PembuatanPupukKompos
JUDUL PKL
Pemanfaatan Limbah Pertanian Untuk Dijadikan Pupuk Kompos
BENTUK PKL
Penyuluhan
IDENTITAS MAHASISWA
Nama :SigitAfandi
NIM : 030482227
Prodi : AgribisnisBidangMinatpenyuluhandan
komunikasipertanian
UPBJJ : Bengkulu
UNIVERSITAS TERBUKA
2022/2023.2
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Desa Ketenong Jaya Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong adalah Desa yang
sebelah Timur dan Baratnya berbatasan langsung dengan Hutan TNKS (Taman
Nasional Kerinci Sebelat), sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ketenong I dan
sebelah Selatannya berbatasan dengan Desa Ketenong II.
Masyarakat desa ketenong jaya berjumlah 265 KK dengan jumlah 823 jiwa, laki-laki
401 jiwa, perempuan 422 jiwa, dengan latar pendidikan S1 35 orang, SLTA 238
orang, SLTP 209 orang , dan SD 159 orang dan 182 orang belum/tidak sekolah.
Masyarakat desa Ketenong Jaya 90% bekerja sebagai petani/Pekebun,hal tersebut
tidak lepas dengan sumber daya alam yang dimiliki, dimana Desa Ketenong Jaya
memiliki luas wilayah 703 Ha dengan luas persawahan 240 Ha, luas perkebunan 235
Ha , luas pekarangan dan rumah 30 Ha, dan sisanya adalah hutan.
Masyarakat di desa Ketenong Jaya yang melakukan budidaya tanaman padi sawah
terbagi menjadi 16 kelompok tani yang terbagi menjadi 8 kelompok tani padi sawah,
4 kelompok wanita tani dan 4 kelompok tani perkebunan,
Lahan sawah di desa ketenong jaya dimanfaatkan untuk budidaya tanaman padi
sawah di bulan Desember sampai bulan april, dan dibulan selanjutnya sebagian
digunakan untuk kolam perikanan. Sedangkan untuk tanaman yang di tanam di lahan
perkebunan sebagian besarnya adalah tanaman kopi robusta dan sebagian lainnya
adalah tanaman durian dan Pinang.
Jika sedang tidak menanam padi, petani bekerja sebagai pekerja harian atau serabutan
dengan gaji 75-100 rb/hari sedangkan jika saat melakukan budidaya tanaman padi
sawah petani mendapatkan gaji rata-rata 120-150rb/ hari berdasarkan produktivitas
padi saat ini yaitu 4,2 ton/ha,tentunya penghasilan petani akan meningkat jika
produktivitas tanaman padi sawah tersebut bisa meningkat, dengan melihat hal
tersebut sawah tentunya menjadi penunjang ekonomi yang besar bagi petani di desa
Ketenong Jaya namun produktivitas padi di desa Ketenong Jaya masih tergolong
rendah dengan produktivitas rata-rata 4,2 ton/ha, hal tersebut tidak lepas dari berbagai
faktor salah satunya pemupukan yang belum optimal, dimana sesuai hasil pengukuran
dengan (PUTS) perangkat uji tanah sawah yang telah dilakukan oleh petugas
pertanian setempat di dapatkan anjuran penggunaan pupuk kimia dengan rincian
urea : 250 kg/ha, phospor : 150 kg/ha, kalium : 100 kg/ha.
Dengan anjuran pemupukan tersebut petani sebagian besar hanya mampu
memberikan pupuk kimia ke tanaman padi sawah dengan rincian urea: 150 kg/ha
phospor : 45 kg /ha kalium : 45 kg/ha. Hal tersebut tidak lepas karena kondisi
keuangan petani yang tidak mencukupi untuk membeli pupuk sesuai anjuran tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut tentunya pupuk kimia bukan satu-satunya
solusi untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman padi sawah agar sesuai dengan
anjuran tersebut, melihat dari melimpahnya limbah sisa pertanian yang tidak di
manfaatkan oleh petani dan di biarkan begitu saja seperti limbah dari jerami padi di
lahan-lahan persawahan, limbah sekam padi dan kopi di heuler yang menumpuk
masih banyak limbah lainnya yang jika di olah menjadi pupuk kompos tentunya dapat
memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman agar dapat tumbuh optimal dan memiliki
produktivitas yang tinggi.
Guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam memanfaatkan
limbah pertanian maka perlu dilakukan Praktek Kerja Lapangan dalam bentuk
penyuluhan pertanian tentang pemanfaatan limbah pertanian untuk di jadikan pupuk
kompos
b. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka penulis memilih beberapa
rumusan masalah, diantaranya:
a. Mengapa perlu memanfaatkan limbah pertanian untuk di jadikan pupuk kompos?
b. Apa fungsi pupuk kompos bagi tanaman?
c. Bagaimana cara mengolah limbah pertanian agar menjadi pupuk kompos?
c. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan diatas, sesuai dengan rumusan
masalah penulis memiliki tujuan diantaranya:
a. Mengetahui pentingnya memanfaatkan limbah pertanian untuk di jadikan pupuk
kompos
b. Mengetahui fungsi pupuk kompos bagi tanaman
c. Mengetahui cara mengolah limbah pertanian agar menjadi pupuk kompos
TINJAUANPUSTAKA
3) Sasaran
Sasaran PKL adalah Kelompok tani SOPOYONO Desa Ketenong Jaya, Kecamatan
Pinang Belapis, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu
4) Metode penyuluhan
Metode penyuluhan yang akan digunakan dalam melaksanakan PKL ini adalah
metode pemaparan materi, diskusi dan demcara (demonstrasi cara)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab hasil dan pembahasan berisi data-data yang Anda hasilkan selama PKL berikut
pembahasannya sesuai dengan pustaka yang diacu. Isi dari bab ini secara garis besar
adalah:
a. Rencana penyuluhan pertanian yang telah dibuat pada saat pra PKL. Pada bagian
ini silakan dibahas kesesuaian rencana dengan pelaksanaan di lapangan.
Kegiatan PKL penyuluhan tentang pemanfaatan limbah pertanian untuk dijadikan
pupuk kompos ini dilaksanakan dengan tahapan:
1) Melapor kepada petugas pertanian dengan mendatangi kantor Balai
Penyuluhan Pertanian dan Perikanan BP3 Ketenong Jaya Kecamatan Pinang
Belapis Kabupaten Lebong dengan maksud:
Meminta izin untuk melakukan kegiatan PKL di kelompok tani
Berkoordinasi mengenai Desa tempat untuk melaksanakan PKL
Berkoordinsasi mengenai penyuluh pertanian yang bisa
mendampingi kegiatan PKL
Meminta petunjuk mengenai kelompok tani yang disarankan untuk
melaksanakan kegiatan PKL
Setelah melakukan perkenalan dan koordinasi dengan petugas pertanian
setempat, didapatkan izin untuk melaksanakan kegiatan PKL di Kelompok
Tani Sopoyono Desa Ketenong Jaya Kecamatan Pinang Belapis dengan
didampingi oleh bapak Wahyudi Selaku PPL (Penyuluh Pertanian
Lapangan) Desa Ketenong Jaya.
2) Bersama penyuluh pertanian merencanakan kegiatan PKL yang akan
dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut:
Kegiatan pertama kali dilakukan melalui pengenalan dengan
kelompok tani Sopoyono dan menyampaikan maksud dan tujuan
untuk melaksanakan kegiatan PKL mengenai pemanfaatan Limbah
Pertanian Untuk Dijadikan Pupuk Kompos, Kegiatan ini
dilaksanakan secara anjangsana ke petani Anggota Kelompok tani
Sopoyono
Bersama penyuluh merencanakan kegiatan PKL dengan menetapkan
Metode dan teknik Penyuluhan yaitu dengan cara : penyampaian
materi langsung oleh mahasiswa PKL yang dilanjutkan dengan
diskusi dan demcara (demonstrasi cara)
Kegiatan dilanjutkan dengan membuat surat undangan kegiatan
pemanfaatan limbah pertanian untuk dijadikan pupuk kompos yang
di tujukan ke kelompok tani Sopoyono
Menyebarkan undangan tersebut langsung ke ketua kelompok tani
Sopoyono
Menyiapkan bahan atau media penyuluhan pertanian yang diperlukan
untuk kegiatan PKL dengan rincian sebagai berikut:
a) Menyiapkan Materi pemanfaatan limbah pertanian untuk
dijadikan pupuk kompos, daftar hadir peserta. Materi yang
disiapkan dalam bentuk media transparansi yang sudah
dicetak (media ini di pilih karena tidak ada infocus di BP3
Ketenong jaya)
b) Menyiapkan: bahan kompos atau limbah pertanian yang akan
digunakan, limbah pertanian yang digunakan untuk kegiatan
ini adalah sekam padi (sekam bakar dan sekam mentah),
kotoran hewan (ternak kambing) , dan bonggol atau batang
pisang, sebagai pengurai menggunakan Em-4 dan juga
menggunakan kapur pertanian untuk menetralisir pH limbah
pertanian serta gula sebagai pengganti molase
SP36 = 75 kg/ha
KCl = 30 kg/ha
Sisa Tanaman
A. Kesimpulan
Kegiatan PKL Penyuluhan pertanian tentang pemanfaatan limbah pertanian
untuk dijadikan pupuk kompos memberikan solusi bagi ketergantungan terhadap
penggunaan pupuk kimia dan efek negatif yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk
kimia secara terus-menerus.
Pemanfaatan limbah pertanian untuk dijadikan pupuk kompos adalah salah
satu pendekatan yang ramah lingkungan untuk mengurangi limbah pertanian dan
memperbaiki kesuburan tanah. Limbah pertanian seperti sisa tanaman, jerami, kotoran
ternak, dan limbah dapur dapat diolah menjadi pupuk kompos yang kaya akan nutrisi
dan bermanfaat bagi tanaman. Berikut ini adalah hasil dan pembahasan pemanfaatan
limbah pertanian untuk dijadikan pupuk kompos yang dirasakan oleh petani anggota
kelompok tani Sopoyono:
1) Hasil Pemanfaatan Limbah Pertanian:
Pupuk Kompos: Limbah pertanian diolah menjadi pupuk kompos yang memiliki
nilai nutrisi tinggi dan kemampuan untuk memperbaiki struktur tanah. Pupuk
kompos ini dapat digunakan untuk memperkaya tanah di pertanian, kebun, atau
taman.
2) Pembahasan Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Pupuk Kompos:
Mengurangi Limbah Pertanian: Dengan mengolah limbah pertanian
menjadi pupuk kompos, jumlah limbah pertanian yang dibuang dapat
berkurang. Hal ini membantu mengurangi dampak negatif limbah
pertanian terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan udara.
Meningkatkan Kesuburan Tanah: Pupuk kompos kaya akan bahan
organik, seperti karbon, nitrogen, dan mikroorganisme yang berguna
bagi tanah. Pemberian pupuk kompos dapat meningkatkan kesuburan
tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan retensi air, dan
meminimalkan erosi tanah.
Pengurangan Penggunaan Pupuk Kimia: Dengan menggunakan pupuk
kompos sebagai sumber nutrisi bagi tanaman, penggunaan pupuk kimia
dapat dikurangi. Hal ini dapat mengurangi risiko pencemaran lingkungan
akibat kelebihan pupuk kimia dan juga mengurangi biaya produksi
pertanian.
Meningkatkan Produktivitas Tanaman: Pupuk kompos yang kaya akan
nutrisi dan mikroba menguntungkan dapat meningkatkan produktivitas
tanaman. Tanaman yang diberi pupuk kompos umumnya tumbuh lebih
sehat, memiliki sistem akar yang kuat, dan menghasilkan hasil panen
yang lebih baik.
Peningkatan Keberlanjutan Pertanian: Pemanfaatan limbah pertanian
untuk pupuk kompos merupakan salah satu langkah dalam mencapai
pertanian yang lebih berkelanjutan. Limbah pertanian yang sebelumnya
dianggap sebagai masalah dapat diubah menjadi sumber daya yang
bernilai, sehingga membantu dalam pengelolaan limbah pertanian secara
efektif.
B. Saran
Dari hasil kegiatan PKL penyuluhan tentang pemanfaatan limbah pertanian
untuk dijadikan pupuk kompos sangat disarankan karena Pemanfaatan limbah
pertanian untuk dijadikan pupuk kompos memiliki berbagai manfaat lingkungan dan
ekonomi. Selain mengurangi limbah pertanian dan mengurangi penggunaan pupuk
kimia, penggunaan pupuk kompos juga dapat membantu meningkatkan kesuburan
tanah dan produktivitas tanaman. Hal ini berkontribusi pada keberlanjutan pertanian
dan pengelolaan yang lebih baik terhadap limbah pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Alex, S. (2020). Sukses Mengolah Sampah organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Altieri (2020). Pupuk Anorganik.
Dewi, S.D., & Afrida, E. (2022). Kajian Respon Penggunaan Pupuk Organik oleh
Petani Guna Mengurangi Ketergantungan Terhadap Pupuk Kimia.
Firmansyah, M. Anang. (2010). Teknik Pembuatan Kompos. Kalimantan Tengah:
Pelatihan Petani Plasma Kelapa Sawit.
Indriani, Novita H. (2011). Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Marwantika, A., I. (2018). Pembuatan Pupuk Organik Sebagai Upaya Pengurangan
Ketergantungan Petani Terhadap Pupuk Kimia Di Dusun Sidowayah, Desa
Candimulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.
Nugroho, Panji. (2020). Panduan Membuat Pupuk Kompos cair. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Suhastyo, Arum A. (2017). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pembuatan
Pupuk Kompos. Jawa Tengah: Politeknik Banjar Negara. Jurnal Pengabdian
dan Pemberdayaan Masyarakat.
(Susetya, Darma. (2023). Panduan lengkap Membuat Pupuk Organik. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Yudi, P. (2019) manfaat kompos.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/77438/Manfaat-Kompos/
Yuli, Y., Ichlas, N., & Rahmi, H. (2018). Produksi Pupuk Kompos Dari Sampah
Rumah Tangga.
LAMPIRAN