Anda di halaman 1dari 10

KARYA ILMIAH

KOMPOS ASAL LIMBAH TERNAK UNTUK PEMBENAHAN KESUBURAN


TANAH
DAN SOLUSI TINGGINYA HARGA PUPUK KIMIA

OLEH
MUHAMMAD NAZORI
NIM 020713586

UPBJJ JAMBI
PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS BIDANG MINAT KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
JUDUL

KOMPOS ASAL LIMBAH TERNAK


UNTUK PEMBENAHAN KESUBURAN TANAH
DAN SOLUSI TINGGINYA HARGA PUPUK KIMIA

OLEH
MUHAMMAD NAZORI
Email : muhammadnazori03@gmail.com

PROGRAM STUDI
AGRIBISNIS BIDANG MINAT KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN
Abstrak

Kebutuhan pupuk oleh petani merupakan salah satu permasalahan yang tidak dapat
dipandang sebelah mata, kerena jika berbicara tentang pertanian maka kita akan berbicara
tentang ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan salah satu program pemerintah
untuk menjaga kestabilan harga pangan di masyarakat serta kedaulatan bangsa. Permasalahan
petani saat ini adalah tingginya harga pupuk, yang menyebabkan biaya dalam budidaya
menjadi tinggi. Pada Karya Ilmiah ini diberikan alternatif untuk mengatasi permasalahan
tingginya harga pupuk kimia dengan pemanfaatan potensi di sekitar dan merupakan limbah.
Berdasarkan jurnal dan literasi, penggunaan pupuk organik selain menyuburkan tanaman juga
dapat memperbaiki tingkat kesuburan lahan yang telah lama menggunakan pupuk kimia.

Kata Kunci : Pupuk, pupuk organik, penyubur lahan, limbah ,kompos


PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia akan bahan pangan merupakan kebutuhan pokok dan yang
terpenting dalam hidup, oleh karena itu dibutuhkan berbagai inovasi terus dilakukan untuk
meningkatkan bahan pangan yang dibutuhkan manusia. Salah satu inovasi yang digunakan
oleh petani adalah pupuk kimia, dengan menggunakan pupuk kimia dapat meningkatkan hasil
panen. Saat ini permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah kelangkaan pupuk kimia yang
di tambah lagi oleh kenaikan harga pupuk yang cukup tinggi, sehingga biaya yang
dikeluarkan untuk produksi menjadi meningkat. Selain itu penggunaan pupuk kimia dalam
jangka panjang dapat menyebabkan tingkat kesuburan tanah menjadi berkurang, Penggunaan
pupuk anorganik (pupuk kimia) dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik
tanah menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut
akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan
produktivitas tanak diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat
(Isnaini, 2006).
Untuk mengatasi permasalahan kebutuhan pupuk untuk tanaman dan lingkungan,
pupuk organik adalah solusi yang tepat. Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan
tanah adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur
hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain yaitu
dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas tanah,
struktur tanah, daya menahan air dan kation – kation tanah (ida syamsu,2013). Penggunaan
pupuk kimia secara berlebihan merupakan akibat dari menurunnya tingkat kesuburan tanah,
untuk itulah saatnya sekarang untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan penggunaan
pupuk organik.
Manfaat dari pemanfaatan kompos limbah ternak sebagai pupuk organik ini sendiri
adalah untuk memberikan solusi kepada petani atas permasalahan kelangkaan dan tinggi nya
harga pupuk kimia saat ini. Selain itu untuk meningkatkan kesuburan lahan pertanian yang
saat ini telah kurang subur akibat penggunaan pupuk anorganik seraca terus menerus dan
dengan dosis yang berlebihan. Sedangkan tujuan dari pemanfaatan kompos asal limbah ternak
ini, memberikan edukasi kepada petani untuk memanfaatkan potensi yang ada disekitar yang
ramah terhadap lingkungan. Selain itu , dengan pemanfaatan limbah menjadi pupuk organik
juga dapat meningkatkan pendapatan peternak di sekitar petani itu bahkan petani sendiri yang
memiliki ternak. Limbah hasil ternak sendiri terdiri dari limbah padat dan limbah cair, inilah
poternsi yang bisa dikembangkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani kita
saat ini. Limbah ternak sapi yang dihasilkan terdiri dari limbah padat berupa feces/kotoran
ternak dan sisa pakan, serta limbah cair berupa air limbah pencucian kandang, air limbah
sanitasi ternak dan air kencing sapi. Dalam satu hari setiap ekor sapi dapat menghasilkan
limbah padat sebanyak 20-30 kg dan limbah cair sebanyak 100-150 liter yang selama ini
belum dikelola dengan baik. (Bambang Dwi Saputri Dkk,2014). Dalam hal ini kita fokus ke
limbah padat,
Selama ini petani telah menggunakan limbah peternakan sebagai pupuk organik, akan
tetapi belum melaksanakan pengolahan secara sempurna. Sehingga kandungan unsur-unsur
yang dibutuhkan tanaman dan tanah belum maksimal, dan hal inilah yang menyebabkan
petani seakan kurang yakin dengan pupuk organik. Untuk pengolahan limbah peternakan
menjadi pupuk organik, dibutuhkan pengolahan secara maksimal dan sempurna, pengolahan
limbah membutuhkan mikroorganisme atau starter yang tepat untuk menghasilkan pupuk
organik yang dibutuhkan oleh tanaman dan tanah. Dalam pengolahan limbah padat
peternakan dalam hal ini adalah limbah ternah sapi (feces) difermentasi menggunakan
mikroorganisme yang dijual dipasaran untuk memudahkan petani mendapatkannya.
METODE

Metode yang disarankan dalam pengolahan dan pembuatan kompos asal limbah ternak
ini mengacu kepada literasi yang digunakan penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini. Untuk
metode pengolahan rata-rata menggunakan sistim fermentasi dengan menggunakan
mikroorganisme yang banyak ditemui baik di toko pertanian seperti Em4 pertanian maupun
peternakan. Dalam proses pengolahan waktu yang di perlukan adalah sekitar 21 hari
fermentasi dengan proses pembalikan setiap hari. Saat proses pengolahan setelah pembalikan
limbah ternak yang akan dijadikan kompos ditutup dengan terpal untuk menghindari paparan
cahaya matahari secara langsung dan juga menghindari air hujan.
Dalam proses pengolahan dan pembuatan kompos asal limbah ternak, diperlukan
bahan yang akan digunakan seperti limbah padat ternak sapi, mirkroorganisme/bioaktivator,
air, molases, dan sekam padi. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan adalah cangkul, sekop,
ember, terpal, dan tangki sprayer. Untuk mikroorganisme yang digunakan (Endro sutrisno
dkk, 2019) adalah starbio sebanyak 1 kg untuk 80 kg kotoran sapi.
Untuk cara pengolahan limbah ternak, tahap pertama menurut ( Endro Sutrisno Dkk,
2019) Proses pembuatan pupuk dimulai dengan menjemur kotoran sapi untuk menurunkan
kadar airnya. Setelah kadar air cukup, kotoran dicampurkan dengan sekam padi dan starbio.
Penambahan sekam padi bertujuan untuk membantu menaikkan pH karena pH kotoran sapi
yang sangat rendah (berkisar 4,0-4,5), dan starbio dipergunakan untuk fermentasi kotoran
agar pembusukan cepat terjadi. Setelah itu, kotoran diaduk agar tercampur rata, dan ditutup
terpal dengan tujuan agar menjaga suhu yang naik tetap pada kondisi panas (70 0C) agar
mikroorganisme yang merugikan serta gulma mati. Setelah 2 hari kemudian, kotoran diaduk
guna menjaga kadar oksigen agar tetap tinggi. Pengadukan secara berkala dilakukan selama 2
minggu, atau sampai suhu turun ke suhu udara dan tidak berbau lagi, yang menandakan
bahwa proses komposting telah selesai berlangsung. Setelah itu, kompos diayak untuk
mendapat ukuran butiran yang diinginkan, kemudian dikemas dan siap dipasarkan. sedangkan
menurut (abyadul fitriyah dkk, 2021) proses pengomposan membutuhkan waktu sekitar 30
hari, karena biasanya pada hari ke 8 hingga ke 21 suhu akan meningkat dan selanjutnya
menurun kembali. Setiap 7 hari dilakukan pengadukan atau pembalikan untuk membantu
proses aerisasi, proses dikatakan selesai dan dapat di lakukan pengemasan jika suhu sudah
turun dan dtabil , warna berubah menjadi coklat kehitaman, gembur dan tidak berbau.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari proses pengolahan limbah ternak di dapatkan hasil, bahwa pengolahan limbah
ternak sapi bali ini sangat membantu petani dalam melaksanakan pembuatan pupuk organik
asal limbah padat kotoran ternak secara mandiri yang manfaatnya sangat besar untuk petani.
Bagi peternak, kegiatan ini sangat membantu dalam hal mengatasi polusi yang disebabkan
bau dan pencemaran lingkungan akibat dari limbah ternak.kompos atau pupuk organik selain
mengatasi permasalahan petani akan kelangkaan dan kenaikan harga yang cukup tinggi, juga
dapat menjadi peluang usaha bagi petani dan peternak.
Dalam pelaksanaan pembuatan kompos asal limbah ternak tergantung pada kondisi
dan situasi alam di tempat proses pengolahan limbah ternak berlangsung. Hal ini di pengaruhi
oleh cuaca dan iklim setempat, jika kondisi pengolahan tepat pada saat musim hujan atau
iklim di daerah tersebut basah maka proses pengolahan akan semakin lama, begitu sebaliknya
jika cuaca atau suhu di tempat tersebut panas atau cerah maka proses pengolahan bisa
dilakukan sekitar 21 hari .
Penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu yang cukup lama menyebabkan petani
membutuhkan edukasi dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan dari pupuk organik.
Penggunaan pupuk organik selain mudah didapatkan, disamping itu juga petani mendapatkan
manfaat yang cukup lama yaitu tingkat kesuburan lahan / tanah semakin bertambah. Dengan
tingkat kesuburan lahan /tanah pertanian, secara tidak langsung menjadikan produktifitas
lahan meningkat juga.
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari pengolahan limbah ternak yang di olah menjadi pupuk organik,
masih perlunya memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat khususnya petani
dan peternak tentang manfaat pupuk organik yang berasal dari limbah ternak. Dalam
pelaksanaan pengolahan limbah menjadi pupuk organik secara tidak langsung ikut membantu
meningkatkan pendapatan petani dan peternak.
Kegiatan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik ini sebaiknya di
perbanyak dan dilaksanakan di daerah-daerah sentra pertanian dan peternakan sehingga dapat
mengurangi ketergantungan petani dalam penggunaan pupuk kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Nopidayanti Nasution (2020), http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/90842/Pengertian-


Asam-Humat-Dan-Asam-Fulvat-Serta-Manfaatnya-Untuk-Tanaman/ diakses pada tanggal 28
oktober 2022.

Nur Hafizah Dan Rabiatul Mukarramah(2017), Aplikasi Pupuk Kandang Kotoran Sapi Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Rawit (capsicum frustescens l.) di lahan Rawa
Lebak, JURNAL ZIRAA’AH, Vol 42 No 1, Hal 1-7

Pemmy Tumewu,Maria Montolalu & Antje Grace Tulungen (2017) ,aplikasi formulasi pupuk
organik untuk efisiensi penggunaan pupuk anorganik npk phonska pada tanaman jagung
manis (zea mays saccharata sturt), Jurnal Eugenia, Vol 23 No 3, hal 96-98

Endro Sutrisno,Ika Bagus Priyambada(2017), Pembuatan Pupuk Kompos Padat Limbah


Kotoran Sapi Dengan Metoda Fermentasi Menggunakan Bioaktivator Starbio Di Desa Ujung
– Ujung Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang , Jurnal Pasopati,Vol X No X, Hal 2-3

N.L. Arpiwi, I.K. Muksin, I.N. Simpen,& I.M.S. Negara (2018), Pembuatan kompos
menggunakan starter mikroba untuk Meningkatkan pertumbuhan bibit durian kani di desa
sudaji Kecamatan sawan kabupaten buleleng bali, Buletin Udayana Mengabdi,Vol 17 No 2,
Hal 151-154

Pertiwi Dahmayanti, Wisa Mutiara Febriani & Abu Lekat (2018), Pengaruh Sistem
Pengolahan Tanah Dan Pemberian Macam Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jahe Gajah (Zingiber Officinale Rosc), Journal of Applied Agricultural Science and
Technology, Vol 2 No 1, P20-26

Afriadi Simanjuntak , Ratna Rosanty Lahay ,& Edison Purba (2013), Respon Pertumbuhan
dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk Dan
Kompos Kulit Buah Kopi, Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, hal 362-373
Ida Syamsu(2013), Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah, Jurnal
Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.1, P30-42

Bambang Fajar Suryadi, Sarkon, Faturrahman,& Ernin Hidayati(2021), Pembuatan Dan


Aplikasi Pupuk Organik Berbasis Mikroba Di Desa Penimbung, Gunung Sari - Lombok
Barat, Jurnal Warta Desa Vol 3 No 1, P52-56

Danang Dwi Saputro, Burhan Rubai Wijaya,& Yuni Wijayanti(2014), Pengelolaan Limbah
Peternakan Sapi Untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi Pada Kelompok Ternak Patra
Sutera, Rekayasa Vol. 12 No. 2, P91-98

Anda mungkin juga menyukai