Anda di halaman 1dari 12

BAHAN AJAR

PEMBUATAN BOKASHI
DIKLAT TEKNIK PEMBUATAN BOKASHI

Oleh:
Tim Widyaiswara Balai Diklat LHK Kadipaten

BALAI DIKLAT LHK KADIPATEN


MARET 2017
1

PEMBUATAN KOMPOS
Pembuatan Kompos Skala Rumah Tangga

A. Bagaimana Kompos Terjadi


Sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis
mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses peruraian ini
memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban. Semakin cocok
kondisinya, semakin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi.
Apabila sampah organik ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos.
Dalam proses pengomposan akan timbul panas karena aktivitas mikroba. Ini tanda
mikroba mengunyah bahan organik dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal
untuk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45 - 65°C. Jika terlalu panas harus
dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.

B. Peralatan
Di dalam rumah (ruang keluarga, kamar makan) dan di depan dapur disediakan 2
tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organik dan sampah non-organik.
Diperlukan bak plastik atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya
diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban
bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Dasar bak
pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes
ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.

C. Cara Pengomposan
Tahapan pembuatan kompos yaitu sebagai berikut:
- Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat. Pembuatan Kompos dan Bokashi
- Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur.
Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah
sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak (ayam atau sapi) dapat pula
dicampurkan .
- Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah
sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
- Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah.
Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos,
sehingga suhu menjadi sekitar 40°C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali
normal, kompos sudah jadi.
2

- Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa
dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.

Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan


suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang
optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organik), kelembaban (30-
50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernafas.
Sampah organik sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat
pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism
(EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.

Pembuatan Kompos dan Bokashi


3

PEMBUATAN BOKASHI

A. Pengertian Bokashi
Bokashi berasal dari kata dalam bahasa Jepang yang berarti “bahan organik
yang telah difermentasikan”. Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik
seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan, daun-daunan, limbah rumah
tangga atau makanan, limbah pengolahan atau pabrik bahan makanan, limbah kota,
limbah pasar serta limbah lainnya yang tersedia atau mudah diperoleh dan lain-lain.
Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang
mempercepat proses fermentasi. Fermentasi yaitu proses penguraian atau perombakan
bahan organik yang dilakukan dalam kondisi atau lingkungan oleh mikroorganisme
fermentasi.
Berdasarkan beragamnya bahan pembuatnya, maka nama bokashi yang
dihasilkan juga bermacam-macam seperti bokashi jerami, bokashi pupuk kandang,
bokashi pupuk kandang dan arang, bokashi pupuk kandang dan tanah, bokashi seresah,
bokashi expres dan lain-lain. Bahan organik yang masih hijau akan menghasilkan
bokashi yang kaya senyawa organik karena bahan tersebut kaya asam amino dan asam
organik yang bermanfaat untuk pertumbuhan bakteri effective microorganism (EM).
Semakin beragam bahan organik yang digunakan, semakin beragam pula senyawa
organik yang terkandung di dalam bahan tersebut. Dengan demikian diharapkan lebih
banyak mikroorganisme menguntungkan yang hidup dan berkembang di dalam bahan
bokashi, sehingga mutu bokashi yang terbuat dari bahan yang beragam lebih baik
daripada bokashi yang terbuat dari bahan tunggal.
Di Jepang, bokashi telah digunakan sejak tahun 80-an. Banyak petani di negeri

Pembuatan Kompos dan Bokashi


sakura memilih bokashi untuk lahan pertaniannya dikarenakan bokashi dapat
memperbaiki struktur tanah yang sebagian besar telah menjadi keras akibat
penggunaan pupuk kimia terus-menerus. Selain itu, bokashi juga terbukti meningkatkan
kesuburan serta produktivitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan setelah
bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam
bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, tetapi lengkap
unsur makro dan mikronya.
Bokashi berbeda dengan kompos. Bokashi merupakan proses penguraian
melalui fermentasi, sedangkan kompos merupakan proses penguraian dari
pembusukan. Bokashi dapat digunakan sebagai pupuk setelah proses fermentasi (7
hari), sedangkan kompos dapat digunakan sebagai pupuk setelah proses pembusukan
(2-3) bulan. Bokashi banyak mengandung senyawa organik, asam amino, protein, gula,
4

alkohol dan mikroorganisme fermentasi serta sintetik. Kompos merupakan ampas (sisa)
dari proses pembusukan yang kurang mengandung senyawa organik, asam amino,
protein, gula, alkohol dan lebih sedikit mengandung mikroorganisme fermentasi dan
sintetik.

B. Manfaat Bokashi
Manfaat bokashi yaitu langsung bisa digunakan sebagai pupuk organik, tidak
panas, tidak berbau busuk, tidak mengundang hama penyakit dan tidak membahayakan
pertumbuhan atau produksi tanaman. Bokashi dapat menyuburkan tanah karena dengan
bantuan EM yang hidup di dalam bokashi, secara fisik dapat menggemburkan tanah,
sehingga lapisan olah dapat menjadi lebih dalam dan ruang gerak akar menjadi
bertambah luas. Secara kimia EM dapat membawa pH tanah ke arah netral, sehingga
ketersediaan unsur hara menjadi semakin mudah bagi perakaran tanaman. Dari segi
biologi EM dapat meningkatkan populasi mikroorganisme fermentasi dan sintetik,
sehingga pertumbuhan penyakit dan serangga hama dapat ditekan. Secara umum,
manfaat pupuk bokashi yaitu:
1. Mudah dan cepat diserap akar tanaman
2. Meningkatkan kegemburan, agregasi, aerasi, dan kandungan humus tanah
3. Menambah keragaman, populasi dan memacu aktivitas mikroorganisme yang
menguntungkan tanaman
4. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik
6. Meningkatkan kualitas dan produksi tanaman

Adapun beberapa keunggulan dari bokashi yaitu :


1. Kandungan unsur haranya sangat tinggi, mengandung unsur hara makro dan mikro Pembuatan Kompos dan Bokashi
2. Kandungan mikroorganisme yang menguntungkan (Effective Microorganisms)
3. Penyerapan oleh tanaman lebih cepat, karena pupuk dibuat melalui proses
fermentasi.
4. Proses pembuatannya relatif cepat, waktu yang dibutuhkan kira-kira 4-7 hari

C. Pembuatan Bokashi
Faktor penting dalam proses pembuatan bokashi adalah keberadaan dan
aktivitas mikroorganisme sebagai pelaku utama pembuatan bokashi. Mikroorganisme
akan bekerja dengan baik bila kondisinya sesuai. Proses pembuatan yang perlu
diperhatikan antara lain:
5

1. Jenis, jumlah dan kualitas mikroorganisme


Biasanya dalam proses ini bekerja bakteri, fungi, ragi dan Actinomycetes. Semakin
bertambahnya jenis atau jumlah mikroorganisme, diharapkan proses fermentasi
semakin cepat dan kualitas bokashi yang dihasilkan semakin bagus.
2. Kelembaban dan aerasi
Kelembaban yang diharapkan adalah 30-40%. Kondisi tersebut perlu dijaga agar
mikroorganisme bekerja secara optimal. Kelembaban yang terlalu rendah atau tinggi
dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang atau mati. Adapun
kebutuhan aerasi dapat dilakukan secara anaerob atau semi anaerob. Sebaiknya
tumpukan adonan/bahan dibalik jika kelembaban tinggi, selain itu dapat juga
dilakukan dengan cara force aeration (menghembuskan udara dengan kompressor)
atau dengan efek cerobong (memasukkan udara melalui cerobong), tetapi
pemberian aerasi yang terbaik adalah dengan cara pembalikkan bahan. Perlakuan
ini sekaligus untuk homogenitas bahan.
3. Temperatur
Temperatur optimal sekitar 30-50°C (hangat). Bila temperatur terlalu tinggi
mikroorganisme kurang efektif bekerjanya. Bila temperatur terlalu rendah, maka
mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam keadaan dorman. Jika temperatur
terlalu tinggi dapat dilakukan pembalikan bahan. Proses pembuatan bokashi
sebaiknya di tempat yang teduh, terlindung dari sengatan sinar matahari dan hujan
secara langsung.
4. pH (keasaman). pH rendah (sekitar 3-4).
5. Kadar garam dan kandungan gula tinggi
6. Antioksidan

Macam-macam nama bokashi tergantung dari bahan utama pembuatnya. Pembuatan Kompos dan Bokashi
Semakin beragam bahan yang digunakan maka semakin beragam pula kandungan
unsur hara dan mikroorganisme yang dikandungnya. Berikut skema pembuatan 1 ton
Bokashi:
6

Bahan Pupuk Dedak/ EM-4 MOLASE AIR


Organik Kandang Bekatul 1 liter 1 liter
80 % 10 % 10 %

ADONAN
Dengan
BAHAN BAKU Kadar Air LARUTAN
30-50%

PROSES FERMENTASI
0
4-7 hari, Suhu < 50 C

BOKASHI

Gambar Skema Pembuatan Bokashi

Bahan organik yang digunakan merupakan bahan utama yang biasanya akan
menjadi nama bokashi yang dihasilkan. Bahan organik yang digunakan bisa jenis apa
saja yang bisa difermentasi, seperti seresah, jerami dan lain-lain.
Bahan campuran yang dibutuhkan dalam pembuatan bokashi di antaranya pupuk
kandang. Pupuk kandang dapat juga digunakan sebagai bahan utama dalam membuat
bokashi. Sebagai campuran, pupuk kandang dapat diganti atau dicampur dengan
sekam/ arang sekam/ serbuk kayu. Bahan-bahan campuran ini dibutuhkan untuk Pembuatan Kompos dan Bokashi
meningkatkan kandungan senyawa organik bokashi yang akan dihasilkan.
Bahan campuran lain yang digunakan yaitu dedak. Dedak merupakan bahan
utama yang mutlak diperlukan dan dedak padi sangat dianjurkan sebagai bahan penting
untuk bokashi karena mengandung gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme.
Sebagai sumber energi atau makanan bagi bakteri, pada tahap awal sebelum
proses fermentasi diperlukan molase (tetes tebu). Bila molase tidak ada, dapat diganti
dengan gula merah atau gula putih. Dari ketiga bahan tersebut, molase lebih baik dari
gula merah dan gula merah lebih baik dari gula putih. Hal ini disebabkan kandungan
asam amino dalam molase lebih baik dari gula merah, kandungan asam amino dalam
gula merah lebih baik dibandingkan gula putih.
7

Berikut beberapa cara pembuatan bokashi:


1. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
Bahan-bahan : (untuk pembuatan 1 ton EM-Bokashi)
a. Pupuk kandang : 500 kg
b. Dedak : 100 kg
c. Sekam/arang sekam/serbuk kayu : 400 kg
d. EM :1L
e. Molase/gula :1L
f. Air : 100 L

Cara Pembuatan
Cara 1:
a. Larutkan EM dan gula ke dalam air
b. Campur pupuk kandang, dedak dan sekam secara merata
c. Siramkan larutan a secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata
sampai kandungan air adonan mencapai 50%. Bila adonan dikepal tangan, air
tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah
(megar).
d. Hamparkan adonan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15-20
cm, kemudian tutup dengan karung berpori (karung goni) dan diamkan selama 4-
7 hari.
e. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik, perhatikan suhu tidak
melebihi 50°C selama proses fermentasi. Untuk itu aduk-aduklah bilamana suhu
mendekati 50°C, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak
karena terjadi proses pembusukan.
f. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai Pembuatan Kompos dan Bokashi
pupuk organik.

Cara 2:
Setelah melakukan urutan a, b dan c maka langkah selanjutnya adalah memasukkan
adonan yang telah dibasahi dengan kebasahan 50% tadi dimasukkan ke dalam
karung goni atau karung plastik. Tidak perlu di bolak-balik lagi. Pada hari ke-8,
adonan tadi sudah selesai mengalami proses fermentasi dan sudah menjadi pupuk
bokashi serta siap untuk dipakai/ ditebar.
8

2. Pembuatan Bokashi Seresah


Bahan-bahan : (untuk pembuatan 1 ton EM-Bokashi Seresah)
a. Seresah : 500 kg
b. Dedak : 100 kg
c. Sekam/arang sekam/serbuk kayu : 400 kg
d. EM :1L
e. Molase/gula :1L
f. Air : 100 L

Cara Pembuatan
Cara 1:
a. Larutkan EM dan gula ke dalam air
b. Cacah seresah dengan ukuran 5 – 10 cm
c. Campur seresah, dedak dan sekam secara merata
d. Siramkan larutan a secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata
sampai kandungan air campuran bahan mencapai 50%. Bila campuran bahan
dikepal tangan, air tidak menetes.
e. Hamparkan adonan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15-20
cm, kemudian tutup dengan karung berpori (karung goni) dan diamkan selama 4-
7 hari
f. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik, perhatikan suhu tidak
melebihi 50°C selama proses fermentasi. Untuk itu aduk-aduklah bilamana suhu
mendekati 50°C, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak
karena terjadi proses pembusukan.
g. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai
pupuk organik. Pembuatan Kompos dan Bokashi

Cara 2:
Setelah melakukan urutan a, b dan c maka langkah selanjutnya adalah memasukkan
adonan yang telah dibasahi dengan kebasahan 50% tadi dimasukkan ke dalam
karung goni atau karung plastik. Tidak perlu di bolak-balik lagi. Pada hari ke-8,
adonan tadi sudah selesai mengalami proses fermentasi dan sudah menjadi pupuk
bokashi serta siap untuk dipakai/ ditebar.
9

3. Pembuatan Bokashi Cair


Bahan-bahan: (untuk 200 liter EM-Bokashi cair)
a. EM :1L
b. Molase/gula :1L
c. Pupuk kandang (ayam/domba) : 30 kg
d. Air tanah/sumur
e. Drum/ ember plastik (kapasitas 200 L)

Cara pembuatan:
a. Isi ½ drum dengan air tanah/ sumur
b. Pada tempat yang terpisah, larutkan molase 1 L ke dalam 1 L air tanah/ sumur
c. Masukkan molase/gula yang telah dilarutkan dan EM ke dalam drum dan aduk
perlahan sampai merata
d. Masukkan pupuk kandang dan aduk perlahan agar larutan terserap oleh pupuk
kandang
e. Tambahkan air tanah/sumur sampai isi drum penuh, aduk perlahan lalu tutup
drum tersebut rapat-rapat
f. Lakukan pengadukan secara perlahan-lahan setiap pagi selama 4 hari (cukup 5x
putaran pengadukan setiap harinya), setelah diaduk biarkan air larutan bergerak
tenang lalu drum segera ditutup kembali
g. Setelah 4 hari, EM-Bokashi Cair siap digunakan

Cara penggunaan:
a. Untuk 1 L EM-Bokashi Cair dicampur dengan 5-10 L air tanah/sumur
b. Dosis penggunaan EM-Bokashi Cair setelah diencerkan:
- Tanaman sayuran : 250 ml/ tanaman setiap 1 minggu sekali Pembuatan Kompos dan Bokashi
- Tanaman buah : 5 – 10 L/tanaman setiap 1 minggu sekali
10

4. Pembuatan Bokashi Expres


Bahan-bahan:
a. Jerami kering/ daun kering/ sekam/ serbuk gergaji/ bahan apa saja yang dapat
difermentasi : 200 kg
b. Bokashi yang sudah jadi : 75 kg (30%)
c. Dedak : 25 kg
d. EM 4 : 200 ml
e. Molase/ gula pasir (merah) : 200 ml
f. Air : 20 L

Cara pembuatan:
Cara 1:
a. Larutkan EM 4 dan gula ke dalam air
b. Bahan yang akan difermentasi (jerami/daun dll) dicampur dengan bokashi yang
suda jadi (30% dari volume bokashi yang akan dibuat) dan dedak padi secara
merata
c. Siramkan larutan a secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata
sampai kandungan air adonan mencapai 50%. Bila adonan dikepal tangan, air
tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah
(megar).
d. Hamparkan adonan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15-20
cm, kemudian tutup dengan karung berpori (karung goni) dan diamkan selama
24 jam
e. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik, perhatikan suhu tidak
melebihi 50°C selama proses fermentasi. Untuk itu aduk-aduklah bilamana suhu
mendekati 50°C, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak Pembuatan Kompos dan Bokashi
karena terjadi proses pembusukan.
f. Setelah 24 jam bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai
pupuk organik.

Cara 2:
Setelah melakukan urutan a, b dan c maka langkah selanjutnya adalah memasukkan
adonan yang telah dibasahi dengan kebasahan 50% tadi ke dalam karung goni atau
karung plastik untuk difermentasi selama 24 jam. Setelah 24 jam proses fermentasi
selesai dan pupuk siap dipakai.
11

5. Pembuatan Pestisida Alami


FPE (Ekstrak Tanaman Rempah dan Obat)
Bahan-bahan:
a. Tanaman yang memiliki bau yang khas/ kuat, di antaranya:
- Bawang putih
- Bawang merah
- Jahe
- Kunyit
- Sereh
- Merica
- Sirih
- Cabe
- Daun cengkeh
- Daun sente/ talas
- Daun papaya
- Antawali/ brotowali
- dll
Semua bahan dipotong kecil-kecil
b. EM 4 : 250 cc
c. Molase : 250 cc
d. Air : 25 L

Cara pembuatan:
a. Semua bahan yang disiapkan dipotong-potong untuk memudahkan
mengeluarkan ekstraknya
b. Buat larutan dari EM 4, molase dan air Pembuatan Kompos dan Bokashi
c. Masukkan bahan a ke dalam ember yang sudah berisi larutan b untuk bisa
difermentasi
d. Tutup ember dan fermentasikan selama ± 5 hari. Aduk setiap hari.
e. Setelah 5 hari kemudian disaring dengan kain penyaring
f. Cairan tersebut merupakan cairan antioksidan (dipakai untuk menyaring
tanaman)

Aplikasi di lapangan:
- Tanaman hortikultura : 5 cc/L
- Tanaman perkebunan : 10 cc/L

Anda mungkin juga menyukai