Anda di halaman 1dari 18

PRAKTEK PATROLI PENGENDALIAN

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

DIKKLAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN


BERBASIS MASYARAKAT

BALAI DIKLAT KEHUTANAN PEMATANGSIANTAR


2014
Dasar Teori
A. PERLINDUNGAN HUTAN
1. Perlindungan terhadap kawasan hutan
 Penggunaan kawasan hutan harus sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya.
 Penggunaan kawasan hutan yang menyimpang harus
mendapat persetujuan Menteri.
 Dalam rangka memperoleh kepastian hukum di lapangan
maka setiap areal yang telah ditunjuk sebagai kawasan hutan
dilakukan penataan batas.

2. Perlindungan terhadap tanah hutan


 Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang bertujuan untuk
mengambil bahan-bahan galian yang dilakukan di dalam
kawasan hutan atau hutan cadangan, diberikan oleh instansi
yang berwenang setelah mendapat persetujuan Menteri.
3. Perlindungan terhadap kerusakan hutan
 Setiap orang dilarang melakukan penebangan pohon-pohon dalam
hutan tanpa izin dari pejabat yang berwenang dan selain dari
petugas-petugas kehutanan atau orang-orang yang karena
tugasnya atau kepentingannya dibenarkan berada di dalam
kawasan hutan, siapapun dilarang membawa alat-alat yang lazim
digunakan untuk memotong, menebang, danmembelah pohon di
dalam kawasan hutan.
4. Perlindungan terhadap hasil hutan
 Untuk melindungi hak-hak Negara yang berkenaan dengan hasil
hutan, maka terhadap semua hasil hutan harus diadakan
pengukuran dan pengujian. Hasil pengukuran dan pengujian
terhadap hasil hutan adalah merupakan dasar perhitungan
penetapan besarnya pungutan Negara yang dikenakan
terhadapnya.
B. PENGAMANAN HUTAN
1. Pengamanan Pre-emtif merupakan salah satu bentuk perlindungan dan
pengamanan hutan, baik secara fungsional maupun gabungan, yang
dilaksanakan melalui pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat
yang berada disekitar kawasan hutan dalam rangka meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya fungsi kawasan hutan
terutama kawasan hutan konservasi bagi kehidupan manusia dan bagi
pembangunan nasional/daerah, serta dalam rangka meningkatkan
kesadaran hukum untuk tidak ikut terlibat dalam pelanggaran/kejahatan
di bidang kehutanan

2. Pengamanan Preventif merupakan salah satu bentuk perlindungan dan


pengamanan hutan, baik secara fungsional maupun gabungan, yang
bersifat pencegahan, dalam rangka mencegah masyarakat yang berada
disekitar kawasan hutan (pengguna kawasan) melakukan
pelanggaran/kejahatan di bidang kehutanan.
1. Pengamanan Refresif merupakan bentuk perlindungan dan pengamanan
hutan, baik secara fungsional maupun gabungan, dalam rangka
penanggulangan atau tindakan hukum atau yustisia terhadap pelaku
pencurian kayu/penebangan liar dan perambahan hutan, yang dilakukan
dengan cara dan sistem yang bersifat strategis dan simultan.
Pengamanan represif dilakukan melalui

2. Pengamanan Partisipatif/Swakarsa merupakan perlindungan dan


pengamanan hutan yang dilakukan oleh unsur masyarakat yang
merupakan bentuk kearifan lokal dalam rangka upaya pelestarian sumber
daya alam disekitarnya. Pengamanan partisipatif ini harus mendapat
pembinaan dari Unit Pengelolaan Hutan, melalui kerjasama dengan
instansi terkait di daerah dan masyarakat setempat sehingga
pelaksanaannya tetap berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
nilai kearifan lokal setempat yang telah ada.
Dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk tentunya akan
semakin banyak pemanfaatan
sumber daya hutan dan hasil
hutan untuk keperluan hidup
manusia, tentunya hal ini juga
akan berpengaruh terhadap
gangguan hutan dari berbagai
sebab yang mengakibatkan
kondisi hutan semakin
memprihatinkan.
A. Bentuk Gangguan

Bentuk-bentuk gangguan hutan dan hasil hutan yang sering


muncul, meliputi :

1) Pendudukan atau perambahan hutan;


2) Perladangan berpindah;
3) Pencurian kayu atau penebangan liar;
4) Pengrusakan habitat, akibat :
 Over Populasi,
 Penggembalaan ternak,
 Penambangan illegal,
 Pengambilan terumbu karang
 Pengeboman dan peracunan ikan, atau
 Pencemaran lingkungan;
LANJUTAN...

5) Perburuan liar;
6) Penangkapan satwa liar yang tidak dilindungi melebihi quota;
7) Perdagangan, peredaran dan pengolahan hasil hutan (tumbuhan
dan satwa liar) yang tidak dilindungi secara illegal;
8) Penyelundupan hasil hutan (tumbuhan dan satwa liar) yang
dilindungi;
9) Kebakaran hutan;
10) Wabah hama dan penyakit.
B. Dampak dan Modus Gangguan Keamanan Hutan
(Illegal Logging dan Illegal Trading)
 Illegal logging merupakan gangguan keamanan hutan yang banyak menimbulkan
kerugian negara, dampak yang ditimbulkannya bukan hanya berupa kehilangan aset
pemasukan bagi negara, berupa devisa pajak akan tetapi lebih luas lagi berupa
dampak sosial ekonomi dan ekologi yang menimbulkan degradasi lingkungan.
 Dampak dari illegal logging ini sangat luas dari sisi ekonomi dampak illegal logging ini
menimbulkan :
(1)Penerimaan negara (DR/PSDH) hilang;
(2)Harga kayu rendah dibawah harga pasar, karena pasar tidak terkendali;
(3)Kesejahteraan masyarakat semu, pendapatan yang diterima hanya untuk
pemenuhan kebutuhan sesaat, hancurnya hutan disekitar areal kehidupan mereka
akan menimbulkan berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan
wabah hama penyakit. Yang pada akhirnya akan lebih menyulitkan kehidupan
masyarakat;
(4)Hancurnya industri dalam negeri, karena bahan baku illegal banyak dijual keluar
negeri yang memiliki efisiensi industri lebih tinggi dan kualitas hasil yang lebih baik,
sehingga di pasar perdagangan kayu hasil industri dalam negeri kurang diminati.
Sedangkan negara penampung kayu illegal mendapatkan bahan baku yang murah
(hasil illegal logging) serta menjual produk mereka dengan menggunakan harga
pasar yang berlaku.
 Dampak terhadap ekologi :
(1) deforestasi dan peningkatan lahan kritis, akibat penebangan liar yang kurang
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan;
(2) kualitas ekosistem dan biodiversity menurun;
(3) rawan terhadap kebakaran, banjir, longsor dan kekeringan.

 Dampak terhadap sosial budaya :


(1) Pergeseran nilai sosial dan budaya masyarakat (pola hidup konsumtif, skeptis, serakah
dan tidak peduli hukum),
(2) hilangnya kearifan sosial masyarakat terhadap lingkungan sekitar;
(3) kesenjangan sosial ditengah masyarakat;
(4) hilangnya cinta alam dan sadar lingkungan.

 Dampak terhadap politik keamanan negara :


(1) ancaman terhadap keutuhan NKRI,
(2) gangguan terhadap keamanan nasional,
(3) hambatan penegakan hukum, sehingga tidak berjalan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku,
(4) menurunnya wibawa pemerintah;
(5) tekanan dunia internasional.
Berbagai hal yang menimbulkan terjadinya illegal logging :
• Adanya kesenjangan antara permintaan (demand) terhadap penyediaan
hasil hutan kayu (supply) yang dihasilkan dari industri leggal. Tingginya
permintaan pasar hasil hutan kayu ini bukan berasal dari kebutuhan dalam
negeri tetapi lebih kepada permintaan luar negeri untuk memenuhi
kebutuhan industri perkayuan. Sehingga illegal trade banyak terjadi dalam
bentuk penyelundupan hasil hutan kayu dalam bentuk log maupun
gergajian.
• Lemahnya penegakan supremasi hukum, tindakan hukum yang dilakukan
terhadap pelaku illegal logging masih sangat sulit ditegakkan khususnya
kepada para pemilik modal (cukong kayu), karena panjangnya jalur
distribusi perdagangan.
• Banyaknya industri pengolahan kayu tanpa ijin (illegal) menyebabkan
kebutuhan terhadap bahan baku terus tinggi, untuk menjaga
keberlangsungan industrinya.
Lanjutan.....

• Tersedianya pasar gelap, yang memperdagangkan hasil hutan


kayu secara illegal sangat banyak mengingat tingginya
perbedaan harga yang terjadi dalam perdagangan kayu
leggal.

• Kemiskinan masyarakat di sekitar kawasan hutan


dimanfaatkan oleh para pemilik modal yang bergerak di sektor
kayu illegal untuk memanfaatkannya. Dengan bayaran yang
murah mereka mau melakukan kegiatan penebangan liar
untuk keberlangsungan hidup.
PROSEDUR PELAKSANAAN :

 Peserta diklat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok @ 10


orang/ kelompok;
 Setiap kelompok menyusun kuesioner/daftar isian/ daftar
pertanyaan menyangkut hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan
(kebakaran hutan) .
 Setiap kelompok melakukan kegiatan diskusi/tanya
jawab dengan masyarakat/kelompok sasaran dan pihak
pengelola kawasan yang ada di lokasi praktek seputar
hal kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan
(kebakaran hutan dan lahan).
 Setiap kelompok mempresentasikan dan mendiskusikan
hasil kegiatan yang telah dilakukan di dalam kelas.
Format Laporan Hasil Kegiatan Praktek:

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan

II. HASIL KEGIATAN PRAKTEK


Lokasi
Waktu/ Tempat
Hasil

III. Kesimpulan & Saran


DAFTAR ISIAN/PERTANYAAN
PRAKTEK TEKNIK PENGAMANAN KAWASAN HUTAN

No Daftar Isian/ Pertanyaan


1. Nama Kawasan :
2. Lokasi , luas (karakteristik kawasan):

3. Sejarah Kawasan:

4. Fungsi kawasan ? Ciri/kekhasan Kawasan?, Apa Tujuan penetapannya?


No Daftar Isian/ Pertanyaan
5. Apa kegiatan pokok di dalam kawasan?
1.
2.
3.
dst...
6. Bagaimana rencana pengelolaannya?

7. Apa saja bentuk Pembinaan yang telah dilakukan dan diterima oleh masyarakat
setempat? (Penyuluhan, Diklat, Sosialisasi, dll

8. Bagaimana koordinasi/kerjasama dengan pihak/ instansi lain?


No Daftar Isian/ Pertanyaan
9. Hambatan-Hambatan/permasalahan apa yang dihadapi pengelola kawasan?
(antar sesama anggota masyarakat/ dengan pemerintah setempat, dll)

10. Dukungan apa yang diterima baik dari masyarakat maupun pemerintah?

11. Informasi lain yang perlu digali (terutama mengenai pengendalian kebakaran
hutan dan lahan) :
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai