapi yang ada.

V. Ucapan Terimakasih

Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Lekyo yang mengupload jurnal Cara Membuat Pupuk
Kandang Dari Kotoran Sapi Dengan EM4 yang dipublikasi pada 26 Januari 2017 dan diupdate pada 30 Juli
2019 dengan acuan beberapa jurnal yaitu :
[1] Atyanta, Yohanes Tigana. 2010. Kualitas Kompos dari Campuran Kotoran Sapi Perah dan Jerami Padi
dengan Menggunakan Aktivator EM4 dan Mol Tapai. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi
Peternakan Fakultas Peternakan Institut Peternakan Bogor.
[2] Hariatik.Perbandingan Unsur NPK pada Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Kotoran Ayam dengan
Pembiakan Mikro Organisme Lokal (MOL). Program Studi Pend. Sains, Program Pasca Sarjana,
Universitas Sebelas Maret.
[3] Ni Made Eva Yulia Dewi, Yohanes Setiyo, I Made Nada. 2017. Pengaruh Bahan Tambahan pada
Kualitas Kompos Kotoran Sapi. Program Studi Teknik Pertanian Universitas Udayana.
[4] Narka. I. W. dkk. Pembuatan dan Pengujian Kualitas Kompos Di Subab Tibu Biyu Kecamatan
Kerambitan Kabupaten Tabanan. Staf Pengajar Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Udayana.
Dan linknya : https://kambingjoynim.com/cara-membuat-pupuk-kandang-dari-kotoran-sapi-dengan-em4/

VI. Daftar Pustaka

https://www.infid.org/wp-content/uploads/2018/07/Buku-Panduan-SDGs-untuk-Pemda.pdf
https://kambingjoynim.com/cara-membuat-pupuk-kandang-dari-kotoran-sapi-dengan-em4/
https://www.researchgate.net/publication/
319648897_SUSTAINABLE_DEVELOPMENT_GOALS_SDGs_DAN_PENGENTASAN_KEMISKIN
AN/fulltext/59b7dcd7458515c212b52708/SUSTAINABLE-DEVELOPMENT-GOALS-SDGs-DAN-
PENGENTASAN-KEMISKINAN.pdf
https://www.researchgate.net/profile/Diah_Riski_H/publication/
325312873_Implementasi_Sustainable_Development_Goals_SDGs_dalam_Pembangunan_Kota_Berkelan
jutan_di_Jakarta/links/5b05157daca2720ba09a0344/Implementasi-Sustainable-Development-Goals-SDGs-
dalam-Pembangunan-Kota-Berkelanjutan-di-Jakarta.pdf
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Sosioreligius/article/download/4525/4134
https://www.infid.org/wp-content/uploads/2018/07/Buku-Panduan-SDGs-untuk-Pemda.pdf
http://jurnal.unpad.ac.id/share/article/download/13198/6032

Anda mungkin juga menyukai