Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMPOS PADAT DAN CAIR

PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH (PTPS)

NAMA KELOMPOK 12 :

1. I NYOMAN ARTIKA DANA (2213351053)


2. MELLI LIANSA (2213351060)
3. SELTA ASHADA (2213351075)

P0LTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI DIV SANITASI LINGKUNGAN

TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 3

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5

2.1 Pengertian kompos ...................................................................................................... 6

2.2 Jenis-jenis kompos ....................................................................................................... 7

2.3 Pembuatan kompos ..................................................................................................... 8

2.4 Cara penggunaan kompos ........................................................................................... 9

2.5 Manfaat kompos ........................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 11

KESIMPULAN ................................................................................................................... 12

SARAN ............................................................................................................................. 13

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………..14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pupuk organik cair adalah larutan yang terbuat dari pembusukan


bahan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan
manusia. Pembuatan pupuk cair juga dapat mengatasi beberapa kendala
yang diakibatkan oleh pupuk padat yang diberikan. Kendala tersebut yaitu
pupuk padat kurang efektif karena penyerapan hara melalui akar banyak
dipengaruhi oleh kondisi media tumbuh. Pupuk padat kurang cepat bereaksi
dalam memperbaiki kekurangan hara tanaman dan kurang dapat memenuhi
kebutuhan hara. Sebaliknya, penggunaan pupuk bentuk cair dapat secara
cepat mengatasi defisiensi hara, dan mampu menyediakan hara secara
cepat (Lingga dan Marsono, 2007).
Salah satu bahan organik yang dapat digunakan sebagai bahan baku
pupuk organik cair adalah kotoran kambing dan kulit pisang kepok. Kotoran
kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi
tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap
dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan
tanaman. Feses kambing juga mengandung sedikit air sehingga mudah
terurai (Parnata, 2010).
Selain kotoran kambing, kulit pisang juga dapat dijadikan sebagai
bahan organik dalam pembuatan pupuk orgnaik cair. Pemanfaatan sampah
kulit pisang kepok sebagai pupuk organik cair dilatar belakangi oleh
banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi pisang kepok seperti diolah
menjadi pisang goreng, tetapi kulit pisang segar yang dihasilkan dibiarkan
begitu saja sehingg menjadi sampah dan menimbulkan pencemaran
lingkungan. Padahal kulit pisang memiliki potensi untuk dijadikan pupuk
organik cair, karena kandungan yang terdapat didalam kulit pisang kepok
yaitu nitrogen, protein, kalium, fosfor, magnesium, sodium dan sulfur
(Nasution, 2013).
Menurut Akbari (2013) nitrogen, fosfor, kalium adalah unsur makro
yang harus terkandung dalam pupuk organik dan kulit pisang memiliki
kandungan tersebut, sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai pupuk organik. Selain itu, pembuatan pupuk organik cair yang
menggunakan kulit pisang kepok ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah
kulit pisang menjadi suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat, serta
dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatakan pendapatan
masyarakat. Supaya pupuk organik dari kotoran kambing dan limbah kulit
pisang ini dapat mengandung unsur hara yang mudah diserap oleh akar
tanaman, maka perlu ditambahkan bioaktivator yang digunakan dalam
proses pembuatan pupuk organik dari kulit pisang. Salah satu bioaktivator
yang dapat digunakan adalah effective mikroorganisme (EM-4). Hal ini
dikarenakan EM-4 berisi mikroorganisme fermentasi dengan jumlah sangat
banyak yaitu sekitar 80 genus. Dari sekian banyak mikroorganisme, ada lima
golongan utama yang terkandung di dalam EM- -4, yaitu bakteri
fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomyces sp., ragi (yeast), Actinomycetes.
Bakteri tersebut dapat mempercepat pengomposan serta dapat diberikan
secara langsung untuk menambah unsur hara tanah dengan cara
disiramakan ke tanah, tanaman, atau disemprotkan ke daun tanaman
(Indriani, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalan
pada penulisan makalah ini adalah:
1. Apa itu pupuk kompos
2. Bagaimana prosesnya pembuatannya?
3. Apa saja kandungannya?
4. Bagaimana aplikasinya?

1.3 Tujuan

Dalam penyusunan makalah ini, tujuan yang hendak dicapai adalah:


1. Mengetahui apa itu pupuk kompos
2. Mengetahui prosesnya
3 Mengetahui kandungan unsur haranya.
4 Mampu mengaplikasi dalam kehidupan sederhana
BAB II
PEMAHASAN

2.1 Pengertian kompos

Kompos berasal dari sampah bahan organik, baik dari tanaman,


hewan, maupun Simbah organik yang selah mengalami dekomposisi atau
fermentasi. Kompos dan humus merupakan pupuk organik dia hasil
pelapukan jaringan atau tahan-bahan tanaman atau limbah organik.
Penampilan atau sifat fisik kompos dan humus tidak berbeda.
Perbedaannya hanya terletak proses terbentuknya. Kompos terbentuk
dengan adanya campurtangan manusia, sedangkan humus berbentuk
secara alami.
Proses pengomposan adalah suatu proses maurobiologi Bahan
organik drombak oleh aktivitas mikroorganisme sehingga dihasilkan energi
stan unaut karbon sebagai pembangun sel-sel tumbuh.
Secara garis besar keberhasilan pengomposan sangat ditentukan
oleh susunan bahan mentah, kondisi mikro (suhu, pH, kadar air atau
kelembaban, dan Einggi tumpukant, kandungan nitrogen, serta pengadukan
atau pembalikan Jumbukan.
Ada beberapa faktor yang mendorong diperlukannya kompos, antara
lain 1.kesulitan memperoleh pupuk kandang matang dalam jumlah besar,
2. adanya kendala dalam pemupukan hijau karena kertebatasan waktu dan
tanah untuk ditanami tanaman penghasil pupuk hijau,
3. penguraian bahan organik segar yang berlangsung dalam tanah dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman, serta pembakaran bahan organ Sidak
akan memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah dan dapat
mengakibatkan polusi udara.

2.2 Jenis -jenis kompos

Mengutip dari laman rimbakita.com, Pupuk kompos terbuat dari sampah


organik. Sampah organik memiliki berbagai jenis. Pembuatan pupuk
kompos dari sampah organik yang berbeda juga akan menghasilkan pupuk
kompos yang berbeda jenisnya, sehingga pupuk kompos memiliki
beberapa jenis, yaitu:

1. Pupuk Kompos Hijau

Jenis pupuk ini terbuat dari sampah organik hijau yang berupa sisa
rumput, sayuran, daun, buah-buahan, ampas kopi atau teh, sampah
dapur, dan kotoran hewan. Sampah yang diklasifikasikan sebagai sampah
organik hijau memiliki kandungan nitrogen yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk membentuk asam amino.

2. Pupuk Kompos Cokelat

Jenis pupuk ini terbuat dari sampah organik cokelat yang berupa jerami,
rumput kering, daun kering, kulit jagung, sisa serutan kayu, dan
sejenisnya. Sampah cokelat memiliki kandungan zat karbon yang dapat
berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme pengurai.

3. Kompos Bagase

Kompos bagase berasal dari ampas tebu, dari limbah padat industri gula.
Biasanya, limbah bagase terdapat dalam jumlah yang banyak dan
berpotensi untuk dikembangkan untuk membantu menyuburkan tanah.
Pembuatannya memakan waktu yang cukup lama dan perlakuan khusus
dengan menambahkan mikroorganisme selulotik karena nisma C.N bagase
terlalu tinggi, sekitar 220.
Biasanya, pupuk bagase digunakkan oleh petani perkebunan tebu untuk
tanaman tebu kembali.

4. Kompos Cacing

Kompos jenis ini berasal dari proses timbal balik cacing tanah dengan
mikroorganisme. Prosesnya dapat digambarkan dengan penguraian yang
dibantu oleh cacing tanah yang kemudian dilanjutkan oleh
mikroorganisme lain. Kompos cacing disebut juga dengan casting yang
mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman dan juga
mengandung 20 C/N untuk pemupukan tanah.
Kompos cacing adalah salah satu cara membuat kompos dengan cara
vermikompos. Vermikompos juga bisa dilakukan oleh belatung.

5. Kompos Cair

Kompos cari dibuat melalui pengomposan basah yang prosesnya melewati


tahap aerob dan anaerob. Pemberian takaran kompos cair harus benar-
benar tepat karena jika berlebihan akan mengakibatkan daun layu.
Kompos jenis ini dianggap lebih mudah diserap oleh akar tanaman dan
lebih efektif jika digunakan sebagai pupuk daun daripada akar, kecuali jika
pada sistem tanam hidroponik.
6. Kompos Aerob

Pembuatan kompos ini dilakukan melalui proses biokimia yang melibatkan


oksigen dengan bahan baku sisa tanaman atau kotoran hewan maupun
campuran keduanya. Untuk membuatnya diperlukan sekitar 40 sampai 50
hari yang dapat disesuaikan dari jenis dekomposernya maupun bahan
baku pupuk organik.

7. Kompos Bokashi

Terbuat dari bahan organik melalui proses fermentasi dengan teknologi


Effective Microorganisms 4 (EM4) yang mengandung mikroorganisme
seperti Actinomycetes, Lactobacillus sp., Khamir, dan Streptomyces. EM4
adalah campuran dari bakteri yang berbentuk cair.
Selain itu, EM4 dapat merangsang perkembangan mikroorganisme lain
untuk mengikat nitrogen, mikroorganisme yang merugikan tanaman, dan
pelarut fosfat.
Baca artikel detikjabar, "Jenis-jenis Pupuk Kompos, Manfaat dan Cara
Membuatnya" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-
6895557/jenis-jenis-pupuk-kompos-manfaat-dan-cara-membuatnya.

2.3 Pembuatan kompos

https://youtu.be/QDxOGRj5VMM?si=bhNySW_66Y1kFLrv

link yang diatas adalah contoh kompos organik padat dan cair yang
berasal dari sampah dapur seperti sayuran, buah-buahan yang
membusuk, sisa nasi, daun, dan sebagainya. Yang sifatnya tidak tahan
lama dan cepat membusuk. berikut tahapan cara pembuatan pupuk
kompos dari bahan bekas berikut ini:

1. Mengumpulkan Sampah

Cara pembuatan pupuk kompos dari sampah bekas yang pertama adalah
mengumpulkan sampah. Sampah yang Anda kumpulkan harus dipisah
antara yang organik maupun yang non organik. Sampah yang bisa
digunakan dan di daur ulang menjadi pupuk kompos adalah sampah yang
organik. Anda bisa mendapatkannya dari sisa sayur segar yang tidak
dimasak. Ketika Anda memasak sayur tentu ada bagian sayur yang tidak
Anda masak misalnya saja adalah pada batang akar sayuran dan daun
sayuran yang sudah tua.

2. Proses Pencacahan

Setelah Anda mengumpulkan semua sampah organik tersebut langkah


selanjutnya adalah melakukan pencacahan yang bertujuan agar sampah
organik tersebut menjadi lebih lembut. Buatlah sampah sayur organik
menjadi berukuran 1 sampai dengan 2 cm.

3. Proses Pendiaman

Agar bisa menjadi pupuk kompos, Anda harus mendiamkan sampah


organik yang sudah di cincang tersebut. Fungsi mendiamkan sampah
organik tersebut agar terjadi pembusukan. Mempercepat proses
pembusukan Anda bisa menggunakan larutan EM4 atau bisa juga
menunggu sampah tersebut membusuk sendiri namun prosesnya
lumayan lama.

4. Tutup Rapat

Mendiamkan sampah organik tersebut harus di tempat yang tertutup


rapat dan kedap udara. Udara bisa membuat proses pembusukan tidak
berjalan dengan sempurna. Akan lebih efektif jika Anda mendiamkan
sampah organik tersebut di ember yang memiliki tutup rapat. Ketika Anda
ingin menambahkan sampah harus ditambahkan larutan EM4 agar
pembusukan bisa lebih sempurna dan merata.

5. Tunggu Sampai 2 Minggu

Diamkan pupuk tersebut selama 2 minggu lamanya agar pembusukan


sempurna. Selama 2 minggu tersebut Anda harus mengaduk pupuk di
dalam ember selama 3 hari sekali. Jangan terlalu sering mengaduk dan
jangan terlalu jarang. Waktu maksimal untuk pengadukan adalah 3 hari
sekali. Selama 2 minggu tersebut akan dua jenis pupuk kompos yang
dihasilkan yaitu padat dan cair.

2.4 Cara penggunaan kompos

Agar berfungsi maksimal, Anda harus tahu bagaimana cara menggunakan


pupuk tersebut untuk penanaman tumbuhan. Khusus pupuk yang padat
harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara di angin-anginkan dan
yang cair bisa langsung diaplikasikan di media tanam dengan catatan
harus dicampurkan dengan air kapur sirih supaya tidak berbau,
perbandingannya adalah 1:5 begitu pula dengan yang pupuk padat. Dan
untuk kompos yang cair akan menjadi air lindi. Cairan lindi yang dihasilkan
dari pupuk kompos ini tidak bisa langsung diaplikasikan ke tanaman, akan
tetapi terlebih dahulu harus didiamkan beberapa minggu (lebih dari 3
minggu) sebelum bisa digunakan. Limbah cair sampah yang disebut air
lindi memiliki potensi sebagai pupuk organik cair yang dapat digunakan
untuk pupuk tanaman

2.5 Manfaat kompos

1. Meningkatkan kualitas tanah

Kompos mengembalikan bahan organik ke tanah dan meningkatkan


kesuburannya. Tanah yang subur dapat menahan air lebih baik dan
memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.

2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman

Kandungan nutrisi dalam kompos seperti nitrogen, fosfor, dan kalium


dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Tanaman yang
mendapatkan nutrisi yang cukup cenderung tumbuh lebih cepat dan lebih
sehat.

3. Melindungi tanaman dari penyakit, hama, dan gulma

Kompos menjadi lingkungan yang menguntungkan bagi mikroorganisme


yang dapat membantu melawan penyakit, hama, dan gulma. Tanaman
yang diberi nutrisi yang baik juga akan lebih tahan terhadap serangan
organisme berbahaya.

4. Mengurangi penggunaan pupuk kimia

Dengan menggunakan kompos, kebutuhan akan pupuk kimia dapat


berkurang. Nutrisi yang disediakan oleh kompos juga memenuhi
kebutuhan tanaman sehingga pupuk kimia tidak diperlukan secara
berlebihan. Hal ini kemudian dapat membantu mengurangi dampak
negatif pupuk kimia pada lingkungan.

5. Meningkatkan kualitas produk tanaman

Tanah yang diberikan pupuk kompos menghasilkan tanaman yang lebih


sehat dan berkualitas. Tanaman yang tumbuh dalam kondisi tanah yang
subur dan akan dikonsumsi cenderung memiliki hasil yang lebih baik dari
segi rasa, tekstur, maupun kualitas nutrisi.

6. Memperkuat akar tanaman

Kompos juga membantu menjaga kepadatan tanah yang ideal,


memberikan struktur yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman. Hal ini
memungkinkan akar untuk menembus tanah dengan lebih baik, menyerap
air dan nutrisi dengan lebih efisien, dan membuat tanaman menjadi lebih
kuat.

Segudang manfaat pupuk kompos ini bisa menjadi pilihan yang tepat dan
ramah lingkungan untuk memberikan hasil optimal bagi pertumbuhan
tanaman. Cara membuat pupuk kompos juga cukup mudah karena
menggunakan bahan organik.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Limbah rumah tangga merupakan salah satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk membuat kompos. Kompos adalah pupuk organik
yang memiliki banyak manfaat bagi tanaman dan tanah. Manfaat kompos
antara lain meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan kapasitas penyerapan air, dan meningkatkan kualitas hasil
panen.

3.2 SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, berikut adalah beberapa saran untuk


pembuatan kompos:
Gunakan bahan baku yang segar dan kering. Bahan baku yang segar akan
mengandung lebih banyak nutrisi. Bahan baku yang kering akan
mempercepat proses pengomposan. Campurkan bahan baku dengan
perbandingan yang tepat. Perbandingan bahan baku yang tepat akan
menghasilkan kompos yang berkualitas. Tambahkan aktivator
kompos. Aktivator kompos akan membantu mempercepat proses
pengomposan. Aduk bahan kompos secara rutin. Pengadukan bahan
kompos akan membantu proses pengomposan berlangsung lebih merata.
Sirami bahan kompos secara rutin. Penyiraman bahan kompos akan
membantu menjaga kelembapan bahan kompos
DAFTAR PUSTAKA

Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar


Swadaya

Ayub S Parnata.2010.Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk


Organik.Penerbit: PT Agro Media Pustaka.74-75

Nasution. (2013). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:


Bumi Aksara.

Ariani, Erna & Indriani. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan


Kontrasepsi di Puskesmas Pleret Bantul Tahun 2012.Skripsi.Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Aisiyah Yogyakarta.

https://bakrie.ac.id/articles/567-ini-dia-6-manfaat-pupuk-kompos-yuk-cari-tahu-
lebih-lanjut.html

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6895557/jenis-jenis-pupuk-kompos-
manfaat-dan-cara-membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai