Anda di halaman 1dari 3

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH JAGUNG MENJADI PUPUK KOMPOS

TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

Evanggelius Nutrisius Kundi Kua


06.01.20.135

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MANOKWARI


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
Latar Belakang
Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan
bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang
terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses
pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologiteknologi pengomposan. Baik
pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada
prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian
bahan organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian
rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi
pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi
permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota
besar, limbah organik industri, serta limbah pertanian dan perkebunan. Limbah
pertanian berupa jagung tanaman merupakan hasil sampingan dari tanaman yang
dibudidayakan dan kaya bahan organik yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai
pupuk tanaman. jagung merupakan limbah yang kaya bahan organik yang bisa diolah
menjadi pupuk organik berupa kompos yang akan sangat berperan dalam siklus
produksi tanaman karena bermanfaat bagi tanah dan tanaman dalam hal memperbaiki
struktur dan pH tanah, serta meningkatkan kehidupan mikroba dan unsur mikro tanah.
Untuk mengelola limbah jagung menjadi kompos diperlukan beberapa tahap kegiatan
dan peralatan mekanis yang dapat memudahkan proses tersebut. Tahapan kegitan
tersebut meliputi pengumpulan batang jagung dengan menggunakan peralatan,
pengangkutan batang jagung dari lahan ke rumah kompos menggunakan gerobak yang
digandengkan pada traktor sebagai tenaga penarik atau menggunakan truk,
pencacahan jagung menggunakan chopper, proses fermentasi atau pengomposan,
penggilingan kompos dengan alat penggiling, dan penyeragaman ukuran kompos
menggunakan pengayak kompos.
Kompos adalah jenis pupuk yang terjadi karena proses penghancuran oleh alam
atas bahan-bahan organis, terutama daun tumbuh-tumbuhan seperti jerami, batang
jagung, sampah dan lain-lain. Cara memperoleh kompos yang baik adalah dengan
mengaktifkan perkembangan bakteri yang melakukan penghancuran terhadap bahan-
bahan organik dalam waktu yang singkat, dan menghindarkan faktor-faktor yang dapat
mengurangi kualitas kompos. Proses pengomposan adalah proses dekomposisi materi
organik menjadi pupuk kompos melalui reaksi biologis mikroorganisme secara aerobik
dalam kondisi terkendali. Pengomposan sendiri merupakan proses penguraian
senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa bahan organik (seperti jerami,
daun-daunan, sampah rumah tangga, dan sebagainya) dengan suatu perlakuan
khusus. Hampir semua bahan yang pernah hidup, tanaman atau hewan akan
membusuk dalam tumpukan kompos. Kompos dari batang jagung daun akan sama
dengan kompos bahan lainnya, sangat bagus untuk menyuburkan lahan pertanian.
Bahkan dipastikan hasil panennya menjadi lebih baik dengan mengelolah batang
jagung menjadi pupuk kompos. Pembuatan batang jagung menjadi kompos ini memang
belum begitu popular di kalangan petani jagung. Padahal dengan langkah sederhana
ini, petani bisa mendapatkan kompos dari batang jagung terbuang, yang hasilnya bisa
melimpah. Bayangkan jika satu hektar ladang jagung diolah, maka bisa 5 menghasilkan
sekitar 10 sampai 15 ton batang jagung, maka berapa ton kompos yang dihasilkan dan
pupuk kimia yang bisa dihemat oleh para petani. Seiring dengan kebutuhan jagung
yang cukup tinggi, maka akan bertambah pula limbah yang dihasilkan dari industri
pangan dan pakan berbahan baku jagung. Salah satu contoh sampah organik adalah
kulit jagung yang merupakan limbah balai besar pelatihan pertanian. Limbah kulit
jagung yang sudah takterpakai ini bisa dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan.
Sehingga limbah kulit jagung ini tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan.
Kerajinan tangan dari kulit jagung bisa bernilai ekonomis. Namun pada dasarnya limbah
jagung berupa kulit jagung atau klobot jagung sampai saat ini pemanfaatannya untuk
pupuk kompos. Saat panen jagung tiba, maka batang jagung akan menjadi bagian yang
tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai