Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGELOLAHAN TONGKOL JAGUNG DAN KULIT JAGUNG


MENJADI PUPUK KOMPOS ORGANIK
BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN

DIUSULKAN OLEH :
Alwi Hendrawan : G100211101
Tio Hanif Srihananto : G100211067
Wahyu Novetra : G000204304

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika musim panen jagung tiba, jagung meninggalkan sisa limbah seperti
batang,daun, dan juga pangkal ( tongkol ).Biasanya para petani akan membuang
ataupun membakar limbah sisa limbah jagung tersebut.Sering kali limbah seperti
tongkol dan kulit jagung terbuang percuma.Banyaknya petani yang belum
mengetahui bahwa kulit maupun tongkol jagung dapat digunakan sebagai
pembuatan pupuk organik.Namun, jika tongkol jagung dimanfaatkan, maka akan
dapat menjadi keuntungan bagi petani.

Tongkol dan kulit jagung mempunyai kandungan kimia. Kandungan dari tongkol
jagung yang terdiri dari air 13,5%, protein 10,0%, lemak 4,0%, karbohidrat
61,0%, gula 1,4%, dan zat-zat lain 0,4%. Sedangkan kandungan dari kulit jagung
yang terdiri darilignin 15%, abu 5,09%, alcohol sikloheksana 4,57%, dan selulosa
44,08%.

Jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat yang dikonsumsi masyarakat


Indonesia. Produksi jagung di Indonesia cukup besar bahkan mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi
jagung di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 19,61 juta ton. Produksi jagung yang
cukup besar ini menimbulkan dampak pada jumlah limbah jagung yang
dihasilkan. Dari hasil panen buah jagung, bobot kulit jagung berkisar antara
38,38%, dan limbah tongkol jagung yang dihasilkan di Indonesia diperkirakan
mencapai 5,7 juta ton per tahun.

Selama ini, tongkol jagung dan kulit jagung yang ada belum dimanfaatkan secara
maksimal. Kulit jagung maupun tongkol jagung hanya dimanfaatkan sebagai
pakan ternak, pembungkus makanan tradisional, dan kerajinan tradisional. Untuk
memaksimalkan potensi kulit jagung, maka diperlukan penelitian lebih lanjut.
Salah satu penelitian yang sedang dikembangkan yaitu memanfaatkan tongkol
jagung dan kulit jagung menjadi bahan pokok pembuatan pupuk organik.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada proposal kali iin adalah :
1. Apa alasan penggunaan tongkol dan kulit jagung sebagai bahan
pembuatan pupuk organik ?
2. Bagaimana cara pemanfaatan tongkol dan kulit jagung menjadi pupuk
organik ?

1.3 Tujuan Pelaksanaan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dibuat pelaksanaan yang akan
dilakukan adalah :
1. Mengetahui alasan penggunaan tongkol dan kulit jagung sebagai bahan
pembuatan pupuk organik
2. Mengetahui cara pemanfaatan tongkol dan kulit jagung menjadi pupuk
organic

1.4 Manfaat

1. Membantu masyarakat agar lebih produktif dalam mengelolah limbah


hasil panen jagung menjadi pupuk organik yang dapat digunakan sewaktu
menanam jagung itu Kembali
2. Pemberdayaan sumber alami dalam pembuatan pupuk kompos organik.
3. Menghemat pengeluaran masyarakat terutama biaya membeli pupuk untuk
sawah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka


Sugeng Winarso ( 2019 ), Kelompok Riset ( KeRis ) Soil biodiversity andFertility
( SBF ) Universitas jember untuk memberikan ilmu terkait pemanfaatan tongkol
jagung yang selama ini kurang dimanfaatkan petani menjadi hal yang
bermanfaat.Tongkol jagung yang sekarang banyak dan kurang memberikan
manfaat akan kita buat menjadi biochar sebagai bahan baku pupuk.Mengapa
biochar ?, karena itu merupakan bahan yang tahan lama atau C tidak menjadi
sumber pemanasan global ( CO2 ) tetapi sangat bagus untuk media tanaman.
Akan tetapi biochar bukan bahan yang kaya makanan untuk tanaman dan
mikroorganisme ( N, P, K, dsb ) maka perlu kita tambahkan nutrisi yang
bermanfaat bagi tanama.
Paktani Digital ( 2020 ), pembuatan pupuk kompos organik hanya berbahan
limbah sisa tongkol jagung saja, yang dibiarkan ataupun ditempatkan di lahan
pertanian itu hingga tongkol jagung mengalami pembusukan, dan akan berubah
menjadi kompos. Karena tongkol jagung selain mudah dibawah, tongkol jagung
juga dapat membuat lahan yang ditaburi maupun disebarkan tongkol jagung akan
semakin subur.
KBT Triyanto ( 2018 ), daun dan batang jagung menyimpan berbagai unsur hara
makro dan mikro yang diserap dari tanah. Selain sebagai pakan ternak, sisa
tanaman ini dapat dikembalikan ke dalam tanah untuk mengganti bahan organic
tanah yang dalam banyak kasus kadarnya terus menurun sepanjang waktu.
Pengembalian sisa tanaman ke tanah dalam bentuk kompos memiliki peran
strategis dalam memelihara produktivitasnya secara berkelanjutan. Sekarang ini
yang penting adalah bagaimana membuat kompos yang baik sangat terkait dengan
Teknik pengomposan yang tepat, sesuai dengan kondisi agro-ekosistem wilayah
( kering, basah/lembab, atau berair/rawa, dan terkait dengan mikroba decomposer
yang digunakan. Pengomposan diatas permukaan tanah umumnya dipraktekkan
didaearah basah/lembab ( curah hujan tinggi ). Pengomposan didaerah rawa
pasang surut perlu dipilih bagian lahan yang cukup tinggi agar kelembaban bahan
tidak lebih dari 60%.
BAB III

Alasan Menggunakan Tongkol dan Kulit Jagung Sebagai


Pupuk Organik
Dikarenakan banyaknya kebutuhan pupuk demi kesuburan
tanaman, pemanfaatan tongkol dan kulit jagung menjadi pupuk organic
adalah salah satu solusi para petani untuk menghemat kebutuhan pupuk.

Selain itu,pemanfaatan tersebut dapat meniadakan adanya limbah


yang tidak terpakai khususnya pada perkebunan atau persawahan yang
ditanami jagung.

Kandungan bahan kimia tongkol jagung serat kasar 36%, ADF 39%
NDF 88% dan Abu 2% (Umiyasih, 2008). Berdasarkan kandungan bahan
kimia dari limbah tongkol jagung yaitu tingginya kadar lignin dan serat
yang tinggi, maka untuk membuat kompos d butuhkan bantuan
mikroorganisme.

BAB IV

Cara Pemanfaatan Tongkol Jagung dan Kulit Jagung


Pupuk yang ditambahkan dalam media tanah ditujukan untuk menambah
unsur hara terhadap tanah. Pupuk yang akan di buat dalam pemanfaatan
tongkol jagung ialah pupuk jenis organik, karena dibuat dari bahan alami
yaitu tongkol jagung itu sendiri maka penggunaan kompos lebih aman dan
ramah lingkungan.
Pembuatan pupuk kompos organik hanya berbahan limbah sisa tongkol
jagung saja, yang di biarkan ataupun ditempatkan di lahan pertanian itu
hingga tongkol jagung mengalami pembusukan, dan akan berubah
menjadi kompos. Karena tongkol jagung selain mudah dibawa, tongkol
jagung juga dapat menyerap air sehingga dapat membuat lembah dan
dapat membuat lahan yang ditaburi maupun disebarkan tongkol jagung
akan semakin subur.
VI
RINCIAN ANGGARAN YANG DI PERLUKAN
Anggaran BiayaAnggaran Biaya Penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Pembelian Bahan Praktek   3.150.000
2. Peralatan Penunjang  1.850.000
3.Transportasi untuk pembelian bahan praktek  360.000
4. Analisis Laboratorium  600.000
5. Lain lain :Pembuatan Laporan, dokumentasi  1.050.000
Jumlah Total Rp 7.010.000
 
Pembelian Bahan PraktekMaterial Kuantitas Harga satuan ; 
Tongkol jagung 1000 kg 500  500.000
Pupuk kandang 100 kg 1500  150.000
Bahan nutrisihidroponik10 kg 100.000  1.000.000
Pupuk slow release 10 kg 45.000  450.000
Benih sayuran 1 bungkus 40.000  50.000
Bibit anggrek 50 15.000  750.000
Bibit tananam epifit 50 5.000  250.000
Sub Total (Rp.) Rp 3.150.000
 
Transportasi Material Kuantitas Harga Satuan Pencarian bahan praktek3 orang
x 2 30.000 180.000Pencarian beli alat 3 orang x 2 30.000 180.000Sub Total (Rp.) 
360.0004.

Penutup

Demikian usulan proposal yang kami ajukan, mudah-mudahan


mendapatkan perhatian, dan atas kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai