PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebahagian besar petani Indonesia selalu menggunakan pupuk kimia
(anorganik) dalam melakukan pemupukan tanah, sedangkan penggunaan
pupuk kimia dengan melebihi ketentuan (over dosis) membuat tekstur dan
struktur tanah menjadi sulit diolah dan bersifat asam, kondisi ini akan
mengakibatkan mobilisasi unsure hara terganggu karena akan terikat.
Imbasnya suplai nitrogen ke tanaman semakin berkurang sehingga
produktivitas tanaman menjadi rendah, bahkan akhirnya petai akan
menambah dosis pupuk anorganik tanpa memikirkan kerusakan lingkungan.
Penggunaan pupuk kimia secara terus menerus dalam jangka waktu yang
lama tanpa dibarengi penambahan bahan organic akan menyebabkan
kandungan organic dalam tanah semakin berkurang dan bahkan hilang.
ii
Salah satu jenis pupuk organic diantaranya adalah bokashi. Bokashi adalah
kompos yang dihasilkan melalui fermentasi dengan pemberian Effective
Microorganism-4 (EM-4) yang merupakan salah satu activator untuk
mempercepat proses pembuatan kompos (Indriani, 2001). Banyak hasil-hasil
penelitian menunjukkan bahwa bokashi mempunyai kualitas yang lebih
baikdibandingkan dengan teknik pengomposan secara sederhana. Pemberian
bokashi yang difermentasikan dengan EM-4 merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi anah serta dapat menekan hama
dan penyakit serta meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman (Nasir,
2008).
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah selesai mengikuti mata diklat ini peserta pelatihan dapat
menjelaskan tentang bokashi dan tehnik pembuatan bokashi.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai mengikuti mata diklat ini peserta pelatihan dapat :
- Menjelaskan pengertian dan manfaat bokashi
- Menjelaskan teknik pembuatan bokashi
D. Pokok Bahasan/Ketrampilan
- Pengertian dan manfaat bokashi
- Proses terjadinya bokashi
- Alat dan bahan pembuatan bokashi
- Teknik pembuatan bokashi
ii
BAB II
PENGERTIAN DAN MANFAAT BOKASHI
A. Pengertian
Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau
peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano,
tepung tulang dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organic
yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun mengandung hampir
semua unsur (baik makro maupun mikro). Hanya saja, ketersediaan unsure
tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit. Pupuk organik diantaranya ditandai
dengan ciri-ciri :
- Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah
dihisap tanaman.
- Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah.
- Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidrat
arang (Murbandono, 2000).
ii
maupun anaerobic untuk mengomposkan bahwa organic yang biasanya berupa
campuran molasses, air, dan starter mikroorganisme dan sekam padi atau dedak
melalui fermentasi.
Hal lain yang merupakan pembeda antara pupuk bokashi dengan kompos adalah
pada penampakan warnanya, dimana kompos bokashi warnanya hamper sama
dengan sampah aslinya namun lebih pucat.
B. Manfaat Bokashi
Kompos bokashi ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto
(2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi
tanah menjadi lebih baik. Untuk mendapatkan kompos bokashi, caranya sangat
mudah tidak khwatir gagal dan tidak memerlukan biaya mahal. Berikut ini
beberapa manfaat bokashi bagi tanaman :
1. Menggemburkan tanah, sehingga mempermudah penggarapan berikutnya,
sekaligus mengembalikan struktur tanah yang sudah rusak atau tanah yang
sudah kritis.
2. Bisa menyerap dan menyimpan air pada waktu musim kurang air
3. Bisa menghasilkan produksi yang berkualitas baik, sehingga meningkatkan
nilai jual
4. Pengadaan bahan baku di lingkungan kita cukup mendukung, tinggal
pengolahan dan sebagainya.
ii
BAB II
PROSES TERJADINYA BOKASHI
Pada umumnya orang mengenal bokashi dengan istilah kompos, yang mana pada
dasarnya proses dan bahan serta alat yang digunakan pun adalah sama dengan
kompos. Kompos dapat dibuat dengan berbagai macam cara dan komposisi, tetapi
yang perlu diutamakan adalah kemudahan dalam pembuatannya menyesuaikan
dengan kondisi dan ketersediaan bahan dilokasi setempat. Bahan organik,
mikroba tertentu serta keseimbangan yang tepat antara carbon, nitrogen, air dan
oksigen dalam proses pengomposan akan menghasilkan produk kompos yang
bermutu baik dalam waktu singkat. Dikarenakan mikroba (bakteri, jamur) yang
diperlukan pada proses pengomposan ini membutuhkan carbon untuk sumber
energi dan juga membutuhkan nitrogen sebagai elemen dasar atau bahan mentah
protein untuk membangun tubuhnya, sangatlah penting untuk menjaga kedua
unsur ini dalam perbandingan atau rasio yang tepat. Bila terlalu banyak carbon
maka proses dekomposisi akan berjalan lambat, sedangkan bila terlalu banyak
nitrogen maka dihasilkan gas amonia yang mengeluarkan bau tidak sedap,
gunakan jumlah berat yang sama untuk bahan yang dominan mengandung unsur
nitrogen dan bahan yang dominan mengandung unsur carbon sebagai bahan
kompos untuk mendapatkan perbandingan yang tepat. Tumpukan kompos yang
besar akan mengisolasi sendiri dan menahan panas dari aktivitas miroba,
tengahnya akan lebih hangat dibanding luarnya. Tumpukan yang kurang dari 1 m3
akan mengalami masalah dalam menahan panas ini sedangkan tumpukan yang
lebih dari 3,5 m3 akan mengalami kekurangan pasokan udara ke tengah tumpukan
yang diperlukan mikroba disana. Sebaiknya tumpukan bahan kompos dibuat
meninggi bukan melebar. Pada proses pengomposan yang lebih cepat akan terjadi
tumpukan bahan organik yang lebih panas. Bila tumpukan terdeteksi lambat panas
maka yang terjadi adalah terlalu sedikit nitrogen sehingga perlu penambahan
bahan yang kaya dengan kandungan nitrogen.Sedangkan bila terdeteksi bau tidak
sedap seperti amoniak, maka yang terjadi adalah terlalu banyak nitrogen dan perlu
dilakukan penambahan bahan yang kaya dengan kandungan carbon. Secara umum
ii
bahan organik untuk pembuatan kompos yang berasal dari kayu kandungan
carbon nya tinggi. Daun kering, jerami, sisa panen jagung, serbuk gergaji juga
merupakan sumber yang baik untuk carbon yang bisa juga disebut sebagai
‘coklatan’. Potongan rumput (lebih hijau lebih baik) adalah sumber yang baik
untuk nitrogen. Sumber nitrogen lainnya adalah daun-daunan segar, sampah dapur
dan kotoran hewan (sapi, kambing, kelinci, unggas) yang bisa juga disebutsebagai
‘hijauan’. Bila menggunakan sampah dapur harus dihindari lemak, minyak,
daging dantulang supaya tidak menarik hama seperti kecoa dan tikus. Mencacah
bahan-bahan ini sebelum dikomposkan akan meningkatkan luas permukaan dan
menjadikan proses pengomposan lebih mudah bagi mikroba sehingga akan
mempercepat penguraian bahan organik. Pengecilan ukuran iniseperti halnya
sebuah balok es yang akan meleleh dengan lambat bila ukurannya besar tetapi
akanmeleleh dengan sangat cepat bila sebelumnya dipecah menjadi ukuran-
ukuran yang lebih kecil.
ii
BAB III
ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN BOKASHI
ii
BAB IV
TEHNIK PEMBUATAN BOKASHI
ii
pembalikan sebaiknya dilakukan lagi penyemprotan MOL/effective micro-
organism untuk mempercepat proses pengomposan. Proses pengomposan yang
berjalan dengan baik ditandai dengan tingginya suhu di tengah tumpukan yang
mencapai sekitar 60° C, tidak berbau dan lembab yaitu bila dikepal dengan tangan
maka bahan organik itu tidak mengucurkan air tetapi hanya terasa basah di
tangan. Pematangan kompos dapat dicapai sekitar 3 pekan dan ditunjukkan
dengan warnanya yang coklat kehitaman, tidak berbau, sudah tidak panas lagi,
volumenya susut secara drastis dan gembur. Kompos dapat diperkaya dengan
penambahan mikroba seperti Trichoderma sp., Azotobacter sp. atau mikroba
lainnya sehingga meningkatkan kualitas kompos.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Setyorini, D., Saraswati, R., Anwar, Ea Kosman. 2006. Kompos, dalam Pupuk
Organik dan Hayati. BBSDLP-Badan Litbang Pertanian, hal 11-40.
ii
Lampiran . Contoh-contoh Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi
Cara pembuatannya
1. Bahan-bahan seperti pupuk kandang, limbah baglog, dedak dicampur merata
2. Kemudian kita buat laruttan EM4, molases/gula dan air 1 liter
3. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga
berbentuk adonan
4. Adonan tersebut jika dikepal dengan tangan maka tidak ada air yang keluar dari
adonan
5. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah undukan setinggi ± 15-20 cm lalu
ditutup dengan terpal ± 3-4 hari
6. Selama dalam proses suhu diperkirakan 40°-50° C jika melebihi di atas 50° C
maka terpal penutup dibuka dan vahan dibolak balik kemudian gundukan
ditutup kembali
ii
Cara pembuatannya
1. Bahan-bahan seperti kotoran ternak sapi, tanah, dedak, abu serbuk gergaji
dicampur merata
2. Kemudian kita buat laruttan EM4, molases/gula dan air dicampur secara merata
3. Selanjutnya bahan dibuat tumpukan berbentuk adonan dan disiram larutan EM4
yang telah dicaampurkan sebelumnya.
4. Adonan tersebut jika dikepal dengan tangan maka tidak ada air yang keluar dari
adonan
5. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah undukan setinggi ± 15-20 cm lalu
ditutup dengan terpal ± 3-4 hari
6. Setelah itu terpal penutup dibuka, dan vahan dibolak balik kemudian tumpukan
ditutup kembali setelah 7-10 hari pupuk bokashi sudah bisa dipergunakan
Cara pembuatannya
1. Aduk limbah serbuk gergaji, kotoran sapi dan dedak secara merata
2. Campurkan larutan gula dan EM4 diletakkan di ember yang berisi air ± 5 liter
3.Tumpukan adonan limbah setebal ± 15-20 ccm lalu tutup pakai terpal
4. Periksa adonan setiap 6 jam sekali
5. Apabila suhu terlalu panas melebihi50° C dibuka penutup adonan
6. Setelah 4 hari penutup dapat dibuka
ii
Diklat
Teknik Pembuatan Kompos
Dan Bokashi
Bahan Ajar
Teknik Pembuatan Bokashi
Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah membimbing kami sehingga
penyusunan bahan ajar Tehnik Pembuatan Bokashi pada Diklat Teknik
Pembuatan Kompos dan Bokashi Tahun 2016 ini dapat kami selesaikan.
Bahan ajar ini dibuat sebagai bahan refrensi bagi peserta dan pengajar
sendiri untuk memudahkan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
motivasi dan semangat belajar peserta.
Terima kasih kami sampaikan kepada rekan-rekan Widyaiswara di Balai
Diklat Kehutanan Pematangsiantar yang telah banyak membantu dalam
penyusunan bahan ajar ini.
Kritik dan saran sangat kami perlukan guna penyempurnaan dikemudian
hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ii